Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia termasuk negara yang berkembang, yang memiliki pendapatan
dari berbagai sumber salah satunya yaitu berasal dari pemungutan pajak, baik
pajak negara maupun pajak daerah yang menjadi sumber terbesar pendapatan
negara berasal dari pemungutan pajak. Meskipun pemungutan pajak merupakan
sumber terbesar untuk pendapatan kas negara dalam proses pemungutannya tidak
jarang sekali mengalami kendala dan masalah seperti masalah minimnya
pengetahuan masyarakat terhadap pemungutan pajak, masalah kesadaran
masyarakat untuk menjadi Wajib Pajak yang bijak dengan membayar pajak
kepada negara, serta masalah penunggakan pembayaran pajak di negara kita ini
sangatlah banyak terjadi di beberapa tahun terakhir.
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang

(dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat kontraprestasi, yang langsung dapat
ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. 1 Rumusan ini

1

Darwin, Pajak Bumi dan Bangunan, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2009, hal.1

Universitas Sumatera Utara

10

diartikan dengan lebih menekankan salah satu fungsi pajak tersebut yaitu fungsi
budgter (keuangan) dan fungsi regulered (mengatur). 2
Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk
mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari
masyarakat guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional dan
ekonomi masyarakat. Sistem perpajakan selalu mengalami perubahan dari masa
kemasa sesuai perkembangan masyarakat dan negara, baik dalam bidang
kenegaraan maupun dalam bidang sosial dan ekonomi.
Kuncoro Mudrajad dalam bukunya mengatakan bahwa dalam catatan

sejarah perekonomian desentralisasi telah muncul kepermukaan sebagai
paradigma baru dalam kebijakan dan adminstrasi pembangunan sejak dasawarsa
1970-an. Tumbuhnya perhatian terhadap desentralisasi tidak hanya dikaitkan
dengan gagalnya perencanaan terpusat dan populernya strategi pertumbuhan
dengan pemerataan (growth with equity), tetapi juga adanya kesadaran bahwa
pembangunan adalah suatu proses yang kompleks dan penuh ketidakpastian yang
tidak mudah dikendalikan dan direncanakan dari pusat. 3
Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
tersebut ditentukan pajak daerah yang pelaksanaannya di daerah diatur lebih lanjut
dengan peraturan daerah. Mengenai perpajakan, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945) menegaskan

2

Saidi Djafar, Perlindungan Hukum Wajib Pajak dengan Penyelesaian Sengketa Pajak,
Raja Grafindo Persada, Makasar, 2007, hal. 5
3
Kuncoro Mudrajad. Otonomi dan Pembangunan Daerah Reformasi, Perencanaan,
Strategi dan Peluang “Ide Dasar Desentralisasi”Erlangga, Jakarta, 2004, hal 5


Universitas Sumatera Utara

11

bahwa “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara
diatur dalam undang-undang.
Prinsip otonomi daerah pada dasarnya dijelaskan dalam Pasal 18 ayat (5)
UUD 1945 yang menyatakan bahwa “pemerintah daerah menjalankan otonomi
daerah seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat”. Dalam hal ini daerah menggunakan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan
mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan
pemerintah pusat. Dalam pelaksanaan otonomi tersebut, daerah memilih
kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan
peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menegaskan bahwa kewenangan otonomi luas
adalah keleluasan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup
kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan di bidang politik
luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, dan agama serta

kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraannya mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.
Salah satu pajak yang menjadi potensi sumber pendapatan negara yaitu
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang masuk dalam kategori pajak negara. Sejak
tahun 2011 penarikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dilimpahkan dari
Pemerintah Pusat ke Pemerintah Kota sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 213/PMK.07/2010, nomor: 58

