HUBUNGAN KOMPETENSI MOTIVASI DAN BEBAN K

TESIS HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI BALI I NENGAH BUDIAWAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

TESIS HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI BALI I NENGAH BUDIAWAN NIM 1392161015 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI BALI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

I NENGAH BUDIAWAN NIM 1392161015 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

LEMBAR PENGESAHAN TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 5 JUNI 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos, M.M dr. I Ketut Suarjana, MPH NIP. 19681231 198803 1 057

NIP.19791118 200604 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Direktur Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Pascasarjana Program Pasca Sarjana

Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof. dr. D.N Wirawan, MPH Prof. Dr. dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 19481010 197702 1 001

NIP.195902151985102001

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 5 Juni 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No.: 1530/UN 14.4/HK/2015, Tanggal 5 Juni 2015

Ketua : Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos, MM

Anggota :

1. dr. I Ketut Suarjana, MPH

2. Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro PA (K)

3. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si

4. Dr. Luh Seriani, SKM, M.Kes

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA

: I Nengah Budiawan

NIM

PROGRAM STUDI : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat JUDUL

: HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI

DAN

KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI BALI

BEBAN

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 5 Juni 2015 Yang membuat pernyataan

I Nengah Budiawan

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur Penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, penelitian Tesis ini dapat diselesaikan.

Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos, MM selaku dosen pembimbing I dan dr. I Ketut Suarjana, MPH selaku dosen pembimbing II sekaligus sebagai Koordinator Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran kepada penulis sehingga penyusunan tesis ini dapat selesai.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada Prof. dr. D.N. Wirawan, MPH selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, yang dengan penuh semangat dan perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran kepada penulis sehingga

penyusunan tesis ini dapat selesai. Ucapan yang sama juga penulis sampaikan kepada Direktur RSJ Propinsi Bali, yang dijabat oleh dr. Gede Bagus Darmayasa, M.Repro, yang telah memberikan kesempatan melanjutkan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan

Masyarakat Unud dan memberikan ijin melakukan penelitian di RSJ Provinsi Bali.ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada para penguji pada sidang tesis

yaitu Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K), Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si, dan Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes atas sanggahan, koreksi, saran, masukan dan dorongan semangat yang diberikan untuk perbaikan dan penyelesaian tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis ucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada Bapak/Ibu responden perawat dan Enumerator, yang telah meluangkan waktu dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, terima kasih juga kepada teman-teman ruang Darmawangsa RSJ Propinsi Bali dan teman-teman MIKM angkatan V Unud telah memberikan bantuan dan dorongan semangat untuk penyelesaian Tesis ini. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih yang mendalam untuk Bapak, Ibu dan Istri tercinta Ketut Ayu Subeti Lastikasari, atas dukungan moril dan finansial serta anak-anak tersayang Putu Shanti Ayudiana Budi, Kadek Shaneta Padmasari Budi dan I Komang Firasghani Saguna Budi atas pengertiannya dan penghibur serta pemberi semangat dalam melanjutkan studi di Program Pascasarjana.

Demikian tesis ini penulis susun dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada Kita semua.

Denpasar, Juni 2015

Penulis

ABSTRAK HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

Kinerja perawat di ruangan rawat inap rumah sakit jiwa (RSJ) Provinsi Bali dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan, berorientasi pada outcome pasien yang lebih baik. Kinerja tenaga perawat dipengaruhi oleh karakteristik perawat, kompetensi, motivasi dan beban kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSJ Provinsi Bali.

Penelitian menggunakan rancangan cross sectional analytic. Sampel berjumlah 111 perawat pelaksana di ruang rawat inap yang diambil dengan menggunakan teknik total sampling . Data dikumpulkan dengan kuesioner dan lembar observasi, lalu dianalisis bivariat dengan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara kompetensi, motivasi dan status perkawinan dengan kinerja perawat, dengan nilai p untuk masing- masing variabel yaitu aspek kompetensi (p < 0,001), aspek motivasi (p <0,001) dan aspek status kawin (p = 0,095). Sedangkan beban kerja tidak ada hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap (p = 0,94). Analisis multivariat menunjukkan aspek kompetensi merupakan variabel paling dominan mempengaruhi

kinerja dengan nilai Adjusted Odds Ratio (AOR) 65,38 dan bermakna secara statistik (p < 0,001). Sedangkan status perkawinan ( AOR = 4,5) dan hubungan ini tidak bermakna secara statistik (p = 0,095).

Kinerja perawat sangat berhubungan dengan kompetensi dan motivasi kerja perawat, sehingga aspek-aspek yang dapat meningkatkan kompetensi dan motivasi kerja perlu dikelola dengan baik untuk mendapatkan hasil kinerja perawat yang baik.

Kata Kunci: Kompetensi, Motivasi, Beban Kerja, Kinerja, Perawat

ABSTRACT CORELATION OF COMPETENCE, MOTIVATION AND NERS WORKLOAD WITH NERS PERFORMANCE AT NURSING ROOM PATIENT IN MENTAL HOSPITAL BALI PROVINCE

Nurses performance in ward of Mental Hospital in Bali Province can be seen by the quality of nursing care plan. Oriented to better outcomes of patient. The nurses performance are influenced by the characteristics of nurses, competence, motivation and workload. The purpose of this study was to determine the correlation of competency, motivation and nurses workload with the nurse performance in ward of Mental Hospital in Bali Province.

