Keterampilan Dasar IPS dalam Pelaksanaan
Keterampilan Dasar IPS dalam Pelaksanaan Tugas sebagai Guru dan dalam
Kehidupan
Keterampilan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial
Ilmu-ilmu sosial (Social Sciences) dapat diartikan sebagai bagian ilmu pengetahuan
mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat.Tiap ilmu
pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat,
termasuk bagian ilmu-ilmu sosial.
Hakikat kehidupan manusia sebagai suatu dinamika.Dinamika itu mengungkapkan bahwa
manusia bukan makhluk biologi semata, melainkan juga makhluk sosial, budaya, ekonomi,
politik, hukum, psikologik dan seterusnya. Aspek-aspek itu terdiri dari interaksi sosial, budaya,
kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, sikap dan reaksi kejiwaan, geografi dan
sebagainya.Aspek-aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan seperti sosiologi,
antropologi, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, ilmu hukum, psikologi sosial, geografi dan
sebagainya (Nursid Sumaatmaja, 1980:33).
Sebagian kita memaklumi bersama, ilmu-ilmu pengetahuan tersebut di atas dewasa ini
berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat.
Setiap disiplin ilmu memiliki struktur, ia memberikan batas atau ruang lingkup bagi suatu
disiplin ilmu dan membedakannya dari cabang ilmu lain.Struktur merupakan konsep pedagogis
dan perlu diajarkan melalui IPS, agar murid secepatnya dapat menghayati ide-ide dari ilmu yang
dimaksud.Makin mendasar ide-ide yang dimiliki itu, makin besar kemungkinan penerapannya
kepada masalah yang lebih luas.
Objek setiap kegiatan belajar menurut Bruner ialah melayani atau memenuhi keperluan anak
didik untuk hari kedepannya. Adapun dua cara untuk itu yaitu:
1. Pemindahan/transfer keterampilan melalui kurikulum sekolah sebagai dasar untuk dipakai kelak
didalam masyarakat.
2. Pemindahan/transfer prinsip-prinsip dan sikap melalui kurikulum sekolah, bukan sekadar untuk
memperoleh keterampilan, tetapi untuk mendapatkan ide-ide dasar dan ide-ide umum yang dapat
dipergunakan sebagai dasar menangani masalah masyarakat.
Tipe transfer yang kedua ini merupakan inti ciri proses pendidikan masa kini melalui IPS,
syarat untuk itu antara lain penguasaan struktur ilmu/ilmu-ilmu yang hendak dihayati (Kosasih
Djahiri, 1982/1983:8)
Sebagai guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial sangat
diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, objek yang dipelajari,
metode dan pendekatan dari tiap-tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut.Dengan mengetahui dan
menguasai pengetahuan ilmu-ilmu sosial, bahasan/topik-topik IPS baik berupa konsep, prinsip,
generalisasi, teori maupun fakta-fakta yang bersumber dari masyarakat dapat dibahas lebih
mendalam.
A. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.Konsep geografi yang
diketengahkan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah
geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas
atmosfer (lapisan udara), lithosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan)
dan biosfer (lapisan kehidupan).
Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan
bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi
kewilayahannya. Dengan perkataan lain, pengajaran geografi merupakan hakikat geografi yang
diajarkan disekolah yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang
pendidikan masing-masing.
Sebagai ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup ilmu geografi itu
sendiri, yaitu:
1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia
2. Penyebaran umat manusia dengan variable kehidupannya
3.
Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungannya yang memberikan variasi
terhadap ciri khas tempat-tempat dipermukaan bumi
4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara darat, perairan dan udara diatasnya
Materi geografi adalah kehidupan manusia dimasyarakat, alam lingkungan dengan segala
sumber dayanya, region-region di permukaan bumi, menjadi sumber pengajaran geografi. Selain
gejala-gejala kehidupan, buku-buku dan kepustakaan lain yang juga berkenaan dengan gejala
tadi menjadi sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran geografi.Kemampuan dasar
guru geografi berkenaan dengan penguasaan materi, tujuan pengajaran geografi dan tingkat
perkembangan mental anak sangat dituntut.
Sebagaimana tujuan pendidikan pada umumnya, mengacu kepada tujuan pendidikan nasional
yang dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus sampai kepada tujuan yang operasional.Tujuan
instruksional merupakan tujuan yang wajib dicapai pada pelaksanaan pengajaran.Dengan
demikian, tujuan instruksional pengajaran geografi adalah tujuan yang wajib direalisasikan pada
pelaksanaan pengajaran geografi. Pencapaian tujuan tersebut melalui proses berbagai
keterampilan yang mengandung keaktifan anak didik dalam merealisasikannya. Dengan anak
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran maka pencapaian tujuan pembelajaran itu akan lebih
diresapi oleh siswa sehingga kesannya akan tahan lama.
Secara singkat akan dibahas beberapa keterampilan guru, khususnya guru geografi berkenaan
dengan kegiatan belajar-mengajar topik/bahasan geografi.
1. Metode Pembelajaran
Pengajaran geografi dapat dilaksanakan di dalam kelas, seperti metode ceramah-ceramah
bervariasi, tanya jawab, diskusi, role playing, sosiodrama, kerja kelompok dan sebagainya.
Sedangkan metode pembelajaran yang dilakukan diluar kelas, seperti metode tugas belajar dan
metode karyawisata.
2. Penggunaan Sumber Belajar
Sumber belajar geografi dapat berupa fenomena/gejala-gejala yang ada di sekitar/lingkungan
(baik di lingkungan alam, maupun lingkungan manusia), kemudian dari buku-buku, majalah,
surat kabar dan media elektronika lainnya yang berhubungan dengan materi/topik bahasan
geografi. Dengan mengambil sumber belajar dari gejala-gejala yang ada disekitarnya, proses
belajar-mengajar geografi akan lebih menarik perhatian siswa dan tidak membosankan.
3. Penggunaan Media/Alat Pembelajaran
Gejala/fenomena yang ada disekitar tempat tinggal anak, baik berupa gejala kehidupan
manusia, selain sumber belajar dapat juga dijadikan media pembelajaran geografi. Tidak dapat
hanya diceramahkan, didiskusikan atau tanya jawab saja, melainkan harus ditunjukkan dan
diragakan.
4. Menciptakan suasana Belajar yang Kondusif
Menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang/memotivasi kegiatan belajar aktif
sehingga keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar akan menghasilkan pencapaian
belajar yang penuh makna (meaningfull learning).
B. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sejarah
Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau bidang
ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau sesuai dengan
metode-metode tertentu yang dapat dipercaya (Fairchild, H.P, 1964:141).Hakikatnya sejarah itu
adalah suatu konsep tentang waktu yang lalu selaras dengan rangkaian sebab akibatnya.Akan
tetapi, inti sejarah adalah perubahan.
Objek studi sejarah adalah sejarah sebagai kenyataan dalam arti luas yang meliputi segala
sesuatu
yang
pernah
terjadi
dalam
kehidupan
umat
manusia,
dan
semua
gejala
alamiah.Sedangkan dalam arti terbatas ialah sejarah umat manusia, dimulai dari saat adanya
kehadiran makhluk manusia didunia.Ilmu menjadikan masa lampau masyarakat manusia sebagai
objek penelitiannya secara sistematis dan kritis dengan tujuan untuk memelihara hasil penelitian
itu sebagai pengetahuan yang bermakna dan berguna.
Berikutnya sebagai guru dalam melaksanakan tugas profesinalnya selain dapat menguasai
disiplin ilmu yang diasuhnya, mampu merumuskan tujuan instruksional, ia harus mempunyai
keterampilan untuk mentransferkan materi bahasan kepada siswa-siswanya. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal dperlukan berbagai kemampuan guru itu sendiri, seperti
memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat/efisien, memilih sumber situasi,
suasana belajar yang mendukung siswa aktif dan sebagainya.
Untuk memilih metode pembelajaran mana yang paling aktif perlu dipertimbangkan berbagai
segi antara lain: Bahan/topik yang akan diajarkan, tujuan yang ingin dicapai, kondisi siswa,
sarana prasarana yang ada bahkan kemampuan guru itu sendiri dan sebagainya. Metode yang
digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain: metode ceramah bervariasi, tanya
jawab, diskusi, tugas, bermain peran, metode karyawisata dan sebagainya.
C. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Ekonomi
Albert L. Meyers mengungkapkan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Sedangkan Brown, G.D.
mengemukakan bahwa ekonomi adalah suatu studi mengenai cara bagaimana manusia memnuhi
kebutuhan materinya melalui pranata-pranata. Mereka memanfaatkan sumber daya alam, modal
dan tenaga kerja yang terbatas.
Persoalan didalam ilmu ekonomi adalah bahwa manusia di dalam usahanya untuk memenuhi
kehidupan selalu mengahadapi ketidakseimbangan antara banyaknya kebutuhan dengan
banyaknya barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia atau dengan kata lain kebutuhan terhadap
barang dan jasa tidak terbatas sumber-sumber baik sumber alam maupun sumber daya manusia
terbatas.
Seorang guru ekonomi dituntut juga untuk dapat mentransfer konsep/teori yang merupakan
topik bahasan ekonomi kepada anak didik. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang
dapat mendorong siswa untuk belajar, mencari dan menemukan sendiri. Dengan demikian hasil
belajar siswa akan lebih melekat dan tahan lama. Selain bersumber dari buku-buku literature
yang sesuai dengan kurikulum, banyak konsepnya yang dapat dikembangkan dari gejala
ekonomi yang ada disekitar tempat tinggal siswa itu sendiri, misalnya kegiatan pertanian,
perkebunan, kerjainan, perikanan, industri, pertukangan serta jasa-jasa lainnya.Dengan hal ini
pembelajaran lebih bersifat konkret.
D. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Politik
Prof. Mr. Moh. Jamin mengungkapkan ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada masalah
kekuasaan dan bagaimana jalannya tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan
negara.Ilmu politik dengan sendirinya membahas dan mempersoalkan pembinaan negara dan
masyarakat atau kekuasaan.Dalam rangka kerjanya tidak dapat melepaskan diri dari bantuan
ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi, ilmu negara, ilmu hukum, administrasi negara, psikologi
dan sebagainya.
Sama halnya dengan mengajarkan materi yang termasuk topik bahasan geografi, sejarah, dan
ekonomi guru yang mengajarkan harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, sumber
belajar, media/alat bantu pembelajaran. Selain bersumber dari buku literature yang digunakan,
dapat juga dengan melihat sistem politik yang berlaku.Lembaga pemerintahan baik dari tingkat
pusat sampai tingkat yang paling rendah (pemerintahan desa) dapat dijadikan sumber
pembelajaran.Bahkan dalam kehidupan berumah tangga dapat dijadikan sumber pembelajaran.
Jadi, dalam pengajaran politik diharapkan para siswa selain mengetahui, juga menyadari hak
dan kewajiban baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai warga negara.Selain itu siswa juga
harus menyadari bahwa untuk hidup aman, tenteram sejahtera penuh dengan aturan-aturan yang
perlu ditaati dan dilaksanakan.
E. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sosiologi
Sosiologi dapat diartikan ilmu yang mempelajari masyarakat.Apa yang dimaksud dengan
masyarakat? Masyarakat meliputi sejumlah manusia yang hidup berkelompok yang dengan
sendirinya satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sosiologi mempelajari
masyarakat secara umum sehingga ada yang menamakannya ilmu masyarakat umum.
Agar mampu untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat
didalamnya, sama halnya dengan mengajarkan konsep-konsep disiplin ilmu-ilmu sosiologinya,
dalam pembelajaran dengan mengenai contoh gejala yang ada disekitar lingkungan anak. Hal ini
sekali lagi agar terhindar dari pembelajaran yang bersifat verbalisme (lebih-lebih para siswa
kelas rendah) dan hasil belajar akan lebih tahan lama.
F. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Antropologi
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (Fairchild. H.P.
1964:12). Ke dalam pekerjaan manusia termasuk segala hasil pemikirannya atau hasil akal
budinya.Sebagai objek antropologi adalah aspek budaya atau karya cipta manusia.Tetapi tidak
semua karya cipta manusia itu adalah kebudayaan.
Selanjutnya sebagai seorang guru yang mengajarkan harus mampu dan memiliki keterampilan
khusus yang berhubungan dengan pembelajaran agar tujuan instruksional dapat dicapai dengan
optimal.dan harus selalu diingat, untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung siswa
aktif, serta contoh-contoh yang digunakan dapat dilihat, dirasakan, atau dihayati oleh para siswa.
G. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial
(Fairchild. H.P. 1964:290). Objek studi psikologi adalah tingkah laku manusia di masyarakat
sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, reaksi emosional,
kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan kepribadiannya.
Pencapaian tujuan instruksional banyak tergantung kepada kemampuan/keterampilan guru
untuk memilih metode mengajar, keterampilan dalam memilih serta menggunakan media
pembelajaran, tercipta suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan
belajar-mengajar.
Keterampilan Sosial
Dapat tidaknya kita mengerti dan menghayati proses kehidupan, sepenuhnya bergantung
kepada katajaman pancaindra, pengalaman dan pengetahuan yang ada pada diri kita masing-
masing. Pengertian dan penghayatan dipengaruhi pula oleh minat, perhatian dan keingintahuan
yang hidup pada diri kita. Hal ini sepenuhnya merupakan kekayaan pribadi kita masing-masing
sebagai hasil pengaruh dan kerja sama kondisi psiko-biologis, lingkungan dan pendidikan kita.
Jadi merupakan hasil keseluruhan sistem pribadi kita masing-masing.
Pertumbuhan penduduk yang cepat, menjadi pendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan
yang menyangkut kebutuhan penduduk.Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk
dengan pertumbuhan sarana penunjang kehidupannya, telah menimbulkan bermacam-macam
masalah.Masalah-masalah tersebut meliputi masalah ekonomi, politik, budaya, hukum,
lingkungan dan lain sebagainya.Untuk selanjutnya kita melihat penerapan keterampilan dasar
IPS dalam kehidupan melalui beberapa aspek, seperti keterampilan mental, keterampilan
personal, dan keterampilan sosial.
A. Keterampilan Mental
Ada yang menjelaskan bahwa mental itu meliputi sistem nilai atau pandangan hidup dan sikap
(value system and attitude). Sistem nilai adalah konsepsi yang abstrak yang dianut oleh sebagian
warga masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang
sepele, apa yang berharga dan apa yang kurang berharga dan sebagainya.
Bagi orang yang mengetahui dan memahami apalagi sebagai guru IPS seperti halnya kita akan
keberadaan sistem nilai dan sikap masyarakat yang berlaku disetiap wilayah, lebih-lebih sistem
nilai dan sikap masyarakat dimana kita tinggal. Dengan mengetahui itu kita dapat menilai apakah
sistem nilai dan sikap tersebut baik atau buruk, menghambat upaya pembaruan/pembangunan
atau mendukungnya, dan sebagainya.
Seperti yang dikemukakan oleh Kuncaraningrat (Antropolog) terdapat beberapa sikap mental
yang menghambat pembangunan, diantaranya:
Sikap mental penerobosan (mengambil jalan pintas)
Dimiliki oleh orang-orang yang ingin mencapai target dengan menempuh jalan pintas dan
biasanya ditempuh dengan jalan yang tidak sesuai prosedur/aturan yang ada, sedangkan
kemampuannya sendiri sebenarnya tidak mendukungnya.
Sikap mental priyayi
Orang yang memiliki mental demikian apabila ia menghadapi atasan, terlalu
mengagungkan/menyembah-nyembah (menjilat), tetapi kalau dengan bawahan, memeras kalau
perlu menginjaknya.
Sikap mental mengagungkan masa lalu
Orang yang demikian biasanya menganggap masa lalu lebih baik dari sekarang.Hidup
sekarang banyak masalah/susah, dulu hidup senang serba kecukupan, dulu dihormati/dipuja-puja
orang sekarang diacuhkan orang dan sebagainya.
Sikap mental yang cepat puas
Orang yang demikian merasa cepat puas dengan apa yang ada/dimiliki, tidak ingin
berusaha untuk meningkatkannya, mereka cepat pasrah, bagaimana nasib saja. Orang yang
seperti ini tidak kreatif/kurang kreatif.
Selanjutnya, berikut sikap mental yang mendorong pembangunan yang juga merupakan
kemampuan/keterampilan IPS yang dapat diterapkan:
Memandang bahwa hidup ini dapat diperbaiki
Orang ini tidak menyerah begitu saja pada nasib, melainkan menghargai usaha dan
kemampuannya.Ia percaya akan kemampuan akal, ilmu dan teknologi.
Menghargai usaha manusia dalam mencapai hasil yang lebih baik
Orang ini tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya, melainkan berusaha untuk
mencapai yang lebih bermutu, lebih banyak, cara yang lebih efisien dan produktif, dan
seterusnya. Ia bersedia menerima pembaruan dan perubahan.
Mempunyai kesadaran waktu yang tinggi
Orang ini menggunakan waktunya secara efisien, tidak menyia-nyiakan/membuang
waktu dengan berpangku tangan/melamun atau pekerjaan yang sia-sia/tidak berguna.
Perhatiannya akan hari esok menyebabkan ia hidup secara hemat dan membuat rencana
mengenai hari yang akan datang.
Mampu menyatakan pendapat/gagasan dan menghargai pendapat/gagasan orang lain
Orang ini percaya kepada kemampuan dan harga diri sendiri, memperhatikan
kepentingannya sendiri disamping kepentingan masyarakat.Ia tidak tenggelam terhadap
pengaruh dan kepentingan pihak lain. Ia menghargai seseorang sesuai dengan prestasinya.
B. Keterampilan Personal
G.W. Allport mengemukakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamik sistem psiko-fisik
yang ada pada suatu individu, yang menentukan karakteristik tingkah laku dan berpikirnya.
Kepribadian terbentuk sejak lahir, dan dari pengaruh lingkungan tempat ia tinggal. Kepribadian
seseorang merupakan perpaduan antarwarisan biologik dengan kondisi kehidupannya. Karena
baik biologik maupun kondisi kehidupan yang dimiliki dan dijalani tiap orang tidak sama maka
dapat dikatakan tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama.
Tiap orang memiliki kepribadian masing-masing yang tidak sama dengan kepribadian orang
lain, walaupun dalam satu keluarga. Namun demikian kita sebagai kelompok/masyarakat, bahkan
sebagai bangsa memiliki kepribadian tertentu, yang memiliki ciri-ciri/karakteristik tertentu yang
dapat dibedakan dengan kelompok/masyarakat atau bangsa lainnya.
Kepribadian seseorang dibina dan dikembangkan oleh lingkungan tertentu, baik luas maupun
sempit.Selanjutnya, kepribadian tidak hanya dibina oleh lingkungan, melainkan kepribadian itu
pun dapat mempengaruhi lingkungan. Dengan berbekal pengetahuan IPS, akan memberi
ciri/karakter tertentu dalam pembentukan kepribadian.
C. Keterampilan Sosial
Masyarakat yang merupakan kelompok manusia yang tinggal pada wilayah tertentu yang
diikat oleh norma atau system nilai yang dimilikinya selalu mengalami perubahan. Pertumbuhan
demografi, akan mendorong perubahan dan perkembangan aspek kehidupan manusia lainnya.
Perubahan dan pertambahan penduduk, akan mendorong pertumbuhan kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan ekonominya.Cara manusia
memenuhi kebutuhan ini dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan dan perkembangan.
Dalam memanfaatkan sumber daya atau lingkungan, manusia dalam melakukan perubahan cara
mulai dari cara meramu kepada bercocok tanam sampai bertani yang modern, peternakan dan
sampai pula pada industry modern. Perubahan cara pemenuhan kebutuhan tadi atau lebih sempit
lagi perubahan produksi, sudah pasti diikuti oleh perubahan-perubahan lainnya, seperti
perubahan organisasi, perubahan struktur, perubahan nilai dan norma dan lain sebagainya.
Perubahan social dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat, yang meliputi
berbagai aspek kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat, dan yang telah
didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tututan kehidupan dalam mencari
kestabilannya (Nursid Sumaatmadja, 1980: 88).
Perubahan sosial yang disebabkan factor-faktor dari dalam kelompok adalah karna penemuanpenemuan atau penciptaan-penciptaan baru (inovasi) tentunya terjadinya penemuan-penemuan
baru (inovasi) dapat terjadi apabila anggota-anggota masyarakat memilliki hal-hal berikut:
1.
Adanya kesadaran anggota masyarakat akan perlunya upaya meningkatkan kehidupan secara
terus-menerus. Kesadaran tersebut akan timbul apabila adanya rasa tidak puas terhadap apa yang
telah dicapainya. Oleh David C. Mc. Clelland dikatakan memiliki Ach (Need for Achievement)
yang tinggi. Need for Achievement adalah suatu dorongan kebutuhan untuk mencapai prestasi
yang lebih baik.
2. Adanya kualitas anggota masyarakat dalam kelompok yang kreatif. Anggota masyarakat yang
kreatif ini merupakan motivator dan modernisator bagi perubahan sosial dan perubahan dalam
kelompok yang bersangkutan. Oleh para ahli psikologi, orang yang memiliki akal dan daya
3.
kreatif yang tinggi ini, disebut vitus mental.
Adanya suasana persaingan yang sehat diantara anggota-anggota masyarakat untuk mencapai
prestasi yang tinggi demi kemajuan kelompok yang bersangkutan.
4. Adanya dorongan kepada anggota yang berprestasi baik berupa piagam pengahargaan maupun
insentif lain, agar ia terus berprestasi dan berkarya.
Sebagai guru IPS, tentunya juga sebagai anggota masyarakat mau tidak mau harus berperan
dan peka terhadap berbagai kejadian dan masalah yang terjadi di masyarakat anda tidak boleh
bersifat masa bodo atas kejadian-kejadian atau masalah-masalah dalam kehidupan di masyarakat
anda harus aktif dan melibatkan diri dan bersatu dengan anggota masyarakat lainnya untuk
menigkatkan taraf hidup dan membantu mencarikan jalan pemecahan permasalahanpermasalahan yang ada di masyarakat.
Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,
antara lain berikut ini.
1. Dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat; sebagai anggota masyarakat, ia harus
melibatkan diri dalam berbagai kegiatan pembangunan bersama anggota masyarakat lainnya.
2. Dalam upaya menangkal unsur-unsur kebudayaan yang tidak sesuai, ia harus dapat menyadarkan
kepada anggota masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara norma-norma luhur yang
terkandung dalam Pancasila maupun agama sebagai pegangan hidupnya.
3. Dalam rangka upaya mengatasi atau mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, misalnya masalah kenakalan remaja, pergaulan bebas, tindakan asusila, kekerasaan
dan sadism, dan lain sebagainya serta maslah lingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan,
erosi dan lain sebagainya diperlukan keterampilan untuk mencarikan jalan pemecahannya. Di
sinilah keterampilan-keterampilan dasar IPS membantu untuk melihat faktor-faktor penyebab
dari timbulnya suatu permasalahan sosial secara interdisipliner/multidisipliner.
http://indahdwimonica.blogspot.co.id/2015/06/keterampilan-dasar-ips-dalam.html
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1
A. Latar Belakang
B. Rumusam Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Keterampilan Berfikir, Akademik/ Studi, dan Sosial
B.Kemampuan atau Keterampilan dalam Ilmu Geografi
1. Metode Pembelajaran
2. Penggunaan Sumber Belajar
3. Penggunaan Media atau Alat Pembelajaran
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif
C.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Sejarah
D.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Ekomomi
E.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Politik
G.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Antropologi
H.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Psikologi Social
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmatnya, akhirnya penulisan tugas makalah yang berjudul
ini dapat selesai tepat waktu walaupun kenyataannya masih banyak kekurangan.
Kami sadar bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan, jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Adapun tugas makalah ini dapat
kami selesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan tugas makalah ini.
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada kami dalam menyusun
laporan tugas makalah ini dapat bermanfaat dan mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata kami berharap agar laporan makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu-ilmu social (social sciences) dapat diartikan sebagai bagian ilmu
pengetahuan mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota
masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Mackenzie, Norman (91968:7) bahwa
social sciences are all the academic disclipines which deal with men in their social
context. Jadi jadi, dengan demikian tiap ilmu pengetahuan yang mempelajari dan
mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, termasuk bagian ilmu-ilmu
social.
Manusia adalah suatu dinamika. Dinamika ini tidak pernah berhenti,
melainkan tetap terus aktif. Dinamika manusia inilah yang memadukan manusia
dengan sesamanya dan denga dunia lingkungannya (Drijarkara, 1969 : 44).
Dinamika manusia merupakan ungkapan hakikat jiwa manusia sebagai
makhluk yang berakal-budi (homo sapies) dan sebagai makhluk social. Hakikat
inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di permukaan bumi.
Pengembangan akal budi manusia dengan relasi social inilah yang menyebabkan
keadaan kehidupan di permukaan bumi seperti kenyataan dewasa ini.