Universitas Sumatera Utara

12

tahun 2010 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
yaitu iuran yang dikenakan terhadap orang atau badan yang secara nyata
mempunyai hak, memiliki, menguasai dan memperoleh manfaat dari bumi dan
bangunan.
Kota Medan yang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara tidak luput
dari permasalahan perpajakan dimana pencapaian penerimaan pajak Kanwil
Dirjen Pajak Sumut selama tahun 2012 terealisasi sebesar Rp 10,87 triliun. Jumlah

tersebut sesuai dengan harapan yang dibebankan oleh Dirjen Pajak sejak awal
tahun 2012 yang lalu dengan pencapaian sebesar 100.37 persen. Perolehan pajak
di tahun 2012, mengalami kenaikan dari 2011 yang hanya teralisasi Rp 8,85
triliun. Dari realisasi tersebut, perolehan pajak jenis PPH non migas mendominasi
dengan raihan sebesar Rp 6,76 triliun, menyusul PPN dan PPnBM sebesar Rp 3,9
trilun, PBB Rp 116 miliar dan perolehan dari jenis pajak lainnya yang sebesar 89
miliar. 4
Pemerintah Kota setiap tahunnya mempunyai target dalam penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai sumber pendapatan daerah, tetapi tidak
selalu target tersebut terealisasi dengan sempurna. Terkadang juga realisasi
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) jauh dibawah target yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Kota.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah yang menjadi objek pajak bumi dan bangunan perdesaan

4

Tribun Medan, 15 Januari 2013 diakses pada tanggal 18 Februari 2016.

Universitas Sumatera Utara


13

dan perkotaan adalah Bumi dan/ atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/ atau
dimanfaatkaan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan. Bumi adalah
permukaan dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Permukaan bumi meliputi
tanah, perairan, pedalaman serta laut Wilayah Indonesia. Sedangkan yang
dimaksud dengan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau
diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan-perairan. Disamping itu yang
disebut subjek pajak bumi dan bangunan adalah badan yang secara nyata
Mempunyai suatu hak atas bumi dan atau mempunyai manfaat atas bumi;
Memiliki, menguasai dan akan memperoleh manfaat atas bangunan.
Pada dasarnya, masyarakat mengharapkan uang yang diberikan kepada
negara dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah untuk kemajuan
negara dan kesejahteraan rakyat. Masyarakat ingin melihat jelas apa yang
dilakukan oleh pemerintah dengan uang pembayaran pajak dari rakyat.
Kenyataan yang ada selama ini, sering terjadi para pejabat tinggi pemerintah
yang melakukan korupsi uang rakyat untuk kepentingan pribadinya. Korupsi
yang dilakukan oleh pejabat adalah salah satu pemicu kurangnya keyakinan dan

kesadaran masyarakat

dalam memenuhi kewajibannya sebagai warga negara

Indonesia. Semakin bertambahnya pajak yang harus ditanggung oleh wajib
pajak pada tiap tahunnya amatlah memberatkan. Berbeda kondisi dengan yang
berada di desa, pembayaran PBB di desa lebih ringan dibanding dengan biaya
PBB di kota yang setiap tahunnya semakin meningkat. Akibatnya masyarakat
lebih cenderung untuk tidak membayar PBB. Semakin banyak masyarakat

Universitas Sumatera Utara

14

membayar PBB akan membantu negara untuk dapat menyejahterakan masyarakat
dan pembangunan daerah dapat merata. Sarana-sarana umum, seperti pendidikan,
jalan-jalan, listrik, kesehatan dan sebagainya dapat dipenuhi.
Berdasarkan latar belakang di atas merasa tertarik memilih judul Prosedur
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau dari Perspektif Hukum

Administrasi Negara.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dalam usulan
penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan tentang Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Medan?
2. Bagaimana prosedur pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Kota
Medan?
3. Apa kendala dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ditinjau dari
Hukum Administrasi Negara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaturan tentang Pajak Bumi dan Bangunan di Kota.
2. Untuk mengetahui prosedur pembayaran pajak Pajak Bumi dan Bangunan
di Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara


15

3. Untuk mengetahui kendala dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
ditinjau dari Hukum Administrasi Negara.
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
Dapat

menambah

khasanah

hokum

administrasi

negara,

Hukum


Pemerintahan Daerah, dalam menjamin kepastian hukum dan kemanfaatan
bagi masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Memberikan pengetahuan pemikiran bagi para pihak yang memiliki
kepentingan dalam penelitian ini.

