Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua Dengan Akhlakul Karimah Pada Siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016 - Test Repository

  

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA

DENGAN AKHLAKUL KARIMAH PADA SISWA MI

MIFTAHUL HUDA KEC. PULOKULON KAB. GROBOGAN

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh :

UMUL AULIYAH

115 11 066

  

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA

DENGAN AKHLAKUL KARIMAH PADA SISWA MI

MIFTAHUL HUDA KEC. PULOKULON KAB. GROBOGAN

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh :

UMUL AULIYAH

115 11 066

  

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

َ ي َب هْي ل عَُة رب جِهْلا وَُسبَّنلاَب هُدْىُق وَاًرب نَْمُكِلْه ا وَْمُكِسُفْن اَاْىُقََاْىُن مَ أَنْيِذَّلاب هُّي اَب ) 6 َ: َمْيِزْحَّتلا(َ نْوُز مَْؤُيَب مَ نْىُل عْف ي وَْمُه ز م اب مَ اللهَ نْىُصْع يَ لاٌَدا دِشٌَظ لاِغَُة كِئ ل م

  

“wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak

durhaka kepada allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada

mereka dan selalu mengerjaka n apa yang diperintahkan” Q.S AT-

TAHRIIM. (Kemenag. 2010:560)

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahan skripsi ini kepada : 1.

  Bapak dan mamak tercinta (Syamsudin dan Minarsih) yang hingga kini ananda belum bisa membalas segenap curahan kasih sayang, tetesan keringat, air mata dan doa dengan penuh keikhlasan, semoga beliau tetap dalam limpahan rahmat-Nya, aamiin.

  2. Saudara-saudaraku (latifah dan asep) yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Sahabat-sahabatku nurul, evi, nila, mbak shol dan teman-teman PGMI angkatan 2011 yang selalu bersama dalam suka dan duka.

  4. Keluarga kamar 9 tersayang mb fafa, mb eva, zum dan juga keluarga besar Pondok Pesantren Al-Muntaha yang selama ini selalu memberikan dukungan dan semangat.

  5. Pembaca yang budiman.

  

KATA PENGANTAR

ميحزلا همحزلا الله مسب

  Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat allah swt atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi muhammad saw.

  Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah menyelesaikan skripsi dengan judul

  “PENGARUH PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA

DENGAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA MI MIFTAHUL HUDA

KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN TAHUN

AJARAN 2015/2016 ”.

  Sebagai manusia yang serba kekurangan, penulis sadar bahwa skripsi ini merupakan tugas yang tidak mudah dan tidak akan terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga 3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah

  Ibtidaiyah yang telah memberikan kesempatan serta saran yang membangun kepada penulis

  4. Ibu Siti Farikhah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga 6.

  Bapak Ahmad Halimi S.Ag. selaku kepala sekolah MI Miftahul Huda Jambon Kec Pulokulon Kab Grobogan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meneliti.

  7. Guru dan karyawan MI Miftahul Huda Jambon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan yang telah banyak membantu dalam melaksanakan penelitian.

  Semoga amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari allah swt, mudah- mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pada khususnya penulis.

  Salatiga, Maret 2016 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................ i HALAMAN BERLOGO ......................................................... ii

HALAMAN JUDUL ................................................................ iii

PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................. v

KEASLIAN TULISAN ........................................................... vi

HALAMAN MOTTO .............................................................. vii

PERSEMBAHAN ................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................... xi

ABSTRAK ................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................

  1 B. Rumusan Masalah ........................................................

  4 C. Tujuan Penelitian .........................................................

  5 D. Hipotesis ...................................................................

  5 E. Manfaat Penelitian ........................................................

  6

  F. Definisi Operasional ......................................................

  7 G. Metode Penelitian .........................................................

  9 H. Sistematika Penulisan ...................................................

  14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Keagamaan Orang Tua .................................

  16 B. Akhlakul Karimah ........................................................

  25 C. Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua Dengan

Akhlakul Karimah........................................................

  37 BAB III HASIL PENELITIAN

  A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ...................................................................

  40 B. Penyajian Data ..............................................................

  44 BAB VI Analisis Data A. Analisis Pertama ...........................................................

  52 B. Analisis Kedua ..............................................................

  61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................

  67 B. Saran ...................................................................

  78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

ABSTRAK

Auliyah, Umul.

