PROSES PENELITIAN intelegensi ganda dalam (1)

PROSES PENELITIAN
Septi Purnama Sari
Institut Agama Islam Negri
Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Iring Mulyo, Kota Metro, lampung 34111
E-mail:Septipurnama924@gmail.com
A.

Proses Penelitian
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat

ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan seorang yang sedang meneliti
sesuatu harus mengetahui proses proses itu dengan jelas. Dalam ilmu tehnik, proses adalah
urutan pelaksaan atau kejadian yang saling terkait yeng bersama-sama mengubah masukan
menjadi keluaran. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh manusia, alam, atau mesin dengan
menggunakan berbagai sumber daya. Jadi, menurut ilmu tekhnik itu proses adalah suatu
urutan pelaksanaan suatu kejadian atau pelaksanaan yang saling terkait satu dengan yang
lainya, satu dengan yang lainya itu saling berhubungan, dan pelaksanaan penelitian itu dapat
dilakukan oleh manusia, alam, mesin atau dengan menggunakan sumber daya yang lain.1
Manusia menggunakan proses penelitian itu untuk mendapatkan hasil penelitian yang
memuaskan, karena jika seseorang itu melakukan penelitian tapi tidak mengurutkan suatu
kejadian itu dengan benar, maka hasil penelitianya itu akan tidak sesuai dengan yang

diharapkan, karena seseorang yang melakukan penelitian itu tidak melaksanakan penelitian
dengan benar, dia tidak bisa mengurutkan kejadian kajadianya apa saja yang dia amati, oleh
karena itu perlu proses penelitian dalam suatu penelitian.
Dalam suatu penelitian teori itu memiliki peran, dan peran teori itu sendiri adalah untuk
membantu untuk mengumpulkan suatu pengalaman. Didalam teori itu sendidri terdapat
preposisi yang pereposisi itu sangat berperan penting dalam mengikhtisarkan informal
sehingga dapat penafsiran, penilaian, dan suatu pernyataan itu dapat terlaksana dengan
mudah. Dalam suatu penelitian itu harus ada teorinya. Karena teori itu sangatlah berperan
penting dalam suatu teori itu.2
Penelitian proses itu memerlukan suatu metode penelitian yang penelitian itu bisa
menemukan dan mengamati perilaku secara menyeluruh pada situasi yang alami 3. Jadi,
apabila melakukan suatu peneltitian itu maka kita harus memiliki suatu metode penelitian.
1 Sri Widoretno, Joko Ariyanto, ‘Peningkatan Kualitas Proses Belajar Melalui Penggunaan Suplemen
Hasil Peneletian Topik Yang Diajarkan Pada SMA Tahun Ajaran 2009’, 92.
2 Hari Wahyono, ‘Makna Dan Fungsi Teori Dalam Proses Berfikir Ilmiah Dan Proses Penelitian Bahasa’,
I’’ol. 23, l.
3 Maya Wulan Pramesti, ‘Pengertian, Proses Dan Arti Penting Dalam Organisasi’, 830.

Misalnya saja dengan menggunakan metode kualitatif, karena dengan metode kualitatif itu
bisa meyelidiki penelitian yang akan kita teliti.4 Penelitian kualitatif dalam proses