Perkembangan dan pemanfaatan akal-budi manusia, telah menghasilkan apa
yang
telah
kita
istilahkan
sebagai,
kemampuan
budaya
dan
kemampuan
memanfaatkan pengetahuan kebudayaan manusia telah membantu meningkatkan
kesejahteraan manusia itu sendiri. Pengungkapan budaya dalam bentuk benda
materi dan non-materi, telah menghidupkan kelompok manusia menjadi kelompok
social yang luas. Bahasa yang merupakan salah satu aspek kebudayaan, telah lebih
mengembangkan akal-budi manusia dalam mengungkapkan buah pikiran dan
perasaannya sehingga lebih memperlancar pemanfaatan segala sumber daya yang
ada di sekitarnya.bahasa menjadi dasar pendorong terungkapnya pikiran dan
perasaan manusia yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Cara berpikir yang dilakukan manusia secara sistematis, telah menghasilkan
ilmu pengetahuan. Sebaliknya perkembangan ilmu pengetahuan telah pula
mengembangkan dan meningkatkan cara berpikir. Kemajuan ilmu pengetahuan
menjadi dasar perkembangan dan kemajuan teknonogi. Mealui pemanfaatan ilmu
pengetahuan da teknologi, manusia telah dapat memanfaatkan sumber daya untuk
menjamin kelangsungan hidupnya.
Manusia
sebagai
makhluk
biologis,
dalam
pertumbuhan
hidupnya
memerlukan kebutuhan jasmaniah. Kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan sejak
ia lahir, seperti makan, minum, perlindungan terhadap cuaca yang buruk.
Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan ini mengungkapkan bahwa manusia adalah
makhluk ekonomi.
Kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk social, tidak dapat dilepaskan
dari kemampuannya mengatur kebijaksanaan dalam kelompok. Di sini kelihatan
jelas
bahwa
manusia
adalah
makhluk
berpolitik
yang
mampu
mengatur
ketenteraman, kebijaksanaan dan kesejahteraan bersama dengan kelompoknya
masing-masing, mulai dari keluarga, warga desa, sampai ke tingkat bangsa dan
Negara.
Selanjutnya
manusia
sebagai
makhluk
social,
juga
memiliki
sikap,
kemampuan, emosi dan potensi-potensi kejiwaan lainnya, yang dapat berkembang
dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia merupakan makhluk berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat.
B. Rumusam Masalah
A. Bagaimana keterampilan berfikir, akademik/ studi, dan social?
B. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu geografi ?
C. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sejarah ?
D. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu ekomomi ?
E. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu politik ?
F. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sosiologi ?
G. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu antropologi ?
H. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu psikologi social ?
C. Tujuan Masalah
A. Mengetahui keterampilan berfikir, akademik/ studi, dan sosial.
B. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu geografi.
C. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sejarah.
D. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu ekomomi.
E. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu politik.
F.
Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sosiologi.
G. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu antropologi.
H. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu psikologi social.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Keterampilan Berfikir, Akademik/ Studi, dan Sosial
Seorang pengarang menyatakan bahwa warga negara yang dihasilakan oleh
pendidikan IPS akan mempunyai sifat sebagai warga negara yang reflektif, mampu
atau terampil, dan peduli. (martorella, peter. H., 1994:10). Reflektif berarti dapat
berpikir kritis yang dapat membuat keputusan-keputusan dan memecahkan
masalah atas dasar bukti-bukti terbaik yang dapat diperolehnya. Mampu atau
terampil berarti mempunyai sejumlah keterampilan untuk menolong seseorang
didalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Sikap perduli berarti
kemampuan untuk menyelidiki kehidupan sosoialnya dan memperhatikan issu-issu
yang penting, melaksanakan hak-haknya dan tanggung jawabnya sebagai anggota
dari masyarakatnya. Dengan kata lain, pendidikan IPS adalah mengenai masalah
kepala, tangan, dan hati. Kepala berarti dapat berpikir reflektif, tangan bearti
kemampuan atau keterampilan, dan hati mencerminkan sikap perduli terhadap
kehidupan masyarakatnya.
Mengenai tujuan dalam aspek keterampilan, Fraenkel, J.R. (1980:137;142;172)
menyebutkan tiga kelompok keterampilan yang perlu dilatihkan kepada siswa
a.
dalam pembelajaran IPS adalah:
Keterampilan berfikir, misalnya:
melakukan
pengamatan,
membandingkan,
menjelaskan, dan mempertentangkan, mengembangkan konsep, membedkan,
merumuskan definisi, menggambarkan, mengemukakan pendapat.
b. Keterampilan akademik/studi, misalnya: membaca, melihat/melakukan observasi,
mendengarkan, merumuskan garis besar, membuat catatan, menuliskan judul pada
suatu karangan, membuat bagan urutan waktu, dan mengajukan pertanyaanc.
pertanyaan yang relevan.
Keterampilan sosial, misalnya:
merencanakan
bekerja
dengan
orang
lain,
mengambil bagian dalam proyek penelitian, mengambil bagian yang produktif
didalam diskusi, bertindak bertanggung jawab, dan bersedia membantu orang lain.
Keterampilan yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh informasi :
Keterampilan membaca: pemahaman, perbendaharaan bahasa, dan kecepatan
membaca.
Keterampilan studi : mendapatkan informasi, menata informasi sehingga mudah
digunakan.
Keterampilan merujuk dan mencari informasi : penggunaan perpustakaan, mencari
rujukan khusus, menggunakan peta, globe, grafik, dan menggunakan masyarakat
sebagai sumber belajar.
Keterampilan teknis dalam menggunakan alat elektronik : menggunakan computer,
telpon, televise, dan alat informasi lainnya.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengorganisasian dan penggunaan
informasi :
Keterampilan intelektual : mengklasifikasikan informasi, menafsirkan informasi,
menganalisis informasi, dan mengevaluasi informasi.
Keterampilan pengambilan keputusan : mendapatkan informasi, fakta yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan, mengetahui adanya nilai-nilai yang
terlibat dalam situasi tersebut dan masalah-masalah yang muncul.
Keterampilan yang berhubungan dengan hubungan interpersonal (antar
pribadi) dan partisipasi sosial :
Keterampilan personal : menyatakan keyakinan pribadinya, mengkomunikasikan
kepercayaan perasaan dan keyakinan pribadinya, menyesuaikan perilaku dirinya
dengan keadaan kelompok dan situasi, mengakui bahwa perhubungan antar pribadi
yang bersifat saling melengkapi kebutuhan masing-masing.
Keterampilan interaksi kelompok : member sumbangan pada iklim kelompok yang
baik/sehat, mengambil bagian dalam menyusun peraturan dan pedoman untuk
kehidupan kelompok, bertindak sebagai pemimpin atau anggota kelompok,
membantu pencapaian tujuan kelompok.
Keterampilan partisipasi sosial dan politik : selalu tanggap terhadap masalahmasalah yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat, bekerja secara tepat,
bekerja untuk mempengaruhi para pemegang kebijakan dalam masyarakat.
Kenyataan bahwa nilai selain merupakan konsep atau ide dan standart
perilaku, juga berkaitan dengan aspek emosional (perasaan), mengharuskan guru
untuk melakukan pendidikan nilai yang melibatkan siswa didalam pengalaman yang
dapat menolong mereka tumbuh baik secara intelektual maupun emosional.
Demikian juga dalam proses pengambilan keputusanyang merupakan tujuan dari
pengajaran IPS.
Penerapan Dan Latihan Dalam Keterampilan Dasar IPS
Apakah anda sering melatih pengembangan keterampilan dasar IPS dalam diri
anak? Dalam pelajaran IPS seorang guru mungkin lebih mudah memberikan
kegiatan belajar yang menarik bagi anak dan mengaktofkan anak, tetapi kegiatan
itu belum tentu mengembangkan keterampilan dasar IPS.
Coba anda renungkan kembali!
Apakah anak pernah diajak untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat?
Apakah anak dibekali keterampilan meneliti gejala / peristiwa sosial
dilingkungannya?
Apakah berita Koran, majalah, TV, dan berita dari mulut ke mulut merupakan bahan
sajian yang dibahas anak?
Apakah anak dibekali keterampilan cara mencari lokasi/ tempat melalui media peta?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menuntun anda agar memberi
kesempatan kepada anak untuk mengembangkan keterampilan dasar IPS dalam
dirinya.
Keterampilan dasar IPS :
Istilah keterampilan proses sudah lebih dulu diperkenalkan dan dikenalkan
para guru, akan tetapi sering istilah ini diisyaratkan karena ada kata “proses” yang
mempunyai banyak arti dalam lingkungan . Kata proses mempunyai contoh seperti :
Seorang anak yang diberikan tugas wawancara kepada tukang becak, maka dalam
hal ini, anak berproses untuk membina komunikasi yang baik dengan orang lain.
Anak mulai mengenal fakta dan opini serta belajar mempertimbangkan sesuatu.
B.
Kemampuan atau Keterampilan dalam Ilmu Geografi
Beberapa keterampilan guru khususnya guru geografi berkenaan dengan
kegiatan belajar-mengajar topik atau bahasan geografi.
1. Metode Pembelajaran
Sesuai dengan hakikat dan ruang lingkup bahasan geografi, maka pengajaran
geografi dapat dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Banyak metode
pengajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas, seperti metode-metode ceramah
bervariasi, Tanya jawab, diskusi, role playing, sosiodrama, kerja kelompok dan
sebagainya. Sedangkan metode pembelajaran yang dilakukan di luar kelas seperti
metode tugas belajar dan metode karya wisata. Pada dasarnya tidak ada metode
pembelajaran yang paling baik. Tiap metode mempunyai kelebihan atau kebaikan
dan ada kekurangannya. Pada pelaksanaannya, semua metode tadi diterapkan
secara kombinasi terpadu sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan instruksional
atau pembelajaran yang harus dicapai. Di sinilah kemampuan atau keterampilan
guru untuk meilih metode pembelajaran mana yang paling tepat atau efektif.
2. Penggunaan Sumber Belajar
Sumber beajar geografi dapat berupa fenomena atau gejala-gejala yang ada
di sekitar atau lingkungan (baik di lingkungan alam, maupun lingkungan manusia),
kemudian dari buku-buku, majalah, surat kabar, dan mediaelektronika yang
berhubungan dengan materi atau topik bahasan geografi. Pada umumnya guruguru hanya menggunakan buku sumber sebagai sumber belajar, padahal buku
sumber hanya salah satu dari sumber belajar yang dapat dilakukan guru. Dengan
mengambil sumber belajar dari gejala-gejala yang ada di sekitarnya, proses belajarmengajar geografi akan lebih menarik perhatian siswa dan tidak membosankan. Di
sinilah diperlukan kemampuan atau keterampilan guru agar supaya hasi belajar
siswa dapat optimal.
3. Penggunaan Media atau Alat Pembelajaran
Bagaimanapun kondisi dan situasinya, penerapan metode pembelajaran
dalam kegiatan belajar-mengajar, tidak dapat dilepaskan dari penggunaan media
pengajaran yang sesuai dengan teknik-teknik mengajar serta tujuan instruksional
yang ingin dicapai. Pengajaran geografi, hakikatnya adalah pengajaran tentang
gejala-gejala geografi yang tersebar di permukaan bumi. Untuk member citra
tentang penyebaran dan lokasi-lokasi gejala-gejala tadi, anak didik (lebih-lebih SD)
tidak mungkin hanya mendengarkan ceramah, berdiskusi atau Tanya jawab saja,
melainkan harus mengamati secara langsung.
Gejala atau fenomena yang ada di sekitar tempat tinggal anak, baik berupa
gejala atau fenomena kehidupan manusia, selain sebagai sumber belajar, dapat
juga dijadikan media pembelajaran geografi tidak dapat hanya di ceramahkan,
didiskusikan atau hanya Tanya jawab saja, melainkan harus ditunjukkan dan
diragakan.
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif
Menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang atau memotivasi
kegiatan belajar aktif sehingga kegiatan belajar siswa dalam proses belajar
mengajar akan menghasilkan pencapaian belajar yang penuh makna (meaningful
learning). Di sini diperlukan kemampuan guru untuk menciptakan suasana belajar
yang tidak mencekam, tidak terlalu kaku dan juga tidak terlalu bebas yang
menimbulkan suasana belajar malah tidak terkendali
C. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Sejarah
Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa
lampau atau bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat
masa lampau sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat dipercaya
(Fairchild, H.P, 1964:141). Sejarah berarti cerita atau kisah, kajadian atau peristiwa
dan studi atau ilmu pengetahuan tantang cerita yang benar-benar telah terjadi atau
berlangsung pada waktu yang lalu (H. Ismaun, 1992:22).
