BAB IV - DOCRPIJM 515813c926 BAB IVBAB IV RENCANA PEMBANGUNAN AKHIR

BAB IV RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN BENGKAYANG

4.1. Rencana Pembangunan Berdasarkan Pembagian Wilayah Pembangunan

  Guna memfokuskan strategi pembangunan, Kabupaten Bengkayang membagi wilayah pembangunan menjadi tiga, yaitu :

  1. Wilayah perbatasan (Wilayah pembangunan I),

  2. Wilayah hinterland (Wilayah pembangunan II), 3. Wilayah pesisir (Wilayah pembangunan III).

  • Wilayah Pembangunan I Wilayah pembangunan I merupakan kawasan yang menjadi karakteristik khusus Kabupaten Bengkayang. Wilayah ini diarahkan untuk pengembangan perkebunan, pertanian (khususnya pertanian lahan kering dan pertanian beririgasi) serta agropolitan, pariwisata dan kawasan lindung untuk menjamin ketersediaan air dan mengurangi kerawanan bencana. Kecamatan-kecamatan yang masuk dalam Wilayah Pembangunan I adalah : Jagoi Babang, Seluas dan Siding.
  • Wilayah Pembangunan II Wilayah pembangunan II diarahkan untuk pusat pemerintahan, pelayanan jasa (pendidikan dan kesehatan) dan perdagangan. Kota Bengkayang yang merupakan ibu kota kabupaten berada di wilayah ini. Wilayah ini juga merupakan pusat utama pertumbuhan seluruh kabupaten. Kecamatan-kecamatan yang masuk dalam Wilayah Pembangunan I adalah : Sanggau Ledo, Ledo, Lumar, Suti Semarang, Tujuh Belas, Sungai Betung, Teriak,
  • Wilayah Pembangunan III Wilayah pembangunan III diarahkan untuk industri, perikanan, perdagangan, pariwisata dan pertanian dataran rendah. Wilayah ini memiliki aksesibilitas yang baik dengan kabupaten dan kota lainnya di Kalimantan Barat.

  IV-1 Kecamatan-kecamatan yang masuk dalam Wilayah Pembangunan I adalah : Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Capkala, Samalantan dan Monterado. Gambar berikut menampilkan wilayah pembangunan di Kabupaten Bengkayang :

  KAWASAN PEMBANGUNAN I : Wilayah Perbatasan Ibu Kota Kabupaten : Kota Bengkayang

  KAWASAN PEMBANGUNAN II : Wilayah Hinterland KAWASAN PEMBANGUNAN III : Wilayah Pesisir

Gambar 4.1. Kawasan Pembangunan di Kabupaten Bengkayang

  Fokus pembangunan diarahkan pada Wilayah perbatasan (Wilayah pembangunan I). Secara berturutan kemudian akan menyusul Wilayah pembangunan II dan III. Alasannya adalah: Wilayah Pembangunan III yang menjadi karakteristik khusus Kabupaten Bengkayang justru merupakan kawasan yang paling tertinggal dan menghadapi tantangan besar yaitu keterisolasian serta lemahnya kelembagaan.

  IV-2 Tantangan lain yang dihadapi oleh kawasan peratasan adalah sebagaimana yang diuraikan berikut ini : a. Kendala geografis yaitu kawasan perbatasan yang sangat luas mengakibatkan rentang kendali dan penanganan kawasan perbatasan menghadapi kendala yang cukup berat dalam penyediaan sumber daya dana maupun manusia.

  b. Pengelolaan perbatasan memerlukan koordinasi antara instansi-instansi terkait ditingkat daerah maupun pusat.

  c. Belum adanya Pos Pemeriksaan Lintas Batas yang ada hanya Pos Lintas Batas di Kecamatan Jagoi Babang bila dibandingkan dengan garis perbatasan yang begitu panjang yaitu ± 76,564 Km.

  d. Perbedaan tingkat kesejahteraan yang besar antara penduduk perbatasan di Wilayah Kabupaten Bengkayang dengan Penduduk Perbatasan di Wilayah Serawak (Malaysia Timur).

  e. Belum tersusunnya tata ruang wilayah perbatasan dan tata ruang kawasan pintu gerbang lintas batas.

  f. Masih adanya kegiatan pelanggaran hukum seperti penyelundupan kayu dan barang serta pengiriman TKI ilegal.

  g. Belum dimanfaatkannya secara maksimal potensi sumber daya alam, budaya dan pariwisata di wilayah perbatasan yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan daerah.

  h. Terbatasnya ketersediaan prasarana dan sarana terutama sarana dasar berupa sarana sosial, ekonomi seperti transportasi dan komunikasi serta sarana keamanan yang penting untuk menjaga keutuhan dan kedulatan negara i. Terjadinya degradasi hutan dan kerusakan lingkungan disebabkan adanya kegiatan eksploitasi sumber daya alam secara illegal sehingga rawan terhadap bencana alam. Kondisi tersebut membuat Kawasan Pembangunan I menjadi kawasan yang paling kapasitas kelembagaan Kawasan pembangunan lainnya (Kawasan II dan III) relatif lebih baik kondisinya dilihat dari aspek keterisolasian (aksesibilitas), ketersediaan infrastruktur dan kelembagaan.

