HUBUNGAN ANTARA KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 01 Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

  HUBUNGAN ANTARA KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEBERAGAMAAN ANAK

  (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 01 Kab. Semarang Tahun 2010)

  S K R I P S I Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh: S A F A R IY A T U N

  NIM: 11408156 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A 2010

  KEM ENTERIAN AG AMA SEKOLAH TIN G G I AGAMA ISLAM N EG ER I ( STAIN) SALATIGA

  JL Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga .ac.id E -m ail:

  PERSETUJUAN PEM BIM BING L am p : - H al : Pengirim an N askah Skripsi

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga

  Di Salatiga

  Assalamualaikum Wr.Wb

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: NAMA : SAFARIYATUN NIM : 114 08 156 Jurusan /Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

  Judul : HUBUNGAN ANTARA KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEBERAGAMAAN ANAK (STUDI KASUS SISWA

  SD BA WEN 01) TAHUN 2010 Demikian nota pembimbing ini saya sampaikan untuk bisa digunakan sebagaimana semestinya.

  Wassalamu ’alaikum w.w

  Salatiga, 10 Agustus 2010

KEMENTERIAN AGAMA RI

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. 0298 323706,323433 Salatiga 50721 Website

P E N G E S A H A N SK R IP S I

  Skripsi Saudari SAFARIYATUN dengan Nomor Induk Mahasiswa 114 08 156 yang beijudul "HUBUNGAN ANTARA KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEBERAGAMAAN ANAK SDN BAWEN 01 TAHUN 2010", telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari: Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  Salatiga, 25 September 2010 Panitia Ujian

  Sekretaris Ujian Sidang

  k D t. Rahm at 1 M.Pd

  D Imam Sutomo. M.Ag N ip. 19670112 199203 1 005

  J. 19580827198303 1 002 Penguji II

  Penguji I Drs. ABDUL SYli K I R. M.Sl^ l I ^ ^ / ^E N I SUSAPTI, M.Si

  NIP. 19670307 199403 1 002 ' NIP. 19700403 200003 2 003 Pembimbing

  Drs. H. A. Mahmuzi, M.A NIP. 19500515 198103 1 003 in

  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama Safariyatun Tarbiyah NIM Pendidikan Agama Islam Program study

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar - benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain . Pendapat ataupun temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Bedono, 25 September 2010 Yang menyatakan MOTTO

Iferfpsi ini peoulis perserokshkso kepsds: dsn ysn£, men'isdi bs&

  

1 Ssog, peDgpkoh Wup, dlysti Iku, ’fyirosh Jives' peoulis

dsn PDsmpu roeDjsdi 'Istsos fospirssi' roeruksh dsn mewkeotuk Wap ini menjsdi inssn ysni bermskns.

  Z. dsn sdiknys

dtosk-9D9k I’efdDts (Isostostul tisrokali), (Disn Ihrrtivei ^shrimoiss)

ysni telsh memberl semsnist dsn dukw&sn petmh dslsm menyelessiksn ini sekripsi

  “fispsk yso£ memkepiksD peo^rslwD

  

2. K.ep sds D«. K- dl Katauml K il telsh. dsn

bhnbln&sn denisn ssbsr dslsm menyelessiksn skripsi toL

3. Ishskst-sshsksti lOT eksteosi snikstsn 2008 ysni terus semsn&l dsn optirois Djslto kekerssmssD.

  menOspsi cits-cils serts me ukhnwsh

  

5. Ss’hskjt-sshsksti ‘HshssiWs I'fdUX Sslsti p seperjusngsD dslsm melskssnsksn

smsnsh orsni las antak berkecimpuni dslsm khs^sosh keilrausn.

  6. Kelusr&f “fcessr I D X M W

   01

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

  Fuji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita semua, sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita semua sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman. Alhamdulillahirabbil’alamin, akhimya penulisan skripsi ini bisa selesai, semua itu berkat bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Untuk itu penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang sebesar- besamya kepada:

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, ketua ( STAIN ) Salatiga yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  2. Bapak Drs. Joko Sutopo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  3. Bapak Drs. H. A Mazumi, selaku pembimbing yang banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan penelitian ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan lancar.

  4. Kepala SDN. Bawen 01 beserta rekan- rekan guru dan karyawan yang banyak memberikan masukan serta bantuan dalam penulisan, sehingga kami dapat memperoleh data dalam menyususn skripsi ini.

  5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah ikut dalam memberikan kontribusi dalam peyusunan skripsi ini.

  Semoga segala kebaikan yang diberikan dengan tulus dan ikhlas kepada penulis, mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.

  Akhimya dari penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

  Salatiga, 25 September 2010 Penulis

  

ABSTRAK

  Skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Kesibukan Orang Tua Dengan Keberagamaan Anak” ( Studi Kasus Pada Siswa SDN Bawen 01 Tahun 2010). Fokus penelitiannya meliputi tiga hal utama yaitu : (l) Bagaimana aktivitas orang tua siswa SDN Bawen 01 yang sibuk bekerja memberikan pendidikan agama kepada anak - anaknya? (2) Bagimana kondisi keberagamaan siswa SDN Bawen 01? (3) Adakah hubungan antara kesibukan orang tua dengan keberagamaan siswa SDN Bawen 01?

  Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: (1) Aktivitas orang tua siswa SDN Bawen 01 yang sibuk bekeija dalam memberikan pendidikan agama kepada anak

  • anaknya. (2) Kondisi keberagamaan siswa SDN Bawen 01. (3) Hubungan antara kesibukan orang tua dengan keberagamaan siswa SDN Bawen 01. Prosedur analisis data: (1) Klasifikasi data. (2) Analisis pertama, untuk mengetahui kesibukan orang tua dalam memberikan pendidikan agama kepada anaknya. (3)

  Analisis kedua, untuk mengetahui variasi keagamaan siswa. (4) Analisis ketiga, untuk mengetahui hubungan antara kesibukan orang tua dengan keberagamaan anak. Hasil dari penelitian ini adalah : A.Variasi kesibukan orang tua dalam memperhatiakn pendidikan anak siswa kelas V SDN Bawen 01 adalah sebagai berikut : (1) Orang tua yang sibuk bekerja dan tidak memperhatikan pendidikan anak ada dalam kategori tinggi yaitu 17 siswa atau 42.5% dari 40 siswa yang menjadi responden. (2) Orang tua yang sibuk bekerja dan kadang kadang memperhatikan pendidikan anak ada dalam kategori sedang yaitu 20siswa atau

  50% dari 40 siswa yang menjadi responden. (3) Orang tua yang sibuk bekeija dan memperhatikan pendidikan anak ada dalam kategori rendah yaitu 3 siswa atau 7.5% dari 40 siswa yang menjadi responden. B. Variasi keberagamaan anak kelas

  V SDN Bawen 01 adalah sebagai berikut : (1) Tidak melaksanakan keagamaan yang berada pada kategori tinggi sebanyak 15 siswa atau 37,5 % dari 40 siswa yang menjadi responden. (2) Kadang kadang melaksanakan keagamaan yang berada pada kategori sedang sebanyak 22 siswa atau 55 % dari 40 siswa yang menjadi responden. (3) Keberagamaan yang berada pada kategori rendah sebanyak 3 siswa atau 7,5 % dari 40 siswa yang menjadi responden. C. Ada hubungan yang negatif antara kesibukan orang tua terhadap keberagamaan anak. Anak yang kebih banyak mendapatkan perhatian dari orang tuanya akan memiliki tingkat pemahaman keagamaan lebih tinggi, dibandingkan dengan anak yang kirang mendapatkan perhatian orang tuanya karena sibuk beke*ja diluar rumah.

  

D A F T A R I S I

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB I E PAPARAN DATA DAN TEM U A N PEN ELITIA N A. Gambaran Umum SDN Bawen 01

  

  

  

  

  

  H alam an

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB IPEN D A H U LU A N

  

  

  BAB IV AN ALISA DAN PEMBAHASAN

  

  

  

  BAB V KESIM PU LA N DAN SARAN LAM PIRAN-LAM PIRAN

BAB I P E N D A H U L U A N A. L atar Belakang Masalah Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan kehidupan anak. Oleh karena itu orang tua bertanggung jawab dalam membimbing anak memperoleh masa depan yang baik duniawi maupun ukhrowi. Anak merupakan amanat Allah yang dititipkan kepada kedua orang

  tuanya. Anak-anak yang sholeh adalah sumber kebahagiaan bagi kedua orang tuanya. Sebaliknya anak juga bisa merupakan fitnah bagi kedua orang tuanya. Firman Allah dalam A1 - Quran:

  ' j k l iiSe. y J U5I V J J k I j Artinya : Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar

  (QS. Surat Al- Baqoroh ayat 9) Kedua orang tua secara bersama-sama berkuwajiban memelihara dan menumbuhkan potensi anak-anaknya dengan memberikan pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama, agar kelak menjadi anak yang cerdas, berakhlak mulia, dan sentiasa beramal sholeh.

  Rosulullah Saw. Telah memberikan sinyal yang jelas kepada umatnya, bahwa orang tua memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk pribadi anak, apakah dia menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi sesuai sabdanya yang berbunyi:

  

j j j J s* .

j t Ajl jL a jj j f A I j j £ s

  3 Uj J L&

  • * ' > .

  2

  Dari Abi Hurairah ra. Berkata: berdabda Nabi saw: tidak ada seorang anak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anaknya Yahudi, Nasrani, atau Majusi (Kumpulan Hadits Shokheh, 1990: 11)

  Hadits diatas menempatkan j ng tua pada posisi yang sangat sentral dan strategis dalam pembentukan pribadi anak. Hal ini yang sering dilupakan oleh orang tua yang telah merasa cukup dengan menyerahkan anaknya ke sekolah. Mereka menganggap bahwa sekolah adalah ’’segalanya”, padahal sekolah lebih banyak menekankan kepada pembentukan aspek kognitif (pikir) dan kurang mampu menjangkau pribadi anak, karena sekolah mempunyai keterbatasan.

  Setiap orang tua mengharapkan agar anaknya menjadi anak yang beriman, berilmu, dan beramal sholeh, namun karena banyak orang tua yang salah dalam memberi pelakuan kepada anak, yang terjadi justru bertentangan dengan harapannya. Oleh karena itu hal yang perlu difikirkan adalah bagaimana langkah yang harus ditempuh agar anak dapat memenuhi harapan orangtuanya.

  Perlu diingat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang labil, naik turun tidak mantap dan mudah berubah. Sementara masa ini diyakini sebagai masa yang penting bagi wama hidup seseorang kelak. Namun seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, peran orang tua bagi anak-anaknya sangat berkurang, mereka disibukkan oleh dunia luar, yakni bekeija/ mencari nafkah demi memenuhi tuntutan ekonomi yang semakin meningkat. Banyak orang tua yang menumpahkan perfiatiannya pada pengumpulan harta dan karier, akhimya ia sangat sedikit memberi perhatian kepada anak-ananya sehingga ia tidak mampu mengontrol secara baik kemana dan dengan siapa saja anaknya bergaul. Belum lagi sebuah informasi dari media masa yang masuk kerumah-rumah dengan membawa berbagai budaya barn yang tidak selalu sesuai dengan budaya islam ataupun susila masyarakat setempat, meski sesibuk apapun orang tua tetap harus memberikan perhatian kepada anak- anaknya khususnya mengajarkan pendidikan agama, mulai dari pembinaan sikap dan pribadinya sampai kepada pembinaan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran agama.