  2016. “Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua Dengan

  Akhlakul Karimah Pada Siswa MI Miftahul Huda Kecamatan

Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016

  ”. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing : Hj. Siti Farikhah, M. Pd. Kata Kunci : Perilaku Keagamaan Orang Tua dengan Akhlakul Karimah

  Siswa Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Bagaimanakah perilaku keagamaan orang tua pada siswa MI Miftahul Huda Kecamatan

  Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016? 2). Bagaimanakah akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016? 3). Apakah ada hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah pada siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016?

  Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Korelatif. Penelitian ini di lakukan di MI Miftahul Huda Jambon. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket, observasi dan dokumentasi. Obyek dari penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI yang berjumlah 64 orang. Analisis data dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

  Berdasarkan hasil uji statistik bahwa untuk N = 64 pada taraf signifikasi 1% adalah 0,317 dan adalah 0,379 jadi 0,379 > 0,317 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Maka > , maka terbukti bahwa ada pengaruh positif antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa. Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan yang berbunyi ada ada hubungan antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan adalah dapat diterima atau terbukti benar, ini berarti bahwa semakin baik perilaku keagamaan orang tua maka semakin baik pula akhlakul karimah siswa.

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar sarana prasarana MI Miftahul Huda ..........................

  42 Tabel 3.2 Daftar guru MI Miftahul Huda .............................................

  43 Tabel 3.3 Jumlah siswa MI Miftahul Huda ...........................................

  43 Tabel 3.4 Daftar nama responden MI Miftahul Huda ...........................

  45 Tabel 3.5 Daftar jawaban angket perilaku keagamaan orang tua siswa

  47 Tabel 3.6 Daftar jawaban angket akhlakul karimah siswa ....................

  50 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi jawaban perilaku keagamaan orang tua

  53 Tabel 4.2 Daftar nilai perilaku keagamaan orang tua ...........................

  53 Tabel 4.3 Prosentase perilaku keagamaan orang tua ............................

  56 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi jawaban akhlakul karimah siswa ..........

  58 Tabel 4.5 Daftar nilai akhlakul karimah siswa .....................................

  58 Tabel 4.6 Prosentase akhlakul karimah siswa ......................................

  61 Tabel 4.7 Product Moment ............................................................................

  63

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Perilaku Keagamaan Orang Tua ...........................

  71 Lampiran 2 Angket Akhlakul Karimah Siswa ......................................

  74 Lampiran 3 Nota Pembimbing ..............................................................

  77 Lampiran 4 Surat Pengantar Lembaga ..................................................

  78 Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ..............................................

  79 Lampiran 6 Lembar Konsultasi .............................................................

  80 Lampiran 7 Lembar SKK ......................................................................

  82 Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup Penulis ...........................................

  86

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam GBHN (ketetapan MPR No. IV/MPR/1993), berkenaan

  dengan pendidikan dikemukakan antara lain sebagai berikut: “pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antar kelua rga, masyarakat dan pemerintah” (Zakiah Daradjat, 2010:35)

  Muhammad Quthb, dalam Kitab Manhaj Tarbiyah Islamiyah (dalam Khalid Ahmad Syatut, 2007:17), mengatakan bahwa rumah, keluarga, sekolah, jalan, dan lingkungan merupakan pilar pendidikan utama. Akan tetapi, rumah dan keluarga merupakan institusi paling pertama yang dapat memberikan pengaruh kepada anak. rumah dan keluarga juga pilar yang paling kuat dibandingkan dengan pilar yang telah disebut diatas. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dibandingkan ditempat lainnya sehingga orang tua menjadi sosok yang yang paling dominan mempengaruhinya.

  Dalam pandangan Islam, sejak dilahirkan, manusia telah dianugerahkan potensi keberagamaan. Potensi baru ini dalam bentuk sederhana, yaitu berupa kecenderungan untuk tunduk dan mengabdi kepada sesuatu. Agar kecenderungan untuk tunduk dan mengabdi ini tidak salah, maka perlu adanya bimbingan dari luar. Secara kodrati orang tua merupakan pembimbing pertama yang mula-mula dikenal anak. oleh karena itu, Rasul Allah SAW. Menekankan bimbingan itu pada tanggung jawab kedua orang tua. Dalam sabda Rasul Allah SAW.