  IV-3

4.2. Skenario Pengembangan Sistem Prasarana Wilayah

  • Air bersih dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah;
  • Pengembangan prasarana air irigasi dengan membangun dan memelihara bendung, waduk dan emb
  • Penetapan zona pengelolaan sumber daya air sesuai dengan keberadaan wilayah sungai dan pada zona kawasan lindung tidak diizinkan pemanfaatan sumber daya air untuk fungsi budi daya dan pertambangan;
  • Areal lahan irigasi teknis tetap dipertahankan agar tidak berubah fungsi dan atau peruntukan lain, apabila terpaksa harus berubah fungsi maka wajib disediakan areal lahan baru dengan luasan yang sama serta dilengkapi prasarana irigasi teknis.
  • Rencana pengembangan sumber energi terbarukan.

  IV-4

  Rencana pengembangan sistem prasarana wilayah di Kabupaten Bengkayang meliputi:

  1. Arah Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi, terdiri dari prasarana jalan umum yang dinyatakan dalam status (jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten) dan fungsi jalan (jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan) serta prasarana terminal. Berdasarkan sistem jaringan jalan dibagi menjadi sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Pengembangan prasarana jalan meliputi pengembangan jalan antara desa (jalan poros) atau antara desa dan kota yang bertjuan untuk membuka keterisolasian, mendorong pertumbuhan ekonomi serta membuka akses kepada pelayanan jasa. Termasuk didalamnya adalah pembangunan jalan baru dan pengembangan/peningkatan jalan yang sudah ada.

  2. Pengembangan Sistem Prasarana Sumber Daya Air diarahkan untuk:

  3. Pengembangan Sistem Prasarana Energi diarahkan untuk: mikro hidro dan energi surya yang akan dikembangkan di wilayah yang terpencil dan energi biogas dikembangkan di wilayah pertanian/peternakan;

  4. Pengembangan Sistem Prasarana Telekomunikasi diarahkan untuk:

  • Penyempurnaan perangkat komunikasi dan informasi untuk tujuan pelayanan publik, seperti: sistem kabel, sistem seluler dan sistem satelit;

  5. Pengembangan Sistem Pelayanan Publik, diarahkan untuk:

  • Mengembangkan dan memelihara prasarana dan sarana guna kenyamanan masyarakat dalam memanfaatkan ruang publik;
  • Menata ruang publik, seperti: pengembangan dan pemeliharaan terminal, pasar, kompleks pertokoan, lingkungan peribadatan, lahan parkir, taman kota, hutan kota (ruang terbuka hijau) dan trot
  • Penyempurnaan penataan kantor pelayanan publik, meliputi: perkantoran pemerintah dan rumah sakit.

  6. Pengembangan Sistem Prasarana Lingkungan dan Pengelolaan Sampah, diarahkan pada pengelolaan prasarana yang digunakan untuk lintas wilayah.

  Prasarana pengelolaan sampah, meliputi: tempat pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA). Pengembangan sistem prasarana pengelolaan persampahan, meliputi:

  • Kerja sama antar wilayah kecamatan dalam penanggulangan masalah sampah, terutama di wilayah perkotaan;
  • Penempatan TPA sesuai dengan persyaratan teknis dengan memperhatikan daya dukung lingkungan; - Pengembangan dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan.

  

4.3. Skenario Pengembangan Sektor/Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten

Bengkayang

  Strategi/skenario pengembangan sektor bidang Cipta Karya di wilayah Kabupaten Bengkayang diarahkan pada wilayah perbatasan dengan fokus pada: 1. Pembukaan akses untuk mengurangi keterisolasian.

  3. Penyediaan sarana sanitasi dasar (air bersih, drainase dan sampah padat). Tujuannya adalah menciptakan kawasan perbatasan maju dan mandiri serta dapat menjadi identitas kabupaten/negara.

  Strategi yang akan dikembangkan mempunyai tujuan untuk:

  IV-5

  IV-6

  1. Mengembangkan sarana dan prasarana yang dapat mendorong kemajuan wilayah.

  2. Mengembangkan sarana dan prasarana yang berkaitan atau yang dapat mendorong peningkatan dengan aktivitas sosial-ekonomi penduduk.

  3. Mencipakan kehidupan yang sehat, nyaman, aman dan sejahtera. Uraian strategi menurut bidang kegiatan dalam lingkup ke-Cipta Karya-an diuraikan pada bagian berikut ini.

