Peningkatan Mutu Bidang Pendidikan di SM (2)

TESIS

  PENINGKATAN MUTU BIDANG PENDIDIKAN DI SMK TEKNOLOGI NASIONAL DENPASAR MELALUI

RANCANGAN SISTEM PERPUSTAKAAN DIGITAL

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar Magister Manajemen (MM)

Diajukan Oleh : Nama : I Wayan Sunarya

  NIM

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN

1.0 Organisasi Bab I

  Pada bab I ini dijelaskan tentang latar belakang masalah dilakukan penelitian di SMK Teknologi Nasional Denpasar. Setelah latar belakang masalah diketahui kemudian dilanjutkan dengan merumuskan permasalahan agar tujuan dari penelitian menjadi jelas. Adapun bagan yang ada dalam Bab I ini adalah sebagai berikut :

  Gambar 1.1 Bagan organisasi Bab I Pendahuluan

  Latar Belakang Masalah

  Rumusan Masalah

  Tujuan Penelitian

  Kegunaan Penelitian

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pendidikan merupakan salah hal yang paling penting dalam kehidupan seseorang, karena melalui pendidikan seseorang mampu memperoleh

  Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu sekolah yang mampu mencetak siswanya agar pada saat menyelesaikan pendidikannya mampu langsung bekerja sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

  Untuk itu diperlukan suatu fasilitas dimana dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun untuk meningkatkan minat guru dan siswa didalam kegiatan menulis suatu karya ilmiah. Fasilitas itu antara lain yaitu adanya perpustakaan digital. Perpustakaan digital menjadi salah satu penentu didalam sarana dan prasarana sekolah didalam meningkatkan nilai akreditasinya.

  Dari lima SMK berstatus Negeri dan 25 SMK berstatus Swasta di Kota Denpasar, hanya SMK Negeri 3 Denpasar yang memiliki perpustakaan digital. Hal ini menandakan bahwa perpustakaan digital bagi setiap sekolah perlu dibuat untuk memudahkan akses informasi perpustakaan untuk masing-masing sekolah SMK yang berada di Kota Denpasar.

  Untuk menunjang proses belajar mengajar untuk Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi diperlukan beberapa hal diantaranya Laboratorium Komputer, Laboratorium Teknik Komputer dan Jaringan dan prasarana lainnya seperti Perpustakaan. Semua sarana yang ada harus dapat menunjang segala kegiatan belajar siswa agar tercapai lulusan yang bermutu. Salah satu yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Perpustakaan.

  belajar mengajarnya. Namun seringkali perpustakaan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya seperti hanya dijadikan sebagai tempat untuk pajangan buku saja namun tidak ada siswapun yang datang ke perpustakaan untuk membaca buku. Hal ini dikarenakan dengan adanya kemajuan teknologi informasi menyebabkan siswa tidak suka lagi untuk membaca buku, mereka lebih suka memperoleh informasi melalui internet seperti google untuk mengakses berbagai informasi yang ada.

  Adapun data tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan SMK Teknologi Nasional Denpasar tahun pelajaran 20122013 yaitu :

  Tabel 1.1 Data Jumlah Kunjungan Siswa di Perpustakaan SMK Teknologi Nasional Denpasar Tahun Pelajaran 20122013

  Sumber : Buku Daftar Kunjungan Perpustakaan

  Dari tabel 1.2 daat diketahui bahwa tingkat kunjungan siswa terlihat sangat minim sekali, hal ini diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya kurangnya minat baca siswa. Maka untuk itu perlu diadakan suatu evaluasi terhadap peningkatan minat baca siswa baik itu dengan mengadakan lomba karya ilmiah antar kelas maupun dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang memang banyak memberikan kontribusi terhadap lahirnya beberapa tulisan yang berguna baik bagi sekolah maupun bagi siswa yang berada di lingkungan SMK Teknologi Nasional Denpasar.

  Saat ini ternyata teknologi informasi sudah sangat mempengaruhi penyelenggaraan perpustakaan. Perkembangan bidang teknologi informasi sangat pesat, yang ditandai dengan perkembangan perangkat dan sistem komputer, intranet dan internet. Perkembangan tersebut memungkinkan aliran data dan informasi dapat diperoleh secara lebih cepat dan mampu menampilkan lebih banyak keragaman koleksi serta dengan tampilan yang menarik.

  Untuk itu diperlukan berbagai upaya didalam merancang berbagai sistem perpustakaan digital yang bertujuan untuk menarik minat baca siswa agar perpustakaan tidak hanya jadi sekedar fasilitas yang tidak berguna bagi siswa. Semua komponen sekolah seperti halnya guru juga berperan penting didalam menumbuhkembangkan minat baca siswa agar wawasan mereka lebih dapat berkembangan dengan baik dibandingkan hanya mengakses informasi yang tidak berguna yang tentunya tidak akan menambah wawasan

  Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan tuntutan kebutuhan informasi serta kepuasan penggunanya harus mampu diiringi dengan pesatnya kemajuan perpustakaan sebagai salah satu penyedia dan penyimpan informasi. Kedudukan perpustakaan menjadi sangat strategis dalam kecepatan dan ketepatan perpustakaan merespon kecepatan perkembangan dan globalisasi informasi dan pengetahuan.

  Fungsi perpustakaan lebih berfokus pada penyediaan informasi dalam bentuk fisik, seperti dokumen tercetak, maka pada era teknologi informasi perpustakaan dituntut untuk mampu menyediakan sumber-sumber informasi dalam bentuk terekam yang dioperasikan secara elektronis.

  Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, tuntutan masyarakat penggunanya dan dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi maka Perpustakaan SMK Teknologi Nasional Denpasar perlu menjawab tantangan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah bidang kejuruan dalam mendukung visi, misi nya dalam dunia pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

  Dari latar belakang diatas menunjukkan pentingnya peranan perpustakaan digital sebagai salah satu fasilitas yang harus disediakan oleh sekolah didalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan di SMK Teknologi Nasional Denpasar. Untuk itu maka dapat dibuat suatu rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : “Bagaimana sistem rancangan perpustakaan digital yang tepat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMK Teknologi Nasional Denpasar ?”

1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini untuk merancang sistem perpustakaan digital dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Teknologi Nasional Denpasar.

1.4 Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan penelitian ini yang diharapkan yaitu :

  1.4.1. Kegunaan Teoritik Dengan adanya rancangan perpustakaan digital ini diharapkan dapat membentuk rancangan perpustakaan berbasis digital yang tepat digunakan di SMK Teknologi Nasional Denpasar.

  1.4.2. Kegunaan Aplikatif Dengan adanya perpustakaan digital ini diharapkan para guru maupun siswa mampu menyumbangkan pikirannya dalam bentuk karya ilmiah sesuai dengan bidang yang diminatinya kemudian hasil karya pemikirannya tersebut di-upload ke website Perpustakaan Digital sekolah.

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.0 Organisasi Bab II

  Untuk mempertajam pengertian tentang perpustakaan digital sehingga mampu memberikan suatu peningkatan mutu pendidikan dalam suatu instansi pendidikan, maka perlu diuraikan secara terperinci tentang pengertian perpustakaan digital sampai dengan berkembangnya perpustakaan digital dalam meningkatkan mutu pendidikan yang terdapat di instansi pendidikan. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

  Gambar 2.1 Bagan Organisasi Bab II Telaah Pustaka

  Manajemen Sumber Daya Manusia

  Pendidikan

  Perpustakaan Digital

2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

  Sebelum membahas pada pengertian sumber daya manusia (MSDM), maka perlu diketahui dua kata utama yaitu manajemen dan sumber daya manusia.

  1. Pengertian Manajemen

  Menurut Ahmad Tohardi (2002:11), “Manajemen adalah seni dan ilmu dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya yang telah disepakati bersama dengan sistematis, efisien

  dan efektif”.

  Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen itu terdiri dari :

  a. Seni dan ilmu

  b. Mempunyai tujuan yang ingin dicapai secara efektif dan efisien.

  c. Adanya kegiatan dibidang perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

  2. Pengertian Sumber Daya Manusia

  Adapun yang dimaksud dengan istilah sumber daya manusia disini adalah dalam artian tenaga kerja seperti halnya buruh, karyawan dan pegawai. Sebenarnya ketiga hal ini adalah sama, sebab semua merupakan sumber daya manusia. Hanya saja pengertian umum di masyarakat buruh atau karyawan adalah tenaga kerja dalam perusahaan swasta sedang pegawai yang dimaksud adalah tenaga kerja yang bekerja pada instansi pemerintah atau Adapun yang dimaksud dengan istilah sumber daya manusia disini adalah dalam artian tenaga kerja seperti halnya buruh, karyawan dan pegawai. Sebenarnya ketiga hal ini adalah sama, sebab semua merupakan sumber daya manusia. Hanya saja pengertian umum di masyarakat buruh atau karyawan adalah tenaga kerja dalam perusahaan swasta sedang pegawai yang dimaksud adalah tenaga kerja yang bekerja pada instansi pemerintah atau

  Menurut Ahmad Tohardi (2002:12), “Sumber daya manusia segala potensi yang ada pada manusia baik berupa akal pikiran, tenaga, keterampilan, emosi dan sebagainya yang dapat digunakan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk organisasi atau perusahaan”.

  Sedangkan menurut Sedarmayanti (2001:1), “Sumber daya manusia merupakan daya yang bersumber dari manusia dapat juga disebut tenaga kekuatan (energi atau power)”.

  Susilo Martoyo (2000:6), menyatakan “Sumber daya manusia adalah hasil akal budinya disertai pengetahuan serta pengalaman yang dikumpulkan dengan sabar melalui jerih payah dan perjuangan

  berat”.

  Dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan sumber daya manusia adalah segala kegiatan manusia yang produktif, dimana ia sebagai faktor yang melaksanakan kerja dalam suatu organisasi, baik pada instansi pemerintah maupun perusahaan-perusahaan atau usaha-usaha sosial yang mana atas jerih payahnya memperoleh suatu balas jasa tertentu.

  Berdasarkan pengertian manajemen dan pengertian sumber daya manusia, maka dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen

2.2 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

  Dalam sebuah organisasi manajemen sumber daya manusia berkedudukan sebagai staf, yang membantu manajer dalam mencapai tujuan perusahaan. Manajemen personalia mempunyai peranan penting karena dalam mengelola bidang ini secara baik, diperlukan pimpinan yang cakap, sehingga dapat dibentuk personel yang “Qualified” dalam tiap-tiap bidang atau departemen dalam perusahaan. Di lain pihak tenaga kerja dalam perusahaan ini memerlukan pengaturan atau pengorganisasian untuk dapat digunakan secara efektif dan efisien.

