PENGARUH KEGAGALAN PENGENDALIAN BIAYA TERHADAP KEGIATAN PROYEK

PENGARUH KEGAGALAN PENGENDALIAN BIAYA TERHADAP KEGIATAN
PROYEK
1

Ebby Hermawan
Hetty Fadriyani
3
Dudung Abdullah
Program Studi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung,
Jl.Soekarno-Hatta 597, Telp.(022) 7301738, 70791003 Fax.(022) 73048854
2

Abstract
Abstract Cost is one of the important components in the work activities of the provision
of materials, equipment, labor and all project needs which are elements of financial
statements that must be considered by the management company. Expenditures
related to construction include costs during the initial design phase and costs during
the implementation of the project. The cost control system seeks to provide information
on the appropriate and accurate cost to the management. The purpose of the study to
determine and analyze the failure of cost control, what are the weaknesses contained
in the cost management. The objective of the study was to assess the cost deviation of

the project activity and to look for other elements / factors that contribute to the cost
deviation. With the existence of cost control system in construction project,
management can get many advantages as follows; Describe immediate attention to
project activities that are unsuitable and uneconomical for its contractors; Provide
feedback to estimators in determining future project costs; Provide important data and
information on the differences / deviations that occur during the project. And an
effective cost control system becomes one of the important factors that need to be
applied to maximize profit.
Keywords: Failure of Cost Control; cost aberrations; cost control system.
Abstrak
Biaya merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pekerjaan kegiatan penyediaan
bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan semua kebutuhan proyek yang merupakan unsur
laporan keuangan yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Pengeluaranpengeluaran yang berkaitan dengan konstruksi antara lain biaya selama tahapan desain awal dan
biaya selama implementasi proyek tersebut. Sistem pengendalian biaya berupaya untuk
memberikan informasi mengenai biaya yang tepat dan akurat kepada pihak manajemen. Maksud
Penelitian untuk mengetahui dan menganalisa kegagalan pengendalian biaya, apa saja
kelemahan–kelemahan yang terdapat dalam pengelolaan biaya tersebut. Tujuan penelitian
adalah untuk mengkaji penyimpangan biaya pada kegiatan proyek dan mencari unsur/faktor
lainnya yang turut andil terhadap penyimpangan biaya tersebut. Dengan adanya sistem
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819


77

pengendalian biaya pada proyek konstruksi, manajemen dapat memperoleh banyak keuntungan
sebagai berikut; Menggambarkan hal-hal yang perlu diperhatikan dengan segera atas aktivitas
proyek yang tidak sesuai dan tidak ekonomis bagi para kontraktornya; Menyediakan umpan
balik bagi para estimator dalam menentukan biaya proyek di masa yang akan datang;
Menyediakan data dan informasi penting mengenai perbedaan/penyimpangan yang terjadi
selama proyek berjalan. Dan sistem pengendalian biaya yang efektif menjadi salah satu faktor
penting yang perlu diterapkan untuk memaksimumkan profit.
Kata Kunci: Kegagalan Pengendalian Biaya; penyimpangan biaya; sistim pengendalian biaya.

PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan bidang
konstruksi dituntut untuk memperhatikan
kualitas dan ketepatan untuk penyelesaian
suatu proyek. Kegiatan proyek merupakan
suatu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber
daya tertentu. Untuk itu dalam pelaksanaan

pekerjaan konstruksi diperlukan suatu
pengambilan keputusan yang tepat untuk
menentukan sasaran yang akan dicapai sesuai
dengan standar yang telah ditentukan, dalam
pemantauan penulis di lapangan pekerjaan
tidak
berjalan
sesuai
jadwal
dan
keterlambatan pekerjaan ditemukan sejak
bulan kedua, ketiga sampai kelima, pada
bulan kelima inilah perhitungan nilai hasil
(Earned Value) mulai dilakukan dan
masalahyang menjadi latar belakang makalah
ini mulai terungkap sebagaimana yang
diuraikan pada halaman selanjutnya.
Pada dasarnya dalam setiap proses
pelaksanaan proyek, berhasil atau tidaknya
proyek tersebut selalu berpatokan pada halhal berikut:

