PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

YUSTIADI AHMAD WAHYUDI 0713010163/ FE/ AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

YUSTIADI AHMAD WAHYUDI 0713010163/ FE/ AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS

KAS AKTIVITAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA “.

Penyususun skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta saran – saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr H. R. Teguh Soedarto MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Drs.Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas


(4)

5. Bapak Drs.Ec. Syarief Hidayat, MSi selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran, ketelatenan, dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk sampai terselesainya skripsi ini.

6. Ibu Anik Yuliati selaku dosen wali yang telah memberi nasihat selama ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur, khususnya program studi Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama ini.

8. Bapak dan ibu, kakak-kakak, keponakan saya dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materiil selama ini.

9. Seluruh pihak atau pribadi yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.


(5)

ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Mei 2011


(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Laporan Keuangan ... 10

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 10

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 13

2.2.2. Laba Akuntansi ... 16

2.2.3. Arus Kas ... 17


(7)

2.2.3.3.2. Arus Kas Aktivitas Investasi ... 25

2.2.3.3.3. Arus Kas Aktivitas Pendanaan ... 26

2.2.4. Harga Saham ... 27

2.2.5. Kerangka Pikir ... 29

2.2.5.1. Pengaruh Arus Kas Aktivitas Operasi Terhadap Harga Saham ... 29

2.2.5.2. Pengaruh Arus Kas Aktivitas Investasi Terhadap Harga Saham ... 30

2.2.5.3. Pengaruh Arus Kas Aktivitas Pendanaan Terhadap Harga Saham ... 32

2.2.5.4. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham 33 2.3.Hipotesis ... 36

BAB III : METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 38

3.2.1. Populasi ... 38

3.2.2. Sampel ... 39

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 40


(8)

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 42

3.4.3. Teknik Analisis Data ... 43

3.4.4. Pengujian Hipotesis ... 44

3.4.4.1. Uji t ... 44

3.4.4.2. Uji F ... 44

BAB IV : METODE PENELITIAN ... 45

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 45

4.1.1. PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 45

4.1.2. PT. Astra International Tbk (ASII) ... 47

4.1.3. PT. Gajah Tunggal Tbk (GJTL) ... 47

4.1.4. PT. Nipress Tbk (NIPS) ... 48

4.1.5. PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) ... 49

4.1.6. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) ... 50

4.1.7. PT. Selamat Semprna Tbk (SMSM) ... 51

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52

4.2.1. Variabel Arus Kas Aktivitas Operasi (X1) Perusahaan Otomotif yang Go Publik di BEI ... 52 4.2.2. Variabel Arus Kas Aktivitas Investasi (X2)


(9)

4.2.4. Variabel Laba Akuntansi(X4) Perusahaan Otomotif

yang Go Publik di BEI ... 58

4.2.5. Variabel Harga Saham (X5) Perusahaan Otomotif yang Go Publik di BEI ... 60

4.3. Hasil Analisis dan Uji Hipotesis ... 62

4.3.1. Hasil Uji Normalitas ... 62

4.3.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 63

4.3.2.1. Hasil Uji Autokorelasi ... 63

4.3.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas ... 64

4.3.2.3. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 66

4.3.3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

4.3.4. Hasil Hipotesis ... 69

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian ... 73

4.5. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 75

4.6. Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 77


(10)

(11)

4.1. Data Arus Kas Operasi Perusahaan Otomotif tahun 2005-2009 ... 53

4.2. Data Arus Kas Investasi Perusahaan Otomotif tahun 2005-2009 ... 55

4.3. Data Arus Kas Pendanaan Perusahaan Otomotif tahun 2005-2009 .. 57

4.4. Data Laba Akuntansi Perusahaan Otomotif tahun 2005-2009 ... 59

4.5. Data Harga Saham Perusahaan Otomotif tahun 2005-2009 ... 61

4.6. Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov ... 62

4.7. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan metode LogNatural (Ln) ... 63

4.8. Hasil Uji Autokorelasi ... 64

4.9. Hasil Uji Multikolinearitas ... 64

4.10. Hasil Uji Multikolinearitas Setelah X1 dikeluarkan ... 65

4.11. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 66

4.12. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

4.13. Hasil Uji t ... 69

4.14. Hasil Uji F ... 70


(12)

(13)

Lampiran 4.2. : Data Arus Kas Investasi Perusahaan Otomotif tahun 2005-2009 Lampiran 4.3. : Data Arus Kas Pendanaan Perusahaan Otomotif tahun

2005-2009

Lampiran 4.4. : Data Laba Akuntansi Perusahaan Otomotif tahun 2005-2009 Lampiran 4.5. : Data Harga Saham Perusahaan Otomotif tahun 2005-2009 Lampiran 4.6. : Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov

Lampiran 4.7. : Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan metode LogNatural (Ln)

Lampiran 4.8. : Hasil Uji Multikolinearitas

Lampiran 4.9. : Hasil Uji Multikolinearitas Setelah X1 dikeluarkan Lampiran 4.10. : Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran 4.11. : Hasil Uji Heterokedastisitas

Lampiran 4.12. : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Lampiran 4.13. : Hasil Uji t

Lampiran 4.14. : Hasil Uji F


(14)

Yustiadi Ahmad Wahyudi

Abstrak

Pasar modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk meningatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi perekonomian negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi investor untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, akan dikaji pengaruh dari arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan, dan laba akuntansi pada perusahaan otomotif yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI per 31 Desember yang telah diaudit selama tahun 2005-2009 dan data harga saham penutupan (closing price) tiap-tiap perusahaan per 31 Desember. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan, dan laba akuntansi tidak memiliki penagruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar pada BEI. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Ferry dan Wati (2004) yang menyimpulkan bahwa laba akuntansi memiliki pengaruh positif dengan harga saham sedangkan pemisahan kedalam komponen aliran kas tidak memilii pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.


(15)

Yustiadi Ahmad Wahyudi

Abstract

Capital markets are where companies seek fresh funds to develop business activities so that it can print more money. Capital market in Indonesia has an important role for the state economy since the stock market perform two functions: first as a means for financing a business or as a means for companies to obtain funds from investors. Second, capital markets as a means for investors to invest in financial instruments such as stocks, bonds, mutual funds, and others. Based on the above description, will study the effect of cash flow operating activities, cash flow investing activities, cash flow financing activities, and accounting profit at the automotive company listed on the Indonesia Stock Exchange.

The data used are secondary data in the form of financial statements of companies listed on the Stock Exchange automotive December 31, which had been audited during the year 2005-2009 and the closing stock price data (closing price) of each company as of 31 December. The method of analysis used is multiple linear regression analysis.

The results showed that simultaneous operating cash flow, cash flow investing activities, cash flow financing activities, and income do not have penagruh significantly to the price of shares in an automotive company listed on the BEI. This research is consistent with research Ferry and Wati (2004) who concluded that accounting income has a positive effect with the stock price while the separation into components of cash flow memilii no significant effect on stock prices.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk meningatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi perekonomian negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi investor untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.Transaksi perdagangan dalam pasar modal dapat berupa pembelian dan penjualan saham. Informasi mengenai emiten merupakan faktor penentu dalam bermain di pasar modal. Semakin baik kinerja dan prestasi perusahaan maka permintaan dan harga saham akan meningkat. Sebaliknya, jika kinerja dan prestasi perusahaan tidak baik maka harga saham akan turun.

Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Informasi dianggap infromatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan pengambil


(17)

keputusan. Informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru di kalangan para investor. Kepercayaan baru ini mengubah harga melalui perubahan permintaan dan penawaran surat-surat berharga (Hastuti dan Bambang S,1998).

Indikator penting dalam mempelajari tingkah laku pasar bagi investor adalah dengan melihat perkembangan harga saham. Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelola perusahaan dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan transaksi perdagangan pada hasil pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Perusahaan yang prestasinya semakin baik dalam menghasilkan keuntungan akan meningkatkan permintaan saham sehingga harganya akan mengalami peningkatan. Perusahaan yang prestasinya semakin buruk maka akan menurunkan harga saham yang bersangkutan, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga pasar saham merupakan ukuran indeks prestasi perusahaan, yang seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan.