  3

  Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk meneliti permasalahan tersebut dengan mengambil judul ” Hubungan Antara Kesibukan Orang Tua dengan Keberagamaan Anak”.

  B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan bebarapa pokok masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana aktivitas orang tua yang sibuk bekeija di luar rumah dalam memberikan pendidikan agama kepada anak - anaknnya ?

  2. Bagaimana kondisi keberagamaan siswa SDN Bawen 01?

  3. Apakah ada hubungan antara kesibukan orang tua diluar rumah tehadap keberagamaan anak? C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  1. Aktifitas orang tua yang sibuk bekeija di luar rumah dalam memberikan pendidikan agama kepada anak - anaknya.

  2. Kondisi keberagamaa siswa SDN Bawen 01

  3. Adanya Hubungan antara kesibukan orang tua yang bekerja di luar rumah dengan keberagamaan anak.

  D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu teori yang sifatnya sementara dan kebenarannya masih perlu diuji kembali. (Arikunto, Suharsini 1992: 02 ). Mengacu pada permasalahan tersebut penulis merumuskan hipotesis bahwa ’’Anak yang lebih banyak mendapatkan perhatian dari orang tuanya akan memiliki tingkat pemahaman keagamaan lebih tinggi, dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya karena sibuk bekeija di luar rumah.”

  ” Terdapat hubungan yang negatif antara kesibukan orang tua terhadap keberagamaan anak pada siswa kelas V SDN Bawen 01 Tahun

  2010

  E. M anfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yang diharapkan antara lain:

  4

  1. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan gambaran betapa pentingnya perhatian orang tua terhadap keberagamaan anak.

  2. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap orang tua terutama orang yang sibuk bekerja diluar rumah, agar senantiasa memperhatikan pendidikan agama kepada anak-anaknya.

  F. Penegasan Istilah Untuk menghindari kemungkinan teijadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud dan tujuan penulisan dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, maka perlu penjelasan beberapa kata pokok yang menjadi variabel penelitian. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

  1. Hubungan Kesibukan Orang Tua

  a. Hubungan Hubungan adalah Komunikasi terhadap satu orang atau beberapa orang ( Dani K., 2002:176) b. Sibuk Sibuk artinya banyak yang di keijakan .

  (WJS, Poerwadarminto, 1982: 942) c. Orang tua : terdiri dari ibu dan ayah.

  Ibu adalah : wanita yang telah melahirkan seorang anak atau sebutan untuk wanita yang sudah bersuami Ayah adalah : suami dari ibu yang mempunyai tanggung jawab penuh atas keangsungan hidup keluarganya. (Poerwadarminta,W

  JS., 1982)

  2. Keberagamaan Anak

  a. Keberagamaan berasal dari kata agama Agama adalah : risalah yang disampaikan Tuhan kepada nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempuma untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tatacara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, dirinya sebagai hamba Allah, manusia dan masyarakat serta alam sekitamya. ( Daradjat, Zakiah. 1999:60)

  5

  b. Anak adalah : manusia yang masih kecil. ( Dani K., 2002:39) Dari perilaku keagamaan disini penulis tentukan indikatomya yaitu:

  1) SegiIbadah (a) Keaktifan mengerjakan sholat meliputi:

  Shalat lima waktu Ketepatan dalam waktu mengerjakan sholat

  (b) Mengeijakan puasa dan amalan Ramadhan (c) Mengerjakan puasa sunnah

  (d) Membaca A1 - Quran 2) Segi Akhlak

  (a) Akhlak kepada Allah (b) Akhlak kepada diri sendiri

  • Sabar - Syukur - Tawadlu’

  (c) Akhlak kepada Ibu bapak

  • Berbakti kepada orang tua
  • Hormat kepada orang tua
  • Taat dan patuh pada orang tua (d) Akhlak kepada Guru - Sikap hormat dan santun terhadap guru

  (e) Akhlak kepada Teman Sebaya (f) Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup

  G. Metode Penelitian

  1. Lokasi dan waktu Lokasi: SDN Bawen 01 Kecamatan Bawen Waktu pelaksanaan: Tanggal Mei 2010

  2. Populasi dan Sampel

  6

  Populasi adalah jumlah keseluruhan dari subyek penelitian. Atau populasi adalah seluruh individu untuk selanjutnya kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendaklah di generalisasikan. ( Hadi, Sutrisno, 1993 : 70 ) Sampel adalah sebagian yang diambil dari subyek penelitian yang dianggap mewakili terhadap populasi yang diambil. ( Arikunto Suharsini 1992 : 104 ). Adapun yang menjadi populasi adalah siswa, siswi SDN Bawen 01

  Kelas IV,V,VI yang beragama islam. Untuk populasi 1 0 -1 0 0 orang seyogyanya di ambil 100% dan untuk 100 - 200 orang, seyogyanya di ambil 70% - 80%. ( Kantono, Kartini, 1990 :1 3 5 ) Jadi disini penulis menjadikan sampel penelitian sebanyak 40 siswa atau seluruh kelas V mewakili semua siswa SDN Bawen 01.