  Menurut Gorda I.G.N., (2004:12), fungsi manajemen sumber daya manusia adalah :

  1. Untuk menciptakan keharmonisan antara tingkat kemampuan dan syarat-syarat pekerjaan.

  2. Untuk menciptakan keharmonisan antara motivasi karyawan dengan balas jasa pekerjaan yang diberikan.

  Sedangkan Sedarmayanti (2001:4-5), menyatakan Sumber Daya Manusia berperan penting dan dominan dalam manajemen MSDM mengatur dalam menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah-masalah :

  1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penetapan tenaga kerja yang

  efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan Job

  2. Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan

  berdasarkan asas the right man the right place and the right man in the right job.

  3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan

  pemberhentian.

  4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada

  masa yang akan datang.

  5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan

  perkembangan perusahaan kita khususnya.

  6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan, dan

  kebijakan pemberian balas jasa perusahaan sejenis.

  7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

  8. Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penilaian prestasi

  karyawan.

  9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.

  10. Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya.

  Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa peranan manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan yaitu untuk menciptakan keharmonisan antara tingkat kemampuan dan motivasi karyawan yang sesuai dengan balas jasa pekerjaan yang diberikan.

2.3 Pengertian Pendidikan 2.3 Pengertian Pendidikan

  Dari penjelasan itu maka pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002 : 263)

2.4 Perkembangan Perpustakaan

  Salah satu strategi untuk pengembangan perpustakaan adalah melalui pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT base), hal ini sesuai dengan perkembangan dunia perpustakaan bahwa perkembangan mutakhir

  adalah

  perpustakaan

  digital. Dadan

  Syachrulramdhani (2011) berpendapat bahwa perkembangan dunia perpustakaan dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog. Perkembangan mutakhir adalah perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet). Sementara itu Pendit (2007) berpendapat mengenai perkembangan perpustakaan berdasarkan keragaman sumberdaya

  Tabel 2.1 Perkembangan Perpustakaan Menurut Keragaman Sumberdaya Informasi

  Multiple Media

  Hybrida

  Multimedia Digital

  Koleksinya semata- Koleksinya

  sama Koleksinya

  sama Koleksinya semua digital,

  mata

  bahan dengan

  dengan perpustakaan bersifat interaktif, dan

  tercetak,

  berupa perpustakaan biasa, multiple

  media, dapat

  merupakan

  buku, jurnal, surat ditambah

  media ditambah

  bahan perpustakaantampa lokasi

  kabar, peta

  dan analog

  dan digital yang interaktif

  fisik (virtual)

  sebagainya.

  elektronik.

  Teknologi cetak Analog Elektronik Analog Digital Multimedia Digital

  Sedangkan istilah perpustakaan digital itu sendiri pertama kali digunakan pada September 1995 sebagaimana diuraikan dalam sejarah perpustakaan digital, sebagai berikut:

  1. Sebelum tahun 1960: dikenal sebagai perpustakaan tradisional.

  2. Pertengahan tahun 1960-1988 : perkembangan teknologi informasi dan jaringan yang dapat mengolah dokumen menjadi lebih mudah dan efisien dengan menggunakan perangkat lunak pengolah kata. Perpustakaan masih berkembang semi modern dengan menggunakan katalog indeks.

  3. Tahun 1990 : berkembang teknologi internet yang mampu mengakses informasi dengan cepat. Katalog mengalami metamorfosis menjadi katalog elektronik yang lebih mudah dan lebih cepat dalam pencarian kembali koleksi yang disimpan di perpustakaan.

  4. Tahun 1991 : Proyek TULIP (The University Licensing Project),

  Science, meneliti tentang sistem pengumpulan dan penyimpanan data serta teknik pengaksesan perpustakaan digital.

  5. September 1995 : Proyek NSFARPANASA merupakan lanjutan penelitian Proyek TULIP. Istilah perpustakaan digital digunakan untuk pertama kali dalam bidang pendigitalan dokumen dan pembangunan sistem untuk dokumen digital.

2.5 Pengertian Sistem

  Sistem merupakan bagian dari suatu rancangan dari perpustakaan digital, hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Indrajit (2001:2) mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan- kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.

  Disisi lain definisi tentang sistem juga dikemukan oleh Jogianto (2005:2) menyatakan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul- betul ada dan terjadi.

  Dari beberapa definisi tersebut maka Jogianto (2005:3) mengemukakan sistem mempunyai karekteristik atau sifat-sifat tertentu, yakni :

  1. Komponen 1. Komponen

  2. Batasan sistem. Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

  3. Lingkungan Luar Sistem. Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dana dapat juga bersifat menguntungkan

  sistem tersebut. Lingkungan luar yang

  menguntungkan berupa energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kalangsungan hidup dari sistem.

  4. Penghubung Sistem Penghubung (interfance) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainya. Dengan penghubung satu subsistem dapat

  Sedangkan menurut Burch dan Grundnitski dalam Jogiyanto (2005 :196) desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

  Begitu juga Jogiyanto (2005:196), menjelaskan desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.

  Berdasarkan beberapa defenisi diatas maka desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:

  1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem

  2. Pendefenisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional

  3. Persiapan untuk rancang bangun untuk implementasi

  4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

  5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

  6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponenen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.

  Tahapan desain sistem mempunyai empat tujuan yaitu :

  1. Masukan Sistem Masukan (input) sistem adalah energi yang masukan kedalam sistem. masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran sebagai contoh didalam komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  2. Pengolahan Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

  3. Keluaran Sistem Keluaran (output) sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklafikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

  4. Sasaran Sistem Sebuah sistem sudah tentu mempunyai sasaran ataupun tujuan.

  yang dibutuhkan sistem dan keluaran apa yang akan dihasilkan sistem tersebut dapat dikatakan berhasil apabila mencapaimengenai sasaran atau pun tujuan.