  

ج ي ا ص ى ي ا ٍ ف آ ط لا ّ ل ذ ي ال ه

س َ ز َ د ُ ي ز ع ُ ل د ُ ُ ل

ً وب ً وا ً وا يا ب ُ ة ف ا م ب

م

  م م )ِربخبلا ياَر (

  Yang artinya: “Setiap bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah (suci).

  Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi ” (H.R. Bukhari).

  Hadist diatas mengindikasikan, bahwa pengaruh bimbingan orang tua memiliki peran strategis dalam membentuk jiwa agama pada diri anak.

  Bimbingan kejiwaan diarahkan pada pembentukan nilai-nilai imani. Sedangkan keteladanan, pembiasaan, dan disiplin dititikberatkan pada pembentukan nilai-nilai amali. Keduanya memiliki hubungan timbal balik.

  Keluarga adalah ladang terbaik dalam penyemaian nilai-nilai agama. Orang tua memiliki peranan yang strategis dalam mentradisikan ritual keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan kedalam jiwa anak. Kebiasaan orang tua dalam melaksanakan ibadah, misalnya seperti salat, puasa, infaq, dan shodaqoh menjadi suri tauladan bagi anak untuk mengikutinya. Disini nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya didalam jiwa anak. kepribadian yang luhur agamis yang membalut jiwa anak menjadikannya insan-insan yang penuh iman dan taqwa kepada Allah Swt.

  Anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan didalam rumah yang dibangun dengan dasar ketaqwaan, ketaatan dan keinginan menegakkan syari‟at Allah maka anak-anak akan meniru kebiasaan orang tua dan akhirnya terbiasa hidup Islami (Syaiful Bahri Djamarah, 2004:19)

  Pada zaman sekarang ini, tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan akhlak anak menjadi semakin penting mengingat banyaknya sendi kehidupan sosial yang keluar dari tujuan pendidikan, khususnya tujuan pendidikan Islam, baik itu berupa pengaruh media siaran radio, tayangan televisi dan internet atau media sosial yang sedang berkembang dengan pesatnya.

  Namun, banyak orang tua beranggapan bahwa tanggung jawab mendidik anak merupakan sepenuhnya tanggung jawab sekolah. Orang tua menginginkan anaknya tumbuh menjadi insan yang beriman dan berakhlaqul karimah, tetapi orang tua tidak memberikan bekal ilmu pengetahuan agama yang mencukupi disebabkan karena pengetahuan, pengalaman dan pengamalan agama orang tua yang rendah.

  Agar anak dapat mengamalkan akhlakul karimah dalam kesehariannya, maka perlu bimbingan dan teladan dari orang tua. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan tentang agama Islam yang memadai pada orang tua.

  Berdasarkan pada pembahasan di atas perilaku keagamaan orang tua sebagai pendidik pertama sekaligus sebagai pengontrol terhadap akhlakul karimah yang diterima anak disekolah beserta bimbingan keagamaan orang tua serta pemecahannya, peneliti tertarik mengkaji dan meneliti masalah tersebut pada penelitian yang bersifat kuantitatif : “HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAKUL KARIMAH SISWA MI MIFTAHUL HUDA JAMBON PULOKULON KAB GROBOGAN TAHUN AJARAN 2015”.

  B.

  Rumusan Masalah

  Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah perilaku keagamaan orang tua pada siswa MI Miftahul

  Huda Kec. Pulokulon Kab Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Bagaimanakah akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec.

  Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Adakah hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan

  Tahun Ajaran 2015/2016? C.

  Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji : 1. Untuk mengetahui perilaku keagamaan orang tua pada siswa MI

  Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan tahun ajaran 2015/2016.

  2. Untuk mengetahui akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec.

  Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016.

  3. Untuk mengetahui hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab.

  Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016.

  D.

  Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan dugaan jawaban kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian (Arikunto Suharsimi, 2005: 55). Kesimpulan atau jawaban hipotesis penelitian dari pertanyaan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:

  Semakin baik perilaku keagamaan orang tua maka semakin baik pula akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab.

  Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016. E.

  Manfaat Penelitian 1.

  Secara Teoritis a.

  Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan pengembangan khasanah teoritis dikalangan pelaku pendidikan.

  b.