The study design is cross sectional, with observational analytic. Samples amounted to 111 nurses in the ward are taken by using total sampling technique. Collecting data by questionnaires and observation sheets, and then bivariate analyzed with chi-square test and multivariate logistic regression test.

The study showed that there is a significant correlation between competence, motivation and marital status with nurse performance, with p value for each variable is the aspect of competence (p < 0.001), aspects of motivation (p < 0.001) and aspects of marital status (p = 0.095). While the workload is no significant correlation with the performance of nurses in the inpatient unit (p = 0.94). Multivariate analysis demonstrated competence aspect is the most dominant variable affecting the performance of the value of Adjusted Odds Ratio (AOR) 65.38 and statistically significant (p < 0,001). While marital status (AOR = 4.5), and this correlation was not statistically significant (p = 0.095).

Performance is related to the nurses competence and nurses work motivation, so that aspects which can improve the competence and motivation need to be managed well to get a good nurse performance results.

Keywords: Competency, Motivation, Work Load, Performance, Nurses

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN …………………………..………………… 33

3.1 Kerangka Berpikir…………………………………………...

3.2 Konsep Penelitian …………. .……………………………...

36 BAB IV ME TODE PENELITIAN ……………………………………

3.3 Hipotesis Penelitian ………………………………………..

4.1 Rancangan Penelitian………………………………………..

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………..

4.3 Populasi dan Sampel ..……………………………………..

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……………..

4.4.1 Variabel Penelitian ……………………………........

4.4.2 Definisi Operasional ……………………………......

4.5 Instrumen Penelitian………………………………………...

4.6 Prosedur Pengumpulan Data………………………………..

4.6.1 Jenis Data yang Dikumpulkan …………………….

4.6.2 Cara Pengumpulan Data..........………………………

4.7 Tahap-Tahap Pengumpulan Data............................................

4.8 Pengolahan dan Teknik Analisis Data ..…….……………

4.8.1 Pengolahan Data ……………..……………………

4.8.2 Teknik Analisis Data ………………………………..

4.8.2.1 Analisis Univariat ………………………….

4.8.2.2 Analisis Bivariat ………………….………..

46 BAB V HASIL PENELITIAN ……………………………………….

4.8.2.3 Analisis Multivariat ………………………..

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian……………………………..

5.2 Karakteristik Responden Penelitian…………………………

5.3 Gambaran Kompetensi, Motivasi Beban Kerja dan Kinerja

Perawat di Ruang Rawat Inap RSJ Propinsi Bali …..…...

5.4 Gambaran Indikator dari Kompetensi, Motivasi dan Beban

Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSJ Propinsi Bali …...

5.5 Hubungan Karakteristik Responden dengan Kinerja Perawat

di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali ….

5.6 Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja dengan

Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali …………………………………………..…

5.7 Hubungan Indikator Variabel dengan Kinerja Perawat di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali …..….

5.8 Hasil Analisis Multivariat …………………………………..

BAB VI PEMBAHASAN …………………………………………….

6.1 Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali

6.2 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali …………….

6.3 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat di Ruang

65

Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali ………..…..

6.4 Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang

67

Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali …………….

6.5 Aspek Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Paling

Dominan Berhubungan Dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali …………….

70

71 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ……………………………….

6.6 Keterbatasan Penelitian ……………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

34

Gambar 3.1 Konsep Penelitian …………..………………

DAFTAR TABEL

Definisi Operasional Variabel Penelitian …......................................

Distribusi Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama Kerja, Status Perkawinan, Jumlah Anak, Pangkat

Kepegawaian, Jarak tinggal dan Ruangan tempat kerja di Ruang Rawat Inap RSJ Provinsi Bali Tahun 2015 ........................................

48 Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Indikator Variabel Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015 ………………………………………………………

49 Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun

Kinerja Perawat Berdasarkan Karakteristik Perawat Di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015 ……………………….........

53 Tabel. 5.5 Hubungan Kompetensi, Motivasi, dan Beban Kerja dengan Kinerja

54 Tabel 5.6

Perawat Di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015 ....

Kinerja Perawat Berdasarkan Indikator Variabel Di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015 ……………………….........

56 Tabel 5.7

Hubungan Kompetensi, Motivasi, dan Status Kawin dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015 …

DAFTAR SINGKATAN

1. BOR

: Bed Ocupation Rate

2. BRSUD : Badan Rumah Sakit Umum Daerah

3. CI : Confident Interval

4. FGD

: Focus Group Discusion

5. LRS

: Likert Summated Ratings

6. MPKP : Model Praktek Keperawatan Profesional

7. NANDA : North American Nursing Diagnosis Association

8. NIC

: Nursing Income Classification

9. OR

: Odds Ratio

10. RP

: Ruang Perawatan

11. RSJ

: Rumah Sakit Jiwa

12. SAK

: Standar Asuhan Keperawatan

13. SDM

: Sumber Daya Manusia

14. SKPD

: Satuan Kerja Perangkat Daerah

15. SOP

: Standar Operasional Prosedur

16. SPK

: Sekolah Perawat Kesehatan

17. SPR B

: Sekolah Pembantu Rawat B

18. UKM

: Usaha Kecil Menengah

19. UU

: Undang-Undang

ARTI LAMBANG LAMBANG %

: Persentase ≤

: Kurang dari atausamadengan ≥

: Lebih dari atausamadengan

d 2 : TingkatPresisi

F : Frekuensi

n : Jumlahsampel N

: Total Populasi nk

: JumlahSampelKoreksi P

: PerkiraanKejadian di Populasi p : Probabilitas/Nilaikemaknaan r : Nilaikoefesien