  Menurut Jogiyanto HM., (1999:687), Sistem dibagi menjadi beberapa bentuk, antara lain :

  1. Sistem abstrak, adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide – ide yang tidak tampak secara fisik.

  2. Sistem phisik, adalah sistem yang ada secara phisik.

  3. Sistem alamiah, adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia.

  4. Sistem buatan manusia, adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

  5. Sistem tertentu (deterministik system), adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan.

  6. Sistem tak tentu (probabilistik system), adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  7. Sistem tertutup, adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya.

  8. Sistem terbuka, adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

  Sebuah sistem secara umum adalah terdiri dari masukan, pengolahan, dan keluaran yang terdiri dari bagian-bagian yang selalu terkait dan beroperasi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystems) dimana masing – masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau komponen-komponen, yang saling berhubungan dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi (integrated) sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.

2.6 Pengertian Perpustakaan Digital

  Ada beberapa pengertian yang perlu diketahui dalam pemahaman konsep perpustakaan digital antara lain: sistem perpustakaan digital, definisi perpustakaan digital, tujuan perpustakaan digital dan kelebihan perpustakaan digital adalah sebagai berikut :

1. Sistem Perpustakaan Digital

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), “Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, metode, dan sebagainya”.

  Sedangkan pengertian sistem menurut Dadan Syachrulramdhani (2011) adalah “berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi

  Pengertian lainnya sistem adalah jaringan kerja dari prosedur- prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelasikan suatu sasaran tertentu. Esensinya sistem terdiri dari komponen-komponen dalam sistem dan fungsi-fungsi teknologi di dalamnya. Komponen-komponen tersebut mencakup: perangkat keras, perangkat lunak, prosedur-prosedur, perangkat manusia dan informasi, sedangkan fungsi-fungsi teknologi di dalamnya adalah: input, process, output, storage, communication.

  Sehingga Subrata (2009) menjelaskan definisi dari Sistem perpustakaan digital itu ialah penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital, atau secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi perpustakaan yang sudah dalam bentuk digital.

2. Pengertian Perpustakaan Digital

  Ada banyak definisi perpustakaan digital berdasarkan pendapat para ahli, organisasi maupun lembaga, berikut beberapa definisi yang dirumuskan oleh para ahli, organisasi maupun lembaga tersebut. Untuk itu Surachman (2008) memberikan definisi tentang perpustakaan digital yang merupakan suatu kegiatan memilih, mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan koleksi digital dengan tujuan untuk melestarikan, Ada banyak definisi perpustakaan digital berdasarkan pendapat para ahli, organisasi maupun lembaga, berikut beberapa definisi yang dirumuskan oleh para ahli, organisasi maupun lembaga tersebut. Untuk itu Surachman (2008) memberikan definisi tentang perpustakaan digital yang merupakan suatu kegiatan memilih, mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan koleksi digital dengan tujuan untuk melestarikan,

  Pendapat lain juga datang dari Santoso (2003) mengemukakan perpustakaan digital merupakan suatu perpustakaan yang memiliki sejumlah sumber informasi dalam format digital yang dapat diakses melalui jaringan. Dengan kata lain bahwa sebuah perpustakaan menjadi perpustakaan digital ketika mayoritas sumberdayanya ada dalam bentuk elektronik. Berdasarkan konsep teknologi informasi, maka konsep perpustakaan digital mengarah ke kumpulan jasa (collection of services) yang bersifat digital.

  Di pihak lain Wahono (1998) juga mengemukakan perpustakan digital merupakan perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan),

  elektronik dan

  mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Istillah perpustakaan digital atau digital library sendiri mengandung pengertian sama dengan electronic library dan virtual library.

  Hal ini senada dengan pendapat Witten (2003) yang mengemukakan perpustakaan digital adalah suatu kumpulan informasi yang terorganisir, koleksi yang berfokus pada objek digital, termasuk teks, video, dan audio, bersama dengan metode untuk akses dan temu kembali informasi, dan metode untuk seleksi, organisasi, dan

  Dari definisi-definisi di atas perpustakaan digital dapat dipahami dari berbagai perspektif, yaitu:

  a. Perspektif koleksi adalah perpustakaan yang lebih menekankan adanya koleksi digital yang dapat diakses selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu di dalam perpustakaan maupun jarak jauh tanpa harus datang ke perpustakan secara fisik.

  b. Perspektif komunikasi adalah media atau pesan atau informasi yang dihimpun dan dikelola untuk kepentingan pengguna.

  c. Perspektif lembaga adalah organisasi atau lingkungan yang mengelola koleksi informasi berupa tulisan, gambar, dan suara dalam bentuk elektronik dan memberikan pelayanan kepada pengguna melalui jaringan internet.

  Perspektif jaringan bahwa perpustakaan digital merupakan perpustakaan jaringan, bukan sebuah perpustakaan yang memiliki situs web dan berdiri sendiri, tetapi adalah jaringan perpustakan yang dilayankan secara online dan dapat diakses selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.