1. Biaya (Cost), perencana yang baik adalah
perencana dimana dalam mengestimasi biaya
proyek menghitung sampai sedetail-detailnya,
sehingga yang terkecil sekalipun;
2. Waktu (Time). waktu selalu berhubungan
dengan biaya, apabila pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang
direncanakan akan memberikan keuntungan
bagi pelaksanaan, namun apabila melebihi

dari waktu yang direncanakan maka akan
menambah biaya pekerjaan;
3. Mutu (Quality), mutu pekerjaan konstruksi
harus sesuai dengan yang diisyaratkan dalam
spesifikasi teknik;
4. Keselamatan (Safety), unsur ini sangat
penting karena menyangkut jiwa seseorang.
Untuk itu setiap pekerjaan harus dilengkapai
alat-alat pengaman yang disesuaikan dengan
tugas

masing-masing.
Selanjutnya
pengendalian biaya dilakukan sebagai upaya
untuk:
a. Menghindari ketidak efisienan pelaksanaan
proyek;
b. Mencegah faktor-faktor yang menghambat
pencapain tujuan dalam proyek.
Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan
atau
tindakan
yang
tepat
untuk
mengendalikan masalah yang dihadapi
sehingga mampu menunjukkan hasil kegiatan
antara lain dengan menggunakan metode
konsep nilai hasil. Dengan konsep nilai hasil,
kemajuan dari suatu proyek dapat diukur
dengan membandingkan rencana kerja yang

telah disusun sejak awal proyek dengan
realisasi pelaksanaan proyek.
Selain itu, metode konsep nilai hasil dapat
dikembangkan untuk memperkirakan atau
memprediksi kondisi proyek apakah proyek
dapat diselesaikan dengan sisa dana yang
ada?, berapa besar perkiraan biaya untuk
menyelesaikan proyek?, dan berapa besar
nilai kerugian dan keterlambatan pada akhir
proyek, bila kondisinya masih seperti saat
pelaporan dibuat. Yang menjadi pokok

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

78

bahasan dalam penulisan ini adalah
mengevaluasi biaya dan waktu pada proyek
pembangunan
TPA

Legok
nangka,
menggunakan metode konsep nilai hasil yang
merupakan suatu metode pengendalian yang
efektif yang dapat dipakai untuk mengkaji
terjadinya penyimpangan waktu dan biaya,
sehingga dapat memperkirakan besarnya
biaya dan jadwal pelaksanaan sampai akhir
proyek yang telah direncanakan sesuai
kontrak, dengan mengacu pada indikatorindikator budget of work schedule (BCWS),
budget cost of work performed (BCWP), serta
actual cost of work performed (ACWP).
KEPUSTAKAAN
Seperti telah diketahui bahwa, dalam suatu
dokumen kontrak/Surat perjanjian telah
ditetapkan waktu pelaksanaan suatu proyek
konstruksi yang sangat berpengaruh terhadap
nilai pembayaran suatu proyek. Penetapan
jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek
sangat terkait dengan nilai biaya proyek itu

sendiri. Bila biaya tidak terkendali
sebagaimana mestinya, maka pemilik akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
proyek.
Karena
pengendalian
waktu
pelaksanaan konstruksi umumnya bersamaan
dengan pengendalian biaya. Secara konsepsi,
sebelum kegiatan/pekerjaan dilaksanakan,
maka terlebih dahulu dilakukan perencanaan.
Tujuan dari perencanan adalah melakukan
usaha
untuk
memenuhi
persyaratan
spesifikasi proyek yang ditentukan dalam
batasan biaya, mutu dan waktu ditambah
dengan terjaminnya faktor keselamatan.
Dalam

mengerjakan
sebuah
proyek
dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang
hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa
tujuan akhir proyek dapat tercapai sesuai
dengan waktu, lingkup dan dana yang telah
ditetapkan di awal kegiatan proyek. Untuk itu
manajer proyek harus dapat memastikan
bahwa
seluruh
sumber
daya
yang
dialokasikan dalam proyek digunakan dengan
cara yang paling efisien, berarti perencanaan

proyek harus dilakukan secara professional
berdasarkan pada siklus perencanaan proyek.
PENGENDALIAN BIAYA