Dalam mengelola perusahaan yang baik dapat dibuktikan dengan bukti empiris mengenai pengaruh arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan dan Laba Akuntansi seperti yang telah tercantum dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.2 tentang laporan aliran kas dan laba akuntansi dengan harga saham. Bentuk tindakan lain dalam pengungkapan laporan keuangan adalah dengan melaporkan aliran kas. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI


(18)

1994) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 tentang perusahaan yang harus memasukkan laporan aliran kas sebagai bagian tidak terpisahkan dari pelaporan keuangan.

Laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam beradaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PASK No 2, 2009). Laporan arus kas menunjukkan saat uang diterima, saat dapat diinvestasikan kembali, dan saat harus dibayarkan. Laporan arus kas dibagi tiga komponen penting yaitu aktivitas operasi aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan yang akan membantu investor untuk bisa melakukan analisa yang lebih lengkap tentang kinerja perusahaan

Penelitian mengenai aliran kas di Indonesia dilakukan oleh Suadi (1998) dalam penelitianya menunjukkan bahwa laporan aliran kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun setelah terbitnya laporan aliran kas. Hal ini menunjukkan bahwa laporan aliran kas mempunyai kandungan informasi dan bermanfaat bagi investor. Triyono dan Jogianto (2000) dalam penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan komponen aliran kas (aliran kas operasi, investasi dan pendanaan) seperti yang diisyaratkan dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.2 mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return sekuritas. Baridwan (1997), yang menguji hubungan informasi dalam laporan rugi


(19)

laba dengan jumlah aliran kas yang diukur dengan pendekatan tidak langsung. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara laba dengan aliran kas dan pengungkapan informasi aliran kas memberikan nilai tambah bagi pemakai laporan keuangan.

Beberapa laporan keuangan yang penting bagi calon investor dapat mengetahui bagaimana kondisi perusahaan. Beberapa laporan keuangan yang penting bagi calon investor diantaranya adalah laporan keuangan laba rugi dan laporan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Dari laporan laba rugi calon investor memperoleh gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh investor sejak jumlah dana yang sudah digunakannya (Swardjono, 2005:459). Sedangkan laporan arus kas operasi memberikan informasi pada calon invetor mengenai apakah dari kegiatan bisnisnya perusahaan dapat mengucurkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari luar (Simamora, 2002: 182).


(20)

Gambar 1.1.

Grafik ASII selama periode Desember 2005 – Januari 2009

Sesuai gambar mengenai fluktuasi harga saham di PT.ASII sebagai salah satu perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005 – 2009 didapatkan bahwa sahamnya cenderung meningkat. Berdasarkan artikel yang didapatkan dapat kami simpulkan bahwa ada calon investor yang akan menanamkan dananya pada perusahaan tetapi tidak memperhatikan laporan keuangan perusahaan, karena niatnya adalah sebagai investor harian atau yang biasa disebut dengan chartist bukan sebagai investor, sehingga para chartist lebih melihat pada reaksi harga pasar di masa lalu, tren yang terjadi, dan proyeksi di masa depan. Padahal dari laporan keuangan calon investor dapat mengetahui bagaimana kondisi perusahaan. Keengganan para calon investor untuk mengamati atau menganalisis laporan keuangan perusahaan merupakan fenomena tersendiri dalam dunia investasi. Belum diketahui


(21)

pasti apa sebabnya, bisa dikarenakan investor malas menganalisis laporan keuangan, tidak mengetahui bagaimana cara menganalisis laporan keuangan, tidak percaya terhadap hasil laporan keuangan yang disajikan perusahaan atau karena sebab-sebab lainnya. Para calon investor cenderung lebih suka melakukan pengamatan dari sisi harga atau popularitas saham suatu perusahaan, dibandingkan harus mengamati atau menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.

Atas dasar fenomena tersebut diatas, maka perlu kiranya diadakan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Arus Kas Aktivitas Operasi, Arus Kas Aktivitas Investasi, Arus Kas Aktivitas Pendanaan, dan Laba

Akuntansi Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif Pada Bursa

Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan, dan Laba Akuntansi memiliki pengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia ( BEI ) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas


(22)

aktivitas pendanaan, dan laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi bagi perusahaan untuk lebih mengetahui pengaruh laba bersih, arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, dan arus kas aktivitas pendanaan terhadap harga saham pada perusahaan.

2. Disamping itu, penelitian ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam jurusan Akuntansi Keuangan.

3. Sedangkan bagi pihak luar, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan diskusi dan wacana informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

4. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang komponen arus kas dan pengaruh laba bersih terhadap fluktuasi harga saham.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian terdahulu yang sejenis, landasan teori tentang arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan, dan laba akuntansi terhadap harga saham pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Untuk mendukung penelitian ini, telah dipelajari penelitian terdahulu yang sejenis dan masih ada kaitan dengan penelitian ini. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai hasil penelitian terdahulu tersebut antara lain :

1. Meythi (2006)

Judul : ”Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham dengan Presistensi Laba sebagai Variabel Intervening”.

Rumusan Masalah : ” Apakah Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Harga Saham dengan Presistensi Laba Variabel Intervening?”.

Hipotesis : ”Arus kas operasi berpengaruh positif terhadap harga saham dengan presistensi laba sebagai variabel intervening

Alat Uji : regresi berganda (multiple regression) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan presistensi laba variabel intervening


(24)

Hasil Penelitian : tidak terdapatnya pengaruh antara interaksi arus kas operasional yang berpengaruh terhadap harga saham.

2. Ferry & Erni Eka Wati (2004)

Judul : ”Pengaruh Informasi Laba Aliran Kas dan Komponen Aliran Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia ”.

Rumusan Masalah : ”Apakah informasi laba aliran kas dan komponen aliran kas berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Indonesia?”.

Hipotesis :

H1 : Laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dengan harga saham perusahaan manufaktur.

H2 : Total aliran kas mempunyai pengaruh positif dengan harga saham perusahaan manufaktur.

H3 : Aliran kas dari aktivitas investasi mempunyai pengaruh positif dengan harga saham perusahaan manufaktur.

H4 : Aliran kas dari aktivitas pendanaan mempunyai pengaruh positif dengan harga saham perusahaan manufaktur.

H5 : Aliran kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh positif dengan harga saham perusahaan manufaktur.

Alat Uji : Menggunakan model regresi sederhana yaitu model levels yang dipakai pada penelitian sebelumnya serta menyimpulkan bahwa model levels


(25)

untuk pemisahan total aliran kas ke dalam tiga komponen aliran kas, yaitu aliran kas dari aktivitas pendanaan, investasi dan operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham serta laba akuntansi mempunyai kandungan informasi terhadap harga saham.

Hasil Penelitian : Pada model levels untuk laba akuntansi mempunyai pengaruh yang positif dengan harga saham daripada total aliran kas maupun pemisahan kedalam komponen aliran kas.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut SFAC No.1 (FASB, 1978), laporan keuangan merupakan ”central feature of financial reporting” yang berfungsi untuk “communicating accounting information yo yhose outside an enterprise”. Item-item yang diakui dalam laporan keuangan merupakan representasi dari sumber daya atau aset suatu entitas, klaim terhadap sumber daya atau aset-aset tersebut (kewajiban dan ekuitas pemilik), dan pengaruh transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa lain serta kejadian yang mengakibatkan perubahan dalam sumber daya atau klaim terhadap sumber daya tersebut (Lako, 2006:49).

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 07 (IAI, 2004) adalah :


(26)

”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau lapoan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.

Laporan keuangan yang lengkap menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2004) terdiri dari beberapa unsur berikut ini :

1. Neraca

Neraca adalah daftar seluruh aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik dari suatu entitas pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada saat akhir bulan dan akhir tahun

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaran atas beban dari suatu entitas dalam suatu jangka waktu tertentu, misalnya dalam satu bulan atau satu tahun.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan ikhtisar dari perubahan ekutias yangterjadi dalam ekuitas pemilik dari entitas dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun atau satu bulan.