  Untuk itu diperlukan tujuan yang pasti mengenai pembangunan perpustakaan digital itu sendiri seperti yang dikemukan oleh Sugiharto (2011) sebagai berikut :

  a. Mudah dan cepat dalam mencari informasi yang dibutuhkan dan diinginkan, sehingga lebih menghemat waktu dan lebih efektif dalam a. Mudah dan cepat dalam mencari informasi yang dibutuhkan dan diinginkan, sehingga lebih menghemat waktu dan lebih efektif dalam

  c. Perpustakaan digital tidak memerlukan banyak perangkat, seperti: video player, DVDVCD player, tape recorder, microfilm reader, dan lain-lain, dikarenakan hampir seluruh media koleksi telah dikonversi dalam bentuk digital yang dapat diakses oleh komputer perpustakaan; dan

  d. Dengan koleksi digital, perpustakaan lebih mudah dalam sharing data atau informasi kepada pengguna atau mitra kerja lainnya.

  Karena tujuan dibangunnya perpustakaan digital begitu sangat diperlukan bagi setiap institusi pendidikan, hal ini dikemukakan Rangan dan Adner (2001) bahwa saat ini perpustakaan telah berlomba-lomba mengggunakan website dengan harapan meningkatkan sumberdaya informasi yang dimiliki melalui media elektronik menuju e-library ataupun perpustakaan digital. Namun demikian, sebagian situs perpustakaan digital belum berhasil sepenuhnya diminati oleh para penggunanya. Penghematan biaya atau akses baru dalam koleksi digital yang dijanjikan oleh web mungkin tidak terwujud. Perputakaan perlu berfikir secara cermat mengenai apakah mereka bisa menciptakan inovasi baru yang sudah terbukti berfungsi secara baik pada internet dan Karena tujuan dibangunnya perpustakaan digital begitu sangat diperlukan bagi setiap institusi pendidikan, hal ini dikemukakan Rangan dan Adner (2001) bahwa saat ini perpustakaan telah berlomba-lomba mengggunakan website dengan harapan meningkatkan sumberdaya informasi yang dimiliki melalui media elektronik menuju e-library ataupun perpustakaan digital. Namun demikian, sebagian situs perpustakaan digital belum berhasil sepenuhnya diminati oleh para penggunanya. Penghematan biaya atau akses baru dalam koleksi digital yang dijanjikan oleh web mungkin tidak terwujud. Perputakaan perlu berfikir secara cermat mengenai apakah mereka bisa menciptakan inovasi baru yang sudah terbukti berfungsi secara baik pada internet dan

  

  Untuk pengolahan data didalam perpustakaan menurut Indrajit (2001:134-135), memiliki tiga tingkatan pengolahan data dalam menyajikan informasi yaitu :

  a. Tingkat pertama adalah tingkat transaksi. Disini untuk pertama kalinya data mentah direkam ke dalam perangkat penyimpanan komputer (data storage). Proses ini biasa dinamakan data entry.

  b. Tingkat kedua adalah pada saat data yang berasal dari berbagai macam sumber memasuki tahap konsolidasi. Teknologi informasi yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah data warehousing. Dalam sistem ini seluruh data yang terkumpul tersentralisasi dan dikonsolidasi satu sama lainnya. Di perpustakaan yang belum mempunyai data warehouse, konsolidasi biasanya dilakukan secara manual (data di entry ulang) ataupun dengan membuat program- program interface yang menghubungkan modul-modul terpisah.

  c. Tingkatan terakhir adalah saat pemrosesan data menjadi informasi yang relevan bagi pengguna atau pemakai system computer. Pada dasarnya proses yang terjadi adalah aktifitas meringkas data yang telah tersimpan di data warehouse atau sistem basis data (database) terkait.

  Untuk mengelola suatu sistem informasi didalam perpustakaan secara digital maka Imam Yuadi memberikan suatu argumentasi bahwa sistem informasi dalam perpustakaan digital bisa mendorong pembelajaran organisasi dengan mengidentifikasi, menangkap, mengkodifikasi dan mendistribusi baik pengetahuan eksplisit maupun maupun pengetahuan terpendam. Contoh dari sistem kerja pengetahuan misalnya aplikasi realita visual. Aplikasi realita visual sedang dikembangkan untuk Web menggunakan standar yang disebut Virtual Reality Modelling Language (VRML). VRML adalah serangkaian spesifikasi untuk pemodelan tiga dimensi interaktif pada World Wide Web yang bias mengorganisasi bermacam jenis media, termasuk animasi, gambar dan audio untuk menempatkan pengguna dalam simulasi lingkungan nyata. VRML adalah platform mandiri, dioperasikan melalui computer deskstop, dan hanya memerlukan bandwidth kecil.

3. Tujuan Perpustakaan Digital

  Tujuan utama pengembangan perpustakaan digital PUSTAKA Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2003), pembangunan sistem perpustakaan digital bertujuan untuk :

  a. Mempermudah dan mempercepat proses temu balik informasi.

  b. Mempermudah proses pertukaran dan pengiriman informasi (information exchange) antar instansi yang membutuhkan informasi tersebut.

  d. Terkelolanya sistem informasi perpustakaan terutama data hasil penelitian melalui pemanfaatan database offline.

  e. Meningkatnya infomation sharing dengan lembaga dunia (FAO, FFTC, AGLINET, dsb).

  f. Terkelolanya informasi di Pustaka Data Center.

  g. Terbangunnya database INDONESIANA dan information sharing lingkup litbang.

