Hubungan Resistensi Insulin Dengan Jumlah Lesi Skin Tag di RSUP H.Adam Malik Medan

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Skin tag (ST) adalah tumor kulit jinak yang terdiri dari jaringan ikat

longgar, biasanya berukuran kecil lunak, bertangkai berwarna seperti kulit sampai
coklat gelap dan banyak dijumpai pada leher, aksila atau sela paha. Skin tag sering
mengenai usia pertengahan dan lebih tua.

1-4

Dapat terlihat sebagai suatu lesi yang

tunggal ataupun multipel, ukuran diameter mulai dari 2 mm sampai dengan 10
mm, dapat berkembang menjadi suatu lesi progresif. Skin tag dapat terjadi oleh
karena adanya trauma, seperti adanya gesekan yang berulang-ulang antara kulit
dengan pakaian ataupun perhiasan yang dipakai di daerah leher. 4,5 Skin tag lebih
sering terjadi setelah usia 40 tahun.6
Prevalensi skin tag pada populasi umum bervariasi seperti 46% di Jerman

atau 0,7% di India.7 Sedangkan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik,
Medan, berdasarkan data rekam medis pasien selama periode Januari – Desember
2011 jumlah pasien skin tag ditemukan sebesar 118 pasien.
Berdasarkan gambaran klinis terdapat tiga tipe yaitu: papul kecil
merupakan tipe yang paling banyak, tipe filiform, tipe bertangkai besar. 8 Skin tag
sering dijumpai pada individu dengan obesitas dan diabetes non insulin dependent ,
resistensi insulin merupakan keadaan abnormalitas yang mendasari kedua kondisi
ini. Proliferasi fibroblast pada skin tag sebagai akibat hiperinsulinemia, melalui

1

Universitas Sumatera Utara

2

aktivasi reseptor insulin-like growth factor

(IGF-1) yang tampak pada

permukaanya. Skin tag berhubungan erat dengan kadar insulin puasa.3

Beberapa kondisi kulit yang berhubungan dengan resistensi insulin
termasuk pseudoacanthosis nigricans, hirsutisme, akne, hidradenitis supurativa,
kulit berminyak, alopesia, papulosis pada jari dan skin tag.5 Tamega et al
melaporkan terdapat hubungan antara jumlah lesi skin tag lebih dari lima dengan
peningkatan indeks Homeostasis model assessment-insulin resistance (HOMAIR).3 Noris menyatakan bahwa skin tag berhubungan erat dengan insulin puasa
daripada glukosa puasa dan kadar sirkulasi insulin tinggi berdampak terhadap
hubungan dengan pembentukan skin tag yang memungkinkan efek mediasi insulin
pada proliferasi epidermis.7 Jowkar et al melaporkan kadar insulin pada pasien skin
tag lebih besar daripada kontrol. Insulin merupakan hormon polipeptida yang di

hasilkan oleh sel beta dari langerhans pankreas mengkontrol kadar glukosa dalam
darah yang berperan dalam sistem metabolik. 9
Resistensi insulin adalah gangguan metabolik dimana kegagalan sel target
untuk merespon kadar normal sirkulasi insulin sebagai hasil kompensasi
hiperinsulinemia dalam usaha mendapatkan respon fisiologis. 3 Resistensi insulin
merupakan gambaran karakteristik dari kebanyakan pasien obesitas, polycystic
ovarian syndrome dan gangguan toleransi glukosa, begitu juga dengan penyakit

lain.6 Resistensi insulin meningkat selama pubertas dan berhubungan dengan
akumulasi lemak. 3

Dari beberapa penelitian tersebut, telah ditemukan peran insulin dalam
patogenesis skin tag. Di Indonesia hingga saat ini belum banyak terdapat bukti

Universitas Sumatera Utara

3

yang dipublikasi dilakukannya penelitian yang menghubungkan resistensi insulin
dan skin tag, sehingga peneliti berminat untuk melakukan penelitian menganalisis
hubungan resistensi insulin pada pasien skin tag.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan resistensi insulin dengan jumlah lesi skin tag ?
1.3

Hipotesis
Ada hubungan resistensi insulin dengan jumlah lesi skin tag.

1.4

Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui hubungan resistensi insulin dengan jumlah lesi skin
tag.

1.4.2 Tujuan khusus :
1.4.2.1 Mengetahui karakteristik pasien skin tag yaitu jenis kelamin,
umur, suku, riwayat keluarga skin tag.
1.4.2.2 Mengetahui gambaran klinis skin tag yaitu distribusi jumlah,
lokasi dan bentuk lesi.
1.4.2.3 Mengetahui nilai HOMA-IR (Kadar glukosa darah puasa dan
insulin puasa) sebagai parameter untuk menilai resistensi insulin
pada pasien skin tag.

Universitas Sumatera Utara

4

I.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Untuk bidang akademik/ilmiah:
Membuka wawasan mengenai mengenai peranan resistensi insulin

dalam patofisiologi skin tag.
1.5.2 Untuk pelayanan masyarakat:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
pentingnya mengantisipasi risiko penyakit berupa diabetes melitus
pada pasien skin tag, sehingga dapat dilakukan usaha pencegahan yaitu
perubahan gaya hidup, seperti pengaturan diet dan latihan jasmani.
1.5.3 Untuk pengembangan penelitian:
Hasil penelitian ini dapat menjadi data bagi penelitian selanjutnya
dalam hal evaluasi adanya resistensi insulin yang dapat menimbulkan
sindrom metabolik seperti penyakit diabetes melitus pada pasien skin
tag.

Universitas Sumatera Utara