Aktivitas Keagamaan Mahasiswa Muslim Anggota Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga - Test Repository
AKTIVITAS KEAGAMAAN MAHASISWA MUSLIM
ANGGOTA ORGANISASI MAHASISWA ISLAM SALATIGA
DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh: Titik Sholikhati NIM: 11114075
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
MOTTO
َ ن َْمُكُىْيَِدَْمُك َِهْيَِدَ يِنَ و
“Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku”
(QS. Al Kaafirun: 6)
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis susun dan persembahkan kepada: 1.
Kedua orang tuaku, bapak Roisul Amri dan ibu Istiyanah yang selalu menyayangi, memberikan semangat, dan senantiasa memberikan doa restu serta dukungan baik secara moral maupun material terhadap keberhasilan dan kesuksesan penulis.
2. Saudaraku, kakak Abdul Latif Aziz dan Indah Rahmawati yang tersayang yang selalu berpartisipasi memberikan dukungan, support, dan doanya
3. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag yang sudah membimbing dan mengarahkan sampai skripsi ini dapat tersusun dengan baik
4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M. Si yang sudah membimbing dari semester pertama sampai semester akhir
5. Bapak Drs. KH. Nasafi, M. Pd. I dan sekeluarga di PONPES NURUL
ASNA yang telah sudi menampung dan mendidik penulis selama kuliah 6. Teman-teman PAI, khususnya PAI B Angkatan 2014 7. Sahabat-sahabat PPL SMAN 1 Tuntang dan KKN Lemahireng, Kemusu 8.
Sahabat-sahabatku, Nur Zumrotus Sholikhah, Siti Maunah, Ardhi Suryaningtyas, Alfinalia Maulani Islamiyah, Novia Ananda Putri, Dwi Indriyani, Ma’rifatul Mustaniroh, Eka Rini, dan Heni Purwina Surya Agami 9. Teman-teman mahasiswa di UKSW, Gilang, Gibran, Lativah, Fajar dan
Qomariyah yang senantiasa membantu selama penelitian
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah i robbil’aalamiin, puji syukur dipanjatkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya yang telah diberikan kepada hambanya yang lemah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Aktivitas Keagamaan Mahasiswa Muslim Anggota Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga di Universitas Kristen Satya Wacana”
Shalawat beserta salam senantiasa tersanjungkan kehadirat Nabiyullah Muhammad saw, sebagai nabi akhir zaman yang mampu memberikan syafa’atnya kepada seluruh umatnya. Besar harapan agar dapat menjadi salah satu golongan umat beliau yang memperoleh syafa’at agung di hari kiamat nanti. Aamiin
Dalam penulisan skripsi ini, banyak sekali berbagai cobaan, godaan dan rintangan yang penulis hadapi. Namun berkat dorogan, bimbingan dan bantuan berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat tersusun. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. B apak Dr. H. Rahmat Hariyadi M. Pd, Ketua IAIN Salatiga 2.
Bapak Suwardi M. Pd, Ketua Dekan Tarbiyah IAIN Salatiga 3. Ibu Hj. Siti Rukhayati M. Ag selaku Dosen Ketua Jurusan PAI IAIN
Salatiga 4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang membimbing penulis dari semester pertama sampai semester akhir
ABSTRAK Sholikhati, Titik. 2018. Aktivitas Keagamaan Mahasiswa Muslim Anggota
Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag.
Kata Kunci: Aktivitas keagamaan Penelitian ini memberikan informasi kepada masyarakat bahwa penulis melakukan penelitian untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka. Pertanyaan itu tentang bagaimana bentuk aktivitas keagamaan mahasiswa muslim di UKSW?, apa saja hambatan yang di hadapi? dan bagaimana solusi mereka tetap bisa melaksanakan aktivitas keagamaan?. Diharapkan setelah diadakan penelitian ini, masyarakat lebih mengetahui dengan jelas atas dasar fakta-fakta yang diungkapkan oleh para mahasiswa di UKSW. Tidak hanya berkomentar yang tidak jelas tanpa dasar atas apa yang mahasiswa muslim kerjakan selama di kampus. Untuk itu penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana sebetulnya aktivitas keagamaan mahasiswa muslim yang kuliah di UKSW.
Penulis mengambil 3 informan untuk menjadi objek penelitian. Metode yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah dengan wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Kemudian data ditranskrip menjadi data yang lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak bentuk aktivitas keagamaaan yang dilakukan mahasiswa muslim di UKSW diantaranya Hablumminallah adalah sholat, berdo’a, dan puasa. Hablumminannas adalah berdakwah, tolong menolong dalam kebaikan, silaturahim antar teman, dan toleransi. Kemudian dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa hambatan ketika mahasiswa muslim melaksanakan aktivitas keagamaan yaitu kebijakan kampus yang mempersulit perijinan akan adaya kegiatan agama Islam, jam kuliah yang bersamaan dengan waktu sholat, fasilitas ruang ibadah yang kurang layak, pengaruh lingkungan, dan rasa malas dari diri sendiri. Akan tetapi penulis juga menemukan jika para mahasiswa memiliki solusi tersendiri agar dapat melaksanakan aktivitas keagamaan yaitu dengan memperbanyak teman terutama teman sesama muslim, meneguhkan iman, percaya diri dan pandai memanfaatkan waktu.
