PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT ORANG TUA TERHADAP KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 03 Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

  PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT ORANG TUA TERHADAP KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 03 Kab. Semarang Tahun 2010)

  S K R I P S I Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh: KIBTIYAH NIM: 11408157 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A 2 0 1 0

  

KEMENTRIAN AGAMA RI

A

SEKOLAH TINGGI AGAM

  ISI ,AM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. 0298 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:

PERSETUJUAN PEMBIMBING

L am p: -

  Hal : Pengiriman Naskah Skripsi

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan rnangadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : KIBTIYAH Nim : 114 08 157 Jurusan/progdi: Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA TERHADAP

  KEBERAGAMAAN ANAK (STUDI KASUS PADA SISWA SDN BAWEN 0 3 TAHUN 2010)

  Demikian nota pembimbing ini saya sampaikan untuk bisa di gunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu'alaikum Wr. Wh.

  Salatiga, 10 Agustus 2010 Pembimbing

  Drs. NASAFI. M.Pdi N IP .195510051981031010 KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga Website :

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudara Kibtiyah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408157 yang berjudul Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap

  

Keberagamaan Anak telah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian

  Jurusan PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 28 agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  Salatiga, 18 Romadlon 1431

  28 Agustus 2010 Panitia Ujian

  Ketua Sidang Sekretaris Sidang >r. Imam Sutomo, M.Ag.

  D r.; tahmat Hanyadi, M.Pd.

  / N I P . 19580827 198303 1 0 0 2 ? = ^ ? = ^ NIP.J9670112 199203 1 005 Penguji-L „ ( [ * / (*\\Pengpji II

  n I/

>rs. Mi M. Drs. Mubasirun, M.Ag.

  NIP. 197009221994031002 NIP. 195902021990031001 Pembimbing

  

Drs. H. Nasafi. Vl.Pd.l

  NIP. 195510051981031010 iii

  

PERSETUJUAN P E M B IM B IN G

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara/i Nama

  Kibtiyah NIM 11408157

  Jurusan Tarbiyali

  Program Studi: Pendidikan Agama Islam Judul : Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap

  Keberagamaan Anak (Studi Kasus Pada Siswa SDN Bawen 03 Tahun 2010). telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, Agustus 2010 Pembimbing

  /jM A T '

  Drs. H. Nasafi, M.Pd.I NIP. 195510051981031010

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama . Kibtiyah

  NIM : 11408157 Jurusan : Tarbiyah Program Studi: Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini di kutip atau di rujuk berdasarkan kode etik ilmiah

  Bawen, 10 Agustus 2010 Yang menyatakan

  Kibtiyah

  

IV

  

MOTTO

t >v i

  i 9- v

  } * z~ ' '

  0 S * v '* t* t ? ^ c iv Oj>Si S/j J lj^= ai\j ~S?s\ ijj_ f’^

  Aninya : Karena ini, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)

  kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. AI-Baqarah: 152)

  Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda: “Setiap perbuatan

  

baik yang tidak dimulai dengan memuji Allah, maka tidak sempurnalah perbuatan

itu." (HR. Abu Dawud)

v

  PER S EM B A H A N

Skripsi ini saya persembahkan untuk

r

  Orang tuaku tercinta, yang telah mendidik dan mengasihiku sejak aku masih kecil, semoga Allah mengampuni segala dosa- dosa mereka

  Suami dan anak tersayang

Buat mas Ahmadi, terima kasih atas

segala bantuannya.

  VI

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirobbilalatnin. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta

  alam. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan yang tak mungkin bisa di hitung karena begitu banyak jumlahnya.

  Semoga Allah selalu menuntun ke jalan yang diridloi oleh-Nya, Amiin Penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan karena bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan rasa syukur yang setinggi-tingginya kepada:

  1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag yang telah banyak memberi motivasi dan dorongan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  2. Ketua Progdi Ekstensi STAIN Salatiga Bapak Drs. Joko Sutopo yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  3. Bapak Drs. Nasafi, M.PdI. selaku pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

  4. Kepala SD Negeri Bawen 03 dan segenap guru karyawannya yang telah membantu penulis sehingga kami bisa mendapat data untuk menyusun skripsi ini.

  5. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah ikut andil memberikan bantuan dan bimbingan pada penyusunan skripsi ini vii

  Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda. Kritikan masukan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Bawen, 10 Agustus 2010 Penulis viii

  

D A FTA R ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

x

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

XI

  

  

  

  

  

   xii

  ABSTRAK Kata Kunci : Kedisiplinan Shalat, Orang Tua, Keberagamaan Anak.

