GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 KEJURUAN MUDA TAHUN 2015
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2
KEJURUAN MUDA TAHUN 2015
1
2 Ummu Aiman , Alfia Novita Ningsih
1 Dosen Program Studi Kebidanan
2 Alumni Program Studi Kebidanan
STIKes Bina Nusantara
ABSTRAK
Sindrom Pra Menstruasi yaitu merupakan keluhan-keluhan yang terdiri atas gangguan emosional perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada payudara yang biasanya dimulai satu minggu sampai beberapa hari sampai datangnya haid. Keluhan-keluhan. Di Indonesia dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi, yang terdiri dari 60-75 % mengalami PMS sedang dan berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Sindrom Pre Menstruasi Di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015. Penelitian ini bersifat Deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015 yaitu sebanyak 53 orang dengan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak. Dari hasil penelitian ini
diperoleh tentang pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom pra menstruasi didapati 24 responden (45,3%) yang berpengetahuan kurang tentang sindrom pra menstruasi dan masih ada sebanyak 31 responden (58,5%) yang memiliki sikap negatif tentang sindrom pra menstruasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan antara pengetahuan dan sikap dengan sindrom pra menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015. Diperlukan upaya penyuluhan untuk dapat meningkatkan upaya promosi kesehatan berkaitan khususnya dalam program kesehatan reproduksi. mpengaruhi pengetahuan WUS
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Remaja Putri, Sindrom Pramenstruasi
A. PENDAHULUAN
Gangguan menstruasi bisa dikatakan sebagai gangguan yang dialami oleh wanita yang akan mengalami menstruasi. Gangguan tersebut dapat berupa pengurangan energi, mudah marah, nyeri dan regang payudara, napsu makan meningkat, banyak bertumbuhan jerawat serta perut kembung (Arisman, 2009). Dari penelitian di Asia Pasifik, di ketahui bahwa di Jepang Pre Menstrual Syndrom (PMS) dialami oleh 34 % populasi perempuan dewasa. Di Hongkong PMS dialami oleh 17 % populasi perempuan dewasa. Di Pakistan PMS dialami oleh 13 % populasi perempuan dewasa. Di Australia dialami oleh 44 % perempuan (Elvira, 2010). Sementara di Indonesia angka prevalensi ini dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi, yang terdiri dari 60-75 % mengalami PMS sedang dan berat. Sedangkan menurut Harunriyanto (2008) bahwa di Surabaya terdapat 1,07 %-1,31 % wanita dari jumlah penderita PMS datang kebagian kebidanan (Info sehat.com, 2012). Gejala PMS ini bisa lebih parah, dan disebut sebagai disforia pra menstruasi (PMDD), jika sudah mengganggu hubungan sosial dengan lingkungan, baik lingkungan pekerjaan maupun keluarga. Berbagai gejala ini biasanya muncul tujuh atau sepuluh hari sebelum menstruasi, dan hilang beberapa hari setelah pendarahan menstruasi dimulai (Proverawati, 2009). Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode yang rentan terhadap terjadinya gangguan. 