pembelajaran menulis seseorang itu tidak dapat dipisahkan dengan suatu kejadian atau proses
pembelajaran dalam menulis yang kejadian itu benar benar berlangsung di sebuah kelas.5
Dalam suatu proses penelitian itu harus ada pengumpulan data, pengumpulan data
dalam suatu penelitian itu penting, apabila kita sudah melakukan suatu pnelitian data dari
pnelitian itu harus dikumpulkan agar penelitian itu berjalan dengan baik, dan data yang
dikumpulkan itu harus data yang mempunyai validitas untuk digunakan.6 Kualitas suatu
proses pembelajaran itu mengarah pada pembelajaran yang pembelajaran itu dapat berjalan
dengan sebaik baiknya dan pembelajaran itu menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Dalam
suatu proses penelitian itu sumber kepustakaan ada tiga yang perlu diketahui oleh seorang
peneliti, yang antara lain adalah: Pertama, Kepustakaan primer. Kepustakaan primer itu
adalah Suatu sumber informasi yang yang asli yang ditulis secara lengkap. Jadi apabila
seorang ingin menemukan karangan yang asli dan lengkap itu ada di perpustakaan primer itu.
Kepustakaan ini biasanya berupa penelitian yang nyata. Kedua, Kepustakaan sekunder.
Kepustakaan sekunder itu adalah suatu sumber rujukan yang ditujukan oleh para peneliti
untuk menemukan sumber kepustakaan primer. Kepustakaan ini memiliki sumber informasi
yang paling banyak. Ketiga, Kepustakaan tersier. Kepustakaan tersier itu adalah suatu
ringkasan dari sumber kepustakaan sekunder.7
Dalam proses penelitian itu ada beberapa metode yang antara lain antara metode
kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif itu digunakan oleh seorang peneliti untuk
mengungkapkan suatu pengalaman yang pernah dialami oleh seseorang dengan kejadian

tertentu.8
Apabila seseorang itu ingin melakukan penelitian, seseorang itu harus berangkat dari
suatu masalah dulu, tetapi masalah yang dibawa seorang peneliti itu kuantitatif ataupun
kualitatif, antara keduanya itu berebda. Apabila seseorang itu melakukan penelitian secara
kuantitaif, maka masalah yang dibawa oleh seorang peneliti itu ialah harus sudah jelas. Jadi,
apabila seseorang itu ingin melakukan suatu penelitian secara kuantitatif itu masalah yang dia
4 Widjajanl, ‘PenggunaaSno ftS ysfemM Ethodology danG roundeTdh Eory dalamM embanguTne Ori
padaP enelitiaPnr oseSs Trategi (S Trate gyP rocessR Esearch’, volume8Num (2009), 2.
5 Herman Budiyono, ‘Penelitian Kualitatif Proses Pembelajaran Menulis: Pengumpulan Dan Analisis
Datanya’, Pena, Vol. 3 No. 2 (2013), 2.
6 Agus Suprapto, ‘Metode Pengumpulan Dan Analisis Data: Langkah Vital Proses Penelitian’, Iitl. 23,
J*t. l (2005), 152.
7 Abdul Manan, ‘Pemanfaatan Sumber Kepustakaan Dalam Proses Penelitian’, Vol. XXI, No.6, (1997),
11.
8 Nofan G. Lismarwan & H. Fuad Nashori, ‘Proses Kreatif Pelukis Kaligrafi Islam: Sebuah Penelitian
Kualitatif’, Proyeksi, Vol. 5 (1), (1-16), 7.

kerjakan harus sudah jelas, karena apaila seseorang itu ingin melakukan suatu penelitian itu
harus jelas.9 Sedangkan suatu masalah yang dilakukan oleh seorang peneliti, itu masih
bersifat sementara dan itu akan selalu berkembang sesudah seorang peneliti itu memasuki

lapangan. Perpustakaan itu penting bagi seorang peneliti, karena dengan adanya kepustakaan
itu seorang peneliti kan bisa menambah ilmu dan itu akan bagus untuk penelitianya.
Suatu penelitian itu dapat dimaksudkan sebagai suatu penelitian kualitatif, namun itu
belum tentu memiliki semua ciri ciri penelitian kualitatif. Tetapi, beberapa penelitian
kualitatif itu mungkin tidak memilki satu atau bahkan lebih dari banyak ciri ciri dari
penelitian kualitatif. Adapun ciri ciri dari penelitian kualitatif itu sendiri adalah: Penelitian
kualitatif itu memiliki pengaturan alamiah sebagai sumber dari data itu, seorang peneliti itu
sebagai seorang instrument penelitian, peneliti kualitatif itu lebih memperhatikan suatu
proses itu daripada hasil penelitian.10
Apabila seseorang itu ingin meneliti sesuatu, maka hasil penelitian itu haruslah relevan
dengan yang sebenarnya. Apabila penelitian itu tidak relevan maka data yang diperoleh akan
sangat kacau, dan dalam pengumpulan data itu harus dianalisis dengan benar. 11 Dalam
penelitian kualitatif itu ada yang dikenal dengan keteralihan untuk mengunakan penelitian itu.
Dalam penelitian kuantitatif itu pemilihan suatu sampel itu merupakan hal yang paling
penting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti. Karena dengan adanya sampel itu akan
sangat membantu seorang peneliti dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang peneliti.12
Apabila seorang peneliti itu sudah melakukan suatu penelitian, maka hendaknya data
hasil penelitian itu dikumulkan, dan apabila data itu sudah dikumpul maka hendaknya data itu
dianalisis terlebih dahulu, apakah data itu benar ataukah data itu salah. Gunanya analisis itu
untuk mengarahkan untuk menjawab suatu rumusan masalah dan juga pengamatan yag telah