  Skripsi dengan judul “ Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan .Anak (Studi Kasus Pada Siswa SDN Bawen 03 Tahun 2010)” ini rumusan masalah penelitiannya meliputi : (1) Bagaimakah kedisiplinan shalat orang tua?, (2) Bagaimana keberagamaan siswa SDN Bawen 03 ?, dan (3) Adakah pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua dengan keberagaman siswa SDN Bawen 03 ? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : (1) Kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat, (2) Kondisi keberagamaan siswa SDN Bawen 03, dan (3) Besarnya pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua dengan keberagaman siswa SDN Bawen 03. Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 03 Bawen dan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010.

  Prosedur analisis data pada penelitian ini meliputi lima langkah, yaitu: (1) mengorganisasi data, (2) menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan analisa statistik uji Product Moment Pearson. Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat tegolong baik. Hal ini ditunjukkan oleh prosentase dari hasil angket tersebut yaitu 78,89 %.(2)Tingkat keberagamaan siswa kelas IV SD Bawen 03 khususnya yang berkaitan dengan pemahaman, kemampuan serta kebiasaan dalam menjalankan ibadah shalat secara umum tergolong cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari ke-33 responden (siswa) tersebut prosentase nilai yang termasuk kategori minimal baik sebesar 51,49 yaitu: 39,39% (kategori baik) dan 12,1 % kategori amat baik.(3)Ada pengaruh yang erat antara kedisiplinan orang tua terhadap keberagamaan anak. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel, terlihat nilai r hitung (0.729137) lebih besar dari nilai r tabel (0.325), sehingga nilai hitung r terletak di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di tolak. Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima.

  

IX

  DAFTAR L A M P IR A N

  Halaman

  

   xiii

  B A B I

  PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.

  Salah satu di antara ajaran Islam tersebut ialah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan (Sudiyono. 2009 : 28).

  Menurut Burlian Somad sebagaimana dikutip Sudiyono (2009 : 28), pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.

  Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya.

  Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama dan pendidikan agama di sekolah sang dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya. (Zakiah Darajat, 1990 : 56).

  2

  Shalat merupakan salah satu materi pokok dan urgen dalam pendidikan Islam. Hal ini dikarenakan shalat merupakan ibadah mahdhoh yang paling diutamakan bahkan dijadikan sebagai tolak ukur dari ibadah-ibadah lainnya sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:

  J la l.j Z ^ ° ^ ^ ° J l

  _fiJl C

  v- A

  J j f Artinya : “Permulaan amalan yang diperiksa dari amalan seorang hamba pada

  hari kiamat ialah shaiatnya. Diperhatikan benar-benar shalatnya. Dan jika tidak betul urusan shalatnya, rugi dan sia-sialah usahanya. Maka jika betul urusan shalatnya, mendapat kemenanganlah dia..”(H.R.

  Thabrani) (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 72).

  Shalat menjadi penentu bagi amal-amal yang lain, hal ini tidak lain berkaitan berkaitan erat dengan kenyatan bahwa melalui shalatlah orang akan tumbuh menjadi hamba-hamba pencinta Allah, dan kemudian pelaku shalat itu memanifestasikan cintanya itu bagi makhluk-makhluk Allah yang lain.(Darajat,

  1990 :56).

  Sebagai realisasinya, ibadah sholat harus dikerjakan dengan benar sesuai dengan syariat Islam (syarat dan rukunnya) sehingga dapat membentuk insan yang berdisiplin tinggi dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

  Mengingat begitu pentingnya shalat harus dikenalkan sejak masih kanak- kanak, walaupun baru berupa pembiasaan, oleh karena itu penting bagi orang tua sebagai pembina pribadi yang pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan dan latihan sejak kecil yang sesuai dengan ajaran agama.

  3 Orang tua dan guru agama dalam membina dan membimbing anak agar mampu mengerjakan shalat tidaklah mungkin hanya dengan penjelasan pengertian saja, tetapi harus diberi latihan dan dibiasakan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Anak cenderung akan meniru apa-apa yang dilihat dalam kesehariannya karena taraf berpikir anak masih terbatas, maka dalam hal ini kedisiplinan shalat orang tua amat berpengaruh terhadap keberagaman anak.

  Orang tua yang taat pada ajaran agama maka secara otomatis anak akan dikenalkan pada ajaran agama sejak masih kecil, diajak melaksanakan sholat lima waktu, diingatkan dan ditegur sehingga setelah besar akan terbiasa.