(27)

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas memperlihatkan arus kas masuk, yaitu penerimaan, dan arus kas keluar dari sebuah entitas pada periode tertentu, sehingga laporan arus kas harus menyajikan informasi tentang dampak kas dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan perusahaan selama masa periode akuntansi. 5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap posisi dalam neraca laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat didalam catatan atas laporan keuangan.

Menurut Statement of Financial Accounting Concept No.1, laporan keuangan merupakan sosok kunci dalam suatu pelaporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan sarana utama untuk mengkomunikasikan informasi-informasi akuntansi kepada orang-orang yang berada di luar perusahaan. Laporan keuangan bukanlah akhir atau tujuan dari pelaporan keuangan itu sendiri namun laporan keuangan dimaksudkan menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi keputusan ekonomi dan bisnis.

Penggunaan informasi keuangan melalui laporan keuangan oleh pihak luar (outsiders) yaitu untuk membuat keputusan investasi dalam menempatkan


(28)

sumber daya yang akan diinvestasikan, dan juga upaya untuk memutuskan pemberian kredit oleh kreditur. Untuk kepentingan tersebut, laporan keuangan dirancang guna mengetahui kemampuan atas solvency dan

provitability perusahaan (Parawiyati, dkk., 2000). Laporan keuangan

sebagai hasil akhir dari proses akuntansi memang dirancang untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditur, dan pemakai eksternal lainnya untuk pengambilan keputusan investasi, kredit, dan pengambilan keputusan lainnya (Hastuti dan Bambang S, 1998).

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Financial Accounting Standards Beard (FASB) menyatakan bahwa tujuan

laporan keuangan perusahaan bisnis adalah menyediakan informasi keuangan bagi para investor, kreditur, dan lainnya serta untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospektif net cash inflows pada perusahaan-perusahaan lain yang berhubungan (Syarif, 2002). Menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (IAI, 2004), tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Tujuan tersebut bisa tercapai jika suatu laporan keuangan menyajikan informasi


(29)

mengenai perusahaan yang meliputi : aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas.

Tujuan laporan keuangan menurut Belkouli (2006:212) adalah sebagai berikut:

1. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum, posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan lain dalam posisi keuangan.

2. Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk:

i. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. ii. Menunjukkan pendanaan dan investasi.

iii. Mengevaluasi kemampuan perusahaan melalui komitmen. iv. Menunjukkan basis sumber daya untuk pertumbuhan. b. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan

sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit dengan tujuan untuk :

i. Menunjukkan tingkat kembalian deviden harapan bagi investor.

ii. Menunjukkan kemampuan operasi untuk membayar kreditor dan pemasok, menyediakan pekerjaan bagi


(30)

karyawan, membayar pajak dan menghasilkan dana untuk ekspansi.

iii. Menyediakan informasi bagi manajemen untuk

perencanaan dan pengendalian.

iv. Menunjukkan profitabilitas jangka panjang.

c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earnings potensial perusahaan.

d. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber daya ekonomi dan kewajiban.

e. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.

3. Tujuan kualitatif laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Relevan, memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi.

b. Dapat dipahami, selain harus jelas informasi yang dipilih, juga harus dapat dipahami pemakai.

c. Dapat diuji kebenarannya, hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh ukuran-ukuran yang independen, menggunakan metode pengukuran yang sama

d. Netral, informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan kebutuhan khusus pemakai tertentu.


(31)

e. Tepat waktu, berarti mengkomunikasikan infromasi seawal mungkin untuk menghondari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi.

f. Dapat diperbandingkan, perbedaan-perbedaan seharusnya tidak mengakibatkan akuntansi yang berbeda.

g. Kelengkapan, semua informasi yang memenuhi persyaratan tujuan-tujuan kualitatif harus dilaporkan.

2.2.2. Laba Akuntansi

Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara realisasi laba yang tumbuh dari transaksi-transaksi selama periode berlangsung dan biaya-biaya historis yang berhubungan (belkaoui, 2000:388). Berdasarkan definisi tersebut, Belkaoui (2000:388-389) menyatakan bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik, yaitu :

1. Didasarkan pada actual trasaction terutama yang berasal dari penjualan barang dan jasa

2. Didasarkan pada period postulate dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu

3. Didasarkan pada revenue principle yang perlu pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan (realization priciple) 4. Laba akuntansi membutuhkan pengukuran beban-beban dari segi biaya


(32)

5 Diperlukan juga konsep penandingan (matching principle) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Laba akuntansi merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan yang mendapat perhatian lebih dari pihal-pihak yang berkepentingan SFAC No. 1 menyatakan bahwa laba akuntansi adalah alat ukur yang baik untuk mengukur kinerja perusahaan dan bahwa laba akuntansi bisa digunakan untuk meramalkan aliran kas perusahaan (Hendriksen dan Van Breda dalam Febrianto dan Widiastuty, 2005).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa laba akuntansi relevan untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang dibuat oleh investor. Namun, Bedford (dalam Febrianto dan Widiastuty, 2005) menyatakan bahwa pembaca laporan keuangan harus menyadari bahwa makna laba akuntansi hanya bisa dimengerti dengan jalan memahami bagaimana angka laba tersebut bisa dihasilkan atau diukur.

2.2.3. Arus Kas

Menurut PSAK No. 2 (IAI, 2004:2.2), arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Informasi mengenai arus kas dapat ditemukan dalam laporan arus kas. SFAC No. 1 (FASB, 1978) menyatakan bahwa

information about cash flows or other funds flows may be useful in


(33)

assessing its liquidity or solvency, or interpreting earning information

provided”. Arus kas yang sehat begitu vital karena perusahaan dalam

menjalankan aktivitasnya membutuhkan kas. Dengan demikian, informasi arus kas memiliki peran yang sangat penting.

Laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987 melalui SFAS No.95 (Dahler dan Febrianto, 2006). Di Indonesia, kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 (IAI, 2004:2.1) yang menyatakan perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

Perkembangan mengenai aliran kas di Indonesia ditandai dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada tanggal 7 September 1994 oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 1995. PSAK No. 2 (IAI, 2004:2.3) tentang laporan aliran kas paragraf 10, yaitu perusahaan menyajikan aliran kas dari aktivitas oeprasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.

Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal ke akhir kas (Simamora, 2000:488). Melalui laporan arus kas, pengguna laporan keuangan perlu melakukan evaluasi


(34)

terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian diperolehnya dalam rangka proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan yang sangat bermanfaat terutama untuk membantu para investor dalam mengambil keputusan. Secara teoritis, setelah IAI pada PSAK No. 2 mengenai laporan arus kas diberlakukan, maka seluruh informasi keuangan di perusahaan semakin mudah diketahui oleh investor, oleh sebab itu hal ini akan berdampak pada reaksi investor dalam menanggapi informasi tersebut (Syarif, 2002)

2.2.3.1. Tujuan Laporan Arus Kas

Menurut Simamora (2000:488) tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi tentang penerimaan-penerimaan kas (cash receipts) dan pembayaran-pembayaran (cash payments) dari suatu entitas selama suatu periode tertentu. Selain tujuan utama, Simamora (2000:448) juga menyatakan bahwa laporan arus kas bertujuan untuk memaparkan informasi tentang kegiatan-kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan dari suatu entitas selama periode tertentu.

Selain itu, PSAK No. 2 (IAI, 2004:2.1) mengemukakan bahwa laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahaan keadaan dan peluang.


(35)

2.2.3.2. Manfaat Laporan Arus Kas

Laporan arus kas bermanfaat bagi dua pihak. Pertama, pihak internal yaitu bagi manajemen. Kedua, pihak eksternal yaitu investor. Informasi tentang arus kas bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas juga menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

Parawiyati, Hastuti, dan Subiantoro (1999) menyatakan bahwa manfaat utama penyajian arus kas ada dua. Pertama, membantu investor memprediksi kas yang mungkin didistribusikan dalam bentuk dividen di masa datang atau bunga serta dalam bentuk distribusi likuidasi atau pembayaran kembali kepada prinsipal. Kedua, membantu penilaian risiko variabilitas return masa datang. Oleh karena itu, data arus kas memberikan informasi dasar dalam penilaian harga pasar sekuritas.