Pengendalian
biaya
bertujuan
untuk
menjamin bahwa biaya akhir kegiatan/proyek
tidak akan melebihi anggaran yang telah
direncanakan. Dari sisi pemilik/pengguna jasa
(khususnya pemerintah),pengendalian biaya
dilakukan terhadap dana DIPA/DPA, maupun
terhadap kontrak.
Pengendalian biaya dilakukan terhadap :
a.Tingkat penyerapan dana;
b.Terhadap Pagu Anggaran;
c.Terhadap Kontrak Pekerjaan.
Pengendalian waktu/jadwal dan biaya
termasuk dalam divisi manajemen proyek
yang mencakup pemantauan atau monitoring
terhadap kemajuan pekerjaan (progress),
reduksi biaya, optimasi, model dan analisis.
Pengendalian terhadap Mutu fisik konstruksi

dilakukan secara terpisah oleh pengawas
teknik melalui gambar-gambar rencana dan
spesifikasi teknis. Proses pengendalian biaya
berlangsung selama proyek berjalan, hal
tersebut diperlukan untuk menjaga kesesuaian
antara perencanaan dan pelaksanaan. Dari
seluruh kegiatan proyek hanya 20% saja
yang merupakan kegiatan manajemen
perencanaan proyek, sisanya adalah kegiatan
pengendalian karena perencanaan sebagian
besar
dilakukan
sebelum
proyek
dilaksanakan, sehingga pada waktu proyek
dimulai manajemen didominasi kegiatan
pengendalian (WULFRAM I. ERVIANTO 2004).
Informasi yang dibutuhkan kontraktor agar
pengendalian tersebut dapat mencapai sasaran
yang efisien dan efektif adalah:
1. Biaya proyek yang digunakan harus sesuai
dengan hasil bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan;
2. Memperkirakan biaya yang akan datang
sesuai rencana atau melebihi rencana;

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

79

3. Yang perlu diperhatikan tentang biaya
adalah
hubungannya
dengan
waktu
pelaksanaan.
Pada
umumnya
dalam
percepatan pekerjaan terhadap penyediaan
bahan akan mengurangi biaya pelaksanaan.
Teknik pengendalian yang lebih rinci adalah
dengan
melaksanakan
langkah-langkah
sebagai berikut:
a.Menetapkan target atau standar waktu untuk
suatu bagian pekerjaan yang harus
diselesaikan dengan kontrol tertentu;
b.Apabila suatu bagian lengkap pekerjaan
yang ditargetkan telah dilaksanakan,
dibandingkan prestasi aktualnya dengan
target;
c.Berikan penilaian, lakukan evakuasi dan
tetapkan pengaruh prestasi yang sekarang
terhadap prospek penghasilan dimasa
mendatang;
d.Jika diperlukan, rencanakan ulang sehingga
target semula dapat dicapai atau dapat
mendekati;
e.Mintakan tindak lanjut yang sesuai dari para
penanggung jawab langsung atas berbagai
kegiatan yang dimaksudkan.
Untuk lebih jelas tentang bagaimana konsep
nilai hasil dalam menganalisis kinerja dan
membuat prakiraan pencapaian sasaran ada 3
indikator yang digunakan:
a. Analisa Biaya Anggaran Realisasi Pekerjaan
ACWP (Actual Cost of Work Performed)
Adalah jumlah biaya yang sesungguhnya
terpakai untuk pekerjaan yang telah
terlaksana dalam kurun waktu tertentu atau
jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang telah
terlaksana. Biaya diperoleh dari data-data
akuntansi atau keuangan proyek pada tanggal
pelaporan yaitu catatan segala pengeluaran
biaya aktual dari paket atau kode akuntansi
termaksud perhitungan overhead dan lainlain. Jadi ACWP merupakan jumlah aktual
dari pengeluaran atau dana yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun

waktu tertentu. Atau bisa juga dikatakan
dengan ACWP sebagai pengeluaran;
b. Analisa Biaya Anggaran yang dilaksanakan
BCWP (Budgeted Cost of Work Performed)
Adalah jumlah bagian anggaran yang senilai
dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Bila angka ACWP dibandingkan dengan
BCWP, akan terlihat perbandingan antara
biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan
yang telah dilaksanakan terhadap biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk maksud
tersebut. Ini sama dengan anggaran untuk
suatu paket pekerjaan tetapi disusun dan
dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi
akan terjadi perpaduan antara biaya, jadwal,
dan lingkup kerja dimana setiap elemen
pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan
jadwal yang dapat menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
c. Analisa Biaya Anggaran yang Dijadwalkan
BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule)
Adalah anggaran untuk menyelesaikan
pekerjaan yang telah direncanakan. Angka ini
menunjukkan anggaran untuk suatu paket
pekerjaan,tetapi disusun dan dikaitkan dengan
jadwal pelaksanaan. Disini terjadi perpaduan
antara biaya, jadwal, dan lingkup kerja ,
dimana pada setiap elemen pekerjaan telah
diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat
menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Dengan menggunakan ke-3 indikator tersebut,
earned value mengukur kinerja biaya dan
waktu dengan menggunakan 3 jenis kurva “S”
sebagai nilai komulatif biaya dengan fungsi
waktu, terintegrasi dalam suatu tampilan yang
terdiri dari nilai komulatif biaya; BCWS;
BCWP; ACWP;
d. Analisisis Variansi (penyimpangan).
Dalam menganalisis kemajuan proyek dengan
menggunakan metode variansi sederhana
dianggap kurang mencukupi, karena analisis
variansi tidak mengintegrasikan aspek biaya
dan jadwal, maka untuk mengatasinya