  Berdasarkan perilaku siswa SD Bawen 03 saat berada di sekolah, kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah siswa yang belum dapat melaksanakan sholat fardlu dengan tertib dan disiplin. Indikator ini terlihat pada saat pembelajaran praktik sholat, masih banyak yang belum bisa melaksanakan sholat dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariah.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan melakukan penelitian studi kasus dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua terhadap Keberagamaan Anak”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah penelitian ini meliputi tiga hal utama, yaitu:

  1. Bagaimana tingkat kedisiplinan shalat orang tua siswa SDN Bawen 03 ?

  2. Bagiamana tingkat keberagamaan siswa SDN Bawen 03?

  5 F. Definisi Operasional

  Agar tidak terjadi kesiinpangsiuran dalam penafsiran yang berhubungan dengan judul, maka perlu penjelasan sebagai berikut :

  1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu.(Dani, 2002 : 395)

2. Disiplin

  Disiplin adalah kepatuhan menaati aturan, tata tertib. (Dani, 2002 : 134)

3. Shalat

  Shalat dalam pengertian bahasa Arab, ialah “doa memohon kebajikan dan pujian”. Pengertian shalat secara syar'i, adalah : “Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam rangka beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan”

  (Aly dan Hidayat, 1996 : 37).

4. Orang tua

  Orang tua terdiri dari ayah dan ibu. Ayah adalah laki-laki dewasa atau suami dan ibu yang mempnyai tanggungjawab penuh atas kelangsungan hidup kelarga. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak atau sebutan untuk wanita yang sudah bersuami.

  Adapun indikator dari variabel kedisiplinan sholat orang tua adalah : (1) Keajegan sholat lima waktu; (2) Ketepatan waktu melaksanakan sholat wajib; (3) Kebiasaan melaksanakan sholat sunah; (4) Kebiasaan membaca wirid dan doa sesudah sholat;

  . 6 (5) Kebiasaan melaksanakan sholat berjamaah.

  5. Agama Agama adalah peraturan (undang-undang) Tuhan yang dikaruniakan pada manusia (Ahmad, 2008:1).

6. Anak

  Anak adalah manusia yang lebih kecil (Dani 2002 : 39). Adapun indikator keberagamaan siswa adalah : (1) Kerajinan melaksanakan sholat lima waktu; (2) Kerajinan sholat berjamaah; (3) Kerajinan ngaji di TPQ; (4) Berdo’a sebelum dan sesudah makan; (5) Mengucapkan salam kepada orang tua.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  a. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.

  b. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian studi kasus.

  Penelitian studi kasus adalah penelitian yang menggali fenomena (kasus) dari suatu masa tertentu dan aktivitas, serta mengumpulkan detail informasi dengan menggunakan berbagi prosedur pengumpulan data selama kasus itu terjadi. (Afifuddin & Saebani, 2009 : 87).

  7

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SDN 03 Bawen dan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010.

  3. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (1997:57), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Bawen

  03 tahun pelajaran 2009 / 2010 yang beijumlah 48 orang.

  Sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Probality Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2009:92). Jumlah anggota sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 33 anak. Hal ini berdasarkan cara penentuan sampel dengan menggunakan Nomogram Henry King (Sugiyono, 2009:100), yaitu untuk tingkat kepercayaan 95% maka jumlah sampel dihitung dengan cara : 0.58 x 48 x 1.195 = 33.27, dan dibulatkan menjadi 33.

  4. Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode angket dan studi dokumentasi. Sugiyono (2009: 96) menyatakan “metode ini i

  8

  digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia". Metode ini digunakan untuk memperoleh data berkaitan dengan kediplinan sholat orang tua seita bimbingan keberagamaan orang tua kepada anaknya.

  Sedangkan studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan bukti-bukti yang bersumber dari non-manusia (Afifuddin & Saebani, 2009 : 141). Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa daftar nilai siswa khususnya nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

5. Instrumen Penelitian

  Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar angket yang berisi 20 butir soal berkaitan dengan kedisiplinan sholat orang tua. Responden disediakan 4 pilihan jawaban untuk memberi tanda ceklist pada, yaitu: sangat sering, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Adapun skor pengukurannya adalah : sangat sering=4, sering=3, kadang-kadang=2 dan tidak pemah=l.

6. Analisis Data

  Prosedur analisis data pada penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Mengorganisasi data, yaitu dengan cara membaca berulang-ulang data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai.

  b. Menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan data yang ada, yaitu dengan uji statistik Product Moment Pearson dengan minus:

  3. Pendidikan Agama Bagi Anak

  4. Perkembangan agama pada anak

  5. Media Pengajaran Pendidikan agama

  B. Ibadah Shalat

  1. Tujuan Mengajarkan Ibadah

  2. Disiplin Melaksanakan Shalat

  3. Pengaruh Shalat bagi Pembinaan Manusia

  4. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan

  BAB III HASIL PENELITIAN, meliputi: A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian B. Penyajian Data BAB IV. ANALISIS DATA, meliputi: A. Analisis Deskriptif B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan BAB V. PENUTUP, meliputi A. Kesimpulan B. Saran.

