Prevalensi Kanker Payudara Pada Wanita Di RSUP H. Adam Malik Pada Tahun 2009

(1)

PREVALENSI KANKER PAYUDARA PADA WANITA DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN 2009

Oleh :

BANUREKHAA BALASUBRAMANIAM 070100256

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

PREVALENSI KANKER PAYUDARA PADA WANITA DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

BANUREKHAA BALASUBRAMANIAM 070100256

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PREVALENSI KANKER PAYUDARA PADA WANITA DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN 2009

NAMA : BANUREKHAA BALASUBRAMANIAM

NIM : 070100256

Pembimbing Penguji

(dr. H. Soekimin, Sp.PA) (dr. Cut Aria Arina, Sp.S) NIP: 19480801 198003 1 002 NIP: 19771020 200212 2 001

(dr. Yunita Sari Pane, Msi) NIP: 19710620 200212 2 001

Medan, 15 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Di Indonesia, jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua setelah kanker mulut rahim. Angka kejadian kanker payudara pada wanita di Indonesia adalah sekitar 11,9% dari seluruh jenis kanker.

Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 267 orang pasien wanita dengan neoplasma payudara malignant dan benign yang dirawat inap di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun 2009. Semua data pasien diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kanker payudara pada wanita yang dirawat inap di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009.

Didapati bahwa terdapat 222 orang wanita (83,1%) yang menderita kanker payudara dari sejumlah 267 orang yang menderita neoplasma payudara, tipe

malignant dan benign. Dari 222 orang tersebut, sejumlah 128 orang (57,7%) adalah

dari kelompok umur 45-64 tahun yaitu kelompok umur dengan pasien wanita kanker payudara terbanyak pada tahun 2009.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa prevalensi kanker payudara pada wanita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009 adalah cukup tinggi. Sebagai saranan kepada Bagian Rekam Medis, diharapkan data pasien disimpan dengan lebih sistematik.


(5)

ABSTRACT

Breast cancer is a malignant tumor which grows in the breast. In Indonesia, breast cancer has the second highest amount of patients, next to cervical cancer. Breast cancer among women in Indonesia takes up 11,9% of all types of cancer.

The design of this research is descriptive cross sectional with a sum of 267 women with breast neoplasm, both malignant and benign, who were admitted in the Oncology Department of RSUP H. Adam Malik, Medan during the year 2009. All the information needed was taken from the patient’s medical records.

The aim of this research is to find out the prevalence of breast cancer in women who were admitted in the Oncology Department of RSUP H. Adam Malik throughout year 2009.

It is known that 222 women (83,1%) out of 267 women with neoplasm of the breast, both malignant and benign, suffered from breast cancer. Out of those 222 women, a total of 128 women (57,7%) are aged between 45-64 years old, the age group with the highest amount of breast cancer cases in year 2009.

Based on this research, it can be concluded that the prevalence of breast cancer among women in RSUP H. Adam Malik in year 2009 is quite high. As for inputs to make such researches run more smoothly, the department in charge of medical records should be more systematic in handling information regarding patients’ health.


(6)

KATA PENGANTAR

Bersyukur kepada Tuhan karena dengan restuNya saya dapat menyiapkan Karya Tulis Ilmiah ini tanpa adanya sebarang hambatan. Ribuan terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing saya, dr. H. Soekimin. Pertama-tama, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada beliau atas nasehat dan petunjuk yang telah diberikan selama melaksanakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Selain itu, saya ingin berterima kasih kepada dosen-dosen lain serta teman-teman yang telah banyak membantu dengan memberikan pendapat-pendapat yang rasional dan idea yang bernas dalam pelaksanaan penelitian ini.

Saya berharap penelitian saya ini telah mencapai tujuannya yang sebenar yaitu untuk mengetahui prevalensi kanker payudara pada wanita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009.

Akhir kata, saya ingin memohon maaf jika terdapat sebarang kekurangan dalam tugasan ini. Turut diharapkan penelitian ini akan bermanfaat kepada semua dalam masa akan datang.

Terima Kasih.

Medan, 21 November 2010 Banurekhaa Balasubramaniam


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. i

ABSTRAK ………. ii

ABSTRACT ……….. … iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR SINGKATAN ………. ix

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ………. 4

1.2 Rumusan Masalah ……… 4

1.3 Tujuan Penelitian ………. 4

1.4 Manfaat Penelitian ………... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………... 6

2.1 Kanker Payudara ……….. 6

2.1.1 Definisi Kanker Payudara ……….. 6

2.1.2 Epidemiologi Kanker Payudara ………. 6

2.1.3 Etiologi Kanker Payudara ……….. 7

2.1.4 Faktor Risiko Kanker Payudara ………. 8

2.1.5 Klasifikasi Kanker Payudara ……….. 8

2.1.6 Gejala Klinis Kanker Payudara ……….. 13

2.1.7 Patofisiologi Kanker Payudara ……… 15

2.1.8 Diagnosa Kanker Payudara ………. 16

2.1.9 Penatalaksanaan Kanker Payudara ………. 22

2.1.10 Komplikasi Kanker ……… 23

2.1.11 Prognosis Kanker Payudara ……….. 25


(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL… 27

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ………. 27

3.2 Definisi Operasional ………. 27

BAB 4 METODE PENELITIAN ……… 29

4.1 Jenis Penelitian ………. 29

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian .……… 29

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………... 30

4.4 Teknik Pengumpulan Data ………... 30

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ………. 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 31

5.1 Hasil Penelitian ……….. 31

5.2 Pembahasan ……… 36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………. 38

6.1 Kesimpulan ………. 38

6.2 Saran ……… 38

DAFTAR PUSTAKA ………. 40 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Klasifikasi Histologi Kanker Payudara (Klasifikasi WHO) 9 2.2 Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan Sistem TNM 10 2.3 Klasifikasi Palpable Lymph Node Berdasarkan Sistem TNM 11 2.4 Klasifikai Metastase Berdasarkan Sistem TNM 12

2.5 Stadium Numerik Kanker Payudara 12

2.6 Beberapa Efek dari Sindrom Paraneoplastik 24 2.7 Five-Year Survival Rate Pasien Kanker Payudara 25

5.1 Distribusi Siklus Haid 32

5.2 Distribusi Jenis Neoplasma dengan Kelompok Umur 33 5.3 Distribusi Jenis Neoplasma dengan Siklus Haid 34


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 26 5.1 Distribusi Kelompok Umur 31 5.2 Distribusi Jenis Neoplasma 32


(11)

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

ACS : American Cancer Society

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

ICD : International Classification of Diseases

CFR : Case Fatality Rate

UICC : Union for International Cancer Control

AJCC : American Joint Committee on Cancer

PA : Patologi Anatomi

USG : Ultrasonography

MRI : Magnetic Resonance Imaging

FNAB : Fine Needle Aspiration Biopsy


(12)

ABSTRAK

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Di Indonesia, jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua setelah kanker mulut rahim. Angka kejadian kanker payudara pada wanita di Indonesia adalah sekitar 11,9% dari seluruh jenis kanker.

Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 267 orang pasien wanita dengan neoplasma payudara malignant dan benign yang dirawat inap di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun 2009. Semua data pasien diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kanker payudara pada wanita yang dirawat inap di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009.

Didapati bahwa terdapat 222 orang wanita (83,1%) yang menderita kanker payudara dari sejumlah 267 orang yang menderita neoplasma payudara, tipe

malignant dan benign. Dari 222 orang tersebut, sejumlah 128 orang (57,7%) adalah

dari kelompok umur 45-64 tahun yaitu kelompok umur dengan pasien wanita kanker payudara terbanyak pada tahun 2009.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa prevalensi kanker payudara pada wanita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009 adalah cukup tinggi. Sebagai saranan kepada Bagian Rekam Medis, diharapkan data pasien disimpan dengan lebih sistematik.


(13)

ABSTRACT

Breast cancer is a malignant tumor which grows in the breast. In Indonesia, breast cancer has the second highest amount of patients, next to cervical cancer. Breast cancer among women in Indonesia takes up 11,9% of all types of cancer.

The design of this research is descriptive cross sectional with a sum of 267 women with breast neoplasm, both malignant and benign, who were admitted in the Oncology Department of RSUP H. Adam Malik, Medan during the year 2009. All the information needed was taken from the patient’s medical records.

The aim of this research is to find out the prevalence of breast cancer in women who were admitted in the Oncology Department of RSUP H. Adam Malik throughout year 2009.

