PERSEPSI ORANG TUA MURID TENTANG PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN MENYEKOLAHKAN ANAK (Studi Kasus SMP Negeri 1 Jambu, Kab. Semarang) - Test Repository

  

PERSEPSI ORANG TUA MURID TENTANG

PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN

MENYEKOLAHKAN ANAK

(Studi Kasus SMP Negeri 1 Jambu, Kab. Semarang)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

  

IRWINA SAFITRI

NIM 11111052

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  

PERSEPSI ORANG TUA MURID TENTANG

PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN

MENYEKOLAHKAN ANAK

(Studi Kasus SMP Negeri 1 Jambu, Kab. Semarang)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

  

IRWINA SAFITRI

NIM 11111052

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  

MOTTO

  Pendidikan merupakan salah satu kewajiban yang tidak boleh kita tinggalkan, karena pendidikan membantu kita membuka wawasan yang lebih luas.

  PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tua ku ( Bapak Edi Prayitno dan Ibu

Marziyati) yang selalu memberikan motivasi, Do

  ’a dan dorongan serta Adik Tercinta

Zian Affandi Althamis dan Muhammad Zidan Khibrizi yang selalu Memberi ku semangat

dan kakak ku Erika Ratnasari, kepada sahabat Terbaik ku, terimakasih karena dorongan kalian maka aku dapat

  Menyelsaikan skripsi ini, tak lupa kepada Teman-teman Yang ikut andil dalam kesuksesan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Asslamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan Rahmat,

Taufiq, Hidayah, memberikan kekuatan serta kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

  Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah diutus oleh Allah SWT untuk membawarisalah dan membebaskan umat Islam

dari belenggu kebodohan.

  Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah berjasa

dan senantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, motivasi, serta do’a sehingga

skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak M. Gufron, M.Ag. selaku Dosen pembimbing Akademik.

  5. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  

ABSTRAK

  Safitri, Irwina. 2015. Persepsi Orang Tua Murid Tentang Pendidikan dan

  Dukungan Menyekolahkan Anak (Studi Kasus SMP Negeri 1 Jambu, Kab. Semarang) . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Kata kunci: persepsi tentang pendidikan dan dukungan menyekolahkan

  Latar belakang penelitian ini adalah mengacu pada realita yang ada yaitu, pada dasarnya pendidikan sangat penting bagi kehidupan karena manusia tanpa pegangan ilmu maka akan susah dan sulit berkebiasaan-kebiasaan yang baik. Keluarga sebagai pendidikan pertama, anak akan mendapatkan didikan dan bimbingan utama dari keluarga. Orang tua sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak dan masa depan yang lebih baik. Sehingga orang tua harus memberikan dorongan dan membangkitkan motivasi anak untuk melanjutkan sekolah kejenjang selanjutnya, terutama untuk memilihkan sekolah dengan penuh pertimbangan dan hati-hati, supaya anak mendapatkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas agar orang tua tidak menyesal dikemudian hari.

  Fokus penelitian ini adalah: (1) Bagaimana persepsi orang tua murid tentang pendidikan? (2) Bagaimana dukungan orang tua menyekolahkan anak? Kemudian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kalimat tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku ini dapat diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini.

  Hasil penelitian yang dapat diperoleh adalah: 1) Signifikansi pendidikan, pendidikan tinggi sebagai jembatan untuk mewujudkan masa depan yang sukses dan harapan terhadap pendidikan agama Islam, 2) Komitmen, keteladanan, penyediaan fasilitas dan pembiayaan.

  Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa cara pandang orang tua tentang pendidikan, meliputi makna pentingnya pendidikan, fungsi pendidikan, tujuan pendidikan dan harapan-harapan orang tua terhadap pendidikan, serta dukungan orang tua menyekolahkan anak, merupakan bantuan yang diberikan orang tua sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anaknya, meliputi komitmen, keteladanan orang tua, penyediaan fasilitas dan pembiayaan.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................

  Kegunaan Penelitian ............................................................

  Persepsi ............................................................................

  4 1.

  Penegasan Istilah ..................................................................

  3 E.

  Kegunaan Praktik ............................................................

  3 2.

  Kegunaan Teoritik ...........................................................

  3 1.

