TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

  Disusun Oleh :

LIA YULIANA ASTUTI NIM : B10 089

  PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA 2013

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Ibu Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  3. Ibu Eni Rumiyati, SST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

  4. Ibu Suratini Soewarno selaku pemilik BPS yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

  5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala batuan yang telah diberikan.

  6. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan.

  7. Ibu-ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta selaku responden yang telah membantu memberi

  informasi tentang pijat bayi

  8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

  Surakarta, Mei 2013

  Penulis

  Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013 Lia Yuliana Astuti B10 089

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013

  xvi + 59 halaman + 17 lampiran + 9 tabel + 47 gambar

ABSTRAK

  Latar Belakang : Pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dipengaruhi dari stimulus luar berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak. Salah satu stimulus yang bagus adalah dengan terapi pijat bayi. Berdasarkan studi pendahuluan di BPS Suratini Soewarno dengan cara wawancara kepada 15 ibu bayi tentang pijat bayi didapatkan 2 ibu bayi (13,33) mempunyai pengetahuan baik, 7 ibu bayi (46,67) mempunyai pengetahuan cukup dan 6 ibu bayi (40) mempunyai pengetahuan kurang tentang pijat bayi. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian diambil di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta pada tanggal

  11 Februari sampai 15 Maret 2013. Jumlah sampel sebanyak 31 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data dengan cara manual sesuai dengan rumus yang ada. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi paling banyak pada kategori cukup sebanyak 19 responden (61), kategori kurang sebanyak 7 responden (23), sedangkan paling sedikit pada kategori baik sebanyak 5 responden (16). Kesimpulan : Dari penelitian disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden (61) yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan paritas.

  Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Bayi, Pijat Bayi. Kepustakaan : 22 literatur (Tahun 2002 sd 2012)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

  v Baik telihat karena ada buruk, sukses terasa karena ada gagal, naik indah

  kalau pernah turun, kesucian bergetar karena keluar dari kotoran (Franklin P. Jones).

  v Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah

  dilaksanakan atau diperbuatnya (Ali Bin Abi Tholib). v Pendidikan merupakan perlengkapan yang paling baik untuk hari tua

  (Aristoteles). v Tuhan telah menciptakan rejeki kita, bukan pada jumlahnya tetapi pada

  syaratnya. Maka jadikanlah dirimu pandai, rajinkanlah dirimu, jujurkanlah dirimu, jadikanlah yang kau lakukan sebagai bukti kebenaran yang kau katakan. Dan janganlah kau katakan yang tidak pernah kau lakukan, setialah pada yang benar (Mario Teguh).

  v Jenius adalah 1 inspirasi dan 99 keringat, tidak ada yang dapat

  menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Penulis).

PERSEMBAHAN

  v Allah SWT yang senantiasa menyertai di

  setiap langkah hidupku. v Bapak,

  Ibuku

  tercinta

  setiap tetes

  keringatmu, serta ketulusan doamu yang tak pernah

  henti-hentinya

  selalu engkau

  panjatkan untukku. Hanya terima kasih yang bisa ku ucapkan kepadamu dan kado kecil untuk bapak dan ibu yaitu menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya.

  v Buat adikku (Agung dan Puput) terima kasih

  selalu memberiku semangat dan supportnya. v Buat sahabatku (Iin) yang selalu bersama

  menemaniku

  kesana

  kemari untuk kemari untuk

  

  v Dosen Pembimbing KTI “Ibu Eni Rumiyati,

  SST.”

  terima

  kasih

  atas segala

  bimbingannya, dari awal hingga akhir pembuatan tugas akhir Karya Tulis Ilmiah.

  v Dosen Pembimbing Akademik “Ibu Desy

  Handayani, SST.M.Kes.” atas acc askebnya. v Buat teman-temanku tingkat 3 angkatan

  2010 yang selalu kompak. Semoga setelah lulus kita mendapat pekerjaan dan jangan lupa tetap menjaga frensip kita ya. SEMANGAT....

  v Almamater tercinta.