diajukan oleh seorang peneliti itu.13 Interprestasi terhadap data data yang telah disajikan.
Apabila seorang peneliti itu memberikan hasil pembahasan, maka yang harus dilakukan
oleh soerang peneliti itu adalah disimpulkanya pembahasan itu. Kesimpulan itu berisi suatu
jawaban yang singkat pada setiap rumusan masalah yang itu berdasarkan data yang telah
dikumpulkan. Jadi, apabila ada rumusan masalah itu lima, maka kesimpulanya pun juga ada
9 Nursapia harahap, ‘Penelitian Kepustakaan’, Jurnal Iqra’, Volume 08 No.01 (2014), 68.
10 Dra. Nandiyah Abdullah. M.Si., ‘Penelitian Kualitatif Dalam Psikologi’, Magistra, no 72 (2010), 98.
11 Sriawan dan Nur Sita Utami, ‘Pemetaan Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Tahun 2013-2015’, JPJI, Volume 11, Nomor 2 (2015), 83.
12 Pujiati Suyata, ‘Spesifikasi Kualitas Dalam Penelitian Kuantitatif: Tanggapan Atas Artikel "Alih Kode
Dalam Proses Belajar Mengajar Ekspresi Lisan’, Jurnal Pendidikan, Nomor 2, Tahun XXXII (2002), 239.
13 M.Choirul Anam, Jajang Suryana, Langen Bronto Sutrisno, ‘Pemetaan Kegiatan Seni Rupa
Berdasarkan Laporan Hasil Skripsi Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Undiksha’, 5.

lima.14 Apabila seorang peneliti itu sedang meneliti seorang guru dalam mengajar, bagaimana
cara guru itu mengajar, apakah metode yang digunakan oleh guru itu. Maka, seorang peneliti
itu harus benar benar memperhatikan akan hal itu semua. Apakah seorang guru itu dalam
mengajar menggunakan konsep Multiple Intelegents, kalau benar apabila seorang guru itu
dapat menerapkan konsep itu maka, dalam dia mengajar itu akan sangat baik, karena seorang
murid itu akan itu memiliki kecerdasan masing masing, jika guru itu menerapkan konsep itu

maka peserta didik dapat mengembangkan kecerdasan yang dimiliki pada setiap peserta
didik.15
Seorang peneliti juga harus meneliti guru itu, apakah guru itu menggunakan metode
atau cara mengajar yang menyenagkan bagi para peserta didiknya, atau malah sebaliknya.
Apakah seorang guru itu menggunakan cara Learning Revolution, karna cara itu sendiri itu
adalah cara yeng menyenagkan dalam proses belajar mengajar dan cara itu juga tidak suatu
sistem yang terikat oleh suatu peraturan, apabila seorang guru menggunakan cara itu maka
guru itu dianggap guru yang kreatf dalam proses belajar mengajar. 16 Agar suatu proses belajar
mengajar itu dapat berjalan dengan lancar maka itu harus menggunakan metode yang tepat
dalam proses belajar mengajar. Apabila seorang peneliti ingin meneliti akan hal semua itu,
maka seorang peneliti harus memperhatikan semua yang berkaitan dengan semua hal itu,
seorang peneliti tidak boleh melewatkan sedikitpun tentang semua hal itu.17
Seperti halnya contoh lain, apabila seorang peneliti ingin meneliti tentang masuknya
budaya islam di Amerika maka dia harus tahu menahu tentang sejarah apa yang telah terjadi.
Berkembangnya berbagai agama baik itu agama budaya maupun agama di Langit di Amerika.
Sama halnya perkembangan di Dunia, yang memiliki rangkaian latar belakang sejarah,
geografi, ekonomi, dan politik. Sepanjang sejarah, kebanyakan masyarakat Amerika
beragama Kristen Protestan. Ini dilihat dari sejarah masa revolusi Amerika tahun 1776,
karena saat itu hubungan Amerika dan Kristen Protestantidak ubahnya seperti dekatnya Islam
dan Timur Tengah. Jadi, apabaila seorang peneliti ingin meneliti suatu kejadian maka dia