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO .................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. v MOTTO ........................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 E. Definisi Operasional .......................................................................... 7 F. Metode Penelitian .............................................................................. 8 G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 17 A. Pengertian Aktivitas Keagamaan ....................................................... 17 B. Motivasi Aktivitas Keagamaan .......................................................... 20
C. Bentuk Aktivitas Keagamaan.............................................................. 30
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..................... 33 A. Gambaran Umum Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga................. 33 1. Sejarah Berdirinya Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga............. 33 2. Visi dan Misi Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga...................... 35 3. Struktur Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga............................... 36 4. Tugas Pengurus .............................................................................. 36 B. Profil Informan ................................................................................. 37 1. Profil KG......................................................................................... 37 2. Profil GG......................................................................................... 38 3. Profil LT......................................................................................... 38 C. Temuan Penelitian ……………......……………….......................... 39 1. Bentuk Aktivitas Keagamaan Mahasiswa Muslim di UKSW........ 39 2. Motivasi Mahasiswa Muslim Melakukan Aktivitas Keagamaan... 49 BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 55 A. Kendala Mahasiswa Melaksanakan Aktivitas Keagamaan............... 55 1. Kendala Eksternal ......................................................................... 55 2. Kendala Internal............................................................................. 62 B. Solusi Mahasiswa Melaksanakan Aktivitas Keagamaan.................. 64 1. Solusi Eksternal.............................................................................. 64 2. Solusi Internal.................................................................................
69
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 72 A. Kesimpulan ....................................................................................... 72 B. Saran ................................................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Transkrip Wawancara Lampiran 2 : Dokumentasi Lampiran 3 : Riwayat Hidup Lampiran 4 : Daftar Nilai SKK Lampiran 5 : Surat Ijin Melakukan Penelitian Lampiran 6 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah W. H. Clark menyatakan bahwa beliau dengan tegas mengakui jika
tidak ada yang lebih sukar daripada mencari kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat definisi tentang agama. Oleh karena itu para tokoh keagamaan diberi kebebasan dalam mendefinisikan agama karena Clark juga mengatakan bahwa agama ialah sebuah pengalaman yang subyektif, intern dan individual sehingga beda orang beda pengalaman keagamaannya(Zakiah Daradjat, 1996: 3).
Untuk mendapatkan sebuah pengalaman setiap individu haruslah melakukan aktivitas yang berhubungan dengan hal tersebut. Misalnya yang terjadi pada seseorang yang sangat berpengalaman dalam bidang masak-memasak, dia mendapatkan pengalaman itu pasti dari seringnya ia mencoba berkarya atau praktik-praktik memasak yang tentunya ini merupakan aktivitas memasak. Begitu halnya dengan pengalaman keagamaan, pengalaman keagamaan akan diperoleh ketika kita telah melakukan aktivitas keagamaan.
Sesungguhnya efek dari kita mendapatkan pengalaman agama setelah melakukan aktivitas keagamaan ialah dapat menentramkan jiwa, menenangkan hati dan mengendalikan moral (Zakiah Daradjat, 1995: 62).
Dengan kata lain aktivitas keagamaan itu berbanding lurus dengan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Jika seseorang dalam melaksanakan aktivitas keagamaan itu dapat berjalan dengan baik, benar dan lancar maka ketentraman jiwa dan ketenangan hati pun tak hayal akan segera terrealisasi. Karena pada hakikatnya ketenangan dan ketentraman jiwa atau hati ialah suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia (Faridi, 2002: 21).
Kaitannya dengan aktivitas keagamaan di sini peneliti mencoba merumuskan manjadi dua yaitu aktivitas keagamaaan yang berhubungan dengan AllahSWT secara langsung dan aktivitas keagamaan yang berhubungan dengan sesama manusia. Jika dalam Islam yaitu
hablumminallah dan hablumminannas atau dengan kata lain dapat juga
diklasifikasikan ke dalam aktivitas keagamaan yang bersifat ritual tentu banyak sekali, akan tetapi peneliti hanya mengambil tiga contoh aktivitas keagamaan saja yaitu sholat yang meliputi sholat wajib 5 waktu (An- Nisa’: 103), sholat jum’at (Al-Jum’ah: 9), puasa yang meliputi puasa wajib yang salah satunya puasa romadhan (Al-Baqarah: 183) dan puasa sunnah, lalu yang terakhir adalah do’a (Al-Mu’min: 60). Sedang contoh aktivitas keagamaan yang berhubungan dengan sesama manusia atau
hablumminannas atau aktivitas keagamaan yang bersifat sosial ialah
tolong menolong dalam hal kebaikan (Al-Maidah: 2), menjaga tali silaturahmi (An- Nisa’: 1) antar sesama dengan mengadakan berbagai kegiatan keagamaan seperti perayaan hari besar keagamaan, kemudian dengan mengucap salam apabila bertemu sahabat ataupun teman (An- Nisa’: 86), menjenguk saudara atau teman yang sedang sakit(Al-Ahzab: 21), membantu mereka yang sedang kesusahan dengan harta atau tenaga(Al-Maidah: 2).