  Sebagai bahan masukan para da‟i, kyai atau ustadz, konselor Islam, keluarga dan pemerintah untuk dijadikan bahan analisis lebih lanjut dalam rangka memperdayakan fungsi pendidikan keluarga sebagai mitra pendidikan sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.

  c.

  Mampu menambah khasanah keilmuan tentang pendidikan agama khususnya strategi pada pengembangan pembelajaran pendidikan agama disekolah melalui hubungan timbal balik pendidikan keluarga.

2. Secara Praktis a.

  Bagi lembaga pendidikan dapat memantau perilaku para siswanya dengan meningkatkan tingkat religiusitas para siswanya.

  b.

  Bagi para guru, dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan dalam peningkatan perilaku siswa.

  c.

  Bagi para orang tua dapat memantau perilaku anaknya dengan melihat religiusitas kesehariannya. F.

  Definisi Operasional

  Beberapa istilah penting yang ditegaskan pada penelitian ini adalah: 1. Perilaku Keagamaan

  Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (KBBI, 2007:859).

  Agama ialah kepercayaan terhadap Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan dan permohonan dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdsasarkan ajaran agama itu (Muhammad Daud Ali, 2008:40).

  Jadi perilaku keagamaan adalah aktivitas atau tanggapan seseorang dalam melaksanakan rutinitas harian berdasarkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Orang Tua

  Orang tua adalah ayah dan ibu (KBBI, 2007:802). Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan (Zakiah Daradjat, 2010:35)

  Tugas orang tua adalah meletakkan dasar-dasar perkembangan anak, anak dapat berkembang secara baik. Tanggung jawab orang tua adalah memberi arahan dan bimbingan kepada anak-anaknya untuk hidup mandiri, kreatif dan dinamis, berkemauan keras mampu merealisasikan nilai-nilai spiritual dan material, serta nilai-nilai individual dan sosial.

  Setiap orang tua hendaknya menjadi cermin yang baik bagi kehidupan anak-anaknya, karena dari situlah awal pembentukan pribadi anak untuk masa dewasa (Nur Ahid, 2010:154).

3. Akhlakul Karimah

  Secara linguistik (bahasa) kata akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata akhlak adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya perangai / watak.

  Pengertian akhlak secara istilah adalah: Menurut Ibn Maskawih dalam buku Abuddin Nata, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Abuddin Nata, 2002:2)

  Menurut Imam Ghozali, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Abuddin Nata, 2002:3)

  Menurut Ibrahin Anis, akhlak adalah sifat yang tertanan dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan (Abuddin Nata, 2002:4).

  Kata al karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan akhlak yang terpuji yang ditampakkan dalam kehidupan sehari- hari. selanjutnya kata al karimah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan perbuatan terpuji yang skalanya besar, seperti menafkahkan harta dijalan Allah, berbuat baik pada orang tua dan lain sebagainya (Abuddin Nata, 2002: 119)

  G.

  Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian berjudul hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon

  Kab. Grobogan tahun ajaran 2015 ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional, artinya peneliti mengumpulkan data dengan mengadakan survei lapangan kemudian dicari hubungan antar variabel. Dilihat dari jenisnya, penelitian yang peneliti angkat termasuk jenis penelitian korelasional yang sifatnya melukiskan hubungan yang terdapat antara variabel bebas berupa perilaku keagamaan orang tua (X) dengan variabel terikat yaitu akhlakul karimah siswa (Y).

2. Waktu Penelitian dan Lokasi

  Tempat yang penulis gunakan untuk mengadakan penelitian pada penulisan skripsi berjudul hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016, bertempat di Dusun Tawangharjo Desa Jambon Kec. Pulokulon Kab. Grobogan. Adapun waktu yang penulis gunakan untuk penelitian 5 Januari 2016 sampai selesai dalam memperoleh data.

  3. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Nurul Zuriah,

  2007:116). Populasi dari penelitian adalah seluruh siswa MI Miftahul Huda yang berjumlah 202 siswa.

  Adapun sampel penelitian ini adalah kelas V yang berjumlah 35 siswa dan kelas VI yang berjumlah 29 siswa MI Miftahul Huda Kec.

  Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2016/2015 yang berjumlah 64 siswa.

  Dalam penelitian ini penulis menentukan responden dengan menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya.

  Alasan penulis mengambil responden dari kelas 5 dan 6 karena dikelas tinggi ini peserta didik sudah bisa memahami soal. Sehingga akan memudahkan mereka dalam menjawab pertanyaan.

