Prevalensi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Tipe Bahaya dengan Komplikasi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2013
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Djaafar (2007), Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah
inflamasi di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar
terus menerus atau hilang timbul, sekret dapat berupa encer atau kental, bening atau
berupa nanah. Dikatakan OMSK apabila proses tersebut sudah lebih dari 2 bulan.
Sedangkan menurut Verhoeff (2006) OMSK adalah stage kronik dari penyakit infeksi
telinga di middle ear-cleftt (tuba eustachius, kavum telinga tengah dan mastoid)
disertai membran timpani yang nonintact dan adanya discharge (otorrhoea ).
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2004 Otitis Media
Supuratif Kronik (OMSK) secara klinik didefinisikan sebagai inflamasi kronik
telinga tengah dan kavitas mastoid yang ditandai dengan keluarnya cairan dari telinga
atau otorrhoea yang terus menerus dan berulang dikarenakan perforasi dari membran
timpani. Perjalanan penyakit biasanya dimulai dari perforasi membran timpani yang
spontan dikarenakan Otitis Media Akut (OMA). Secara umum pasien yang menderita
perforasi membran timpani dan terus menerus mengeluarkan cairan mukoid dari
telinganya selama 6 minggu – 3 bulan dapat ditegakkan sebagai OMSK, menurut
WHO cukup lebih dari 2 minggu otorrhoea sudah dapat ditegakkan sebagai OMSK,
tetapi ahli THT lebih cenderung menegakkan suatu OMSK apabila sudah lebih dari 3
bulan proses infeksi masih berlangsung.
Berdasarkan penelitian WHO tahun 2004, OMSK secara global diderita oleh
65 – 330 juta penduduk di seluruh dunia dan OMSK terbanyak pada daerah Asia
Tenggara (India 7,8%, Korea 3,3%), Afrika (Tanzania 14%, Kenya 2,5-4,2%, Angola
3,4%) , dan Pasifik Barat (Filipina 3,2% China 4%) . OMSK tidak begitu sering
ditemukan di Amerika (Amerika-Brazil 1,2%), Eropa (United Kingdom 0,6 – 1,5%),
dan Timur tengah (Israel 0,3-0,95%). Tinggi atau rendahnya prevalensi tersebut
1
Universitas Sumatera Utara
2
dikategorikan oleh WHO, apabila lebih dari 4% (>4%) maka tempat tesebut
dikategorikan ―sangat tinggi‖, 2-4% dikategorikan ―tinggi‖, 1-2% dikategorikan
―rendah‖ dan sangat rendah apabila dibawah 1% (
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Djaafar (2007), Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah
inflamasi di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar
terus menerus atau hilang timbul, sekret dapat berupa encer atau kental, bening atau
berupa nanah. Dikatakan OMSK apabila proses tersebut sudah lebih dari 2 bulan.
Sedangkan menurut Verhoeff (2006) OMSK adalah stage kronik dari penyakit infeksi
telinga di middle ear-cleftt (tuba eustachius, kavum telinga tengah dan mastoid)
disertai membran timpani yang nonintact dan adanya discharge (otorrhoea ).
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2004 Otitis Media
Supuratif Kronik (OMSK) secara klinik didefinisikan sebagai inflamasi kronik
telinga tengah dan kavitas mastoid yang ditandai dengan keluarnya cairan dari telinga
atau otorrhoea yang terus menerus dan berulang dikarenakan perforasi dari membran
timpani. Perjalanan penyakit biasanya dimulai dari perforasi membran timpani yang
spontan dikarenakan Otitis Media Akut (OMA). Secara umum pasien yang menderita
perforasi membran timpani dan terus menerus mengeluarkan cairan mukoid dari
telinganya selama 6 minggu – 3 bulan dapat ditegakkan sebagai OMSK, menurut
WHO cukup lebih dari 2 minggu otorrhoea sudah dapat ditegakkan sebagai OMSK,
tetapi ahli THT lebih cenderung menegakkan suatu OMSK apabila sudah lebih dari 3
bulan proses infeksi masih berlangsung.
Berdasarkan penelitian WHO tahun 2004, OMSK secara global diderita oleh
65 – 330 juta penduduk di seluruh dunia dan OMSK terbanyak pada daerah Asia
Tenggara (India 7,8%, Korea 3,3%), Afrika (Tanzania 14%, Kenya 2,5-4,2%, Angola
3,4%) , dan Pasifik Barat (Filipina 3,2% China 4%) . OMSK tidak begitu sering
ditemukan di Amerika (Amerika-Brazil 1,2%), Eropa (United Kingdom 0,6 – 1,5%),
dan Timur tengah (Israel 0,3-0,95%). Tinggi atau rendahnya prevalensi tersebut
1
Universitas Sumatera Utara
2
dikategorikan oleh WHO, apabila lebih dari 4% (>4%) maka tempat tesebut
dikategorikan ―sangat tinggi‖, 2-4% dikategorikan ―tinggi‖, 1-2% dikategorikan
―rendah‖ dan sangat rendah apabila dibawah 1% (