Apabila aktivitas-aktivitas keagamaan di atas dijalankan dengan baik dan benar maka jiwa akan menjadi tentram dan hati akan menjadi tenang. Tentu hal-hal demikian berlaku untuk semua lapisan masyarakat, mulai petani, pegawai, pengusaha, pebisnis dan mahasiswa. Pada kesempatan kali ini peneliti fokus pada kalangan mahasiswa sebagai agen
of change atau agen perubahan untuk menjadi lebih baik. Aktivitas
keagamaan pada kalangan mahasiswa tentu tidaklah berbeda dengan apa yang disampaikan di atas terutama mahasiswa di perguruan tinggi dengan
basic agama yang umum dan perguruan tinggi dengan basic agama Islam.
Akan tetapi ketika peneliti melihat beberapa teman mahasiswa muslim yang menempuh kuliahnya di perguruan tinggi dengan basic Kristen seperti Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga seketika di pikiran peneliti muncul pertanyaan, Bagaimana Aktivitas Keagamaan Mahasiswa di sana? Karena pada umumnya setiap perguruan tinggi memiliki visi dan untuk mewujudkan visi tersebut tentu mereka memiliki misi-misi tertentu.
Di antara visi dari Universitas Kristen Satya Wacana adalah “Menjadi Universitas Scientiarum, untuk pembentukan persekutuan pengetahuan tingkat tinggi, yang terikat kepada pengajaran kebenaran (alethea
) berdasarkan pada realisme Alkitabiah”. Salah satu misi untuk mewujudkan visi tersebut adalah “Melaksanakan Perguruan Tinggi
Kristen Indonesia, yang berarti bahwa hidup dan kegiatan-kegiatannya pada satu pihak mempunyai motivasi dan merupakan bentuk perwujudan Iman Kristen dan pada pihak lain menjawab secara tepat dan bertanggung jawab situasi sosiokultural dan kebutuhan bangsa serta negara Republik Indonesia ”(Tim Penyusun Universitas Kristen Satya Wacana, 2014: 11).
Dasar pendidikan yang diterapkan di Universitas Kristen Satya Wacana ialah mengacu pada Alkitab dan motivasi serta perwujudan iman mereka berdasar atas Iman Kristen. Di sini terjadi kontradiksi antara mahasiswa muslim yang berkeinginan untuk bisa menentramkan jiwa dan hati dengan aktivitas-aktivitas keagamaan Islam di kampus di sisi lain yakni dari pihak kampus memiliki visi dan misi yang kuat untuk mewujudkan Universitas Kristen dengan landasan Alkitab.Berawal dari latar belakang itulah peneliti berkeinginan untuk meneliti tentang Aktivitas Keagamaan Mahasiswa Muslim Anggota Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas keagamaan mahasiswa muslim di Universitas
Kristen Satya Wacana tahun 2017? 2. Apa saja kendala yang dihadapi mahasiswa muslim dalam melaksanakan aktivitas keagamaan di Universitas Kristen Satya
Wacana tahun 2017? 3. Bagaiman cara mahasiswa muslim di Universitas Kristen Satya
Wacanatahun 2017 agar dapat melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik?
C. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui bentuk aktivitas keagamaan mahasiswa muslim di Universitas Kristen Satya Wacanatahun 2017.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi mahasiswa muslim dalam melaksanakan aktivitas keagamaandi Universitas Kristen Satya Wacanatahun 2017.
3. Untuk mengetahui cara mahasiswa muslim di Universitas Kristen
Satya Wacanatahun 2017 agar dapat melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoritis Secara teori, penelitian ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi agama khususnya tentang aktivitas keagamaan serta yang tidak kalah penting yaitu menambah perbendaharaan keilmuan bagi siapapun yang membacanya.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan ilmu pengetahuan tentang aktivitas keagamaan mahasiswa yang nantinya dapat dijadikan sebagai referensi bagi peserta didik untuk dapat melaksanakan aktivitas keagamaannya dengan baik dan benar. Kemudian diharapkan dapat memberikan solusi atau jalan keluar bagi mahasiswa yang merasa kesulitan dalam melaksanakan aktivitas keagamaan di kampus. Yang terakhir diharapkan menjadi perhatian pihak kampus untuk bisa menyempurnakan sistem yang ada sehingga khususnya mahasiswa muslim yang menempuh kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana dapat lebih nyaman dalam melaksanakan aktivitas keagamaan dan nantinya tidak menutup kemungkinan di masa depan akan lebih banyak lagi kaum muslimin yang menempuh kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana.