  4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a. Angket atau kuesioner

  Dalam angket atau kuesioner ini, disamping telah ada kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tersedia, disediakan pula titik-titik kosong untuk menampung kemungkinan- kemungkinan jawaban yang belum tersedia.

  Teknik angket atau kuesioner digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi mengenai perilaku keagamaan orang tua dan perilaku akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016.

  b.

  Wawancara Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan (Nurul Zuriah, 2007:179). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap atau penunjang.

  c.

  Dokumentasi Yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian (Nurul Zuriah, 2007:179). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap atau penunjang, untuk mendapatkan data profil sekolah.

5. Instrumen Penelitian

  Ada dua instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen perilaku keagamaan orang tua dan instrumen akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Jambon Kec. Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016. Kedua instrumen tersebut disusun penulis dibatasi dengan indikator-indikator yang dijabarkan melalui angket, seperti penulis susun dibawah ini: a.

  Variabel Independent (X) perilaku keagamaan orang tua dengan indikator: 1)

  Sholat Fardhu. (Farkhani, 2013:41)

2) Puasa. (Farkhani, 2013:77).

  3) Membaca Al-Qur‟an.(Munjahid, 2007:25)

  4) Pergaulan Sosial.(Umiarso dan Haris, 2010:87)

  5) Akhlak kepada Tuhan, Manusia dan Alam.(Mohammad Daud Ali, 2008:370).

  b.

  Variabel Dependent (Y) akhlakul karimah siswa dengan indikator: 1)

  Akhlakul karimah terhadap Tuhan, mencakup: sholat fardu, puasa dan membaca al- qur‟an (Umiarso dan Haris, 2010:111).

  2) Akhlakul karimah terhadap Orang Tua (Mohammad Daud Ali, 2008:357).

  3) Akhlakul karimah terhadap Diri Sendiri (Umiarso dan Haris, 2010:112).

  4) Akhlakul karimah terhadap Orang Lain (Zakiah Darajat, 2010:59).

  5) Akhlakul karimah terhadap Lingkungan Hidup (Mohammad Daud Ali, 2008:359).

6. Analisis Data a.

  Analisis Deskriptif Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran deskriptif tentang perilaku keagamaan dan akhlakul karimah siswa.

  Kemudian juga membahas pengumpulan data mentah dari angket penelitian. Selanjutnya data yang diperoleh dimasukkan kedalam tabel dan diberi skor pada setiap alternatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data-data tersebut ke dalam bentuk angka kuantitatif.

  Keterangan: P :prosentase F : Frekuensi N : Jumlah Subyek 100% : Bilangan Konstanta

  Rumus diatas digunakan untuk menjawab rumusan masalah perilaku keagamaan orang tua dan akhlakul karimah anak.

  b.

  Analisis Product Moment Analisis product moment ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan, adapun analisisnya melalui pengolahan data variabel perilaku keagamaan orang tua (X) kemudian dikorelasikan.

  Keterangan : : Koefisien korelasi antara X dan Y

  XY : Produk dari X kali Y X : Nilai Variabel X Y : Nilai Variabel Y N : Jumlah subyek yang diteliti

  Digunakan untuk menjawab hipotesis masalah. Adakah hubungan perilaku keagamaan orang tua terhadap akhlakul karimah.

  H.

  Sistematika Penulisan

  Dalam memberikan gambaran umum mengenai isi penelitian skripsi ini, perlu dikemukakan garis besar pembahasan melalui sistematika skripsi. Adapun skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:.

1. Bagian isi, meliputi:

Bab I Pendahuluan, berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Definisi Operasional, dan Metode Penelitian. Bab II Kajian Pustaka, berisi : A. Pengertian perilaku keagamaan, dimensi perilaku keagamaan, dan bentuk-bentuk perilaku keagamaan orang tua.

  B.

  Pengertian akhlakul karimah, sumber akhlak, pengertian pembentukan akhlak, metode pembentukan akhlak, manfaat akhlak mulia dan macam-macam akhlakul karimah.

  C.

  Hubungan atau kaitan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah.

  Bab III Hasil Penelitian, meliputi : Gambaran Umum Lokasi, Subjek Penelitian dan Penyajian Data. Bab IV Analisis Data penelitian A. Analisis Deskriptif B. Pengujian Hipotesis Bab V Penutup, meliputi : Kesimpulan dan Saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Keagamaan Orang Tua 1. Pengertian Perilaku Keagamaan a. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (KBBI, 2007:859).

  b.