Z 1- α : Koefesienreliabelitas α

: Alfa/Tingkatkesalahan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permintaan Menjadi Responden Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Pernyataan Peneliti Pendamping Lampiran 4. Pedoman Kuesioner Lampiran 5. Lembar Observasi Kinerja Keperawatan Lampiran 6. Surat Ethical Clearence Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpollinmas dan Badan

Penanaman Modal Lampiran 8. Surat Pernyataan Melakukan Penelitian di RS Jiwa Propinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari strata pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan jalur rujukan medis, rujukan upaya kesehatan dan merupakan hierarki tertinggi dari upaya penyembuhan dan pemulihan penderita. Rumah Sakit itu sendiri merupakan institusi yang kompleks dan dinamis, padat karya, modal, serta dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal yang selalu berubah.

Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah Sakit melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumber daya, baik itu modal dan manusia yang berpengalaman dan profesional. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit dengan pelayanan keperawatannya. Pelayanan keperawatan meliputi pelayanan profesional dari jenis layanan kesehatan yang tersedia selama 24 jam secara kontinyu selama masa perawatan klien. Profesi perawat memiliki peranan penting dalam memberikan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena jenis pelayanan yang diberikannya dengan pendekatan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan dilakukan dengan berkelanjutan (Depkes RI, 2004).

Pelayanan keperawatan adalah bagian dari sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang mempunyai fungsi menjaga mutu pelayanan, yang sering Pelayanan keperawatan adalah bagian dari sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang mempunyai fungsi menjaga mutu pelayanan, yang sering

Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional adalah bagian integral yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini ditekankan dalam Undang-Undang RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Asuhan keperawatan merupakan upaya untuk menuju derajat kesehatan yang maksimal berdasarkan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan dalam bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan (Keliat, 2009).

Pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas dan profesional merupakan target yang ingin dicapai untuk meningkatkan mutu pada Rumah Sakit. Hal tersebut dapat dicapai melalui kinerja pegawai yang baik. Kinerja merupakan hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja sendiri dalam pekerjaan bergantung pada penyatuan antara kemampuan dan iklim kerja yang mendukung (Mangkunegara, 2007).

Menurut Wibowo (2007), kinerja atau performance adalah sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Yang pada kenyataannya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya sebagai hasil dari suatu pekerjaan, tetapi juga termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasaan konsumen, serta berpengaruh terhadap kontribusi pada ekonomi. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi diantaranya adalah kemampuan, kemauan, energy, teknologi, kompensasi, kejelasan tujuan dan keamanan (Pasolong, 2011). Kinerja merupakan hasil nyata yang ditampilkan perawat dan merupakan prestasi kerja sesuai perannya di rumah sakit. Gibson (1990) dalam Pasolong (2011), mengatakan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Kinerja perawat merupakan hasil kombinasi antara kemampuan, usaha dan kesempatan, dengan demikian kinerja dalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai kecakapan, pengalaman dan kesungguhannya melaksanakan tugas-tugas.

Menurunnya kinerja pelayanan keperawatan akan mempengaruhi mutu layanan kesehatan. Hasil studi oleh Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Depkes RI bekerjasama dengan WHO tahun 2000 yang dilakukan di 4 Propinsi, yakni Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara, mendapatkan data bahwa 70,9 persen perawat tidak pernah mengikuti pelatihan Menurunnya kinerja pelayanan keperawatan akan mempengaruhi mutu layanan kesehatan. Hasil studi oleh Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Depkes RI bekerjasama dengan WHO tahun 2000 yang dilakukan di 4 Propinsi, yakni Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara, mendapatkan data bahwa 70,9 persen perawat tidak pernah mengikuti pelatihan

Upaya untuk meningkatkan kinerja perawat melalui penerapan asuhan keperawatan yang maksimal, maka sumber daya manusia sangat berpengaruh khususnya dalam tingkat kompetensi perawat, motivasinya dalam bekerja dan juga beban pekerjaan yang dipikulnya. Kompetensi terdiri dari tiga komponen, yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari penilaian perawat terhadap organisasi dalam pemenuhan kebutuhan. Indikator yang diukur dalam motivasi adalah afiliasi, reward, dan punishment. Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No 39 tahun 2009, disebutkan bahwa beban kerja merupakan besaran pekerjaan yang harus ditanggung dari jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu.

Berkembangnya kompetensi, motivasi dan beban kerja yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, maka kualitas kinerja profesi keperawatan akan menjadi maksimal yang berfokus pada profesionalisme di dunia keperawatan (Notoatmojo, 2003). Demikian halnya penerapan layanan asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa memang sedikit berbeda dengan rumah sakit umum. Perbedaan Berkembangnya kompetensi, motivasi dan beban kerja yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, maka kualitas kinerja profesi keperawatan akan menjadi maksimal yang berfokus pada profesionalisme di dunia keperawatan (Notoatmojo, 2003). Demikian halnya penerapan layanan asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa memang sedikit berbeda dengan rumah sakit umum. Perbedaan

Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali adalah salah satu perangkat kerja daerah Pemerintah Propinsi Bali. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan tanggal 20 September 2014 mendapatkan data profil efesiensi Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali Tahun 2014, didapatkan data pemakaian rata-rata tempat tidur /

Bed Occupation Rate (BOR) 85,3 % (idealnya 60 % - 80 %), rata-rata lama rawat (LOS) 50 hari (idealnya 14 - 21 hari), Turn Over Interval (TOI) 15 hari, jumlah klien rawat inap 5.073 orang, dan klien yang rawat jalan berjumlah 19.942 orang (RSJ Propinsi Bali, 2014).