E. Definisi Operasional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 23) bahwa aktivitas adalah kegiatan atau dapat juga disebut perilaku atau juga perbuatan, sedangkan kegiatan berasal dari kata giat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (200: 362) giat memiliki makna rajin, bergairah, bersemangat dan merupakan perbuatan usaha. Akan tetapi peneliti mengartikan aktivitas ialah perbuatan, yaitu perbutan yang dilaksanakan setiap hari dan merupakan suatu kegiatan.
Pada penelitian ini keagamaan peneliti fokuskan pada ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah SWT dan ibadah yang hubungannya dengan sesama manusia. Sedang mahasiswa muslim peneliti artikan sebagai setiap orang baik laki-laki maupun perempuan yang beragama Islam dan sedang menempuh proses pembelajaran di perguruan tinggi.
Jadi secara keseluruhan yang dimaksud dengan judul skripsi ini “Aktivitas Keagamaan Mahasiswa Muslim Anggota Organisasi Mahasiswa Islam Salatigadi Universitas Kristen Satya Wa cana Salatiga” adalah segala hal berupa kegiatan ataupun perbuatan dalam bidang ibadah baik ibadah langsung kepada Allah SWT maupun ibadah kepada sesama manusia yang dilakukan oleh mahasiswa muslim di Universitas Kristen Satya Wacana Salatigadengan objek penelitian yaitu mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga.
F. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian Fokus penelitian ini adalah mahasiswa muslim yang tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga. Oleh karena itu model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian kualitatif diskriptif. Tujuan dari penelitian ini agar subyek penelitian (informan) mendeskripsikan fakta-fakta atau kejadian yang mereka alami sendiri ataupun kelompok (Suryabrata, 2009: 18).
2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologis.
Menurut Suprayogo (2001: 19) pendekatan psikologis yaitu pendekatan untuk mencari pengetahuan tentang aspek batin dari kesadaran beragama, perasaan individu dan atau kelompok.
3. Subyek Penelitian Pada penelitian ini tempat yang peneliti pilih adalah salah satu organisasi ekstra kampus yang ada di Universitas Kristen Satya
Wacana yaitu OASIS (Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga). Sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Islam baik putra maupun putri. Dan penelitian ini meneliti tentang aktivitas keagamaan mahasiswa Islam yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana.
Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil key sampel saja sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian, yaitu mahasiswa (mencakup pengurus dan anggota Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga).
4. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a.
Metode Wawancara Wawancara ialah cara yang digunakan seseorang untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang informan (lawan bicara) dalam suatu proyek atau tugas (Koentjaraningrat, 1994: 129).
Metode wawancara digunakan untuk mengungkapkan secara mendalam tentang bagaimana mahasiswa muslim melaksanakan aktivitas keagamaan, mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan aktivitas keagamaan, dan mengetahui cara atau solusi agar mereka (mahasiswa muslim yang tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga) tetap bisa melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik. Dalam penelitian ini, pengurus Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga merupakan pihak pertama kali peneliti wawancarai. Tujuannya agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai sejarah berdirinya Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga, visi dan misi, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan, serta hal-hal yang berkaitan dalam rumusan masalah.
Kemudian anggota Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga merupakan pihak kedua dalam proses pengumpulan data dengan metode wawancara ini. Tujuannya untuk mengetahui lebih mendalam mengenai kondisi psikologi mereka sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga serta mengetahui bagaimana mereka melaksanakan aktivitas keagamaan di luar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga. Kemudian beberapa mahasiswa baik yang beragama Islam maupun non Islam di luar organisasi itu untuk memberikan pandangannya terhadap aktivitas keagamaan mahasiswa muslim.
b.
Metode Pengamatan Teknik pengamatan biasa digunakan untuk mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diteliti. Dan pada kesempatan kali ini peneliti menggunakannya untuk mengamati kegiatan keagamaan yang dilakukan mahasiswa muslim dalam Organisasi Mahasiswa Muslim Salatiga selama di kampus. Metode ini diharapkan bisa menjadi alat untuk membuktikan apakah data-data yang disampaikan melalui wawancara sama dengan apa yang diperoleh adalah data yang akurat dan tingkat kepercayaannya dapat dipertanggung jawabkan. Dalam proses pengamatan kali ini, peneliti hanya bertindak sebagai pengamat saja tanpa harus ikut serta dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh informan atau dengan kata lain metode pengamatan ini merupakan metode pengamatan non partisipasif (Sukmadinata, 2010: 220).
c.