  3 D.

  I LEMBAR BERLOGO ....................................................................... Ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................ Iii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ Iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................................

  Tujuan Penelitian .................................................................

  3 C.

  Fokus Penelitian ...................................................................

  1 B.

  Latar Belakang Penelitian ....................................................

  1 A.

  X DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... Xiv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................

  V MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................... Vi KATA PENGANTAR ....................................................................... Vii ABSTRAK ......................................................................................... Ix DAFTAR ISI ......................................................................................

  4

  2. Orang Tua .......................................................................

  Persepsi Orang Tua Murid Tentang Pendidikan ...................

  9 8.

  Tahap-tahap Penelitian ....................................................

  11 G.

  Sistematika Penulisan Skripsi ..............................................

  12 BAB II KAJIAN PUSTAKA

  13 A.

  13 1.

  9 7.

  Makna persepsi ...............................................................

  13 2.

  Pengerian Orang Tua........................................................

  17 3.

  Pengertian Pendidikan .....................................................

  31 B.

  Dukungan Menyekolahkan Anak........................................

  Pengecekan Keabsahan Data ...........................................

  Analisis Data ...................................................................

  4 3.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................

  Pendidikan ......................................................................

  5 4.

  Dukungan Menyekolahkan Anak ...................................

  5 F.

  Metode Penelitian.................................................................

  5 1.

  5 2.

  7 6.

  Kehadiran Peneliti ...........................................................

  6 3.

  Lokasi Penelitian .............................................................

  6 4.

  Sumber Data ....................................................................

  7 5.

  Prosedur Pengumpulan Data ...........................................

  34

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.......................................................................

  38 A.

  Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................

  38 1.

  Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Jambu .......................

  38 2.

  Implementasi di SMP Negeri 1 Jambu ...........................

  39 3.

  Struktur Organisasi .........................................................

  41 B.

  Gambaran Informan .............................................................

  42 C.

  Temuan Penelitian ...............................................................

  46 1.

  Persepsi Orang Tua Murid Tentang Pendidikan ............

  46 2.

  Dukungan Menyekolahkan anak ....................................

  50 BAB IV PEMBAHASAN.................................................................

  54 A.

  Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan ............................

  54 B.

  Dukungan Menyekolahkan Anak........................................

  57 BAB V PENUTUP ............................................................................

  61 A.

  Kesimpulan ..........................................................................

  61 B.

  Saran ....................................................................................

  63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMIRAN-LAMIRAN

  LAMPIRAN 1 RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 2 LEMBAR KONSULTASI LAMPIRAN 3 SURAT IZIN PENELITIAN LAMPIRAN 4 SURAT BALASAN LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA LAMPIRAN 7 ARSIP FOTO PENELITIAN LAMPIRAN 8 SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai proses timbal-balik dari tiap pribadi

  manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman, dan dengan alam semesta. Pendidikan merupakan pola perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual, jasmani (panca indera), dan untuk kepribadian individunya serta kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya (tujuan akhir).

  Pendidikan adalah proses di mana potensi-potensi ini (kemampuan, kapasitas) manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan supaya disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, oleh alat yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manunsi untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan (Tim Dosen IKIP Malang, 1980: 7).

  Pada dasarnya pendidikan sangat penting bagi kehidupan karena manusia tanpa pegangan ilmu maka akan susah dan sulit berkebiasaan- kebiasaan yang baik. Keluarga sebagai pendidikan pertama, karena dalam keluarga anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Maka orang tua sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak dan masa depan yang lebih baik, sehingga anak bisa sukses untuk meraih cita-citanya di kemudian hari.

  Di mana orang tua wajib bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan yang benar kepada anaknya di dalam rumah, di keluarga, lingkungan, maupun di sekolah, dengan demikian perilaku sosial anak dan pergaulannya terhadap orang lain akan lembut (Mustaqim, 2005: 22).

  Sehingga orang tua harus memberikan dorongan dan membangkitkan motivasi anak untuk melanjutkan sekolah kejenjang selanjutnya, terutama untuk memilihkan sekolah dengan penuh pertimbangan dan hati-hati, supaya anak mendapatkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas agar orang tua tidak menyesal dikemudian hari.