It is known that 222 women (83,1%) out of 267 women with neoplasm of the breast, both malignant and benign, suffered from breast cancer. Out of those 222 women, a total of 128 women (57,7%) are aged between 45-64 years old, the age group with the highest amount of breast cancer cases in year 2009.

Based on this research, it can be concluded that the prevalence of breast cancer among women in RSUP H. Adam Malik in year 2009 is quite high. As for inputs to make such researches run more smoothly, the department in charge of medical records should be more systematic in handling information regarding patients’ health.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel kanker. Biasanya, pemberian nama kanker disesuaikan dengan tempat di mana kanker tersebut pertama kali ditemukan. Kanker merupakan sesuatu yang ditakuti masyarakat karena selalu dikaitkan dengan kematian. Setiap tahun diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru kanker di seluruh dunia dan seperlimanya akan meninggal akibat penyakit tersebut (Dinkes Bone, 2007). Sebenarnya, jika kanker ditangani dengan baik pada stadium dini, angka kesembuhannya dapat mencapai 90%.

Salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada wanita adalah kanker payudara. Kanker payudara menempati urutan kedua kanker terbanyak pada wanita setelah kanker serviks. Kanker ini tidak hanya diderita oleh wanita saja. Pria juga memiliki risiko menderita kanker payudara tetapi angka kejadian pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria. Di Indonesia, angka kejadian kanker payudara pada wanita sekitar 11,9% dari seluruh jenis kanker (Alisyawiya, 1983).

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Terdapat beberapa jenis kanker payudara yaitu karsinoma in situ, karsinoma duktal, karsinoma lobuler, kanker invasive, karsinoma meduler dan karsinoma tubuler (Klasifikasi WHO, artikel yang terkait :


(15)

Pada perempuan, payudara adalah kelenjar yang mampu memproduksi air susu. Tiap payudara terdiri dari 15-20 kantung penghasil susu, yang disebut lobes (Moore, K.L., 2006). Tiap kantung tersebut terdiri dari beberapakelenjar susu (lobules). Seringkali, kanker payudara awalnya tumbuh pada kelenjar susu. Payudara juga terdiri dari pembuluh darah dan aliran getah bening, yang mengalirkan cairan yang disebut getah bening, melalui tubuh menuju kelenjar (nodes) getah bening (kumpulan sel sistem imunitas berukuran sebesar kacang polong, berfungsi mencegah infeksi). Kelenjar getah bening yang letaknya dekat payudara terdapat pada bagian ketiak (axilla), di atas tulang selangka, dan di belakang tulang dada.

Cairan dari jaringan payudara mengalir melalui aliran getah bening menuju kelenjar getah bening di bawah ketiak. Karena itu, ketika sel kanker payudara mulai menyebar (metastase), lokasi penyebaran pertama yang paling umum adalah pada kelenjar getah bening (terletak di bagain bawah lengan). Jika sel kanker telah menyebar ke bagian tersebut, akhirnya muncul benjolan. Namun, jika benjolan tersebut tidak terdeteksi, ada kemungkinan sel kanker telah menyebar hingga ke bagian tubuh lainnya, seperti paru-paru, tulang dan otak.

The American Cancer Society (ACS) (2007) memperkirakan hampir 178.000

perempuan akan terdiagnosis kanker payudara. Jumlah ini ditambah dengan 2 juta perempuan yang memiliki riwayat penyakit ini. Di Indonesia, jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua setelah kanker mulut rahim. Namun, sejak 1990, rata-rata kematian akibat kanker payudara pada perempuan telah menurun. Penurunan angka kematian terjadi karena sudah banyak perempuan yang melakukan deteksi dini dan pengobatan yang semakin maju dari tahun ke tahun.


(16)

Menurut Indrati (2005), faktor resiko yang berpengaruh terhadap kanker payudara terbanyak ditemukan pada golongan umur 40 – 49 tahun (36,5%), kemudian pada golongan umur 50 – 59 tahun (30,8%). Umur sangat penting sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kanker payudara. Kejadian kanker payudara akan meningkat cepat pada usia reproduktif, kemudian setelah itu meningkat dengan kecepatan yang lebih rendah.

Faktor resiko lainnya ialah gaya hidup. Menurut Merati (2009), wanita saat ini berperan ganda, selain sebagai istri, ibu yang mengatur segala urusan rumah tangga dan merawat bayi dan anak. Juga menjadi wanita karir yang berperan dalam mencari nafkah, mengakualisasikan diri sesuai pendidikan yang didapat sehingga banyak wanita karir yang lebih suka menunda punya anak, mendahulukan peningkatan karir semasih usia muda. Padahal dengan melahirkan dan menyusui bayi wanita akan lebih terjaga dan lebih aman dari risiko terkena payudara.

Selain faktor-faktor di atas, merokok juga menjadi pemicu kanker pada organ apapun. Semakin banyak saja wanita yang merokok, dari pedesaan sampai ke kota besar. Merokok dianggap penting dalam bersosialisasi, juga sebagai indikator modern dan kebebsan. Padahal anjuran dan reklame anti-rokok telah disebarkan dimana-mana, termasuk dalam bungkus rokok yang dibeli. Namun masih banyak orang yang tidak peduli, dan berdalih bahwa orang tuanya juga perokok berat, tetapi masih sehat-wal’afiat. Nasib baik saja pada kasus seperti itu, karena dibidang apapun selalu ada pengecualian.


(17)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah prevalensi kanker payudara pada wanita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kanker payudara pada wanita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui frekuensi kasus kanker payudara pada wanita pada tahun 2009

2. Untuk melihat kecenderungan wanita menderita kanker payudara berdasarkan faktor usia.

3. Untuk melihat frekuensi wanita yang sudah menopause yang menderita kanker payudara.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Penelitian Kedokteran

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi kontribusi sebagai informasi dalam menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk peneliti di masa akan datang. Selain itu, dapat dijadikan sebagai infromasi awal penelitian kedokteran sejenisnya di Indonesia. Khususnya untuk populasi di kota Medan, Sumatera Utara.


(18)

1.4.2 Pendidikan Kedokteran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan dalam pembuatan bahan mata ajar khususnya kedokteran komunitas.

1.4.3 Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas pada masyarakat kota Medan, terutama golongan wanita tentang insidens kanker payudara sebagaimana contoh yang diambil pada tahun 2009. Dengan penelitian ini, masyarakat diharapkan menjadi lebih peka dalam mengamalkan kaedah hidup sehat untuk mencegah insidens kanker payudara.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara

2.1.1 Definisi Kanker Payudara

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health

Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases

(ICD).

2.1.2 Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000). Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah sakit, 44.000 orang di antaranya meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999).

American Cancer Society memperkirakan kanker payudara di Amerika akan

mencapai 2 juta dan 460.000 di antaranya meninggal antara 1990-2000 (Moningkey, 2000).

Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker leher rahim di Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70%


(20)

penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Ambarsari, 1998)

2.1.3 Etiologi Kanker Payudara

Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen (Soetrisno, 1988).

Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen, yaitu :

1. Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos, nikel, chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.

2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide. 3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus,

adeno virus, herpes virus), EB virus.

4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker. 5. Kelemahan genetic sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya


(21)

2.1.4 Faktor Resiko Kanker Payudara

Beberapa faktor resiko untuk kanker payudara telah didokumentasikan. Namun demikian, untuk mayoriti wanita yang menderita kanker payudara, faktor resiko yang spesifik tidak dapat ditentukan (IARC, 2008; Lacey, et al., 2009).

Yang paling beresiko terserang kanker payudara ialah wanita yang berumur diatas 30 tahun (sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan kanker payudara). Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usai 40-45 tahun (Azamris, 2006). Di samping itu, riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara (ini juga tidak mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena) juga menjadi faktor resiko. Mereka yang punya riwayat tumor juga mempunyai resiko tinggi menderita kanker payudara.

Faktor resiko lain adalah seperti haid terlalu muda atau menopause diatas umur 50 tahun, tidak menikah atau tidak menyusui dan melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun. Mereka yang sering terkena radiasi (bisa dari sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat x-ray) juga mempunyai kemungkinan menderita kanker payudara.

Selain itu, pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan, kegemukan dan konsumsi alkohol berlebihan juga merupakan faktor resiko. Mereka yang sudah mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang harus lebih berwaspada karena mereka mempunyai resiko mendapat kanker payudara. Stres dan faktor genetik (BRCA1/BRCA2) juga dikatakan tergolong dalam faktor resiko kanker payudara. Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat meningkatkan resiko kanker payudara sampai 85%.