Data tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit jiwa dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dalam layanan kesehatan jiwa sesuai dengan visi RSJ Propinsi Bali yaitu menjadi pilihan utama masyarakat dalam pelayanan kesehatan jiwa. Data tersebut menunjukkan beban kerja perawat sangat besar dan tuntutan peningkatan kinerja perawat sangat dibutuhkan.

Tenaga fungsional perawatan di unit rawat inap berjumlah 120 perawat dengan tingkatan sekolah Sarjana keperawatan/Ners sebanyak 26 perawat, Diploma 4 Perawat 34 perawat, Diploma 3 Perawat berjumlah 40 perawat dan Sekolah Perawat Kesehatan atau Sekolah Pembantu Rawat B berjumlah 20 perawat. Jumlah klien rata-rata dirawat inap setiap harinya berjumlah 335 klien, Tenaga fungsional perawatan di unit rawat inap berjumlah 120 perawat dengan tingkatan sekolah Sarjana keperawatan/Ners sebanyak 26 perawat, Diploma 4 Perawat 34 perawat, Diploma 3 Perawat berjumlah 40 perawat dan Sekolah Perawat Kesehatan atau Sekolah Pembantu Rawat B berjumlah 20 perawat. Jumlah klien rata-rata dirawat inap setiap harinya berjumlah 335 klien,

Hasil studi pendahuluan dengan metode wawancara dan observasi pada tanggal 10 September 2014 di RSJ Propinsi Bali, semua ruangan di RSJ Propinsi Bali sudah menerapkan asuhan keperawatan yaitu sebanyak 9 ruangan. Ruangan tersebut yaitu ruang Darmawangsa, Kunti, Drupadi, Abimanyu, Rsi Bisma, Nakula, Sahadewa, Arimbi dan Sri Kresna. Jumlah dari perawat di semua ruangan adalah 120 perawat dari total 201 perawat yang bertugas di RSJ. Berdasarkan hasil survey terhadap 10 perawat ditemukan bahwa 6 kompetensinya kurang, 5 motivasinya kurang, dan 6 beban kerjanya tinggi, serta

5 kinerjanya kurang. Perbandingan jumlah perawat dengan pasien yang dirawat di ruangan rawat inap adalah rata-rata 14 perawat berbanding 38 pasien, dengan rata-rata jumlah perawat jaga setiap shift jaga 3 perawat merawat 38 pasien yang mana hal tersebut menunjukkan beban kerja perawat yang tinggi.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan dari perawat dalam penerapan asuhan keperawatan, dari pihak RSJ telah mengirim beberapa perawat ke luar kota untuk mengikuti pelatihan ataupun study banding seperti pada tahun 2008 pelatihan dilaksanakan di RSJ Lawang, Malang, Jawa Timur dan pada tahun 2010 ke RSJ Bogor, Jawa Barat selama 1 minggu yang diikuti oleh perwakilan perawat dari masing-masing ruangan.

Kegiatan asuhan keperawatan di ruangan yang telah dirintis sejak tahun 2008 sampai saat ini belum pernah dievaluasi keberhasilannya. Dari pengalaman dan pengamatan peneliti, kegiatan asuhan keperawatan belum optimal Kegiatan asuhan keperawatan di ruangan yang telah dirintis sejak tahun 2008 sampai saat ini belum pernah dievaluasi keberhasilannya. Dari pengalaman dan pengamatan peneliti, kegiatan asuhan keperawatan belum optimal

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja keperawatan dalam menerapkan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini untuk mengetahui beberapa hal berikut.

a. Karakteristik perawat pelaksana di Rumah Sakit JIwa Propinsi Bali.

b. Kompetensi perawat pelaksana dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

c. Motivasi perawat pelaksana dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali

d. Beban kerja perawat pelaksana dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali

e. Hubungan kompetensi perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam

menerapkan Asuhan Keperawatan di RS Jiwa Propinsi Bali.

f. Hubungan motivasi perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

g. Hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

h. Hubungan antara kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis Bagi manajemen Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali, melalui hasil penelitian ini dapat menemukan faktor-faktor dari kompetensi, motivasi dan beban kerja yang mempengaruhi kinerja perawat, sehingga mampu mengambil langkah-langkah dalam meningkatan kinerja perawat terhadap pelayanan asuhan keperawatan khususnya di ruangan-ruangan rawat inap, 1.4.1 Manfaat Praktis Bagi manajemen Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali, melalui hasil penelitian ini dapat menemukan faktor-faktor dari kompetensi, motivasi dan beban kerja yang mempengaruhi kinerja perawat, sehingga mampu mengambil langkah-langkah dalam meningkatan kinerja perawat terhadap pelayanan asuhan keperawatan khususnya di ruangan-ruangan rawat inap,

Gangguan Jiwa di Bali menuju Bali Mandara” dapat tercapai.