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1

  Jadwal Penelitian

  Lampiran 2

  Surat Ijin Studi Pendahuluan

  Lampiran 3

  Surat Balasan Studi Pendahuluan

  Lampiran 4

  Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

  Lampiran 5

  Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas

  Lampiran 6

  Surat Ijin Penelitian

  Lampiran 7

  Surat Balasan dari Lahan Penelitian

  Lampiran 8

  Lembar Permohonan Menjadi Responden

  Lampiran 9

  Lembar Persetujuan Menjadi Responden

  Lampiran 10 Kuesioner Penelitian Lampiran 11 Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12 Data Validitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 13 Data Reliabilitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 14 Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 15 Hasil Perhitungan Manual Mean dan Standart Deviasi Lampiran 16 Hasil Perhitungan Persentase Jumlah Ibu menurut Tingkat

  Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta

  Lampiran 17 Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003).

  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900MENKESSKVII2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi (Sujudi, 2002).

  Ikatan batin yang sehat (secure attachment) sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi Ikatan batin yang sehat (secure attachment) sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi

  Pertumbuhan bayi sangat cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua (Soetjiningsih, 2012). Salah satu cara untuk memberikan rangsangan motorik, sensorik dan kognitif adalah dengan terapi sentuhan dan pijat bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta suatu hubungan khusus yang positif antara orang tua dengan bayi. Pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh orang tua, keluarga atau paling tidak pengasuh yang sehari-hari merawatnya (Prasetyono, 2009).

  Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikkan sejak berabad-abad silam. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia dan diwariskan secara turun temurun. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi (Roesli, 2008).

  Pijat bayi sudah digunakan sejak dahulu sebagai teknik pengobatan sederhana dengan sentuhan yang memberikan kenyamanan bagi tubuh. Sebagai terapi sentuh, pijat bayi pijat bayi secara rutin memberi rasa rileks sekaligus sebagai cara yang luar biasa untuk berkomunikasi dan Pijat bayi sudah digunakan sejak dahulu sebagai teknik pengobatan sederhana dengan sentuhan yang memberikan kenyamanan bagi tubuh. Sebagai terapi sentuh, pijat bayi pijat bayi secara rutin memberi rasa rileks sekaligus sebagai cara yang luar biasa untuk berkomunikasi dan

  Pijat bayi bermanfaat untuk mempererat hubungan batin antar ibu dan anak, membantu tidur lebih lelap, membantu pencernaan dengan menyembuhkan kembung dan membantu membentuk perkembangan mental bayi (Suririnah, 2009).

  Ilmu kesehatan tentang pijat bayi ini masih belum diketahui oleh masyarakat, dikarenakan masyarakat masih mempercayakan pijat bayi pada dukun bayi dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pijat bayi kepada tenaga kesehatan. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pijat bayi kepada dukun adalah karena faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun temurun (Roesli, 2008). Di Indonesia pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga saat bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Sari, 2004).

  Data dari BPS Suratini Soewarno dari bulan Januari 2012 sampai September 2012 terdapat 915 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung untuk memijatkan bayinya. Rata-rata tiap bulannya terdapat 102 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung untuk memijatkan bayinya. Beberapa di antaranya ada yang hanya memijatkan bayinya jika rewel ataupun saat sedang sakit. Ada juga ibu yang memijatkan bayinya hanya pada tenaga kesehatan dan tidak berani melakukannya sendiri di rumah. Berdasarkan Data dari BPS Suratini Soewarno dari bulan Januari 2012 sampai September 2012 terdapat 915 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung untuk memijatkan bayinya. Rata-rata tiap bulannya terdapat 102 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung untuk memijatkan bayinya. Beberapa di antaranya ada yang hanya memijatkan bayinya jika rewel ataupun saat sedang sakit. Ada juga ibu yang memijatkan bayinya hanya pada tenaga kesehatan dan tidak berani melakukannya sendiri di rumah. Berdasarkan

  Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta?”.