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

80

digunakan metode nilai hasil dengan indikator
BCWS, ACWP, dan BCWP.
Dan Variansi yang dihasilkan adalah:
1. Variansi jadwal terpadu atau Scheduling
Variance (SV);
2. Variansi biaya atau Cost Variance (CV).
1.Pengertian (SV) atau (Schedule Variance)
a. SV = BCWP – BCWS ………….. (01)
• SV > 0, progres actual > rencana, terjadi
percepatan proyek terhadap rencana
(Schedule underrun);
• SV < 0, progress actual < rencana, terjadi
keterlambatan proyek terhadap rencana
(Schedule overrun).
b. SPI (Schedule Performance Index)
SPI =

……..………… (02)

• SPI > 0, progres actual > rencana, terjadi
percepatan proyek terhadap rencana
(Schedule underrun);
• SPI < 0, progress actual < rencana, terjadi
keterlambatan proyek terhadap rencana
(Schedule overrun).
2. Pengertian (CV) atau variansi biaya Yaitu
selisih antara nilai proyek dengan biaya
actual. Atau bisa juga dikatakan nilai
anggaran yang terjadi antara BCWP dan
ACWP.
a. CV(Cost Variance)
= BCWP- CWP …………..…. (03)
1. CV > 0, biaya volume aktual > biaya
aktual terjadi pengeluaran biaya lebih besar
dari rencana (Cost underrun);

2. CV < 0, biaya volume aktual < biaya
aktual, terjadi pengeluaran yang lebih kecil
dari rencana (Cost overrun).
b. CPI (Cost Performance Index)
CPI =



......................... (04)

1. CPI > 0, biaya volume aktual > biaya
aktual terjadi pengeluaran biaya lebih besar
dari rencana (Cost underrun);
2. CPI < 0, biaya volume aktual < biaya
aktual, terjadi pengeluaran yang lebih kecil
dari rencana (Cost overrun).
Dengan menghitung indeks-indeks di atas,
dapat diprediksikan bahwa proyek akan
terlambat atau lebih cepat, dan biaya yang
harus dikeluarkan akan melebihi atau lebih
kecil dari yang direncanakan/dianggarkan.
A.3 Perkiraan Biaya Akhir Dan
Penyelesaian Proyek
Membuat perkiraan proyek (forecast) biaya
atau jadwal penyelesaian proyek yang
didasarkan atas hasil analisis indicator yang
diperoleh pada saat pelaporan, akan
memberikan petunjuk besarnya biaya pada
akhir proyek Estimated At Compleation
( EAC).
4.Budgete Variance (BV) atau Variansi
Anggaran
Varians anggaran adalah salah satu varians
pada metode konsep nilai hasil yang
menganalisis kemajuan suatu proyek dengan
peninjuan terhadap pekerjaan yang telah
diselesaikan pada suatu waktu bila dinilai
jumlah anggaran yang disediakan oleh
pekerjaan-tersebut.

Tabel 1. Analisis Variansi Biaya
Varians Jadwal
(SV)

Varians
biaya
(CV)

BCWP- BCWS

BCWP-ACWP

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

Keterangan

81

Hasil Pekerjaan lebih cepat dari jadwal dengan biaya lebih kecil dari anggaran
Positif ( + )

Positif ( + )

Nol ( 0 )

Positif ( + )

Hasil Pekerjaan tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih rendah dari anggaran

Positif ( + )

Nol ( 0 )

Hasil Pekerjaan sesuai anggaran dan selesai lebih cepat dari jadwal 1

Nol ( 0 )

Nol ( 0 )

Hasil Pekerjaan sesuai jadwal maupun anggaran

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Hasil Pekerjaan lebih lambat dari jadwal dengan biaya lebih tinggi dari anggaran