Bagi perawat, sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat konsisten meningkatkan kompetensi dan memotivasi diri sendiri untuk menghasilkan kinerja perawat dalam pelaksanaan layanan Keperawatan.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pendidikan / perkuliahan dengan keadaan di Instansi Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali khususnya dalam manajemen keperawatan, sehingga dapat diketahui permasalahan riil di lapangan dalam pelayanan Asuhan keperawatan dan faktor-faktor kompetensi, motivasi dan beban kerja yang berpengaruh terhadap kinerja perawat, sehingga dapat mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dan dapat menentukan rencana tidak lanjut dalam perencanaan, pengorganisasian, pengaplikasian dan pengontrolan dalam aktivitas kerja di RSJ Propinsi Bali.

Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber pustaka dalam pengembangan ilmu keperawatan, khususnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa, seperti adanya variabel status perkawinan yang ikut berpengaruh dalam penelitian ini, sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu diteliti

10

hubungan karakteristik individu perawat dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi

2.1.1 Pengertian Kompetensi

Menurut Wibowo (2012), pengertian Kompetensi merupakan kemampuan melaksanakan pekerjaan atau tugas yang didasari ketrampilan maupun pengetahuan dan didukung oleh sikap kerja yang ditetapkan oleh pekerjaan. Kompetensi menunjukan pengetahuan, ketrampilan dan sikap tertentu dari suatu profesi dalam ciri keahlian tertentu, yang menjadi ciri dari seorang profesional.

Kompetensi secara harfiah berasal dari kata competence, yang berarti kemampuan, wewenang dan kecakapan. Dari segi etimologi, kompetensi berarti segi keunggulan, keahlian dari perilaku seseorang pegawai atau pemimpin yang mana punya suatu pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang baik. Karakteristik dari kompetensi yaitu sesuatu yang menjadi bagian dari karakter pribadi dan menjadi bagian dari prilaku seseorang dalam melaksanakan suatu tugas pekerjaan (Mangkunegara, 2007).

Kurniadi A. (2013) menyatakan bahwa faktor-faktor dari kemampuan ada dua, yaitu: (1) Kemampuan fisik yakni kemampuan dalam beraktivitas menurut kondisi stamina, kekuatan dan karakteristik biologis, (2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan dalam kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas mental.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi

Kompetensi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Michael Zwel, 2000 dalam Wibowo, 2012).

a. Keyakinan dan nilai-nilai Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh keyakinannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Bila orang percaya akan kemampuannya dalam melakukan sesuatu, maka hal tersebut akan bisa dikerjakan dengan lebih mudah.

b. Ketrampilan Ketrampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu akan meningkatkan rasa percaya diri, dan akan menunjukkan bahwa orang tersebut mempunyai kompetensi dalam bidangnya.

c. Pengalaman Pengalaman akan sangat membantu dalam melakukan suatu pekerjaan, karena pengalaman mengajarkan sesuatu dengan nyata dan akan sangat mudah untuk mengingatnya. Seseorang bisa ahli dalam bidangnya karena banyak belajar dari pengalaman, dan keahlian seseorang menunjukkan suatu kompetensi yang dimiliki oleh orang tersebut.

d. Karakteristik kepribadian Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat dirubah, kepribadian seseorang akan mempengaruhi cara-cara orang tersebut dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan ini, dan hal ini akan membuat orang tersebut lebih kompeten. Seseorang akan berespons serta beradaftasi dengan lingkungan dan kekuatan sekitarnya, yang akan menambah kompetensi seseorang.

e. Motivasi Motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang mampu untuk melakukan sesuatu. Daya dorong yang lebih bersifat psikologis membuat bertambahnya kekuatan fisik, sehingga akan mempermudah dalam aktivitas kerja, yang menambah tingkat kompetensi seseorang. Dorongan atau motivasi yang diberikan atasan kepada bawahan juga berpengaruh baik terhadap kinerja staf.

f. Isu emosional Kondisi emosional seseorang akan berpengaruh dalam setiap penampilannya, termasuk dalam penampilan kerjanya. Rasa percaya diri membuat orang akan dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih baik, begitu juga sebaliknya, gangguan emosional seperti rasa takut dan malu juga bisa menurunkan performance /penampilan kerja seseorang, sehingga kompetensinya akan menurun.

g. Kemampuan intelektual Kompetensi dipengaruhi oleh pemikiran intelektual, kognitif, analitis dan kemampuan konseptual. Tingkat intelektual dipengaruhi oleh pengalaman, proses pembelajaran yang sudah tentu pula kemampuan intelektual seseorang akan meningkatkan kompetensinya.

h. Budaya organisasi Budaya organisasi berpengaruh pada kompetensi seseorang dalam berbagai kegiatan, karena budaya organisasi mempengaruhi kinerja, hubungan antar pegawai, motivasi kerja dan kesemuanya itu akan berpengaruh pada kompetensi orang tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan yang berhubungan dengan kompetensi adalah penelitian Wahyuni, S. (2007) didapatkan hasil bahwa kinerja perawat dalam menerapkan model praktek keperawatan profesional dipengaruhi oleh kompetensi dari Kepala Ruang dalam melaksanakan standar manajemen pelayanan keperawatan di BRSUD Banjarnegara. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti buat adalah sama-sama meneliti tentang kompetensi yang dihubungkan dengan kinerja. Perbedaannya adalah penelitian ini meneliti kompetensi perawat pelaksana sedangkan penelitian Wahyuni meneliti kompetensi Kepala Ruang, dan juga pada penelitian ini, selain kompetensi, juga diteliti faktor yang lain seperti motivasi dan beban kerja perawat.