C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS

  Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.

  2. Tujuan Khusus

  a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dalam kategori baik.

  b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dalam kategori

  cukup.

  c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dalam kategori

  kurang.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Ilmu Pengetahuan Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam ruang

  lingkup kesehatan anak tentang pijat bayi.

  2. Bagi Peneliti Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS

  Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.

  3. Bagi Institusi

  a. Bagi BPS Meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan konseling khususnya pijat bayi.

  b. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi

  sebagai dokumentasi, bahan pustaka, dan sebagai bahan referensi di perpustakaan.

E. Keaslian Penelitian

  Andini, Y (2011), dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi Usia 0-6 Bulan di BPS Wiwid Sidoarjo”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel yang digunakan adalah ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan sebanyak 32 responden. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan 5 responden (15,62) mempunyai pengetahuan baik, 10 responden (31,25) mempunyai pengetahuan cukup dan 17 responden (53,12) mempunyai pengetahuan kurang.

  Adapun persamaan dengan peneliti adalah variabel tunggal, jenis penelitian deskriptif dan sama-sama tentang pijat bayi. Perbedaan dengan peneliti adalah tempat, waktu, jumlah sampel, teknik pengambilan sampel dan hasil penelitian.

  Sistematika Penulisan

  Karya Tulis Ilmiah ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: BAB I

  PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan gambaran tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.

  BAB II

  TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang meliputi teori dari masalah yang diteliti, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian.

  BAB III

  METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.

  BAB IV

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.

  BAB V

  PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dari Masalah yang Diteliti

  1. Pengetahuan

  a. Pengertian

  Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

  b. Tingkatan Pengetahuan

  Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

  1) Tahu (know)

  Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

  2) Memahami (comprehension)

  Memahami diartikan sebagai sutu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

  meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.

  3) Aplikasi (application)

  Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

  4) Analisis (analysis)

  Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dalam menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

  5) Sintesis (synthesis)

  Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

  6) Evaluasi (evaluation)

  Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

  c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang

  Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:

  1) Informasi

  Seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

  2) Kultur (Budaya dan Agama)

  Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira

  3) Pendidikan

  Semakin tinggi pendidikan maka akan mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru.

  4) Pengalaman

  Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.

  5) Sosial Ekonomi

  Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi sehingga pengetahuan akan tinggi pula.

  6) Umur

  Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup yaitu semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

  d. Cara Mengukur Pengetahuan

  Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

  2. Bayi

  a. Pengertian Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Roesli, 2008).

  b. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

  1) Pertumbuhan

  Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga bertambah besarnya sel. Pertumbuhan dimulai dari aktifitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali per menit, penyesuaian dengan denyut jantung antara 120-160 kali per menit, dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, kemudian terjadi aktifitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis, memutar-mutar kepala dan menghisap (rooting reflek) dan menelan (Hidayat, 2005).

  2) Perkembangan

  Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola

  Menurut Hidayat (2005), kriteria perkembangan dibagi menjadi empat, yaitu:

  a) Perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala.

  b) Perkembangan motorik halus dimulai tanda-tanda

  kemampuan untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari atau tangan.

  c) Perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara dan bel.

  d) Perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tanda-

  tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang.

  3. Pijat Bayi

  a. Pengertian

  1) Pijat bayi adalah suatu pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang dapat

  memberikan dampak yang sangat luar biasa (Dewi, 2012).

  2) Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam (Santi, 2012).

  3) Pijat bayi adalah perawatan untuk menjalin kebersamaan dan saling bersentuhan antara orang tua dengan anak secara fisik

  dan emosi (Heath, 2004).

  b. Manfaat Menurut Roesli (2008), manfaat pijat bayi adalah:

  1) Dampak biokimia yang positif

  a) Menurunkan kadar hormon stress (catecholamine).

  b) Meningkatkan kadar zat daya tahan tubuh (imunoglobulin) terutama IgG, IgA dan IgM.

  c) Meningkatkan kadar serotonin.

