USAHA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

USAHA PENINGKATAN
PROFESIONALISME GURU

Disampaikan Oleh:
Drs. Agus Suharjana, M.Pd.
HP: 08121553534







Profesi adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan dsb)
Profesionalisme diartikan sebagai
mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau
orang yang profesional.
Profesionalisme ditandai dengan

adanya standar atau jaminan mutu
seseorang dalam melakukan suatu
upaya profesional.



Profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. (UU RI No.14 th. 2005)



Etos kerja merupakan semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau
suatu kelompok.


Etos kerja seorang guru adalah selalu
membangun suasana ilmiah, memberikan
kesempatan kepada siswa belajar dari
berbagai sumber belajar dan membangun
makna baik melalui interaksi sosial maupun
personal serta menginternalisasi cara ilmu
pengetahuan diperoleh, substansi ilmu
pengetahuan, dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Kemampuan yang harus dimiliki agar
guru Professional :
1.
Mempunyai komitmen pada siswa dan proses
belajar.
2.
Menguasai secara mendalam mata pelajaran yang
diajarkan serta cara mengajarkannya kepada siswa.
3.

Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa
melalui berbagai teknik evaluasi
4.
Mampu berpikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya.
5.
Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.

Prinsip profesionalitas dari profesi guru :
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan
idealisme.
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan
dan ahlak mulia
3. Memiliki kualitas akademik dan latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan bidang tugas.

5. Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan
tugas keprofesionalan.

6.

7.

8.

9.

Memperoleh penghasilan yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerja.
Memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat.
Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
Memiliki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan

dengan tugas keprofesionalan guru.

Kompetensi Guru
Berbagai masalah yang berkaitan
dengan kondisi guru :
1. Adanya keberagaman kemampuan
guru dalam proses pembelajaran dan
penguasaan pengetahuan.
2. Belum adanya alat ukur yang akurat
untuk mengetahui kemampuan guru.
3. Pembinaan yang dilakukan belum
mencerminkan kebutuhan.
4. Kesejahteraan guru belum memadai.




1.

2.


Rendahnya kualitas pendidikan
antara lain:
Kemampuan siswa dalam menyerap
mata pelajaran yang diajarkan guru
kurang maksimal.
Kurang sempurnanya pembentukan
karakter yang tercermin dalam
sikap dan kecakapan hidup yang
dimiliki siswa.






Badan Akreditasi dan Sertifikasi
mengajar, sebagai upaya peningkatan
kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan secara nasional.

Pada Bab IV pasal 8 UURI No. 14 tahun
2005, menyebutkan bahwa:
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik dapat diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana atau
program Diploma IV.
KOMPETENSI diartikan sebagai pengetahuan
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.
Standar Kompetensi Guru adalah: suatu
ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan
perilaku perbuatan seseorang guru agar
berkelayakan untuk menduduki jabatan

fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi
dan jenjang pendidikan.

Kompetensi guru ada 4 kompetensi,yaitu:
1. Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik.
2. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan
kepribadian yang mantap, beraklak mulia, arif
dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik.
3. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan
penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam.
4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat seikitar.

Dittendik 2003 telah merumuskan 7

komponen kompetensi guru, yaitu:


1.
2.
3.
4.

Komponen Kompetensi Pengelolaan
Pembelajaran t.d.:
Penyusunan Rencana Pembelajaran.
Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
Penilaian prestasi belajar peserta didik.
Pelaksanaan tindak lanjut hasil
penilaian prestasi belajar peserta didik.

Komponen Kompetensi Pengembangan
Potensi terdiri atas:
5. Pengembangan profesi.
 Komponen Kompetensi Penguasaan

Akademik , terdiri atas:
6. Pemahaman wawasan kependidikan.
7. Penguasaan bahan kajian akademik.


Gambaran kompetensi dalam bentuk indikator,
sebagai berikut:
KOMPETENSI :
1. Penyusunan Rencana Pembelajaran.
INDIKATOR:
1.
Mampu mendeskripsikan tujuan pembelajaran.
2.
Mampu memilih/menentukan materi.
3.
Mampu mengorganisasi materi.
4.
Mampu menentukan metode/strategi pblj.
5.
Mampu menentukan media/alat peraga pblj.