  3. Metode pengumpulan data

  a. Metode Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk hal- hal yang ia ketahui. ( Arikunto Suharsini, 1992 : 124).

  Untuk mengumpulkan data-data penelitian, peneliti menggunakan sistem angket, dimana peneliti membagikan lembar pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Agket ini digunakan untuk memperoleh data tentang kesibukan orang tua yang bekeija diluar rumah terhadap keberagamaan siswa SDN Bawen 01.

  b. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan data berbentuk tulisan atau daftar yang dimiliki SDN Bawen 01. Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan informasi atau data tentang lokasi penelitian, administrasi, dan segala yang ada hubungannya dengan SDN Bawen 01.

  7

  4. Metode Analisis Data Dengan tetjawabnya angket yang penulis bagikan kepada responden, maka akan menghasilkan jenis data kualitatif. Kemudian untuk menganalisa data yang telah terkumpul maka penulis menggunakan tekhnik sebagai berikut.

  a. Untuk mengetahui kesibukan orang tua dalam mendidik anak, hubungannya dengan perilaku keagamaan anak dalam prosentasenya penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

  F P = ------------- X100%

  N Keterangan : P = Proporsi

  F = Frekuensi N = Nilai

  b. Untuk mengetahui hubungan antara kesibukan orang tua yang sibuk bekeija di luar rumah dengan keberagamaan anak penulis menggunakan rumus : d X ) ( I y )

  2 * y - -------------------- N

   I x y - .................. .................. d y ) 2-

   Keterangan :

  R = Koefisien Korelasi X = Kesibukan Orang tua bekeija Y = Keagamaan Anak N = Frekuensi ( Jumlah siswa yang diselidiki)

  8

  H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Penegasan Istilah G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB IIKAJIAN PUSTAKA A. Kesibukan Orang tua

  1. Pengertian Kesibukan

  2. Faktor Faktor Yang mempengaruhi Kesibukan orang tua

  3. Manfaat Orang tua bekeija

  4. Jenis Jenis Pekeijaan

  5. Bekeija Dalam Islam

  6. Konsep Bekerja Dalam Islam

  B. Keberagamaan Anak

  1. Pengertian Agama

  2. Makna Dan Fungsi Agama

  3. Tujuan pengajaran pendidikan Agama

  4. Pentingnya Agama Bagi Anak

  5. Faktor Faktor Yang mempengaruhi Keberagamaan Anak

  6. Aktivitas Orang tua Dalam Memberikan Pendidikan Agama Pada Anaknya

  9

  7. Problem Orang Tua Yang Sibuk Beketja Di Luar Rumah Dalam Memberikan Pendidikan Agama Bagi Anak - Anaknya.

  8. Aspek Aspek Perilaku Keagamaan C Hubungan Antara Kesibukan Orang Dengan

  Keberagamaan Anak BAB m PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

  A. Gambaran Umum SDN Bawen 01

  1. Sejarah Singkat SDN Bawen 01

  2. Profil Sekolah

  3. Struktur Organisasi

  4. Keadaan Tenaga Pengajar

  5. Keadaan Siswa

  6. Kegiatan Siswa

  B. Keadaan Responden

  BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Data B. Analisis Pertama C. Analisis Kedua D. Analisis ketiga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

  10 B A B II

  

K A JIA N PU ST A K A

  A. Kesibukan Orang tua

  1. Pengertian kesibukan Sibuk artinya banyak yang di ketjakan ( Poerwadarminto, WJS. 1982: 942 ) Kesibukan artinya kegiatan (bekerja dsb). ( Poerwadarminto, WJS., 1982:

  942) Jadi Kesibukan berarti bekeija, mengeluarkan tenaga dan keringat untuk menghidupi diri dan keluarganya, agar segala kebutuhan hidup dalam keluarganya bias tercukupi.

  2. Faktor Faktor yang mempengaruhi Kesibukan O rang tua

  a. Ekonomi : Sibuknya orang tua bekeija diluar rumah untuk mencari penghasilan dalam memcukupi kebutuhan hidup keluarganya sehingga kurang memperhatikan pendidikan keagamaan anak.

  b. Sosial : Banyaknya kegiatan yang harus diikuti orang tua didalam masyarakat secara langsung.

  c. Budaya : Tradisi yang berkembang dimasyarakat yang memandang bahwa bekeija merupakan suatu keharusan bagi orang tua.

  3. Makna dan Manfaat orang tua bekerja Manusia adalah makhluk bekeija. Kerja bagi manusia akan menentukan eksistensi dalam kehidupannya. Bagi manusia, kerja adalah kebutuhan dalam kerja manusia mendapatkan penghargaan, penghormatan, upah,tempat berkreasi, Ilmu, masa depan, dan seluruh hidupnya. Dari salah satu manfaat dalam keija adalah mendapatkan upah. Upah inilah yang akan dipergunakan orang tua dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, termasuk pendidikan terhadap anak anaknya.