  2) Dampak klinis yang positif

  a) Mengubah gelombang otak secara positif.

  b) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan.

  c) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.

  d) Meningkatkan kenaikan berat badan.

  e) Mengurangi depresi dan ketegangan.

  f) Membuat tidur lelap.

  g) Mengurangi rasa sakit.

  h) Mengurangi kembung dan sakit perut.

  i) Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi. j) Meningkatkan volume ASI.

  c. Mekanisme Dasar Pemijatan (Fisiologi Pijat bayi)

  Menurut Santi (2012), ada beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta endorphin, aktifitas nervus vagus, produksi serotonin dan mengubah gelombang otak.

  1) Pengeluaran beta endorphin

  Pengeluaran beta endorphin dapat menyebabkan terjadinya kondisi:

  a) Penurunan enzim ODC (Ornithine decarboxylase), suatu enzim yang peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.

  b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.

  c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan.

  Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran neurochemical beta-endhophine yang akan mempengaruhi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktifitas ODC jaringan.

  2) Aktifitas nervus vagus

  Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatkan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatkan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya

  3) Produksi serotonin

  Pemijatan akan meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.

  4) Mengubah gelombang otak

  Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap, meningkatkan kesiagaan (alertness) dan konsentrasi. Ini karena pijatan akan mengubah gelombang otak, yaitu dengan penurunan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha. Perubahan gelombang otak ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan EEG (electro encephalogram).

  d. Waktu Mulai Pijat Bayi

  Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan. Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi. Bisa juga malam hari sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak (Santi, 2012).

  e. Persiapan Sebelum Memijat

  Menurut Aurelia (2011), ada beberapa hal yang harus disiapkan sebelum melakukan pemijatan, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1) Mencuci tangan dan tangan dalam keadaan hangat.

  2) Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi.

  3) Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak menguap.

  4) Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar.

  5) Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk melakukan semua tahap pemijatan.

  6) Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih.

  7) Ibu atau ayah duduk dalam posisi nyaman dan tenang.

  8) Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi.

  9) Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.

  10) Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, minyak telon atau

  baby oil. Jangan gunakan minyak aroma terapi karena telalu keras untuk kulit bayi.

  f. Hal-hal yang Dilakukan Selama Pemijatan

  Menurut Aurelia (2011), selama pemijatan dianjurkan untuk selalu melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1) Memandang mata bayi.

  2) Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk membantu menciptakan suasana kasih sayang sehingga selama pemijatan tenang selama pemijatan berlangsung.

  3) Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan berlangsung ringan, kemudian secara bertahap tambahkanlah tekanan pada

  sentuhan yang dilakukan, khususnya apabila Anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai nyaman dengan pemijatan yang sedang dilakukan.

  4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan lotion yang lembut sesering mungkin.

  5) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi, umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan

  demikian, akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Oleh karena itu, urutan pemijatan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung.

  6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi, seperti menangis. Cobalah menenangkan bayi sebelum melakukan pemijatan lebih keras. Hentikan pemijatan karena mungkin 6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi, seperti menangis. Cobalah menenangkan bayi sebelum melakukan pemijatan lebih keras. Hentikan pemijatan karena mungkin

  7) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa lebih segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi.

  Namun, apabila pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi.

  8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk lebih lanjut tentang pemijatan bayi.

  9) Hindarkan mata bayi dari baby oil atau lotion.

  g. Hal-hal yang Tidak Dianjurkan Selama Pemijatan

  Menurut Santi (2012), hal-hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan sedang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan.

  2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.

  3) Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat.

  4) Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat.

  5) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.

  h. Teknik Pijat Bayi

  Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Permulaan seperti ini akan memberikan kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Permulaan seperti ini akan memberikan kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian

  Berikut ini adalah gambar-gambar teknik pijat bayi menurut Roesli (2008):

  1) Kaki

  a) Perahan Cara India (1) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha,

  seperti memegang pemukul soft ball. (2) Gerakkan tangan ke bawah secara

  bergantian, seperti memerah susu.

