PHP File Tree Demo 4.4.3 agenda 4

(1)

4.4.3. Sub Agenda Revitalisasi Pertanian

A. KONDISI UMUM.

1) Pertanian

Kebijakan Pembangunan Pertanian Jawa Timur mulai tahun 2006 dilaksanakan melalui Revitalisasi Pertanian. Revitalisasi pertanian dalam arti luas dilakukan untuk mendukung pencapaian sasaran, penciptaan lapangan kerja terutama di pedesaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Pada tahun 2004, sektor pertanian cukup memegang peran penting karena merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang terlihat pada PDRB dan Nilai Tukar Petani (NTP).

Dari hasil pelaksanaan pembangunan tahun 2006 telah menggambarkan adanya peningkatan pendapatan petani yang ditunjukkan dengan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Desember 2006 sebesar 113,96 naik 7,91 % bila dibanding NTP bulan Desember tahun 2005. Sedangkan produksi bahan pangan khususnya padii Jawa Timur mencapai sebesar 9,25 juta ton GKG atau setara beras 5,87 juta ton sedangkan kebutuhan beras masyarakat Jawa Timur sebesar 3,45 juta ton sehingga masih terdapat kelebihan 2,42 juta ton. Kelebihan beras tersebut diserap oleh Perum Bulog Jawa Timur sebesar 474 ribu ton, selebihnya berada di penggilingan/ pedagang yang diperdagangkan ke luar propinsi, antara lain ke : Aceh, sumut, Sumbar, Jambi, Riau, Bengkulu, DKI Jaya, Kalimantan, NTT, Maluku dan Papua. Sampai dengan akhir Desember 2006 volume penyerapan beras dari Jawa Timur ke luar propinsi melalui perdagangan antar pulau mencapai 625 ribu ton.


(2)

PERKEMBANGAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAN PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2002 - 2006

TAHUN KOMODITAS

2002 2003 2004 2005 2006 *) P a d i (Paddy)

(GKG) 8.803.877 8.914.995 9.002.618 9.007.265 9.255.098 B e r a s (Rice) 5.564.050 5.634.277 5.689.655 5.692.591 5.849.222 Jagung (Maize) 3.692.146 4.166.970 4.134.628 4.398.502 4.243.209 Kedelai (Soybean) 277.350 284.520 319.491 335.106 317.696 Kac. tanah

(Peanut) 188.001 194.014 212.325 208.749 218.704 Kac. hijau

(Mungbean) 88.222 95.961 83.270 95.527 84.938 Ubi kayu (Cassava) 3.919.854 3.791.203 3.964.662 4.023.614 3.701.858 Ubi jalar (Sweet

potato) 168.776 166.227 165.039 150.564 143.190 Sorghum

(Sorghum) 1.854 996 2.615 2.784 2.440

Pada tahun 2007 pelaksanaan program pembangunan pertanian tanaman pangan lebih ditingkatkan melalui upaya khusus yang lebih intensif dalam rangka meningkatkan produksi khususnya padi (peningkatan produksi 1 juta ton), yang antara lain dengan peningkatan penggunaan benih padi unggul berlabel, benih padi hibrida, penggunaan pupuk berimbang (majemuk atau tunggal) dan peningkatan penggunaan pupuk organik, perbaikan jaringan irigasi dan revitalisasi penyuluhan pertanian. Upaya-upaya tersebut diharapkan produksi beras Jawa Timur tahun 2007 mencapai 6,87 juta ton dengan surplus sebesar 3,43 juta ton.

2) Peternakan

Pembangunan Peternakan secara umum menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi serta kebutuhan keseimbangan lingkungan. Dalam keseimbangan lingkungan hidup, kegiatan yang sangat mendukung adalah integrasi ternak dengan tanaman lainnya yang


(3)

secara prinsip memperbaiki kondisi tanah yang kurang baik unsur haranya.

Kondisi umum perkembangan peternakan tahun 2005-2006 di Jawa Timur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

1. Populasi Ternak

Tabel 1. Populasi Ternak No. Jenis ternak Tahun 2005

(ekor)

Tahun 2006 (angka sementara)

% thd tahun 2005 1. Sapi potong 2.524.476 2.584.441 2,38 2. Sapi perah 134.043 136.497 1,83

3. Kerbau 54.688 54.198 - 0,90

4. Kuda 18.333 18.228 - 0,57

5. Kambing 2.384.973 2.414.350 1,23 6. Domba 1.399.054 1.414.939 1,14

7. Babi 36.199 34.704 - 4,13

8. Ayam buras 39.331.891 40.058.279 1,85 9. Ayam ras petelur 21.570.818 30.364.215 40,77 10. Ayam ras pedaging 28.520.480 19.632.212 - 4,33

11. Itik 2.402.113 2.430.767 1,19

Dilihat dari data tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa :

 Populasi sapi potong dan sapi perah pada tahun 2006 dibandingkan tahun 2005 mengalami peningkatan berkisar antara 1,83 – 2,38 %, hal ini menunjukkan bahwa pemberantasan penanggulangan penyakit hewan menular melalui vaksinasi dan pelaksanaan Inseminasi Buatan telah nyata keberhasilannya, disamping tersedianya pakan ternak yang cukup dan bertambah meluasnya usaha-usaha peternakan sapi potong dan sapi perah kearah agribisnis (dari pola tradisional ke pola bisnis)

 Populasi ternak kambing dan domba pada tahun 2006 dibanding tahun 2005 mengalami peningkatan berkisar antara 1,14 – 1,23 %. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan dan pakan semakin baik dan telah


(4)

terlaksananya pengendalian penyakit parasiter pada kambing dan domba.

 Populasi unggas ayam buras, ayam ras petelur tahun 2006 dibanding tahun 2005 terjadi peningkatan pertumbuhan masing-masing untuk ayam buras 1,85 %, ayam ras petelur 40,77 %, dan itik 1,19 %. Hal ini menunjukkan bahwa iklim perunggasan semakin membaik, program vaksinasi AI (Avian Influenza) telah terlaksana dengan optimal melalui tindak Biosecurity. Untuk ayam ras pedaging mengalami penurunan – 4,33 %, hal ini diakibatkan peternak mengurangi jumlah pemeliharaan per periode guna antisipasi penyakit AI, dan siklus pemotongan meningkat dari 5 kali pemotongan per tahun menjadi 7 kali pemotongan.

2. Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak

Tabel 2. Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak

No. Uraian Tahun

2005

Tahun 2006 (angka sementara)

% thd tahun 2005 1. Produksi (ton)

- Daging 301.919 319.676 105,88

- Telur 248.502 331.053 133,22

- Susu 239.908 244.300 101,83

- Jerohan 75.480 79.919 5,88

- Kulit 14.666 14.843 1,21

- Tulang 32.573 32.888 0,97

- Darah 32.573 32.888 0,97

2. Konsumsi (kg/kap/thn)

- Daging 8,014 8,147 101,66

- Telur 5,308 5,643 106,31

- Susu 5,947 5,969 100,37

Dilihat data diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Produksi daging, telur dan susu pada tahun 2006 dibanding tahun 2005 menunjukkan pertumbuhan masing-masing sebesar 105,88 %, 133,22 % dan 101,83 %, produksi jerohan. Kulit, tulang dan darah menunjukan pertumbuhan masing-masing 5,88 %, 1,21 %, 0,97 % dan 0,97 %. Hal ini menunjukkan bahwa program pengamanan ternak,


(5)

pengendalian penyakit hewan menular dan program Intan Sejati terlaksana dengan baik serta adanya usaha-usaha peternakan sapi perah.

 Konsumsi daging, telur dan susu pada tahun 2006 dibanding tahun 2005 menunjukkan pertumbuhan masing-masing sebesar 101,66 %, 106,31 % dan 107,37 %. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan gizi semakin membaik dan meningkatnya daya beli masyarakat terhadap produk pangan asal hewan.

3. Penyerapan Tenaga Kerja

Tabel 3. Penyerapan Tenaga Kerja

No Uraian Tahun 2005 (org)

Tahun 2006 (org)

R (%) 1.

2.

Dari perkembangan populasi ternak Dari perkembangan produksi ternak

1.912.627 1.111.803

3.258.226 3.720.961

170,35 334,68

Dilihat data diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Penyerapan tenaga kerja dari perkembangan populasi ternak serta dari produksi ternak tahun 2006 dibanding tahun 2005 mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 170,35 % dan 334,68 %. Hal ini menunjukkan pelaksanaan program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Jawa Timur dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran dimana Propinsi Jawa Timur memberikan kontribusi terhadap pengangguran nomor 3 setelah DKI dan Jawa Barat.


(6)

4. Peningkatan Pendapatan Peternak

Tabel 4. Peningkatan Pendapatan Peternak

No Uraian Tahun 2005

(Rp/kap/th)

2006 (angka sementara)

(Rp/kap/th)

R (%) 1.

2. 3.

Peternak Sapi Potong Peternak Sapi Perah Peternak Unggas

2.260.250 3.082.546 3.876.841

2.411.157 3.247.621 6.116.726

106,68 105,36 157,78 Dilihat data diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Pendapatan peternak sapi potong, sapi perah dan unggas pada tahun 2006 terhadap tahun 2005 mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 106,68 %, 105,36 % dan 157,78 %. Hal ini menunjukkan bahwa usaha dibidang peternakan baik sapi potong, sapi perah maupun unggas merupakan usaha yang sangat menjanjikan serta iklim usaha yang semakin kondusif di bidang peternakan.

5. Partisipasi Masyarakat Peternakan

Partisipasi masyarakat melalui program Inseminasi Buatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat peternak, pengendalian pemotongan betina produktif, pengamanan ternak dan agribisnis memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan sebesar Rp. 5,89 Trilyun.

Perhitungan partisipasi masyarakat peternakan didapat dari angka kelahiran, penolakan pemotongan betina produktif dan kematian ternak (melalui vaksinasi, pengobatan dll).

Demikian pula kinerja Pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 target sebesar Rp 1.060.000.000,00 realisasi sampai dengan bulan Desember 2006 sebesar Rp. 1.121.961.420,00 atau sama dengan 105,84 % dari bagi hasil dan kontribusi pemberdayaan UPT, modal bergulir dan retribusi pemakaian kekayaan daerah.


(7)

Prediksi kondisi peternakan tahun 2007 sebagai berikut : 1. Populasi Ternak

Tabel Populasi Ternak

No. Jenis ternak Tahun 2007

(ekor) Keterangan

1. Sapi potong 2.584.559 *) pemotongan

2. Sapi perah 136.737 5 kali/tahun

3. Kerbau 54.688

4. Kuda 18.333

5. Kambing 2.457.059

6. Domba 1.444.180

7. Babi 36.199

8. Ayam buras 40.520.697

9. Ayam ras petelur 22.662.841

10. Ayamras pedaging *) 29.964.329

11. Itik 2.474.717

2. Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak

Tabel Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak

No. Uraian Tahun 2007 Keterangan

1. Produksi (ton)

- Daging 371.992.482

- Telur 256.229.033

- Susu 246.328.821

2. Konsumsi (kg/kap/thn)

- Daging 8,820

- Telur 5.636

- Susu 6.160

3. Penyerapan Tenaga Kerja

Tabel Penyerapan Tenaga Kerja

No Uraian Tahun 2007

(org) Keterangan

1. 2.

Dari perkembangan populasi ternak Dari perkembangan produksi ternak

3.296.617 4.021.906


(8)

4. Peningkatan Pendapatan Peternak

Tabel Peningkatan Pendapatan Peternak

No Uraian Tahun 2007

(Rp/kap/th) Keterangan 1.

2. 3.