  4. Jenis - Jenis Pekerjaan :

  a. Karyawan / Karyawati adalah Pekerja pria, Pekerja wanita ; orang yang bekerja pada suatu lembaga (Kantor , Perusahaan, dan sebagainya)

  11

  dengan mendapat gaji (atau upah) pegawai; buruh; pekeija. (Rama K , Tri.,2000:235)

  b. Jasa adalah Perbuatan yang memberikan segala sesnatu yang diperlukan orang lain, bekeija dengan memberikan layanan pada konsumen. (Rama K , Tri.,2000: 207) Contoh jenis pekeijaan serta jasanya

  1) Guru beijasa dalam pendidikan 2) Dokter beijasa dalam kesehatan 3) Sopir beijasa dalam layanan transportasi.

  c. Berdagang adalah jual b e l i ; niaga; pekeijaan yang berhubungan dengan menjual beli barang untuk memperoleh keuntungan; Pedagang adalah orang yang mencari nafkah dengan berdagang. (Rama K , Tri, 2000:117)

5. Bekerja Dalam Islam

  Islam adalah agama amal (pekeijaan) sebab kualitas keyakinan kepada

  Allah SWT yang terpatri dalam diri seorang muslim sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk diaktualisasikan dalam kehidupan. Maka, selalu saja dalam al Quran ada kata “amanu” (beriman) digandengkan dengan kalimat

  

a’miiu (bekeija) dengan bentuk derivatif kalimatnya. Secara tegas bahwa

keimanan seseorang harus paralel dengan aktualisasinya dalam kehidupan.

  Dalam konteks ajaran Islam tentang perekonomian (istishadiyah), bekeija adalah modal dasar ajaran Islam itu sendiri. Sehingga disebutkan seorang muslim yang bekeija adalah orang mulia, sebab bekerja adalah bentuk ibadah yang merupakan kewajiban bagi setiap orang yang mengaku mukmin. Tidak di ciptakannya manusia melainkan untuk beribadah kepada Allah SWT (QS, 51: 5 6 ):

  Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-ku. (Al - Aliyy, Al - Quran dan teijemahannya, 2006: 417)

  12

  Haruslah dimaknai secara luas yakni melakukan aktualisasi diri dalam bidang/profesi/pekeijaan masing - masing dalam kerangka yang sah dan satu tujnan mencari Ridha Allah SWT.

6. Konsep Bekerja Dalam Islam

  Firman Allah dalam Surat At Taubah:105 AlI j j u i j j j \ j !L a C-\ (J S j

  I a J (jjL u U SSljjuillj L_U*Jl jj

  “Dan katakanlah: “Bekeijalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang - orang mu’min akan melihat pekeijaanmu itu, dan kamu akan di kembalikan kepada Allah yang mengetahui akan Ghaib dan yang nyata , Lalu diberikan - Nya kepada kamu apa yang kamu keijakan.” (A t-Taubah: 105).

  Surat At-taubah 105 menjelaskan bahwa Allah Memerintahkan kita bekeija, dan Allah pasti membalas semua apa yang telah kita keijakan . Yang paling unik dalam ayat ini adalah penegasan Allah bahwa motivasi atau niat keija itu mestilah benar. Sebab kalau motivasi itu tidak benar maka Allah akan membalas dengan cara memberi azab.Sebaliknya kalau motivasi benar, maka Allah akan membalas pekeijaan itu dengan balasan yang lebih baik dari apa yang kita keijakan. Selanjutnya dalam surat QS A n - N a h l: 97 Allah berfirman:

  4jjJ a a lia . V njra & jA j j t q a (J a

  C. q a fA j l l j a a l j “Barang siapa yang mengeijakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik sesungguhnya akan kami berikan balasan

  13

  kepada mereka dengan pahala yang lebih baiak dari apa yang telah meraka keijaan” (An - N a h l: 97) Lebih jauh Surat An - N a h l: 97 menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan gender dalam penerimaan upah / balasan dari Allah. Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi upah dalam islam, jika mereka mengeijakan pekeijaan yang sama. Hal yang menarik dari ayat ini , adalah balasan Allah langsung di dunia ( kehidupan yang baik / Rezeki yang halal) dan balasan di akherat (dalam bentuk pahala).

B. Keberagamaan Anak

1. Pengertian Agama

  Agama adalah Risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum hukum sempuma untuk di pergunkan manusia dalam menyelenggarakan tata hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jaw ab kepada Allah , manusia dan masyarakat seta alam sekitar.(Darajat, H Zakiyah,, 1970:60)

  Agama (Al-Din) adalah tatanan (Undang -undang) tuhan yang dianugeahkan kepada manusia melalui lisan salah seorang pilihan dari kalangan mereka sendiri, tanpa diusahakan dan diciptakannya (Proyek Pembinaan Prasarana Perguruan Tinggi Agam a/IAIN, 1984/1985:6) Agama dalam pengertian yang paling umum adalah si stem orientasi dan objek pengabdian. Al-Quran menyebut agama dengan istilah

  

”din” yang berarti keberutungan, kepatuhan, kekuasaan bijaksana, dan

  kecendurungan, ia akan menyerahkan patuh kepada hukum dan peraturan yang telah di ditentukan. Agama melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu: a. Keyakinan (creadial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.

  b. Peribadatan (ritual) yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.

  14

  c. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan terseb u t. (Darajat, H Zakiyah, Dasar

  dasar Agam a Islam , MKDU 4211: 8, Jakarta, 1999)

  2. Makna dan Fungsi Agama

  Menurut (Abdul Qadir Ahmad, 2008 : 10) ada beberapa makna dan fungsi agama bagi pemeluknya, antara lain: a. Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku m anusia. b Agama Membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keiklasan, kejujuran, keadilan, kasih sayang, cinta mencintai, dan menghidupkan hati manusia untuk memperhatikan (muraqabah) Allah SWT , baik dalam keadaan sendirian atau bersama orang lain.

  c. Agama Mendorong manuasia untuk bekeija, melarang bermalas- malasan dalam melaksanan tugas d. Agama memberikan nilai - nilai rohani yang merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia, bahkan kehidupan fitrahnya. e Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam mewujudkan kebahagiaan individu dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya.