  Gambar 2.1

  b) Peras dan Putar (1) Pegang kaki bayi pada pangkal paha

  dengan kedua tangan secara bersamaan.

  (2) Peras putar kaki bayi dengan lembut

  Gambar 2.2

  dimulai dari pangkal paha ke arah mata

  kaki.

  c) Telapak Kaki Urutlah telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki

  menuju jari-jari di seluruh telapak kaki.

  Gambar 2.3 Gambar 2.3

  memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan yang lembut pada tiap ujung

  Gambar 2.4

  jari.

  e) Gerakan Peregangan (1) Dengan mempergunakan sisi dari jari

  telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian

  Gambar 2.5

  ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit.

  (2) Dengan jari tangan lain regangkan

  dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.

  f) Titik Tekanan Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara

  bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.

  Gambar 2.6

  g) Punggung Kaki Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung dari

  pergelangan kaki ke arah jari-jari secara

  Gambar 2.7

  bergantian.

  h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki Buatlah gerakan seperti memeras dengan

  mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi.

  Gambar 2.8

  i) Perahan Cara Swedia (1) Peganglah pergelangan kaki bayi. (2) Gerakkan tangan secara bergantian dari

  pergelangan kaki ke pangkal paha.

  Gambar 2.9

  j) Gerakkan Menggulung

  (1) Pegang pangkal paha dengan kedua

  tangan. (2) Buatlah gerakan menggulung dari

  Gambar 2.10

  pangkal paha menuju pergelangan kaki. k) Gerakan Akhir

  (1) Setelah semua gerakan dilakukan pada

  kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki

  Gambar 2.11

  bayi. (2) Letakkan kedua tangan secara bersamaan

  pada pantat dan pangkal paha.

  2) Perut

  a) Mengayuh Sepeda Lakukan gerakan memijat pada perut bayi

  seperti mengayuh pedal sepeda dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan

  dan kiri.

  Gambar 2.12

  b) Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat (1) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu

  tangan. (2) Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi

  Gambar 2.13

  dari perut bagian atas sampai ke kaki jari kaki.

  c) Ibu Jari ke Samping (1) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan

  dan kiri pusar perut.

  (2) Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut

  Gambar 2.14

  kan dan kiri.

  d) Bulan Matahari (1) Buat lingkaran searah jarum jam dengan

  jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah ke atas, kemudian kembali

  bawah, seolah

  membentuk gambar matahari beberapa kali.

  (2) Gunakan tangan kanan untuk membuat

  gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi, seolah membentuk gambar bulan.

  (3) Lakukan kedua gerakan ini secara

  bersama-sama.

  Tangan

  kiri selalu

  membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan

  tangan kanan membuat

  gerakan setengah lingkaran (bulan).

  e) Gerakan I Love You (1) “I”. Pijatlah perut bayi mulai dari bagian

  kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf

  Gambar 2.16

  “I”.

  (2) “LOVE”. Pijatlah perut bayi membentuk

  huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.

  (3) “YOU”. Pijatlah perut bayi membentuk

  huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah dan berakhir di perut kiri bawah.

  f) Gelembung atau Jari-Jari Berjalan (1) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada

  perut bayi bagian kanan.

  Gambar 2.17

  (2) Gerakkan jari-jari pada perut bayi dari

  bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung udara.

  3) Dada

  a) Jantung Besar (1) Buatlah gerakan yang menggambarkan

  jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di tengah dada

  atau ulu hati.

  Gambar 2.18

  (2) Buat gerakan ke atas sampai di bawah

  leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati.

  b) Kupu-Kupu (1) Buatlah

  gerakan

  diagonal seperti

  gambaran kupu-kupu dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat

  Gambar 2.19

  menyilang dari tengah dada.

  (2) Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan

  kembali ke ulu hati.

  4) Tangan

  a) Memijat Ketiak Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak

  dari atas ke bawah.

  b) Perahan Cara India

  (1) Peganglah lengan bayi bagian pundak

  Gambar 2.20

  dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi.