  Pengertian Agama Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis).

  Pengertian agama dari segi bahasa yang diberikan Harun Nasution dalam buku Abuddin Nata (2010: 9-10), Menurutnya dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata din dari bahasa arab dan kata religi dalam bahasa eropa. Kata agama tersusun dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun- temurun.

  Selanjutnya, din dalam bahasa semit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan dan kebiasaan.

  Adapun kata religi berasal dari bahasa latin. Yang mengandung arti mengikat. Dari beberapa definisi tersebut, akhirnya Harun Nasution menyimpulkan bahwa intisari yang terkandung dalam istilah diatas adalah ikatan. Agama memang mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.

  Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku keagamaan adalah suatu tanggapan atau reaksi yang dilaksanakan berdasarkan ajaran agama yang harus dipegang dan dipatuhi oleh seseorang.

2. Dimensi Perilaku Keagamaan Orang Tua

  Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan agama. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dilihat oleh mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam atau dimensi.

  Menurut Glock & Stark ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu: a.

  Dimensi Keyakinan Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan di mana orang religius berpegang teguh pada pendangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi seringkali juga tradisi-tradisi dalam agama yang sama.

  b.

  Dimensi Praktik Agama Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal- hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting, yaitu: 1)

  Ritual, mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para pemeluk melaksanakan. 2)

  Ketaatan, ketaatan dan ritual bagaikan ikan dan air, meski ada perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas publik, semua agama yang dikenal juga mempunyai perangkat tindakan persembahan dan kontemplasi personal yang relatif sopan, informal, dan khas pribadi.

  c.

  Dimensi Pengamalan Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supranatural).

  d.

  Dimensi Pengetahuan Agama Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan antara satu dengan yang lain, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya.

  e.

  Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi Kensekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi yang sudah dibicarakan diatas. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari (Ancok dan Suroso, 2001:76-77)

  Untuk memahami islam dan ummat islam, konsep yang tepat adalah konsep yang mampu memahami adanya beragam dimensi dalam beriman.

  Walaupun tak sepenuhnya sama, dimensi keyakinan dapat disejajarkan dengan akidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syariah dan dimensi pengamalan disejajarkan dengan akhlak (Ancok dan Suroso, 2001:80)

3. Bentuk - Bentuk Perilaku Keagamaan Orang Tua

  Pada pembahasan ini penulis hanya akan membatasi perilaku keagamaan orang tua sebagai ibadah ritualistik, yaitu: a.

  Sholat 5 waktu (Farkhani, 2013:41) b. Puasa (Farkhani, 2013:77).

  c.

  Kebiasaan membaca Al-Qur‟an (Munjahid, 2007:25) d. Pergaulan Sosial (Umiarso dan Haris, 2010:87) e. Akhlak Terhadap Tuhan, Manusia dan alam sekitar (Mohammad Daud Ali, 2008:370).

  Selanjutnya akan diuraikan penjelasan-penjelasan mengenai ketiga hal tersebut diatas sebagai berikut: a.

  Sholat lima waktu Dalam Islam, shalat merupakan amalan pertama yang dibebankan kepada setiap orang setelah bersyahadat dan identitas utama yang kasat mata bagi seseorang yang mengaku dirinya seorang muslim.

  Karena shalat merupakan identitas utama seorang muslim, maka wajar apabila ada orang yang meragukan identitas keislaman seseorang hanya karena dirinya tidak pernah melihat ia melakukan shalat sehingga orang tersebut tidak ikut menshalati ketika seseorang itu meninggal dunia.

  Inti dari ajaran shalat adalah do‟a sebagaimana makna harfiah dari shalat itu sendiri dan hampir seluruh bacaan-bacaan dalam shalat berisi tentang do‟a. Adapun makna istilah dari shalat adalah ibadah dalam rangka mendekatkan diri pada Allah dengan melakukan gerakan dan bacaan tertentu yang didahului oleh takbir dan diakhiri dengan salam.

  Shalat fardu adalah shalat yang hukumnya wajib untuk dikerjakan kepada setiap muslimin dan muslimat yang telah memenuhi syarat tertentu.