D. Keaslian Penulisan
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas
masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.
Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang Prosedur Pembayaran Pajak Bumi
Dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011
Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara, belum pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya. Adapun judul yang hampir sama di Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara.
Sayid Andi Maulana (2014) Tinjauan Hukum Administrasi Negara
Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak

Universitas Sumatera Utara


16

Bumi Dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan, adapun perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
a. Kewenangan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pajak bumi dan
bangunan kelurahan dan perkotaan berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Kelurahan dan Perkotaan
b. Kewajiban Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan
Perkotaan.
c. Hukum administrasi negara terhadap Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan
Perkotaan.
Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam
penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah
yang asli, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka
dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

E.

Tinjauan Pustaka

1. Pemerintahan Daerah
Pemerintahan daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan yang
dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah yaitu pemerintah daerah (Eksekutif)
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Legislatif) serta perangkat lain yang ada
di daerah.

Universitas Sumatera Utara

17

Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa :“Pemerintahan daerah adalah gubernur,
bupati atau walikota dari perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan
Pemerintahan daerah” Dalam penyelengaraan pemerintahan daerah kepala daerah
dibantu perangkat daerah yang terdiri dari SEKDA (Sekretaris Daerah), DPRD
(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), Dinas daerah, Lembaga tekhnis daerah serta
khusus untuk Kabupaten/Kota ditambah dengan Perangkat Kecamatan, Kelurahan
dan Desa.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah pemerintah dan DPRD.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan pemerintah pusat menggunakan asas
desentralisasi.

Dalam

penyelenggaraan

pemerintahan,

pemerintah

daerah

berpedoman pada asas umum penyelenggaraan negara yang didalam hukum
adminstrasi negara dikenal dengan “asas-asas umum pemerintahan yang layak”.
Asas ini telah dikenal di Indonesia walaupun secara formal belum diakui sebagai
norma hukum tidak tertulis yang harus ditaati oleh penyelenggara pemerintahan
baik di pusat maupun di daerah.
Secara yuridis formal, hal seperti ini baru diakui di negara kita setelah
diundangkannya

Undang-Undang

Nomor

28

Tahun

1999

tentang

Penyelenggaraan Negara yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN). Dtambah dengan asas efisiensi dan asas efektivitas. Kemudian dalam
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Universitas Sumatera Utara

18

ditegaskan

bahwa

asas

tersebut

dijadikan

sebagai

pedoman

dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah. 5
2. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah (Perda) adalah aturan yang secara sah diterbitkan oleh
pemerintahan daerah melalui mekanisme yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam penyelenggaraan pemerintahan di
daerah. Sejak Tahun 1945 hingga sekarang ini, telah berlaku beberapa undangundang yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan
menetapkan Peraturan Daerah sebagai salah satu instrumen yuridisnya sifatnya
mengikat umum (berlaku umum) dan tugasnya adalah mengatur hal-hal yang
bersifat umum (general). 6
3.

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak dan retribusi dapat dilakukan penggolongan berdasarkan kebutuhan

negara dalam membiayai pemerintahan dan pembangunan di masa kini dan
mendatang. Mengingat pajak dan retribusi merupakan sumber pendapatan negara
maupun daerah, penggolongannnya perlu dilakukan berdasarkan sifat-sifat dan
ciri-ciri yang dimilikinya. 7
Pajak daerah adalah pajak yang diadakan oleh daerah serta penagihannya
dilakukan oleh pejabat pajak yang ditugasi mengelola pajak-pajak daerah. 8 Pajak
Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah konstribusi wajib kepada Daerah

5

Rozali Abdullah. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara
Langsung. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 27-28
6
Siswato Sunarno. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia Sinar Grafika, Jakarta
2006, hal. 94.
7
Muhammad Djafar Saidi .Pebaharuan Hukum Pajak. Raja Grafindo, Jakarta, 2007, hal.
27.

Universitas Sumatera Utara

19

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 9
Retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada Negara karena
adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara
perorangan. 10

F.

Metode Penelitian

1.