  Hal ini ini juga dijelaskan oleh Dadan Syachrulramdhani (2011), tujuan pembangunan Perpustakaan Digital Nasional adalah:

  a. Meningkatkan akses ke sumberdaya informasi tersedia dan layanan perpustakaan yang diselenggarakan oleh seluruh perpustakaan yang tergabung dalam jaringan (resource sharing).

  b. Mempromosikan pemahaman dan kesadaran antar budaya dalam lingkup nasional, menyediakan sumber belajar, mendorong ketersediaan bahan pustaka dan informasi yang mengandung nilai budaya setempat (local content)

  c. Melestarikan sumber informasi tentang Indonesia;

  d. Mendukung penelitian ilmiah melalui pemanfaatan akses Internet.

4. Kelebihan Perpustakaan Digital

  Perpustakaan digital mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan perpustakan konvensional sebagaimana diuraikan oleh Subrata (2009), keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai berikut:

  a. Long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun.

  b. Akses yang mudah karena pengguna tidak perlu mencari di katalog dengan waktu yang lama.

  c. Murah (cost efective), mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan membeli buku.

  d. Mencegah plagiat dan duplikasi. Perpustakaan digital lebih aman dengan penyimpanan koleksi perpustakaan dalam format PDF. Kelima, publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.

  Disisi lain, Dadan Syachrulramdhani (2011) menjelaskan “kelebihan perpustakaan digital dibandingkan dengan perpustakaan konvensional antara lain: menghemat ruangan, akses ganda (multiple acces), tidak dibatasi ruang dan waktu, koleksi dapat berbentuk multimedia dan biaya murah”.

2.7 Pengembangan Perpustakaan Digital

1. Dasar Pengembangan Perpustakaan Digital

  Pengembangan perpustakaan digital memang memerlukan dasar didalam pembuatannya, hal ini disampaikan juga oleh Dadan Syachrulramdhani (2011) yang memberikan penjelasan tentang dasar dari pengembangan

  perpustakaan digital secara sederhana identik dengan proses digitalisasi, yaitu proses pengalihan sumber-sumber informasi dalam bentuk analog ke dalam bentuk digital. Beberapa pedoman yang ada beberapa motif lainnya yang mendasari pengembangan perpustakaan digital yaitu:

  a. Pada perpustakaan konvensional, akses terhadap dokumen terbatas pada kedekatan fisik. Pengguna harus datang untuk mendapat dokumen yang diinginkan, atau melalui jasa pos. Untuk mengatasi keterbatasan ini perpustakaan digital diharap mampu untuk menyediakan akses cepat terhadap katalog dan bibliografi serta isi buku, jurnal, dan koleksi perpustakan lainnya secara lengkap.

  b. Melalui komponen manajemen database, penyimpanan teks, sistem telusur, dan tampilan dokumen elektronik, sistem perpustakaan digital diharap mampu mencari database koleksi yang mengandung karakter tertentu, baik sebagai kata maupun sebagai bagian kata. Di perpustakaan konvensional penelusuran seperti ini tidak mungkin dilakukan.

  c. Untuk menyederhanakan perawatan dan kontrol harian atas koleksi perpustakaan.

  d. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan tugas-tugas staf tertentu, misalnya menaruh terbitan baru di rak, mengembalikan buku yang selesai dipinjam ke rak, dan lain-lain.

  e. Untuk mengurangi penggunaan ruangan yang semakin terbatas dan mahal.

2. Komponen Utama Pengembangan Perpustakaan digital

  Komponen memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan perpustakaan digital, hal ini menjadi sebuah tolok ukur bagi perpustakaan digital itu sendiri diantaranya disampaikan oleh Dadan Syachrulramdhani (2011) yang menjelaskan komponen-komponen utama yang diperlukan dalam pengembangan perpustakaan digital yaitu:

  a. Koleksi (kelompok obyek terorganisasi), dengan prinsip-prinsip

  pengembangannya sebagai berikut:

  1) Diwujudkan berdasarkan pada kebijakan koleksi yang jelas.

  2) Koleksi sebaiknya dideskripsikan.

  3) Dipelihara sepanjang waktu.

  4) Tersedia secara luas.

  5) Menghormati hak atas kekayaan intelektual.

  6) Memiliki mekanisme.

  7) Koleksi interoperable.

  b. Obyek (bahan digital) prinsip-prinsip yang dapat dipedomani:

  1) Eksis dalam format yang mendukung penggunaan yang

  diinginkan.

  2) Bisa dipelihara dimana obyek tidak akan menimbulkan

  rintangan dan dapat diakses setiap saat.

  3) Bermakna dan berguna di luar konteks lokal, mudah

  dipindahkan, bisa di gunakan kembali, dan dapat dipertukarkan.

  4) Ditandai dengan identifier yang tetap dan bersifat unik

  5) Dapat diautentifikasi

  6) Memiliki metadata berkaitan.

  c. Metadata (informasi tentang obyek dan koleksi, Prinsip-prinsip yang dapat digunakan:

  1) Metadata sesuai dengan standar komunitas.

  2) Mendukung interoperability.

  3) Menggunakan authority control dan standar konten

  4) Mencakup tentang pernyataan tentang syarat- syarat penggunaan

  obyek digital.

  5) Mendukung pemeliharaan dan preservasi jangka panjang

  terhadap obyek dalam koleksi.

  d. Prakarsa atau inisiatif (program atau proyek untuk menciptakan dan

  mengelola koleksi), prinsip-prinsip yang dapat diterapkan:

  2) Memiliki staf yang sesuai dengan keahlian yang diperlukan

  untuk mencapai sasaran. Adakalanya beberapa peran bisa dilakukan oleh orang yang sama, dan peran lainnya membutuhkan lebih dari satu orang.