Informasi dalam laporan arus kas menurut Simamora (2000:489) akan membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai aspek dari posisi keuangan perusahaan yaitu kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan, kemampuan entitas untuk membagikan dividen dan memenuhi kewajibannya, sebab-sebab perbedaan antara pendapatan bersih dan akas bersih yang dipakai oleh kegiatan-kegiatan operasi, serta transaksi-transaksi pendanaan dan investasi kas selama periode tertentu.


(36)

Manfaat laporan arus kas ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, salah satunya Bowen et al (1986). Penelitian Bowen et al (1986) menyatakan bahwa data arus kas mempunyai manfaat dalam beberapa konteks keputusan, seperti :

1. Memprediksi kesulitan keuangan.

2. Menilai risiko, ukuran, dan waktu keputusan pinjaman. 3. Memprediksi peringkat (rating) kredit.

4. Menilai perusahaan.

5. Memberikan informasi tambahan pada pasar modal

Beberapa literatur menganggap bahwa data arus kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan laba akuntansi karena laporan arus kas relatif lebih mudah diintrepretasikan dan relatif lebih sulit untuk dimanipulasi (Meythi, 2006)

2.2.3.3. Klasifikasi Arus Kas

The Statement of Financial Accounting Standards No. 95 (SFAS No. 95)

menginginkan informasi arus kas diklasifikasikan ke dalam tiga kegiatan, yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan (Syarif, 2002). Klasifikasi menurut aktivitas tersebut akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas (Simamora, 2000:490). Informasi tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut (IAI,


(37)

2004:2.3). Dengan demikian, komponen arus kas dapat memberikan informasi yang berarti bagi investor untuk menilai kinerja perusahaan.

Menurut Kieso et al. (2004:1206), klasifikasi tipe cash inflows dan cash outflows berdasarkan tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan seperti diilustrasikan pada tabel 2.1. Aktivitas operasi berhubungan dengan Income statement items, aktivitas investasi berhubungan dengan generally long-term asset items, dan aktivitas pendanaan berhubungan dengan generally long-term liabilityand equity items.


(38)

Tabel 2.1.

Klasifikasi Tipe Cash Inflows dan Cash Outflows Operating

Cash Inflows From sales of goods or services

From retruns on loans (intereset) and on equity securities (dividends)

Cash Outflows To Suppliers for inventory To employees for services To Government for taxes To others for expenses Investing

Cash Inflows From sale of property, plant, and equipment

From sale of debt or equity securities of other entities From collection of principal loans to other entities Cash Outflows To purchase property, plant, and equipment

To purchase debt or equity securities of other entities To make loans to other entities

Financing

Cash Inflows From sale of equity securities

From issuance of debt (bonds and notes) Cash Outflows To stockholders as dividends

To redeem long-term debt or reacquire capital stock

Sumber : Kieso, Weygandt and Warfield. 2004. Intermediate Accounting. Eleventh Edition. J.Wiley. p:1206


(39)

2.2.3.3.1 Arus Kas Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan (IAI, 2004:2.2). Umumnya arus kas aktivitas operasi berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (Daniati dan Suhairi, 2006).

Menurut Parawiyatim Hastuti, dan Subiantoro (1999), arus kas dari aktivitas operasi menjadi perhatian, karena dalam jangka panjang unutk kelangsungan hidupnya suatu bisnis harus menghasilkan arus kas bersih yang positif dari aktivitas operasi. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Parawiyati, Hastuti, dan Subiantoro, 1999)

Menurut PSAK No.2 (IAI, 2004:2.4), beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah a) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa; b) penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain; c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; d) pembayaran kas kepada karyawan; e) penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya, f) pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan


(40)

investasi; g) penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

2.2.3.3.2. Arus Kas Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah aktivitas ayng menyangkut perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas ( IAI, 2004:2.2). Arus kas ini mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif (Daniati dan Subairi, 2006).

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan, sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan (IAI, 2004:2.4). Informasi dalam aktivitas investasi membantu para pengambil keputusan untuk memahami apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Secara umum, kenaikan investasi memungkinkan timbulnya aliran kas masa depan yang lebih tinggi apabila kinerja perusahaan baik. Namun, apabila kinerja perusahaan rendah, investasi mengangkat menyebabkan kenaikan risiko investasi yang berakibat pada penurunan aliran kas masa depan.

Menurut PSAK No. 2 (IAI, 2004:2.5), beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah a) pembayaran kas untuk membeli aktiva


(41)

tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain; b) penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain; c) perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain; d) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan); e) pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

2.2.3.3.3. Arus Kas Aktivitas Pendanaan

PSAK No. 2 (IAI, 2004:2.2) menyatakan bahwa aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas aktivitas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan (Daniati dan Subairi, 2006). Dengan demikian, pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan (IAI, 2004:2.5).

Menurut PSAK No. 2 (IAI, 2004:2.5), beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah a) penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya; b) pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan; c) penerimaan kas dari emisi


(42)

obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya; d) pelunasan pinjaman; e) pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (leasing) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.

2.2.4. Harga Saham

Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan (pemilikan) modal seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Widoatmodjo, 2007:54). Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Keuntungan (return) atas saham merupakan hal yang menyebabkan mengapa para investor menginvestasikan dana pada saham di pasar modal, pada prinsipnya investor membeli saham untuk mendapatkan dividen serta menjual saham tersebut pada harga yang lebih tinggi (capital gain).

Dalam aktivitas perdagangan saham, harga saham mengalami fluktuasi, baik berupa kenaikan maupun penurunan. Naik-turunnya harga saham pada umumnya ditentukan oleh hukum ekonomi klasik, yaitu hukum permintaan dan penawaran (supply and demand theory) (Tambunan, 2007:10). Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan demikian, harga saham di pasar modal ditentukan pencerminan dari ekspektasi pemodal terhadap kinerja saham di masa yang akan datang (Indra dan Syam, 2004).


(43)

Supply and demand atas saham terjadi karena adanya dua faktor (www.idx.co.id). Pertama, faktor yang sifatnya spesifik atas saham tersebut seperti kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak. Kedua, faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. Dapat dikatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, baik makroekonomi maupun mikroekonomi (Samsul, 2006:210).

Di dalam melakukan penawaran dan permintaan atas saham ada faktor fundamental perusahaan yang selalu diperhatikan oleh para investor dalam melakukan pembelian ataupun penjualan atas saham. Faktor fundamental tersebut adalah kinerja keuangan perusahaan (Taufik, 2001). Informasi tentang kinerja keuangan dapat berperan dalam mempengaruhi harga saham. Secara fundamental harga suatu jenis saham dipengaurhi oleh kinerja perusahaan (Samsul, 2006:200).

Pergerakan harga saham pada waktu tertentu memberikan indikasi terjadinya perubahan kinerja keuangan perusahaan. Jika kinerja keuangan perusahaan baik, maka akan memberikan efek positif terhadap harga saham (Taufik, 2001). Dengan demikian, harga saham dapat dikatakan sebagai indikator perusahaan dan merupakan pencerminan informasi yang relevan (Kharisma dan Maskie, 2003).

Pada dasarnya, harga saham adalah harga yang telah disepakati bersama antara penjual dan pembeli pada saat saham diperdagangkan. Harga saham


(44)

merupakan harga konsensus di antara para investor (Samsul, 2006:269). Pergerakan harga timbul melalui mekanisme perdagangan bursa saham. Dalam mengambil keputusan, investor membutuhkan informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu agar dapat mengambil keputusan beli atau jual yang tepat pada harga yang tepat.

2.2.5. Kerangka Pikir

2.2.5.1. Pengaruh Arus Kas Aktivitas Operasi Terhadap Harga Saham

Menurut PSAK No.2 (IAI, 2009), jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kegiatan operasional perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru yang tidak mengandalkan dana dari pihak luar perusahaan.

