Dasar Dasar Membangun Reputasi Perusah

Dasar – Dasar Reputasi
Reputasi dibentuk dari berbagai atribut. Gambar di bawah ini bahwa dasar dari
reputasi adalah social responsibility, emotional appeal, financial performance, product and
service, vision and leadership, dan workplace environtment.

Sumber : Firsan Nova, Hal : 314
Ada beberapa faktor lain juga yang menjadi dasar reputasi, antara lain :
1. Komunikasi
Robert D. Ross menjelaskan bahwa komunikasi merupakan kegiatan yang
penting bagi perusahaan untuk membangun reputasi atau citra positif di mata
publiknya. Peran PR salah satunya adalah menjalankan fungsi – fungsi
“manajemen komunikasi” antara organisasi atau lembaga yang diwakilinya
dengan publik sebagai khalayak sasarannya.
2. Sikap Profesional
Profesionalisme adalah cara bekerja yang sangat didominasi oleh sikap, bukan
hanya dari skill atau kompetensi yang dimiliki. PR yang profesional adalah PR
yang dalam melakukan tugas dan fungsinya berdasarkan kode etik PR.
3. Kepercayaan Publik
Reputasi bisa dibangun dengan menumbuhkan kepercayaan dan kepuasan
publik lewat pengalaman, pencapaian atau realisasi yang telah ada.


4. Inovasi Produk

Berinovasi menciptakan produk atau layanan menunjukkan bahwa sebuah
perusahaan ingin maju dalam bidangnya dan peduli dengan apa yang dibutuhkan
oleh konsumen atau masyarakat.

2. Etika dan Profesionalisme
Etika adalah nilai- nilai atau norma – norma yang menjadi pegangan
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika adalah studi
tentang apa yang merupakan benar atau salah, atau baik atau buruk perilaku
manusia. Lebih tepatnya, sudah diatur kriteria dimana keputusan yang dibuat
tentang apa yang salah. PR sering dianggap sebagai profesi yang selalu bekerja di
belakang layar, mengatasi permasalahan akan tetapi PR juga sering dianggap
sebagai jantung perusahaan yang harus dan memiliki etika serta tanggung jawab
sosial.
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut. Profesionalisme adalah orang yang mempunyai profesi atau
pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu

keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup
dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian. Profesi Humas adalah “The practice of
skilled art or service based on training, a body of knowledge, adherence to agree on
standart of ethics”.
Perilaku professional didasarkan pada apa yang secara umum dianggap
sebagai nilai – nilai norma, yang dipantau dan diukur berdasarkan kode perilaku
yang berlaku dan dilaksanakan melalui interpretasi konkrit dari standar kinerja yang
diterima. Prinsip etika professional adalah tindakan seseorang dirancang untuk
menciptakan kebaikan bagi klien maupun komunitas secara keseluruhan, bukan
untuk meningkatkan posisi dan kekuasaan praktisi. Fungsi dari etika dan
profesionalisme

adalah

untuk

melindungi

kesejahteraan di tangan professional.


mereka

yang

mempercayakan

3. Kode Perilaku Praktisi Humas
Kode Etik adalah standar dasar etika internal profesi. Tujuannya untuk
mengatur tata tertib, juga memelihara perilaku profesional praktisi humas. Aspek aspek kode perilaku seorang praktisi humas, antara lain:


Code of Conduct : Seperangkat aturan yang menguraikan tanggung jawab, atau
praktik yang tepat untuk, seorang public relations. Konsep terkait termasuk etika,
kehormatan dan kode moral, serta hukum.



Code of Profession : Merupakan standar moral,bertindak etis dan memiliki kualifikasi
serta kemampuan tertentu secara professional.




Code of Publication : Standar moral dan yuridis etis melakukankegiatan komunikasi,
proses dan teknis publikasi untuk menciptakan publisitas yang positif demi
kepentingan public



Code of Enterprise : Menyangkut aspek hukum perizinan dan usaha, UU PT, UUHak
Cipta, Merek dan Paten, sertaperaturan lembaga.

Kode etik Humas atau dikenal dengan kode perilaku (Code of Conduct) saat
ini masih mengacu kepada International Public Relations Association dan Public
Relations Society of America. Kode etik Humas menurut PRSA, antara lain:


Honesty : adhere to the highest standards of accuracy and truth in advancing the
interests of those of you represent and in communicating with the public.
Maintain the integrity of relationship with the media, government officials and the

publics.