Peternak Sapi Potong Peternak Sapi Perah Peternak Unggas

2.512.118 3.393.925 7.412.450

3) Perkebunan

Kinerja pembangunan perkebunan di Jawa Timur sampai dengan tahun 2006, sebagai berikut:

(1) Areal

Sebagian besar komoditas perkebunan sampai dengan tahun 2006 mengalami peningkatan areal dengan pertumbuhan rata - rata antara 0,01 – 13,26 %, sedangkan sebagian kecil lainnya mengalami penurunan atau stagnasi seperti yang terlihat pada Lampiran 1. Komoditas yang mengalami penurunan areal antara lain adalah kapas sebesar 11,10 %; kapok randu 6,01 %; teh 10,16 %; jambu mete 2,25 % , sedangkan yang mengalami stagnasi atau tidak mengalami peningkatan maupun penurunan areal adalah karet dengan rata-rata pertumbuhan 0,00 %. Peningkatan areal perkebunan dikarenakan adanya pengembangan baru, terutama untuk perkebunan rakyat, baik yang didukung anggaran pemerintah maupun swadaya masyarakat. Sedangkan penurunan areal terjadi pada lahan-lahan yang kurang sesuai, seperti daerah-daerah pantai atau lahan sawah dengan kandungan Chlor tinggi. Untuk tanaman karet (milik


(9)

perusahaan perkebunan), pada beberapa tahun pertama, sebagian arealnya dikonversi dengan jenis tanaman lain. (2) Produksi

Secara keseluruhan, produksi komoditas perkebunan mengalami pertumbuhan rata-rata sampai dengan tahun 2006 sebesar 8,33% seperti yang terlihat pada Tabel 1. Sedangkan untuk produksi masing-masing komoditas perkebunan dapat dilihat pada lampiran 2 dimana sebagian besar komoditas perkebunan mengalami peningkatan jumlah produksi mulai dari tahun 2003-2006, kecuali beberapa komoditas seperti tembakau yang mengalami penurunan produksi dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar – 6,31 %; kapas sebesar – 31,39 %; teh sebesar -12,42 %; dan tanaman perkebunan lainnya sebesar -2,62 %.

Tabel Perkembangan Produksi Komoditi Perkebunan di Jawa Timur Tahun 2003 – 2006

Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur *) Angka Sementara

**) Angka sangat sementara

(3) Produktivitas

Sampai dengan tahun 2006 telah terjadi peningkatan produktivitas perkebunan rakyat dari 13.596,09 kg/ha pada

Produksi (ton) (%)

Rata2

No Jenis

Pengusahaan

2003 2004 2005* 2006**

1. Perkebunan Rakyat (PR) 1.288.393,87 1.394.923,11 (8,27 %) 1.419.112,81 (1,73 %) 1.614.720,44 (13,78 %) 7,9% 2. Perkebunan Besar Negara (PTPN) 142.292,63 142.088,07 (-0,14 %) 182.284,39 (28,29 %) 200.512,83 (10 %) 12,7% 3. Perkebunan Besar Swasta (PBS) 23.925,50 24.073,82 (0,62 %) 28.061,14 (16,56 %) 30.867,25

(9,9 %) 9,03% Jumlah 1.454.612,00 1.561.085,00

(7,32 %)

1.629.458,34 (4,37 %)

1.846.100,53


(10)

tahun 2005 menjadi 14.997,76 kg/ha pada tahun 2006. Peningkatan ini diikuti oleh hampir seluruh komoditas perkebunan kecuali oleh beberapa komoditas seperti tembakau, wijen, kakao dan tanaman perkebunan lain -lain.

4) Ketahanan Pangan

Pembangunan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Timur tahun 2006 ditinjau dari aspek : ketersediaan dan kerawanan pangan, distribusi pangan, konsumsi dan keamanan pangan, serta pengentasan kemiskinan menunjukkan hasil yang baik. Keberhasilan pembangunan ketahanan pangan merupakan upaya bersama antara masyarakat dan pemerintah, yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

Ketersediaan pangan strategis tahun 2006 mengalami peningkatan dari tahun 2005, yaitu : beras 1,99 %, jagung 1,57 %, kacang tanah 7,29 %, kacang hijau 0,49 %, ubi kayu 1,84 %, daging 43,14 % dan susu 1,26 %; sedangkan ketersediaan pangan yang mengalami penurunan yaitu : kedelai 0,47 %, ubi jalar 2,08 % dan telur 8,23 %. Ketersediaan pangan tahun 2006 dapat mencukupi kebutuhan konsumsi pangan penduduk Jawa Timur, kecuali ketersediaan kedele yang mengalami kekurangan.


(11)

Tabel Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Strategis di Propinsi Jawa Timur tahun 2005 dan 2006.

TAHUN 2005 TAHUN 2006*)

NO KOMODITAS

KTRSDIAAN KONSUMSI PLUS/MINUS KTRSDIAAN KONSUMSI PLUS/MINUS 1. Beras 5.228.527 3.478.994 1.749.533 5.332.449 3.478.994 1.853.455 2. Jagung 3.867.698 297.051 3.570.647 3.928.371 297.051 3.631.320 3. Kedelai 305.847 406.491 (100.644) 304.441 406.491 (102.080) 4. Ubi kayu 3.420.072 779.479 2.640.593 3.482.900 779.479 2.703.421 5. Ubi jalar 132.496 106.834 25.662 129.738 106.834 22.904 6. Kacang tanah 191.015 29.035 161.980 204.938 29.035 175.903 7. Kacang hijau 86.452 20.101 66.351 86.874 20.101 66.773 8. Daging 178.158 118.374 59.784 255.007 119.677 135.330 9. Telur 238.261 181.692 56.569 218.663 183.655 35.008 10. Susu 202.557 46.531 156.026 205.102 47.043 158.059 11. Ikan 490.966 453.820 16.478

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Prop. Jatim

Keterangan : *) Angka Ramalan II : Beras, Jagung,Kedele,Ubikayu, Ubijalar,Kacang Tanah,Kacang hijau

Angka Sasaran : Daging, telur, susu dan ikan.

Peningkatan ketersediaan pangan strategis tersebut merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan penduduk Jawa Timur secara terpadu dan berkelanjutan.

Upaya memantapkan ketersediaan pangan

dilaksanakan melalui pengembangan lumbung pangan, pengembangan pemanfaatan pekarangan.