  SMP Negeri 1 Jambu merupakan salah satu sekolah negeri yang terbaik di Jambu, dan sudah banyak meluluskan bibit-bibit yang sukses. Adapun di SMP Negeri 1 Jambu mempunyai tujuan menciptakan atau menyiapkan pesrta didik agar mempunyai kemampuan dalam pendidikan umum dan pendidikan agama.

  Di SMP Negeri 1 Jambu dalam pendidikannya menerapkan kedisplinan dan tata tertib yang baik sehingga para siswa sangat nyaman dan tenang saat para tenaga pendidikan mengajar sehingga anak didik dapat mencerna pembelajaran yang diberikan dan diharapkan mempunyai prestasi akademik yang optimal.

  Dengan harapan lulusan yang dihasilkan di SMP Negeri 1 Jambu memiliki siswa yang tangguh berilmu dan berbudi pekerti yang lembut serta menumbuhkan kesadaran untuk selalu cinta tanah air.

  Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin meneliti

  “PERSEPSI ORANG TUA MURID TENTANG PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN MENYEKOLAHKAN ANAK ( Studi Kasus SMP Negeri 1 Jambu) B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menyusun Fokus masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi orang tua tentang pendidikan? 2.

  Bagaimana dukungan orang tua menyekolahkan anak? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui persepsi orang tua tentang pendidikan.

2. Untuk mengetahui dukungan orang tua menyekolahkan anak.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan penelitian ini dapat dirumuskan menjadi dua, pertama manfaat teoritik dan kedua manfaat praktik.

  1. Manfaat Teoretik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretik dapat dijadikan dukungan orang tua untuk mengarahkan anaknya melanjutkan sekolah, serta menambah pengetahuan tentang pendidikan dan wawasan bagi peneliti, orang tua khususnya, dan masyarakat.

  2. Manfaat Praktik Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat membantu menemukan gambaran dan Informasi sekolah yang berkualitas bagi anak.

E. Penegasan Istilah

  Adapun penulis memberikan batasan dan penegasan judul secara singkat dengan rincian sebagai berikut:

1. Persepsi

  Persepsi adalah 1.

  Proses mengetahui atau mengenali objek atau kejadian objektif dengan bantuan indera.

  2. Kesadaran dari proses-proses organis.

  3.

  (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal pengalaman dimasa lalu.

  4. Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisme untuk melakukan pembedaan di antara perangsang-perangsang.

  5. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 1989: 358).

  Sedangkan persepsi menurut Desiderato (1976) adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyim- pulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 1994: 51).

2. Orang Tua

  Pengertian Orang Tua adalah ibu bapak kandung kita yaitu orang tua yang tinggal bersama anak dan tidak hanya ayah dan ibu melainkan juga orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan, pengajaran, dan perkembangan perilaku serta akhlak anak (Arofah, 2013: 19).

  3. Pendidikan

  Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang atau usaha mendewasakan manusia melalaui usaha pengajaran dan penelitian (Islamuddin, 2012: 3).

  Sedangkan menurut Langgung (2004: 28) pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk men- ciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada kanak-kanak atau orang-orang yang sedang dididik.

  4. Dukungana Menyekolahkan Anak

  Dukungan merupakan dorongan atau motivasi dari seseorang, dengan demikian motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan (Djaali, 2012: 101).

  Dari uraian di atas adalah dorongan atau dukungan orang tua agar putra-putri mereka dapat belajar dipendidikan formal pada jenjang pen- didikan sekolah menengah pertama sehingga masa depan anak menjadi sukses dan menjadi pribadi yang baik.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Fokus penelitian ini adalah persepsi orang tua tentang pendidikan dan dukungan menyekolahkan putra-putrinya ke SMP Negeri I Jambu. Oleh karena itu, pendekatan yang dianggap cocok untuk digunakan dalam mengkaji permasalahan penelitian adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang (Moleong, 2009: 5).

  2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memproses penelitian dan pengumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini peneliti menggunakan sistem wawancara tidak berstruktur.

  Peneliti mengadakan komunikasi dengan objek, menggunakan bahasa pertemanan agar lebih akrab dan mudah dipahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti dan responden. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara terperinci berkaitan dengan permasalahan dan hal- hal yang sedang diteliti.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini dilakukan di rumah orang tua siswa dan di SMP Negeri 1 Jambu, Kab. Semarang. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember Tahun 2015.