harus mengetahui sejarah apa yang telah terjadi itu. 18 Apabila seorang ingin meneliti sesuatu
14 Arnentis 1), dan Evi Suryawati, ‘Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based
Learning) Pada Perkembangan Hewan Untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Berfikir Kritis Mahasiswa
Pendidikan Biologi FKIP UNRI’, 38.
15 Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, ‘Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegents
Dalam Pendidikan Agama Islam’, Muddarissa, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 8, No 2 (2016), 260.
16 Dedi Wahyudi dan Habibatul Azizah, ‘Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Konsep
Learning Revolution’, Attarbiyah, Volume 26 (2016), 4.
17 Dedi Wahyudi, ‘Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan
Program Prezi (Studi Di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014)’, 4.
18 Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri As, ‘Islam Dan Dialog Antar Kebudayaan ( Studi Dinamika Islam Di
Dunia Barat)’, Fikri, Vol 1, No 2 (2016), 15.

itu banyak yang harus dia ketahui tentang dunia ini, misalnya tentang esensi pendidikan
multikultural. Karena, pada dasarnya pendidikan multikultural itu bukanlah konsep yang baru
dalam dunia pendidikan pada saat ini, terutama bila melihat pada pendidikan Barat, dimana
pendidikan multikultural pertama kali dilahirkan. Konsep multikultural ini dicetuskan untuk
mengurangi jurang perbedaan anatara suku, bangsa, etnis, bahasa, agama dan warna kulit
yang terjadi di Barat.19
Seorang peneliti itu juga harus mengetahui menejemen mutu pembelajaran, karena

mutu itu merupakan suatu proses tertata untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.
Manajemen mutu itu juga merupakan sarana yang dapat memungkinkan para profesional
pendidikan itu dapat beradaptasi dengan kekuatan perubahan yang itu dapat memberi pukulan
pada pendidikan bangsa kita ini.20
Dalam suatu pembelajaran itu pun banyak sekali tantanganya. Salah satu aspek yang
harus lebeih menonjol adalah masalah pendidikan islam, sehingga pendidikan islam itu bisa
menjadi icon atau simbol peradaban islam yang mengagungkan bagi semua manusia yang ada
di Dunia ini. Namun, untuk menjadi suatu yang unggul dari yang lain itu pun banyak
tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Hambatan yang paling besar yang harus
dihadapi itu adalah dikotomi pendidikan, kurikulum yang belum relevan, dan manajemen
pendidikan islam yang belum berkompeten, itu semua menjadi tantangan dan hambatan yang
harus dihadapi oleh seoarang pendidik, dan seorang peneliti apabila ia ingin meneliti terhadap
suatu hal yang berkaitan akan hal itu. Maka peneliti itu harus mengetahui akan semua hal
itu.21

Referensi
Abdul Manan, ‘Pemanfaatan Sumber Kepustakaan Dalam Proses Penelitian’, Vol. XXI, No.6,
(1997), 11
19 Mumtazul Fikri, ‘Islam Persuasif Dan Multikulturalisme Di Aceh: Upaya Rekontruksi Penerapan
Syariat Islam Berbasis Pendidikan’, Akdemika, Vol 20, No 1 (2015), 33.

20 M. Ihsan Dacholfany, ‘Manajemen Mutu Pembelajaran Di Lembaga Pendidikan Islam’, Akademika,
Vol 15, No 2 (2010), 113.
21 Suparta, ‘Tantangan Pendidikan Islam Dalam Pemberdayaan Umat Dan Implikasi Nya Terhadap
Kesejahteraan Umat’, Akademika, Vol 2, No 2 (2015), 361.