3. Bagian Akhir Skripsi terdiri d a ri: Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, Riwayat Hidup Penulis.

  B A B U

  KAJIAN PUSTAKA

  A. Pendidikan Agama

  1. Makna dan Fungsi Agama Menurut Abdul Qadir Ahmad (2008:10), ada beberapa makna dan fungsi agama bagi pemeluknya, antara lain: a. Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia.

  b. Agama membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keihlasan, kejujuran, keadilan, kasih sayang, cinta mencintai, dan menghidupkan hati manusia untuk memperhatikan (muraqabah) Allah SWT, baik dalam keadaan sendirian maupun bersama orang lain.

  c. Agama mendorong manusia untuk bekeija, melarang bermalas-malasan dalam melaksanakan tugas.

  d. Agama memberikan nilai-nilai rohani yang merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia, bahkan kehidupan fitritahnya.

  e. Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam mewujudkan kebahagiaan individu dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya.

  2. Tujuan Pengajaran Pendidikan Agama Menurut Abdul Qadir Ahmad (2008:15), tujuan pengajaran pendidikan agama meliputi hal-hal sebagai berikut:

  13 a. Membina murid-murid untuk beriman kepada Allah, mencintai, menaati- Nya dan berkepribadian yang mulia.

  b. Memperkenalkan hukum-hukum agama dan cara-cara menunaikan ibadah serta membiasakan mereka senang melakukan syiar-syiar agma dan melakukannya.

  c. Mengembangkan pengetahuan agama dan memperkenalkan adab sopan santun Islam.

  d. Memantapkan rasa keagamaan, membiasakan diri berpegang pada akhlak mulia. e Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, menguasai emosi, tahan menderita dan berlaku sabar.

3. Pendidikan Agama Bagi Anak

  Perkembangan agama pada masa anak, teijadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam lingkungan masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, akan semakin banyak unsur agama maka sikap, tindakan kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama. (Darajat, 1990 : 55).

  Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui pendidikan baik yang bersifat formal di sekolah maupun informal di mmah oleh orang tua. Setiap pengalaman yang dilakukan anak, baik melalui

  14

  penglihatan, pendengaran, maupun perilaku yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya.

  Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya.

  Disamping itu banyak pula pengalaman anak yang mempunyai nilai pendidikan baginya, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak, baik melalui latihan-latihan, perbuatan, misalnya kebiasaan dalam makan, minum, buang air, mandi, tidur dan sebagainya. Semuanya itupun termasuk pembinaan bagi anak pribadi.

4. Perkembangan Agama pada Anak Pendidikan tidak langsung yang telah terjadi pada anak sebelum ia masuk sekolah, tentu saja setiap anak mempunyai pengalamannya sendiri- sendiri, yang tidak sama dengan pengalaman anak lainnya. Pengalaman yang dibawa anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya terhadap sekolah dan guru termasuk guru agama.

  Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. Seorang anak yang pada masa anak itu tidak mendapat didikan agama dan tidak pula mempunyai

  15

  pengalaman keagamaan, maka ia nanti setelah dewasa akan cenderung kepada sikap negatif terhadap agama. (Darajat, 1990 : 58).

  5. Media Pengajaran Pendidikan agama,

  a. Teladan yang baik Murid-murid memandang guru sebagai teladan utama bagi mereka, dimana ia bercita-cita agar menjadi foto kopi dari gurunya. Ia akan mengikuti jejak akhlak, ilmu, kecerdasan, keutamaan dan serta gerak dan diam gurunya apabila ini yang menjadi perhatian murid-murid terhadap gurunya maka seharusnya guru menjadi ikutan yang baik bagi anak didiknya.

  Disamping itu guru hendaknya merupakan gambaran hidup yang memantulkan keutamaan tingkah laku yang sebenamya.teladan yang baik tersebut dimaksudkan agar murid-murid tidak terjerumus ke dalam situasi kontradiksi yang berbahaya dan agar mereka tidak ragu-ragu serta mencampuradukkan antara hakikat yang dipahaminya sehingga mereka tidak mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang terang dan mana yang gelap.kondisi semacam itu akan menimbulkan kegoncangan pada akidah mereka dan akan menggoyahkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip akidah yang mereka yakini dengan iman yang berakar dalam lubuk hati mereka.

  Banyak sifat-sifat ,nilai-nilai dan sikap yang tidak dipelajari oleh murid-murid kecuali melalui contoh terhadap pendidik yang menjadi panutan mereka.

  16

  b. Metode praktis Materi pengajaran agama meliputi beberapa cabang. Guru mengajarkannya harus dengan mempergunakan cara-cara praktis.

