Kebijakan standar nasional pendidikan docx

Kasus Kebijakan Pendidikan
“Minat baca berkurang, direncanakan kebijakan Penerapan Workshop
membaca pada Kurikulum pendidikan”

Metode

: Model Dasar (Basic Model)

Teknik

: Narasi

Analisis
1. Verifikasi dari berkurangnya minat baca anak bangsa
Membaca adalah satu aktivitas yang memiliki segudang manfaat. Sedikitnya
ada 8 manfaat yang dapat di uraikan.
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.

Melatih kemampuan berpikir
Meningkatkan Pemahaman
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
Mengasah kemampuan menulis
Mendukung kemampuan berbicara di depan umum
Meningkatkan Konsentrasi
Menjauhkan risiko penyakit Alzheimer
Sarana Refleksi dan Pengembangan Diri

Dapat kita amati mengapa Workshop membaca itu sangat penting dilaksanakan
karna dapat kita lihat manfaat dari membaca itu sendiri sangat bervariasi dan
sangat dibutuhkan untuk anak-anak bangsa.
Tapi dalam kenyataannya membaca adalah kegiatan yang sangat dijauhi
oleh anak-anak bangsa saat ini . dan pelaksanaan workshop nya sendiri tidak akan

berjalan dengan baik karena masih banyak kendala-kendala yang perlu diatasi dan

diselesaikan.
Salah satu kendala diantaranya karna banyak anak yang beranggapan
bahwa membaca buku itu tidak menyenangkan, karna buku yang pertama mereka
baca adalah buku pelajaran yang pastinya membuat para pembacanya akan
menjauh terlebih dahulu.
Dengan pemikiran dan latar belakang tersebut, maka dimunculkan gagasan untuk
membuat kebijakan pendidikan Penerapan Workshop membaca pada Kurikulum
pendidikan.
Penerapan Workshop membaca pada Kurikulum pendidikan ini diharapkan
bisa meneguhkan kembali semangat membangun pendidikan dasar khusunya
dalam proses membaca.
2. Menentukan kriteria evaluasi
a. Analisis biaya-manfaat
Dalam pembuatan kebijakan yang saya teliti mengenai kurangnya minat
baca anak bangsa ini maka saya menganggarkan anggaran biaya yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan dalam kebijakan ini. Dilihat dari kebijakan yang
akan saya buat saya menggunakan biaya manfaatnya untuk melaksanakan
program ini unntuk diadakannya perubahan pada kurikulum atau penambahan
pada kurikulum indonesia tentang menambahkan workshop membaca pada setiap
proses pembelajaran. Pada kebijakan ini saya anjurkan dalam pelaksanaan

workshop membaca ini diusahakan menggunakan media audio visual supaya
meningkatkan minat baca siswa, sehingga pemerintah harus menyediakan sarana

dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut. Selain sarana kita
juga akan membutuhkan guru yang mampu melaksanakan workshop membaca
tersebut yaitu harus ada pelatihan-pelatihan guru dalam melaksanakan workshop
membaca di kurikulum pendidikan, dengan diadakannya pelatihan-pelatihan guru
ini dan dengan ditunjangnya fasiltas untuk sekolah-sekolah semoga kebijakan ini
terlaksana dan dapat diaplikasikan disekolah-sekolah sehingga minat baca anak
bangsa akan menjadi lebih tinggi lagi, dan imbasnya yaitu pemerintah
mengeluarkan biaya ataupun dana tidak menjadi sia-sia karena anak bangsa
indonesia ini menjadi anak yang gemar membaca, karena kita juga tahu bahwa
membaca adalah jendelanya dunia, bukan hanya membaca buku saja, membaca
apapun yang pada dasarnya dilkasanakan di Sekolah ini dengan membaca melalui
media audio visual. Dan diharapkan pendidikian ini menciptakan lulusan anak
bangsa yang maju, berpikir kritis dan cerdas.
b. Keefektifan biaya
Setelah diadakannya pelatihan pelatihan terlebih dahulu untuk pelaksanaan
kebijakan ini dan dirataakannya pemberian fasilitas untuk menunjang kebijakan
tersebut maka akan berpengaruh besar terhadap pembiayaan karena memenuhi hal