Nol ( 0 )

Negatif ( - )

Hasil Pekerjaan sesuai jadwal dengan biaya lebih tinggi diatas anggaran

Negatif ( - )

Positif ( + )

Hasil Pekerjaan lebih lambat dari jadwal dengan biaya lebih rendah dari anggaran

Negatif ( - )

Nol ( 0 )

Hasil Pekerjaan lebih lambat dari jadwal dengan biaya sesuai anggaran

Positif ( + )

Negatif ( - )

Hasil Pekerjaan lebih cepat dari jadwal dengan biaya lebih tinggi dari anggaran

Metodologi Penelitian Dan Data Umum Proyek
Secara skematis metodologi penelitian disajikan secara visual dalam bentuk diagram alir
sebagaimana terlihat pada Gambar 1.
Studi Pendahuluan
Studi Literatur
• Buku Penuntun
• Karya Ilmiah
• Bahan-bahan Kuliah
• Referensi Yang Relevan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data






Analisa Data
Analisa Biaya,Jadwal, Dan Anggaran
Analisa Variansi Biaya Dan Waktu (SV) & (CV)
Analisa Kinerja Proyek (SPI) & (CPI)
Analisa Perkiraan Waktu Dan Biaya Akhir Proyek
Kesimpulan dan Saran

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

82

Selesai

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

Data Umum
Data umum proyek adalah :
1) Nama proyek : Pembangunan TPPAS
Regional Legok Nangka tahap II
2) Biaya proyek
:
Rp 22.166.072.000 (Dua puluh dua
milyar seratus enam puluh enam juta
tujuh puluh dua ribu rupiah.-).
3) Lokasi Proyek : Desa Ciherang, Kec.
Nagreg-Kab.Bandung.
4) Pemilik Proyek : Satuan Kerja
Pengembangan Penyehatan Lingkungan

permukiman Jawa Barat Kementerian
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Cipta Karya.
5) Konsultan Pengawas :
PT.PlanosipNusantaraEngineering
6) Kontraktor Pelaksana :
PT. Barito Permai

7) Masa Pelaksanaan
: 195 (Seratus
Sembilan puluh lima) hari kalender.
8) Tanggal mulai : 15 Juni 2012
9) Tanggal selesai : 31 Desember 2012
Durasi & Bobot Pekerjaan
Pembangunan proyek ini dilaksanakan
selama masa kontrak yaitu 195 hari
kalender dengan uraian durasi sebagai
mana terlihat pada Tabel 1.

Ruang Lingkup Pekerjaan
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Jalan
IV. Pekerjaan Drainase dan Gorong–gorong
V. Pekerjaan pengembalian Kondisi dan
pekerjaan-minor.

Table 1 Durasi & Bobot Pekerjaan
Uraian Pekerjaan

Durasi

Bobot
(% Biaya)

1. Pekerjaan Persiapan

30 Hari

1.41

2.Pekerjaan Tanah

120 hari

34.73

3.Pekerjaan Jalan

120 hari

39.40

4.Pekerjaan Drainase dan Gorong–gorong

120 hari

19.14

5.Pekerjaan pengembalian Kondisi dan pekerjaan minor

120 hari

5.32

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

83

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
I. Prakiraan Biaya Proyek Sampai Tanggal Pelaporan
Dari data proyek, evaluasi pada bulan ke 5 dan hasil analisis sebelumnya, diperoleh data
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Waktu penyelesaian pekerjaan
Total anggaran proyek (BAC)
BCWP (sampai bulan ke – 5)
ACWP (sampai bulan ke −5)
BCWS (sampai bulan ke – 5)

=
=
=
=
=

7 Bulan
Rp 22.166.072.000,00
Rp. 9,437,205,154.00
Rp 9,611,762,971.00
Rp 13,864,878,036.00

Maka berdasarkan data-data tersebut diatas dapat ditentukan nilai prakiraan waktu dan biaya
penyelesaian sebagai berikut:

II. Analisa Prakiraan Waktu Penyelesaian
Penyimpangan terhadap jadwal:
SV
=
BCWP – BCWS
=
Rp 9,437,205,154.00 - 9,611,762,971.00
=
Rp - 174,557,817.00
Indeks Kinerja Waktu
SPI
=
BCWP / BCWS
=
Rp 9,437,205,154.00 / 13,864,878,036.00
=
0.6807
III. Perkiraan Biaya Akhir Sampai Tanggal Pelaporan
III.1 Perkiraan Waktu Penyelesaian Proyek
Estimate At Compleation Date (ECD)
Total waktu
=
7 Bulan
Waktu yang telah dilalui
=
5 Bulan
Sisa waktu penyelesaian
=
2 Bulan
ECD
=
(Sisa waktu / SPI) + Waktu yang telah dilalui
=
2/ 0,6807 + 5
=
7,95 Bulan (dibulatkan 8 bulan)
D
=
ECD – Total Waktu
=
8-7
ECD
=
1 Bulan (berarti ada penambahan waktu 1 bulan)
III.2 Analisa Prakiraan Biaya Penyelesaian
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

84

a. Penyimpangan Terhadap Biaya
CV

=
BCWP – ACWP
=
Rp 9,437,205,154.00 - Rp 9,611,762,971.00
=
Rp - 174,557,817.00
(biaya pelaksanaan lebih besar dari anggaran)
b. Indeks kinerja Biaya
CPI
=
BCWP / ACWP
=
Rp 9,437,205,154.00 / Rp 9,611,762,971.00
=
0.9818
(Nilai Diatas menunjukkan CPI < 1 artinya biaya lebih besar dari anggaran)
c. Penyimpangan Terhadap Anggaran (BV)
BV
=
BCWS – ACWP
=
Rp 13,864,878,036.00 - Rp 9,611,762,971.00
=
Rp 4,253,115,065.00
(Aktual Anggaran lebih kecil dari anggaran yang direncanakan )

d. Prakiraan Biaya Saat Penyelesaian Tersisa
ETC

=
=
=

(BAC – BCWP) / CPI
(Rp 22,166,072,000.00 - Rp 9,437,205,154.00)/0.9818
Rp 12,964,309,773,57

e. Prakiraan Biaya Pada Saat Penyelesaian Proyek
EAC
=
ETC + ACWP
=
Rp 12,964,309,773,57 + Rp 9,611,762,971.00
=
Rp 22,576,072,744.57
Dapat diketahui bahwa biaya yang diperlukan untuk penyelesaian proyek lebih besar dari
anggaran yang direncanakan karena terjadi penambahan waktu.Dari hasil perhitungan tersebut.
Sisa anggaran

=
=
=
=

BAC – EAC
Rp 22,166,072,000.00 – 22,576,072,744.57
Rp 410,000,744.57
2.96 %

Maka apabila dibandingkan dengan perhitungan
hasilnya adalah sebagai berikut:

penyelesaian proyek sampai bulan ke 7

IV. Hasil Penyelesaian Proyek
Dari data-data proyek diperoleh data sebagai berikut:
1. Waktu penyelesaian pekerjaan
=
7 Bulan
2. Total anggaran proyek (BAC)
=
Rp 22.166.072.000,00
3. BCWP (sampai bulan ke – 7)
=
Rp 18,431,088,868.00
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

85

4. ACWP (sampai bulan ke −7)
5. BCWS (sampai bulan ke – 7)

=
=

Rp 18,841,161,200.00
Rp 22.166.072.000,00

1) Penyimpangan Terhadap Jadwal
SV

=
=
=

BCWP – BCWS
Rp 18.431.088.868,00 - Rp 22.166.072.000,00
Rp – 3,734,983,132.00

2) Indeks Kinerja Waktu:
SPI

=
=
=

BCWP / BCWS
Rp 18.431.088.868,00/Rp 22.166.072.000,00
0.832

3) Penyimpangan Terhadap Biaya
CV

=
=
=

BCWP – ACWP
Rp 18.431.088.868,00 - Rp 18,841,161,200.00
Rp – 410,072,332.00

4) Indeks Kinerja Biaya
CPI
=
BCWP / ACWP
=
Rp 18.431.088.868,00 / Rp 18,841,161,200.00
=
0,978
5) Penyimpangan Terhadap Anggaran
BV
=
BCWS – ACWP
=
Rp 22.166.072.000,00 - Rp18,841,161,200.00
=
Rp 3,324,910,800.000
6) Prakiraan Biaya Saat Penyelesaian Tersisa
ETC

=
=
=

(BAC – BCWP) / CPI
(Rp 22.166.072.000,00 - Rp 18.431.088.868,00) / 0,978
Rp 3,819,001,157.46

7) Prakiraan Biaya Pada Saat Penyelesaian Proyek
EAC

=
=
=

8) Sisa Anggaran
=
=
=
=

ETC + ACWP
Rp 3,819,001,157.46 + Rp 18,841,161,200.00
Rp 22,660,162,357.46
BAC – EAC
Rp 22.166.072.000,00 - Rp 22,660,162,357.46
Rp – 494,090,357.46
2,23 %