75 % wanita pada tahap remaja akhir mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. Menstruasi yang tertunda, tidak teratur, nyeri, dan perdarahan yang banyak pada waktu menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja wanita menemui dr. Cakir M et al. Yang dalam penelitiannya menemukan bahwa sindrom pramenstruasi didapatkan pada 40% wanita, dengan gejala berat pada 2-10% penderita (Depkes RI, 2009). Pengetahuan akan membuat seseorang mampu mengambil keputusan. Jadi pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu sehingga seseorang mampu menyikapi dengan tepat gangguan yang terjadi pada dirinya, terutama gangguan yang terjadi pada kesehatan reproduksinya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasarkan oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Gangguan menstruasi memerlukan evaluasi yang seksama karena gangguan menstruasi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Pada sebuah studi yang dilakukan terhadap mahasiswa didapatkan data bahwa sindrom pra menstruasi (67%) dan dismenorea (33%) merupakan keluhan yang dirasakan paling mengganggu. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain waktu istirahat yang memanjang (54%) dan menurunnya kemampuan belajar (50%) (Sianipar dkk, 2009). Masalah tentang kesehatan reproduksi remaja puteri juga ditemukan di sekolah SMA Negeri I Sei Rampah yaitu tentang sindrom pra haid, dimana siswa yang mengalami gejala-gejala ini sangat mengganggu bila berusaha untuk berprestasi di sekolah atau menghadapi keadaan secara objektif. Dengan desain ujian. Ada sekitar 60% remaja putri yang cross sectional (silang) dimana variabel mengalaminya sindrom pra haid. Sindrom independen dan dependent dikumpulkan pra haid yang timbul seperti rasa lemas, secara bersamaan. Metode ini digunakan perut nyeri/kram dan kembung, nyeri pada untuk memecahkan atau menjawab payudara, susah tidur, nafsu makan permasalahan yang sedang dihadapi pada berkurang, sulit berkonsentrasi, sehingga situasi sekarang (Notoadmodjo, 2010). diantara mereka itu tidak dapat mengikuti
2. Populasi dan Sampel pelajaran di sekolah (Anonim, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang Populasi adalah keseluruhan yang menjadi dilakukan pada tanggal 16 Maret 2013 di objek dalam penelitian. Yaitu seluruh
SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun remaja putri di SMA Negeri 2 Kejuruan 2015. Dari 295 siswi, penulis berhasil Muda Tahun 2015. mendapatkan informasi melalui pembagian
a. Kriteria Inklusi adalah kriteria atau kuesioner terhadap 10 orang siswi tentang ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh sindrom pra menstruasi, dengan hasil 3 setiap anggota populasi yang dapat siswi (30%) berpengetahuan baik, 3 siswi diambil sebagai sampel. Yaitu siswi
(30%) berpengetahuan cukup dan 4 siswi kelas XI yang telah mempelajari (40%) berpengetahuan kurang tentang tentang sistem reproduksi dan gangguan menstruasi. Studi pendahuluan menstruasi secara detail serta memiliki yang dilakukan pada 10 orang siswi ada 6 waktu yang cukup untuk dilakukan orang siswi yang mengalami sindrom pra penelitian. haid. Sindrom pra haid yang timbul seperti
b. Kriteria Eksklusi adalah ciri-ciri nyeri/kram perut, regang pada payudara, anggota populasi yang tidak dapat timbul jerewat dan emosi yang labil. diambil sebagai sampel. Yaitu siswi
Adapun alasan pengambilan tempat di kelas X, karena di kelas X belum ada SMA Negeri 2 Kejuruan Muda adalah pelajaran mengenai sistem reproduksi dikarenakan siswi SMA Negeri 2 Kejuruan dan siswi kelas XII, yang sedang Muda ada 40% yang tidak mengerti mengikuti ujian nasional dan ujian tentang pengertian dan cara penanganan akhir sekolah. Sindrom Pra Menstruasi yang sebenarnya. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut,
Sampel merupakan sebahagian dari penulis tertarik untuk melakukan populasi. Teknik pengambilan sampel penelitian dengan judul “Gambaran dalam penelitian ini adalah teknik Random
Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri
Sampling yaitu cara pengambilan sampel
Tentang Sindrom Pra Menstruasi di SMA secara acak dan setiap anggota populasi Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015” mempunyai kesempatan yang sama untuk
B. METODE PENELITIAN diambil sebagai sampel. Pengambilan
1. Desain Penelitian sampel dalam penelitian ini didapat
Penelitian ini bersifat Deskriptif kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut: (pendekatan waktu) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
= 1 + ( ) membuat gambaran atau diskripsi suatu Keterangan : S : Jumlah sampel total : besarnya jumlah sampel Maka rumus jumlah sampel secara proporsional sebagai berikut:
: jumlah populasi 1 : konstanta tetap
x jumlah sampel n =
: presisi (derajat ketepatan) = Jumlah sampel yang diambil tiap kelas
= 1 + ( ) Setelah itu dibuat daftar list dari nomor 1
109 = sampai 109
1 + 109(0,1 ) 109
Penentuan sampel dengan cara mencabut = 1 + 109(0,01) undian/lotre, dilakukan seterusnya sampai
109 sejumlah sampel yang diinginkan yaitu 53 = 1 + 1,09 responden. 109
= 2,09
C. HASIL PENELITIAN DAN
= 52,15
PEMBAHASAN
= 53 Sehingga sampel yang diangkat sebanyak
1. Hasil Penelitian
53 orang Hasil penelitian pengetahuan dan
Teknik pengambilan sampel dalam sikap remaja putri tentang sindrom pra penelitian ini didapat dengan menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan menggunakan rumus Proportional
Muda tahun 2015 yang dilaksanakan pada
Random Sampling dimana jumlah sampel
tanggal 10 Juni 2015 dengan jumlah tiap-tiap kelas di SMA Negeri 2 Kejuruan sampel yang didapat sebagai responden Muda Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel. yang memenuhi kriteria penelitian adalah
Adapun teknik pengambilan sebanyak 53 responden, diperoleh data sampel yang dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut: pengambilan sampel pada setiap strata
1. Remaja Puteri Yang Mengalami
(kelas) secara proporsional agar setiap Sindrom Pra Menstruasi orang memiliki peluang yang sama
Tabel.1
(proportional stratified random sampling)
Distribusi Frekuensi Remaja Putri
yaitu dengan cara :
Yang Mengalami Sindrom Pra
1. Sampel yang diambil berdasarkan
Menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan
hasil perhitungan dengan
Muda Tahun 2015 Remaja
menggunakan rumus :
Puteri Yang x
Persentase No Mengalami Frekuensi n = x S
(%)
Dimana,
N Sindrom
n : Jumlah sampel
Pra Menstruasi
proporsional
1 Ya 30 56,6 %
x : Jumlah populasi
2 Tidak 23 43,4 %
proporsional
Jumlah
53 100 % N : Jumlah populasi total
2. Pengetahuan Remaja Putri mayoritas terdapat 31 responden (58,5%)
Tabel.2 yang memiliki sikap negatif tentang Distribusi Frekuensi sindrom pra menstruasi. PengetahuanRemaja Putri Tentang Sindrom Pra Menstruasi di SMA Negeri4. Pengetahuan Remaja Putri Terhadap
2 Kejuruan Muda Tahun 2015 Sindrom Pra Menstruasi Pengetahuan remaja putri
Tabel. 4
Persentase
tentang Frekuensi
No Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Sindrom Pra (%) Remaja Putri Terhadap Sindrom Pra Menstruasi Menstruasi Di SMA Negeri 2 Kejuruan
1. Baik 13 24,5 Muda Tahun 2015
2. Cukup
16
30,2 Sindrom Pra
Menstruasi Jumlah N Pengeta
3. Kurang
24
45,3
o huan Ya Tidak
53 Jumlah 100
F % F % F %
1 Baik 7 53,8 6 46,2 13 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
2 Cukup 13 81,2 3 18,8 16 100
bahwa dari 53 responden, yang mayoritas
3 Kurang 10 41,7 14 58,3 24 100
terdapat 24 responden (45,3%) berpengetahuan kurang tentang sindrom
Jumlah
30
23 53 100 pra menstruasi.