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi ( motivation ) dalam manajemen ditujukan untuk meningkatkan semangat bekerja pegawai, supaya kinerjanya meningkat dengan segala kemampuannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Motivasi mengupayakan cara mengoptimalkan potensi pegawai untuk dapat bekerja dengan baik, mau bekerjasama untuk mendorong peningkatan kinerja pegawai, sehingga berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan (Mangkunegara, 2007).

Motivasi sangat diperlukan agar karyawan memiliki semangat dalam melakukan suatu pekerjaan yang ditugaskan. Istilah motivasi bermula dari kata movere (bahasa latin) juga to move yang artinya menggerakkan atau mendorong, motivasi adalah keinginan melakukan tingkat usaha tinggi untuk mencapai tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual (Mangkunegara, 2007).

Motivasi merupakan faktor pendorong dalam melaksanakan kegiatan dari seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai cara menuju tercapainya tujuan institusi dengan berusaha ketingkat yang lebih tinggi, dengan syarat tidak mengabaikan kemampuannya untuk memperoleh kepuasan didalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi. Jadi definisi motivasi tersebut mencakup tiga kunci pengertian penting, yaitu usaha, tujuan organisasi dan kebutuhan-kebutuhan pribadi (Robin, SP. 2006).

Menurut Swansburg (2000) dalam Mangkunegara (2007), motivasi adalah suatu konsep yang memuat suatu kondisi ekstrinsik yang merangsang prilaku tertentu dan respon intrinsik yang menampakkan prilaku manusia. Respon intrinsik ditopang oleh sumber energi, yang disebut “ motif ”. Motivasi dapat diukur dengan prilaku yang dapat diobservasi dan dicatat. Kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dapat merangsang manusia untuk mencari dan mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan menurut Nursalam (2008), mendefinisikan motivasi adalah suatu situasi/kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.

Motivasi yang didefinikan oleh Fillmore H. Stanford (1999) dalam Mangkunegara (2007), yaitu bahwa motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Dalam hubungannya dengan motivasi kerja, bahwa motivasi kerja didefinisikan sebagai suatu kondisi yang berperan dalam

menggerakkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berhubungan dengan motivasi kerja.

2.2.2 Pemberian Motivasi

Tujuan pribadi sering berbeda dengan tujuan organisasi. Motivasi pegawai akan meningkat bila tujuan dari organisasi tersebut sejalan atau sama dengan tujuan setiap pribadi pegawai. Pemberian motivasi sejalan antara upaya mencapai tujuan sasaran organisasi dengan tujuan sasaran individu pegawai. Pemberian motivasi akan sangat efektif bila pada diri pegawai memiliki keyakinan bahwa bila tujuan organisasi dicapai maka tujuan sasaran pribadi juga bisa dicapai.

Motivasi adalah hubungan terkait upaya dengan terpuaskannya suatu kebutuhan. Upaya ini adalah bentuk intensitas keinginan pegawai, bila pegawai termotivasi, maka tujuan organisasi akan berusaha untuk dicapai dengan gigih.

Kebutuhan merupakan suatu kondisi internal pegawai yang menimbulkan suatu usaha menjadi menarik untuk mencapainya, ini berarti apabila belum terpuaskannya suatu kebutuhan akan menimbulkan ketegangan yang akan menciptakan suatu dorongan dalam diri individu tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, bisa ditarik suatu kesimpulan yakni motivasi adalah suatu kondisi psikologis/keadaan internal seseorang yang akan membangkitkan, mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan, mengarahkan, dan membuat seseorang tetap tertarik dalam melakukan kegiatan, baik dari internal maupun eksternal untuk mencapai suatu tujuan.

Penelitian yang meneliti tentang variabel independen motivasi dan kompetensi adalah penelitian Jimat (2013), didapatkan hasil motivasi, kompetensi serta lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat di RSUD Bangli. Beda antara rancangan peneliti dengan penelitian Jimat (2013) adalah pada teknik pengumpulan data, yang mana Jimat menggunakan metode FGD sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Pada karakteristik tingkat motivasi juga Jimat menggunakan 3 tingkatan yakni tinggi, sedang dan rendah sedangkan pada penelitian ini hanya dua tingkat motivasi yakni motivasi baik dan motivasi kurang. Analisis data pada penelitian Jimat yaitu regresi linier berganda, sedangkan peneliti menggunakan Korelasi Chi Square , kemudian untuk analisis multivariat menggunakan Regresi logistic .

2.3 Beban Kerja

2.3.1 Pengertian Beban Kerja

Beban kerja yaitu jumlah pekerjaan yang ditanggung/dibebankan oleh suatu unit organisasi atau jabatan yang merupakan hasil perkalian waktu dengan jumlah kerja. (UU Kesehatan No 39 tahun 2009). Beban kerja merupakan kondisi kerja dan uraian tugasnya yang dalam waktu tertentu mesti terselesaikan (Munandar, 2005).