  4. Sumber Data

  Data dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh, diantaranya melalui: a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung mem- berikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006: 253). Sumber data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian.

  b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung mem- berikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumentasi (Sugiyono, 2006: 253). Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa foto, catatan, dan arsip.

  5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh melalui: a.

  Wawancara Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to

  face ) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

  yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Suprayoga, 2001:172). Pengumpulan data dengan cara mewawan- carai informan yang diteliti. Metode wawancara digunakan untuk mengungkap secara mendalam mengenai sikap, tingkah laku, dan interaksi sosial atas dasar pandangan dan pengalaman. Wawancara peneliti lakukan kepada orang tua siswa SMP Negeri 1 Jambu.

  b.

  Observasi Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Kartono, 1990: 157).

  Teknik observasi yang penulis gunakan di dalam metode obsevasi langsung, artinya terjun langsung dengan mengadakan pengamatan dan pencataan di SMP Negeri 1 Jambu untuk memperoleh data.

  Data yang dikumpulkan dalam metode ini adalah letak dan keadaan geografis, saran dan prasarana serta persepsi orang tua tentang pendidikan dan dukungan orang tua menyekolahkan anak.

  c.

  Dokumentasi Merupakan teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan pribadi, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Dalam pe- laksanaan ini peneliti melihat arsip-arsip dan catatan yang diperoleh, diantaranya tentang SMP Negeri 1 Jambu dan data informan.

  6. Analisis Data

  Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, men- sintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009: 248).

  Setelah terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk mendapatkan kesimpulan tersebut dilakukan secara deskriptif.

  Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif (Moleong, 2009: 11).

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  Keabsahan data dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaannya yaitu adanya kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan dimintakan kesepakatan (memberchec) (Sugiyono, 2006: 302).

  Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka dilakukan pengecekkan data yang disebut validitas data. Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data dilakukan dalam beberapa bentuk meliputi: a.

  Triangulasi Sumber Menurut Patton (1987) “triangulasi sumber berarti memban- dingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda” (Moleong, 2009: 330).

  Dalam penelitian ini yang peneliti lakukan, diantaranya: 1)

  Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan, 2)

  Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, 3)

  Membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi, 4)

  Data yang diperoleh dilakukan pada data yang dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber tersebut sehingga dapat dianalisis oleh peneliti yang kemudian menghasilkan suatu kesimpulan.

  b.

  Triangulasi Teknik Triangulasi teknik merupakan pengecekkan data kepada sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2006: 307).

  Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekkan terhadap data yang telah diperoleh melalui wawancara lalu dicek melalui observasi ataupun dokumentasi.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Kegiatan administratif, yang meliputi pengajuan izin operasional untuk penelitian, kemudian menyusun pertanyaan untuk wawancara.

  b.

  Kegiatan lapangan yang meliputi: 1)

  Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu di SMP Negeri 1 Jambu dan rumah orang tua murid SMP Negeri 1 Jambu.

  2) Menemui para orang tua murid SMP Negeri 1 Jambu yang akan dijadikan objek penelitian.

  3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara mendalam berkaitan dengan yang diteliti.

  4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

  5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau menyimpang.

  6) Melakukan Analisis data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian.

7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

G. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

  Bab I Memuat tentang pembahasan yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, dan dasar-dasar penelitian. Bab II Memuat tentang teori dan konsep (yang mendukung penelitian) yaitu terbagi menjadi dua sub pokok bahasan. Yang pertama persepsi orang tua murid tentang pendidikan dan yang kedua dukungan orang tua menyekolahkan anak.

  Bab III Laporan hasil penelitian terdiri dari, profil sekolah dan latar belakang orang tua serta deskripsi hasil temuan. Bab IV Analisis data yang terdiri, analisis data tentang persepsi orang tua murid tentang pendidikan, analisis data tentang dukungan menyekolahkan anaknya.

  Bab V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan Menurut Rakhmat (1994:51) persepsi adalah pengamatan tentang

  objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna stimuli inderawi (sensory stimuli). Pengertian persepsi dalam Kamus Lengkap Psikologi mengatakan persepsi (perception) merupakan: 1.

  Proses mengetahui atau mengenali objek atau kejadian objektif dengan bantuan indera.