Metode Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini berfungsi sebagai penguat akan data-data yang diperoleh di lapangan. Dokumentasi bisa berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011: 240). Dengan adanya dokumentasi dapat terlihat bukti riil berupa gambar ataupun foto pada waktu kegiatan mahasiswa OASIS berlangsung ataupun ketika peneliti sedang melakukan wawancara dengan para informan. Selain itu tentu dari pihak Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga juga memiliki dokumentasi-dokumentasi administratif seperti sejarah berdirinya, kegiatan-kegiatan yang pernah dilaksanakan, dan biodata-biodata anggota serta yang terakhir struktur organisasinya. Hal ini dapat digunakan sebagai lampiran untuk data tambahan dalam penelitian ini.
5. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif model alir Milles dan Huberman. Analisis data ini dilakukan secara terus menerus dari awal pengambilan data sampai data dirasa sudah jenuh atau tidak ada data baru yang ditemukan seperti jalannya air yang mengalir dari hulu ke hilir (Sugiyono, 2011: 246).
Analisis data ini meliputi pengumpulan data kemudian reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data kasar (data asli) yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi data dalam penelitian ini yaitu data yang dihasilkan dari pengamatan dan wawancara yang merupakan data yang masih mentah dan masih bersifat acak-acakan serta kompleks, oleh peneliti dilakukan penyusunan data yang relevan dan bermakna untuk disajikan dengan cara memilih data yang mengarah pada pemecahan masalah dan memilih data yang mengarah pada pemecahan masalah dan memilih data yang mampu menjawab permasalahan penelitian, selanjutnya disederhanakan.
Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang diperoleh dan memberikan kemungkinan bagi penarikan kesimpulan. Peneliti menyajikan data yang telah direduksi ke dalam laporan secara sistematik. Data disajikan dalam bentuk diskripsi mengenai aktivitas keagamaan mahasiswa.
Kesimpulan diambil setelah data difahami dengan seksama berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan untuk membentuk sebuah teori. Apabila ternyata kesimpulan akhir berbeda dengan teori di awal penelitian maka teori yang terdahulu tereliminasi dan digantikan teori yang ada sekarang.
6. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti merupakan syarat utama untuk mengadakan sebuah penelitian. Di sini, peneliti berperan sebagai pengamat dalam penelitian. Instrumen selain manusia memang penting keberadaannya, akan tetapi hanya sebagai pendukung tugas peneliti. Kehadiran peneliti ini juga diketahui statusnya oleh subjek atau informan yang ikut berperan dalam kelancaran jalannya penelitian.
7. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga. Sasaran penelitian ini adalah mahasiswa muslim baik putra maupun putri yang tergabung dalam organisasi ekstra kampus OASIS (Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga). Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga terletak di kota Salatiga dari arah Semarang. Letaknya yang strategis memudahkan akses para mahasiswa untuk sampai tempat kuliah dengan cepat. Waktu penelitian tanggal 3 November 2017 sampai selesai.
8. Pengecekan Keabsahan Temuan
Pengecekan keabsahan temuan ini dilakukan dengan cara triangulasi. Triangulasi merupakan cara pengecekan kredibilitas atau keakuratan data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2011: 241). Hal ini bertujuan untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama dan diperoleh dari berbagai pihak agar terhindar dari subjektivitas.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan dan dapat dimengerti oleh semua kalangan maka penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi Latar belakang masalah, Fokus penelitian, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Definisi operasional, dan Sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Pengertian aktivitas keagamaan, Motivasi aktivitas keagamaan dan Bentuk aktivitas keagamaan.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Gambaran umum Organisasi Mahasiswa Islam Salatiga, Profil informan, dan Temuan penelitian.
BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa muslim dalam melaksanakan aktivitas keagamaan di Universitas Kristen Satya Wacana dan Solusi mahasiswa muslim di Universitas Kristen Satya Wacana agar tetap dapat melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik.
BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Simpulan dan Saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Keagamaan Secara etimologi atau bahasa kata “aktivitas berarti kegiatan,
sedangkan kegiatan berasal dari kata giat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 362) memiliki makna rajin, bergairah, bersemangat dan merupakan perbuatan usaha. Rajin di sini diartikan sebagai perilaku yang dilakukan secara konsisten, terus menerus, tertata dan tertib. Konsisten berarti tidak berubah-ubah, terus menerus berarti tidak diam, tertata berarti rapi dan menimbulkan kesan keindahan apabila dipandang, serta yang terakhir adalah tertib atau berurutan. Kemudian selain rajin makna giat yang kedua ialah bergairah. Bergairah berarti sehat dan kuat, karena kata ini identik dengan keadaan jasmani manusia. Kesehatan merupakan salah satu diantara nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. Dengan kesehatan tubuh akan menjadi kuat dan memberikan kegairahan dalam beraktivitas.
Makna kata giat yang ketiga ialah semangat. Semangat atau spirit merupakan salah satu elemen penting yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan (aktivitas). Dengan adanya spirit, aktivitas yang dilakukan akan terasa ringan dan akan membuahkan hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan karena di dalam spirit terkandung power atau kekuatan yang berupa tenaga, fikiran dan keterampilan serta bertugas sebagai motor penggerak dalam tercapainya hasil kerja yang maksimal.