Irwady (2007), menyatakan bahwa beban kerja merupakan jumlah rata-rata kegiatan kerja pada waktu tertentu, yang terdiri dari beban kerja fisik, beban kerja psikologis serta waktu kerja.

1) Aspek fisik terdiri dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi), jumlah merawat pasien dibandingkan jumlah perawat serta tugas tambahan lainnya.

2) Aspek psikologis, berhubungan antara perawat dengan sesama perawat, atasan dan pasien.

3) Aspek waktu, mencakup jumlah waktu efektif melakukan pekerjaan setiap harinya.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap beban kerja (Suyanto, 2008).

1) Faktor internal, yaitu pengaruh dari tubuh sendiri terdiri dari faktor biologis seperti umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, gizi, kesehatan diri, serta faktor psikologis, seperti persepsi, motivasi, kepercayaan, kepuasan serta keinginan.

2) Faktor eksternal yakni semua faktor diluar biologis pekerja/pegawai, yaitu: kegiatan di institusi tempat kerja, tugas pokok dan fungsi di kantor, serta kondisi lingkungan kantor.

2.3.3 Penilaian Beban Kerja Perawat Penilaian beban kerja merupakan teknik memperoleh data efektivitas dan efesiensi pekerjaan dari suatu institusi atau suatu jabatan secara sistematis dengan teknik analisis jabatan atau analisis beban kerja. Analisis beban kerja yaitu suatu metode/cara menentukan banyaknya jam pekerjaan yang diperlukan dalam menyelesaikan kegiatan kerja pada suatu rentang waktu (Pasolong. 2011).

Perawat bertugas merawat pasien dalam waktu 24 jam, dengan menerapkan asuhan keperawatan, sejak pasien masuk rumah sakit sampai keluar rumah sakit. Perawat fungsional mempunyai tanggung jawab administrasi terhadap kepala ruangan dan terkait pelayanan tekhnis medis operasional melaksanakan tanggung jawab terhadap dokter ruangan atau dokter yang bertanggung jawab di ruangan (Depkes RI, 2004).

Beban kerja dapat dihitung berdasarkan beberapa aspek.

1. Aspek fisik Beban kerja ditentukan berdasarkan jumlah pasien yang harus dirawat dan banyaknya perawat yang bertugas dalam suatu unit atau ruangan. Tingkatan tergantungnya pasien diklasifikan menjadi tiga tingkat yaitu tingkatan tergantung minimal/ringan, tingkatan tergantung parsial/sebagian, dan pasien dengan tingkatan tergantung penuh/total.

2. Aspek psikologis Aspek mental/psikologis dihitung berdasarkan hubungan antar individu, dengan perawat serta dengan kepala ruangan dan juga berhubungan antara perawat dengan pasien, yang berpengaruh pada kinerja dan tingkat produktif perawat. Akibat yang sering timbul adalah stress kerja, yang akan menurunkan motivasi kerja dan menurunkan kinerja pegawai.

3. Aspek waktu kerja Waktu kerja produktif yaitu banyaknya jam kerja produktif dapat dipergunakan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

berdasarkan uraian tugas dan waktu melaksanakan tugas tambahan yang tidak termasuk dalam tugas pokoknya.

Alokasi waktu bekerja menurut Depkes RI, 2006 yakni waktu bekerja nomal per-hari yaitu 8 jam/hari (5 hari bekerja), dengan waktu efektif kerja/hari 6,4 jam/hari. Sehingga kesimpulannya waktu efektif bekerja yaitu 80 % dari waktu bekerja 8 jam / hari.

Pengukuran beban kerja pada penelitian ini mengacu pada kuesioner dengan berdasarkan pada uraian tugas pokok perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan, jumlah pasien yang dirawat, jumlah perawat yang bertugas di ruangan dan waktu bekerja tiap shift jaga perawat.

Buana (2013), menyebutkan bahwa beban kerja berhubungan dengan kinerja perawat di RSJ Propinsi Bali, dengan aspek fisik merupakan variabel paling mempengaruhi kinerja, mendapatkan nilai Odds Ratio (OR) terbesar, di RS Jiwa Propinsi Bali. Penelitian Buana berbeda dengan penelitian ini pada jumlah variabel independen yang mempengaruhi variabel Kinerja, yang mana Buana hanya meneliti satu variabel saja yakni beban kerja, sedangkan pada penelitian ini meneliti tiga variabel yang mempengaruhi kinerja perawat yakni beban kerja, kompetensi dan motivasi kerja perawat.

Nurnaningsih (2012) dalam penelitiannya dengan judul hubungan beban kerja perawat terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan kesehatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Menyimpulkan bahwa, ada hubungan signifikan antara beban kerja terhadap

kinerja perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Penelitian Minarsih (2011) tentang hubungan beban kerja perawat dengan produktivitas kerja perawat di IRNA non bedah RSUP DR. M. Djamil Padang. Hasil penelitian tersebut didapatkan sebanyak 62,7% perawat menyatakan memiliki beban kerja tinggi, dan 37,3% menyatakan beban kerja sedang. Serta disimpulkan bahwa ada hubungan antara beban kerja perawat dengan produktivitas kerja perawat. Penelitian Irwady (2007) tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan beban kerja perawat di Unit Rawat Inap RSJ Dadi Makassar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran beban kerja perawat dari 68 Responden terdapat 22 orang (34,4%) yang merasa terbebani dengan tugas mereka dan 46 orang (67,6 %) yang tidak terbebani dengan tugas mereka.