Arus kas dari aktivitas operasi dapat menjadi perhatian penting karena dalam jangka panjang untuk kelangsungan hidup perusahaan, suatu bisnis harus menghasilkan arus kas bersih yang poitif dari aktivitas operasi. Jika suatu bisnis harus menghasilkan arus kas bersih yang positif dari aktiitas operasi, maka tiak akan meningkatkan kas dari sumber lain dalam jangka waktu yang tidak terbatas (Parawiyati, dkk., 2000).

Arus kas operasi bernilai negatif, karena perusahaan masih mencari pangsa pasar dan belum mampu menghasilkan arus kas masuk dari aktiitas operasi dalam jumlah yang besar daripada arus keluarnya. Walaupun arus kas


(45)

operasi bernilai negatif, perusahaan masih memiliki prospek dan kesempatan tumbuh yang lebih besar dimasa yang akan datang untuk menghasilkan arus kas positif sehingga harga saham tinggi, yang mengindikasikan bahwa arus kas operasi berpengaruh negatif dengan harga saham. Sedangkan arus kas operasi yang positif karena pangsa pasar perusahaan relatif sangat tinggi dan mencerminkan realitas ekonomi perusahaan yang baik sehingga harga saham tinggi, mengindikasikan arus kas operasi berpengaruh poitifdengan harga saham (Susanto dan Ekawati, 2006).

Penelitian Triyono dan Hartono (2000) menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Berbeda dengan Ferry dan Wati (2004) yang menemukan bahwa aliran kas dari aktiviats operasi berpengaruh negatif terhadap harga saham. Penelitian Meythi (2006) menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh arus kas aktivitas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba dengan variabel Intervening.

2.2.5.2 Pengaruh Arus Kas Aktivitas Investasi Terhadap Harga Saham

Menurut PSAK No.2 (IAI, 2009) arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Secara umum, kenaikan investasi memungkinkan timbulnya aliran kas masa depan yang lebih tinggi apabila kinerja perusahaan baik. Namun, apabila kinerja


(46)

perusahaan rendah, investasi meningkat menyebabkan kenaikan resiko investasi yang berakibat penurunan aliran kas masa depan.

Arus kas investasi perusahaan bernilai negatif karena perusahaan melakukan pengeluaran investasi yang sangat besar terutama dalam mengembangkan pangsa pasarnya maupun dalam penguasaan teknologi. Nilai arus kas negatif mencerminkan perusahaan masih memiliki peluang bertumbu dan prosek di masa yang akan datang, sehingga diharapkan harga sahamnya tinggi, sehingga dapat dikatakan arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap harga saham. Sedangkan arus kas investasi bernilai positif karena perusahaan lebih banyak menjual aktiva yang tidak produktif, daripada membeli aktiva. Tindakan manajer menjual aktiva yang tidak produktif ini dipandang oleh investor sebagai tindakan menyelamatkan kelangsungan hidup perusahaan sehingga diharapkan harga saham cukup tinggi, sehingga dikatakan bahwa arus kas investasi berpengaruh positif terhadap harga saham (Susanto dan Ekawati, 2006). Sedangkan berdasarkan Miller dan Rock (1985) ada tambahan kemampuan prediksi hubungan arus kas ivestasi dengan harga saham. Seara gerneral, kenaikan investasi memungkinkan timbulnya arus kas masa depan yang lebih tinggi apabila kinerja perusahaan baik. Namun apabila kinerja perusahaan rendah kenaikan investasi menyebabkan kenaikan resiko inevstasi yang berakibat pada penurunan arus kas masa depan. Hal ini memberikan konsekuensi adanya hubungan positif atau negatif antara arus kas investasi dengan harga saham pada saat pengumuman investasi baru.


(47)

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh arus kas dari aktivitas investasi ini memberikan hasil yang berbeda- beda. Hasil penelitian Triyono dan Hartono (2000) menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas investasi memiliki kandungan informasi dan hubungan yang signifikan dengan harga saham. Penelitian lain oleh Ferry dan Wati (2004) memberikan hasil yang menunjukkan bahwa komponen arus kas dari aktivitas inestasi tidak berhubungan dengan harga saham.

2.2.5.3. Pengaruh Arus Kas Aktivitas Pendanaan Terhadap Harga Saham

Menurut PSAK No.2 (IAI,2009) arus kas dari aktivitas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Keputusan pendanaan tidak dapat mereflreksikan kinerja perusahaan yang dianggap sebagai tolok ukur nilai perusahaan. Oleh karena itu, nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh keputusan untuk mendanai kebutuhan kasnya melalui penerbitan obligasi/ surat hutang, penerbitan saham biasa maupun prefern.

Hubungan antara arus kas dari aktivitas pendanaan dengan harga saham umumnya dijelaskan pada peneltian Triyono dan Hartono (2000) dengan menggunakan signaling theory. Dalam signaling theory terdapat hubungan antara arus kas dari aktivitas pendanaan dengan harga saham. Penerbitan hutang merupakan sinyal kurang baik untuk menaksir arus kas karena pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya daripada menerbitkan saham. Dari


(48)

teori ini dapat dijelaskan bahwa pasar akan bereaksi positif terhadap terhadap pengumuman penerbitan hutang. Miller dan Rock (1985) menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu juga diidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan harga saham.

Penelitian mengenai pengaruh arus kas pendaan oleh Triyono dan Hartono (2000) memberikan kesimpulan bahwa arus kas aktivitas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Penelitian Ferry dan Wati (2004) memberikan hasil yang menunjukkan bahwa komponen arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berhubungan dengan harga saham.

2.2.5.4. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham

Hasil riset empiris yang menguji reaksi pasar terhadap pengumuman laba telah mendokumentasikan bahwa pengumuman laba akuntansi membawa informasi ke pasar saham dan memiliki kandungan informasi (Lako, 2006:24). Hal ini tercermin dari perubahan harga saham pada tanggal publikasi pengumuman laba. Laba tahunan memiliki kandungan informasi, apabila pengumuman laba akan menyebabkan perubahan harga saham.

Menurut Watt dan Zimmerman (dalam Nasrizal dan Jogiyanto, 2001), laba akuntansi (accounting earnings) dipandang sebagai faktor yang dapat


(49)

mempengaruhi harga saham, hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada saat pengumuman earnings oleh perusahaan. Beaver et al.; Foster et al.; Bernard dan Thomas; Easton et al.; dan Kothari dan Sloan (dalam Tryono dan Jogiyanto, 2000) menunjukkan bahwa adanya hubungan pengumuman laba dengan harga saham. Sloan (dalam Meythi, 2006) juga menunjukkan bahwa harga saham bereaksi jika investor “fixate” (percaya) pada earnings.

Brown dan Hancock (dalam Triyono dan Jogiyanto, 2000) menemukan bahwa publikasi laba akuntansi mempunyai pengaruh pada perubahan harga saham. Kemudian, Brown et al. (dalam Triyono dan Jogiyanto, 2000) juga menemukan adanya hubungan positif antara pengumuman laba akuntansi dengan harga saham.

Berdasarkan penelitian Finger (1994) menyimpulkan bahwa laba memberikan isi informasi incremental dibandingkan aliran kas. Hal yang sama dikemukakan oleh Parawiyati dan Baridwan (1998) yang menyimpulkan bahwa prediktor laba mempunyai kandungan informasi yang lebih besar dibanding aliran kas. Hal ini juga didukung oleh Ball dan Brown (1968) dan Dechow (1994).

Hasil penelitian Triyono dan Jobgiyanto (2000) menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil penelitian Ferry dan Ekawati (2004) yang menemukan bahwa kandungan informasi laba akuntansi memberikan pengaruh positif


(50)

terhadap harga saham. Indra dan Syam (2004) juga membuktikan bahwa informasi laba akuntansi berhubungan dengan harga saham. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara teoritis laba akuntansi dapat mempengaruhi harga saham ketika kandungan informasi yang terdapat dalam laba akuntansi dapat digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan beli, tahan, atau jual suatu saham. Hal ini tercermin dalam perubahan harga saham pada saat investor merespon informasi laba akuntansi.