  3 Tujuan Pengajaran Pendidikan Agama

  Menurut (Abdul Qadir Ahmad,2008 : 15), Tujuan pengajaran pendidikan agama meliputi hal -h a l sebagai b e rik u t: a. Membina murid - murid untuk berima kepada Allah, mencintai, mentaati -N y a dan berkepribadian yang mulia b Memperkenalkan hukum - hukum agama dan cara - cara menunaikan ibadaha serta membiasakan mereka sengan melakukan syair - syiar agama dan melakukanya

  c. Mengembangkan pengetahuan agama dan memperkenalkan adab dan sopan santun Islam.

  15

  d. Memantapkan rasa keagamaan, membeiasakan diri berpengang pada akhlak mulia.

  e. Membiasaklan siswa bersikap rela, optimis , percaya diri, menguasai emosi, tahan menderita dan berlaku sabar.

4. Pentingnya Agama Bagi Anak

  Dal am kehidupan manusia harta benda dan anak — anak kita merupakan karunia Illahi dan sebagai ujian atau percobaan (Fitnah ), apakah kita dapat memanfaatkan harta itu dan sudah benarkah kita mendidik anak anak tersebut. Yang perlu kita ketahui dalam kehidupan manusia bahwa harta dan anak-anak merupakan unsur utama untuk mendapatkan kebahagiaan lahir dan bathin. Karena harta dan anak adalah hiasan hidup dimiawi, maka sebagai orang tua kita harus memperhatikan pendidikan anak khususnya pendidikan agama.dari sisi lain harta dan anak menjadi sumber kesengsaraan dan kenistaan apabila kita tidak sanggup memanfaatkan harta dan mendidik anak tersebut sesuai dengan pesan dan amanat Allah SWT.

  

“Sesungguhnya hidup d i dunia in i dalah perm ainan, Kesenangan dan

kemegahan serta sating bangga, soling berlomba banyak dalam harta dan

anak

  ( QS. A1 - Hadid : 2 0 ) Mengenai bimbingan anak, Singgih D Gunarso menyatakan : ” Bimbingan dalam rumah tangga sangat mempengaruhi perkembangan pribadi anak, karena rumah tangga dalam keluarga adalah lingkungan hidup pertama yang mempengaruhi hidup anak. Disinilah peran orang tua menjadi pembimbing anaknya sangat diperlukan agar perkembangan anak dapat berlangsung secara baik dan wajar.” Bimbingan orang tua terhadap anak merupakan salah satu bentuk perhatian orang tua yang harus dilakukan. Bagi anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan perhatian yang baik dari kedua orang tuanya akan tumbuh dan cenderung bertingkah laku yang menyimpang. Perilaku yang menyimpang ini dapat dilakukan anak baik dilingkungan keluarga, masyarakat, dan juga lingkungan sekolahnya.

  16

  Sebenamya perilaku yang menyimpang pada anak merupakan hal yang normal dan dialami oleh setiap anak. Tetapi apabila penyimpangan itu berlebihan dan melebihi batas kewajaran maka perilaku tersebut akan mengarah kepada kenakalan / kebrutalan.

  Menurut Elizabeth B. Hurlock, bentuk perilaku menyimpang dalam wujud kenakalan yang biasanya dilakukan disekolah adalah: a. Mencuri, menipu, berbohong

  b. Menggunakan kata- kata yang kasar dan kotor

  c. Membolos dan merusak milik sekolah

  d. Mengganggu anak- anak lain dengan mengejek, menggertak, dan mendiptakan gangguan e. Jarang mengeijakan tugas yang diberikan guru ( PR ) f. Berbisik- bisik, melucu atau berbuat gaduh di kelas.

  g. Berkelahi dengan teman sekelas.

5. Faktor Faktor Yang mempengaruhi Keberagamaan Anak

  Perilaku seseorang merupakan manifestasi dari kepribadian yang dimilikinya, perkembangan dari fitrah yang dibawa sejak lahir. Dalam perkembangannya, perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang penting yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Dibawah ini akan penulis jelaskan masing - masing faktor terseb u t.

  a. Faktor keluarga Perubahan zaman yang semakin modem di era globalisasi ini telah membawa pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan kepribadian anak. Televisi dengan informasi dan tontonan 24 jam tersedia bahkan di dalam kamar tidur. Perabahan itu menurut Lucia, Justru peran keluarga dalam mendidik anak hams lebih besar lagi. Peran orang tua, tidak bisa dialihkan ke sekolah, pembantu, atau pengasuh anak. Karena itu harus ada kesepakatan antara suami dan istri siapa yang lebih besar perannya dalam mendampingi anak.

  Suami istri harus bisa menyiasati dengan memilih pekeijaan

  17

  komplementer. Suami bisa bekeija penuh waktu, istri bekeija paruh waktu. Atau istri bekeija di kantor dan suami membuka usaha di rumah. Nilai nilai hams ditanamkan melalui orang tua karena anak jangan sampai mengikuti nilai - nilai pembantu atau orang lain.