tersebut. Tetapi karena ini untuk kepentingan bersama khususnya nasib bangsa
indonesia dan penerus penerus yang akan melanjutkan kemajuan bangsa indonesia
ini maka baiaya yang terpakai tidak akan terbuang sia-sia. Pelambungan biaya
tidak akan terjadi karena pihak-pihgak yang terlibat harus paham bahwa mereka
harus lebih efektif dalam pengelolaan biaya itu sendiri, biaya tidak digunakan
untuk hal yang tidak penting, biaya harus digunakan untuk yang penting Yaitu

yang telah dijelaskan diatas yaitu untuk memenuhi sarana penunjang kebijakan
yang akan digunakan seperti proyektor, dana untuk perevisian kurikulum bahanbahan bacaaan, serta biaya yang di keluarkan untuk pelatihan-pelatihan guru.
c. Efesiensi
Ketika biaya sudah turun dari pemerintah maka yang harus dilaksanakan
yaitu menjalankan pelatihan-pelatihan guru jenjang SD/SMP/SMA dan sederajat
serta sarana penunjang workshop membaca khususnya penggunaan media Audio
visual sudah ada disekolah-sekolah dan dalam proses pemerataan, untuk segera
melaksanakan kebijakan yang telah dibuat ini.
d. Pemerataan
Sebelum pelaksanaan Workshop mengajar ini di laksanakan diseluruh
sekolah barang tentu masih ada sekolah-sekolah yang masih belum bisa
melaksanakan nya karena beberapa faktor mulai dari belum adnya pelatihanpelatihan ataupun belum sampainya sarana-sarana penunjang kebijakan ini
sehingga dengan begitu perlu adanya pemerataan untuk dilkasanakannya

kebijakan ini diseluruh sekolah diindonesia sehingga lulusan yang dicetak pun
semuanya menjadi merata yaitu anak bangsa yang gemar membaca dan dapat
mengaplikasikannya pada dunia nyata.
e. Kemudahan administrasi
Kita juga jangan melupakan Administrasi dalam mengurus kebijakan ini
dalam pelaksanaanya, karena kebijakan yang berlangsung akan lebih efektif
dengan tertib dalam pengadministrasian, tetapi administrasi ini tidak akan berjalan
lancar ketika pendanaan tidak ada, maka harus ada dana lagi yang diturunkan oleh
pemerintah ataupun pihak-pihak yang terkait, dan tidak ada pihak-pihak yang
memanfaatkan keadaan ini, serta harus ada pemantauan dari pihak yang terkait
supaya proses pelasanaan ini berjalan dengan baik dan lancar.

f. Legalitas
Sebenernya legalitas dalam pelaksanaan kebijakan ini harus di syahkan
sebelum kurikulum ini berjalan karena workshop membaca ini diselipkan dalam
kurikulum pendidikan sehingga sebelum kurikulum diselipkan dengan worksoh
membaca harus udah di legalkan bahwa secara syah kurikulum ini diselipkan
workshop membaca sehingga sudah pasti dapat dilkasanakan disekolah-sekolah.
Ataupun dalam pelaksanaan disekolah bahwa sekolah sudah secara syah
melaksanakan workshop membaca ini, sehingga ada ketegasan dari pemerintah

ketika kebijakan ini tidak dilaksanakan.
g. Akseptabilitas politisnya
Setelah sudah syah bahwa kebijakan ini harus dilaksanakan maka setelah itu
harus dilaporkan secara resmi kepada pemerintah yang terkait, karena sebenarnya
sebelum workshop membaca ini diselipkn kedalam kurikulum depdiknas harus
sudah menyetujuinya, maka dari itu harus ada pemantauaan yang dilaksanakan
oleh pemerintah terkait sehingga dalam pelasanaannya tertib akan administrasi
serta Akseptabilitas Politisnya.
3. Identifikasi kebijakan alternative
Pada tahapan proses ini analis harus memahami tujuan diadakannya Penerapan
Workshop Membaca pada kurikulum yang menggunakan media Audio Visual ini
agar pihak-pihak yang lain dapat terlibat dengan diterapkannya kebijakan
workshop membaca pada kurikulum ini. Dan agar kemalasan dalam membaca ini
berkurang sehingga bangsa indonesia menjadi bangsa yang gemar akan
membaaca. Selain itu analisis harus mempunyai beberapa jalan alternatif untuk
penerapan Workshop membaca ini yaitu sejumlah alternatif yang harus
dipertimbangkan oleh para analisis.