3. Sikap Remaja Putri
Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat
Tabel. 3
bahwa dari 53 responden, didapatkan
Distribusi Frekuensi Sikap Remaja
remaja puteri yang tidak mengalami
Putri Tentang Sindrom Pra Menstruasi
sindrom pra menstruasi dan memiliki
di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 14
Tahun 2015 responden (58,3%). Sikap
5. Sikap Remaja Putri Terhadap remaja Sindrom Pra Menstruasi putri Persentase Tabel. 5 No Frekuensi tentang Distribusi Frekuensi Sikap Remaja (%) Putri Terhadap Sindrom Pra Sindrom Menstruasi Di SMA Negeri Kejuruan Pra Muda Tahun 2015 Menstruasi
Sindrom Pra
1. Positif 22 41,5
Jumlah Menstruasi No Sikap Ya Tidak
2. Negatif 31 58,5 F % F % F %
Jumlah
53 100
1 Positif 12 52,4 10 47,6 22 100
2 Negatif 18 59,4 13 40,6 32 100 Jumlah
30
23 53 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, yang
Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa dari 53 responden, didapatkan remaja puteri yang mengalami sindrom pra menstruasi dan memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 19 responden (59,4%).
2. Pembahasan
1. Sindrom Pra Menstruasi Di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015 berdasarkan Pengetahuan
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom pra menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015 yang telah dilakukan pada tanggal 10 Juni 2015 dengan jumlah responden 53 orang, maka dapat dibahas hasilnya sebagai berikut: Pada tabel. 4 diatas dari 53 responden, mayoritas yang berpengetahuan kurang tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 24 (45,3%) responden dengan 14 (58,3%) responden yang tidak mengalami sindrom pra menstruasi yang memiliki pengetahuan kurang dan minoritas yang berpengetahuan cukup dan tidak mengalami sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 3 (18,8%) responden.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan secara persentase yang menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan remaja putri tentang sindrom pra menstruasi. Dimana semakin tinggi pengetahuan maka akan semakin baik pula pemahaman remaja putri dalam menghadapi sindrom pra menstruasi. Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang sindrom pra menstruasi disebabkan karena kurangnya informasi yang didapatkan remaja putri serta kurangnya tenaga kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja.
Sindrom Pra Menstruasi yaitu merupakan keluhan-keluhan yang biasanya dimulai satu minggu sampai beberapa hari sampai datangnya haid, walaupun kadang- kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Keeluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa rasa malas, gelisah, sulit tidur nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada payudara (Prasetyaningtyas, 2007).
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengam sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Ayu Mustika (2012) tingkat pengetahuan mahasiswi yang berpengetahuan baik 9 mahasiswi (19,57%), berpengetahuan cukup 28 mahasiswi (60,86 %). Dan yang berpengetahuan kurang yaitu 9 mahasiswi (19,57%). Dari data diatas tingkat pengetahuan mahasiswi kebidanan tingkat
II tentang gangguan menstruasi terbanyak yaitu pada kategori cukup yaitu sebesar 28 mahasiswi (60,86%).
Asumsi penelitian mengatakan pengetahuan responden yang masih kurang bisa saja karena jarang menerapkan pengetahuan yang mereka miliki khususnya tentang sindrom pra menstruasi ini. Pada dasarnya suatu pengetahuan menjadi sempurna dan akan selalu teringat apabila dipahami. Selain itu sumber informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin banyak dan lengkap informasi yang diperoleh, maka akan semakin baik pula pengetahuannya.
2. Sindrom Pra Menstruasi Di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015 berdasarkan Sikap
Pada tabel.5 diatas dari
53 responden, mayoritas yang memiliki sikap negatif tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 31 (58,5%) responden dengan 10 (47,6%) responden yang memiliki sikap positif dan mengalami sindrom pra menstruasi dan minoritas yang memiliki sikap positif tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 22 (41,5%) responden.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan secara persentase yang menunjukkan bahwa remaja putri lebih banyak bersifat negatif terhadap sindrom pra menstruasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan serta tidak adanya keinginan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakukan secara positif, sehingga remaja putri lebih cenderung memiliki sikap yang negatif.
Azwar (2012) sikap adalah Sikap adalah suatu pola prilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, yang merupakan respon terhadap stimulasi sosial yang telah terkoordinasi. Sikap dapat juga didefenisikan sebagai aspek atau penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek (Azwar, 2012).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sondang Sidabutar (2012) dari 67 responden terdapat
28 (41,8%) responden yang memiliki sikap positif dan sebesar 39 (58,2%) responden yang memiliki sikap negatif. Jadi mayoritas yang memiliki sikap negatif yaitu sebesar 24 (52,2%) responden.
