Prevalensi Kanker Payudara dengan Metastasis di Hati di RSUP H. Aadam Malik Medan Tahun 2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan kelompok penyakit dimana terjadi pembelahan sel
yang tidak terkendali dan akhirnya akan membentuk benjolan atau massa yang
disebut tumor. Kanker diklasifikasikan dan diberi nama sesuai dengan bagian
tubuh tumor berasal. Kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari
jaringan payudara, yang terdiri dari kelenjar yang disebut lobulus dan saluran
yang menghubungkan lobulus ke puting atau disebut duktus. Jaringan lain yang
terdapat pada payudara meliputi lemak, jaringan ikat, dan jaringan limfatik.
Kanker payudara paling sering berasal dari duktus dan lobulus payudara.
Karsinoma duktal terjadi 80-90% dan karsinoma lobular terjadi sekitar 10-20%
dari seluruh kasus kanker payudara (Sarkar dan Mahitosh, 2011).
Secara umum, kanker payudara dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu
invasif dan non-invasif. Kanker yang invasif berarti sel kanker telah merusak
membran basal duktus atau lobulus dan menembus jaringan lemak payudara,
sedangkan kanker non-invasif berarti sel kanker hanya berkembang di dalam
duktus atau lobulus jaringan payudara atau tidak menyebar melalui membran
basal (Rawat et al., 2012).

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit keganasan yang paling
sering terjadi pada wanita di seluruh dunia dengan jumlah kasus baru yang
didiagnosis setiap tahunnya yaitu sebesar 1,38 juta atau 23% dari seluruh kasus
kanker pada wanita (Hartaningsih dan Sudarsa, 2013). Menurut Binukumar dan
Mathew (2005), setiap tahun diperkirakan akan muncul lebih dari 1,1 juta kasus
baru kanker payudara di seluruh dunia dan menggambarkan lebih dari 20%
penyakit keganasan pada wanita. Angka kejadian atau insiden kanker payudara di
negara maju kira-kira 90-130 kasus tiap 100.000 wanita, sedangkan di negara
berkembang kira-kira 10-60 kasus tiap 100.000 wanita (Binukumar dan Mathew,
2005).

Universitas Sumatera Utara

2

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2007, kanker
payudara di Indonesia menempati urutan pertama pasien yang rawat inap di
seluruh rumah sakit di Indonesia yaitu 16,85% dan disusul dengan kanker leher
rahim yaitu sebesar 11,78% (Hartaningsih & Sudarsa, 2013). Dari data RSUP. H
Adam Malik, Medan tahun 2009, diperoleh kasus kanker payudara pada wanita

yaitu 222 orang atau 83,1% dari 267 orang yang menderita neoplasma payudara.
Dari 222 orang yang menderita kanker tersebut, 128 orang atau 57,7% berada
pada rentang usia 45-64 tahun (Balasubramaniam (2010) dalam Taha, 2011).
Meskipun diagnosis dan pengobatan kanker payudara stadium awal saat
ini sudah banyak berkembang, pada sebagian besar kasus kanker payudara dapat
berkembang menjadi suatu metastasis (Davis et al., 2014). Menurut Qi-Dong Ge
et al., (2012), 20%-30% dari penderita kanker payudara stadium awal akan dapat

mengalami metastasis. Penyebab utama kematian penderita kanker payudara
bukan hanya karena tumor primer pada payudara, tetapi lebih disebabkan karena
adanya metastasis ke organ lain. Setelah pertama kali didiagnosis menderita
kanker payudara, dalam kurun waktu 3 tahun kanker tersebut akan mengalami
metastasis pada 15% penderita kanker payudara (Kispert et al., 2015). Mekanisme
metastasis dari kanker payudara merupakan proses yang kompleks yang dapat
dilihat dengan adanya perubahan bentuk yang jelas pada organ lain (Heijink, C. et
al., 2015).

Dalam menentukan stadium kanker payudara, chest x-ray (CXR), CT Scan
tulang, dan USG hati sangat dianjurkan untuk pasien ketika baru saja didiagnosis
kanker payudara sebelum diberikan terapi sistemik untuk mendapatkan informasi

tentang adanya metastasis jauh ke organ lain yaitu paru, hati, dan tulang (Muller
et al., 2008). Pada stadium awal kanker payudara yang telah dilakukan operasi

conserving payudara, setelah 10 tahun dilaporkan bahwa terjadi metastasis jauh
sebesar 7,1%. Meskipun kanker masih stadium awal, metastasis jauh ke organ lain
merupakan penyebab kematian yang sudah banyak diketahui. Banyak penelitian
melaporkan bahwa metastasis dapat terjadi sejak awal progresif tumor. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan untuk melihat adanya metastasis jauh
terhadap pasien kanker payudara stadium awal (Park,Hyeli et al., 2014).

Universitas Sumatera Utara

3

Dari penelitian C. Dilara Savci-Heijink et al., (2015) diperoleh hasil
metastasis dari kanker payudara yaitu organ terbanyak tulang (70,6%), lalu hati
(54,5%), dan paru (31,4%).
Metastasis di hati merupakan salah satu metastasis kanker payudara yang
terbanyak. Angka bertahan hidup penderita kanker payudara dengan metastasis di
hati tidak baik dan waktu untuk bertahan hidup kira-kira 14 bulan (Ge, Qi-Dong

et al., 2012).

Dari uraian di atas, kanker payudara dapat mengalami metastasis ke organ
lain sehingga lebih mudah mengakibatkan kematian pada penderitanya. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan meneliti prevalensi metastasis kanker
payudara di hati di RSU. H Adam Malik, Medan tahun 2014. Metastasis di hati
akan dilihat dari pemeriksaan radiologi yaitu USG hati.
1.2 Rumusan Masalah
Berapakah tingkat prevalensi penderita kanker payudara yang telah mengalami
metastasis di hati ?
1.3 Tujuan
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui distribusi frekuensi terjadinya kanker payudara dengan
metastasis di hati.

1.3.2
a.


Tujuan Khusus
Untuk mengetahui distribusi frekuensi kanker payudara yang bermetastasis
di hati berdasarkan usia.

b.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi kanker payudara yang bermetastasis
di hati berdasarkan histopatologi kanker payudara.

c.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi kanker payudara yang bermetastasis
di hati berdasarkan histologi grade kanker payudara.

Universitas Sumatera Utara

4

1.4 Manfaat
1.4.1


Manfaat penelitian ini dalam bidang kesehatan ialah dapat memberi kajian
ilmiah mengenai tingkat kejadian (prevalensi) penderita kanker payudara
dengan metastasis di hati.

1.4.2

Manfaat penelitian ini bagi masyarakat ialah agar masyarakat mendapatkan
gambaran dengan jelas khususnya pada golongan wanita tentang insidensi
kejadian kanker payudara yang bermetastasis di hati berdasarkan data rekam
medis di RSU. H Adam Malik, Medan tahun 2014. Dan juga, masyarakat

diharapkan dapat lebih peka dalam hal menjaga kesehatan payudara
terutama pada kelompok wanita yang beresiko tinggi.

Universitas Sumatera Utara