Sebagai guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya selain dapat
menguasai disiplin ilmu yang diasuhnya, mampu merumuskan tujuan instruksional
atau pembelajaran, ia harus mempunyai keterampilan untuk mentransferkan materi
atau topic bahasan kepada siswa-siswanya. Khususnya untuk mentransferkan
materi atau topic bahasan bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal diperlukan berbagai kemampuan
atau keterampilan guru itu sendiri, seperti memilih dan mementukan metode
pembelajaran yang tepat atau efisien, memilih sumber , memilih dan menggunakan
media atau alat, pembelajaran, meceritakan kondisi situasi, suasana belajar yang
mendukung siswa aktif dan sebagainya. Tentunya keterampilan-ketelampilan yang
perlu dimiliki guru antara satu dengan yang lain harus saling menunjang atau
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
Untuk
memilih
metode
pembelajaran
mana
yang
paling
aktif
perlu
dipertimbangkan berbagai segi antara lain: bahan atau toppik yang akan diajarkan,
tujuan yang ingin dicapai, kondisi siswa, sarana prasarana yang ada, bahkan
kemampuan guru itu sendiri, dan sebagainya. Satu hal yang mendapatkan
perhatian guru yang mengajar sejarah adalah anak atau siswa dapat terlibat
langsung secara aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Agar supaya kegiatan
belajar-mengajar dapat mengarah kepada cara penerapan CBSA, diperlukan
keterlibatan secara terpadu, berkesinambungan dari hal-hal sebagai berikut
(1) Mengarah pada jenis interaksi belajar-mengajar yang optimal
(2) Menuntu berbagai jenis aktivitas peserta didik
(3) Stra tegi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
(4) Menggunakan multi metode
(5) Menggunakan media yang bervariasi
(6) Mengarah kepada multi sumber belajar
(7) Menutup perubahan kebiasaan cara guru mengajar
Metode yang digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain:
metode ceramah bervariasi, Tanya jawab, diskusi, tugas, bermain peran dan
sebagainya. Karena sumber belajar sejarah selain sumber tertulis (buku-buku
literature, brosur, dokumentasi), juga berupa peninggalan-peninggalan (prasasti,
candi, istana-istana, dan sebagainya) maka metode karya wisata sangat membantu
mempelajari sejarah. Hanya masalahnya dalam melaksanakan karyawisata harus
benar-benar dipersiapkan dan direncanakan dengan matang. Sebab kalau tidak,
tujuan pembelajaran tidak tercapai karena kegiatan semacam ini hanyalah piknik
belaka. Dalam melaksanakan karyawisata, dahulukan tempat-tempat peninggalan
sejarah atau benda-beda bersejarah yang ada di sekitar kita, baru berjarak lebih
jauh, jangan di balik, yang jauh yang dikunjungi, sedangkan yang ada di sekitar kita
anak atau siswa tidak mengetahuinya.
D. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Ekomomi
Albert
L.
Mayers,
ia
mengemukakan
bahwa
ekonomi
adalah
ilmu
pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan manusia.
Persoalan di dalam ilmu ekomonomi ialah bahwa manusia di dalam usahanya
untuk
memenuhi
kebutuhan
selalu
menghadapi
ketidakseimbangan
antara
banyaknya kebutuhan dengan banyaknya barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia atau dengan kata lain bahwa kebutuhan terhadap barang barang dan jasajasa tidak terbatas sedangkan sumber-sumber, baik sumber alam maupun sumber
daya manusia terbatas.
Sebagai tujuan ilmu ekonomi adalah
1. Untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi baik
hubungan yang bersifat kausal maupun hubungan yang bersifat fungsional
2. Untuk menguasai peristiwa-peristiwa tersebut dan untuk dapat mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang kita hadapi
Sudah menjadi asumsi kita, bahwa sumber daya alam di permukaan bumi
tersebar tidak merata, bahkan di wilayah-wilayah tertentu, sumber daya dapat
dikatakan langka atau sama sekali tidak ada. Melalui pranata-pranata yang
diciptakan manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya
dapat diusahakan dapat memenuhi kebutuhan. Dalam kenyataannya pemenuhan
kebutuhan ini berbentuk pertanian, peternakan, peindustrian, perdagangan serta
jasa-jasa lainnya.
Sebagai seorang guru ekonomi atau guru yang mengajarkan ekonomi harus
mengetahui dan menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori yang merupakan
topic bahasannya.
Selain kita mengetahui dan memahami tentang disiplin ilmu ekonomi,
tentunya bagi seorang guru ekonomi atau guru yang mengajar ekonomi dituntut
juga untuk dapat mentransfer konsep-konsep. Teori-teori yang merupakan topic
bahasan ekonomi kepada anak didik atau siswanya. Untuk dapat mencapai tujuan
instruksional atau pembelajaran secara optimal dibutuhkan beberapa keterampilan
yang harus dimiliki guru tersebut. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar
yang dapat merangsang atau mendorong siswa utuk belajar, mencari dan
menemukan sendiri. Dengan demikian hasil belajar siswa akan lebih melekat dan
tahan lama.
Dalam
mempelajari
konsep-konsep
ekonomi
yang
merupakan
topic
bahasannya selain bersumber dari buku-buku literature yang sesuai dengan
kurikulum, banyak konsep-konseonya yang bias dikembangkan dari gejala-gejala
ekonomi yang ada di sekitar lokasi sekolah atau di sekitar tempat tinggal siswa itu
sendiri. Oleh karena itu, sumber pembelajaran ekonomi juga dapat diambil dari
kegiatan-kegiatan
misalnya
ekonomi
kegiatan
masyarakat
pertanian,
yang
perkebunan,
ada
di
kerajinan,
sekitar
lingkungannya,
perikanan,
industry,
pertukangan serta jasa-jasa lainnya. Hal ini penting, karena kebiasaan guru dalam
mengajar lebih terfokus kepada konsep-konsepyang hanya bersumber dari bukubuku literature. Lebih-lebih bagi anak usia sekolah dasar (SD), dengan mengambil
sumber pembelajaran dari kegiatan ekonomi yang ada di lingkungan sekitarnya,
pembelajaran lebih bersifat konkret. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan atau
keterampilan guru pengajar ekonomi untuk memilih metode pembelajaran, media
atau alat bantu pembelajaran serta menciptakan suasana belajar yang dapat
merangsang atau mendorong siswa belajar
E. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Politik
Banyak orang atau pakar yang mendefinisikan pengertian ilmu politik,
misalnya saja Prof. Mr. Muh. Jamin. Ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada
masalah kekuasaan dan bagaiana jalannya tenaga kekuasaan dalam masyarakat
dan susunan Negara.
Adanya pranata politik dalam kehidupan manusia, menunjukkan bahwa
manusia merupakan makhluk yang dapat mengatur kesejahteraannya, mengatur
ketenteraman dan keamanan hidupnya. Manusia sebagai makhluk yang berolitik
inilah yang membedakan diri manusia dengan makhluk lainnya, yang dapat
melestarikan dan meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani. Manusia
memiliki kemampuan mengatur kehidupan kelompok, mulai dari kelompok yang
terkecil (keluarga)sampai kepada kelompok yang besar (bangsa atau negara) dan
sampai
pula
kepada
kelompok
yang
menembus
batas-batas
kebangsaan
(antarbangsa)
Karena ruang lingkup, ilmu politik sedemikian luas, yang menembus berbagai
aspek kehidupan social manusia, dalam rangka kerjanya tidak dapat melepaskan
diri dari bantuan ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi, ilmu Negara, ilmu hokum
administrasi Negara, psikologi dan sebagainya.
Guru yang mengajarkan konsep-konsep yang berhubungan dengan ilmu
politik diharapkan dapat mentransfernya kepada para siswanya. Untuk mentransfer
konsep-konsep, prinsip-prinsip, tori-teori yang berhubungan dengan topik behasan
yang akan diajarkan, diperlukan keterampilan-keterampilan tertentu.sama halnya
dengan mengajarkan materi yang termasuk pokok bahasan atau topic bahasan
geografi, sejarah, ekonomi. Guru yang mengajarkan pokok bahasan atau topic
bahasan politik pun harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, sumber
belajar, media atau alat bantu pelajaran dan sebagainya. Namun karena objek
studi, ruang lingkup bahasan serta tujuan pembelajaran yang berbeda maka dalam
pembelajaran seain bersumber dari buku-buku literature yang digunakan, dapat
juga dengan melihat system politik yang berlaku. Lembaga-lembaga pemerintahan
baik dari tingkat pusat sampai tingkat yang paling rendah (pemerintah desa) dapat
dijadikan sumber pembelajaran. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga dapat
dijadikan sumber pembelajaran. Bagaimana keluarga dapat mengatur serta
memelihara kesejahteraannya, keamanan, ketenteraman semua anggota keluarga.
Setiap
anggota
keluarga
mempunyai
fungsi
masing-masing
dan
sekaligus
mempunyai hak serta kewajibannya. Contohnya, Seorang Ayah berfungsi sebagai
kepala keluarga. Sedangkan kepala keluarga si Ayah mempunyai hak untuk
dihormati
oleh
seluruh
anggota
keluarga,
ditaati
nasihat-nasihatnya
dan
sebagainya. Selain ia memiliki hak juga mempunyai kewajiban untuk mencari
nafkah dalam menjamin kesejahteraan keluarga, dan sebagainya. Begitu juga
seorang ibu, anak-anak mempunyai hak dan kewajiban masinng-masing.
Jadi dalam pengajaran politik diharapkan para siswa selain mengetahui juga
menyadari hak dan kewajiban baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai
warga Negara. Selain itu juga siswa harus menyadari bahwa untuk hidup aman,
tenteram
sejahtera
penuh
dengan
aturan-aturan
yang
perlu
ditaati
dan
dilaksanakan.
F.
Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Sosiologi
Guru yang mengajar konsep-konsep atau teori-teori sebagai pokok atau topic
bahasan harus mengenal mengenai ilmu sosiologi, objek studinya, ruang lingkup
dan tujuan serta peran sosiologi.
Pengertian sosiologi dapat diartikan sebagai berikut : sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari masyarakat. Kemudia Brown, G. D. (1975:35) mengartikan
sosiologi adalah interaksi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok atau masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat.
Masyarakat meliputi sejumlah manusia yang hidup berkelopok-kelompok atau
begolong-golongan yang dengan sendirinya satu sama lain saling berhubungan dan
salinng mempengaruhi. Keadaan saling berhubungan dan golongan dengan
golongan lain, atau antar perorangan dengan suatu golongan dengan terlepas dan
tidak berhubungan serta tidak pengaruh mempenngaruhi satu sma lain, tidak
dapatdipandang suatu masyarakat sebaiknya meskipun jumlahnya tidak seberapa
banyak tetapi satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi maka
kellompok itu memenuhi syarat untuk disebut masyarakat.
Sosiologi
mempelajari
masyarakat
secara
umum
sehingga
ada
yang
menamakannya ilmu masyarakat umum. Meskipun demikian ada yang merupakan
bahwa sosiologi menekankan studinya kepada empat hal berikut:
(1) Bentuk masyarakat
(2) Hubungan masyarakat
(3) Tenaga social
(4) Proses social (Sudardja Adiwikarta, 1979/1980:4)
Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, sosiologi mempunyai tujuan yaitu
1. Semakin berkembang dan semakin kayanya ilmu itu sendiri sebagai ilmu dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip atau teori-teori yang diperoleh dari hasil
pemikiran, pengalaman dan penelitian.ini adalah aspek teoretis dari sosiologi yang
dapat dinamakan sosiologi teoretis
2. Semakin luas dan semakin tinggi taraf ketepatan penerapanprinsipp dan teori-teori
tersebut dalam kehidupan masyarakat untuk membantu memecahkan masalah
manfaat yang lebih besar dapat dinamakan sosiologi terpakai (applied sociology)
Ketika guru akan mengajarkan konsep-konsep atau teori-teori sosiologi yang
berupa pokok atau topic bahasan kepada siswa-siswanya maka guru tersebut harus
memiliki keterampilan-keterampilan mengajar. Selain itu guru juga harus memilih
metode pembelajaran yang tepat, sumber pembelajaran, media atau alat bantu
pembelajaran yang dipergunakan dan sebagainya.