  3) Mengikuti best practices untuk manajemen proyek.

  4) Memiliki komponen evaluasi untuk melakukan asesmen.

  5) Memasarkan dan menyebarluaskan informasi tentang proses dan

  hasil proyek kepada pemangku kepentingan.

3. Metode Utama Pengembangan Perpustakaan digital

  Untuk pengembangan perpustakaan digital sendiri, Dadan Syachrulramdhani (2011) menyatakan bahwa membangun koleksi digital dapat dilakukan dengan tiga metoda utama yaitu :

  a. Digitization, merupakan proses konversi koleksi berbentuk cetak, analog atau media lain seperti buku, artikel jurnal, foto, lukisan, bentuk mikro ke dalam bentuk elektronik atau digital.

  b. Acquisition of original digital works, maksudnya adalah mengadakan baik melalui metode membeli atau berlangganan karya digital asli dari penerbit atau peneliti dalam bentuk misalnya jurnal elektronik (e- journal), buku elektronik (e-book) dan data base online seperti Ebsco, Proquest, Science Direct, dan lain-lain.

  c. Acces to external materials, maksudnya adalah perpustakaan harus mempunyai semacam jaringan ke sumber lain yang tidak tersedia

4. Elemen Utama Perpustakaan Digital

  Dalam Executive Summary Grand Design Perpustakaan Digital Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian (2006) menjelaskan tentang proses pelaksanaan pengembangan perpustakaan digital mencakup beberapa elemen utama yang membentuk perpustakaan digital yang harus menjadi perhatian. Elemen-elemen tersebut sangat menentukan keberhasilan pengembangan perpustakan digital. Elemen tersebut terdiri atas a) elemen dasar, b) sarana media, c) fungsijenis layanan dan d) sistem pendukung.

2.8 Elemen Dasar (basic elements) Perpustakaan digital

  Sebagai salah satu elemen utama perpustakaan digital, elemen dasar berarti bagian dasar, sebagaimana di dalam kamus besar bahasa Indonesia (1988) disebutkan bahwa elemen dasar mengandung pengertian bagian yang penting atau yang dibutuhkan dari keseluruhan yang lebih besar. Elemen dasar perpustakaan digital berarti bagian terpenting yang paling dibutuhkan dalam pengembangan perpustakaan digital. Menurut perpustakaan model yang dikembangkan oleh PUSTAKA elemen dasar digital terdiri atas:

1. Sumber Daya Manusia

  Komponen pertama elemen dasar perpustakaan digital adalah SDM. Menurut Nawawi, H dan Hadari, M. (1995), ada tiga pengertian Komponen pertama elemen dasar perpustakaan digital adalah SDM. Menurut Nawawi, H dan Hadari, M. (1995), ada tiga pengertian

  b. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

  c. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non materialnon finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi

  organisasi.

  Dalam rangka mengoptimalkan pengembangan perpustakaan digital dibutuhkan sumber daya manusia perpustakaan digital yang professional, yaitu sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan mengelola perpustakaan digital. Untuk meningkatkan sumber daya manusia diperlukan beberapa hal untuk menunjang kegiatan operasional perpustakaan baik secara konvensional maupun secara digital. Salah satu pendapat mengenai hal ini yaitu Maksum dan Darmawiredja (2007) menjelaskan dalam pengelolaan Perpustakaan memerlukan sumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidang manajemen informasi dan dalam pengelolaam teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Jumlah tenaga perpustakaan yang dibutuhkan untuk

  Pendidikan formal yang diperlukan adalah bidang perpustakaan minimum D3 dan untuk tingkat keahlian S1. Melalui program pelatihan sumber daya manusia perpustakaan model harus memiliki kemampuan:

  a. Membangun metadata dan pangkalan data

  b. Mendigitasi dokumen

  c. Mengelola jaringan

  d. Memahami instalasi dan konfigurasi perangkat lunak

  e. Memahami sistem perangkat lunak

  f. Memahami perawatan perangkat keras

  g. Membangun dan mengelola Web

  h. Memahami multimedia

  Sedangkan menurut Dadan Syachrulramdhani (2011) disamping kompetensi manajerial, untuk membangun perpustakaan digital dibutuhkan kompetensi teknologi informasi, yaitu:

  a. Kemampuan dalam penggunaan komputer (computer literacy)

  b. Kemampuan dalam menguasai basis data (database management)

  c. Kemampuan dalam penguasaan peralatan teknologi informasi (tools and technology skills)

  d. Kemampuan dalam penguasaan jaringan (computer network)

  Menurut Sulistyo-Basuki (2006), ada tiga kompetensi yang diperlukan pengembangan perpustakaan digital, salah satunya adalah Menurut Sulistyo-Basuki (2006), ada tiga kompetensi yang diperlukan pengembangan perpustakaan digital, salah satunya adalah

  b. Kompetensi Olah Kata (word processing)

  c. Kompetensi Surat Elektronik (e-mail)

  d. Kompetensi Internet dan Intranet

  e. Kompetensi Grafik

  f. Kompetensi Penyajian

  g. Kompetensi Penerbitan

  h. Kompetensi Manajemen Proyek dan Lembar Elektronik (spreadsheet)

  i. Kompetensi Pangkalan Data j. Kompetensi Pemeliharaa Sistem (system maintenance) k. Kompetensi Desain dan Pengembangan Aplikasi dalam Lingkungan

  WEB l. Kompetensi Analisis Sistem dan pemrograman.