  Sebagian dari cabang itu adalah ibadah, terutama dalam dua fase yaitu fase sekolah dasar dan fase sekolah menengah pertama, karena ia berkisar sekitar wudhu, sholat, tayamum, menyapu bagian atas perban luka dan lain-lain.

c. Cerita

  Cerita tennasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia merupakan satu cara pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang dewasa. Murid-murid pada setiap tingkatan umur menyukai cerita-cerita tertentu dan senang membacanya

B. Ibadah Shalat

1. Pengertian Shalat

  Shalat dalam pengertian bahasa Arab, ialah “doa memohon kebajikan dan pujian” (Aly dan Hidayat, 1996 : 37). Arti ini terdapat pada beberapa tempat di dalam Al-Qur’an, diantaranya dalam ayat berikut:

  a j

  DI *£ L iv=> o ! p Artinya :uDan hershalatlah alas mereka ("berdoa" untuk mereka) karena

  sesungguhnya shalatmu (doamu) itu menenangkan dan menentramkan mereka”

  (Q.S At-Taubah : 103).

  17 Pengertian shalat secara syar’i, adalah : “Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam rangka beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan” (Aly dan Hidayat, 1996 : 37).

2. Dasar Hukum Shalat

  Dasar hukum shalat terdapat dalam Al Qur’an, diantaranya sebagai berikut (Aly dan Hidayat, 1996 : 38): I i i j j l f j Sji^aJl

  Artinya : “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang- orang yang ruku”’. (QS Al Baqarah :43).

  S S . * (.

  Iv * i 4 * l’ < ~ / , « V -y -'’ V . > ^ .

  1 4Ul J O J j ^ . ^ 1 s j b J I > 3 lj

  i i ' / f ' *41,

  Artinya : “Dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

  (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan'’. (Q.S Al Ankabut: 45).

  ' o c J ' J a Z . g l S o ’3 & J I j p i Artinya : “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'”. (Q.S Al- Baqarah: 238).

3. Kedudukan Shalat

  Shalat adalah salah satu dari rukun islam, rukun yang kedua. Adcan tetapi dari deretan semua kewajiban dan ibadah-ibadah pokok, shalat adalah

  18 yang pertama dari ibadali-ibadah lainnya. Shalat adalah fardhu ‘ain (kewajiban perorangan ) atau tiap-tiap orang Islam yang telah baligh (dewasa),baik laki- laki maupun perempuan.

  Tidak ada kewajiban-kewajiban agama yang paling dipentingkan disebut dalam Al-Qur’an lebih dari pada shalat itu. Al-qur’an telah menerangkannya dalam berbagai bentuk dan gaya bahasa, kadang-kadang dengan perintah yang tegas, kadang-kadang pula dengan pernyataan pujian bagi orang-orang yang melakukannya dan celaan bagi orang yang meninggalkannya.

  Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 24 sebagai berikut: Artinya : Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api.

  Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. (QS.29:24).

4. Fungsi Shalat

  a. Shalat dapat mencegah dari perbuatan jahat dan munkar Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 25 sebagai berikut:

  19

  • i

  .* . i

S S* < 3 i * s'** >^ “ * S ' 4 4 / ' , 't ^ ' i , * T ''- ^ / 5 /, ^

J ^ y i J*J 0^1>Jl Oj^o ll ij jl 4l)l (j-f L^jj (JL5j

j Q j j sj u ^ * >

  A.

  

Ci j j t *SC C j IC ^*-^=3. vauu (*■ ■f-^p yiSo v la J I

^

  ^ ^ / 'S I <J?

  Artinya : Dan Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia Ini Kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka,

dan sekali- kali tak ada bagimu para penolongpun.

  (QS.29:25).

b. Shalat dapat menghilangkan tabiat keluh kesali dan kikir Allah SWT berfirman dalam surat Al Ma’arij ayat 19-23 berikut:

  j £ \

  1S130 j d j i i z . iS j0 o j ♦ X / • / X / <'/ ^ ^ C / •'z J ^ ^

  (Ji' jt-A Oi^I' © J j ((J>) Artinya:

  19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

  20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,

  21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,

  22. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,

  

23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,

c. Shalat dapat dijadikan sarana dzikrullah.

  Allah SWT berfirman dalam surat Thahaa ayat 12 sebagai berikut: ( p f ' J L vHij i £ & C L j °Cl i^\

  }

  20

  Artinya : Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, Maka tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.

  (QS. Thahaa: 12).

  d. Shalat dan sabar dapat menjadi penolong untuk menghasilkan maksud yang baik.

5. Hikmah Shalat

  Diantara hikmah diwajibkannya shalat itu adalah dengan shalat dapat membersihkan jiwa, menyucikannya, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada Allah ta’ala di dunia dan berdekatan dengan-Nya di akhirat, serta melarang pelakunya dari mengerjakan perbuatan keji dan kemungkaran.