Agar mampu atau terampil untuk menciptakan suasana belajar-mengajar
yang mendorong atau merangsang siswa ikut terlibat di dalamnya. Sama halnya
dengan mengajarkan konsep-konsep atau teori-teor
Kehidupan
Keterampilan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial
Ilmu-ilmu sosial (Social Sciences) dapat diartikan sebagai bagian ilmu pengetahuan
mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat.Tiap ilmu
pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat,
termasuk bagian ilmu-ilmu sosial.
Hakikat kehidupan manusia sebagai suatu dinamika.Dinamika itu mengungkapkan bahwa
manusia bukan makhluk biologi semata, melainkan juga makhluk sosial, budaya, ekonomi,
politik, hukum, psikologik dan seterusnya. Aspek-aspek itu terdiri dari interaksi sosial, budaya,
kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, sikap dan reaksi kejiwaan, geografi dan
sebagainya.Aspek-aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan seperti sosiologi,
antropologi, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, ilmu hukum, psikologi sosial, geografi dan
sebagainya (Nursid Sumaatmaja, 1980:33).
Sebagian kita memaklumi bersama, ilmu-ilmu pengetahuan tersebut di atas dewasa ini
berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat.
Setiap disiplin ilmu memiliki struktur, ia memberikan batas atau ruang lingkup bagi suatu
disiplin ilmu dan membedakannya dari cabang ilmu lain.Struktur merupakan konsep pedagogis
dan perlu diajarkan melalui IPS, agar murid secepatnya dapat menghayati ide-ide dari ilmu yang
dimaksud.Makin mendasar ide-ide yang dimiliki itu, makin besar kemungkinan penerapannya
kepada masalah yang lebih luas.
Objek setiap kegiatan belajar menurut Bruner ialah melayani atau memenuhi keperluan anak
didik untuk hari kedepannya. Adapun dua cara untuk itu yaitu:
1. Pemindahan/transfer keterampilan melalui kurikulum sekolah sebagai dasar untuk dipakai kelak
didalam masyarakat.
2. Pemindahan/transfer prinsip-prinsip dan sikap melalui kurikulum sekolah, bukan sekadar untuk
memperoleh keterampilan, tetapi untuk mendapatkan ide-ide dasar dan ide-ide umum yang dapat
dipergunakan sebagai dasar menangani masalah masyarakat.
Tipe transfer yang kedua ini merupakan inti ciri proses pendidikan masa kini melalui IPS,
syarat untuk itu antara lain penguasaan struktur ilmu/ilmu-ilmu yang hendak dihayati (Kosasih
Djahiri, 1982/1983:8)
Sebagai guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial sangat
diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, objek yang dipelajari,
metode dan pendekatan dari tiap-tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut.Dengan mengetahui dan
menguasai pengetahuan ilmu-ilmu sosial, bahasan/topik-topik IPS baik berupa konsep, prinsip,
generalisasi, teori maupun fakta-fakta yang bersumber dari masyarakat dapat dibahas lebih
mendalam.
A. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.Konsep geografi yang
diketengahkan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah
geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas
atmosfer (lapisan udara), lithosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan)
dan biosfer (lapisan kehidupan).
Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan
bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi
kewilayahannya. Dengan perkataan lain, pengajaran geografi merupakan hakikat geografi yang
diajarkan disekolah yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang
pendidikan masing-masing.
Sebagai ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup ilmu geografi itu
sendiri, yaitu:
1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia
2. Penyebaran umat manusia dengan variable kehidupannya
3.
Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungannya yang memberikan variasi
terhadap ciri khas tempat-tempat dipermukaan bumi
4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara darat, perairan dan udara diatasnya
Materi geografi adalah kehidupan manusia dimasyarakat, alam lingkungan dengan segala
sumber dayanya, region-region di permukaan bumi, menjadi sumber pengajaran geografi. Selain
gejala-gejala kehidupan, buku-buku dan kepustakaan lain yang juga berkenaan dengan gejala
tadi menjadi sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran geografi.Kemampuan dasar
guru geografi berkenaan dengan penguasaan materi, tujuan pengajaran geografi dan tingkat
perkembangan mental anak sangat dituntut.
Sebagaimana tujuan pendidikan pada umumnya, mengacu kepada tujuan pendidikan nasional
yang dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus sampai kepada tujuan yang operasional.Tujuan
instruksional merupakan tujuan yang wajib dicapai pada pelaksanaan pengajaran.Dengan
demikian, tujuan instruksional pengajaran geografi adalah tujuan yang wajib direalisasikan pada
pelaksanaan pengajaran geografi. Pencapaian tujuan tersebut melalui proses berbagai
keterampilan yang mengandung keaktifan anak didik dalam merealisasikannya. Dengan anak
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran maka pencapaian tujuan pembelajaran itu akan lebih
diresapi oleh siswa sehingga kesannya akan tahan lama.
Secara singkat akan dibahas beberapa keterampilan guru, khususnya guru geografi berkenaan
dengan kegiatan belajar-mengajar topik/bahasan geografi.
1. Metode Pembelajaran
Pengajaran geografi dapat dilaksanakan di dalam kelas, seperti metode ceramah-ceramah
bervariasi, tanya jawab, diskusi, role playing, sosiodrama, kerja kelompok dan sebagainya.
Sedangkan metode pembelajaran yang dilakukan diluar kelas, seperti metode tugas belajar dan
metode karyawisata.
2. Penggunaan Sumber Belajar
Sumber belajar geografi dapat berupa fenomena/gejala-gejala yang ada di sekitar/lingkungan
(baik di lingkungan alam, maupun lingkungan manusia), kemudian dari buku-buku, majalah,
surat kabar dan media elektronika lainnya yang berhubungan dengan materi/topik bahasan
geografi. Dengan mengambil sumber belajar dari gejala-gejala yang ada disekitarnya, proses
belajar-mengajar geografi akan lebih menarik perhatian siswa dan tidak membosankan.
3. Penggunaan Media/Alat Pembelajaran
Gejala/fenomena yang ada disekitar tempat tinggal anak, baik berupa gejala kehidupan
manusia, selain sumber belajar dapat juga dijadikan media pembelajaran geografi. Tidak dapat
hanya diceramahkan, didiskusikan atau tanya jawab saja, melainkan harus ditunjukkan dan
diragakan.
4. Menciptakan suasana Belajar yang Kondusif
Menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang/memotivasi kegiatan belajar aktif
sehingga keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar akan menghasilkan pencapaian
belajar yang penuh makna (meaningfull learning).
B. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sejarah
Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau bidang
ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau sesuai dengan
metode-metode tertentu yang dapat dipercaya (Fairchild, H.P, 1964:141).Hakikatnya sejarah itu
adalah suatu konsep tentang waktu yang lalu selaras dengan rangkaian sebab akibatnya.Akan
tetapi, inti sejarah adalah perubahan.
Objek studi sejarah adalah sejarah sebagai kenyataan dalam arti luas yang meliputi segala
sesuatu
yang
pernah
terjadi
dalam
kehidupan
umat
manusia,
dan
semua
gejala
alamiah.Sedangkan dalam arti terbatas ialah sejarah umat manusia, dimulai dari saat adanya
kehadiran makhluk manusia didunia.Ilmu menjadikan masa lampau masyarakat manusia sebagai
objek penelitiannya secara sistematis dan kritis dengan tujuan untuk memelihara hasil penelitian
itu sebagai pengetahuan yang bermakna dan berguna.
Berikutnya sebagai guru dalam melaksanakan tugas profesinalnya selain dapat menguasai
disiplin ilmu yang diasuhnya, mampu merumuskan tujuan instruksional, ia harus mempunyai
keterampilan untuk mentransferkan materi bahasan kepada siswa-siswanya. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal dperlukan berbagai kemampuan guru itu sendiri, seperti
memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat/efisien, memilih sumber situasi,
suasana belajar yang mendukung siswa aktif dan sebagainya.
Untuk memilih metode pembelajaran mana yang paling aktif perlu dipertimbangkan berbagai
segi antara lain: Bahan/topik yang akan diajarkan, tujuan yang ingin dicapai, kondisi siswa,
sarana prasarana yang ada bahkan kemampuan guru itu sendiri dan sebagainya. Metode yang
digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain: metode ceramah bervariasi, tanya
jawab, diskusi, tugas, bermain peran, metode karyawisata dan sebagainya.
C. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Ekonomi
Albert L. Meyers mengungkapkan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Sedangkan Brown, G.D.
mengemukakan bahwa ekonomi adalah suatu studi mengenai cara bagaimana manusia memnuhi
kebutuhan materinya melalui pranata-pranata. Mereka memanfaatkan sumber daya alam, modal
dan tenaga kerja yang terbatas.
Persoalan didalam ilmu ekonomi adalah bahwa manusia di dalam usahanya untuk memenuhi
kehidupan selalu mengahadapi ketidakseimbangan antara banyaknya kebutuhan dengan
banyaknya barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia atau dengan kata lain kebutuhan terhadap
barang dan jasa tidak terbatas sumber-sumber baik sumber alam maupun sumber daya manusia
terbatas.
Seorang guru ekonomi dituntut juga untuk dapat mentransfer konsep/teori yang merupakan
topik bahasan ekonomi kepada anak didik. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang
dapat mendorong siswa untuk belajar, mencari dan menemukan sendiri. Dengan demikian hasil
belajar siswa akan lebih melekat dan tahan lama. Selain bersumber dari buku-buku literature
yang sesuai dengan kurikulum, banyak konsepnya yang dapat dikembangkan dari gejala
ekonomi yang ada disekitar tempat tinggal siswa itu sendiri, misalnya kegiatan pertanian,
perkebunan, kerjainan, perikanan, industri, pertukangan serta jasa-jasa lainnya.Dengan hal ini
pembelajaran lebih bersifat konkret.
D. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Politik
Prof. Mr. Moh. Jamin mengungkapkan ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada masalah
kekuasaan dan bagaimana jalannya tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan
negara.Ilmu politik dengan sendirinya membahas dan mempersoalkan pembinaan negara dan
masyarakat atau kekuasaan.Dalam rangka kerjanya tidak dapat melepaskan diri dari bantuan
ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi, ilmu negara, ilmu hukum, administrasi negara, psikologi
dan sebagainya.
Sama halnya dengan mengajarkan materi yang termasuk topik bahasan geografi, sejarah, dan
ekonomi guru yang mengajarkan harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, sumber
belajar, media/alat bantu pembelajaran. Selain bersumber dari buku literature yang digunakan,
dapat juga dengan melihat sistem politik yang berlaku.Lembaga pemerintahan baik dari tingkat
pusat sampai tingkat yang paling rendah (pemerintahan desa) dapat dijadikan sumber
pembelajaran.Bahkan dalam kehidupan berumah tangga dapat dijadikan sumber pembelajaran.
Jadi, dalam pengajaran politik diharapkan para siswa selain mengetahui, juga menyadari hak
dan kewajiban baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai warga negara.Selain itu siswa juga
harus menyadari bahwa untuk hidup aman, tenteram sejahtera penuh dengan aturan-aturan yang
perlu ditaati dan dilaksanakan.
E. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sosiologi
Sosiologi dapat diartikan ilmu yang mempelajari masyarakat.Apa yang dimaksud dengan
masyarakat? Masyarakat meliputi sejumlah manusia yang hidup berkelompok yang dengan
sendirinya satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sosiologi mempelajari
masyarakat secara umum sehingga ada yang menamakannya ilmu masyarakat umum.
Agar mampu untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat
didalamnya, sama halnya dengan mengajarkan konsep-konsep disiplin ilmu-ilmu sosiologinya,
dalam pembelajaran dengan mengenai contoh gejala yang ada disekitar lingkungan anak. Hal ini
sekali lagi agar terhindar dari pembelajaran yang bersifat verbalisme (lebih-lebih para siswa
kelas rendah) dan hasil belajar akan lebih tahan lama.
F. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Antropologi
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (Fairchild. H.P.
1964:12). Ke dalam pekerjaan manusia termasuk segala hasil pemikirannya atau hasil akal
budinya.Sebagai objek antropologi adalah aspek budaya atau karya cipta manusia.Tetapi tidak
semua karya cipta manusia itu adalah kebudayaan.
Selanjutnya sebagai seorang guru yang mengajarkan harus mampu dan memiliki keterampilan
khusus yang berhubungan dengan pembelajaran agar tujuan instruksional dapat dicapai dengan
optimal.dan harus selalu diingat, untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung siswa
aktif, serta contoh-contoh yang digunakan dapat dilihat, dirasakan, atau dihayati oleh para siswa.
G. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial
(Fairchild. H.P. 1964:290). Objek studi psikologi adalah tingkah laku manusia di masyarakat
sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, reaksi emosional,
kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan kepribadiannya.