  Lingkungan keluarga sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian anak.Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran maupun ligkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa di pungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal bagi setiap manusia. Secara mendasar instrument pendidikan sesungguhnya bersumber pada tiga bagian pokok masyarakat yaitu: Keluarga, Lingkungan sosial (masyarakat/sekolah), dan media massa. Dari sini terlihat bahwa di luar instrumen sekolah para orang tua juga memainkan peranan signifikan untuk membentuk kepribadian seorang anak. Anak - anak bisa diibaratkan sehelai kertas putih yang masih kosong. Mereka memiliki ketergantungan yang tinggi, membutuhkan pertolongan, perlindungan serta rasa aman Syekh Naraqi Mengatakan bahwa anak - anak yang terabaikan pada tahap paling awal perkembangannya kebanyakan akan memilih akhlak yang buruk. Mereka temtama akan lebih berdusta iri serta keras kepala dan menjadi pencuri, pengkhianat, serta kurang ajar. Dalam kasus lainnya anak semacam itu lemah, tak bermoral, dan suka pamer. Itulah salah satu dampak yng timbul bila orang tua kurang memperhatikan perkembangan anaknya. Dengan demikian dapat dipahami betapa pentingnya proses transformasi pendidikan agama di lingkungan keluarga sebagai bekal fundamental pertumbuhan anak. Jika didalam keluarga tidak ada komunikasi yang lancar dan cukup bagi anak- anaknya maka anak- anak akan mencari contoh lain diluar rumah. ( Lucia RM. Royanto : http: , diakses 5 juli 2010).

  18 Peran kedua orng tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara la in :

  1 Kedua orang tua hams mencintai dan menyayangi anak - anaknya.anak - anak yang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah - masalah bam mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik.sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan anak - anaknya untuk mentaati mereka maka perilaku orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempumaan kepribadian mereka.

  2 Kedua Orang tua hams menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiw a anak - anaknya. Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas kognitif anak - anak yang pada akhimya keinginan dan kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.

  3 Saling menhormati antara kedua orang tua dan anak anak. Hormat di sini bukan berarti bersikap sopan secara lahir akan tetapi selain ketegasan orang tua mereka hams memperhatikan keinginan dan permintaan alami dan fitrah anak - anak. Saling Menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif yang berkaitan dengan kepribadian dan perilaku anak - anak. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga menghormati sesamanya. Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang maslah keyakinan, akhlak dan hukum - hukum fikih serta kehidupan manusia. Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat rujukan yang baik dan cukup bagi anak - anaknya maka anak - anak akan mencari contoh lain diluar rumah.

  b. Faktor Sekolah Lingkungan sekolah merupakan lingkungan lanjutan dari keluarga dalam proses pendidikan anak. Tugas sekolah adalah membina dan mendidik anak dari segala segi.

  19

  Tugas tersebut di berikan oleh keluarganya untuk meneruskan pendidikan yang telah diterima didalam keluarga agar pertumbuhan pribadinya sesuai dengan taraf perkembangannya. Oleh karenanya disamping sekolah mengajar anak melalui beberapa mata pelajaran (Pengetahuan) juga harus mendidik dan membina pribadinya dari segala segi . Pendidikan yang diberikan sekolah hendakn ya mempunyai ciri yaitu: Mengajarkan pengetahuan dan membentuk pribadi anak. Jadi tanggung jawabnya tidaka hanya memberikan pengetahuan saja, tetapi juga harus membentuk mental dan pibadi anak, sebagaimana yang dikatakan Zakiah d a ra ja t: * Pembinaan sikap, M ental dan akhlak jauh

  

lebih penting daripada m enghafal dalil - dalil dan hukum agama yang

diserapkan dan dihayati dalam hidup

  Hal tersebut merupakan ciri sekolah dijaman modem dewasa ini. Yang sangat lain dengan sekolah dijaman dahulu, dimana sekolah hanya dianggap sebagai tempat pencari ilmu pengetahuan , tempat belajar, dan tempat mengemukakan persoalan yang berkaitan dengan kurikulum dan tempat memindahkan berbagai m ated pelajaran dari guru kepada para siswanya.

  c. Faktor Masyarakat Dalam proses pembentukan perilaku anak, lingkungan masyarakat memang juga termasuk mewamainya, sebab perannya juga sangat penting.Keadaan dan perkembangan yang ada dalam masyarakat masih beijalan baik dan benar maka perkembangan pribadi anak juga sesuai dengan nilai moral tersebut. Begitu juga jik a nilai - nilai agama dalam masyarakat tetap terjaga , maka jiw a dan perilaku anak akan diwamai oleh nilai- nilai agama itu.

  Masyarakat terbentuk dari kumpulan keluarga yang semakin banyak, oleh karena itu dalam perkembangan dan pertumbuhan pribadi anak.pandangan dan sikap hidup orang orang yang dikaguminya akan berpengaruh terhadap pribadinya.dan tidak jarang dalam masyarakat atau organisasi masuyarakat juga merupakan faktor yang penting Dalam proses pembentukan pribadi anak.

  20

  Jadi masyarakat mempunyai engaruh terhadap pr\embentukan perilaku anak. Masyarakat merupakan kelanjutan pergaulan dari keluaraga dan sekolah . maksudnya, masyarakat barn dimasuki anak sebenamya setelah mereka berumur dewasa (bukan anak -an ak lagi) ang sebelumnya telah mendapat latihan dalam keluarga dan sekolahnya.

6. A kthitas Orang tua Dalam Memberikan Pendidikan Agama Pada Anaknya.

  Sebenamya Islam telah mengajarkan bagaimana seharusnya orang tua mendidik an ak , antara la in :

  1. Menciptakan kehidupan yang relijius di dalam keluaraga mulai dari penataan ruang, Penyediaan tempat shalat, Pengaturan waktu menyetel televisi, waktu membaca A1 - Quran dan sebagainya.

  2. Ajarkan anak untuk membaca A1 - Quran dan melaksanakan shakat dengan baik sejak dini dan umur tujuh tahun supaya sudah melaksanakn shalat dengan tertib.

  3. Orang tua supaya selalu menjadi teladan yang baik bagi anak - anaknya baik dalam bidang ibadah maupun tingkah laku sehari - hari.