  Shalat lima waktu mampu membawa pelakunya berbuat adil dan mensucikan pelakunya serta mendekatkan diri pada Allah azza wa jalla.

  Allah ta’ala berfirman dalam QS.Al-ankabut ayat 24 : Artinya : Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan:

  

"Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari

api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.(QS.

  29:24)

  6. Tujuan Mengajarkan Ibadah Ibadah adalah segala amal saleh yang dikerjakan manusia, karena mengharap ridla Allah SWT (Ahmad, 2008:134). Tujuan mengajarkan ibadah meliputi beberapa hal, antara lain:

  21

  a. supaya siswa mengetahui hukum agama,

  b. menguatkan aqidah dalam jiwa,

  c. menambah kepatuhan kepada Allah,

  d. menumbuhkan rasa sosial,

  e. membentuk rasa persamaan, dan

  f. memelihara kebersihan dan kesucian badan dan rohani (Ahmad, 2008:155).

7. Disiplin Melaksanakan Shalat

  Shalat merupakan tiang utama agama Islam. Bila orang teguh menjalankan shalatnya, maka berarti dia menjaga agamanya dengan baik.

  Sebaliknya, orang yang mengabaikan shalat, berarti telah menghancurkan tiang agama. (Thalib, 1998:355).

  Karena shalat merupakan tiang utama agama Islam, maka setiap orang tua muslim tidak boleh menganggap ringan apalagi menyepelekan perintah agama untuk selalu mengajak anak-anaknya untuk melakukan shalat setiap hari.

  Kewajiban mendidik putra-putrinya melakukan shalat dilakukan sejak mereka berumur tujuh tahun. Apabila pada umur ini anak belum sempurna mengucapkan bacaan-bacaan shalat, maka mereka bisa cukup mengikuti gerakan-gerakan ibu bapaknya saat melakukan shalat. Akan tetapi mereka tetap didisiplinkan untuk mengerjakan shalat ini. Sebab dengan disiplin ini, orang tua akan mudah mengajarkan anak-anaknya menegakkan shalat.

  2 2

8. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan

  Shalat dilakukan dengan melakukan delapan posisi tubuh yang berbeda-beda dan membaca beberapa ayat Al-qur’an pada setiap postur.

  Postur-postur ini ternyata mempunyai pengaruh kuat terhadap system kerja syaraf dan organ-organ tubuh manusia.

  a. Postur Berdiri Tegak (Niat) Seluruh badan berdiri tegak menghadap kiblat, kedua tangan lurus disisi badan dan mata melihat ketempat sujud. Manfaat postur ini adalah untuk melancarkan peredaran darah. Jika darah lancar maka tubuh kita akan segar. Pada waktu sikap berdiri tegak ini seluruh syaraf menjadi satu titik pusat pada otak. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 80).

  b. Postur Qiyam, Takbiratul Ihram dan Bersedekap.

  Takbiratul ihram adalah mengangkat tangan sejajar pundak atau telinga. Telapak dan kelima jari menghadap ke kiblat sambil mengucap Allahu Akbar. Bacaan takbir di baca bersamaan gerakan tangan atau setelahnya. Bersedekap adalah meletakkan tangan diatas dada. Tangan kanan kanan di atas pergelangan tangan tangan kiri. Saat bersedekap membaca doa iftitah, surat al-faiihali, dan surat pendek.

  Konsentrasi penuh pada posisi ini menyebabkan relaksasi pada kaki dan punggung. Menggerakkan perasaan rendah hati, sederhana dan ketaatan. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007:85).

  23 c. Postur Rukuk

  Rukuk adalah membungkukkan badan. Punggung harus lurus sejajar dengan kepala. Kedua tangan diletakkan pada lutut dengan jari-jari direnggangkan. Mata melihat ke tempat sujud. Saat rukuk membaca bacaan rukuk.

  Dengan melakukan rukuk, maka tulang belakang akan tetap berada dalam kondisi yang baik karena persendian diantara badan-badan ruas tulang belakang tetap tinggal lembut dan lemah lentur serta mencegah ruas-ruas palsu, misalnya melekatnya tulang kalangkang dan tulang tungging yang dapat mengakibatkan kesulitan terutama bagi wanita yang hendak melahirkan anak. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 90).

  d. Postur I’tidal I’tidal adalah berdiri dari rukuk sambil mengangkat tangan. Kedua tangan diangkat setinggi daun telinga. Saat I’tidal membaca doa I’tidal.