Pencapaian tujuan instruksional banyak tergantung kepada kemampuan/keterampilan guru
untuk memilih metode mengajar, keterampilan dalam memilih serta menggunakan media
pembelajaran, tercipta suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan
belajar-mengajar.
Keterampilan Sosial
Dapat tidaknya kita mengerti dan menghayati proses kehidupan, sepenuhnya bergantung
kepada katajaman pancaindra, pengalaman dan pengetahuan yang ada pada diri kita masing-
masing. Pengertian dan penghayatan dipengaruhi pula oleh minat, perhatian dan keingintahuan
yang hidup pada diri kita. Hal ini sepenuhnya merupakan kekayaan pribadi kita masing-masing
sebagai hasil pengaruh dan kerja sama kondisi psiko-biologis, lingkungan dan pendidikan kita.
Jadi merupakan hasil keseluruhan sistem pribadi kita masing-masing.
Pertumbuhan penduduk yang cepat, menjadi pendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan
yang menyangkut kebutuhan penduduk.Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk
dengan pertumbuhan sarana penunjang kehidupannya, telah menimbulkan bermacam-macam
masalah.Masalah-masalah tersebut meliputi masalah ekonomi, politik, budaya, hukum,
lingkungan dan lain sebagainya.Untuk selanjutnya kita melihat penerapan keterampilan dasar
IPS dalam kehidupan melalui beberapa aspek, seperti keterampilan mental, keterampilan
personal, dan keterampilan sosial.
A. Keterampilan Mental
Ada yang menjelaskan bahwa mental itu meliputi sistem nilai atau pandangan hidup dan sikap
(value system and attitude). Sistem nilai adalah konsepsi yang abstrak yang dianut oleh sebagian
warga masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang
sepele, apa yang berharga dan apa yang kurang berharga dan sebagainya.
Bagi orang yang mengetahui dan memahami apalagi sebagai guru IPS seperti halnya kita akan
keberadaan sistem nilai dan sikap masyarakat yang berlaku disetiap wilayah, lebih-lebih sistem
nilai dan sikap masyarakat dimana kita tinggal. Dengan mengetahui itu kita dapat menilai apakah
sistem nilai dan sikap tersebut baik atau buruk, menghambat upaya pembaruan/pembangunan
atau mendukungnya, dan sebagainya.
Seperti yang dikemukakan oleh Kuncaraningrat (Antropolog) terdapat beberapa sikap mental
yang menghambat pembangunan, diantaranya:
Sikap mental penerobosan (mengambil jalan pintas)
Dimiliki oleh orang-orang yang ingin mencapai target dengan menempuh jalan pintas dan
biasanya ditempuh dengan jalan yang tidak sesuai prosedur/aturan yang ada, sedangkan
kemampuannya sendiri sebenarnya tidak mendukungnya.
Sikap mental priyayi
Orang yang memiliki mental demikian apabila ia menghadapi atasan, terlalu
mengagungkan/menyembah-nyembah (menjilat), tetapi kalau dengan bawahan, memeras kalau
perlu menginjaknya.
Sikap mental mengagungkan masa lalu
Orang yang demikian biasanya menganggap masa lalu lebih baik dari sekarang.Hidup
sekarang banyak masalah/susah, dulu hidup senang serba kecukupan, dulu dihormati/dipuja-puja
orang sekarang diacuhkan orang dan sebagainya.
Sikap mental yang cepat puas
Orang yang demikian merasa cepat puas dengan apa yang ada/dimiliki, tidak ingin
berusaha untuk meningkatkannya, mereka cepat pasrah, bagaimana nasib saja. Orang yang
seperti ini tidak kreatif/kurang kreatif.
Selanjutnya, berikut sikap mental yang mendorong pembangunan yang juga merupakan
kemampuan/keterampilan IPS yang dapat diterapkan:
Memandang bahwa hidup ini dapat diperbaiki
Orang ini tidak menyerah begitu saja pada nasib, melainkan menghargai usaha dan
kemampuannya.Ia percaya akan kemampuan akal, ilmu dan teknologi.
Menghargai usaha manusia dalam mencapai hasil yang lebih baik
Orang ini tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya, melainkan berusaha untuk
mencapai yang lebih bermutu, lebih banyak, cara yang lebih efisien dan produktif, dan
seterusnya. Ia bersedia menerima pembaruan dan perubahan.
Mempunyai kesadaran waktu yang tinggi
Orang ini menggunakan waktunya secara efisien, tidak menyia-nyiakan/membuang
waktu dengan berpangku tangan/melamun atau pekerjaan yang sia-sia/tidak berguna.
Perhatiannya akan hari esok menyebabkan ia hidup secara hemat dan membuat rencana
mengenai hari yang akan datang.
Mampu menyatakan pendapat/gagasan dan menghargai pendapat/gagasan orang lain
Orang ini percaya kepada kemampuan dan harga diri sendiri, memperhatikan
kepentingannya sendiri disamping kepentingan masyarakat.Ia tidak tenggelam terhadap
pengaruh dan kepentingan pihak lain. Ia menghargai seseorang sesuai dengan prestasinya.
B. Keterampilan Personal
G.W. Allport mengemukakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamik sistem psiko-fisik
yang ada pada suatu individu, yang menentukan karakteristik tingkah laku dan berpikirnya.
Kepribadian terbentuk sejak lahir, dan dari pengaruh lingkungan tempat ia tinggal. Kepribadian
seseorang merupakan perpaduan antarwarisan biologik dengan kondisi kehidupannya. Karena
baik biologik maupun kondisi kehidupan yang dimiliki dan dijalani tiap orang tidak sama maka
dapat dikatakan tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama.
Tiap orang memiliki kepribadian masing-masing yang tidak sama dengan kepribadian orang
lain, walaupun dalam satu keluarga. Namun demikian kita sebagai kelompok/masyarakat, bahkan
sebagai bangsa memiliki kepribadian tertentu, yang memiliki ciri-ciri/karakteristik tertentu yang
dapat dibedakan dengan kelompok/masyarakat atau bangsa lainnya.
Kepribadian seseorang dibina dan dikembangkan oleh lingkungan tertentu, baik luas maupun
sempit.Selanjutnya, kepribadian tidak hanya dibina oleh lingkungan, melainkan kepribadian itu
pun dapat mempengaruhi lingkungan. Dengan berbekal pengetahuan IPS, akan memberi
ciri/karakter tertentu dalam pembentukan kepribadian.
C. Keterampilan Sosial
Masyarakat yang merupakan kelompok manusia yang tinggal pada wilayah tertentu yang
diikat oleh norma atau system nilai yang dimilikinya selalu mengalami perubahan. Pertumbuhan
demografi, akan mendorong perubahan dan perkembangan aspek kehidupan manusia lainnya.
Perubahan dan pertambahan penduduk, akan mendorong pertumbuhan kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan ekonominya.Cara manusia
memenuhi kebutuhan ini dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan dan perkembangan.
Dalam memanfaatkan sumber daya atau lingkungan, manusia dalam melakukan perubahan cara
mulai dari cara meramu kepada bercocok tanam sampai bertani yang modern, peternakan dan
sampai pula pada industry modern. Perubahan cara pemenuhan kebutuhan tadi atau lebih sempit
lagi perubahan produksi, sudah pasti diikuti oleh perubahan-perubahan lainnya, seperti
perubahan organisasi, perubahan struktur, perubahan nilai dan norma dan lain sebagainya.
Perubahan social dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat, yang meliputi
berbagai aspek kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat, dan yang telah
didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tututan kehidupan dalam mencari
kestabilannya (Nursid Sumaatmadja, 1980: 88).
Perubahan sosial yang disebabkan factor-faktor dari dalam kelompok adalah karna penemuanpenemuan atau penciptaan-penciptaan baru (inovasi) tentunya terjadinya penemuan-penemuan
baru (inovasi) dapat terjadi apabila anggota-anggota masyarakat memilliki hal-hal berikut:
1.
Adanya kesadaran anggota masyarakat akan perlunya upaya meningkatkan kehidupan secara
terus-menerus. Kesadaran tersebut akan timbul apabila adanya rasa tidak puas terhadap apa yang
telah dicapainya. Oleh David C. Mc. Clelland dikatakan memiliki Ach (Need for Achievement)
yang tinggi. Need for Achievement adalah suatu dorongan kebutuhan untuk mencapai prestasi
yang lebih baik.
2. Adanya kualitas anggota masyarakat dalam kelompok yang kreatif. Anggota masyarakat yang
kreatif ini merupakan motivator dan modernisator bagi perubahan sosial dan perubahan dalam
kelompok yang bersangkutan. Oleh para ahli psikologi, orang yang memiliki akal dan daya
3.
kreatif yang tinggi ini, disebut vitus mental.
Adanya suasana persaingan yang sehat diantara anggota-anggota masyarakat untuk mencapai
prestasi yang tinggi demi kemajuan kelompok yang bersangkutan.
4. Adanya dorongan kepada anggota yang berprestasi baik berupa piagam pengahargaan maupun
insentif lain, agar ia terus berprestasi dan berkarya.
Sebagai guru IPS, tentunya juga sebagai anggota masyarakat mau tidak mau harus berperan
dan peka terhadap berbagai kejadian dan masalah yang terjadi di masyarakat anda tidak boleh
bersifat masa bodo atas kejadian-kejadian atau masalah-masalah dalam kehidupan di masyarakat
anda harus aktif dan melibatkan diri dan bersatu dengan anggota masyarakat lainnya untuk
menigkatkan taraf hidup dan membantu mencarikan jalan pemecahan permasalahanpermasalahan yang ada di masyarakat.
Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,
antara lain berikut ini.
1. Dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat; sebagai anggota masyarakat, ia harus
melibatkan diri dalam berbagai kegiatan pembangunan bersama anggota masyarakat lainnya.
2. Dalam upaya menangkal unsur-unsur kebudayaan yang tidak sesuai, ia harus dapat menyadarkan
kepada anggota masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara norma-norma luhur yang
terkandung dalam Pancasila maupun agama sebagai pegangan hidupnya.
3. Dalam rangka upaya mengatasi atau mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, misalnya masalah kenakalan remaja, pergaulan bebas, tindakan asusila, kekerasaan
dan sadism, dan lain sebagainya serta maslah lingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan,
erosi dan lain sebagainya diperlukan keterampilan untuk mencarikan jalan pemecahannya. Di
sinilah keterampilan-keterampilan dasar IPS membantu untuk melihat faktor-faktor penyebab
dari timbulnya suatu permasalahan sosial secara interdisipliner/multidisipliner.
http://indahdwimonica.blogspot.co.id/2015/06/keterampilan-dasar-ips-dalam.html
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1
A. Latar Belakang
B. Rumusam Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Keterampilan Berfikir, Akademik/ Studi, dan Sosial
B.Kemampuan atau Keterampilan dalam Ilmu Geografi
1. Metode Pembelajaran
2. Penggunaan Sumber Belajar
3. Penggunaan Media atau Alat Pembelajaran
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif
C.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Sejarah
D.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Ekomomi
E.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Politik
G.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Antropologi
H.Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Psikologi Social
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmatnya, akhirnya penulisan tugas makalah yang berjudul
ini dapat selesai tepat waktu walaupun kenyataannya masih banyak kekurangan.
Kami sadar bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan, jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Adapun tugas makalah ini dapat
kami selesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan tugas makalah ini.
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada kami dalam menyusun
laporan tugas makalah ini dapat bermanfaat dan mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata kami berharap agar laporan makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu-ilmu social (social sciences) dapat diartikan sebagai bagian ilmu
pengetahuan mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota
masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Mackenzie, Norman (91968:7) bahwa
social sciences are all the academic disclipines which deal with men in their social
context. Jadi jadi, dengan demikian tiap ilmu pengetahuan yang mempelajari dan
mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, termasuk bagian ilmu-ilmu
social.
Manusia adalah suatu dinamika. Dinamika ini tidak pernah berhenti,
melainkan tetap terus aktif. Dinamika manusia inilah yang memadukan manusia
dengan sesamanya dan denga dunia lingkungannya (Drijarkara, 1969 : 44).
Dinamika manusia merupakan ungkapan hakikat jiwa manusia sebagai
makhluk yang berakal-budi (homo sapies) dan sebagai makhluk social. Hakikat
inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di permukaan bumi.
Pengembangan akal budi manusia dengan relasi social inilah yang menyebabkan
keadaan kehidupan di permukaan bumi seperti kenyataan dewasa ini.