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

86

Analisa Bahasan
Akhirnya
dapat
disimpulkan
bahwa
perbandingan perhitungan antara prakiraan
penyelesaian proyek dengan metode analisa
nilai hasil dengan perhitungan keadaan
proyek sampai jadwal penyelesaian proyek
adalah hampir sama, selisih yang terjadi
adalah dalam perhitungan prakiraan analisa
nilai hasil sisa anggaran yaitu sebesar 2,96 %
sedangkan perhitungan sampai proyek selesai
adalah sebesar
2,23 %. Jadi dapat
disimpulkan keadaan proyek pada TPA
Legok Nangka mengalami kerugian karena
terjadi penambahan waktu akibat kurang
baiknya sistem pengendalian pada proyek
tersebut. Untuk lebih detailnya Grafik
prakiraan biaya diperlihatkan pada Analisis
data IV (Hasil Penyelesaian Proyek). Dan
detail penyimpangan terhadap biaya (variansi
biaya CV), penyimpangan terhadap waktu
(variansi jadwal SV), penyimpangan terhadap
anggaran (variansi anggaran BV) dapat
dilihat pada Analisis data IV yang
menunjukkan nilai BCWP, BCWS, ACWP
sampai bulan ke-7 yaitu nilai SV sebesar Rp
– 3,734,983,132.00 yang berarti pekerjaan
selesai terlambat dan mengakibatkan biaya
lebih tinggi dari anggaran, nilai CV sebesar
410,072,332.00
yang
berarti
Rp.
pelaksanaan terlambat dari jadwal. Dan nilai
variansi
biaya
(BV)
sebesar
Rp
3,324,910,800.00
yang berarti anggaran
pelaksanaan lebih besar dari anggaran yang
direncanakan.
Pada Analisis data IV juga terlihat
perbandingan antara perhitungan peramalan
biaya proyek sampai tanggal pelaporan yaitu
bulan ke-5 dan perhitungan sampai tanggal
perkiraan penyelesaian proyek bulan ke-7
yaitu pada bulan ke-5 nilai EAC = Rp
22,576,072,744.57 sedangkan pada bulan ke7 nilai EAC = Rp 22,660,162,357.46 berarti
terjadi penambahan biaya terhadap batasan
anggaran BAC = 22.166.072.000,00 karena
terjadi penambahan waktu 1 bulan, artinya
proyek pembangunan akan selesai sampai

bulan ke-8 dan proyek tersebut dianggap
mengalami kerugian.
Dari grafik juga dapat dilihat nilai
BCWS, BCWP, dan ACWP. Nilai BCWS
dari bulan ke 1,2,3,4,5,6,7 berada dibawah
nilai BCWP dan ACWP, tapi pada bulan ke-5
tanggal pelaporan nilai BCWP < BCWS
dapat disimpulkan proyek tersebut memang
mengalami
keterlambatan
(schedule
overrun).
Nilai ACWP > BCWP
menunjukkan bahwa biaya aktual lebih besar
dari pada penyelesaian volume pekerjaan
pada
bulan
ke-5,
dimana
terjadi
penyimpangan biaya (cost overrun).
Untuk nilai hasil (earned value) bulan
ke-5 BCWP-nya di bawah ACWP dan
BCWS, lebih rendah dari yang seharusnya.
Hingga akhir proyek, kinerja biaya tetap
buruk, dengan ACWP > BCWP (cost
overrun), sedangkan BCWP < BCWS yang
berarti progress waktunya tetap terlambat
hingga selesai pada bulan ke-8 yang
seharusnya selesai pada bulan ke-7.
Unsur/Faktor lain yang turut
terhadap penyimpangan biaya

andil

A. Faktor Domisili Perusahaan
Kontraktor Pelaksana merupakan Kantor
Perwakilan/Cabang, Kantor Pusat berada
diluar
Jawa
sehingga
terjadi
miss
management yang mempengaruhi kinerja
Proyek yang dikelola Kantor Cabang.
Kalaupun
ada
kasus
serupa
yang
sucses/berhasil
itu
adalah
sebuah
pengecualian karena memang managemen
perusahaannya sedang sehat dan dikelola
dengan baik
B. Kegagalan Pekerjaan yang disubkan
Pekerjaan yang di Sub Kontraktor efektivitas
dan efisiensi pekerjaannya tidak bisa berjalan
sesuai rencana karena kewajiban Main
Kontraktor
terhadap
Subkon
tidak
terpenuhi,akibatnya:

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

87

1) Subkon mengurangi Sarana/Peralatan
yang
dipergunakan
karena
dana
operasionalnya tidak terpenuhi;
2) Target/hasil pekerjaan yang direncanakan
tidak terpenuhi dan waktu pelaksanaan
yang
direncanakanpun
menjadi
bertambah.
C. Faktor keterlambatan pengadaan
material
Terjadi penghentian suplay material,
sehingga pekerjaan mengalami keterlambatan
karena pasokan material yang dibutuhkan
terhenti, dan Volume Pekerjaan yang
direncanakan tidak bisa dicapai, dan hal ini
mempengaruhi waktu pelaksanaan sehingga
bertambah.
D. Faktor kegagalan pengeluaran biaya
Pengeluaran biaya tidak bisa dilaksanakan
sesuai rencana (Cash Flow) yang telah
dibuat, pengeluaran biaya tidak terprogram
hanya didasarkan pada:
1. Permintaan
pelaksana/Mandor
untuk
kebutuhan operasionan lapangan;
2. Pembayaran material yang gironya sudah
jatuh tempo;
3. Pembayaran
Subkon
yang
akan
menghentikan kegiatannya.
Kegagalan Pengendalian Biaya akan sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana diuraikan diatas, karena
bagaimanapun bagusnya sebuah rencana
kerja (Time Schedule, Cash Flow dan
Metode Kerja) tidak akan berjalan lancar
apabila faktor biaya tidak dapat terpenuhi,
dengan kata lain Tepat Waktu, Tepat Mutu
akan sulit tercapai apabila tidak disertai
dengan Tepat Biaya.
SIMPULAN
Penyimpangan Biaya yang terjadi pada
kegiatan Proyek TPPAS Legok Nangka
adalah sebagai berikut:

Nilai Actual Cost of Work Performed
(ACWP) lebih besar dari Bugeted Cost of
Work Performed(BCWP) yaitu sebesar
(Rp.9,611,762,971,00 lebih besar dari
Rp.9,437,205,154.00) artinya terjadi
penyimpangan biaya dan waktu karena
seharusnya ACWP lebih kecil atau sama
dengan BCWP.
1. Setelah melakukan analisa besarnya nilai
Estimated At Completion (EAC) terhadap
jadwal prakiraan penyelesaian proyek
pada bulan ke-7 yaitu sebesar Rp
22,660,162,357.46 dapat disimpulkan
bahwa proyek tersebut mengalami
kerugian sebesar Rp – 494,090,357.46
(Rp.22,166,072,000.00–
Rp.22,660,162,357.46) atau sebesar 2,23
%; Sehingga di samping penyelesaian
pekerjaan terlambat 1 (satu) bulan dari
jadwal yang direncanakan, dari segi
biayapun mengalami kerugian sebesar Rp.
– 494,090,357.46. (minus empat ratus
sembilan puluh empat juta sembilan puluh
ribu tiga ratus lima puluh tujuh 46/100
rupiah).
1) Unsur/Faktor lain yang ikut
Terjadi komunikasi internal yang
baik antara Kantor pusat dan
Cabang khususnya mengenai
dana/pembiayaan proyek

andil
kurang
Kantor
aliran

2) Pemilihan sub kontraktor yang keliru,
sehingga mengakibatkan penyelesaian
pekerjaan tidak sesuai dengan yang
diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Dipohusodo. I, 2002, Manajemen Proyek &
Konstruksi;

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

88

Ervianto.W.I., 2005, Manajemen Proyek
Konstruksi;

Soeharto.I., 1997, Manajemen Proyek (dari
konseptual sampai operasional).

HUSEN. A, Ir, MT. 2009, Managemen
Proyek, Penerbit Andi Yogyakarta;
Kementerian Pekerjaan Umum, 2012,
Dokumen Kontrak PPLP Jawa Barat Legok
Nangka Nomor KU.08.10-PPLP.09/PPSP01/L-08/ADD-I, SATKER PPLP-Ditjen
Cipta Karya, Jawa Barat;

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.11 NO.2 DESEMBER 2016 – ISSN 1979-4819

89

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26