  Sewaktu bangkit dari rukuk dan membaca samiAllaahuliman hamidah maka Allah memberikan cinta dan kasih sayangnya. Allah sangat bangga karena seruannya dipenuhi sehingga Dia berkenan memberikan anugerahnya itu dengan menegakkan kita kembali. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :97).

  e. Postur Sujud Sujud adalah gerakan merunduk sampai kepala menempel di tempat sujud. Kedua tangan berada di samping kiri dan kanan badan. Cara

  24 sujud adalah mendahulukan tangan ketempat sujud diatas tujuh anggota badan, yaitu : dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki. Dahi dan hidung ditekankan ke tempat sujud. Kedua telapak tangan diletakkan ditempat sujud sejajar dengan baliu. Kedua suku direnggangkan, kedua ujung kaki ditegakkan menghadap kiblat saat sujud membaca bacaan sujud, yang dibaca adalah doa sujud.

  Menurut Prof. Dr. HA. Saboe (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 97), pada saat sujud otot-otot menjadi lebih besar dan kuat terutama otot- otot dada sebagai otot-otot sela iga dalam atau otot-otot antara iga dalam.

  Seewaktu menarik napas tulang dada terangkat ke atas dan maju ke depan sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik dan dapat menghisap udara yang bersih kedalamnya sehingga terhindar dari penyakit TBC.

  Sikap sujud juga bennanfaat bagi otak. Posisi sujud menyebabkan darah yang membawa banyak zat-zat yang sangat dibutuhkan otak relatif banyak mengalir ke bagian tersebut,

  f. Postur Duduk Antara Dua Sujud Duduk diantara dua sujud adalah kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dujadikan alas duduk. Kedua tangan diletakkan dia atas paha ujung lutut sambil membaca bacaan duduk di antara dua sujud.

  Bagi laki-laki tumit kaki kanan mengerut dan berat kaki serta bagian tubuh pada tumit tersebut. Posisi ini membantu pengeluaran zat racun dari liver dan memacu gerak peristaltic pada usus besar.

  25 Bagi perempuan pertahankan kedua kaki di bawah badannya, telapak kaki menghadap ke atas. Tubuh akan kembali mengalami relaksasi yang sama, dan postur ini membantu pencernaan dengan menggerakkan isi perut ke arah bawah. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007:129).

  g. Postur Tasyahud Duduk tasyahud awal ('iftirasyi) adalah seperti duduk diantara dua sujud. Kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dibentangkan di lantai sebagai alas duduk dan telunjuk jari menunjuk ke kiblat.

  Duduk iftirasyi dapat menghindarkan atau menyembuhkan suatu penyakit syaraf pangkal paha yang terasa sakit, nyeri, sengal hingga tidak dapat beijalan (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 130).

  Cara duduk tasyahud akhir (tawaruk) kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dijelujurkan di bawah kaki kanan dan pantat duduk di lantai. Duduk

  tawaruk

  merupakan penyembuh penyakit tanpa operasi karena duduk tawaruk ini kalau dilihat posisinya yang mengangkat kaki kanan dan menghadapkan jari-jari kakinya kearah kiblat memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, rongga radang dan dahi, kelenjar gondok kecil, mata, leher dan amandel, otot-otot bahu, yang terdapat pada ujung-ujung jari kaki. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :131).

  h. Postur Salam Salam yaitu gerakan menolehkan kepala ke kanan kemudian kekiri sambil membaca doa salam. Sikap salam sangat bermanfaat bagi kesehatan otot karena dengan memalingkan muka ke kanan dan kekiri

  2 6

  akan membantu menguatkan otot-otot leher dan kuduk serta dapat menyembuhkan gangguan pada leher dan kepala antara lain penyakit kepala kuduk kaku. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 138).

  Menurut Adz Dzahabi (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :198) shalat memiliki empat manfaat yaitu spiritual, psikologis, fisik, dan moral. Shalat bisa menyembuhkan penyakit jantung, perut dan usus.

  Menurut Dr. Edwin Frederik Pourz (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 200), seorang professor dalam bidang penyakit syaraf di Amerika serikat menyatakan: Menyembuhkan berbagai penyakit menular dalam tempo yang cepat, sulit dilakukan dalam tempo yang cepat pula. Namun dengan tidak memperdulikan semua kemukjizatan pengobatan yang ada di dunia ini, masih banyak kemukjizatan lain untuk menyembuhkan penyakit pincang, lumpuh, buta. Bahkan ada ribuan kasus yang belum bisa ditangani oleh dokter terkenal atau dokter yang pandai sekalipun,

tetapi justru penyembuhannya melalui kemukjizatan shalat.

  C. Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua terhadap Keberagamaan Anak Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

  Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu.