Dalam upaya menanggulangi kerawanan pangan di kabupaten : Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Pacitan, Ponorogo, Sumenep, Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Probolinggo dan Ngawi, disalurkan bantuan pangan berupa beras sebanyak 1.750 kg setiap kabupaten. Disamping itu, untuk memberdayakan kelompok masyarakat di daerah rawan pangan dialokasikan bantuan modal untuk setiap kelompok sebesar Rp. 25 juta. Berdasarkan kesepakatan kelompok, bantuan ini dimanfaatkan untuk pembelian bahan pangan dalam rangka pengembangan lumbung pangan di daerahnya.


(12)

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat di pedesaan yang rawan pangan dan gizi, dilaksanakan kegiatan strategis berupa program Aksi Desa Mandiri Pangan berlokasi di 2 desa pada 2 kecamatan yang berbeda yang tersebar di kabupaten Pacitan, Bojonegoro, Pamekasan dan Bondowoso.

b. Distribusi Pangan

Kegiatan strategis Pembelian Gabah/bahan pangan lainnya sebagai upaya untuk mengendalikan harga gabah/bahan pangan lainnya agar tidak berfluktuasi secara tajam terutama pada saat panen raya. Pada tahun 2006, dialokasikan APBD sebesar Rp. 44,6 milyar yang dimanfaatkan oleh 168 lembaga pembeli gabah untuk pembelian gabah/beras/ jagung/kedele dan APBN sebesar Rp. 54,45 milyar yang dimanfaatkan oleh 187 lembaga pembeli gabah yang berlokasi di 24 kabupaten untuk pembelian gabah/beras. Realisasi pembelian gabah, jagung, kedele dan beras yang difasilitasi APBD Propinsi sampai dengan 20 Nopember 2006 mencapai sebesar Rp. 412.678.032.417,- atau 9,25 kali putaran, sedangkan realisasi pembelian gabah/beras yang difasilitasi APBN mencapai sebesar Rp.558.013.343.897,-atau 10,25 kali putaran.

c. Konsumsi dan Keamanan Pangan

Tingkat dan kualitas konsumsi pangan semakin baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang ditunjukkan oleh keragaman konsumsi pangan penduduk dengan skor PPH 78,7 dibandingkan dengan Skor PPH tahun sebelumnya sebesar 71,0. Kondisi ini masih belum menggembirakan karena asupan tehadap hampir semua kelompok pangan


(13)

dikonsumsi dalam jumlah yang belum memadai, kecuali kelompok padian. Sumbangan energi kelompok padi-padian terhadap AKE tahun 2005 mencapai sebesar 57,00%, dan proporsi idealnya sebesar 50%. Sumbangan energi kelompok pangan yang masih jauh dari proporsi idealnya adalah : kelompok pangan hewani, kelompok sayur dan buah, serta kelompok umbi-umbian. Hal ini menggambarkan bahwa pola konsumsi pangan penduduk Jawa Timur belum memenuhi kaidah kecukupan gizi yang dianjurkan dan konsep pangan yang Beragam, Bergizi dan Berimbang.

Sumbangan energi kelompok padi-padian terhadap AKE cukup besar mencapai 57,00 % dan dominan beras. Konsumsi beras mencapai sebesar 89,46 kg/kap/th. (Susenas 2005) cenderung menurun apabila dibandingkan dengan konsumsi beras tahun sebelumnya menjadi sebesar 93,46 kg/kap/th (Susenas 2002).

5) Perikanan

Propinai Jawa Timur memiliki kekayaan alam baik di darat maupun di laut yang menjanjikan untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan. Sumberdaya perikanan laut khususnya usaha budidaya dan usaha penangkapan di ZEE belum sepenuhnya dimanfaatkan. Sementara itu untuk sumberdaya perikanan darat yang meliputi perairan umum, potensi tambak, potensi untuk budidaya air tawar lainnya sangat dimungkinkan untuk dikembangkan. Adapun keragaan tingkat pemanfaatan potensi tahun 2006 sebagai berikut :


(14)

CABANG USAHA

POTENSI PRODUKSI

( Ton )

PRODUKSI ( Ton) PEMAN FAATAN (%) 1. Penangkapan - Laut

- Perairan umum

618.418,80 39.494,00 338.243,06 8.826,84 54,70 22,35 2. Budidaya - Tambak - Kolam

- Sawah Tambak - Mina padi - Karamba 82.000,00 39.700,00 45.000,00 6.500,00 5.000,00 72.333,70 31.341,26 32.441,67 149,77 2.705,10 88,2 36,69 78,95 2.3 54,10

J u m l a h 836.112,80 486.041,40 58,13

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya perikanan di Jawa Timur baru mencapai 58,13 % dari potensi lestari. Namun apabila kegiatan tersebut dirinci maka terlihat bahwa kegiatan penangkapan di laut telah mencapai 338.243,06 ton dimana sebagian besar diperoleh dari penangkapan di pantai Utara Jawa Timur, Selat Bali dan Selat Madura sekitar 82,6 % yang berarti perairan tersebut sudah padat tangkap sedangkan di pantai Selatan dan ZEE sebesar 17,4 %. Dengan demikian upaya kegiatan penangkapan diprioritaskan pengembangannya kearah pantai Selatan dan ZEE.

Sedangkan prediksi pencapaian tahun 2007 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :


(15)

URAIAN JUMLAH A. Produksi (Ton)

1. Penangkapan - Laut

- Perairan umum

354.650,11

12.471,76 2. Budidaya

- Tambak - Kolam

- Sawah Tambak - Mina padi - Karamba

91.267,89 35.521,21 54.743,24 189,31 3.025,99 A. Armada Perikanan (Unit)

- Kapal Motor - Motor Tempel - Perahu Tanpa Motor

8.393 43.709 8.088 B. Ekspor

- Volume (Ton) - Nilai (Ribu US$)

196.538,95 528.968,02

D. Konsumi Ikan (Kg/Kapita/Tahun) 18.22

6) Kehutanan

Kondisi umum hutan di Propinsi Jawa Timur seluas 1.363.719 Ha terdiri atas hutan konservasi seluas 233.127,10 Ha, hutan lindung seluas 315.505,30 Ha dan hutan produksi seluas 815.086,60 Ha. Luas lahan kritis di dalam kawasan hutan seluas 147.020,70 Ha, sedangkan di luar kawasan hutan seluas 435.477,46 Ha. Namun akhir-akhir ini, terutama pada musim penghujan sering terjadi bencana tanah longsor dan banjir. Untuk itu, diperlukan penanganan secara intensif, baik melalui perlindungan dan konservasi maupun rehabilitasi sumber daya hutan.