  Selanjutnya menurut Dadan Syachrulramdhani (2011), sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pengelolaan perpustakaan digital adalah:

  a. Database Administrator, yaitu penanggungjawab kelancaran basis data.

  b. Network Administrator, yaitu penanggungjawab kelancaran operasional jaringan computer.

  c. System Administrator, yaitu penanggungjawab siapa saja yang berhak c. System Administrator, yaitu penanggungjawab siapa saja yang berhak

  e. Web Designer, yaitu penanggungjawab rancangan tampilan website sekaligus mengatus isi website.

2. Koleksi

  Sebuah perpustakaan baik itu yang berbentuk digital maupun konvensional harus memiliki koleksi buku yang lengkap, untuk itu terdapat beberapa elemen dasar perpustakaan digital seperti yang dikemukakan oleh Surachman Arif (2008) yang menjelaskan koleksi digital dapat difahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya. Koleksi digital tersebut dapat berupa buku elektronik, jurnal elektronik, database online, statistik elektronik dan lain sebagainya.

  Hal ini juga dipertegas oleh Maksum dan Darmawiredja (2007) yang menjelaskan tentang beberapa jenis koleksi perpustakaan diutamakan dalam format digital baik offline maupun online, sedangkan koleksi tercetak lebih diutamakan buku-buku tentang formula (standar) dan rujukan. Sedangkan Pendit (2007) menjelaskan tentang beberapa hal mengenai empat sumberdaya informasi digital yaitu:

  a. Bahan dan sumber full text, termasuk di sini e-journal, koleksi digital a. Bahan dan sumber full text, termasuk di sini e-journal, koleksi digital

  c. Bahan-bahan multimedia digital.

  d. Aneka situs di internet

  Sementara itu menurut Hartinah (2009), obyek digital yang mengisi perpustakaan digital sangat bervariasi meliputi teks, grafik, gambar, audio-video, program-program komputer. Sedangkan Dadan Syachrulramdhani (2011), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber daya digital (digital resources) adalah koleksi-koleksi digital yang dimiliki, antara lain; lagu-lagu berformat MP3, Film yang diputar dengan VCDDVD player, ringtone pada handphone, foto digital, email dan dokumen softcopy suatu tulisan.

3. Infrastruktur

  Sebagai elemen dasar ke tiga infrastruktur mempunyai beberapa pengertian, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), infrastruktur disebut prasarana, yaitu segala yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses. Infrastruktur dalam perpustakaan digital merupakan rangkaian dalam pengembangan perpustakaan digital, hal ini terkait dengan salah argumentasi yang dijelaskan oleh Dadan Syachrulramdhani (2011), yang berpendapat bahwa didalam mengembangan perpustakaan digital perangkat keras, perangkat lunak Sebagai elemen dasar ke tiga infrastruktur mempunyai beberapa pengertian, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), infrastruktur disebut prasarana, yaitu segala yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses. Infrastruktur dalam perpustakaan digital merupakan rangkaian dalam pengembangan perpustakaan digital, hal ini terkait dengan salah argumentasi yang dijelaskan oleh Dadan Syachrulramdhani (2011), yang berpendapat bahwa didalam mengembangan perpustakaan digital perangkat keras, perangkat lunak

  Gambar 2.2 Infrastruktur Perpustakaan Digital

  Sumber : Modifikasi Infrstruktur Perpustakaan menurut Dadan

  Syachrulramdhani (2011)

a. Perangkat Keras (Hardware)

  Perangkat keras memegang peranan dalam sebuah sistem komputerisasi secara fisik, hal ini juga diungkapkan oleh Downing dan Covington (1990) yang mengatakan perangkat keras dalam sistem komputer adalah semua elemen fisik dalam komputer, seperti rangkaian terpadu (integrated circuit) kabel dan terminal. Begitu juga Maksum dan Darmawiredja menjelaskan beberapa komponen perangkat keras berbasis teknologi informasi (computer based information system) yang diperlukan yaitu :

  1) Komponen input, yaitu perangkat keras yang digunakan untuk

  data entri informasi (keyboard, mouse, scanner).

  2) Komponen output, adalah perangkat keras yang diperlukan untuk

  menampilkan data informasi melalui intranet dan internet (monitor, printer).

  3) Komponen pengolah untuk melakukan pengolahan dan eksekusi

  intruksi (processor, motherbord).

  4) Komponen memori untuk menyimpan data dan intruksi dalam

  bentuk elektronik digital (harddisk, RAM).

  Perangkat keras lainnya yang diperlukan adalah perangkat untuk membangun jaringan intranet dan internet, yaitu perangkat untuk akses katalog, akses online serta server.

  Untuk spesifikasi hardware sendiri menurut Maksum (2009) mengemukakan adapun persyaratan hardware yang digunakan minimal yang diperlukan untuk mengembangkan perpustakaan digital adalah: 4 unit PC Pentium III, 1 unit server, 1 unit hub, 1 unit router,

  1 unit printer, 1 unit UPS, kabel konektor, instalasi listrik, instalasi jaringan, 1 unit kamera digital.

  Dalam standar pengelolaan informasi digital yang dihasilkan oleh instansi-instansi lingkup Departemen Pertanian hardware yang dibutuhkan adalah komputer dengan spesifikasi RAM 256 Mb atau