Dari penjelasan kerangka pikir diatas, maka dapat digambarkan bagan kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

Arus Kas Aktivitas Operasi

Laba Akuntansi

Harga Saham Arus Kas Aktivitas Investasi

Arus Kas Aktivitas Pendanaan


(51)

2.3. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Diduga bahwa Arus kas aktivitas operasi, Arus kas aktivitas investasi, Arus kas aktivitas pendanaan, Laba akuntansi tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan otomotif pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hi : Diduga bahwa Arus kas aktivitas operasi, Arus kas aktivitas investasi, Arus kas aktivitas pendanaan, Laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan otomotif pada Bursa Efek Indonesia (BEI).


(52)

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang pernyataan pengoperasionalan dan atau pendefinisian konsep-konsep penelitian menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabel-variabelnya (Anonim, 2003:10).

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel independen : Harga Saham (Y) :

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) pada akhir tahun. Skala pengukuran variabel operasional adalah skala rasio dengan satuan pengukuran rupiah (Rp).

2. Variabel dependen :

Arus Kas Aktivitas Operasi (X1) :

Arus kas dari aktiviats operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan, adapun komponennya yaitu penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok/ karyawan, penerimaan bunga, pembayaran bunga, penerimaan dari restitusi pajak, pembayaran pajak penghasilan badan, dan pembayaran kas lain-lain. Skala pengukuran variabel operasional adalah skala rasio dengan satuan pengukuran rupiah (Rp).


(53)

Arus kas dari aktivitas investasi adalah perolehan dari pelaporan aktivitas jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, adapun komponennya yaitu pembelian aktiva tetap, hasil penjualan aktiva tetap, pembelian surat-surat berhaga yang dimiliki hingga jatuh tempo, penerimaan dari surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, dan pembayaran (penerimaan) dari aktiva lain-lain. Skala pengukuran variabel operasional adalah skala rasio dengan satuan pengukuran rupiah (Rp).

Arus Kas Aktivitas Pendanaan (X3) :

Aliran kas dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan, adapun komponennya yaitu pembayaran hutang jangka panjang ke bank, pembayaran untuk pembelian kembali hutang obligasi, dan pembayaran dividen. Skala pengukuran variabel operasional adalah skala rasio dengan satuan pengukuran rupiah (Rp).

Laba Akuntansi (X4) :

Laba akuntansi adalah laba bersih atau rugi bersih selama periode tertentu sebelum perusahaan berhenti beroperasi (discontinued operations). Skala pengukuran variabel operasional adalah skala rasio dengan satuan pengukuran rupiah (Rp).

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah data laporan keuangan perusahaan otomotif yang telah go publik dan terdaftar pada PT. Bursa Efek Indonesia pada periode 2005 hingga 2009 sebanyak 15 perusahaan dengan jumlah 75 data yang berupa laporan keuangan.perusahaan tersebut antara lain :


(54)

2. PT Astra Otoparts Tbk.

3. PT Indo Kordsa Tbk.

4. PT Gajah Tunggal Tbk.

5. PT Goodyear Indonesia Tbk.

6. PT Hexindo Adiperkasa Tbk.

7. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk.

8. PT Indospring Tbk.

9. PT Intraco Penta Tbk.

10. PT Multi Prima Sejahtera Tbk.

11. PT Multistrada Arah Sarana Tbk.

12. PT Nipress Tbk.

13. PT Polychem Indonesia Tbk.

14. PT Prima Alloy Steel Tbk.

15. PT Selamat Sempurna Tbk.

3.2.2. Sampel

Menurut Soemarsono (2004: 44), sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Kriteria sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi.


(55)

purposive sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang digunakan non probabilitas untuk menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut (Soemarsono, 2004: 54).

Adapun kriteria pemilihan sampel perusahaan yang dipakai adalah :

1. Perusahaan otomotif yang go public dan masih terdaftar di BEI dari tahun 2006 sampai tahun 2009.

2. Telah menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan per 31 Desember 2009 ke BEI.

3. Perusahaan Otomotif yang masih aktif dalam melakukan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2009.

Adapun perusahaan yang diambil untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan 6 perusahaan selama 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2005-2009, sehingga terdapat 30 sampel.

Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:

1. PT. Astra International Tbk 2. PT. Gajah Tunggal Tbk

3. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 4. PT. Nipress Tbk

5. PT Prima Alloy Steel Tbk. 6. PT. Selamat Sempurna Tbk


(56)

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahun perusahaan otomotif yang telah diaudit dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2006 sampai 2009. Laporan keuangan yang digunakan terdiri dari laporan neraca konsolidasi serta laporan laba rugi masing-masing perusahaan otomotif.

3.3.2. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data harga saham penutupan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) serta laporan keuangan perusahaan yang didapat dari situs IDX. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan data dengan menggunakan komputer dengan menggunakan sarana internet dari situs www. Idx.co.id dan www.financing-yahoo.com

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Normalitas

Uji asumsi dasar yaitu uji normalitas, Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,2005: 110). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov.

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi normal (Sumarsono,2004:43) adalah:


(57)

normal.

• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) > 5% maka distribusi adalah

normal

sedangkan uji penyimpangan asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, autokorelasi, dan normalitas. Tujuan melakukan uji penyimpangan asumsi klasik adalah untuk memastikan bahwa model regresi linier berganda telah memenuhi asumsi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) sehingga tidak terjadi bias.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

1.Uji Multikolinearitas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolineritas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas multikolinieritas (Ghozali,2005: 93).

2.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara korelasi penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (sebelumnya), (Ghozali:2005: 99). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin-Watson (DW test), (Ghozali,2005:100).


(58)

Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalamh model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah model yang bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 125).

Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005: 109), yaitu sebagai berikut:

a. Apabila nilai signifikan hitung (sig) > tingkat signifikan α = 0,05 maka H0 diterima berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Apabila nilai signifikan hitung (sig) < tingkat signifikan α = 0,05 maka H0 ditolak berarti terjadi heteroskedastisitas.

3.4.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam mencari pemecahan atas permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah melakukan analisis regresi linier berganda.

Teknik analisis ini digunakan untuk mencari pemecahan masalah penelitian secara individu atau parsial dan secara bersama-sama atau simultan. Penggunaan tekinik analisis ini dilakukan dengan alasan karena penelitian ini berusaha untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara beberapa variabel bebas dengan variabel terikatnya, karena secara teoritis keduanya mempunyai hubungan fungsional atau memiliki pengaruh.


(59)

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + e

(Hasan, 2002:117) Dimana :

Y = Harga saham α = Konstanta

β1,2,3,4 = Koefisien regresi dari X1, X2, X3, X4 X1 = Arus kas aktivitas operasi

X2 = Arus kas aktivitas investasi X3 = Arus kas aktivitas pendanaan X3 = Laba akuntansi

e = Variabel pengganggu

Berdasarkan model yang terbentuk akan dapat diketahui apakah semua variabel bebas secara individu dan bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap struktur modal, sehingga dapat disimpulkan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak.

3.4.4 Pengujian Hipotesis

3.4.4.1 Uji F

Digunakan untuk menguji kesesuaian atau tidaknya model regresi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh X1 (Arus kas aktivitas operasi), X2 (Arus kas aktivitas investasi), X3 (Arus kas aktivitas pendanaan), dan X4 (Laba akuntansi) terhadap Y (Harga saham). prosedur Uji F dengan kriteria sebagai berikut:

a.H0: β1= β2= β3 = β4 =0 (model regresi yang dihasilkan tidak sesuai) H1 : β1= β2= β3 = β4 ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan sesuai) b.Level signifikan (βo) = 0,05


(60)

• Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

• Jika nilai probabilitas (P value ) / signifikan < 0,05 maka H0 di tolak dan H1 diterima.

3.4.4.2 Uji t

Uji t dapat digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut:

a.Hipotesis

H0 : βi = 0 (secara parsial tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat).