  2. Kesadaran dari proses-proses organis.

  3.

  (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal pengalaman dimasa lalu.

  4. Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisme untuk melakukan pembedaan di antara perangsang-perangsang.

  5. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 1989:358).

  Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu memulai alat indera. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan saraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang di lihat, apa yang di dengar dan sebagainya, individu mengalami persepsi. Karena itu proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari persepsi. Proses penginderaan akan selalu terjadi setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat inderanya, melalui responnya (Walgito, 1997:53).

  Sedangkan menurut Sarwono (1976:39) persepsi adalah ke- mampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan tersebut antara lain: kemampuan untuk membedakan, kemampuan untuk mengelompokan, dan kemampuan untuk memfokuskan. Oleh karena itu seseorang bisa saja memiliki persepsi yang berbeda.

  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan suatu kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan sehingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu hingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

  Adapun syarat terjadinya persepsi sebagai berikut: 1. Adanya objek yang dipersepsi.

2. Alat indera atau reseptor, yaitu yang merupakan alat untuk menerima stimulus.

  3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi ada syarat-syarat yang bersifat: a.

  Fisik atau kealaman b. Fisiologis c. Psikologis

  Menurut Rakhmat (1994:52), faktor-faktor yang memengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:

  1. Perhatian (Attention) Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lain melemah. Sedangkan Walgito (1997:56) menyatakan perhatian mer- upakan syarat psikologis dalam individu mengadakan persepsi, yang merupakan langkah persiapan, yaitu adanya kesediaan individu untuk mengadakan persepsi.

  2. Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu.

  3. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi

  Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat-sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.

  Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda-beda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu stimulus atau objek, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi diantara bermacam-macam orang maka akan menyebabkan satu objek yang sama dipersepsikan berbeda oleh dua (atau lebih) orang yang berbeda. Perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh perbedaan perhatian, perbedaan set (harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul), berbedaan kebutuhan, sistem nilai, ciri perbedaan dan perbedaan gangguan jiwa (Sarwono, 1976: 43). Pada dasarnya proses terjadinya persepsi ini terjadi pada diri seseorang, tetapi persepsi juga dipengaruhi oleh proses belajar, pengetahuan dan pengalamannya.

  Sedangkan Walgito (1997:76) menyatakan proses persepsi berlangsung sebagai berikut: 1)

  Stimulus mengenai alat indera, ini merupakan proses yang bersifat kealaman (fisik).

  2) Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris, proses ini merupakan proses fisiologi.

  3) Di otak sebagai pusat susunan urat saraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang diterima melalui alat indera. Porses yang terjadi di dalam otak ini merupakan proses psikologi.

1. Pengertian Orang tua

  Ahmad (1995:7-8) menyatakan bahwa orang tua adalah orang yang menjadi panutan anaknya. Setiap anak mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah laku orang tuanya ditiru oleh anak itu. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik utama karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama mendidik anaknya.

  Orang Tua adalah ibu bapak kandung kita yaitu orang tua yang tinggal bersama anak dan tidak hanya ayah dan ibu melainkan juga orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan, pengajaran, dan perkembangan perilaku serta akhlak anak (Arofah, 2013:19).

  Keluarga adalah suatu ikatan laki-laki dan perempuan berdasarkan hukum dan undang-undang perkawinan yang sah. Dalam keluarga inilah akan terjadi interaksi pendidikan pertama dan utama bagi yang akan menjadi pondasi dalam pendidikan selanjutnya. Dengan demikian, masalah tersebut keluarga terutama orang tuanya yang memegang peranan utama dan memegang tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya (Mansur, 2005: 318). Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

  Begitu pentingnya pengaruh pendidikan anak dalam keluarga, sehingga orang tua harus menyadari tanggung jawab terhadap anaknya.

  Tanggung jawab yang harus dilakukan orang tua antara lain: a.

  Memelihara dan membesarkannya Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami yang yang harus dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum, dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

  b.

  Melindungi dan menjamin kesehatannya Orang tua bertanggung jawab terhadap perlindungan anak, termasuk menjamin kesehatan anak, baik secara jasmani maupun rohani dari berbagai penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.

  c.