Permasalahan pokok dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, isu strategis yang saat ini memerlukan perhatian serius adalah pelestarian sumberdaya alam dan


(16)

lingkungan hidup, terutama konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan dan hutan.

B. SASARAN TAHUN 2008

Dengan tetap mengacu pada sasaran dan target pembangunan sebagaimana tertuang didalam Rencana Pembangunan dan memperhatikan potensi, peluang, prospek pengembangan dan teknologi yang tersedia maka sasaran Pembangunan Sub Agenda Revitalasi Pertanian tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1. Pertanian Tanaman Pangan

Sasaran Luas Areal Tanam (ha) Tahun 2008 No. Komoditas Luas Areal Tanam (ha)

1 Padi 1.746.023

2 Jagung 1.208.294

3 Kedelai 236.460

4 Kacang Tanah 180.844

5 Kacang Hijau 92.235

6 Ubi Kayu 259.986

7 Ubi Jalar 17.788

8 Sorgum 991

9 Sayuran 129.500

10 Buah-buahan 219.581

Sasaran Luas Panen (ha) Tahun 2008 No. Komoditas Luas Panen (ha)

1 Padi 1.676.182

2 Jagung 1.159.962

3 Kedelai 227.002

4 Kacang Tanah 173.610

5 Kacang Hijau 88.546

6 Ubi Kayu 249.587

7 Ubi Jalar 17.076

8 Sorgum 951

9 Sayuran 128.206


(17)

Sasaran Produktivitas (ku/ha) Tahun 2008 No. Komoditas Produktivitas (ku/ha)

1 Padi 64,00

2 Jagung 37,40

3 Kedelai 13,25

4 Kacang Tanah 12,83

5 Kacang Hijau 11,05

6 Ubi Kayu 162,00

7 Ubi Jalar 116,40

8 Sorgum 25,80

9 Sayuran 101,27

10 Buah-buahan 16,57

Sasaran Produksi (ton) Tahun 2008 No. Komoditas Produksi (ton)

1 Padi 10.840.000

2 Jagung 4.338.248

3 Kedelai 300.777

4 Kacang Tanah 222.728

5 Kacang Hijau 97.828

6 Ubi Kayu 4.043.302

7 Ubi Jalar 198.770

8 Sorgum 2.455

9 Sayuran 1.298.367

10 Buah-buahan 3.743.684

2. Peternakan

a. Sasaran pembangunan Peternakan

1). Meningkatnya kemampuan petani menghasilkan komoditas sumberdaya lokal berdaya saing tinggi.

2). Meningkatnya ketersediaan pangan hewani di Jawa Timur terlihat dari :

- Meningkatnya kuantitas dan kualitas bibit

- Meningkatnya populasi, produksi dan produktifitas ternak.

3). Terkendalinya penyakit hewan menular dengan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan


(18)

4). Terwujudnya perlindungan masyarakat dengan meningkatnya jaminan keamanan pangan hewani yang ASUH

5). Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap protein hewani yang berasal dari ternak.

6). Terwujudnya Pelayanan Prima pada masyarakat peternakan

b. Sasaran Pengembangan Ternak 1). Populasi Ternak

Sasaran Populasi Ternak Tahun 2008

No. Jenis ternak Tahun 2008

(ekor) Keterangan

1. Sapi potong 2.709.048 *) pemotongan

2. Sapi perah 138.105 5 kali/tahun

3. Kerbau 54.688

4. Kuda 18.333

5. Kambing 2.493.915

6. Domba 1.465.853

7. Babi 36.199

8. Ayam buras 41.128.508

9. Ayam ras petelur 23.229.412 10. Ayam ras pedaging *) 30.713.438

11. Itik 2.511.838

2). Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak

Sasaran Produksi & Konsumsi Hasil Ternak Tahun 2008

No. Uraian Tahun 2008 Keterangan

1. Produksi (ton)

- Daging 381.969.082

- Telur 262.180.793

- Susu 248.792.109

2. Konsumsi (kg/kap/thn)

- Daging 8,952

- Telur 5,682


(19)

3). Penyerapan Tenaga Kerja

Sasaran Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2008

No Uraian Tahun 2008

(org) Keterangan 1.

2.

Dari perkembangan populasi ternak Dari perkembangan produksi ternak

3.365.810 4.108.279

4). Peningkatan Pendapatan Peternak

Sasaran Peningkatan Pendapatan Peternakan Tahun 2008

No Uraian Tahun 2008

(Rp/kap/th)

Keterangan

1. 2. 3.

Peternak Sapi Potong Peternak Sapi Perah Peternak Unggas

2.656.564 3.582.288 8.790.425

3. Perkebunan

Sasaran umum pembangunan perkebunan menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Timur adalah meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan dan peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani perkebunan, dengan sasaran secara rinci antara lain :

(1). Meningkatnya efisiensi dan produktivitas pembangunan perkebunan, yang diupayakan melalui konsolidasi luasan usaha tani, ketepatan penyediaan sarana produksi perkebunan dan terjaminnya sistem pengendalian hama dan penyakit maupun penanganan bencana alam banjir dan kekeringan yang setiap tahun terjadi secara fundamental. Pada tahun 2008 mampu mewujudkan NTP sebesar 106,89


(20)

% yang didukung oleh kenaikan produksi dari tahun dasar 2004 dan perkebunan naik 11,93 %.

(2). Terjaganya sistem permintaan dan penawaran produk yang berimbang, sehingga akan mampu menjaga stabilitas harga produk perkebunan.