Spesifikasi penelitian
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
hukum normatif, dimana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur
penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika
keilmuan dipandang dari sisi normatifnya. 11
b. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif. Deskriptif berarti bahwa penelitian ini
menggambarkan

Peraturan

Perundang-undangan

yang

berlaku

di

Indonesia terkait Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau
dari Perspektif Hukum Administrasi Negara.

8

Ibid.
Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pasal 1 angka 10.
10
Amin Widjaja Tunggal.Pelaksanaan Pajak Penghasilan Perseorangan. Rineka Cipta,
Jakarta, 2001, hal. 15
11
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media
Publishing, Surabaya, 2005, hal. 46.
9

Universitas Sumatera Utara

20

c. Pendekatan penelitian
Pendekatan

undang–undang

(statute

approach)

dilakukan

dengan

menelaah semua undang–undang dan regulasi yang bersangkut paut
dengan isu hukum yang sedang ditangani.Pendekatan perundang-undangan
dalam penelitian hukum normatif memiliki kegunaan baik secara praktis
maupun akademis. Penelitian untuk kegiatan praktis, pendekatan undangundang ini akan membuka kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari
adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan
undang-undang lainnya. Hasil dari telaah tersebut merupakan suatu
argument untuk memecahkan isu yang dihadapi. 12
2.

Data penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terbagi atas:
a. Bahan hukum primer yaitu berbagai bahan hukum yang bersifat mengikat
yang terdiri dari: Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011
Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
b. Bahan hukum sekunder yaitu berbagai bahan kepustakaan berupa buku,
jurnal, bahan kuliah, hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
c. Bahan hukum tertier yaitu berbagai bahan yang memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti Kamus Hukum,
12

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Penerbit Prenanda Media Group, Jakarta,
2013, hal 7.

Universitas Sumatera Utara

21

Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, serta pencarian pada
website-website yang relevan.
3.

Tehnik pengumpulan data
Jenis data dalam penelitian ini meliputi data sekunder. Teknik

pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data
melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, literatur, tulisantulisan para pakar hukum, bahan kuliah, putusan-putusan hakim yang berkaitan
dengan penelitian ini.
4.

Analisis data
Analisis data yang dilakukan secara kualitatif yakni pemilihan teori-teori,

asas-asas, norma-norma, doktrin dan pasal-pasal di dalam perundang-undangan
terpenting yang relevan dengan permasalahan. Membuat sistematika dari datadata tersebut sehingga akan menghasilkan klasifikasi tertentu sesuai dengan
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Data yang dianalisis secara
kualitatif akan dikemukakan dalam bentuk uraian secara sistematis pula,
selanjutnya semua data diseleksi, diolah kemudian dinyatakan secara deskriptif
sehingga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dimaksud.

G. Sistematika Penulisan
Penulisan ini disusun secara sistematis dalam bentuk skripsi yang terdiri
dari 5 (lima) bab yaitu :

Universitas Sumatera Utara

22

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan pustaka dan metode
penelitian serta sistematika penulisan

BAB II

PENGATURAN TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI
KOTA MEDAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH
Bab ini berisikan pengertian Pajak Bumi dan Bangunan, Subjek dan
Objek Pajak Bumi dan Bangunan, Landasan Hukum Pajak Bumi dan
Bangunan di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3
Tahun 2011.

BAB III

PROSEDUR PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DI KOTA MEDAN
Bab ini berisikan Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Medan
Timur. Mekanisme Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan serta
Sanksi terhadap Pelanggaran Pajak Bumi dan Bangunan

BAB IV

KENDALA DALAM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN

DITINJAU

DARI

HUKUM

ADMINISTRASI

NEGARA
Bab ini berisikan kendala dalam Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan di Kota Medan dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi
kendala Pembayaran Pajak Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

23

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran merupakan penutup dalam penulisan skripsi
ini, dalam hal ini penulis menyimpulkan pembahasan-pembahasan
sebelumnya dan dilengkapi dengan saran-saran.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

1 10 88

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 9 87

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

0 0 7

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

0 0 1

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

0 0 15

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

0 0 14

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 0 8

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 0 1

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 2 21

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 1 3