Analisis Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Dan Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

OLEH

SEPTIA WIDI CAHYATI 100503004

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Februari 2014 Yang membuat pernyataan,

NIM : 100503004 Septia Widi Cahyati


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang digambarkan oleh laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi baik secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan dari 36 perusahaan diperoleh 25 perusahaan sampel. Variabel penelitian ini adalah laba akuntansi sebagai variabel X1, arus kas dari aktivitas

operasi sebagai variabel X2 dan harga saham sebagai variabel Y.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan secara simultan variabel laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci: Laba Akuntansi, Arus Kas Dari Aktivitas Operasi, Harga Saham


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF ACCOUNTING PROFIT INFORMATION AND CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES TO THE STOCK PRICE ON THE BANKING COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA

STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to study the effect of financial performance which is described by accounting profit and cash flow from operating activities partially or simultaneously to bank’s stock price which listed in IDX.

This research is classified as causal research and replication of former researches which the population of this research are banking firms on IDX during the period of 2010 to 2012.

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website www.idx.co. Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling and from 36 firms, 25 are used as the samples of this study. Variables that used in this research are accounting profit as X1 variable,

cash flow from operating activities as X2 variable and stock price as Y variable.

The result indicates that partially accounting profit has significantly influenced to bank’s stock price but cash flow form operating activities has no significantly influenced to bank’s stock price and simultaneously accounting profit and cash flow from operating activities variable has significantly influenced to bank’s stock price which listed in IDX.

Key Words: Accounting profit, Cash Flow From Operating Activities, Stock Price


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur diucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah, dan petunjukNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas dari Aktivitas Operasi terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua yang sangat penulis cintai, Ayahanda Abiudin dan Ibunda Deswita yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang, cinta, pengorbanan, motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak yang juga selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sri Muyani, MBA, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Yang sangat penulis sayangi adik-adikku Chyntia Ademai Windi, Pramudia Yolanda, Salahudin Al-Ayubi, Muhammad Iqbal dan Latifatul Adzkia. Teman-teman angkatan 2010 Susanti Louis, Yusnita, Dian Prandana, dan Fandi Arya Pratama serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Februari 2014 Penulis,

NIM : 100503004 Septia Widi Cahyati


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tijauan Teoritis ... 9

2.1.1 Signaling Theory ... 9

2.1.2 Asimetri Informasi ... 11

2.1.3 Laba Akuntansi ... 13

2.1.4 Laporan Arus Kas ... 17

2.1.5 Harga Saham ... 22

2.1.6 Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham ... 25

2.1.7 Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham ... 26

2.2 Tinjauan Peneliatian Terdahulu ... 28

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 29

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 29

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 32

3.2Jenis dan Sumber Data ... 32

3.3Metode Pengumpulan Data ... 33

3.4Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.5Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35

3.6 Metode Analisis Data ... 37

3.6.1 Statistik Deskriptif ... 38

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 38

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 38

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ... 40

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 41

3.6.2.4 Uji Autokorelasi ... 42


(8)

3.6.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 43

3.6.3.2 Uji Signifikansi ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Data Penelitian ... 46

4.2Analisis Hasil Penelitian ... 47

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 47

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 49

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 49

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 56

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 57

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 58

4.2.3 Analisis Regresi ... 60

4.2.3.1 Persamaan Regresi ... 60

4.2.3.2 Pengujian Hipotesis ... 61

A. Uji t (Uji Secara Parsial) ... 62

B. Uji F (Uji Secara Simultan) ... 63

4.2.3.3 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 64

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 67

5.2Keterbatasan Penelitian ... 68

5.3Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Daftar Sampel ... 34

3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

3.3 Uji Statistik Durbin-Watson ... 43

4.1 Statistik Deskriptif ... 47

4.2 Uji Normalitas (Sebelum Data Ditransformasi) ... 50

4.3 Uji Normalitas (Setelah Data Ditransformasi) ... 53

4.4 Hasil Perhitungan VIF ... 56

4.5 Uji Statistik Durbin-Watson ... 59

4.6 Hasil Uji Durbin-Watson ... 59

4.7 Analisis Hasil Regresi ... 60

4.8 Hasil Uji t ... 62

4.9 Hasil Uji F ... 63


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Histogram (Sebelum Data Ditransformasi) ... 51

4.2 Grafik Normal P-P Plot (Sebelum Data Ditransformasi) ... 52

4.3 Histogram (Setelah Data Ditransformasi) ... 54

4.4 Grafik Noral P-P Plot (Setelah Data Ditransformasi) ... 55


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

i Proses Seleksi Sampel ... 72

ii Daftar Sampel... 74

iii Data Penelitian ... 75

iv Data Variabel (Sebelum Data Ditransformasi) ... 81

v Data Variabel (Setelah Data Ditransormasi) ... 84

vi Daftar T tabel ... 87

vii Daftar F tabel... 89

viii Tabel Durbin-Watson (DW) α = 5% ... 91

ix Statistik Deskriptif ... 93

x Uji Normalitas ... 94

xi Hasil Uji Multikolinearitas ... 97

xii Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 98

xiii Hasil Uji Autokorelasi ... 99


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang digambarkan oleh laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi baik secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan dari 36 perusahaan diperoleh 25 perusahaan sampel. Variabel penelitian ini adalah laba akuntansi sebagai variabel X1, arus kas dari aktivitas

operasi sebagai variabel X2 dan harga saham sebagai variabel Y.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan secara simultan variabel laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci: Laba Akuntansi, Arus Kas Dari Aktivitas Operasi, Harga Saham


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF ACCOUNTING PROFIT INFORMATION AND CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES TO THE STOCK PRICE ON THE BANKING COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA

STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to study the effect of financial performance which is described by accounting profit and cash flow from operating activities partially or simultaneously to bank’s stock price which listed in IDX.