(3). Meningkatnya akses petani perkebunan kepada sumberdaya produktif, yang dicirikan berkembangnya sistem usaha perkebunan yang didukung oleh akses permodalan, informasi dan transportasi yang memadai maupun peningkatan SDM petani perkebunan.

(4). Meningkatnya kemampuan petani perkebunan untuk dapat menghasilkan komoditas yang berdaya saing tinggi melalui perkuatan sistem penyuluhan maupun penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai.

(5). Peningkatan daya saing produk perkebunan di perdagangan internasional, dicirikan oleh semakin kecilnya penolakan ekspor komoditas di pasar internasional.

(6). Terciptanya keanekaragaman pangan dan pemenuhan kebutuhan pangan di masyarakat dengan pengusahaan komoditas pangan di areal perkebunan.

(7). Optimalnya pengelolaan UPTD yang dicirikan oleh meningkatnya pelayanan kepada masyarakat maupun peningkatan PAD secara signifikan.

(8). Berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup usaha di bidang agribisnis hulu, on farm, hilir dan usaha jasa pendukungnya.

(9). Meningkatnya nilai tambah dan pendapatan petani perkebunan melalui optimalisasi pengelolaan sumberdaya yang ada.


(21)

4. Ketahanan Pangan

Dalam upaya mencapai keberhasilan tujuan pembangunan ketahanan pangan Jawa Timur, dirumuskan sasaran

pembangunan ketahanan pangan tahun 2008 beserta indikator kinerja sasarannya sebagai berikut :

a. Tercapainya pola penganekaragaman pangan & pemenuhan gizi semakin seimbang yg dicirikan oleh penurunan konsumsi padi-padian dominant beras dari 105,1 kg/kapita/tahun (Susenas 2005) menjadi 104,2 kg/kapita/tahun (Proyeksi tahun 2008), konsumsi beras semakin menurun dari 89,47 Kg/Kapita/tahun (Susenas 2005) serta meningkatnya mutu pangan dan konsumsi protein hewani dengan konsumsi seimbang menuju peningkatan pola pangan harapan (PPH) dari 78,7 menjadi 79 pada akhir 2008.

b. Menurunnya daerah rawan pangan berdasarkan 14 indikator FIA menjadi 7 Kab/Kota.

c. Meningkatnya ketersediaan pangan lintas waktu dan berkembangnya keragaman ketersediaan pangan wilayah dalam meningkatkan nilai tambah/pendapatan petani produsen.

d. Terwujudnya sistem permintaan dan penawaran produk yang berimbang sehingga mampu menjaga stabilitas harga yang layak di tingkat petani.

e. Berkembangnya pangan lokal untuk mendukung penganekaragaman pangan dan meningkatkan pendapatan petani/kelompok pengolahan pangan

5. Perikanan

Sesuai dengan tuntutan dan perkembangan perekonomian dan tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam maka diperlukan manajement pembangunan perikanan dan


(22)

kelautan yang modern dan berpihak kepada nelayan dan pembubudidaya ikan kecil untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan menetapkan sasaran pembangunan sebagai berikut :

a. Menurunnya jumlah masyarakat miskin di wilayah pesisir b. Menurunnya tingkat pelanggaran pemanfaatan dan

kerusakan sumberdaya perikanan dan kelautan

c. Menurunnya tingkat konflik sosial antar masyarakat nelayan d. Tersedianya data dan informasi perikanan dan kelautan

tersedia sepanjang tahun secara akurat

e. Berkembangnya prasarana perikanan dan kelautan sesuai tingkat perkembangan usaha perikanan dan kelautan

f. Berkembangnya jaringan usaha dan kemitraan perikanan dan kelautan

g. Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha dalam rangka penguatan ekonomi kerakyatan

h. Berkembangnya iklim usaha yang kondusif melalui penguatan modal dan regulasi usaha.

6. Kehutanan

Dalam rangka mendukung agenda percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkwalitas, berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur, maka sasaran pembangunan kehutanan tahun 2008 diarahkan pada Terwujudnya peningkatan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan melalui :

a. Terjaminnya suplai kayu di Jawa Timur, yang dicirikan oleh berkembangnya industri berbasis kayu melalui peningkatan pengusahaan hutan rakyat maupun pengamanan sistem distribusi serta percepatan rehabilitasi hutan dan lahan. b. Terwujudnya pembangunan terminal kayu.


(23)

c. Peningkatan Pemanfaatan lahan di bawah tegakan seluas 40 Ha

d. Pengembangan usaha hutan rakyat seluas 100 Ha e. Kegiatan PHBM di KPH Jember seluas 10 Ha. f. Pengembangan aneka usaha kehutanan .

C. ARAH KEBIJAKAN

Dalam rangka pencapaian target / sasaran pembangunan tahun 2008 yaitu pertumbuhan ekonomi 6,1 %, NTP 106,89 NTN 108 Pemenuhan kebutuhan pangan sesuai pola konsumsi seimbang dengan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 79,7 serta untuk meningkatkan produksi bahan pangan (padi) Jawa Timur dalam rangka mendukung Kemandirian pangan nasional, maka kebijakan pembangunan pertanian diarahkan pada :

1. Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Kebijakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura melalui revitalisasi pertanian di Jawa Timur diarahkan untuk :

a. Peningkatan produktivitas tanam b. Peningkatan mutu hasil

c. Penguatan jaringan pemasaran d. Peningkatan pendapatan petani

e. Penyediaan bahan baku industri yang didukung oleh pemanfaatan SDA secara berkelanjutan.

