Prevalensi Kejadian Insomnia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Univesitas Sematera Utara Tahun 2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tidur adalah bagian penting dari kehidupan kita, namun banyak dari kita
tidak memberi perhatian lebih akan hal itu. Hal ini biasanya terjadi sampai kita
memiliki masalah dengan tidur

(Centre for Clinical Intervention,

2008).

Samaseperti kesehatan yang baik secara umum, tidur adalah sesuatu yang paling
dibutuhkan oleh manusia. Selama tidur tidak bermasalah, maka tidak ada alasan
untuk terlalu memikirkannya. Tapi bagi jutaan manusia, tidur nyenyak dimalam
hari tidak mudah mereka peroleh (Chopra, 2003).
Salah satu jenis gangguan tidur adalah insomnia. Insomnia merupakan
gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Menurut Japardi (2009), setiap
tahun diperkirakan sekitar 20%-40% orang dewasa melaporkan adanya gangguan

tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius.
Perkiraan berbasis populasi menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari
orang dewasa melaporkan gejala insomnia, 10% -15% pengalaman terkait
gangguan siang hari, dan 6% -10% memiliki gejala yang memenuhi kriteria untuk
gangguan insonmia. Gangguan Insomnia adalah yang paling umum dari semua
gangguan tidur. Pada pelayanan kesehatan primer, sekitar 10% -20% dari individu
mengeluh gejala insomnia yang signifikan. Meskipun insomnia bisa menjadi
gejala atau gangguan yang otonom, tapi sering diamati insomnia sebagai
komorbiditas dari kondisi medis atau gangguan mental lain. Misalnya, 40% -50%
dari individu dengan insomnia juga hadir dengan gangguan mental penyerta
(American Psychiatric Association, 2013).
Prevalensi kejadian insomnia banyak ditemukan pada tingkat pelayanan
kesehatan primer. Sebuah penelitian, menunjukkan prevalensi insomnia adalah
69%, dimana 50% mengalami insomnia sesekali dan 19% mengalami insomnia
yang kronis. Penelitian lain menunjukkan 32,5% responden mengalami gangguan

2

pada siang hari karena insomnia, namun hanya 0,9% yang menjumpai dokter
dengan keluhan insomnia (Brown, 2009).

Insomnia juga banyak dialami oleh mahasiswa, penelitian sebelumnya
mengindikasikan bahwa mahasiswa cenderung mengalami masalah tidur.
Penelitian

systematic

review

tentang

masalah

tidur

pada

mahasiswa

mengungkapkan rata-rata durasi tidur mengalami penurunan dari 7.3 jam menjadi
6.87 jam dalam 10 tahun anatara 1979 sampai 1989, sedangkan jumlah mahasiswa

melaporkan mengalami masalah tidur meningkat dari 26,7% menjadi 68,3%
antara tahun 1982 sampai 1992 (Jensen, 2003). Penelitian lain, 75% mahasiswa
dilaporkan mengalami masalah tidur sesekali dan 15% mempunyai kualitas tidur
yang buruk (Buboltz, Brown and Soper, 2001). Masalah tidur dan kualitas tidur
yang buruk juga ditemukan lebih sering pada malam-malam selain akhir pekan
dibandingkan malam-malam akhir pekan pada sampel mahasiswa Cina (Tsai dan
Li, 2004).
Di Indonesia, prevalensi insomnia pada mahasiswa juga tinggi. Dewi
(2008), dari 104 mahasiswa di D.I. Yogyakarta terdapat 47 (45,19%) orang yang
didiagnosis menderita kurang tidur kronis, dari angka prevalensi sebesar 45,19%
ini sebanyak 26 orang (25%) laki-laki dan 21 orang lainnya (20,19%) adalah
perempuan.
Insomnia lebih umum di kalangan perempuan daripada laki-laki, dengan
rasio jenis kelamin sekitar 1,44 : 1. Insomnia lebih sering dikeluhkan di kalangan
wanita dibandingkan pada pria, dengan onset pertama sering dikaitkan dengan
kelahiran anak pertama atau saat menopause. (American Psychiatric Association,
2013).
Kecenderungan perempuan mengalami kejadian insomnia juga berlaku
pada mahasiswa di universitas . Hasil penelitian yang dilakukan Imadudin (2012)
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatulllah menunjukkan bahwa proporsi responden yang mengalami insomnia
pada laki-laki sebanyak 17,7 %. Sedangkan pada perempuan didapatkan sebanyak
32,3 % yang mengalami insomnia.

3

Mengacu pada uraian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Prevalensi Kejadian
Insomnia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun
2015”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah prevalensi kejadian
insomnia pada mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun
2015?

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui prevalensi kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kejadian insomnia berdasarkan jenis kelamin pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun
2015.
2. Mengetahui kejadian insomnia berdasarkan tahun angkatan pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun
2015.
3. Mengetahui kejadian insomnia berdasarkan derajat keparahan pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun
2015.

4

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Mengetahui prevalensi kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Sumatera Utara tahun 2015 dan juga sebagai dasar bahan
penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti
Meningkatkan pemahaman peneliti tentang kejadian insomnia pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015.
3. Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa berapa prevalensi kejadian
insomnia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara tahun 2015.