2.1.5 Klasifikasi Kanker Payudara

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasi dalam tabel 2.1.


(22)

Tabel 2.1 : Klasifikasi Histologi Kanker Payudara (Klasifikasi WHO) 1. Non-invasif

a. Intraduktal

b. Lobular karsinoma in situ 2. Invasif

a. Karsinoma invasif duktal

b. Karsinoma invasif duktal dengan komponen intraduktal yang predominant

c. Karsinoma invasif lobular d. Karsinoma mucinous e. Karsinoma medullary f. Karsinoma papillary g. Karsinoma tubular h. Karsinoma adenoid cystic i. Karsinoma sekretori (juvenile) j. Karsinoma apocrine

k. Karsinoma dengan metaplasia i. Tipe squamous

ii. Tipe spindle-cell

iii. Tipe cartilaginous dan osseous iv. Mixed type

l. Lain-Lain 3. Paget’s disease of


(23)

Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.

Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dan lain-lain. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak digunakan saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Helath Organization) / AJCC (American Joint Committee On Cancer yang disponsori oleh American Cancer

Society dan American College of Surgeons).

Sistem TNM

TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau ukuran tumor, “N” yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :


(24)

a) Ukuran Tumor (T) :

Tabel 2.2 : Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan Sistem TNM

Ukuran Tumor (T) Interpretasi

T0 Tidak ada bukti adanya suatu tumor

Tis Lobular carninoma in situ (LCIS), ductus carninoma in situ (DCIS), atau Paget’s disease

T1

T1a

T1b

Diameter tumor ≤ 2cm

Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis T2

T2a

T2b

Diameter tumor 2-5 cm

Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis T3

T3a

T3b

Diameter tumor ≤ 5 cm

Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis T4

T4a

T4b

Bebepa pun diameternya, tumor telah melekat pada dinding dada dan mengenai pectoral lymph node

Dengan fiksasi ke dinding toraks

Dengan edema, infiltrasi, atau ulserasi di kulit


(25)

b) Palpable Lymph Node (N):

Tabel 2.3 : Klasifikasi Palpable Lymph Node Berdasarkan Sistem TNM

Palpable Lymph Node (N)

Interpretasi

N0 Kanker belum menyebar ke lymph node

N1 Kanker telah menyebar ke axillary lymph node ipsilateral dan dapat digerakkan

N2 Kanker telah menyebar ke axillary lymph node ipsilateral dan melekat antara satu sama lain (konglumerasi) atau melekat pada struktru lengan

N3 Kanker telah menyebar ke mammary lymph node atau

supraclavicular lymph node ipsilateral

Sumber : Djamaloeddin, 2005

c) Metastase (M) :

Tabel 2.4 : Klasifikasi Metastase Berdasarkan Sistem TNM

Metastase Interpretasi

M0 Tidak ada metastase ke organ yang jauh M1 Metastase ke organ jauh


(26)

Setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabungkan dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Tabel 2.5 Stadium Numerik Kanker Payudara

Stadium Ukuran Tumor Palpable Lymph Node

Metastase

0 Tis N0 M0

1 T1 N0 M0

IIA T1

T2

N1

N0

M0

M0

IIB T2

T3

N1

N0

M0

M0

IIIA T1, T2

T3

N2

N1

M0

M0

IIIB T4 N3 M0

IV T N M1

Sumber : Kosmmojaya Pandu Nusa, 2009

Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini kematian akibat kanker masih dapat di cegah. Tjindarbumi (1982) mengatakan, bila penyakit kanker payudara ditemukan dalam stadium dini, angka harapan hidupnya (life expectancy) tinggi, berkisar antara 85-95%. Namun, dikatakannya pula bahwa 70-90% penderita datang ke rumah sakit setelah penyakit


(27)

2.1.6 Gejala Klinis Kanker Payudara

Wanita dengan kanker payudara, bisa jadi mengalami gejala-gejala berikut. Kadang meskipun di tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak merasakan gejala apapun. Atau boleh juga ditubuhnya menujukkan gejala tersebut tetapi bukan karena kanker payudara, tetapi akibat kondisi medis lain. Adapun tanda-tanda atau gejalanya antara lain :

• Ada bejolan yang keras di payudara

o Bentuk umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. o Puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus),

mengeluarkan cairan atau darah

o Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), bewarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk, mengkerut, atau timbul borok pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang, kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).

• Ada perubahan pada kulit payudara diantara berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk.

• Adanya benjolan-benjolan kecil

• Ada luka di payudara yang sulit sembuh • Payudara terasa panas, memerah, dan bengkak


(28)

• Terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tetapi tetap harus diwaspadai)

• Terasa sangat gatal di daerah sekitar puting

• Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal tidak terasa sakit

• Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara. Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali degan mengetahui kriteria operabilitas Heagensen sebagai berikut :

Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); Adanya nodul satelit pada kulit payudara;

Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;

Terdapat model parasternal dan nodel supraklavikula; Adanya edema lengan dan metastase jauh;

Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit,

edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila

berdiameter lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

2.1.7 Patafisiologi Kanker Payudara

Patogenesis terjadinya kanker payudara juga disebut karsinogenesis ini terus mengalami perubahan, seiring dengan diketemukannya peralatan untuk menguak pengetahuan tentang sel. Pada tahun 1950, diketahui bahwa hormon steroid memegang peranan penting untuk terjadinya kanker payudara. Tahun 1980 mulai terbuka pengetahuan tentang adanya beberapa onkogen dan gen suprespor, keduanya


(29)

dan kematian sel (apoptosis) serta regulasinya. Kemudian abad 21 ini mulai berkembang pengetahuan yang menganalisa secara mendalam kegagalan terapi kanker juga tentang mekanisme resistensi terhadap kemoterapi, antiestrogen, radiasi dan pengetahuan tentang proses invasi, angiogenesis, dan metastase.

Pada tahun 1971, Folkam mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor tergantung pada angiogenesis dimana tumor akan mengaktifkan endothelial sel dalam kondisi dorman untuk berproliferasi dengan mengeluarkan isyarat kimia. Hypotesis Folkam ini memperlihatkan bahwa tumor sangat memerlukan angiogenesis untuk dapat tumbuh di atas ukuran 1-2 milimeter . 21 Angiogenesis ini diatur secara ketat, melalui proses tahapan yang rumit dan hanya pada keadaan tertentu seperti proses penyembuhan luka serta proliferasi sel kanker. Penghambatan angiogenesis menjadi target terapi yang mempunyai harapan dimasa depan. Pembelahan sel tumor yang dipacu oleh angiogenic stimulatory peptides akan menyebabkan tumor menjadi cepat tumbuh serta akan mudah invasi ke jaringan sekitar dan metastase. Sebaliknya, pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors angiogenesis akan menghambat pertumbuhan tumor, invasi, dan mencegah metastase.

2.1.8 Diagnosa Kanker Payudara

Terdapat berbagai macam cara untuk mendiagnosa kanker payudara dan untuk menentukan apakah suda ada metastasis ke organ lain. Beberapa tes juga berguna untuk menentukan pengobatan yang paling efektif untuk pasien. Kebanyakan pada tipe kanker, biopsi (mengambil sedikit jaringan untuk diteliti dibawah mikroskop, dilakukan oleh ahli patologi) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan tes lain untuk membantu diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi metastasis. Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor di bawah ini, ketika memutuskan tes diagnostik:


(30)

• Usia dan kondisi medis pasien • Tipe kanker

• Beratnya gejala • Hasil tes sebelumnya

Tes diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal (suatu titik kecil dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray), pada screening mammogram. Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan pada pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa tes mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test dibawah ini:

Diagnostic mammography IMAGING TEST :

Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya puting mengeluarkan cairan atau ada banjo;an baru. Diagnostic

mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan

pada saat screening mammogram.

Ultrasound (USG)

Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu masa yang padat, yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.


(31)

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI merupakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi gambaran detail dari tubuh. Apabila seorang wanita telah didiagnosa mempunyai kanker maka untuk memeriksa payudara lainnya dapat digunakan MRI. Tetapi ini tidaklah mutlak karena dapat digunakan untuk screening saja. Menurut American Cancer Society (ACS), wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya terkena kanker payudara, sebaliknya juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammografi. MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan masa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihbat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat.

Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan pada yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak dapat menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsi.

Biopsi

TES DENGAN BEDAH

Suatu tes bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker tapi hanya biopsi yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sampel yang diambil dari biopsy, dianalisa oleh ahli patologi (dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan tes-tes laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, dan organ untuk menentukan penyakit).

Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigkan

tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB, menggunakan jarum kecil untuk mengambil sampel jaringan).

Stereotactic Core Biopsy (menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan


(32)

tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammografi. USG atau MRI. Metal klip kecil dapat diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk menentukkan pengobatan dan menentukkan stadium.

Core Biopsy dapat menentukkan jaringan FNAB dapat menentukkan sel dari

suatu masa yang berada dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukkan adanya sel kanker.

Surgical Biopsy (biopsi dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar

jaringan. Biopsy ini biasa incisional (mengambil sebagain dari benjolan) atau

excisional (mengambil seluruh benjolan)

Apabila didiagnosa kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk mendapatkan

clear margin area (area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan sudah bersih dari

sel kanker) kemungkinan, sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening. Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan dites oleh dokter untuk menentukan pengobatan. Tes itu untuk melihat :

 Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu invasif (biasanya menyebar) atau in situ (biasanya tidak menyebar). Ductal (dalam saluran susu) atau lobular (dalam kelenjar susu) Grade (seberapa besar perbedaan kanker itu dari sel sehat) dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembulu getah bening. Margin dari tumor juga diamati.


(33)

berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan terapi hormon.

 Tes HER2 neu. (C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata pada 25% penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 (positif atau negatif), maka dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan obat yang disebut trastuzumab (HERCEPTIN) atau tidak.

Genetic Desription of the Tumor. Tes dengan melihat unsur biologi dari

tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX adalah tes untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.

TES DARAH

Tes darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Tes-tes itu antara lain :

 Level Hemoglobin (HB) : untuk mengtahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel darah merah

 Level Hematokrit : untuk mengetahui persentase dari darah merah didalam seluruh badan

 Jumlah dari sel dari putih : untuk membantu melawan infeksi  Jumlah trombosit : untuk membantu pembekuan darah  Differential : persentase dari beberapa sel darah putih. JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASE

Jumlah enzim yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke hati, saluran empedu dan tulang.


(34)

SGOT DAN SGPT

Tes ini untuk mengevaluasi fungsi hati. Angka yang tinggi dari salah satu tes ini mengindikasikan adanya kerusakan pada hati, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke hati.

TUMOR MARKER TEST

Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah, urin atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses yang tidak normal di dalam tubuh akibat kanker. Pada kanker payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sampel darah. Pada standar PRODIA

tumor marker tidak boleh melebihi angka 30.

TES-TES LAIN

Tes-tes lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :

Photo Thorax untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran ke paru-paru

Bonescan untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pasien

disuntikan radioactive tracer pada pembuluh vena yang akan berkumpul di tulang yang menujukkan kelainan karena kanker. Jarang antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyak. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan melihat warnya lebih gelap dari tulang normal.


(35)

tetapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama benar dengan infus. Setelah disuntik CT-Scan dapat segera dilakukan.CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang di scan 3 dimensi.

Positron Emission Tomograpy (PET) Scan. Untuk melihat apakah kanker

sudah menyebar. Dalam PET scan, cairan glukosa yang mengandung radioaktif disuntikan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut dibandingkan sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CT –scan, MRI, dan pemeriksaan secara fisik.

2.1.9 Penatalaksanaan Kanker Payudara

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkain pengobatan meliputi pembedahaan, kemoterapi, terapi radiasi, dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.

Pembedahaan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagaian payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormone, atau kemoterapi.


(36)

Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka horman dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.

Kemoterapi

Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.

Terapi Imunologi

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, dapat menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.

Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit

Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang hidup pada pasien,


(37)

memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon, terapi radiasi, dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2 positif,

trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu

oleh HER2.

2.1.10 Komplikasi Kanker Sindroma Paraneoplastik

Sindroma Paraneoplastik adalah sekumpulan gejala yang bukan disebabkan oleh tumornya sendiri, tetapi oleh zat-zat yang dihasilkan oleh kanker. Beberapa zat yang dapat dihasilkan oleh tumor adalah hormone, sitokinese, dan berbagai protein lainnya. Zat-zat tersebut mempengerahui organ atau jaringan melalui efek kimianya. Bagaimana tepatnya kanker mengenai sisi yang jauh belum sepenuhnya dimengerti. Beberapa kanker mengeluarkan zat ke dalam aliran darah yang merusak jaringan yang jauh melalui suatu reaksi autoimun. Kanker lainnya mengeluarkan zat yang secara langsung mempengaruhi fungsi dari organ yang berbeda atau merusak jaringan. Bisa terjadi kadar gula darah yang rendah, diare, dan tekanan darah tinggi.


(38)

Tabel 2.6 : Beberapa efek dari Sindroma Paraneoplastik Organ Yang

Terkena

Efek Kanker Penyebab

Otak, Saraf & Otot

Kelainan neurologis, nyeri otot, kelemahan Kanker Paru-Paru Darah & jaringan pembentuk darah

Anemia, jumlah trombosit yang tinggi, jumlah sel darah putih yang tinggi, pembekuan yang menyebar luas dalam pembuluh darah, mudah memar, jumlah trombosit sedikit.

Semua Kanker

Ginjal Glomerulonefritis

membranous akibat adanya antibody dalam aliran darah

Kanker usus besar atau indung telur, limfoma, penyakit Hodgkin, leukemia

Tulang Ujung jari tangan membengkak (clubbing)

Kanker paru-paru atau kanker metastase dari berbagai kanker Kulit Sejumlah lesi kulit, sering

berupa pewarnaan kulit (mis. Akantosis nigrikans)

Kanker saluran pencernaan atau hati, limfoma, melanoma

Seluruh tubuh Demam Leukemia, limfoma, penyakit Hodgkin, kanker ginjal atau hati

Beberapa gejala dapat diobati secara langsung tetapi untuk mengobati sindroma paraneoplastik biasanya harus dilakukan pengendalian terhadap kanker penyebabnya.

Kedaruratan

Yang termasuk dalam kedaruratan kanker adalah : o Tamponade jantung

o Efusi pleura

o Sindroma vena kava superior


(39)

2.1.11 Prognosis Kanker Payudara

Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti karakteristik tumor, status kesehatan, factor genetik, level stress, imunitas, keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five-year survivak rate (Imaginis, 2009).

Tabel 2.7 Five-Year Survival Rate Pasien Kanker Payudara

Stadium Five-Year Survival Rate

0 100%

I 100%

IIA 92%

IIB 81%

IIIA 67%

IIIB 54%


(40)

2.2 Terapi Hormon

Estrogen adalah suatu hormon wanita yang dihasilkan oleh ovari-ovari (indung telur-indung telur). Selama tahun-tahun reproduktif, tubuh wanita dihadapi pada tingkat-tingkat yang tinggi dari estrogen. Setelah menopause, produksi dari estrogen oleh ovari-ovari berkurang. Estrogen kadangkala diresepkan untuk merawat beberapa persoalan yang seringkali dihubungkan dengan menopause, seperti kepanasan (hot flashes), keringat-keringat waktu malam, ketidaktiduran, dan kekeringan vagina. Estrogen mempunyai manfaat tambahan dari pencegahan penipisan tulang (osteoporosis).

Bagaimanapun, hasil dari suatu percobaan klinis yang besar dari wanita-wanita yang telah menopause yang menerima terapi hormon yang dipubilkasikan pada tahun 2002 menunjukan bahwa risiko-risiko keseluruhannya dari terapi estrogen dan progestin melebihi manfaat dari terapi hormon. Terapi kombinasi hormon dengan estrogen dan progestin telah ditunjukan meningkatkan resiko penyakit jantung,

stroke, dan penggumpalan darah.

Menurut The Journal of American Medical Association (JAMA), tingkat yang tinggi dari estrogen melalui periode-periode yang panjang juga meningkatkan risiko kanker payudara. Estrogen menstimulasi sel-sel dari payudara dan lapisan kandungan untuk tumbuh dan membelah. Sel-sel payudara yang membelah secara aktif dipercayai mempunyai suatu kemungkinan kerusakan DNA yang lebih besar begitu juga suatu jumlah yang lebih besar dari sel-sel yang telah mempunyai kerusakan DNA. Suatu jumlah yang lebih besar dari sel-sel dengan kerusakan DNA meningkatkan risiko perkembangan kanker.