H1 : βi ≠ 0 (secara parsial terdapat pengaruh positif variabel bebas terhadap variabel terikat)Dimana i = 1, 2, 3

b.Level of signifikan (βo) = 0,05 c.Ketentuan pengujian:

• Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

• Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pertama kali berdiri pada abad 19. Dimana pada waktu itu berada pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, kemudian dibentuk ulang melalui Undang-Undang Republik Indonesia No.15 tahun 1952. Selama dua dasawarsa kemudian, BEI mengalami pasang surut yang ditandai pula leh pemberhentian kegiatan sepanjang decade 60-an dan awal 70-an, pada tahun 1977 pemerintah Indonesia menghidupkan kembali BEI dengan mencatatkan saham 13 perusahaan PMA. Namun demikian, baru sekitar akhir decade 80-an dan awal 90-an,BEJ benar-benar berkembang menjadi bursa efek seperti yang kita kenal sekarang.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, peran BEI sebagai salah satu Self Regualtory Organization

(SRO) Pasar Modal Indonesia semakin dikukuhkan. Sejak itu BEI tumbuh pesat, berkat sejumlah pencapaian di bidang teknologi perdagangan, diantaranya mulai dipakainya Jakarta Automated Trading System (JATS) pada tahun 1995, perdagangan tanpa warkat tahun 2001 dan remote trading tahun 2004, serta pemberlakuan peraturan baru tentang pencatatan, perdagangan dan keanggotaan bursa.


(62)

Pada tahun 2004 BEI telah memulai revisi atas Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE), dengan tujuan untuk standarisasi laporan keuangan perusahaan efek. Revisi ini dilakukan untuk mengikuti perkembangan pasar modal yang sangat pesat dengan melibatkan seluruh pelaku pasar antara lain BAPEPAM, Self Regulatory Organization (SRO), Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Revisi telah dimulai sejak Agustus 2004 dan selesai pada tahun 2005.

Dalam membangun hubungan international, BEI secara proaktif melakukan serangkaian kegiatan kerjasama dengan beberapa lembaga internasional yang mentangkut moneter dan pasar modal, diantaranya adalah Seminar Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Malaysia,

Asian Development Bank (ADB), Annial Meeting di Korea Selatan. BEI juga berpartisipasi dalam pertemuan East Asian and Oceanian Stock

Exchange Federation (EAOSEF) dan International Organization of

Securities Commisions (IOSCO) di Taiwan, Singapura, dan Jordania.

Tidak hanya aktif dalam membina hubungan international, BEI juga menjalin kerja sama dengan organisasi profesi di dalam negeri, baik dengan cara berpartisipasi sebagai narasumber maupun memberikan dukungan penyelenggaraan seminar dengan APEI, Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), IAI, Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), Komite


(63)

Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamar Dagang Indonesia (KPEN-KADIN), dan organisasi profesi pasar modal lainnya.

4.1.2. PT. Astra International Tbk (ASII)

PT. Astra International Tbk didirikan tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incoporated. Pada tahun 1990, perseroan merubah namanya menjadi PT. Astra International Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia dengan kantor pusat berlokasi di jalan Gaya Motor Raya No.8 Sunter II Jakarta. Perseroan didirikan dengan akta notaris Sie Khwan Djioe No.67 tanggal 20 Februari 1957 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal 1 juli 1957.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut dengan suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, jasa pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa keuangan dan teknologi informasi.

4.1.3. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)

PT. Gajah Tunggal Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 54 tanggal 24 Agustus 1951 dari Raden Meester Soewandi, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.


(64)

5/69/23 tanggan 29 Mei 1952 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 5 Agustus 1952, tambahan No. 884. Anggaran Dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 dari Amrul Partomuan Pohan, SH, Lex Legibus Magister, notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-06223.HT.01.04-TH.2007 tanggal 13 Desember 2007.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Tangerang dan Serang. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Hayam Wuruk, lantai 10 Jl. Hayam Wuruk 8, Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lungkup kegiatan perusahaan terutama meliputi bidang Industri pembuatan barang-barang dari karet, termasuk ban dalam dan luar segala jenis kendaraan, barang atau alat. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1953. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk ke Amerika Serikat, Asia, Australia dan Eropa. Jumlah karyawan Perusahaan 10.988 karyawan tahun 2009 dan 11.331 karyawan tahun 2008.

4.1.4. PT Nipress Tbk (NIPS)

PT. Nipress Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 yang telah diubah dengan Undang-Undang No.12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 295 tanggal 24 April 1975 dari Ridwan Suseto, S.H., notaris di Jakarta.


(65)

Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/271/22 tanggal 19 Agustus 1975, serta diumumkannya dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 42 tanggal 25 Mei 1976. Tambahan No. 394. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 76 tanggal 10 Desember 2008 dari Buntario Tigris, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan seluruh anggaran dasar untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi mnusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-02584.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 12 Januari 2009.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lungkup kegiatan perusahaan meliputi bidang usaha industri accu lengkap untuk segala keperluan dan usaha-usaha lainnya yang berhubungan dengan ini. Perusahaan dan pabrik berdomisili di Jl. Narogong Raya Km. 26 Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial sejak tahun 1975. Hasil produksi perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk Eropa, Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Serikat.

4.1.5. PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS)

PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk (Perusahaan) didirikan dengan akta Notaris M.M. Lomantono, SH. No. 22 tanggal 20 Pebruari 1984. Akta


(66)

pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-2315-HT.01.TH.1985 tanggal 25 April 1985 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 27 Tambahan No. 304 tanggal 3 April 1987. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, SH, No.25 tanggal 31 Oktober 2008, antara lain mengenai Perubahan pasal 22 Anggaran Dasar Perusahaan dan penegasan perubahan susunan Direksi serta perubahan ketentuan ANggaran Dasar Perusahaan guna penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-100935.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 31 Desember 2008.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri rim, stabilizer, dan peralatan lain dari alloy aluminium dan baha, serta perdagangan umum untuk produk-produk tersebut. Kantor dan pabrik perusaaan berlokasi di Jalan Muncul No. 1, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur

4.1.6. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN)

PT. Multi Prima Sejahtera Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 Januari 1982 berdasarkan akta No. 9 dari notaris Misahardi Wilamarta, SH. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2 302.H.T.01.01-TH.84 tanggal 14 Januari 1984 dan diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 82, Tambahan


(67)

No. 2417 tanggal 13 Oktober 1989. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 137 tanggal 27 Juni 2001 dari notaris yang sama, sehubungan dengan antara lain, perusahaan nama perusahaan menjadi PT Multi Prima Sejahtera Tbk. Akta pendirian perusahaan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan no. C-02583 HT.01.04.TH.2001 tanggal 28 Juni 2001 dan diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 8217, tambahan No. 100 tanggal 14 Desember 2001.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lungkup kegiatan perusahaan yaitu manufaktur busi dan suku cadang kendaraan bermotor, perdagangan barang-barang hasil produksi sendiri. Perusahaan berkedudukan di Karawaci Office Park Blok M No. 39-50 Lippo Karawaci, Tangerang, sedangkan pabriknya berlokasi di Jl. Kabupaten No. 454, Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Bogor Jawa Barat. 4.1.7. PT. Selamat Sempurna Tbk. (SMSM)

PT Selamat Sempurna Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Januari 1976 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, SH NO.207. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.Y.A.5/96/5 tanggal 2 Maret 1976. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Frans Elsius Muliawan, SH No. 6 tanggal 6 Juli 2001 sehubungan dengan pemecahan nilai nominal saham Perusahaan (stock split). Perubahan ini telah diterima dan dicatatkan di Depaertemen


(68)

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan regristasi No. C-10082 HT.01.04.TH.2001 tanggal 5 Oktober 2001 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 8 Februari 2002. Perusahaan memulai kegiatan oprasi komersialnya sejak tahun 1980. Sesuai dengan anggaran dasar perusahan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama adalah bergerak dibidang industri alat-alat perlengkapan (suku cadang) dari berbagai macam alat-alat mesin pabrik, kendaraan dan sejenisnya. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma ADL, Jl. Pluit Raya I No.1 Jakarta Utara, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta dan Tanggerang.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Data yang digunakan analisis ini adalah laporan keuangan yang diterbitkan oleh beberapa perusahaan Otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2009, yaitu PT. Astra International Tbk, PT. Gajah Tunggal Tbk, PT. Nipress Tbk, PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk, Multi Prima Sejahtera Tbk, PT.Selamat Sempurna Tbk.