  (2) Gerakkan tangan mulai dari bagian

  Gambar 2.21

  pundak ke arah pergelangan tangan,

  kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan.

  (3) Gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah

  secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi.

  c) Peras dan Putar Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergalangan tangan.

  Gambar 2.22

  d) Membuka Tangan Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari,

  dari pergelangan tangan ke arah jari-jari.

  Gambar 2.23 Gambar 2.23

  ke arah ujung jari dengan gerakan memutar.

  Gambar 2.24

  (2) Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut

  pada tiap ujung jari.

  f) Punggung Tangan (1) Letakkan tangan bayi di antara kedua

  tangan kita. (2) Usap

  punggung

  tangannya dari

  Gambar 2.25

  pergelangan tangan ke arah jari-jari

  dengan lembut.

  g) Peras dan Putar Pergelangan Tangan Peraslah sekeliling pergelangan tangan

  dengan ibu jari dan jari telunjuk.

  Gambar 2.26

  h) Perahan Cara Swedia (1) Gerakkan tangan kanan dan kiri kita

  secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.

  (2) Lanjutkan

  dengan

  pijatan dari

  Gambar 2.27

  pergelangan kiri bayi ke arah pundak.

  i) Gerakan Menggulung (1) Peganglah lengan bayi bagian atas atau

  bahu dengan kedua telapak tangan.

  Gambar 2.28

  (2) Bentuklah gerakan menggulung dari

  pangkal

  lengan menuju

  ke arah

  pergelangan tangan atau jari-jari.

  5) Muka

  a) Dahi: Menyetrika Dahi (1) Letakkan kedua jari tangan pada

  pertengahan dahi. (2) Tekan dahi dengan lembut dari dahi

  bagian tengah ke luar ke samping kanan

  Gambar 2.29

  dan kiri. (3) Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis,

  membuat lingkaran kecil di daerah pelipis kemudian gerakkan ke bawah melalui daerah pipi di bawah mata

  b) Alis: Menyetrika Alis (1) Letakkan kedua ibu jari di antara kedua

  alis mata. (2) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat

  Gambar 2.30

  secara lembut pada alis mata dan di atas

  kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

  c) Hidung: Senyum I (1) Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan

  alis. (2) Tekankan ibu jari kita dari pertengahan

  Gambar 2.31

  kedua alis turun melalui hidung ke arah

  pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

  d) Mulut Bagian Atas: Senyum II (1) Letakkan kedua iu jari di atas mulut di

  bawah sekat hidung. (2) Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke

  Gambar 2.32

  samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

  e) Mulut Bagian Bawah: Senyum III (1) Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. (2) Tekankan kedua ibu jari kita pada dagu

  dengan gerakan dari tengah ke samping

  Gambar2.33

  kemudian ke atas ke arah pipi seolah

  membuat bayi tersenyum.

  f) Lingkaran Kecil di Rahang Dengan jari kedua tangan membuat lingkaran

  kecil di daerah rahang bayi.

  Gambar 2.34

  g) Belakang Telinga (1) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari,

  berikan tekanan lembut pada daerah belakang teling kanan dan kiri.

  (2) Gerakkan ke arah pertengahan dagu di

  Gambar 2.35

  bawah dagu.

  6) Punggung

  a) Gerakan Maju Mundur (1) Tengkurapkan bayi melintang di depan

  kita dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan kita.

  (2) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan

  Gambar 2.36

  gerakan maju mundur menggunakan

  kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

  b) Gerakan Menyetrika (1) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. (2) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari

  leher ke bawah sampai bertemu dengan

  Gambar 2.37

  tangan kanan yang menahan pantat bayi.

  c) Gerakan Menyetrika dan Mengangkat Ulangi gerakan menyetrika punggung, tangan

  kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.

  Gambar 2.38

  d) Gerakan Melingkar (1) Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah

  gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah

  Gambar 2.39

  di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai di daerah pantat.