6.
Mampu menyusun perangkat penilaian.
7.
Mampu menentukan teknik penilaian.
8.
Mampu mengalokasi waktu.


KOMPETENSI:
2. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar.
INDIKATOR:
1.
Mampu membuka pelajaran.
2.
Mampu menyajikan materi.
3.
Mampu menggunakan metode/strategi.
4.
Mampu menggunakan alat peraga/media.
5.
Mampu menggunakan bahasa yang komunikatif.
6.
Mampu memotivasi siswa.
7.
Mampu mengorganisasi kegiatan.
8.
Mampu berinteraksi dengan siswa.
9.
Mampu menyimpulkan pembelajaran.
10. Mampu memberikan umpan balik.
11. Mampu melaksanakan penilaian.
12. Mampu menggunakan waktu.

KOMPETENSI:
3. Penilaian prestasi belajar peserta didik.
INDIKATOR:
1.
Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran.
2.
Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda.
3.
Mampu memperbaiki soal yang tidak valid.
4.
Mampu memeriksa jawaban.
5.
Mampu mengklasifikasi hasil-hasil penilaian.
6.
Mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian.
7.
Mampu menyusun laporan hasil penilaian.
8.
Mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil
penilaian.
9.
Mampu menentukan korelasi antar soal berdasarkan hasil
penilaian.
10. Mampu mengidentivikasi tingkat variasi hasil penilaian.
11. Mampu menyampaikan dari hasil penilaian secara jelas dan
logis.

KOMPETENSI:
4. Pelaksanaan TL (tindak lanjut) hasil penilaian
prestasi belajar peserta didik.
INDIKATOR:
1.
Menyusun program TL hasil penilaian.
2.
Mengklasifikasikan kemampuan siswa.
3.
Mengidentifikasi kebutuhan TL hasil penilaian.
4.
Melaksanakan TL .
5.
Mengevaluasi hasil TL hasil penilaian.
6.
Menganalisis hasil evaluasi program TL hasil
penilaian

KOMPETENSI:
5. Pengembangan Profesi
INDIKATOR:
1.
Mengikuti informasi perkembangan IPTEK yang
mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah.
2.
Mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah.
3.
Mengembangkan berbagai model pembelajaran.
4.
Menulis makalah.
5.
Menulis/menyusun diktat pelajaran.
6.
Menulis buku pelajaran.
7.
Menulis modul pelajaran.

8. Menulis karya ilmiah populer.
9. Melakukan penelitian ilmiah (action
research).
10. Menentukan teknologi tepat guna.
11. Membuat alat peraga.
12. Menciptakan karya seni.
13. Mengikuti pelatihan terakreditasi.
14. Mengikuti pendidikan kualifikasi.
15. Mengikuti kegiatan pengembangan
kurukulum.

KOMPETENSI:
6. Pemahaman Wawasan Kependidikan
INDIKATOR:
1. Memahami visi dan misi pendidikan nasional.
2. Memahami hubungan pendidikan dan pengajaran.
3. Konsep pendidikan dasar dan menengah.
4. Memahami fungsi sekolah.
5. Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan
dalam hal proses dan hasil penilaian.
6. Membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan
pendidikan sekolah dan luar sekolah.

KOMPETENSI:
7. Penguasaan bahan kajian akademik.
INDIKATOR:
1. Memahami struktur pengetahuan.
2. Menguasai substansi materi.
3. Menguasai substansi khusus sesuai
dengan jenis pelayanan yang
dibutuhkan siswa.

PENUTUP

GURU MERUPAKAN KUNCI UTAMA KEBERHASILAN
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN.
PROFESIONALISME GURU DAPAT DITINGKATKAN
MELALUI:
1. PENDIDIKAN
2. PELATIHAN PEMBINAAN TEKNIS SECARA
BERKELANJUTAN.
3. PEMBENTUKAN WADAH PEMBINAAN
PROFESIONALISME GURU ( KKG dan MGMP)
SLMT BERJUANG.

TMKSH

PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN KTSP
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Berpusat pada potensi,perkembangan,
kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya.
Beragam dan terpadu
Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Menyeluruh dan berkesinambungan
Belajar sepanjang hayat
Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah.

ACUAN OPERASIONAL

PENYUSUNAN KTSP
1.
2.

3.
4.
5.

Peningkatan iman dan takwa serta
ahlak mulia
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan
minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan
peserta didik
Keragaman potensi dan karakter
daerah dan lingkungan
Tuntutan pembangunan daerah dan
nasional
Tuntutan dunia kerja

6.
7.
8.
9.