  Rasulullah berhasil membina umat karena beliau selalu menajdi contoh yang baik bagi umatnya Sesungguhnya pada diri Rasul itu contoh yang baik bagimu , bagi orang yang mengharap ridha allah dan kebaikan di akhirat.

  4. Orang tua supaya mengembangkan musyawarah atau dialog di dalam keluarga antara anak, suami, istri, agar selalu teijadi komunikasi yang baik antara anggota keluaga dan agar anak merasa mendapat perhatian yang baik. A1 - Quran Sendiri memerintahakan untuk selau bermusyawarah atau dialog.

  5. Orang tua hendaknya memperhatikan pergaualan Anak - anaknya .

  Orang tua hams mengarahakan anaknya untuk mencari lingkungan pergaulan yang baik sebab pergaulan mempunyai pengatauh yang besar terhadap perilaku anak.nabi Muhammad memerinyahkna agar

  21

  orang islam mencari teman yang baik agar mendapat pengaruh atas keabaikan nya dan menghindarkan diri dari teamn yang jelek.

  6. Hal yang sngat penting diperhatiakna oleh orang tau adalah memilih sekolah bagi anak - a n a k , sebab setiap hari anak itu ada dilingknngan sekolah Sekolah mempunyai pengaruh besar kepada anak , sebab setiap hari anak tiu ada di lingknnag an sekilah minimal 6 jam Oleh karean aitu orang tua berkewajiban menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan yang ,memberi pengajaran Agama Islam, dan harus dihindari untuk memasukkan anak kesekolah yang mengajarkan agama lain, karena dapat mengerosi iman dari anak kita.

  Mudah mudahan kita sebagai uamt islam berhasil mendidikan anak anak kita menjadi anak yang beriman , berilmu dan beramal sholeh. Amin.

7. Problem Orang Tua Yang Sibuk Bekerja Di Luar Rnmab Dalam Memberikan Pendidikan Agama Bagi Anak - Anaknya.

  Hubungan yang baik antara orang tua dan anak memerlukan waktu yang memungkinkan untuk berkumpul secara fisik. Bagi anak yang kedua orang tuanya sibuk bekeija di luar rumah tidak mungkin untuk bisa memperoleh perhatian yang penuh karena waktunya di habiskan untuk bekeija sehingga bertemu dan berbicara dengan anak adalah waktu sisa bekeija, berbicara dengan anak sisa lelah bekeija semuanya serba sisa. Padahal dalam A1 - Quran diterangkan bahwa: Arinya: “Jagalah Dirimu dan Keluaragamu dari siksa api neraka.” Ini artinya bahwa yang menjadi prioritas seharusnya adalah menjaga diri dan keluarganya.

  Diantara problem yang dialaminya adalah :

  1. Kurangnya waktu kebersamaan dengan anaknya

  2. Tidak adanya kedekatan hubimgan dengan anak

  3. Tidak dapat membangun ikatan satu sama lain

  22

  4. Hanya tercukupi kebutuhan lahiriyah dan kurangnya kebutuhan batiniyah.

  5. Tidak ada ketenangan dan ketentram an dalam kelnarga.

8. Aspek Aspek Perilaku Keagamaan

  Dalam membahas aspek aspek perilaku keagam aan penulis membagi dua asp ek , yaiti aspek ibadah dan aspek akhlak a. Aspek Ibadah

  Pengertian tentang ibadah daopat ditinjau dari dua segi , yaitu segi bahasa dan istilah. M enurut bahasa ibadah berarti taat atau ibadah dapat digunkan dalam arti do’a. Sedangkan ibadah menurut istilah berarti M engesankan A llah, M enta’zimkan A llah dengan sepenuhnya ta ’zim serta menghinakan dirinya (kita) dan memmdukkan jiw a kepada-Nya Pembahasan tentang ibadah disini penulis batasi dalam bebedrapa m asalah saja, yaitu shalat, puasa dan membaca A l-Q ur’an.

  1. Shalat Shalat adalah suatu kewajiban bagi setiap m uslim yang tidak dapat ditinggalkan Jcecuali ada uzur.Shalat diwajibkan bagi setiap ,orang yang berim an kepada A llah SWT. A dapaun perintah shalat terdapat dalam A1 - Quran surat A1 - Baqarah 110:*

  2. Puasa Pengertian Puasa dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi bahasa dan istilah syara’. M enurut bahasa , puasa berarti mencegah

  .Sedangkan m enurut istilah istilah syara’ puasa berari mencegah

  23

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

1 35 21

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN

1 1 5

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR ANAK DI SDN TUNGGULWULUNG 3 MALANG

0 0 8

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU (Studi Kasus Siswa Di MTs Rohmatullah Cokro Kab. Magelang Tahun 2006/2007) - Test Repository

0 0 92

PENCARUH SIKAP DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAPK REATIVITAS ANAKD I SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa Ml Tholabiyah Tcgaron Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2008) - Test Repository

0 0 91

PENGARUH KEPRIBADIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU IHSAN PADA ANAK (Studi Kasus pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Sudirman Kopene, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2007)

0 0 90

PENGARUH KEPEDULIAN ORANG TUATERHADAP PRESTASIBELAJAR ANAK (Studi pada siswa SMP Negeri 2 Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009) - Test Repository

0 0 110

PENGARUH INTENSITAS IBADAH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI KASUS PADA SDN PULUTAN 01 KOTA SALATIGA TAHUN 2010) - Test Repository

1 0 64

PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN SHALAT FARDHU TERHADAP AKHLAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Kecandran 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2010) - Test Repository

0 0 72

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72