  Shalat lima waktu memiliki keutamaan yang besar dan mendasar bagi seluruh amalah setiap muslim. Diantara keutamaan shalat adalah: 1.

  Shalat merupakan tiang agama “Pokok persoalan adalah islam dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah” (HR.Muslim)

  2. Sebagai pembeda identitas dengan orang kafir 3.

  Sebagai penghapus dosa 4. Sebagai amal yang pertama kali diperhitungkan pada hari kiamat

  5. Orang yang selalu menegakkan shalat dijanjikan masuk surga (Farkhani, 2013:41-45) b.

  Puasa Dalam ajaran islam, puasa dikenal dengan terma al shiyam, alshiyam secara terminologi berarti al imsak (menahan). Makna dari al imsak ini sekedar menahan untuk melakukan sesuatu pada batas waktu yang ditentukan, bukan melarang untuk melakukannya.

  Secara etimologi adalah menahan diri dari segala perbuatan yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.

  Al shiyam atau puasa merupakan bagian dari rukun islam dan kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap orang muslim yang telah baligh ketika bulan ramadhan datang (Farkhani, 2013:77).

  Ada beberapa keutamaan bagi orang yang menjalankan puasa, yaitu: 1)

  Puasa sebagai tameng (penahan) untuk melakukan perbuatan maksiat 2)

  Puasa dapat memberikan syafaat bagi pelakunya pada hari kiamat 3)

  Mendapat ampunan dan pahala yang besar 4)

  Amalan paling baik yang tidak ada tandingannya 5)

  Dijauhkan dari api neraka dan dijamin masuk surga (Farkhani, 2013 : 79) c.

  Membaca Al-Qur‟an Al-

  Qur‟an dari segi bahasa menurut A.W. Munawir Al- Qur‟an berarti bacaan. Sedangkan menurut M. Hasbi Ash Shadieqy, Al- Qur‟an berarti yang dibaca.

  Al-Quran dari segi istilah menurut Muhammad Ali Ash- Shobuny, Al-

  Qur‟an adalah kalam Allah yang melemahkan tantangan musuh (mu‟jizat) yang diturunkan kepada Nabi atau rasul yang terakhir dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam beberapa mushaf, dipindahkan kepada kita secara mutawatir, merupakan ibadah dengan membacanya, dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.

  Menurut M. Hasbi Ash-Shadiqie, Al- Qur‟an adalah wahyu ilahi yang diturunkan kepada nabi Muhammad s.a.w. yang telah disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir, yang dihukumi kafir orang yang mengingkarinya (Munjahid, 2007:25-26)

  Ada beberapa keutamaan bagi orang yang membaca Al- Qur‟an : 1.

  Nilai pahala, kegiatan membaca al-qur‟an per satu hurufnya dinilai satu kebaikan dan satu kebaikan ini dapat dilipat gandakan hingga sepuluh kebaikan.

  2. Sebagai obat jiwa yang gundah.

  3. Memberikan syafaat

  4. Menjadi nur (cahaya) sekaligus menjadi simpanan di akhirat.

  5. Malaikat akan turun memberikan rahmat dan ketenangan (Ahmad Syarifudin, 2004:46-47).

  d.

  Pergaulan Sosial Manusia pada dasarnya adalah individu-individu yang mempunyai kecenderungan untuk bermasyarakat. Kehidupan akan bermakna bilamana dia hidup ditengah-tengah manusia lain. Oleh sebab itu, Imam Qastalani menyatakan bahwa salah satu cabang dari iman seseorang adalah kemampuannya bermasyarakat. Demikian pula tuhan akan memberikan kehidupan yang baik dan kemurahan rezeki bagi orang yang selalu mengadakan kontak sosial dan silaturrahmi (Umiarso dan Haris, 2010:87) e. Akhlak terhadap Tuhan, Manusia dan Alam Sekitar

  Selain memelihara komunikasi dan hubungan tetap dengan Allah dan diri sendiri, dianjurkan manusia untuk memelihara dan membina hubungan baik dengan sesama manusia.

  Hubungan antarmanusia ini dapat dibina dan dipelihara, antara lain dengan mengembangkan cara dan gaya hidup yang selaras dengan nilai dan norma yang disepakati bersama dalam masyarakat dan negara yang sesuai dengan nilai dan norma agama.