Perkembangan IPTEKS
Agama
Dinamika perkembangan global
Persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan
10.Kondisi sosial budaya masyarakat
setempat
11.Kesetaraan Jender
12.Karakteristik satuan pendidikan

KOMPONEN TSP

A. TUJUAN PENDIDIKAN TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN
B. STRUKTUR DAN MUATAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
C. KALENDER PENDIDIKAN

TUJUAN PENDIDIKAN
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Mengacu kepada tujuan umum pendidikan
berikut:
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar
kecerdasan,pengetahuan,kepribadian,ahlak
mulia,serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah
meningkatkan kecerdasan,pengetahuan,
kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

STRUKTUR DAN MUATAN

KTSP


Struktur KTSP pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah
tertuang dalam Standar Isi, yg
dikembangkan dari kelompok mata
pelajaran sbb.






Agama dan ahlak mulia
Kewarganegaraan dan kepribadian
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Estetika
Jasmani, olahraga dan kesehatan

Lanjutan …..


Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal
dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke
dalam isi kurikulum.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mata pelajaran
Muatan lokal
Kegiatan Pengembangan diri
Pengaturan beban belajar
Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan kelulusan
Pendidikan kecakapan Hidup
Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global

1. Mata Pelajaran, beserta alokasi waktu untuk

tiap-tiap tingkat satuan pendidikan tertera
pada struktur kurikulum yang tercantum dalam
Standar Isi
2. Muatan lokal




merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu
mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Isi
berarti bahwa dalam satu tahun, satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan
lokal.

3. Kegiatan Pengembangan Diri
– Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan
yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengeskpresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah.
– Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/
atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

– Kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan antara lain melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik
serta kegiatan kepramukaan,
kepemimpinan, dan kelompok ilmiah
remaja.
– Pengembangan diri BUKAN
merupakan mata pelajaran. Penilaian
kegiatan pengembangan diri dilakukan
secara kualitatif, tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran.

4. Pengaturan Beban Belajar
– Beban belajar dalam sistem paket
digunakan oleh tingkat satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/
SMPLB baik kategori standar
maupun mandiri,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori
standar
– Beban belajar dalam sistem kredit
semester (SKS) dapat digunakan
oleh SMP/MTs/SMPLB kategori
mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/
SMK/MAK kategori standar.

– Beban belajar dalam SKS digunakan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.
– Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
pada sistem paket dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dimungkinkan menambah MAKSIMUM
EMPAT JAM PEMBELAJARAN PER MINGGU SECARA
KESELURUHAN.
– Pemanfaatan jam PEMBELAJARAN TAMBAHAN
MEMPERTIMBANGKAN KEBUTUHAN PESERTA
DIDIK DALAM MENCAPAI KOMPETENSI,
DISAMPING DIMANFAATKAN UNTUK MATA
PELAJARAN LAIN YANG DIANGGAP PENTING DAN
TIDAK TERDAPAT DI DALAM STRUKTUR
KURIKULUM YANG TERCANTUM DI DALAM
STANDAR ISI.

– Alokasi waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SD/
MI/SDLB 0% - 40%,
SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran ybs. Pemanfaatan alokasi waktu
tsb mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi
– Alokasi waktu untuk praktik, dua jam
kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di
luar sekolah setara dengan satu jam tatap
muka.

– Alokasi waktu untuk tatap muka,
penugasan struktur, dan kegiatan mandiri
tdk terstruktur untuk SMT/MTs dan SMA/
MA/SMK/MAK yg menggunakan sistem
SKS mengikuti aturan sbb.
 Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas :
40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
 Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK
terdiri atas : 45 menit tatap muka, 25
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur.

5. Ketuntasan Belajar

– Ketuntasan belajar setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam satu kompetensi
dasar berkisar antara 0 – 100%.
– Kriterian ideal ketuntasan untuk masingmasing indikator 75%.
– Satuan pendidikan harus menentukan
kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangan kompleksitas SK dan
KD tingkat kemampuan ratarata peserta
didik serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran.
– Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar
secara terus menerus untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal

– Pelaporan hasil belajar (raport)
peserta didik diserahkan pada
satuan pendidikan dengan
memperhatikan ramburambu yang
disusun oleh direktorat teknis
terkait.
6. Kenaikan kelas, dan Kelulusan
– Kenaikan kelas dilaksanakan pada
setiap akhir tahun ajaran. Kriteria
kenaikan kelas diatur oleh masingmasing direktorat teknis terkait.



Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005
pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
– Menyelesaiakan seluruh program pembelajaran;
– Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan ahlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani,olahraga, dan
kesehatan;
– Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok
mata pelajaran IPTEK; dan
– Lulus Ujian Nasional.