a. Semua anak sekolah yang mengikuti jalur pendidikan formal pasti
akan merasakan bagaimana penerapan workshop membaca ini semua

jenjang pendidikan, akan tetapi sekolah non formal dan informal pun
bisa melaksanakan workshop membaca ini terlebih, workshop
membaca sering dilkasanakan dalam seminar-seminar pendidikan.
Sehingga semua jenjang bisa merasakannya.
b. Menghimbau kepada pemerintah setiap daerah untuk mewajibkan
bagaimna memang seharusnya penerapan Workshop membaca ini
diterapkan khusunya pada sekolah formal.
4. Evaluasi kebijakan alternatif
Diterapkannya Workshop membaca pada kurikulum ini sudah jelas
mempunyai tujuan supaya anak anak bangsa ini menjadi cerdas, menjadi anak
bangsa yang gemar membaca, yang ilmu pengetahuannya semakin luas khususnya
anak-anak yang duduk dibangku sekolahan ini. Karean pada kenyataannya banyak
lulusan lulusan sekolah yang tidak mempunyai keahlian keahlian diantaranya
karena mereka tidak gemar membaca, sehingga jarang sekali mereka menemukan
informasi-informasi yang menuntun mereka untuk menemukan pekerjaan
sehingga banyak lulusan yang masih menjadi pengangguran. Kegemaran
membaca harus dipupuk sedini mungkin khususnya diterapkan pada siswa SD,
sehingga kebiasaan kebiasaan membaca akan terbawa sampai mereka dewasa dan
duduk dii bangku sekolah yang lebih tinggi. Dengan diterapkannya workshop
membaca yang menggunakan media audio visual ini diharapkan menjadi motivasi

buat mereka supaya mereka menjadi gemar membaca karena dimotivasi terlebih
dahulu dengan diterapkannya workshop membaca terlebih anak sekolah dasar

yang masih haus akan motivasi belajar, sehingga di sekolah menengah mereka
sudah termotivasi dan terbiasa untuk membaca semua bahan bacaan yang
bermanfaat, bukan hanya mata pelajaran akan tetapi semua hal yang mengandung
informsi yang bermanfaat. Maka daengan alasan alasan diatas maka penganalisi
ingin membuat kebijakan yakni penerapan workshop embaca paa kurikulum
menggunakan media Audio Visual. Dan sudah dijelaskan diawal juga bahwa
penerapan ini diterapkan disemua sekolah formal di seluruh Indonesia dan tidak
larang juga boleh diterapkan disekolah non formal maupun informal. Jadi semua
daerah harus menerapkannya, tidak hanya satu daerah saja ataupun ibu kota suatu
provinsi saja melainkan semuanya tanpa terkecuali.sehingga diharapkan
bertambahnya kualitas murid guru dan sekolah yang bersangkutan.
5. Memperlihatkan dan memilih diantara alternatif kebijakan
Dari semua alternatif kebijakan di atas maka dari itu analis memilih semua
alternatif kebijakan yang akan diterapkan . Karena dari beberapa alternatif
kebijakan semua baik dilaksanakan. Semuanya benar-benar butuh untuk
diterapkan dalam penerapan kebijakan ini. Agar tidak sebagian yang mengikuti
kegiatan ini tetapi semua yang terlibat dalam mendidik anak harus mengikuti

kegiatan peneraapan workshop membaca pada kurikulum ini.
6. Memantau dampak kebijakan
Setelah kebijakan diinformasikan, diterapkan dan dilaksanakan ataupun
sedang dalam proses pemerataan, para ahli dan analis harus memantau dampak
dari kebijakan yang telah di terapkan pada bangsa indonesia ini, sehingga jika ada
masalah dilapangan para ahli bisa langsung cepat dan tegas dalam engatasinya,

sehingga kebijakan akan selalu berjalan dengan lancar dan tidak ada
miskomunikasi dianatara semua pihak.
Setelah kebijakan dibuat dan dikomunikasikan sesuai dengan tahapan tahapan
yang diatas dengan model yang telah ditentukan maka diharapkan kebijakan dapat
di laksanakan dengan sebaik-baik nya dan dirasakan oleh seluruh masyarakat
indonesia secara keseluruhan sehingga kebijakan ini tidak sia-sia karena telah
dibuat.