Perkembangan dan pemanfaatan akal-budi manusia, telah menghasilkan apa
yang
telah
kita
istilahkan
sebagai,
kemampuan
budaya
dan
kemampuan
memanfaatkan pengetahuan kebudayaan manusia telah membantu meningkatkan
kesejahteraan manusia itu sendiri. Pengungkapan budaya dalam bentuk benda
materi dan non-materi, telah menghidupkan kelompok manusia menjadi kelompok
social yang luas. Bahasa yang merupakan salah satu aspek kebudayaan, telah lebih
mengembangkan akal-budi manusia dalam mengungkapkan buah pikiran dan
perasaannya sehingga lebih memperlancar pemanfaatan segala sumber daya yang
ada di sekitarnya.bahasa menjadi dasar pendorong terungkapnya pikiran dan
perasaan manusia yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Cara berpikir yang dilakukan manusia secara sistematis, telah menghasilkan
ilmu pengetahuan. Sebaliknya perkembangan ilmu pengetahuan telah pula
mengembangkan dan meningkatkan cara berpikir. Kemajuan ilmu pengetahuan
menjadi dasar perkembangan dan kemajuan teknonogi. Mealui pemanfaatan ilmu
pengetahuan da teknologi, manusia telah dapat memanfaatkan sumber daya untuk
menjamin kelangsungan hidupnya.
Manusia
sebagai
makhluk
biologis,
dalam
pertumbuhan
hidupnya
memerlukan kebutuhan jasmaniah. Kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan sejak
ia lahir, seperti makan, minum, perlindungan terhadap cuaca yang buruk.
Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan ini mengungkapkan bahwa manusia adalah
makhluk ekonomi.
Kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk social, tidak dapat dilepaskan
dari kemampuannya mengatur kebijaksanaan dalam kelompok. Di sini kelihatan
jelas
bahwa
manusia
adalah
makhluk
berpolitik
yang
mampu
mengatur
ketenteraman, kebijaksanaan dan kesejahteraan bersama dengan kelompoknya
masing-masing, mulai dari keluarga, warga desa, sampai ke tingkat bangsa dan
Negara.
Selanjutnya
manusia
sebagai
makhluk
social,
juga
memiliki
sikap,
kemampuan, emosi dan potensi-potensi kejiwaan lainnya, yang dapat berkembang
dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia merupakan makhluk berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat.
B. Rumusam Masalah
A. Bagaimana keterampilan berfikir, akademik/ studi, dan social?
B. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu geografi ?
C. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sejarah ?
D. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu ekomomi ?
E. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu politik ?
F. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sosiologi ?
G. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu antropologi ?
H. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu psikologi social ?
C. Tujuan Masalah
A. Mengetahui keterampilan berfikir, akademik/ studi, dan sosial.
B. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu geografi.
C. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sejarah.
D. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu ekomomi.
E. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu politik.
F.
Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sosiologi.
G. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu antropologi.
H. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu psikologi social.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Keterampilan Berfikir, Akademik/ Studi, dan Sosial
Seorang pengarang menyatakan bahwa warga negara yang dihasilakan oleh
pendidikan IPS akan mempunyai sifat sebagai warga negara yang reflektif, mampu
atau terampil, dan peduli. (martorella, peter. H., 1994:10). Reflektif berarti dapat
berpikir kritis yang dapat membuat keputusan-keputusan dan memecahkan
masalah atas dasar bukti-bukti terbaik yang dapat diperolehnya. Mampu atau
terampil berarti mempunyai sejumlah keterampilan untuk menolong seseorang
didalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Sikap perduli berarti
kemampuan untuk menyelidiki kehidupan sosoialnya dan memperhatikan issu-issu
yang penting, melaksanakan hak-haknya dan tanggung jawabnya sebagai anggota
dari masyarakatnya. Dengan kata lain, pendidikan IPS adalah mengenai masalah
kepala, tangan, dan hati. Kepala berarti dapat berpikir reflektif, tangan bearti
kemampuan atau keterampilan, dan hati mencerminkan sikap perduli terhadap
kehidupan masyarakatnya.
Mengenai tujuan dalam aspek keterampilan, Fraenkel, J.R. (1980:137;142;172)
menyebutkan tiga kelompok keterampilan yang perlu dilatihkan kepada siswa
a.
dalam pembelajaran IPS adalah:
Keterampilan berfikir, misalnya:
melakukan
pengamatan,
membandingkan,
menjelaskan, dan mempertentangkan, mengembangkan konsep, membedkan,
merumuskan definisi, menggambarkan, mengemukakan pendapat.
b. Keterampilan akademik/studi, misalnya: membaca, melihat/melakukan observasi,
mendengarkan, merumuskan garis besar, membuat catatan, menuliskan judul pada
suatu karangan, membuat bagan urutan waktu, dan mengajukan pertanyaanc.
pertanyaan yang relevan.
Keterampilan sosial, misalnya:
merencanakan
bekerja
dengan
orang
lain,
mengambil bagian dalam proyek penelitian, mengambil bagian yang produktif
didalam diskusi, bertindak bertanggung jawab, dan bersedia membantu orang lain.
Keterampilan yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh informasi :
Keterampilan membaca: pemahaman, perbendaharaan bahasa, dan kecepatan
membaca.
Keterampilan studi : mendapatkan informasi, menata informasi sehingga mudah
digunakan.
Keterampilan merujuk dan mencari informasi : penggunaan perpustakaan, mencari
rujukan khusus, menggunakan peta, globe, grafik, dan menggunakan masyarakat
sebagai sumber belajar.
Keterampilan teknis dalam menggunakan alat elektronik : menggunakan computer,
telpon, televise, dan alat informasi lainnya.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengorganisasian dan penggunaan
informasi :
Keterampilan intelektual : mengklasifikasikan informasi, menafsirkan informasi,
menganalisis informasi, dan mengevaluasi informasi.
Keterampilan pengambilan keputusan : mendapatkan informasi, fakta yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan, mengetahui adanya nilai-nilai yang
terlibat dalam situasi tersebut dan masalah-masalah yang muncul.
Keterampilan yang berhubungan dengan hubungan interpersonal (antar
pribadi) dan partisipasi sosial :
Keterampilan personal : menyatakan keyakinan pribadinya, mengkomunikasikan
kepercayaan perasaan dan keyakinan pribadinya, menyesuaikan perilaku dirinya
dengan keadaan kelompok dan situasi, mengakui bahwa perhubungan antar pribadi
yang bersifat saling melengkapi kebutuhan masing-masing.
Keterampilan interaksi kelompok : member sumbangan pada iklim kelompok yang
baik/sehat, mengambil bagian dalam menyusun peraturan dan pedoman untuk
kehidupan kelompok, bertindak sebagai pemimpin atau anggota kelompok,
membantu pencapaian tujuan kelompok.
Keterampilan partisipasi sosial dan politik : selalu tanggap terhadap masalahmasalah yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat, bekerja secara tepat,
bekerja untuk mempengaruhi para pemegang kebijakan dalam masyarakat.
Kenyataan bahwa nilai selain merupakan konsep atau ide dan standart
perilaku, juga berkaitan dengan aspek emosional (perasaan), mengharuskan guru
untuk melakukan pendidikan nilai yang melibatkan siswa didalam pengalaman yang
dapat menolong mereka tumbuh baik secara intelektual maupun emosional.
Demikian juga dalam proses pengambilan keputusanyang merupakan tujuan dari
pengajaran IPS.
Penerapan Dan Latihan Dalam Keterampilan Dasar IPS
Apakah anda sering melatih pengembangan keterampilan dasar IPS dalam diri
anak? Dalam pelajaran IPS seorang guru mungkin lebih mudah memberikan
kegiatan belajar yang menarik bagi anak dan mengaktofkan anak, tetapi kegiatan
itu belum tentu mengembangkan keterampilan dasar IPS.
Coba anda renungkan kembali!
Apakah anak pernah diajak untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat?
Apakah anak dibekali keterampilan meneliti gejala / peristiwa sosial
dilingkungannya?
Apakah berita Koran, majalah, TV, dan berita dari mulut ke mulut merupakan bahan
sajian yang dibahas anak?
Apakah anak dibekali keterampilan cara mencari lokasi/ tempat melalui media peta?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menuntun anda agar memberi
kesempatan kepada anak untuk mengembangkan keterampilan dasar IPS dalam
dirinya.
Keterampilan dasar IPS :
Istilah keterampilan proses sudah lebih dulu diperkenalkan dan dikenalkan
para guru, akan tetapi sering istilah ini diisyaratkan karena ada kata “proses” yang
mempunyai banyak arti dalam lingkungan . Kata proses mempunyai contoh seperti :
Seorang anak yang diberikan tugas wawancara kepada tukang becak, maka dalam
hal ini, anak berproses untuk membina komunikasi yang baik dengan orang lain.
Anak mulai mengenal fakta dan opini serta belajar mempertimbangkan sesuatu.
B.
Kemampuan atau Keterampilan dalam Ilmu Geografi
Beberapa keterampilan guru khususnya guru geografi berkenaan dengan
kegiatan belajar-mengajar topik atau bahasan geografi.
1. Metode Pembelajaran
Sesuai dengan hakikat dan ruang lingkup bahasan geografi, maka pengajaran
geografi dapat dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Banyak metode
pengajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas, seperti metode-metode ceramah
bervariasi, Tanya jawab, diskusi, role playing, sosiodrama, kerja kelompok dan
sebagainya. Sedangkan metode pembelajaran yang dilakukan di luar kelas seperti
metode tugas belajar dan metode karya wisata. Pada dasarnya tidak ada metode
pembelajaran yang paling baik. Tiap metode mempunyai kelebihan atau kebaikan
dan ada kekurangannya. Pada pelaksanaannya, semua metode tadi diterapkan
secara kombinasi terpadu sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan instruksional
atau pembelajaran yang harus dicapai. Di sinilah kemampuan atau keterampilan
guru untuk meilih metode pembelajaran mana yang paling tepat atau efektif.
2. Penggunaan Sumber Belajar
Sumber beajar geografi dapat berupa fenomena atau gejala-gejala yang ada
di sekitar atau lingkungan (baik di lingkungan alam, maupun lingkungan manusia),
kemudian dari buku-buku, majalah, surat kabar, dan mediaelektronika yang
berhubungan dengan materi atau topik bahasan geografi. Pada umumnya guruguru hanya menggunakan buku sumber sebagai sumber belajar, padahal buku
sumber hanya salah satu dari sumber belajar yang dapat dilakukan guru. Dengan
mengambil sumber belajar dari gejala-gejala yang ada di sekitarnya, proses belajarmengajar geografi akan lebih menarik perhatian siswa dan tidak membosankan. Di
sinilah diperlukan kemampuan atau keterampilan guru agar supaya hasi belajar
siswa dapat optimal.
3. Penggunaan Media atau Alat Pembelajaran
Bagaimanapun kondisi dan situasinya, penerapan metode pembelajaran
dalam kegiatan belajar-mengajar, tidak dapat dilepaskan dari penggunaan media
pengajaran yang sesuai dengan teknik-teknik mengajar serta tujuan instruksional
yang ingin dicapai. Pengajaran geografi, hakikatnya adalah pengajaran tentang
gejala-gejala geografi yang tersebar di permukaan bumi. Untuk member citra
tentang penyebaran dan lokasi-lokasi gejala-gejala tadi, anak didik (lebih-lebih SD)
tidak mungkin hanya mendengarkan ceramah, berdiskusi atau Tanya jawab saja,
melainkan harus mengamati secara langsung.
Gejala atau fenomena yang ada di sekitar tempat tinggal anak, baik berupa
gejala atau fenomena kehidupan manusia, selain sebagai sumber belajar, dapat
juga dijadikan media pembelajaran geografi tidak dapat hanya di ceramahkan,
didiskusikan atau hanya Tanya jawab saja, melainkan harus ditunjukkan dan
diragakan.
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif
Menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang atau memotivasi
kegiatan belajar aktif sehingga kegiatan belajar siswa dalam proses belajar
mengajar akan menghasilkan pencapaian belajar yang penuh makna (meaningful
learning). Di sini diperlukan kemampuan guru untuk menciptakan suasana belajar
yang tidak mencekam, tidak terlalu kaku dan juga tidak terlalu bebas yang
menimbulkan suasana belajar malah tidak terkendali
C. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Sejarah
Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa
lampau atau bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat
masa lampau sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat dipercaya
(Fairchild, H.P, 1964:141). Sejarah berarti cerita atau kisah, kajadian atau peristiwa
dan studi atau ilmu pengetahuan tantang cerita yang benar-benar telah terjadi atau
berlangsung pada waktu yang lalu (H. Ismaun, 1992:22).