2. Arah Kebijakan Pembangunan Peternakan

Pembangunan peternakan difokuskan untuk kegiatan pengembangan ekonomi kerakyatan, penguatan unit-unit usaha dan lembaga-lembaga ekonomi yang difokuskan dengan


(24)

mengakomodir icon-icon baru yang sesuai dengan potensi perkembangan di subsektor peternakan dalam implementasinya diarahkan pada strategi kebijakan sebagai berikut :

a. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan peternak, pelaku peternakan lain dan lembaga pendukungnya, dilakukan dengan melaksanakan (1) pendampingan peternak, (2) menghidupkan dan memperkuat lembaga peternakan di pedesaan dalam meningkatkan akses peternak terhadap sarana produktif,(3) membangun delivery system dukungan pemerintah untuk sub sektor peternakan, (4) meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar peternak, (6) peningkatan kualitas SDM.

b. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan di arahkan untuk meningkatkan ketersediaan pangan hasil ternak di Jawa Timur melalui (1) pengembangan peternakan untuk meningkatkan populasi ternak dan produksi hasil ternak (2) ketersediaan pangan hewani yang aman, sehatn utuh dan halal (ASUH) di daerah dalam rangka kecukupan daging 2010 dan untuk menunjang kecukupan gizi masyarakat.

3. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan

Arah Kebijaksanaan Pembangunan Perkebunan Propinsi Jawa Timur tahun 2008 adalah sejalan dengan upaya revitalisasi pertanian yang meliputi :

a. Pengamanan ketahanan pangan melalui diversifikasi usaha komoditas perkebunan;

b. Peningkatan efisiensi, produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk perkebunan;

c. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perkebunan;

d. Peningkatan kemampuan petani perkebunan serta penguatan lembaga pendukung;


(25)

Dalam rangka mencapai sasaran Pembangunan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Timur, kebijakan pembangunan ketahanan pangan Propinsi Jawa Timur diarahkan pada :

a. Memanfaatkan ketersediaan sumberdaya lokal dan keaneka ragaman sumberdaya alam, sumber daya manusia maupun ketersediaan teknologi spesifik lokasi.

b. Membangun image masyarakat untuk dapat memanfaatkan dan mengkonsumsi bahan pangan bergizi yang berasal dari sumberdaya lokal.

c. Meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap bahan pangan baik secara fisik maupun ekonomi.

d. Meminimalisasi kesenjangan antar kota, antar wilayah dalam hal pangan dengan memperhatikan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.

5. Arah Kebijakan Pembangunan Perikanan dan Kelautan Kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan Jawa Timur tahun 2008 adalah sebagai berikut :

a. Perikanan Tangkap, tidak ada penambahan kapasitas penangkapan di WPP yang terindikasi overfishing dan zona pesisir yang menjadi Nursery and Spawning Ground. Penataan jenis dan jumlah kapal perikanan, alat tangkap, alat bantu penangkapan, jalur penangkapan dan wilayah penangkapan. b. Perikanan Budidaya, dukungan dana penguatan modal, riset

teknologi tepat guna dan pembenihan komoditas ekonomis penting.

c. Kelautan, Pesisir dan pulau-pulau kecil, penamaan pulau kecil, pemberdayaan pulau-pul;au kecil tertular dan penguatan kelembagaan program mitra bahar, pengelolaan BMKT yang lebih baik lagi.


(26)

d. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, akan dioptimalkan SISWASMAS yaang didukung dengan pengembangan MCM.

e. Pengembangan Riset, akan ditingkatkan penerapan IPTEK untuk Pemberdayaan Masyarakat (IPTEKMAS).

f. Pengembangan SDM, difokuskan pada Pengembangan Diklat dan Penyuluhan Perikanan.

g. Dipikirkan adanya ”Contingency Plan”.

6. Arah Kebijakan Pembangunan Kehutanan

Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan diarahkan pada: a. Optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan

hutan tanaman dan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan. b. Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu;

c. Peningkatan pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan;

d. Peningkatan pengamanan dan penataan kawasan hutan.

e. Pengawasan peredaran hasil hutan untuk menjamin kelangsungan sistem distribusi legal.

f. Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan didalam dan diluar kawasan hutan.

D. MATRIK PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN DAN RENCANA


(1)

4. Ketahanan Pangan

Dalam upaya mencapai keberhasilan tujuan pembangunan ketahanan pangan Jawa Timur, dirumuskan sasaran

pembangunan ketahanan pangan tahun 2008 beserta indikator kinerja sasarannya sebagai berikut :

a. Tercapainya pola penganekaragaman pangan & pemenuhan gizi semakin seimbang yg dicirikan oleh penurunan konsumsi padi-padian dominant beras dari 105,1 kg/kapita/tahun (Susenas 2005) menjadi 104,2 kg/kapita/tahun (Proyeksi tahun 2008), konsumsi beras semakin menurun dari 89,47 Kg/Kapita/tahun (Susenas 2005) serta meningkatnya mutu pangan dan konsumsi protein hewani dengan konsumsi seimbang menuju peningkatan pola pangan harapan (PPH) dari 78,7 menjadi 79 pada akhir 2008.

b. Menurunnya daerah rawan pangan berdasarkan 14 indikator FIA menjadi 7 Kab/Kota.

c. Meningkatnya ketersediaan pangan lintas waktu dan berkembangnya keragaman ketersediaan pangan wilayah dalam meningkatkan nilai tambah/pendapatan petani produsen.

d. Terwujudnya sistem permintaan dan penawaran produk yang berimbang sehingga mampu menjaga stabilitas harga yang layak di tingkat petani.

e. Berkembangnya pangan lokal untuk mendukung penganekaragaman pangan dan meningkatkan pendapatan petani/kelompok pengolahan pangan

5. Perikanan

Sesuai dengan tuntutan dan perkembangan perekonomian dan tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam


(2)

kelautan yang modern dan berpihak kepada nelayan dan pembubudidaya ikan kecil untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan menetapkan sasaran pembangunan sebagai berikut :

a. Menurunnya jumlah masyarakat miskin di wilayah pesisir b. Menurunnya tingkat pelanggaran pemanfaatan dan

kerusakan sumberdaya perikanan dan kelautan

c. Menurunnya tingkat konflik sosial antar masyarakat nelayan d. Tersedianya data dan informasi perikanan dan kelautan

tersedia sepanjang tahun secara akurat

e. Berkembangnya prasarana perikanan dan kelautan sesuai tingkat perkembangan usaha perikanan dan kelautan

f. Berkembangnya jaringan usaha dan kemitraan perikanan dan kelautan

g. Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha dalam rangka penguatan ekonomi kerakyatan

h. Berkembangnya iklim usaha yang kondusif melalui penguatan modal dan regulasi usaha.