  Mendidik dengan berbagai ilmu Orang tua memiliki tanggung jawab besar terhadap pendidikan anak. Orang tua perlu membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupan anaknya kelak, sehingga pada dewasanya mampu mandiri dan bermanfaat bagi kehidupan sosial, bangsa dan agama.

  Luqman Al-Hakim adalah sesosok pendidik atau orang tua yang patut menjadi contoh teladan dan bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan kepada anaknya. Sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran Al-Luqman ayat 13, 16-18.

                                                                           

      

  13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". 16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasi- nya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.

  17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) me- ngerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

  18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

  Dari beberapa ungkapan hikmah luqman tersebut, ada beberapa aspek pendidikan yang harus ditanamkan kepada anak, yaitu: a)

  Penanaman akidah atau tauhid. Akidah atau tauhid dapat diibaratkan sebagai fondasi. Oleh karena itu, akidah dan tauhid harus kukuh dan kuat. b) Penanaman kesadaran bertindak (berakhlak), yaitu kesadaran yang didasarkan pada keyakinan bahwa setiap gerak dan langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah.

  c) Perintah untuk mengerjakan shalat dan amar ma’ruf nahi mungkar yang ditanamkan sejak kecil.

d) Pelatihan kesabaran. Kesabaran harus ditanamkan sejak dini.

  Sebab, hidup ini penuh dengan tantangan, hambatan, dan rintangan. Tanpa kesabaran seseorang akan mudah putus asa dan patah semangat dalam meraih cita-citanya.

  e) Larangan bersikap sombong dan angkuh. Kesombongan perlu dihindari karena akan mengantarkan pada kehinaan dan kerendahan martabat, baik di mata Allah maupun di mata manusia.

  Dalam hal ini sikap tawadhu’ dan rendah hati harus kita tanamkan pada pribadi diri sendiri dan diri anak-anak (Mustaqim, 2005: 32- 34).

  d.

  Membahagiakan kehidupan anak Kebahagian anak menjadi bagian dari kebahagian orang tua.

  Oleh sebab itu, orang tua harus senantiasa mengupayakan kebahagian anak dalam kapasitas pemenuhan kebutuhan sesuai dengan memberikan pendidikan agama dan akhlak (Suwarno, 2006: 40-41).

  Adapun dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya meliputi: a.

  Dorongan/ motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab, dan mengabdikan hidupnya untuk sang anak.

  b.

  Dorongan/ motivasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedu- dukan orang tua terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai-nilai religius spritual yang dijiwai Ketuhanan Yang Maha Esa dan agama masing-masing di samping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan kehormatan keluarga.

  c.

  Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya, bahkan kemanusiaan. Tanggung jawab sosial ini merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab kekeluargaan yang diikuti oleh darah keturunan dan kesatuaan keyakinan (Tim Dosen IKIP Malang, 1980:17-18).

  Untuk melaksanakan berbagai tanggung jawab di atas, orang tua harus mampu menciptakan suasana dialogis dengan anak, sehingga dapat menumbuhkan hubungan keluarga yang harmonis, saling menghormati, disiplin, dan mengerti tanggung jawab masing- masing. Dengan suasana demikian akan sangat mendukung kepribadian anak, sehingga anak akan terbiasa dengan sikap yang baik di lingkungannya, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat.

  Dari tanggung jawab orang tua di atas maka dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah bergembira menyambut kelahiran anak, memberi nama yang baik, memperlakukan dengan lembut dan kasih sayang, menanamkan rasa cinta sesama anak, memberikan pendidikan akhlak, menanamkan akidah tauhid, melatih anak mengerjakan shalat, berlaku adil, memperhatikan teman anak, menghormati anak, memberi hiburan, memperhatikan pergaulan anak, menempatkan dalam lingkungan yang baik, memperkenalkan dan bersilaturahmi kepada kerabat, mendidik anak untuk peduli kepada sesama, mendidik agar perduli terhadap lingkungan (Muchtar, 2008: 88).

2. Kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya

  Orang tua dalam masalah pendidikan anak-anaknya tidak hanya dengan cara menyekolahkan anak. Akan tetapi hal itu harus diatur atau direncanakan sejak dini. Karena selain menjadi tanggung jawab tetapi juga menjadi kewajiban orang tua dalam berbagai bidang pendidikan dalam syariah dan pendidikan islam harus dapat memberikan keadilan dan ketauladanan bagi anak-anak mereka. Adapun kewajiban-kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya sebagai berikut: a. bahwa seorang laki-laki memilih istri yang baik, sebab seorang istri mempunyai pengaruh besar pada pendidikan anak dan tingkah laku mereka, terutama pada awal masa kanak-kanak, di mana anak tidak kenal siapa-siapa kecuali ibunya yang menyediakan makanan, kasih sayang dan kecintaan.

  b.

  Memilih nama yang baik untuk anak..

  c.

  Memperbaiki adab dan pengajaran anak-anaknya dan menolong mereka membina aqidah yang betul dan agama yang kokoh.

  d.

  Orang tua harus bersifat adil kepada anak.

  e.

  Memberikan contoh yang baik dan tauladan yang saleh terhadap anak f. Orang tua berkerja sama dengan lembaga-lembaga lain dalam masyarakat yang berusaha menyadarkan dan memelihara kanak-kanak dan remaja untuk memelihara anak-anaknya dari segi kesehatan, akhlak dan sosial (Langgulung, 1986: 380-384).

  g.

  Menafkahi dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya, baik kebutuhan jasmani maupun rohani, baik itu kebutuhan primer atau dasar (seperti sandang, pangan, dan perumahan) maupun kebutuhan tambahan anak.

  h.

  Mendidiknya dengan baik dan benar Orang tua wajib mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik agar anaknya nanti mendapatkan keuntungan dikehidupan masa depan

  (Mansur, 2005: 271). i.

  Menikahkan anak ketika sudah cukup umur, ada jodohnya serta sudah siap lahir dan batin dan sanggup untuk berkeluarga, maka orang tua dianjurkan untuk segera menikahkan anaknya (Muchtar, 2008: 82-83). j.

  Memberikan tanggung jawab sesuai dengan perkembangan anak.

  Pada awalnya orang tua harus memberikan pengertian dulu, setelah itu baru diberikan suatu kepercayaan pada diri anak itu sendiri (Mansur, 2005: 273).

3. Peranan Keluarga Terhadap Pendidikan Anak

  Orang tua memegang peranan yang paling penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya (Daradjat, 2011: 35). Pada das- arnya peranan orang tua adalah sebagai pengasuh, pembimbing, pendidik, pengawas, pengontrol, yang utama dan pertama bagi tumbuh kembangnya anak serta harus diperhatikan oleh orang tua dalam menyiapkan generasi muda agar sanggup terjun ketika menghadapi hidup dimasyarakat serta pergaulan yang baik dengan manusia dan cinta tanah air dan bangsa. Adapun peranan tersebut antara lain, yaitu: a.

  Peranan keluarga dalam pendidikan jasmani dan kesehatan bagi anak- anaknya.

  Keluarga mempunyai peranan penting untuk menolong pertumbuhan anak-anaknya dari segi jasmani, baik aspek perkembangan atau pun aspek perfungsian.

  Peranan keluarga dalam menjaga kesehatan anak-anaknya dapat dilaksanakan sebelum bayi lahir. Yaitu melalui pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan memberinya makanan yang baik dan sehat selama mengandung, sebab itu berpengaruh terhadap anak dalam kandungan.

  Sehingga apabila anak telah lahir maka tanggung jawab keluarga terhadap kesehatan anak dan ibunya menjadi berlipat ganda.

  Dia dapat memperoleh cara-cara dan jalan-jalan perlindungan, pengobatan, dan pengembangan untuk menunaikan kewajiban ini.

  b.

  Peranan keluarga dalam pendidikan akal (intelektual) kanak-kanak Keluarga dalam peranan ini masih tetap memegang peranan penting dan tidak dapat dibebaskan dari tanggung jawab ini. Bahkan keluarga memegang tanggung jawab besar sebelum anak-anak memasuki sekolah. Diantara tugas-tugas keluarga adalah untuk menolong anak-anaknya menemukan, membuka dan menumbuhkan kesediaan-kesediaan, bakat-bakat, minat dan kemampuan-kemampuan akalnya dan memperoleh kebiasaan-kebiasaan dan sikap intelektual yang sehat dan melatih indera kemampuan-kemampuan akal tersebut.