4.2.1. Variabel Arus Kas Aktivitas Operasi (X1) Prusahaan Otomotif yang

Go Public di BEI

Arus kas dari aktiviats operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan, adapun komponennya yaitu penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok/ karyawan, penerimaan bunga, pembayaran bunga, penerimaan dari restitusi pajak, pembayaran pajak penghasilan badan, dan pembayaran kas lain-lain. Satuan ukurannya


(69)

adalah rupiah. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh data arus kas aktivitas operasi sebagai berikut :

Tabel 4.1. : Data Arus Kas Operasi Perusahaan Otomotif tahun

2005-2009

Nama perusahaan Tahun Arus kas operasi

PT. Astra International Tbk

2005 (2221958000000) 2006 8945292000000 2007 11244269000000 2008 10585000000000 2009 11335000000000

PT. Gajah Tunggal Tbk

2005 247324000000 2006 298192000000 2007 449548000000 2008 571092000000 2009 1137405000000

PT. Nipress Tbk

2005 17508950419 2006 (543779388) 2007 (41195139502) 2008 12888527265 2009 843083666

PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk

2005 8590494140 2006 4792279563 2007 8742292358 2008 25606573827 2009 208243945

PT. Multi Prima Sejahtera Tbk

2005 (7269571283) 2006 (2591579164) 2007 9619190438 2008 (26309108075) 2009 1227655269

PT.Selamat Sempurna Tbk

2005 153723622176 2006 74242454642 2007 105956006338 2008 130695243469 2009 268070416818


(1)

79

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah pengetahuan mengenai arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan dan laba akuntansi, dan sebagai bahan referensi yang akan melengkapi temuan-temuan empiris dibidang akuntansi ataupun sebagai informasi yang berguna bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, sehingga hasil dari penelitian ini telah sesuai dengan tujuan dan manfaat yang ingin tercapai.

4.7. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan telah dilakukan secara optimal, namun masih terdapat keterbatasan-keterbatasan antara lain :

1. Jangka waktu penelitian pendek, yaitu 5 (lima) tahun, mulai tahun 2005-2009. Diharapkan untuk penelitian mendatang dapat menambah jangka waktu penelitian agar memperoleh hasil yang lebih baik lagi. 2. Sampel yang di ambil cukup kecil, hanya 6 (enam) perusahaan

otomotif yang Terdaftar di BEI.

Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel yaitu arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan dan laba akuntansi. Diharapkan pada penelitian berikutnya dapat menambah jumlah variabel yang diteliti.


(2)

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Arus Kas Aktivitas Operasi, Arus Kas Aktivitas Investasi, Arus Kas Aktivitas Pendanaan dan Laba Akuntansi pada perusahaan manufaktur kategori Otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: bahwa Arus Kas Aktivitas Operasi, Arus Kas Aktivitas Investasi, Arus Kas Aktivitas Pendanaan dan Laba Akuntansi berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur kategori Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.

Berdasarkan analisis dan pembahasan ditemukan multikolinearitas maka variabel yang digunakan hanya arus kas aktivitas investasi, arus kas akvitias pendanaan, dan laba akuntansi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah hasil uji F menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Arus Kas Aktivitas Investasi, Arus Kas Aktivitas Pendanaan dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham adalah signifikan. Dan berdasarkan uji t didapatkan bahwa arus kas aktivitas investasi, variabel arus kas aktivitas pendanaan dan laba


(3)

81

akuntansi berpengaruh secara signifikan pada perusahaan manufaktur kategori Otomotif yang terdaftar di BEI.

Asumsi penelitian jika hasil uji F signifikan, maka hasil uji t pasti signifikan. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan telah terbukti kebenarannya.

5.2. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan untuk mengacu pada kesimpulan, maka beberapa saran yang dapat diberikan bagi investor maupun untuk penelitian yang akan datang, yaitu :

1. Bagi investor, perlu mempertimbangkan mengenai informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan auditan apabila ingin mengambil keputusan investasi,karena informasi laporan keuangan masih dianggap mempunyai nilai informasi bagi pelaku pasar modal. 2. Untuk penelitian di masa yang akan datang diharapkan dapat

menambah perode penelitian sehingga diharapkan hasil pengamatan akan memberikan power of test yang lebih baik.

3. Memasukkan variabel lain seperti rasio keuangan dala penelitian sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks

Belkaouli, Ahmed Riahi. 2000. Accounting Theory. 4th ed. California:Business Press.

Bowen, Robert M., David Burgstahler,and Lane A. Daley. 1986. Evidence on the Relationship between Earning and Various Measures of Cash Flows. The Accounting Review. Vol XI, No.4, October: 213-225.

FASB.1978. Statement of financial Accounting Concept No.1. FASB.

FASB.1980 Statement of financial Accounting Concept No.2. FASB.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok- Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya . Ghalia Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Kieso D.E., J.J. Weygandt an T.D. Warfield. 2004. Intermediate Accounting 11ed. J. Wiley and Sons, Inc.

Samsul, M. 2006. PasarmModal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Simamora, henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid II. Jakarta: Salemba Empat.

Syarif, Firman. 2002. Peranan Informasi Arus Kas: Studi Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya PSAK No.2 serta Hubungannya dengan The Bid-Ask-Spreads. Makalah Simposium Nasional Akuntansi V. Semarang. 5-6 September: 27-38.

Tambunan, Andy Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation). Jakarta: Pt Elex media Komputindo.


(5)

Widoatmodjo, Sawidji. 2007. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Jurnal

Daniati, Ninna dan Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected

Return Saham (Survey Pada Industri Textile dan Automotive yang

Terdaftar di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26 Agustus: 1-23.

Febrianto, Rahmat dan Erna Widiastuty. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15-16 September: 1-13.

Hastuti, Ambar Woro dan ambang Sudibyo. 1998. Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.1, No.2. Juli:1-15

Indra dan Fazli Syam. 2004. Hubungan Laba Akuntans, Nilai Buku dan Total Arus Kasdengan Market Value. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar: 1-15.

Kharisma, Erina dan Ghozali Maskie. 2003. Analisis Pengaruh Variabel Fundametal dan Teknikal terhadap Harga Saham : Studi di Bursa Efek Surabaya. Lintasan Ekonomi. Vol. XX, No.2, Juli: 188-203.

Lako, Andreas. 2004. Pengujian Empiris Indikasi Free-riding dalam Reaksi Pasar. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.X, No.2. September: 200-220.

Meythi. 2006. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan presistensi Laba Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26 Agustus: 1-24.

Narizal dan Jogiyanto. 2001. Pengaruh Perubahan Metode Akuntansi Terhadap Harga Saham. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IV. IAI. 30-31 Agustus: 728-760.


(6)

Parawiyati dan Zaki Baridwan. 1998. Kemampuan Laba dan Arus kas dalam Memprdiksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal riset Akuntani Indonesia. Vol 1, No.1, Januari: 1-11.

Parawiyati, Ambar Woro Hastuti, dan Edi Subiantoro. 1999. Penggunaan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi keuntungan Investasi Bagi Investor Di Pasar Modal. Makalah Simposium Nasional Akuntansi II. IAI. 24-25 September: 1-15.

Web

www.google.co.id www.idx.co.id

www.investasi-saham.com www.financing.yahoo.com


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Dan Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 45 114

Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 33 97

Uji Aktivitas Biologi Kitosan Dari Cangkang Rajungan (Portunus pelagis Dan Portunus trituberculatus) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

2 51 64

Pengaruh Informasi Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

6 60 88

Pengaruh Informasi Arus Kas Operasi, Investasi Dan Pendanaan Terhadap Volume Perdagangan Saham (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur Di BEI)

0 72 75

Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 57 85

Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 31 77

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA.

3 6 99

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21