TANGGUNG JAWAB AUSTRALIA ATAS PENCEMARAN LAUT OLEH MINYAK DARI KILANG MINYAK MONTARA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL.

TANGGUNG JAWAB AUSTRALIA ATAS PENCEMARAN LAUT
OLEH MINYAK DARI KILANG MINYAK MONTARA
MENURUT HUKUM INTERNASIONAL
ABSTRAK
Dyska Indratama
110110070501
Laut merupakan salah satu sumber daya alam yang wajib
dilestarikan agar tetap dapat menjadi penunjang hidup bagi manusia dan
mahluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup
itu sendiri. Namun, dalam perkembangannya timbul berbagai
permasalahan di laut, khususnya pencemaran laut yang sisebabkan oleh
minyak. Pada tanggal 21 Agustus 2009 telah terjadi kecelakaan dalam
pengoperasian kilang minyak lepas pantai Montara oleh PTTEP
Australasia di wilayah ZEE Australia yang mengakibatkan tumpahnya
minyak ke perairan Laut Timor dan menyebar ke wilayah Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) Indonesia. Hal ini menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan laut dan berimbas kepada perekonomian serta kesehatan
masyarakat pesisir Nusa Tenggara Timur (NTT).
Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah yuridis normatif dan hasil penelitiannya disajikan secara deskriptif
analitis dengan mengkaji dan meneliti data-data sekunder berupa

sumber-sumber hukum internasional dan bahan-bahan kepustakaan
terkait untuk mengetahui dan memahami tentang tanggung jawab negara
atas pencemaran laut oleh minyak yang berasal dari kegiatan bawah laut
yang beroperasi di wilayah yurisdiksinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, dapat diketahui
bahwa Australia sebagai negara pantai yang memberikan izin kepada
PTTEP untuk melakukan kegiatan ekplorasi dan ekploitasi di wilayah ZEE
nya, juga memiliki tanggung jawab berupa kewajiban-kewajiban untuk
membersihkan dan memulihkan semua dampak pencemaran dan
membayar kompensasi atas segala bentuk kerugian yang dialami oleh
korban pencemaran. Kewajiban-kewajiban tersebut berdasarkan
ketentuan yang terdapat dalam UNCLOS 1982, khususnya Pasal 56,
Pasal 60, Pasal 194 ayat 2. Klaim ganti rugi diselesaikan melalui
perundingan antara kedua negara. Guna menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan ganti rugi pencemaran laut oleh minyak, penulis
menggunakan prinsip-prinsip seperti Sic Utere Tuo Ut Alienum Non
Laedas, Prinsip Kehati-hatian, Prinsip Pencegahan, Prinsip Tanggung
Jawab Negara, dan lain-lain. Berkaitan dengan penyelesaian klaim ganti
rugi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain perlu
adanya penelitian untuk mendapatkan data yang akurat, serta

pengembangan ketentuan hukum nasional terkait pencemaran yang
bersifat lintas batas.

iv

RESPONSIBILITIES OF AUSTRALIA
RELATED TO MARINE POLLUTION CAUSED BY OIL
FROM MONTARA WELLHEAD PLATFORM
ACCORDING TO THE INTERNATIONAL LAW
ABSTRACT
Dyska Indratama
110110070501
Sea is one of the natural resources that must be conserved for life
support to human and other living things for the sake of enhancement of
life quality itself. But in its progress appears many problems in the sea,
especially marine pollution caused by oil. In 21th August 2009 an accident
in the operation of Montara wellhead platform by PTTEP Australasia in
the Exclusive Economic Zone of Australia has caused oil spill into the
Timor Sea and spread to the Exclusive Economic Zone of Indonesia. This
things caused negative impact to the marine environment, economy

matters and health of people of Nusa Tenggara Timur (NTT).
The method used in writing this thesis is a juridical normative which
is presented through descriptive analytic by reviewing and researching on
secondary data sources such as international convention, international
customary, general principles and other relevant literature materials to
know and understand the state responsibilities related to marine pollution
from sea-bed activities that operate under its jurisdiction.
Based on research of the author, it is known that Australia as the
coastal state that authorizes PTTEP to doing exploration and exploitation
in its Exclusive Economic Zone, also have the responsibilities in the form
of legal obligations for cleaning and recover of all impacts caused by
pollution and paying compensation for all losses suffered by the victims of
pollution. The legal obligations are based on regulations that explained in
UNCLOS 1982 especially in Article 56, Article 60, Article 194 (2).
Compensation claim will be settled through negotiation between countries
which have become parties. In order to address the issues related to the
liability of marine pollution caused by oil, the author uses the principle of
Sic Utere Tuo Ut Alienum Non Laedas, the Precautionary principle, the
Preventive Action Principle, the States responsibility principle, and so on.
Related to settlement of compensation claim, there are several things that

need to be considered, such as, the need to making research for
gathering the accurate data, and develop the provisions of national law
related to transboundary pollution.

v