  Hubungan antar manusia dengan dengan manusia lain dalam masyarakat dapat dipelihara, antara lain dengan suka tolong menolong, bersikap ramah dan suka memafkan (Mohammad Daud Ali, 2008:370).

  B.

  Akhlakul Karimah Siswa 1.

  Pengertian Akhlakul Karimah Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologik (istilah).

  Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi mazid af‟ala, yuf‟ilu, if‟alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi‟ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al „adat (kebiasaan, kelaziman) al muru‟ah (peradaban yang baik), dan al din (agama).

  Namun akar kata akhlaq dari akhlaqa sebagaimana tersebut di atas tampaknya kurang pas, sebab isim mashdar dari kata akhlaqa bukan akhlaq tapi ikhlaq. Berkenaan dengan ini maka timbul pendapat yang mengatakan secara linguistik kata akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghairu mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan diatas. Baik kata akhlaq atau khuluq kedua duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam al qur‟an, maupun al hadis, sebagaimana dalam firman allah dalam surat al qalam ayat 4 dan surat as syu‟ara ayat berikut:

  ) ملقلا ( , ل خ ّ ل ع ع ل ك ي م ظ ا او َ ق

  Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (Kemenag, 2010:564)

  ) ن ءازعشلا ( ه ي لاَ لا ق ل خ ال ا ا ذ ٌ ا

  (Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan yang dahulu (Kemenag, 2010:373) Ayat pertama disebut di atas menggunakan kata khuluq untuk budi pekerti, sedangkan ayat kedua menggunakan kata akhlaq untuk arti adat kebiasaan. Dengan demikian kata akhlaq atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru‟ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabiat.

  Pengertian akhlaq dari sudut kebahasaan ini dapat membantu dalam menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah.

  Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibn Maskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan, bahwa akhlak adalah:

  .

  ل ي غ ه ل ب ف ا ّ ل ل د ف اىل ت ف ك م ب ٍ ع ا ب ٍ ب ت ع ا ل ل ب ح َ ي َ

  س ر ز ز

  Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu Imam al Ghazali (1059-1111M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dari berbagai paham yang menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Maskawaih, mengatakan, akhlak adalah:

  ٍ س ف لا ر ذ ص ت ب ى خ ف اىلا ي ي ئ ه ة ُ ع ع ر ٌ ع ر ب ب

َ ل ت ل ب ٍ ت سا ف ت ع

ب

  س ؤ ر ك ّ ي غ ه ز ت ي ت ج ب ح ي َ ف ا ل م س

  ز ز

  Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam- macam perbuatan dengan gampang dan mudah. Tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

  Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, dalam Mu‟jam al wasith, ibrahim anis mengatakan bahwa akhlak adalah:

  ي غ ه ز ش ا ي خ ه ال ى ر ذ ص ت ت خ ف اىل َ ع ٍ ع ر ل ب ح م م ل ب ا ب س ا ل ز ز م

  س ؤ ر ك ّ ت ي ت ج ب ح َ ف ا ل

  ز

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Pendapatan Orang Tua Dengan Kemampuan Kognitif Siswa SMU Di kecamatan Sumbersari Kabupaten jember.

0 3 59

Hubungan Antara Status Sosial Orang Tua Dengan Prevalensi Maloklusi Pada Siswa Sekolah Mengah Umum Di Kecamatan Sumbersari kabupaten Jember.

0 5 59

Hubungan Antara Prestasi Belajar Akidah Akhlak Dengan Perilaku Keagamaan Siswa

0 4 75

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Akhlakul Karimah - Pengaruh Tripusat Pendidikan Terhadap Akhlakul Karimah Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Ma'arif Udanawu Blitar - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 2 10

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGATERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Athfal Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006 - Test Repository

0 0 97

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Organ Tubuh Manusia Dengan Menggunakan Media Torso Pada Siswa Kelas V Semester I MI Darul Falah Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 0 124

Hubungan Antara Keteladanan Guru Dengan Perilaku Sosial Siswa MTs Darul Ulum Suruh Tahun 2015/2016 - Test Repository

0 0 105

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Dan Alat Indera Manusia Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV Di MI Muhammadiyah Tejobang Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016 - Test Repository

0 1 136

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Media Kartu Bergambar Pada Siswa Kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 0 134

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian Dengan Pendekatan Gasing Pada Siswa Kelas IVa MI Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017 - Test Repository

0 0 125