6. Kehutanan

Dalam rangka mendukung agenda percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkwalitas, berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur, maka sasaran pembangunan kehutanan tahun 2008 diarahkan pada Terwujudnya peningkatan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan melalui :

a. Terjaminnya suplai kayu di Jawa Timur, yang dicirikan oleh berkembangnya industri berbasis kayu melalui peningkatan pengusahaan hutan rakyat maupun pengamanan sistem distribusi serta percepatan rehabilitasi hutan dan lahan. b. Terwujudnya pembangunan terminal kayu.


(3)

c. Peningkatan Pemanfaatan lahan di bawah tegakan seluas 40 Ha

d. Pengembangan usaha hutan rakyat seluas 100 Ha e. Kegiatan PHBM di KPH Jember seluas 10 Ha. f. Pengembangan aneka usaha kehutanan .

C. ARAH KEBIJAKAN

Dalam rangka pencapaian target / sasaran pembangunan tahun 2008 yaitu pertumbuhan ekonomi 6,1 %, NTP 106,89 NTN 108 Pemenuhan kebutuhan pangan sesuai pola konsumsi seimbang dengan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 79,7 serta untuk meningkatkan produksi bahan pangan (padi) Jawa Timur dalam rangka mendukung Kemandirian pangan nasional, maka kebijakan pembangunan pertanian diarahkan pada :

1. Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan

Kebijakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura melalui revitalisasi pertanian di Jawa Timur diarahkan untuk :

a. Peningkatan produktivitas tanam b. Peningkatan mutu hasil

c. Penguatan jaringan pemasaran d. Peningkatan pendapatan petani

e. Penyediaan bahan baku industri yang didukung oleh pemanfaatan SDA secara berkelanjutan.

2. Arah Kebijakan Pembangunan Peternakan

Pembangunan peternakan difokuskan untuk kegiatan pengembangan ekonomi kerakyatan, penguatan unit-unit usaha dan lembaga-lembaga ekonomi yang difokuskan dengan


(4)

mengakomodir icon-icon baru yang sesuai dengan potensi perkembangan di subsektor peternakan dalam implementasinya diarahkan pada strategi kebijakan sebagai berikut :

a. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan peternak, pelaku peternakan lain dan lembaga pendukungnya, dilakukan dengan melaksanakan (1) pendampingan peternak, (2) menghidupkan dan memperkuat lembaga peternakan di pedesaan dalam meningkatkan akses peternak terhadap sarana produktif,(3) membangun delivery system dukungan pemerintah untuk sub sektor peternakan, (4) meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar peternak, (6) peningkatan kualitas SDM.

b. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan di arahkan untuk meningkatkan ketersediaan pangan hasil ternak di Jawa Timur melalui (1) pengembangan peternakan untuk meningkatkan populasi ternak dan produksi hasil ternak (2) ketersediaan pangan hewani yang aman, sehatn utuh dan halal (ASUH) di daerah dalam rangka kecukupan daging 2010 dan untuk menunjang kecukupan gizi masyarakat.

3. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan

Arah Kebijaksanaan Pembangunan Perkebunan Propinsi Jawa Timur tahun 2008 adalah sejalan dengan upaya revitalisasi pertanian yang meliputi :

a. Pengamanan ketahanan pangan melalui diversifikasi usaha komoditas perkebunan;

b. Peningkatan efisiensi, produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk perkebunan;

c. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perkebunan;

d. Peningkatan kemampuan petani perkebunan serta penguatan lembaga pendukung;


(5)

Dalam rangka mencapai sasaran Pembangunan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Timur, kebijakan pembangunan ketahanan pangan Propinsi Jawa Timur diarahkan pada :

a. Memanfaatkan ketersediaan sumberdaya lokal dan keaneka ragaman sumberdaya alam, sumber daya manusia maupun ketersediaan teknologi spesifik lokasi.

b. Membangun image masyarakat untuk dapat memanfaatkan dan mengkonsumsi bahan pangan bergizi yang berasal dari sumberdaya lokal.

c. Meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap bahan pangan baik secara fisik maupun ekonomi.

d. Meminimalisasi kesenjangan antar kota, antar wilayah dalam hal pangan dengan memperhatikan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.

5. Arah Kebijakan Pembangunan Perikanan dan Kelautan

Kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan Jawa Timur tahun 2008 adalah sebagai berikut :

a. Perikanan Tangkap, tidak ada penambahan kapasitas penangkapan di WPP yang terindikasi overfishing dan zona pesisir yang menjadi Nursery and Spawning Ground. Penataan jenis dan jumlah kapal perikanan, alat tangkap, alat bantu penangkapan, jalur penangkapan dan wilayah penangkapan. b. Perikanan Budidaya, dukungan dana penguatan modal, riset

teknologi tepat guna dan pembenihan komoditas ekonomis penting.

c. Kelautan, Pesisir dan pulau-pulau kecil, penamaan pulau kecil, pemberdayaan pulau-pul;au kecil tertular dan penguatan kelembagaan program mitra bahar, pengelolaan BMKT yang lebih baik lagi.


(6)

d. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, akan dioptimalkan SISWASMAS yaang didukung dengan pengembangan MCM.

e. Pengembangan Riset, akan ditingkatkan penerapan IPTEK untuk Pemberdayaan Masyarakat (IPTEKMAS).

f. Pengembangan SDM, difokuskan pada Pengembangan Diklat dan Penyuluhan Perikanan.

g. Dipikirkan adanya ”Contingency Plan”.

6. Arah Kebijakan Pembangunan Kehutanan

Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan diarahkan pada: a. Optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan

hutan tanaman dan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan. b. Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu;

c. Peningkatan pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan;

d. Peningkatan pengamanan dan penataan kawasan hutan.

e. Pengawasan peredaran hasil hutan untuk menjamin kelangsungan sistem distribusi legal.

f. Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan didalam dan diluar kawasan hutan.

D. MATRIK PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN DAN RENCANA