Fairness : deal fairly with clients, employers, competitors, peers, vendors, the
media, and the general public. Respect all opinions and support the right of free
expression. Build trust with the public by revealing all information needed for
responsible decision making.



Expertise : advance the profession through continued professional development,
research,

and

education.

Build


mutual

understanding,

credibility,

and

relationships among a wide array of institutions and audiences.



Honesty : adhere to the highest standards of accuracy and truth in advancing the
interests of those of you represent and in communicating with the public.
Maintain the integrity of relationship with the media, government officials and the
publics.



Advocacy : Serve the public interest by acting as responsible advocates for those

you represent. Provide a voice for the organization through ideas, facts and
viewpoints to aid informed public debate.



Independence : Provide objective counsel to those you represent. Avoid real,
potential or perceived conflicts of interest you will build the trust of clients,
employers and the public.

Kode etik Humas menurut IPRA, antara lain :
1. Ketaatan

Mentaati prinsip prinsip dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia;
2. Integritas

Bertindak secara jujur dengan penuh integritas setiap saat untuk
menyakinkan dan mempertahankan kepercayaan mereka dengan siapa
saja praktisi berhubungan;
3. Dialogue

Berusaha membentuk moral, kultural dan intelektual untuk melakukan
dialog,

dan

mengakui

hak

semua

pihak

yang

terlibat

untuk

mengemukakan pendapatnya;

4. Keterbukaan
Berlaku Jujur dan terbuka dalam mengungkapkan nama, organisasi
dan kepentingan yang diwakili;
5. Konflik
Menghindari konflik kepentingan dan mengungkapkan konflik tersebut
kepada pihak pihak yang terkait jika diperlukan;
6. Kerahasiaan
Menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan kepada mereka;
7. Ketepatan
Melakukan langkah langkah yang wajar untuk meyakinkan kebenaran
dan ketepatan dari semua informasi yang diberikan;
8. Kebohongan
Mengupayakan dengan segala cara untuk tidak menyampaikan berita
yang salah atau menyesatkan, melakukan secara hati-hati untuk

menghindari hal tersebut dan memperbaiki secepatnya jika ternyata
terdapat kesalahan;

9. Penipuan
Dilarang mendapatkan informasi dengan cara menipu atau tidak jujur;

10. Pengungkapan
Dilarang membentuk atau menggunakan organisasi apapun sebagai
suatu wahana terbuka yang sebenarnya mengandung kepentingan
tersembunyi;
11. Keuntungan
Dilarang menjual dokumen kepada pihak ketiga salinan dokumen yang
diperoleh dari pejabat publik;
12. Remunerasi
Dalam memberikan jasa professional, dilarang menerima imbalan
dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan jasa dari seseorang selain
dari pihak yang terkait;
13. Pembujukan
Dilarang baik secara langsung atau tidak langsung menawarkan atau
memberikan imbalan dalam bentuk uang atau yang lain kepada pejabat
pemerintah atau media, atau pihak lain yang berkepentingan;
14. Pengaruh
Dilarang menawarkan atau melakukan tindakan yang bertentangan
dengan hukum untuk hal yang dapat mempengaruhi pejabat publik, media
dan pihak lain yang berkepentingan;
15. Persaingan

Dilarang melakukan hal hal yang secara sengaja untuk merusak
reputasi praktisi yang lain;
16. Pemburuan
Dilarang mengambil klien dari praktisi lain dengan cara cara yang tidak
jujur;
17. Pekerjaan

Ketika mempekerjakan seseorang dari pejabat publik atau pesaing
perlu memperhatikan aturan dan kerahasiaan yang disyaratkan oleh
organisasi tersebut;
18. Rekan sejawat
Mengamati Kode etik ini dengan sikap hormat terhadap anggota IPRA
dan praktisi public relations di seluruh dunia.

Daftar Pustaka
1. Cutlip, Scott M. & Allen H. Center. 2000. “Efective Public Relations”.
New Jersey : Prentice Hall.
2. Nova, Firsan. 2011. “Crisis Public Relations”. Jakarta : RajaGrafindo
Persada
3.Ruslan, Rosady. 1998. “Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi”. Jakarta : Rajawali Press.