Wanita yang mempunyai suatu permulaan timbulnya waktu haid yang dini dan menopause yang terlambat lebih mungkin menghidap kanker payudara dibanding dengan wanita dengan permulaan timbulnya waktu haid yang terlambat dan menopause yang dini. Perbedaan ini dipercayai boleh diakibatkan oleh periode yang


(41)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kanker payudara pada wanita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

3.2 Defenisi Operasional

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prevalensi adalah hal yang umum atau kelaziman. Prevalensi boleh juga didefenisikan sebagai jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah, dimana pada penelitian ini, penyakit yang dimaksudkan ialah kanker payudara pada wanita. Maka, defenisi operasional prevalensi bagi penelitian ini ialah jumlah keseluruhan kasus kanker payudara pada wanita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009.

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan dengan kanker payudara ialah kanker di payudara yang hasil biopsynya positif.

Wanita

Prevalensi Kanker Payudara


(42)

Wanita berarti perempuan dewasa. Pada penelitian ini, wanita yang dimaksudkan ialah perempaun dewasa yang telah di rujuk ke departemen Patologi Anatomi (PA) di Rumah Sakit Umum Adam Malik di mana setelah dilakukan biopsy pada benjolan, disahkan menderita kanker payudara.

Cara ukur : Analisa rekam medis

Alat ukur : Kareteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis) Skala penukuran : Nominal


(43)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat suatu gambaran tentang keadaan yang objektif, dengan desain

cross sectional. Dalam hal ini, gambaran penelitian ini adalah prevalensi kanker

payudara pada wanita di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009.

Survei adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Penelitian deskritif adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam komunitas atau masyarakat (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Sastroasmoro (1995) penelitian cross sectional merupakan penelitian dimana setiap subjek hanya di observasi 1 kali saja dan pengukuran variable subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) tahap persiapan,

2) tahap pelaksanaan, 3) tahap penyelesaian.

Tahap persiapan merupakan tahap proses persiapan proposal penelitian ini yang telah dilaksanakan dari bulan Februari hingga Mei 2010.Tahap pelaksanaan telah dilakukan pada bulan Oktober 2010 hingga November 2010. Tahap ini meliputi konsultasi pelaksanaan, pengambilan data melalui pengumpulan rekam medis, mengolah data, menginterprestasikan hasil dan menyimpulkan hasil penelitian. Tahap


(44)

penyelesaian pula merupakan tahap terakhir yaitu penulisan, ujian, revisi, jilid dan penyerahan hasil karya tulis ilmiah pada akhir bulan November 2010.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien wanita dengan kanker payudara pada tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik. Informasi ini telah saya ambil dari rekam medis.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel yang telah saya ambil adalah berdasarkan total sampling, dimana saya mengambil seluruh populasi sebagai sampel.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang telah digunakan adalah teknik sampling yaitu pengambilan sampel dari rekam medis pasien kanker payudara pada tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Semua data yang dicatat telah diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistical


(45)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dari tanggal 12 Oktober 2010 sampai tanggal 12 November 2010 di RSUP H. Adam Malik, Medan dengan total sampel 222 orang dari sejumlah 267 orang.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di bagian RSUP H. Adam Malik, Medan. Data diambil dari ruangan rekam medis, yang terletak di lantai bawah rumah sakit, setelah mendapat izin dari bagian Litbang. RSUP H. Adam Malik merupakan sebuah Rumah Sakit Kelas A sesuai SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan, juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas ± 10Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

RSUP H. Adam Malik, Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi medik, kardiovaskular, mikrobiologi, nefrologi, endokrinologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart (CSSD), bioelektromedik,


(46)

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil, pemulasaran jenazah).

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Sampel penelitian adalah semua wanita penderita kanker payudara yang dirawat inap di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik, Medan dari tanggal 01 Januari 2009 sehingga 31 desember 2009. Semua data sampel diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah total sampling. Dengan metode ini didapat sebanyak 267 wanita yang menderita neoplasma payudara, malignant dan benign, dan sebanyak 222 orang dari 267 orang pasien tersebut yang menderita kanker payudara. Distribusi responden menurut umur tampak pada gambar berikut:


(47)

Tabel 5.1 Distribusi Siklus Haid

Siklus Haid Pasien Frekuensi (orang) Persentase (%)

Normal 156 58,4

Menopause 111 41,6

Total 267 100

Wanita yang siklus haidnya normal ialah seramai 156 orang (58,4%) sementara yang sudah mengalami menopause adalah sebanyak 111 orang (41,6%).

5.1.3 Hasil Analisa Data

Setelah mendapat data pasien wanita yang menderita neoplasma payudara, telah dilakukan analisa di antara 267 orang pasien tersebut.

Gambar 5.2 Distribusi Jenis Neoplasma

Berdasarkan gambar 5.1 di atas, didapati bahwa dari 267 orang pasien wanita yang menderita neoplasma payudara, terdapat sebanyak 222 orang pasien (83.1%)


(48)

yang jenis neoplasmanya malignant sementara 45 orang pasien (16.9%) yang jenis neoplasmanya benign.

Tabel 5.2 Distribusi Jenis Neoplasma dengan Kelompok Umur

Berdasarkan tabel 5.2, bisa dilihat bahwa neoplasma payudara tipe malignant terdapat 222 kasus dan yang benign 45 kasus. Kelompok umur yang mempunyai

JENIS NEOPLASMA

Total KELOMPOK

UMUR MALIGNANT BENIGN

05-14 Frekuensi (n) 0 3 3

Persentase (%) .0% 6.7% 1.1%

15-24 Frekuensi (n) 2 18 20

Persentase (%) .9% 40.0% 7.5%

25-34 Frekuensi (n) 16 12 28

Persentase (%) 7.2% 26.7% 10.5%

35-44 Frekuensi (n) 76 6 82

Persentase (%) 34.2% 13.3% 30.7%

45-64 Frekuensi (n) 128 6 134

Persentase (%) 57.7% 13.3% 50.2%

Total Frekuensi (n) 222 45 267


(49)

14 tahun (0%). Didapati kejadian kanker payudara meningkat dengan peningkatan umur. Bagi neoplasma payudara tipe benign pula, didapati kasus terbanyak berlaku pada kelompok umur 15-24 tahun (40%) dan paling kurang pada 5-14 tahun (6.7%).

Tabel 5.3 Distribusi Jenis Neoplasma dengan Siklus Haid

Berdasarkan tabel 5.3, wanita yang telah mengalami menopause lebih banyak menderita neoplasma payudara malignant dibanding dengan neoplasma benign, yaitu seramai 106 orang (47,7%) untuk tipe malignant dan hanya 5 orang (11,1%) untuk tipe benign. Wanita yang menghidap neoplasma payudara tipe malignant yang siklus haidnya masih normal adalah sebanyak 116 orang (52,3%) sementara untuk tipe

benign, penderita yang siklus haidnya masih normal adalah sebanyak 40 orang

(88,9%).

JENIS NEOPLASMA

Total

SIKLUS HAID MALIGNANT BENIGN

NORMAL Frekuensi (n) 116 40 156

Persentase (%) 52,3% 88,9% 58,4%

MENOPAUSE Frekuensi (n) 106 5 111

Persentase (%) 47,7% 11,1% 41,6%

Total Frekuensi (n) 222 45 267


(50)

5.2 PEMBAHASAN

Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki kedudukan pertama diantara kanker lainnya pada wanita.

Sampel penelitian adalah semua wanita yang menderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik, Medan dari tanggal 01 Januari 2009 sehingga 31 Desember 2009. Semua data sampel diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan sebanyak 267 orang wanita yang menderita neoplasma payudara tipe

malignant dan benign.

Menurut Stedman’s Medical Dictionary, tumor yang invasif atau malignant disebut sebagai kanker. Oleh itu, neoplasma payudara malignant merupakan kanker payudara manakala yang benign tidak termasuk dalam kategori kanker payudara. Pada penelitian ini, dari 267 orang wanita yang menderita neoplasma payudara, didapati 222 orang (83,1%) menderita neoplasma payudara malignant dan selebihnya, 45 orang (16,9%), menderita neoplasma payudara benign. Hal ini berkontradiksi dengan diskusi di Perhimpunan Onkologi Indonesia-Yayasan Kanker Indonesia yang menyatakan kasus benjolan di payudara biasanya hanya 10-25% saja yang ternyata merupakan kanker. Benjolan yang lain bisa merupakan kista atau penyakit lain yang bukan kanker. Menurut Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia Prof Dr


(51)

Dari sudut kelompok umur pula, didapati kasus kanker payudara tertinggi pada pasien dari kelompok umur 45-64 tahun (57,7%), diikuti dengan kelompok umur 35-45 tahun (34,2%), 25-34 tahun (7,2%), 15-24 tahun (0,9%) dan yang mempunyai kasus kanker payudara yang paling rendah, kelompok umur 5-14 tahun (0%). Hasil ini hampir sama dengan data dari International Agency for Research on

Cancer yang menyatakan bahwa di Kanada, 80% kasus kanker payudara berlaku

pada wanita yang berumur 50 tahun dan ke atas, dan 52% pada wanita yang berumur antara 50 hingga 69 tahun.