Usaha adalah makna kata giat yang ketiga. Usaha merupakan salah satu faktor utama tercapainya keberhasilan. Dengan usaha, cita dan harapan setiap manusia senantiasa akan terlaksana, apalagi jika hal ini diiringi dengan doa yang dipanjatkan kepada Allah Swt. Maka tidak salah jika usaha merupakan salah satu komponen dalam setiap aktivitas kehidupan termasuk aktivitas keagamaan.
Selanjutnya adalah arti kata “keagamaan”. Secara etimologi, “keagamaan” berasal dari kata agama yang memiliki arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 12) adalah sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan. Lalu dari kata agama tersebut mendapat imbuhan ke- -an yang menjadikan kata ini berbunyi keagamaan dan memiliki arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 12) segala sesuatu mengenai agama atau dapat dikatakan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama seperti ibadah dan mu’amalah.
Menurut istilah agama merupakan sepatah kata yang tidak asing ditelinga kita. Aturan atau tatacara hidup manusia dalam kehidupan yang berhubungan dengan Tuhan dan sesamanya adalah definisi secara sederhana. Akan tetapi definisi yang sempurna dan lengkap serta dapat diterima oleh semua kalangan belumlah dapat dirumuskan. Clark dalam buku karangan Zakiah Daradjat (1996: 3) menyatakan bahwa dengan tegas mengakui jika tidak ada yang lebih sukar daripada mencari kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat definisi tentang agama. Oleh karena itu para tokoh keagamaan diberi kebebasan dalam mendefinisikan agama, karena Clark juga mengatakan bahwa agama ialah sebuah pengalaman yang subyektif, intern dan individual sehingga beda orang beda pengalaman keagamaannya.
Lain halnya dengan Sigmund Freud di dalam buku Baharuddin (2005: 116) yang menyatakan bahwa agama berasal dari ketidakberdayaan manusia melawan ketentuan-ketentuan alami luar dan kekuatan naluri yang terdapat dalam dirinya sendiri. Agama pada tahap perkembangan awal manusia, timbul tatkala manusia belum mampu menggunakan rasionya untuk menjelaskan kekuatan-kekuatan alam, sehingga mereka harus mempersepsikan dan mengelolanya dengan bantuan kekuatan emosional. Freud juga mengungkapkan bahwasannya agama dalam ciri- ciri psikologis adalah sebuah ilusi, yaitu kepercayaan yang dasar utamanya adalah angan-angan. Manusia lari kepada agama akibat mereka tidak berdaya menghadapi permasalahan hidup dan bencana.
Sedikit berbeda dengan Freud, Samudi Abdullah (1981: 12) mengungkapkan bahwasannya agama ialah tata aturan yang datangnya dari Tuhan. Beberapa definisi itu mengandung persamaan-persamaan.
Adapun persamaan-persamaannya ialah adanya unsur sebagai berikut:
1. Percaya terhadap Yang Maha Tinggi yang disebut (dianggap sebagai) Tuhan.
2. Adanya kebaktian seseorang terhadap Tuhan.
3. Adanya aturan-aturan yang berasal dari Tuhan.
4. Menjalankan agama agar memperoleh perlindungan dari Tuhan.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa aktivitas keagamaan adalah segala kegiatan atau perilaku yang berhubungan dengan agama dan dilakukan secara sadar oleh manusia dalam bentuk ibadah dan mu’amalah.
B. Motivasi Aktivitas Keagamaan
Secara bahasa kata “motivasi” berasal dari Bahasa Inggris
motivation
yang kata kerjanya ialah motivate yang berarti “sebagai karakter dalam c erita atau permainan”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2007: 756) istilah motivasi berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Dalam istilah psikologi, motivasi adalah istilah umum yang merujuk pada perputaran pemenuhan kebutuhan dan tujuan tingkah laku (Baharuddin, 2005: 238). Dengan kata lain motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tingkah laku. Dorongan itu dapat muncul dari tujuan dan kebutuhan.
Berdasarkan munculnya, maka ada motivasi yang muncul dari dalam diri yang disebut dengan motivasi intrinsik yang bersifat batin dan ada pula yang berasal dari luar seseorang yang disebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi yang berasal dari luar diri ini dapat saja bersifat batin atau bersifat materi. Motivasi yang bersifat batin, contohnya: dorongan untuk memperoleh rasa penghormatan, pujian, kepuasan, kenikmatan, dan lain-lain. Sedangkan motivasi yang bersifat fisik atau materi, contohnya: untuk mendapatkan hadiah berupa materi, untuk mendapatkan uang dan lain sebagainya. Yang jelas motivasi itu merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa munculnya dorongan untuk berperilaku itu disebabkan oleh banyak hal. Berdasarkan sifat yang intrinsik, motivasi muncul sebagai akibat adanya 3 hal pokok, yaitu: kebutuhan, pengetahuan, dan aspirasi cita-cita. Sementara itu,
motivasi ekstrinsik muncul sebagai akibat adanya tiga pokok juga, yaitu:
ganjaran, hukuman, persaingan atau kompetisi. Ini semua memberikan dorongan dalam jiwa seseorang untuk melakukan perbuatan. Sejalan dengan itu, maka motivasi itu berguna dan bermanfaat bagi manusia sebagai penggerak tingkah laku, pengarah tingkah laku, penjaga dan penopang tingkah laku. Tidakkalah pentingnya adalah bahwa motivasi itu juga mempunyai peranan dan fungsi bagi manusia, yaitu: menolong manusia untuk berbuat dan bertingkah laku, menentukan arah perbuatan manusia dan menyeleksi perbuatan manusia.
Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa motivasi adalah dorongan yang sangat menentukan tujuan, tingkah laku dan perbuatan manusia termasuk dalam hal ini adalah motivasi melakukan aktivitas keagamaan atau dalam psikologi disebut motivasi perilaku beragama.
Persoalan perilaku beragama (aktivitas keagamaan) banyak dibahas oleh Sigmund Freud di dalam buku Baharuddin (2005). Freud memandang bahwasannya motivasi perilaku beragama (aktivitas keagamaan) yang dilakukan oleh manusia semata-mata didorong oleh keinginan menghindari keadaan bahaya yang mengancam dirinya dan memberi rasa aman bagi dirinya sendiri. Hal ini diungkapkan Freud ketika mengetahui bahwa manusia lari kepada agama saat mereka dalam keadaan tidak berdaya, sedang menghadapi masalah dan ditimpa bencana. Kaitannya dengan hal itu, manusia menciptakan suatu konsep yang dapat melindungi dirinya dari segala bahaya. Konsep itu tersimpul pada kata “Tuhan”(Baharuddin, 2005: 242).
Tuhan dipandang sebagai sesuatu yang dapat memberikan perlindungan, demikian juga sebaliknya dapat memberikan siksaan. Agar Tuhan senantiasa memberikan perlindungan maka harus dicari keinginan dan kehendak Tuhan dengan jalan melakukan aktivitas keagamaan (ibadah). Selain itu diusahakan untuk menjauhi segala yang dilarang-Nya, sehingga Tuhan senantiasa senang dan akan memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi manusia.
Lain halnya dengan Sigmund Freud, Nico Syukur Dister (1988: 74) mengungkapkan bahwa ada empat motivasi manusia melakukan aktivitas keagamaan (perilaku beragama), yaitu:
1. Untuk mengatasi frustasi
Psikologi menganalisa bahwa keadaan frustasi dapat menimbulkan seseorang melakukan aktivitas keagamaan. Orang yang mengalami frustasi, tidak jarang mulai berkelakuan religius. Dengan jalan itu ia berusaha mengatasi frustasinya. Dalam pembahasan kali ini ada empat penyebab frustasi pada manusia, yaitu: a.
Frustasi karena alam Yang dimaksud “alam” di sini ialah dunia yang dibutuhkan jasmani manusia untuk hidup. Dunia jasmani, haruslah menyediakan udara, makanan, minuman dan pakaian demi memenuhi kebutuhan agar kelangsungan hidup manusia terjamin.
Bila timbul kesukaran dalam mendapatkan kebutuhan jasmani tersebut, maka manusia akan mengalami frustasi. Dalam hal ini frustasi memang tidak terelakan lagi. Sebab pada akhirnya manusia akan selalu dikalahkan oleh alam. Meskipun saat ini manusia telah mengembangkan teknologi untuk menguasai alam.
b.
Frustasi Sosial Frustasi sosial dalam hal ini ialah adanya konflik antara individu dengan masyarakat yang mengakibatkan manusia merasa tidak bahagia, merasa kurang nyaman dan merasa kurang aman bagi dirinya maupun keluarganya. Di dalam suatu komunitas masyarakat, tentu tidaklah heran jika terjadi perbedaan dan gesekan. Mulai dari perbedaan pendapat tentang tatanan kehidupan bermasyarakat, sampai perbedaan sekte antara si kaya dengan si miskin, si ganteng atau cantik dengan si jelek.
Hal-hal sepele demikianlah yang sering menjadikan individu mengalami frustasi sosial.
Di dalam agama Islam, tentu sudah menjadi fondasi kokoh yang harus ditanamkan sejak dini bahwa perbedaan itu merupakan rahmat dari Allah Swt yang diberikan kepada manusia. Akan tetapi perlu disadari bahwa setiap individu memiliki tingkat kecerdasan emosional sendiri-sendiri dalam menghadapi perbedaan. Oleh karena itu sampai kapanpun frustasi sosial akan tetap menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat yang tidak bisa dihilangkan.
c.
Frustasi Moral Frustasi moral dalam hal ini diartikan sebagai rasa bersalah.