  4.3.1. Strategi Pengembangan Sub Bidang Pengembangan Permukiman

  Strategi pengembangan pada sub bidang pengembangan permukiman difokuskan pada pembangunan, peningkatan dan perbaikan jalan perdesaan atau jalan poros yang bertujuan untuk: 1. Membuka akses (membuka keterisolasian wilayah).

  2. Menghubungkan desa dengan pusat-pusat pertumbuhan.

  3. Menghubungkan desa dengan pusat-pusat pelayanan.

  4. Menghubungkan desa dengan desa lain atau desa dengan kota kecamatan dan kota kabupaten.

  5. Mendorong pergerakan manusia, barang dan jasa yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteran hidup.

  6. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan transportasi.

  4.3.2. Strategi Pengembangan Sub Bidang Air Minum

  Strategi pengembangan air minum diarahkan pada:

  1. Perluasan pelayanan air bersih perdesaan melalui pemanfataan sumber- sumber air baru dan perluasan jaringan transmisi/distribusi.

  2. Penambahan kapasitas pelayanan sehingga selain dapat memenuhi kebutuhan minimum per orang juga dapat menambah jumlah orang yang kawasan yang dapat dilayani dengan sistem penyediaan air bersih.

  3. Pembangunan instalasi air bersih di kota-kota pusat pertumbuhan baru, khususnya yang berda di sepanjang perbatasan.

  IV-7

  5. Memperkuat kapasitas lembaga pengelola persampahan.

  3. Pengembangan drainase dilakukan melalui perbaikan jaringan, perluasan

  2. Mencegah terjadinya banjir di wilayah pemukiman penduduk.

  1. Memperbaiki kualitas lingkungan dengan meniadakan genangan yang berpotensi menjadi tempat berbiaknya vektor penyakit atau dapat menjadi sumber pencemar atau yang dapat menjadi tempat transmisi penyakit.

  Strategi pengembangan drainase diarahkan pada:

  4.3.4. Strategi Pengembangan Sub Bidang Drainase

  6. Pengembangan kemitraan dengan swasta.

  4. Mengedepankan peran dan partisipasi aktif masyarakat sebagai mitra dalam pengelolaan sampah.

  4. Membangun sarana pengolahan air bersih di setiap wilayah kecamatan sehingga air dari sumber dapat ditingkatkan kualitasnya sebelum didistribusikan ke penduduk.

  3. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya.

  2. Penciptaan peluang untuk berusaha dari pengolahan sampah yang berwawasan lingkungan dengan menerapkan konsep usaha daur ulang sampah, pemanfaatan kembali sampah, energy recovery (pemulihan energi) dari sampah dan pengomposan berbahan baku sampah.

  1. Pelaksanaan atau penyiapan lahan untuk pengolahan persampahan (pembuatan instalasi pengolahan sampah terpadu).

  Strategi pengembangan persampahan diarahkan pada:

  4.3.3. Strategi Pengembangan Sub Bidang Persampahan

  5. Menyediakan pelayanan air bersih yang andal baik dari segi kualitas, kuantitas maupun kontinuitas.

  4. Peningkatan mutu jarigan drainase menuju sistem drainase yang lebih sehat. Misalnya dengan pemisahan antara saluran air hujan dan saluran air kotor, penggunaan saluran tertutup untuk air kotor dan konstruksi saluran yang lebih baik sehingga mengurangi kontaminasi air tanah oleh air kotor dari dalam saluran.

  4.3.5. Strategi Pengembangan Sub Bidang Air Limbah, meliputi:

  Strategi pengembangan air limbah diarahkan pada:

  1. Menyediakan sistem pengolahan air limbah individual (on-site) di rumah penduduk.

  2. Mengembangkan sistem pengolahan limbah komunal (off-site) di pemukiman penduduk terutama di perkotaan atau pemukiman padat dan kumuh.

  3. Mengembangkan sistem pengolahan air limbah mandiri yang terdesentralisasi untuk kawasan terpencil.

  4. Mengembangkan teknologi pengolahan air limbah yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan iklim setempat, serta sedapat mungkin mengoptimalkan kondisi biofisik, sehingga dapat mendukung perkembangan pengolahan air limbah berbasis masyarakat.

  5. Mengembangkan sistem pengolahan air limbah yang dapat memenuhi standar baku mutu internasional khususnya di pusat pertumbuhan kawasan perbatasan (kota-kota perbatasan).

  6. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah.

  4.3.6. Strategi Pengembangan Sub Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan

  Strategi pengembangan prasarana permukiman diarahkan pada:

  1. Diarahkan untuk menyediakan rumah sehat, layak huni dan terjangkau bagi masyarakat.

  2. Menyediakan fasilitas dasar pada kawasan permukiman seperti pendidikan, ibadah, kesehatan dan keamanan. kamtibmas atau bencana alam.

  4. Pengembangan permukiman baru dan kawasan perkotaan/perdesaan diperbatasan yang memenuhi kebutuhan ruang sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia dan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.

  IV-8