  (2) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di

  daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

  e) Gerakan Menggaruk (1) Tekankan dengan lembut kelima jari-jari

  tangan kita pada punggung bayi. (2) Buat gerakan menggaruk ke bawah

  Gambar 2.40

  memanjang sampai ke pantat bayi.

  i. Gerakan Relaksasi dan Peregangan Lembut

  1) Gerakan Relaksasi

  Gerakan relaksasi ini dapat berupa goyangan-goyangan ringan, tepuk-tepukkan halus atau ayunan-ayunan lembut. Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau secara tersendiri. Misalnya, waktu ibu mulai memijat bagian kaki bayi, ternyata kakinya menegang dan kaku. Untuk mengatasinya, gunakanlah sentuhan relaksasi dan suara ibu agar kaki bayi menjadi lemas dan rileks (Aurelia, 2011).

  Gerakan relaksasi ini dapat dilakukan di setiap bagian badan bayi seperti di daerah tangan, pundak dan perut dengan cara yang sama. Untuk bagian pundak misalnya, tepuk- tepuklah dan goyangkan secara halus kedua pundak dengan kedua tangan sambil mengajaknya bicara. Gerakan relaksasi ini juga dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi (Roesli, 2008).

  2) Gerakan Peregangan Lembut

  Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, dapat berupa sentuhan pada bagian perut bayi dan panggul serta gerakan yang bertujuan meluruskan tulang belakang. Peregangan lembut ini dilakukan pada akhir pemijatan atau di antara pijatan. Setiap gerakan peregangan Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, dapat berupa sentuhan pada bagian perut bayi dan panggul serta gerakan yang bertujuan meluruskan tulang belakang. Peregangan lembut ini dilakukan pada akhir pemijatan atau di antara pijatan. Setiap gerakan peregangan

  a) Menyilangkan Tangan (1) Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan

  silangkan keduanya di dada.

  (2) Luruskan kembali kedua tangan bayi ke

  Gambar 2.41

  samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali.

  b) Membentuk Diagonal Tangan-Kaki (1) Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung

  tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri

  Gambar 2.42

  bayi ke posisi semula.

  (2) Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung

  tangan kanan di atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula.

  c) Menyilangkan Kaki (1) Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri

  bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah

  Gambar 2.43

  silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu,

  kembalikan posisi kaki pada posisi semula. (2) Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan

  silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula.

  d) Menekuk Kaki Bergantian (1) Pegang pergelangan kaki kanan bayi dalam

  posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju arah perut.

  Gambar 2.44

  (2) Pegang kaki kiri bayi dalam posisi kaki

  lurus, tekuk lutut kaki perlahan menuju

  arah perut.

  e) Menekuk Kaki Bersamaan Gerakkan seperti menekuk kaki secara bersamaan.

  Gambar 2.45

B. Kerangka Teori

  Pengetahuan Ibu

  Pijat Bayi:

  Tentang Pijat Bayi

  1. Pengertian pijat bayi

  2. Manfaat pijat bayi

  3. Mekanisme dasar pemijatan (fisiologi pijat

  bayi)

  Faktor-faktor yang

  4. Waktu pijat bayi

  mempengaruhi

  5. Persiapan pijat bayi

  pengetahuan:

  6. Hal-hal yang dilakukan

  1. Informasi selama pemijatan

  2. Kultur (budaya

  7. Hal-hal yang tidak

  dan agama)

  dianjurkan selama

  3. Pendidikan pemijatan

  4. Pengalaman

  8. Teknik pijat bayi

  5. Sosial

  9. Gerakan relaksasi dan

  ekonomi

  peregangan lembut

  6. Usia

  Gambar 2.46 Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2011) dan Roesli (2008)

C. Kerangka Konsep

  Baik

  Pengetahuan ibu

  Cukup

  tentang pijat bayi

  Kurang

  Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang:

  1. Informasi

  2. Kultur (Budaya

  dan Agama)

  3. Pendidikan

  4. Pengalaman

  5. Sosial Ekonomi

  : Variabel yang diteliti

  : Variabel yang tidak diteliti

  Gambar 2.47 Kerangka Konsep

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitaf. Deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena dengan bentuk angka-angka (Hidayat, 2007).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.

  Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2013 sampai 15 Maret 2013.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

  1. Populasi

  Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta

  2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

  Sampel adalah sebagian populasi yang mewakili suatu populasi (Arikunto, 2010). Sampel pada penelitian ini adalah sesuai dengan Arikunto (2010), apabila jumlah populasi yang kurang dari 100 diambil semuanya, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20-30 atau lebih. Sampel yang diambil adalah 31 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta untuk memijatkan bayinya.

  3. Teknik Pengambilan Sampel

  Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan teknik sampel total sampling. Menurut Suyanto (2008), total sampling adalah pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi untuk dijadikan sampel.

D. Instrumen Penelitian

  Alat pengumpul data atau istrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan pijat bayi dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto (2010), kuesioner adalah sejumlah Alat pengumpul data atau istrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan pijat bayi dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto (2010), kuesioner adalah sejumlah

  Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Menurut Arikunto (2010), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya. Responden diminta untuk memilih salah satu jawaban (Benar atau Salah) atas pernyataan tentang pijat bayi. Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan favorabel (positif) dan pernyataan unfovarabel (negatif). Adapun kriteria penskoran pada pernyataan favorabel adalah skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Sedangkan penskoran pada pernyataan unfavorabel adalah skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika jawaban salah. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini:

  Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner tentang Pijat Bayi

  Favorabel Unfavorabel

  Pengertian pijat bayi

  Manfaat pijat bayi

  ibu tentang Mekanisme pijat bayi

  pijat bayi

  Waktu pemijatan

  Persiapan pemijatan

  dilakukan selama pemijatan Hal-hal yang tidak boleh

  peregangan lembut

  Total

  Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji coba instrumen dilaksanakan di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta dengan jumlah responden 30 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung untuk memijatkan bayinya. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden

  30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal.

  1. Uji Validitas

  Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item digunakan rumus Pearson Product Moment. Suatu item dikatakan valid apabila nilai r hitung >r tabel (0,355) (Hidayat, 2007).

  Rumus Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:

  r xy

  Keterangan: r xy : Koefisien korelasi x : Skor item atau pertanyaan y : Skor total (item) N : Jumlah responden

  Hasil uji coba kuesioner kepada 30 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta untuk memijatkan bayinya adalah sebagai berikut:

  Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner

  Variabel

  Jumlah Item Valid (Item) Tidak Valid (Item)

  Pengetahuan

  ibu

  35 31 4 (pernyataan no: 29,

  tentang pijat bayi

  Tabel 3.2 menunjukkan bahwa pada item pernyataan untuk variabel pengetahuan ibu tentang pijat bayi dari 35 item pernyataan terdapat 31 item pernyataan yang valid karena nilai r hitung > 0,355 dan 4 item pernyataan yang tidak valid karena nilai r hiting < 0,355. Dalam penelitian ini, perhitungan validitas dengan taraf signifikan 5 dilakukan dengan bantuan SPSS. Untuk item yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian ini.

  2. Uji Reliabilitas

  Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

  (Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan Alpha Cronbach. Menurut Riwidikdo (2010) suatu item dikatakan reliabilitas bila nilai alpha cronbach > r kriteria (0, 75).

  Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

  r 11 = Keterangan:

  r 11 : Reabilitas instrumen

  k

  : Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal

  ∑σb²

  : Jumlah varian butir

  σt²

  : Jumlah varian total

  Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

  Variabel

  Alpha Cronbach

  Keterangan

  Pengetahuan ibu tentang pijat bayi

  Reliabel

  Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki alpha cronbach (0,816) > 0,75 sehingga kuesioner yang disusun untuk variabel dalam penelitian ini reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Hidayat (2007):

  1. Data primer