7. Penjurusan
– Penjurusan dilakukan pada kelas XI
dan XII di SMA/MA.
– Kriteria penjurusan diatur oleh
direktorat teknis terkait.
– Penujuran pada SMK/MAK
didasarkan pada spektrum
pendidikan kejuruan yang diatur
oleh direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan

8.Pendidikan Kecakapan Hidup
a.Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/

SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK dpt
memasukan pendidikan kecakapan hidup,
yang mencakup kecakapan pribadi, sosial,
akademik dan/atau kecakapan vokasional.
b.Dapat merupakan bagian dari pendidikan
semua mata pelajaran
c. Dapat diperoleh dari peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan dan
atau dari satuan pendidikan formal lain
dan/atau nonformal yg sudah memperoleh
akreditasi.

9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Global
a.Kurikulum untuks semua satuan pendidikan dapat
memasukan pendidikan berbasis keunggulan lokal
dan global.
b.Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
dapat merupakan bagian dari semua mata
pelajaran.
c.Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat
diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
formal lain dan/atau nonformal yg sudah
memperoleh akreditasi.

10. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender
pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender
pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

PENGEMBANGAN SILABUS
A.

Pengertian Silabus
– Silabus adalah rencana pembelajaran
pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi dan kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
– Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.

B. Prinsip Pengembangan Silabus
1.
2.

3.

4.

ILMIAH,yaitu keseluruhan materi dan kegiatan
yg menjadi muatan dlm silabus harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
RELEVAN, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat
kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual
peserta didik.
SISTEMATIS , yaitu komponen-komponen
silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi. 4. KONSISTEN,
yaitu adanya hubungan yg konsisten (ajeg,taat
asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
KONSISTEN, yaitu adanya hubungan yg
konsisten (ajeg,taat asas) antara kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5. MEMADAI, yaitu cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penialian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.

6. AKTUAL DAN KONTEKSTUAL, yaitu cakupan

indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi .
7. FLEKSIBEL, yaitu keseluruhan komponen silabus
dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di
sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. MENYELURUH, yaitu komponen silabus mencakup
keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,afektif, dan
psikomotor)

c. Unit Waktu Silabus
1.Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan
seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk
mata pelajaran selama penyelenggaraan
pendidikan di tngkat satuan pendidikan.
2.Penyusunan dilabus memperhatikan alokasi
waktu yang disediakan per semester, per
tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain
yang sekelompok.
3.Implementasi pembelajaran per semester
menggunakan penggalan silabus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar untuk mata pelajaran dng alokasi waktu
yg tersedia pada struktur kurikulum. Khusus
untuk SMK/MAK menggunakan penggalan
silabus berdasarkan satuan kompetensi.

D. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan
oleh para guru secara mandiri atau
kelompok dalam sebuah
sekolah/madarsah atau beberapa sekolah/
madrasah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas
Pendidikan.




Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang
bersangkutan mampu mengenali karakteristik
peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan
lingkungannya.
Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal
belum dapat melaksanakan pengembangan silabus
secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru
mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh sekolah/madrasah tsb.









DI SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai
dengan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama.
Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS
terpadu disusun secara bersama oleh guru
terkait
Sekolah yang belum mampu mengembangkan
silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah/madrasah lain melalui forum
MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan
oleh sekolah/madrasah dalam lingkup
MGP/PKG setempat.
Dinas pendidikan setempat dapat menfasilitasi
penyusunan silabus dengan MEMBENTUK
SEBUAH TIM yang terdiri dari para guru
berpengalaman di bidangnya masing-masing.

E. LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN SILABUS
1. Mengkaji SK dan KD dlm Standar Isi
dengan memperhatikan :
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep
disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan
urutan yang ada di SI;
b. Keterkaitan antar SK dan KD dlm mata
pelajaran
c. Keterkaitan SK dan KD antarmata
pelajaran.

2. Mengidentifikasi Materi
Pokok/Pembelajaran, yg menunjang

SK dan KD dng mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik
b. Relevansi dengan karakteristik daerah
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik
e. Struktur keilmuan
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan
materi pembelajaran
g. Relevansi dng kebutuhan peserta didik
dan tuntutan lingkungan
h. Alokasi waktu.

3.Mengembangkan Kegiatan
Pembelajaran
– Kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui
interaksi antarpeserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar.
– Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat
pada peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu
dikuasai peserta didik.

– Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sbb.








Kegiatan pembelajaran disusun untuk
memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara profesional.
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus
sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran
Rumusan pernyataan dalam kegiatan
pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar peserta didik, yaitu
kegiatan peserta didik dan materi.

4.Merumuskan Indikator
Keberhasilan
– Indikator merupakan penanda pencapaian
kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
– Indikator dikembangkan sesuai dng
karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yg
terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator
digunakan sbg dasar untuk menyusun alat
penilaian.