  Shalat merupakan salah satu materi pokok dan urgen dalam pendidikan Islam. Hal ini dikarenakan shalat merupakan ibadah mahdhoh yang paling diutamakan bahkan dijadikan sebagai tolak ukur dari ibadah-ibadah lainnya

  27 Sebagai realisasinya, ibadah sholat harus dikerjakan dengan benar sesuai dengan syariat Islam (syarat dan rukunnya) sehingga dapat membentuk insan yang berdisiplin tinggi dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

  Mengingat begitu pentingnya shalat harus dikenalkan sejak masih kanak- kanak, walaupun baru berupa pembiasaan, oleh karena itu penting bagi orang tua sebagai pembina pribadi yang pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan dan latihan sejak kecil yang sesuai dengan ajaran agama.

  Orang tua dan guru agama dalam membina dan membimbing anak agar mampu mengeijakan shalat tidaklah mungkin hanya dengan penjelasan pengertian saja, tetapi harus diberi latihan dan dibiasakan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Anak cenderung akan meniru apa-apa yang dilihat dalam kesehariannya karena taraf berpikir anak masih terbatas, maka dalam hal ini kedisiplinan shalat orang tua amat berpengaruh terhadap keberagaman anak..

  Shalat yang diwajibkan Allah kepada orang beriman lima kali sehari semalam memiliki beberapa peran (Ahmad, 2008:149), antara lain : a. berperan untuk menghilangkan rasa gelisah yang menghantui manusia,

  b. dapat menabahkan hati dalam menghadapi kesulitan,

  c. sabar terhadap sesuatu yang dibenci, dan

  d. sanggup mematahkan sifat yang mementingkan diri sendiri yang membekukan rasa sosial yang mulia.

  28 Orang tua yang taat pada ajaran agama maka secara otomatis akan mengenalkan anak pada ajaran agama sejak masih kecil, diajak melaksanakan sholat lima waktu, diingatkan dan ditegur sehingga setelah besar akan terbiasa.

BAB I II

  HASIL PENELITIAN

  A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

  SDN Bawen 03 terdiri d a ri: 1 (satu) orang Kepala Sekolah, 6 (enam) guru kelas, 1 (satu) orang guru Bidang Studi Agama Islam, 1 (satu) orang Penjasorkes, 1 (satu) orang guru Bahasa Inggris, 1 (satu) orang guru Seni Tari, dan 1 (satu) orang guru Seni Lukis.

  Jumlah siswa secara keseluruhan pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah 204 Siswa, dengan perincian siswa yang beragama Islam sebanyak 193 orang dan siswa yang beragama Nasrani adalah 11 orang.

  Pekeijaan orang tua dari siswa SDN 03 Bawen 03 pada tahun pelajaran 2009/2010 meliputi berbagai macam, antara lain: PNS sebanyak 5 orang, TNI sebanyak 1 orang, Pegawai Pabrik sebanyak 25 orang, sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai Asongan, Penjual di pasar, Tukang parkir, Pegawai SPBU, dan lain-lain.

B. Penyajian Data L Data Hasil Angket

  Untuk mendapatkan hasil penelitian tentang kedisiplinan shalat orang tua dari responden di mmah, penulis memberikan soal angket kepada 33 responden yang telah ditunjuk.

  Angket berisi 20 pertanyaan dengan 4 (empat) item pilihan jawaban yaitu : jawaban a (sangat sering), b (sering), c (kadang-kadang) dan d (tidak pernah).

  Kriteria penilaian dari angket dipaparkan pada tabel 1, sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria penilaian angket kedisiplinan shalat orang tua

  Kriteria Prosentase skor perolehan Sangat baik 86 % sd 100 %

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASIBELAJAR MEMBACA AL QUR’AN (Studi Kasus pada Santri TPQ Hidayatush Shibyan Desa Brabo Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan Tahun2006) - Test Repository

0 0 83

PENCARUH SIKAP DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAPK REATIVITAS ANAKD I SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa Ml Tholabiyah Tcgaron Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2008) - Test Repository

0 0 91

PENGARUH KEPRIBADIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU IHSAN PADA ANAK (Studi Kasus pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopene, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2007)

0 0 90

PENGARUH KEPEDULIAN ORANG TUATERHADAP PRESTASIBELAJAR ANAK (Studi pada siswa SMP Negeri 2 Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009) - Test Repository

0 0 110

PENGARUH INTENSITAS IBADAH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI KASUS PADA SDN PULUTAN 01 KOTA SALATIGA TAHUN 2010) - Test Repository

1 0 64

PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN SHALAT FARDHU TERHADAP AKHLAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Kecandran 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2010) - Test Repository

0 0 72

HUBUNGAN ANTARA KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 01 Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 72

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum Gading Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2006-2007) - Test Repository

0 0 106

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 109

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT FARDHU MELLAUI METODE DRILL Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository

1 2 112