Hasil daripada penelitian ini menunjukkan 47,7% wanita yang menderita kanker payudara sudah mengalami menopause. Walaupun presentase pasien wanita yang siklus haidnya masih normal melebihi presentase pasien yang sudah menopause, jumlah pasien yang sudah menopause dan mederita kanker payudara cukup banyak yaitu sebanyak 106 orang dari 222 orang.

Rekam medis pasien tidak mengandungi data tentang status haid pasien, sama ada sudah menopause atau belum. Seseorang disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan. Menopause umumya terjadi ketika perempuan memasuki usia 48 hingga 52 tahun (Rachmawati, 2006). Oleh karena itu, semua pasien yang berumur 50 tahun dan ke atas dalam penelitian ini dianggap sudah mengalami menopause.

Beberapa penelitian lain seperti studi yang telah dilakukan di New Canada, mendukung teori yang mengatakan kasus kanker payudara lebih banyak berlaku pada golongan wanita yang sudah menopause. Hal ini adalah karena adanya penggunaan terapi pengganti hormon pada wanita yang sudah menopause. Oleh karena penggunaan terapi pengganti hormon tidak dinyatakan dalam rekam medis pasien-pasien dalam penelitian ini, tidak dapat dikatakan dengan pasti jika penggunaan terapi pengganti hormon merupakan satu faktor penunjang kepada berlakunya kanker payudara pada golongan wanita yang sudah menopause.


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumya dalam penelitian ini, dapat dibuat beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Dari 267 orang pasien wanita yang menderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik, Medan, 222 orang (83,1%) menderita kanker payudara dan hanya 45 orang (16,9%) yang menderita neoplasma payudara tipe benign. 2. Karekteristik mayoritas pasien wanita yang menghidap kanker payudara adalah

antara kelompok 45-64 tahun yaitu sebanyak 128 orang (57,7%) dari sejumlah 222 orang.

3. Dari sudut pandangan lain, dilihat bahwa 106 orang wanita (47,7%) dari sejumlah 222 orang yang menderita kanker payudara sudah mengalami menopause.

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalankan, dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Antara saran yang dapat diberikan ialah:

1. Kepada Bagian Rekam Medis RSUP H. Adam Malik, diharapkan dapat menyimpan informasi pasien, yaitu rekam medis, dengan lebih sistematik bagi memudahkan para peneliti mengambil data yang diperlukan pada masa akan datang.


(53)

dicatat dalam rekam medis karena banyak penelitian masa kini yang berpendapat hormon estrogen dan progesteron banyak memainkan peranan dalam kasus kanker payudara pada wanita.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Alisyawiya, R., dkk. (1983). Registrasi kanker di 15 pusat patologi anatomi fakultas

kedokteran/Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Balitbangkes Depkes RI.

Ambarsari, E., 1998. Faktor-faktor Risiko Kanker Payudara di RSU Persahabatan,

Jakarta pada Juni sampai September 1997.

UI. Depok. Available from:

penyakit.htm[Accessed:15 April 2010].

Aryandono, T., Epidemologi, Faktor Risiko, Genetik, dan Skrining Kanker Payudara. Available from:

genetik dan skrining kanker payudara.htm [Accessed: 29 March 2010].

Askandar, T., Jatim, P.W., dan Taat, P.S., 1996. Pedoman Penelitian Kedokteran. Suabaya: Airlangga University Press.

Azamris, 2006. Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 152.

Available from;

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/17-

152/AnalisaPasienKanker.pdf/AnalisaPasienKanker [Accessed: 10 March 2010].


(55)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Deteksi Kanker Leher Rahim dan

Kanker Payudara. Available from:

[Accessed: 9 April 2010].

Dinkes Bone Bolango, 2007. Mengenal Kanker. Available from:

[Accessed: 29 March 2010].

Djamaloeddin, 2005. Kelainan pada Mamma (Payudara). In : Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, dan Trijatmo Rachimhadi, ed. Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 486-493.

Hoskins, et al, 2005. Breast Cancer. In : Principles and Practice of Gynecologic

Oncology.fourth Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins,

1077-1155.

Imaginis, 2009. Breast Cancer: Statistics on Incidence, Survival, and Sreening. Available from:

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Available from :

http//pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ [Accessed: 20 April 2010].

Kosmojaya Pandu Nusa, 2009. Kanker Payudara. Available from:

2010].


(56)

Merati, S., 2008. Factor Resiko Kanker Payudara. Available from:

http://www.sukmamerati.com/kanker-payudara-pada -wanita-45-tahun [Accessed: 9 April 2010].

Moningkey, S.I., 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari 2000. Jakarta. Available from:

Moore, K.L., & Dalley, A.F., 2006. Clinically Orienten Anatomy 5th ed. USA: Williams & Wilkins.

Notoatmodjo S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sastroasmoro S., dan Ismail S., 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Sukardja, 2000. Deteksi Dini Kanker. In: Onkologi Klinik. Edisi 2. Surabaya: Airlagga University Perss, 175-177.

The Women’s Health Resource, 2010. Staging and Survival Rate of Beast Cancer. Available from:

Tjahjadi, G., 1995. Patologi Tumor Ganas Payudara, Kursus Singkat Deteksi Dini dan Pencagahan Kanker. 6-8 November. FKUI-POI. Jakarta.


(57)

Tjindarbumi, 1995. Diagnosis dan Pencegahan Kanker Payudara, Kursus Singkat Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker. 6-8 November. FKC.II-POI. Jakarta. Available from:

Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication, 87-102.

World Health Organization, 2010. Breast Cancer Risk Factors. Available from:

[Accessed:

10 April 2010].

World Health Organization, 2010. Histological Classification of Breast Cancer. Available from:


(58)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : BANUREKHAA BALASUBRAMANIAM

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : SELANGOR, MALAYSIA / 7 OKTOBER 1989

AGAMA : HINDU

ALAMAT : NO.33/41, JLN DR. SUMARSONO, KOMPLEKS

USU, 20155 - MEDAN

RIWAYAT PENDIDIKAN : S.K. (1) SIMPANG LIMA (1996-2001)

: METHODIST GIRLS SCHOOL (2002-2006)

:SEGi INTERNATIONAL COLLEGE (JAN-JUL 07)

: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (AUG 07)

RIWAYAT PELATIHAN : ATTACHMENT HOSP SG. BULOH (2010)

RIWAYAT ORGANISASI : AHLI KELAB KEBUDAYAAN INDIA


(59)

Lampiran 1:

aaa 371683 50 malignant menopause 45-64 Data View:

aab 374424 37 malignant normal 35-44 aac 371561 61 malignant menopause 45-64 aad 242212 48 malignant normal 45-64 aae 316895 40 malignant normal 35-44 aaf 365855 27 malignant normal 25-34 aag 373597 61 malignant menopause 45-64 aah 371972 38 malignant normal 35-44 aai 372813 53 malignant menopause 45-64 aaj 376953 40 malignant normal 35-44 aak 373359 46 benign normal 45-64 aal 371950 38 malignant normal 35-44 aam 364821 50 malignant menopause 45-64 aan 329590 39 malignant normal 35-44 aao 375781 51 malignant menopause 45-64 aap 373791 62 malignant menopause 45-64 aaq 366102 60 malignant menopause 45-64 aar 373741 46 malignant normal 45-64 aas 363490 59 malignant menopause 45-64 aat 378730 57 malignant menopause 45-64 aau 372174 40 malignant normal 35-44 aav 378148 38 malignant normal 35-44 aaw 377806 42 malignant normal 35-44


(60)

aax 371771 58 malignant menopause 45-64 aay 350803 63 malignant menopause 45-64 aaz 378310 64 malignant menopause 45-64 aba 378022 45 malignant normal 45-64 abb 376244 38 benign normal 35-44 abc 372293 42 benign normal 35-44 abd 377243 61 benign menopause 45-64 abe 378254 21 benign normal 15-24 abf 378799 23 benign normal 15-24 abg 366091 36 malignant normal 35-44 abh 372828 38 malignant normal 35-44 abi 349763 60 malignant menopause 45-64 abj 379085 51 malignant menopause 45-64 abk 274001 48 malignant normal 45-64 abl 378337 45 malignant norma l 45-64 abm 373359 49 malignant normal 45-64 abn 356218 50 malignant menopause 45-64 abo 374316 51 malignant menopause 45-64 abp 378414 61 malignant menopause 45-64 abq 365855 27 malignant normal 25-34 abr 380323 48 malignant normal 45-64 abs 380061 33 malignant normal 25-34 abt 380454 37 malignant normal 35-44