Menurut asumsi peneliti menunjukkan sikap dapat memengaruhi remaja putri tentang sindrom pra menstruasi, dikarenakan remaja putri kebanyakan memiliki sikap negatif. Pada dasarnya sikap mempengaruhi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, semakin positif sikap remaja putri maka akan semakin baik dalam menyikapi sindrom pra menstruasi.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom pra menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015, maka daat disimpulkan sebagai berikut: Dari 53 responden, mayoritas yang berpengetahuan kurang tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 24 (45,3%) responden dengan 14 (58,3%) responden yang tidak mengalami sindrom pra menstruasi yang memiliki pengetahuan kurang. Dari 53 responden, mayoritas responden yang memiliki sikap negatif tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebanyak 31 (58,5%) dengan 10 (47,6%) responden yang memiliki sikap positif dan mengalami sindrom pra menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org/ .
(Dikutip pada tanggal 18 Maret 2015). Anonim. 2012. Maulana.2009. Ilmu Penelitian dan http://www.bluishy.blogspot.com Pengetahuan. Yogyakarta: Fitramaya (Dikutip pada tanggal 18 Maret
Musa, Arisman. 2008. Gizi Dalam daur 2015).
Kehidupan . Penerbit Buku
Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Kedokteran Palembang EGC Jakarta: PT Rineka Cipta
Nashruna, Ifana, dkk. 2012. Hubungan Azwar. 2012. Pendidikan dan Perilaku Aktivitas Olahraga Dan Obesitas
Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Dengan Sindrom Pra Menstruasi .
Surakarta: Gaster
(
Brunner dan Suddarth, 2008. Dikutip pada Notoatmodjo, 2007. Metodologi Penelitian tanggal 23 Maret 2015).
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Depkes RI. 2009. Majalah Kedokteran Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Kesehatan Indonesia. http://www.depkesRI.go.id/ Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: reproduktif, health/ Indonesia Rineka Cipta Magazine physician.html (Dikutip
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan pada tanggal 11 Maret 2015).
Metodologi Penelitian Ilmu
Elvira dan Sylvia, D., 2010. Sindrom Pra- Keperawatan., Jakarta: Salemba Medika
Menstruasi Normalkah? . Jakarta :
FKUI Prasetyaningtyas, Deasylawati. 2007.
Tetap Happy Saat Menstruasi .
Humam, 2003. http://satriodamarpanuluh.blogspot. Surakarta: Indiva Media Kreasi: com/2011/06/faktor-faktor-yang-
Proverawati, Atikah. 2009. Menarche . mempengaruhi.html (Dikutip pada Yogyakarta: Nuha Medika. tanggal 22 april 2015).
Saydam, Syafni. 2012. Waspadai Penyakit Info Sehat.com.
. Jawa Barat.: Pustaka
Reproduksi
http://informasisehatwanita.html Reka Cipta
2012. (Dikutip pada tanggal 25 Maret 2015).
Sherwen, dkk. 2012. http://klipingut.wordpress.com
Manan, El. 2011. Miss V . Yogyakarta: (Dikutip pada tanggal 16 Maret
Buku Biru 2015). Machfoedz, Irham. 2009. Metodelogi
Sianipar, Olaf, dkk. 2009. Artikel
Penelitian Bidang Kesehatan
Penelitian. http://www.google.com/
Keperawatan, Kebidanan,
(Dikutip pada tanggal 22 Maret
Kedokteran Disertai Contoh 2015). Thesis, Skripsi, KTI . Jakarta: Fitramaya.
Suparman dan Ivan. 2011. http://www.tabloid-wanita- indonesia.com/ (Dikutip pada tanggal 18 Maret 2015). Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya Yahya, Najibah. 2010. Kesehatan
Reproduksi Pra Nikah . Jakarta:
Tiga Kelana