Menurut Freud di dalam buku Dister (1988: 92), banyak praktek religius yang berfungsi sebagai obat untuk menyembuhkan orang dari rasa bersalah atau dengan kata lain orang mempergunakan agama untuk mengatasi kesukaran psokologi dan moral. Agama memang dapat membawa pemecahan bagi kesulitan yang mereka alami. Sebab dengan mengakui kesalahannya kemudian bertobat dihadapan sang Maha Kuasa, maka psikologi manusia akan merasa lega dan merasa dibebaskan dari beban. Dengan demikian jelas kiranya bahwa frustasi moral merupakan salah satu motivasi psikologi untuk melakukan aktivitas religius.
d.
Frustasi Karena Maut Kematian merupakan kejadian yang tidak akan terelakan oleh setiap individu. Kapan terjadinya semua orang tidak ada yang mengetahui. Tua ataupun muda semuanya memiliki peluang akan kematian. Kejadian ini menyebabkan psikologi setiap individu merasa frustasi. Kegelisahan kapan maut akan menjemput selalu membayangi perasaan di dalam diri. Untuk dapat mengatasi rasa frustasi itu, individu akan bertindak semakin religius dengan melakukan aktivitas-aktivitas keagamaan. Dengan melakukan aktivitas ini diharapkan akan datang tokoh yang Maha Kuasa dan dapat menyelamatkan dirinya dari maut. Tokoh Maha Kuasa ini dianggapnya sebagai Tuhan.
2. Sarana Untuk Menjaga Kesusilaan dan Tata Masyarakat
Motivasi dalam melakukan aktivitas keagamaan (perilaku beragama) bukan hanya untuk mengatasi frustasi, akan tetapi motivasi moral dan sosial seperti menjaga norma kesusilaan dan norma kemasyarakatan merupakan salah satu motif yang tidak bisa ditinggalkan. Dapat dimengerti dan dihargai ketika orang tua mendidik anaknya secara religius tetapi tanpa bermotivasi religius melainkan bermotivasi moral atau sosial. Motivasi para orang tua itu pun wajar dan luhur karena disatu sisi ini merupakan tanggung jawab atas keluarga dan masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri ketika seseorang mulai terjun di dalam masyarakat. Moral, sopan santun, toleransi dan lain sebagainya haruslah selalu dijaga dengan baik. Di dalam agama Islam, ada konsep yang dinamakan hablum minannas atau cara beribadah yang baik antar sesama manusia (hubungan antar sesama manusia). Di dalam konsep ini diajarkan bahwasannya hubungan yang terjalin antar individu haruslah selalu dijaga. Silaturahim, saling toleransi, bertutur kata yang baik, menjaga kehormatan diri dengan berpakaian yang sopan merupakan aplikasi dari konsep tersebut. Oleh karena itu bukanlah hal yang salah jika motivasi dalam menjalankan perilaku beragama ialah untuk menjaga kesusilaan dan norma kemasyarakatan.
3. Sarana untuk Memuaskan Intelek yang ingin Tahu
Di samping motivasi-motivasi yang sudah dikemukakan, masih ada motivasi psikologis lain untuk melakukan aktivitas keagamaan.
Motivasi itu ialah sarana untuk memuaskan intelek yang ingin tahu.
Kaitannya dengan hal ini dilatarbelakangi dan diresapi oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang sukar dijawab hanya dengan mengandalkan ilmu pengetahuan dan filsafat saja tanpa memperdulikan agama. Sebagai contoh:
“Dari mana anda berasal? Apa tujuan anda? Mengapa anda ada? Siapa yang menciptakan anda? Apa tugas utama anda hidup di dunia?”. Seseorang seringkali merasa bingung dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu, karena didalam filsafat dan ilmu pengetahuan tidak ada sumber dari segala sumber yang terpercaya dan Maha Kuasa yang biasa menjawab pertanyaan itu. Lain halnya dengan agama, agama secara jelas dan tegas memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan vital tersebut. Sebagai contoh, agama Islam menjawab salah satu pertanyaan yaitu “Apa tujuan hidup anda?”.
Jawaban atas pertanyaan ini dijawab Islam di dalam Al-Quran surat Al- An’am: 162 dan 163.
إ َْمُق َ ِّبَ رَِهه َِهْيِتا م م و يا يْح َ مَ وَْيِكُسُوَ وَْيِتَ لا صََّن َ نا عْنا
َ هْيِمِهْسُمْناَُلَّو اا و اَ وَُتْزِمُاَ كِن َ ذِبَ وَُه نَ كْيِز ش لاَ هْيِم
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan seluruh alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim
)”. Kemudian disurat yang lain yaitu surat Adz-Dzariyat: 56.
َ و َِنْوُدُبْع يِنََّلااَ سْوِلااَ وََّهِجْناَُتْق هُخَا م
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku”. Di dalam ayat ini diterangkan bahwasannya Allah menciptakan jin dan manusia tidak lain hanyalah untuk menyembah-Nya. Ayat ini merupakan jawaban perihal pertanyaan tentang tugas utama manusia hidup di bumi.