(61)

abw 379653 52 malignant menopause 45-64 abx 378795 44 malignant normal 35-44 aby 370281 26 malignant normal 25-34 abz 368132 36 malignant normal 35-44 aca 379957 43 malignant normal 35-44 acb 379734 40 benign normal 35-44 acc 380661 21 benign normal 15-24 acd 380256 42 malignant normal 35-44 ace 381614 39 malignant normal 35-44 acf 360413 47 malignant normal 45-64 acg 381641 46 malignant normal 45-64 ach 982 54 malignant menopause 45-64 aci 296958 59 malignant menopause 45-64 acj 370782 40 malignant normal 35-44 ack 380329 30 benign normal 25-34 acl 376410 60 malignant menopause 45-64 acm 354517 48 malignant normal 45-64 acn 376953 37 malignant normal 35-44 aco 374084 41 malignant normal 35-44 acp 380112 52 malignant menopause 45-64 acq 301801 58 malignant menopause 45-64 acr 373321 36 malignant normal 35-44 acs 381425 61 malignant menopause 45-64 act 374781 64 malignant menopause 45-64 acu 381697 41 malignant normal 35-44


(62)

acv 379880 55 malignant menopause 45-64 acw 382522 37 malignant normal 35-44 acx 378543 26 malignant normal 25-34 acy 372828 43 malignant normal 35-44 acz 379907 59 malignant menopause 45-64 ada 371972 36 malignant normal 35-44 adb 382804 41 malignant normal 35-44 adc 383187 19 benign normal 15-24 add 381768 27 benign normal 25-34 ade 383316 44 malignant normal 35-44 adf 381437 64 malignant menopause 45-64 adg 383889 45 malignant normal 45-64 adh 382732 39 malignant normal 35-44 adi 383693 23 malignant normal 15-24 adj 381618 48 malignant normal 45-64 adk 382805 59 malignant menopause 45-64 adl 384805 12 benign normal 05-14 adm 385188 20 benign normal 15-24 adn 384383 37 malignant normal 35-44 ado 384809 42 malignant normal 35-44 adp 323937 63 malignant menopause 45-64 adq 384702 45 malignant normal 45-64 adr 356835 48 malignant normal 45-64


(63)

adu 385596 28 malignant normal 25-34 adv 382517 41 malignant normal 35-44 adw 385884 54 malignant menopause 45-64 adx 386307 58 malignant menopause 45-64 ady 364767 59 malignant menopause 45-64 adz 387365 28 benign normal 25-34 aea 379890 50 benign menopause 45-64 aeb 314813 62 malignant menopause 45-64 aec 379811 60 malignant menopause 45-64 aed 385674 62 malignant menopause 45-64 aee 84684 53 malignant menopause 45-64 aef 384522 38 malignant normal 35-44 aeg 387444 43 malignant normal 35-44 aeh 387607 50 malignant menopause 45-64 aei 386737 42 malignant normal 35-44 aej 389308 40 malignant normal 35-44 aek 384426 51 malignant menopause 45-64 ael 385849 44 malignant normal 35-44 aem 386674 50 malignant menopause 45-64 aen 378337 59 malignant menopause 45-64 aeo 387628 22 benign normal 15-24 aep 390346 24 benign normal 15-24 aeq 366598 63 malignant menopause 45-64 aer 387507 60 malignant menopause 45-64 aes 381163 54 malignant menopause 45-64


(64)

aet 389499 62 malignant menopause 45-64 aeu 388101 36 malignant normal 35-44 aew 361049 42 malignant normal 35-44 aex 390657 44 malignant normal 35-44 aey 81294 32 benign normal 25-34 aez 389384 63 malignant menopause 45-64 afa 389323 27 malignant normal 25-34 afb 388257 39 malignant normal 35-44 afc 384426 54 malignant menopause 45-64 afd 390376 43 malignant normal 35-44 afe 391691 32 malignant normal 25-34 aff 390453 60 malignant menopause 45-64 afg 366598 52 malignant menopause 45-64 afh 379890 50 malignant menopause 45-64 afi 392352 35 malignant normal 35-44 afj 392103 57 malignant menopause 45-64 afk 392188 59 malignant menopause 45-64 afl 392290 61 malignant menopause 45-64 afm 386445 39 malignant normal 35-44 afn 389545 52 malignant menopause 45-64 afo 391572 21 benign normal 15-24 afp 391284 27 benign normal 25-34 afq 389505 45 malignant normal 45-64


(65)

aft 327163 42 malignant normal 35-44 afu 392421 56 malignant menopause 45-64 afv 391756 14 benign normal 05-14 afw 393748 23 benign normal 15-24 afx 390900 58 malignant menopause 45-64 afy 394251 47 malignant normal 45-64 afz 390777 39 malignant normal 35-44 aga 367160 42 malignant normal 35-44 agb 389630 37 benign normal 35-44 agc 389108 35 malignant normal 35-44 agd 390376 40 malignant normal 35-44 age 393668 53 malignant menopause 45-64 agf 392919 62 malignant menopause 45-64 agg 382804 39 malignant normal 35-44 agh 394896 52 benign menopause 45-64 agi 396496 32 benign normal 25-34 agj 393858 29 malignant normal 25-34 agk 396310 40 malignant normal 35-44 agl 393441 56 malignant menopause 45-64 agm 396001 49 malignant normal 45-64 agn 397185 36 malignant normal 35-44 ago 396252 56 malignant menopause 45-64 agp 397165 54 malignant menopause 45-64 agq 394549 61 malignant menopause 45-64 agr 392307 39 malignant normal 35-44


(66)

ags 399136 59 malignant menopause 45-64 agt 392919 49 malignant normal 45-64 agu 399017 44 malignant normal 35-44 agv 293870 28 malignant normal 25-34 agw 397885 23 malignant normal 15-24 agx 390376 42 malignant normal 35-44 agy 400737 53 malignant menopause 45-64 agz 396252 62 malignant menopause 45-64 aha 402196 60 malignant menopause 45-64 ahb 399830 40 benign normal 35-44 ahc 399364 22 benign normal 15-24 ahd 401494 31 benign normal 25-34 ahe 397249 57 malignant menopause 45-64 ahf 387211 50 malignant menopause 45-64 ahg 392527 55 malignant menopause 45-64 ahh 397019 30 malignant normal 25-34 ahi 380327 55 malignant menopause 45-64 ahj 396602 53 malignant menopause 45-64 ahk 399529 61 malignant menopause 45-64 ahl 388788 60 malignant menopause 45-64 ahm 404278 58 malignant menopause 45-64 ahn 335655 51 malignant menopause 45-64 aho 403435 42 malignant normal 35-44


(67)

ahr 402758 24 benign normal 15-24 ahs 402638 22 benign normal 15-24 aht 402961 52 benign menopause 45-64 ahu 403748 23 benign normal 15-24 ahv 405177 38 malignant normal 35-44 ahw 403000 55 malignant menopause 45-64 ahx 405245 41 malignant normal 35-44 ahy 393668 51 malignant menopause 45-64 ahz 354692 29 benign normal 25-34 aia 405089 21 benign normal 1 5-24 aib 406835 36 malignant normal 35-44 aic 399705 46 malignant normal 45-64 aid 400770 59 malignant menopause 45-64 aie 406383 40 malignant normal 35-44 aif 390376 37 malignant normal 35-44 aig 397165 53 malignant menopause 45-64 aih 402936 28 benign normal 25-34 aii 406633 55 benign menopause 45-64 aij 408511 59 malignant menopause 45-64 aik 399136 54 malignant menopause 45-64 ail 408551 44 malignant normal 35-44 aim 409756 40 benign normal 35-44 ain 410171 22 benign normal 15-24 aio 411915 33 benign normal 25-34 aip 406658 35 malignant normal 35-44