Sebagai guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya selain dapat
menguasai disiplin ilmu yang diasuhnya, mampu merumuskan tujuan instruksional
atau pembelajaran, ia harus mempunyai keterampilan untuk mentransferkan materi
atau topic bahasan kepada siswa-siswanya. Khususnya untuk mentransferkan
materi atau topic bahasan bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal diperlukan berbagai kemampuan
atau keterampilan guru itu sendiri, seperti memilih dan mementukan metode
pembelajaran yang tepat atau efisien, memilih sumber , memilih dan menggunakan
media atau alat, pembelajaran, meceritakan kondisi situasi, suasana belajar yang
mendukung siswa aktif dan sebagainya. Tentunya keterampilan-ketelampilan yang
perlu dimiliki guru antara satu dengan yang lain harus saling menunjang atau
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
Untuk
memilih
metode
pembelajaran
mana
yang
paling
aktif
perlu
dipertimbangkan berbagai segi antara lain: bahan atau toppik yang akan diajarkan,
tujuan yang ingin dicapai, kondisi siswa, sarana prasarana yang ada, bahkan
kemampuan guru itu sendiri, dan sebagainya. Satu hal yang mendapatkan
perhatian guru yang mengajar sejarah adalah anak atau siswa dapat terlibat
langsung secara aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Agar supaya kegiatan
belajar-mengajar dapat mengarah kepada cara penerapan CBSA, diperlukan
keterlibatan secara terpadu, berkesinambungan dari hal-hal sebagai berikut
(1) Mengarah pada jenis interaksi belajar-mengajar yang optimal
(2) Menuntu berbagai jenis aktivitas peserta didik
(3) Stra tegi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
(4) Menggunakan multi metode
(5) Menggunakan media yang bervariasi
(6) Mengarah kepada multi sumber belajar
(7) Menutup perubahan kebiasaan cara guru mengajar
Metode yang digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain:
metode ceramah bervariasi, Tanya jawab, diskusi, tugas, bermain peran dan
sebagainya. Karena sumber belajar sejarah selain sumber tertulis (buku-buku
literature, brosur, dokumentasi), juga berupa peninggalan-peninggalan (prasasti,
candi, istana-istana, dan sebagainya) maka metode karya wisata sangat membantu
mempelajari sejarah. Hanya masalahnya dalam melaksanakan karyawisata harus
benar-benar dipersiapkan dan direncanakan dengan matang. Sebab kalau tidak,
tujuan pembelajaran tidak tercapai karena kegiatan semacam ini hanyalah piknik
belaka. Dalam melaksanakan karyawisata, dahulukan tempat-tempat peninggalan
sejarah atau benda-beda bersejarah yang ada di sekitar kita, baru berjarak lebih
jauh, jangan di balik, yang jauh yang dikunjungi, sedangkan yang ada di sekitar kita
anak atau siswa tidak mengetahuinya.
D. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Ekomomi
Albert
L.
Mayers,
ia
mengemukakan
bahwa
ekonomi
adalah
ilmu
pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan manusia.
Persoalan di dalam ilmu ekomonomi ialah bahwa manusia di dalam usahanya
untuk
memenuhi
kebutuhan
selalu
menghadapi
ketidakseimbangan
antara
banyaknya kebutuhan dengan banyaknya barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia atau dengan kata lain bahwa kebutuhan terhadap barang barang dan jasajasa tidak terbatas sedangkan sumber-sumber, baik sumber alam maupun sumber
daya manusia terbatas.
Sebagai tujuan ilmu ekonomi adalah
1. Untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi baik
hubungan yang bersifat kausal maupun hubungan yang bersifat fungsional
2. Untuk menguasai peristiwa-peristiwa tersebut dan untuk dapat mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang kita hadapi
Sudah menjadi asumsi kita, bahwa sumber daya alam di permukaan bumi
tersebar tidak merata, bahkan di wilayah-wilayah tertentu, sumber daya dapat
dikatakan langka atau sama sekali tidak ada. Melalui pranata-pranata yang
diciptakan manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya
dapat diusahakan dapat memenuhi kebutuhan. Dalam kenyataannya pemenuhan
kebutuhan ini berbentuk pertanian, peternakan, peindustrian, perdagangan serta
jasa-jasa lainnya.
Sebagai seorang guru ekonomi atau guru yang mengajarkan ekonomi harus
mengetahui dan menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori yang merupakan
topic bahasannya.
Selain kita mengetahui dan memahami tentang disiplin ilmu ekonomi,
tentunya bagi seorang guru ekonomi atau guru yang mengajar ekonomi dituntut
juga untuk dapat mentransfer konsep-konsep. Teori-teori yang merupakan topic
bahasan ekonomi kepada anak didik atau siswanya. Untuk dapat mencapai tujuan
instruksional atau pembelajaran secara optimal dibutuhkan beberapa keterampilan
yang harus dimiliki guru tersebut. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar
yang dapat merangsang atau mendorong siswa utuk belajar, mencari dan
menemukan sendiri. Dengan demikian hasil belajar siswa akan lebih melekat dan
tahan lama.
Dalam
mempelajari
konsep-konsep
ekonomi
yang
merupakan
topic
bahasannya selain bersumber dari buku-buku literature yang sesuai dengan
kurikulum, banyak konsep-konseonya yang bias dikembangkan dari gejala-gejala
ekonomi yang ada di sekitar lokasi sekolah atau di sekitar tempat tinggal siswa itu
sendiri. Oleh karena itu, sumber pembelajaran ekonomi juga dapat diambil dari
kegiatan-kegiatan
misalnya
ekonomi
kegiatan
masyarakat
pertanian,
yang
perkebunan,
ada
di
kerajinan,
sekitar
lingkungannya,
perikanan,
industry,
pertukangan serta jasa-jasa lainnya. Hal ini penting, karena kebiasaan guru dalam
mengajar lebih terfokus kepada konsep-konsepyang hanya bersumber dari bukubuku literature. Lebih-lebih bagi anak usia sekolah dasar (SD), dengan mengambil
sumber pembelajaran dari kegiatan ekonomi yang ada di lingkungan sekitarnya,
pembelajaran lebih bersifat konkret. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan atau
keterampilan guru pengajar ekonomi untuk memilih metode pembelajaran, media
atau alat bantu pembelajaran serta menciptakan suasana belajar yang dapat
merangsang atau mendorong siswa belajar
E. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Politik
Banyak orang atau pakar yang mendefinisikan pengertian ilmu politik,
misalnya saja Prof. Mr. Muh. Jamin. Ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada
masalah kekuasaan dan bagaiana jalannya tenaga kekuasaan dalam masyarakat
dan susunan Negara.
Adanya pranata politik dalam kehidupan manusia, menunjukkan bahwa
manusia merupakan makhluk yang dapat mengatur kesejahteraannya, mengatur
ketenteraman dan keamanan hidupnya. Manusia sebagai makhluk yang berolitik
inilah yang membedakan diri manusia dengan makhluk lainnya, yang dapat
melestarikan dan meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani. Manusia
memiliki kemampuan mengatur kehidupan kelompok, mulai dari kelompok yang
terkecil (keluarga)sampai kepada kelompok yang besar (bangsa atau negara) dan
sampai
pula
kepada
kelompok
yang
menembus
batas-batas
kebangsaan
(antarbangsa)
Karena ruang lingkup, ilmu politik sedemikian luas, yang menembus berbagai
aspek kehidupan social manusia, dalam rangka kerjanya tidak dapat melepaskan
diri dari bantuan ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi, ilmu Negara, ilmu hokum
administrasi Negara, psikologi dan sebagainya.
Guru yang mengajarkan konsep-konsep yang berhubungan dengan ilmu
politik diharapkan dapat mentransfernya kepada para siswanya. Untuk mentransfer
konsep-konsep, prinsip-prinsip, tori-teori yang berhubungan dengan topik behasan
yang akan diajarkan, diperlukan keterampilan-keterampilan tertentu.sama halnya
dengan mengajarkan materi yang termasuk pokok bahasan atau topic bahasan
geografi, sejarah, ekonomi. Guru yang mengajarkan pokok bahasan atau topic
bahasan politik pun harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, sumber
belajar, media atau alat bantu pelajaran dan sebagainya. Namun karena objek
studi, ruang lingkup bahasan serta tujuan pembelajaran yang berbeda maka dalam
pembelajaran seain bersumber dari buku-buku literature yang digunakan, dapat
juga dengan melihat system politik yang berlaku. Lembaga-lembaga pemerintahan
baik dari tingkat pusat sampai tingkat yang paling rendah (pemerintah desa) dapat
dijadikan sumber pembelajaran. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga dapat
dijadikan sumber pembelajaran. Bagaimana keluarga dapat mengatur serta
memelihara kesejahteraannya, keamanan, ketenteraman semua anggota keluarga.
Setiap
anggota
keluarga
mempunyai
fungsi
masing-masing
dan
sekaligus
mempunyai hak serta kewajibannya. Contohnya, Seorang Ayah berfungsi sebagai
kepala keluarga. Sedangkan kepala keluarga si Ayah mempunyai hak untuk
dihormati
oleh
seluruh
anggota
keluarga,
ditaati
nasihat-nasihatnya
dan
sebagainya. Selain ia memiliki hak juga mempunyai kewajiban untuk mencari
nafkah dalam menjamin kesejahteraan keluarga, dan sebagainya. Begitu juga
seorang ibu, anak-anak mempunyai hak dan kewajiban masinng-masing.
Jadi dalam pengajaran politik diharapkan para siswa selain mengetahui juga
menyadari hak dan kewajiban baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai
warga Negara. Selain itu juga siswa harus menyadari bahwa untuk hidup aman,
tenteram
sejahtera
penuh
dengan
aturan-aturan
yang
perlu
ditaati
dan
dilaksanakan.
F.
Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Sosiologi
Guru yang mengajar konsep-konsep atau teori-teori sebagai pokok atau topic
bahasan harus mengenal mengenai ilmu sosiologi, objek studinya, ruang lingkup
dan tujuan serta peran sosiologi.
Pengertian sosiologi dapat diartikan sebagai berikut : sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari masyarakat. Kemudia Brown, G. D. (1975:35) mengartikan
sosiologi adalah interaksi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok atau masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat.
Masyarakat meliputi sejumlah manusia yang hidup berkelopok-kelompok atau
begolong-golongan yang dengan sendirinya satu sama lain saling berhubungan dan
salinng mempengaruhi. Keadaan saling berhubungan dan golongan dengan
golongan lain, atau antar perorangan dengan suatu golongan dengan terlepas dan
tidak berhubungan serta tidak pengaruh mempenngaruhi satu sma lain, tidak
dapatdipandang suatu masyarakat sebaiknya meskipun jumlahnya tidak seberapa
banyak tetapi satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi maka
kellompok itu memenuhi syarat untuk disebut masyarakat.
Sosiologi
mempelajari
masyarakat
secara
umum
sehingga
ada
yang
menamakannya ilmu masyarakat umum. Meskipun demikian ada yang merupakan
bahwa sosiologi menekankan studinya kepada empat hal berikut:
(1) Bentuk masyarakat
(2) Hubungan masyarakat
(3) Tenaga social
(4) Proses social (Sudardja Adiwikarta, 1979/1980:4)
Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, sosiologi mempunyai tujuan yaitu
1. Semakin berkembang dan semakin kayanya ilmu itu sendiri sebagai ilmu dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip atau teori-teori yang diperoleh dari hasil
pemikiran, pengalaman dan penelitian.ini adalah aspek teoretis dari sosiologi yang
dapat dinamakan sosiologi teoretis
2. Semakin luas dan semakin tinggi taraf ketepatan penerapanprinsipp dan teori-teori
tersebut dalam kehidupan masyarakat untuk membantu memecahkan masalah
manfaat yang lebih besar dapat dinamakan sosiologi terpakai (applied sociology)
Ketika guru akan mengajarkan konsep-konsep atau teori-teori sosiologi yang
berupa pokok atau topic bahasan kepada siswa-siswanya maka guru tersebut harus
memiliki keterampilan-keterampilan mengajar. Selain itu guru juga harus memilih
metode pembelajaran yang tepat, sumber pembelajaran, media atau alat bantu
pembelajaran yang dipergunakan dan sebagainya.
Agar mampu atau terampil untuk menciptakan suasana belajar-mengajar
yang mendorong atau merangsang siswa ikut terlibat di dalamnya. Sama halnya
dengan mengajarkan konsep-konsep atau teori-teor