Agus Suprapto, ‘Metode Pengumpulan Dan Analisis Data: Langkah Vital Proses Penelitian’,
Iitl. 23, J*t. l (2005), 152
Arnentis 1), dan Evi Suryawati, ‘Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based Learning) Pada Perkembangan Hewan Untuk Peningkatan Penguasaan Konsep
Dan Berfikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNRI’, 38
Dedi Wahyudi, ‘Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak
Dengan Program Prezi (Studi Di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran
2013-2014)’, 4
Dedi Wahyudi dan Habibatul Azizah, ‘Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Konsep
Learning Revolution’, Attarbiyah, Volume 26 (2016), 4
Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri As, ‘Islam Dan Dialog Antar Kebudayaan ( Studi Dinamika
Islam Di Dunia Barat)’, Fikri, Vol 1, No 2 (2016), 15
Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, ‘Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelegents Dalam Pendidikan Agama Islam’, Muddarissa, Jurnal Pendidikan Agama
Islam, Vol 8, No 2 (2016), 260

Dra. Nandiyah Abdullah. M.Si., ‘Penelitian Kualitatif Dalam Psikologi’, Magistra, no 72
(2010), 98
Hari Wahyono, ‘Makna Dan Fungsi Teori Dalam Proses Berfikir Ilmiah Dan Proses
Penelitian Bahasa’, I’’ol. 23, l
Herman Budiyono, ‘Penelitian Kualitatif Proses Pembelajaran Menulis: Pengumpulan Dan
Analisis Datanya’, Pena, Vol. 3 No. 2 (2013), 2
M. Ihsan Dacholfany, ‘Manajemen Mutu Pembelajaran Di Lembaga Pendidikan Islam’,
Akademika, Vol 15, No 2 (2010), 113
Maya Wulan Pramesti, ‘Pengertian, Proses Dan Arti Penting Dalam Organisasi’, 830
M.Choirul Anam, Jajang Suryana, Langen Bronto Sutrisno, ‘Pemetaan Kegiatan Seni Rupa
Berdasarkan Laporan Hasil Skripsi Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Undiksha’, 5
Mumtazul Fikri, ‘Islam Persuasif Dan Multikulturalisme Di Aceh: Upaya Rekontruksi
Penerapan Syariat Islam Berbasis Pendidikan’, Akdemika, Vol 20, No 1 (2015), 33
Nofan G. Lismarwan & H. Fuad Nashori, ‘Proses Kreatif Pelukis Kaligrafi Islam: Sebuah
Penelitian Kualitatif’, Proyeksi, Vol. 5 (1), (1-16), 7
Nursapia harahap, ‘Penelitian Kepustakaan’, Jurnal Iqra’, Volume 08 No.01 (2014), 68
Pujiati Suyata, ‘Spesifikasi Kualitas Dalam Penelitian Kuantitatif: Tanggapan Atas Artikel
"Alih Kode Dalam Proses Belajar Mengajar Ekspresi Lisan’, Jurnal Pendidikan,
Nomor 2, Tahun XXXII (2002), 239


Sri Widoretno, Joko Ariyanto, ‘Peningkatan Kualitas Proses Belajar Melalui Penggunaan
Suplemen Hasil Peneletian Topik Yang Diajarkan Pada SMA Tahun Ajaran 2009’, 92
Sriawan dan Nur Sita Utami, ‘Pemetaan Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Tahun 2013-2015’, JPJI, Volume 11, Nomor 2
(2015), 83
Suparta, ‘Tantangan Pendidikan Islam Dalam Pemberdayaan Umat Dan Implikasi Nya
Terhadap Kesejahteraan Umat’, Akademika, Vol 2, No 2 (2015), 361
Widjajanl, ‘PenggunaaSno ftS ysfemM Ethodology danG roundeTdh Eory dalamM
embanguTne Ori padaP enelitiaPnr oseSs Trategi (S Trate gyP rocessR Esearch’,
volume8Num (2009), 2