5.Penentuan Jenis Penilaian
– Penilaian pencapaian kompetensi dasar
peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator.
– Penilaian dilakukan dengan menggunakan
tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian
hasil karya berupa projek atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
– Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara
sitematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan putusan.



Hal-hal yg harus diperhatikan dalam
penilaian:

– Penialain diarahkan untuk mengukur
pencapaian kompetensi
– Penilaian menggunakan acuan kriteria
– Sistem yang direncanakan adalah sistem
penilaian yang berkelanjutan.Artinya
semua indikator ditagih, kemudian
hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan
yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan peserta didik.
– Hasil penilaian dianalisis untuk
menentukan tindak lanjut
– Sistem penilaian harus disesuaikan dengan
pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran.

6.Menentukan Alokasi Waktu
– Penentuan alokasi waktu pada setiap
KD didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata
pelajaran perminggu dengan
mempertimbangkan jumlah KD,
keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.
– Alokasi waktu yang dicantumkan
dalam silabus merupakan perkiraan
waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk menguasai kompetensi
dasar.

7.Menentukan Sumber Belajar
– Sumber belajar adalah rujukan, objek
dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran yang berupa
media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.
– Penentuan sumber belajar didasarkan
pada SK dan KD serta materi pokok,
kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

G.Pengembangan Silabus
Berkelanjutan
– Dalam imlementasinya, silabus
dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan,
dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh
tiap-tiap guru.
– Silabus harus dikaji dan
dikembangkan secara berkelanjutan
dengan memperhatikan masukan hasil
evaluasi hasil belajar, evaluasi proses
(pelaksanaan pembelajaran), dan
evaluasi rencana pembelajaran.

PELAKSANAAN
PENYUSUNAN KTSP
A. Analisis Konteks
1.

2.

3.

Analisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada
di sekolah, peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan
program-program yg ada di sekolah.
Analisis peluang dan tantangan yang ada di
masyarakat dan lingkungan sekitar, komite sekolah/
madrasah, dewan pendidikan, dinas pendidikan,
asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja,
sumber daya alam dan sosial budaya.
Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan sbg acuan dlm penyusunan
KTSP

B. Mekanisme Penyusunan
1. Tim Penyusun
Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai dng
relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor
Departemen Agama kabupaten/Kota untuk
pendidikan dasar dan Propinsi untuk
pendidikan menengah.
Tim penyusun KTSP SD,SMP,SMA dan SMK
terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah,
komite sekolah, dan nara sumber, dengan
kepala sekolah sebagai ketua merangkap
anggota, dan disupervisi oleh dinas
kabupaten/kota dan propinsi yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan.

Lanjutan ….
Tim penyusun KTSP MI,MTs,MA dan MAK
terdiri atas guru,konselor, kepala madrasah,
komite madrasah, dan nara sumber dng
kepala madrasah sebagai ketua merangkap
anggota, dan disupervisi oleh departemen yg
menangani urusan pemerintahan di bidang
agama.
Tim penyusun KTSP pendidikan khusus
(SDLB,SMPLB,dan SMSLB) terdiri atas guru,
konselor, kepala sekolah, komite sekolah,
dan nara sumber dng kepala sekolah sbg
ketua merangkap anggota, dan disupervisi
oleh dinas provinsi yg bertanggung jawab di
bidang pendidikan.

2. Kegiatan
Penyusunan KTSP merupakan
bagian dari kegiatan perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini dpt
berbentuk rapat kerja dan/atau
lokakarya sekolah/madrasah
dan/atau kelompok
sekolah/madrasah yg
diselenggarakan dlm jangka waktu
sebelum tahun pelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan KTSP
secara garis besar meliputi:
penyiapan dan penyusunan draf,
reviu dan revisi, serta finalisasi.
Langkah yg lebih rinci dari masingmasing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh tim penyusun.

3. Pemberlakuan
Dokumen KTSP SD,SMP,SMA dan SMK dinyatakan
berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite
sekolah dan dinas kabupaten/kota yg bertanggungjawab
di bidang pendidikan.
Dokumen KTSP MI,MTs,MA, dan MAK dinyatakan berlaku
oleh kepala madrasah serta diketahui oleh komite
madrasah dan oleh departemen yg menangani urusan
pemerintahan di bidang agama
Dokumen KTSP SDLB,SMPLB, dan SMALB dinyatakan
berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite
sekolah dan dinas provinsi yang bertanggungjawab di
bidang pendidikan.