(68)

aiq 405645 38 malignant normal 35-44 air 392527 55 malignant menopause 45-64 ais 402492 56 malignant menopause 45-64 ait 411824 39 malignant normal 35-44 aiu 407064 54 malignant menopause 45-64 aiv 411038 52 malignant menopause 45-64 aiw 405177 41 malignant normal 35-44 aix 402486 48 malignant normal 45-64 aiy 313529 53 malignant menopause 45-64 aiz 405005 32 malignant normal 25-34 aja 402531 55 malignant menopause 45-64 ajb 408943 59 malignant menopause 45-64 ajc 413071 31 benign normal 25-34 ajd 412543 25 benign normal 25-34 aje 396252 62 malignant menopause 45-64 ajf 390891 35 malignant normal 35-44 ajg 408770 56 malignant menopause 45-64 ajh 408853 39 malignant normal 35-44 aji 390376 43 malignant normal 35-44 ajj 409126 35 malignant normal 35-44 ajk 414279 45 malignant normal 45-64 ajl 404478 38 malignant normal 35-44 ajm 412348 55 malignant menopause 45-64


(69)

ajp 403855 40 malignant normal 35-44 ajq 409419 32 malignant normal 25-34 ajr 302170 13 benign normal 05-14 ajs 415387 19 benign normal 15-24 ajt 415104 21 benign normal 15-24 aju 397093 43 malignant normal 35-44 ajv 408926 52 malignant menopause 45-64 ajw 413803 60 malignant menopause 45-64 ajx 412831 54 malignant menopause 45-64 ajy 413761 57 malignant menopause 45-64 ajz 411487 36 malignant normal 35-44 aka 348553 59 malignant menopause 45-64 akb 411699 58 malignant menopause 45-64 akc 414407 54 malignant menopause 45-64 akd 411411 52 malignant menopause 45-64 ake 387936 50 malignant menopause 45-64 akf 526 51 malignant menopause 45-64 akg 414919 50 malignant menopause 45-64 akh 394322 44 malignant normal 35-44


(70)

Lampiran 2:

Klasifikasi Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

05-14 3 1.1

15-24 20 7.5

25-34 28 10.5

35-44 82 30.7

45-64 134 50.2

Total 267 100.0

Siklus Haid Frekuensi (orang) Persentase (%)

Normal 156 58.4

Menopause 111 41.6

Total 267 100.0

Jenis Neoplasma Frekuensi (orang) Persentase (%)

Malignant 222 83.1

Benign 45 16.9


(71)

Jenis Kanker Total

Malignant Benign

Siklus Haid Normal Count 116 40 156

% within siklus haid 74.4% 25.6% 100.0% % within jenis

kanker

52.3% 88.9% 58.4%

% of Total 43.4% 15.0% 58.4%

Menopause Count 106 5 111

% within siklus haid 95.5% 4.5% 100.0% % within jenis

kanker

47.7% 11.1% 41.6%

% of Total 39.7% 1.9% 41.6%

Total Count 222 45 267

% within siklus haid 83.1% 16.9% 100.0% % within jenis

kanker

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 83.1% 16.9% 100.0%

Jenis Kanker Total

Malignant Benign

Klasifikasi Umur

05-14 Count 0 3 3

% within ku .0% 100.0% 100.0% % within jenis

kanker

.0% 6.7% 1.1%

% of Total .0% 1.1% 1.1%

15-24 Count 2 18 20


(1)

ahr 402758 24 benign normal 15-24 ahs 402638 22 benign normal 15-24 aht 402961 52 benign menopause 45-64 ahu 403748 23 benign normal 15-24 ahv 405177 38 malignant normal 35-44 ahw 403000 55 malignant menopause 45-64 ahx 405245 41 malignant normal 35-44 ahy 393668 51 malignant menopause 45-64 ahz 354692 29 benign normal 25-34 aia 405089 21 benign normal 1 5-24 aib 406835 36 malignant normal 35-44 aic 399705 46 malignant normal 45-64 aid 400770 59 malignant menopause 45-64 aie 406383 40 malignant normal 35-44 aif 390376 37 malignant normal 35-44 aig 397165 53 malignant menopause 45-64 aih 402936 28 benign normal 25-34 aii 406633 55 benign menopause 45-64 aij 408511 59 malignant menopause 45-64 aik 399136 54 malignant menopause 45-64 ail 408551 44 malignant normal 35-44 aim 409756 40 benign normal 35-44 ain 410171 22 benign normal 15-24 aio 411915 33 benign normal 25-34 aip 406658 35 malignant normal 35-44


(2)

aiq 405645 38 malignant normal 35-44 air 392527 55 malignant menopause 45-64 ais 402492 56 malignant menopause 45-64 ait 411824 39 malignant normal 35-44 aiu 407064 54 malignant menopause 45-64 aiv 411038 52 malignant menopause 45-64 aiw 405177 41 malignant normal 35-44 aix 402486 48 malignant normal 45-64 aiy 313529 53 malignant menopause 45-64 aiz 405005 32 malignant normal 25-34 aja 402531 55 malignant menopause 45-64 ajb 408943 59 malignant menopause 45-64 ajc 413071 31 benign normal 25-34 ajd 412543 25 benign normal 25-34 aje 396252 62 malignant menopause 45-64 ajf 390891 35 malignant normal 35-44 ajg 408770 56 malignant menopause 45-64 ajh 408853 39 malignant normal 35-44 aji 390376 43 malignant normal 35-44 ajj 409126 35 malignant normal 35-44 ajk 414279 45 malignant normal 45-64 ajl 404478 38 malignant normal 35-44 ajm 412348 55 malignant menopause 45-64 ajn 406710 33 malignant normal 25-34 ajo 403574 29 malignant normal 25-34


(3)

ajp 403855 40 malignant normal 35-44 ajq 409419 32 malignant normal 25-34 ajr 302170 13 benign normal 05-14 ajs 415387 19 benign normal 15-24 ajt 415104 21 benign normal 15-24 aju 397093 43 malignant normal 35-44 ajv 408926 52 malignant menopause 45-64 ajw 413803 60 malignant menopause 45-64 ajx 412831 54 malignant menopause 45-64 ajy 413761 57 malignant menopause 45-64 ajz 411487 36 malignant normal 35-44 aka 348553 59 malignant menopause 45-64 akb 411699 58 malignant menopause 45-64 akc 414407 54 malignant menopause 45-64 akd 411411 52 malignant menopause 45-64 ake 387936 50 malignant menopause 45-64 akf 526 51 malignant menopause 45-64 akg 414919 50 malignant menopause 45-64 akh 394322 44 malignant normal 35-44


(4)

Lampiran 2:

Klasifikasi Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

05-14 3 1.1

15-24 20 7.5

25-34 28 10.5

35-44 82 30.7

45-64 134 50.2

Total 267 100.0

Siklus Haid Frekuensi (orang) Persentase (%)

Normal 156 58.4

Menopause 111 41.6

Total 267 100.0

Jenis Neoplasma Frekuensi (orang) Persentase (%)

Malignant 222 83.1

Benign 45 16.9


(5)

Jenis Kanker Total

Malignant Benign

Siklus Haid Normal Count 116 40 156

% within siklus haid 74.4% 25.6% 100.0% % within jenis

kanker

52.3% 88.9% 58.4%

% of Total 43.4% 15.0% 58.4%

Menopause Count 106 5 111

% within siklus haid 95.5% 4.5% 100.0% % within jenis

kanker

47.7% 11.1% 41.6%

% of Total 39.7% 1.9% 41.6%

Total Count 222 45 267

% within siklus haid 83.1% 16.9% 100.0% % within jenis

kanker

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 83.1% 16.9% 100.0%

Jenis Kanker Total

Malignant Benign

Klasifikasi Umur

05-14 Count 0 3 3

% within ku .0% 100.0% 100.0%

% within jenis kanker

.0% 6.7% 1.1%

% of Total .0% 1.1% 1.1%

15-24 Count 2 18 20


(6)

% within jenis kanker

.9% 40.0% 7.5%

% of Total .7% 6.7% 7.5%

25-34 Count 16 12 28

% within ku 57.1% 42.9% 100.0%

% within jenis kanker

7.2% 26.7% 10.5%

% of Total 6.0% 4.5% 10.5%

35-44 Count 76 6 82

% within ku 92.7% 7.3% 100.0%

% within jenis kanker

34.2% 13.3% 30.7%

% of Total 28.5% 2.2% 30.7%

45-64 Count 128 6 134

% within ku 95.5% 4.5% 100.0%

% within jenis kanker

57.7% 13.3% 50.2%

% of Total 47.9% 2.2% 50.2%

Total Count 222 45 267

% within ku 83.1% 16.9% 100.0%

% within jenis kanker

100.0% 100.0% 100.0%