2.4 Kinerja

2.4.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah singkatan dari energi kerja, dalam bahasa Inggris adalah performance . Pengertian kinerja merupakan hasil atau keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam kurun waktu tertentu (Kurniadi A, 2013).

Menurut Illyas, 2001 (dalam Kurniadi A, 2013), kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak mereka memberi masukan pada institusi.

Penampakan hasil kerja tidak terbatas pada pekerja yang duduk dalam posisi fungsional ataupun struktural, tetapi juga pada semua pekerja di dalam institusi tersebut.

Kinerja atau performance adalah sebagai hasil pekerjaan atau prestasi kerja. Pada kenyataannya kinerja tidak hanya sebagai hasil dari suatu pekerjaan, namun juga didalamnya terdapat uraian dari pelaksanaan pekerjaan. Kinerja adalah hasil karya yang berhubungan erat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, serta berpengaruh kepada aspek keuangan. Kinerja tidak hanya menyangkut bagaimana cara melakukan pekerjaan tetapi juga menyangkut apa yang dikerjakannya (Nursalam, 2007).

Kinerja dapat juga berarti hasil suatu proses pelaksanaan kerja yang telah direncanakan, menyangkut waktu, tempat, pelaksana atau karyawan dari suatu institusi (Mangkunegara, 2007). Kinerja keperawatan adalah prestasi kerja yang ditunjukkan oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan tugas-tugas asuhan keperawatan sehingga menghasilkan output yang baik kepada customer (organisasi, klien, perawat sendiri) dalam kurun waktu tertentu. Tanda – tanda kinerja perawat yang baik adalah tingkat kepuasan klien dan perawat tinggi, zero complain dari pelanggan (Kurniadi A, 2013).

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja.

Kinerja pegawai merupakan hasil yang bersinergi dari sejumlah faktor. Ada tiga hal yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu faktor individu, organisasi dan psikologis, menurut Ilyas, 2001 (dalam Kurniadi A, 2013).

a. Faktor Individu Faktor individu adalah faktor internal dalam diri pekerja, termasuk dalam faktor ini adalah faktor yang dibawa sejak lahir dan faktor yang didapat saat tumbuh kembang. Faktor-faktor bawaan seperti sifat pribadi, bakat, juga kondisi jasmani dan faktor kejiwaan. Sementara itu, beberapa faktor yang didapat, seperti pengetahuan, etos kerja, ketrampilan dan pengalaman kerja. Faktor internal pegawai inilah yang nantinya besar pengaruhnya terhadap penentukan kinerja pegawai. Dimana dalam penelitian ini, faktor individu yang diteliti adalah kompetensi perawat dalam variabel kompetensi.

b. Faktor Psikologis Faktor psikologis meliputi sikap, kepribadian, belajar motivasi dan persepsi pegawai terhadap pekerjaannya. Faktor ini merupakan peristiwa, situasi atau keadaan di lingkungan luar institusi yang berpengaruh kepada kinerja pegawai. Salah satu faktor tersebut adalah motivasi kerja, yang dalam penelitian ini peneliti jadikan variabel pengaruh kedua.

c. Faktor Organisasi Dukungan organisasi sangat diperlukan oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya, hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Seperti halnya juga sistem penghargaan dan suasana kerja institusi yang buruk, maka dapat diasumsikan bahwa kinerja pegawai pun menjadi tidak baik. Selain faktor tersebut, faktor organisasi lainnya yang berhubungan dengan kinerja adalah strategi, dukungan sumber daya, dan sistem manajemen serta kompensasi. Dalam penelitian ini faktor organisasi peneliti teliti dalam variabel beban kerja.

Faktor-faktor dalam dan luar organisasi ini bersinergi dalam mempengaruhi suasana dan perilaku pegawai dalam bekerja, kemudian memengaruhi kinerja pegawai, yang kemudian situasi ini sangat menentukan kinerja pegawai.

Teori kinerja menyatakan bahwa perilaku dan kinerja individu dipengaruhi oleh variabel individu, organisasi, serta psikologis. Variabel-variabel tersebut sangat berpengaruh terhadap kelompok pegawai, yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap kinerja pegawai. Tindakan yang berhubungan dengan kinerja pegawai berhubungan dengan kerja yang dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai tugas kerja (Kurniadi A, 2013).

Variabel individu meliputi ketrampilan dan kemampuan kerja, letak demografis latar belakang keluarga, sosial ekonomi dan pengalaman. Variabel organisasi tidak berpengaruh langsung pada kinerja dan perilaku pegawai. Variabel ini meliputi sub variabel struktur organisasi, sumber daya, imbalan, kepemimpinan, dan rancangan kerja yang akan dilakukan.

Variabel psikologis mencakup sub variabel sikap, persepsi, belajar, motivasi dan kepribadian. Variabel ini sulit untuk di ukur karena menyeluruh menyangkut berbagai aspek, untuk menentukan dan menuju kesepahaman terkait definisi variabel tersebut, maka harus memahami alasan seorang pegawai masuk dalam oganisasi dengan memperhitungkan ketrampilan, latar belakang, usia, etnis dan budaya yang berbeda-beda.