This research is classified as causal research and replication of former researches which the population of this research are banking firms on IDX during the period of 2010 to 2012.

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website www.idx.co. Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling and from 36 firms, 25 are used as the samples of this study. Variables that used in this research are accounting profit as X1 variable,

cash flow from operating activities as X2 variable and stock price as Y variable.

The result indicates that partially accounting profit has significantly influenced to bank’s stock price but cash flow form operating activities has no significantly influenced to bank’s stock price and simultaneously accounting profit and cash flow from operating activities variable has significantly influenced to bank’s stock price which listed in IDX.

Key Words: Accounting profit, Cash Flow From Operating Activities, Stock Price


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian suatu negara, karena melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana untuk melakukan kegiatan perekonomiannya. Terlebih perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh di pasar modal. Meningkatkan modal sendiri jauh lebih baik daripada meningkatkan modal pinjaman, khususnya untuk menghadapi era globalisasi. Perusahaan yang pada awalnya memiliki utang lebih tinggi daripada modal sendiri dapat berbalik memiliki modal sendiri yang lebih tinggi daripada utang apabila memasuki pasar modal. Jadi dapat dikatakan bahwa pasar modal merupakan sarana untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan.

Ketika seorang investor ingin memasuki dunia pasar modal, maka investor tersebut harus memahami seluk beluk dalam perdagangan saham, pemilihan saham, dan mengestimasi harga saham. Harga saham suatu perusahaan selalu mengalami pergerakan naik turun. Pergerakan saham inilah yang dapat memberikan keuntungan bagi para investor yang berupa capital gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham. Selain itu investor yang melakukan investasi saham juga memperoleh keuntungan berupa dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan.

Oleh karena itu, para investor sangat membutuhkan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham baik secara langsung


(15)

maupun tidak langsung. Informasi ini bisa didapat dari faktor eksternal maupun internal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan dapat berupa kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, dan tingkat suku bunga bank. Sedangkan faktor internal perusahaan dapat berupa informasi dari laporan keuangan perusahaan. Dalam pembahasan tentang efisiensi pasar, pasar modal dikatakan efisien apabila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh investor, sehingga informasi yang relevan dan terpercaya tercermin dalam harga-harga saham. Informasi tersebut meliputi laporan keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan.

Peran informasi akuntansi dalam menentukan harga-harga sekuritas adalah salah satu hal yang mendasar dalam akuntansi dan keuangan. Informasi yang dihasilkan melalui proses akuntansi diyakini oleh kalangan profesi akuntansi memberikan manfaat yang signifikan bagi pengambilan keputusan investasi, sehingga menjadikan akuntansi sebagai salah satu sumber informasi keuangan yang paling andal bagi investor.

Syarat utama yang diinginkan oleh investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat

return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu memberikan kepercayaan bagi para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang baru akan membentuk


(16)

suatu kepercayaan baru dikalangan para investor. Kepercayaan baru ini akan mengubah harga melalui demand dan supply surat-surat berharga.

Menurut IAI dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.1 (2007) tentang tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah “memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”. Laporan keuangan menjadi dasar bagi investor untuk membuat keputusan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut untuk mencapai tingkat return optimal yang diharapkan. Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik.

Informasi laba berguna untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber daya dan mengukur risiko serta return investasi dalam perusahaan. Pentingnya informasi akan laba akuntansi tercantum dalam PSAK No.25 (IAI, 2007) yaitu: “Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan


(17)

untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang.”

Pentingnya informasi arus kas tercantum dalam PSAK No.2 (IAI, 2007) tentang laporan arus kas yang merekomendasikan perusahaan harus memasukkan laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam laporan keuangan. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara probabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Laporan arus kas diklasifikasikan menjadi tiga aktifitas yang terdiri dari aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dari tiga aktivitas ini, penulis melakukan penelitian pada arus kas dari aktivitas operasi, hal ini disebabkan karena aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities). Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan dan membayar deviden. Sehingga dengan adanya peningkatan arus kas dari aktivitas operasi akan memberikan sinyal positif mengenai kinerja perusahaan di masa yang akan datang kepada investor, akibatnya investor akan tertarik untuk melakukan perdagangan saham yang pada akhirnya akan terjadi peningkatan dalam harga saham.


(18)

Dari sejumlah besar perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, penulis memilih melakukan penelitian pada perusahaan perbankan dengan kriteria sampel tertentu. Pemilihan kelompok perusahaan yang tergabung dalam perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia adalah dengan pertimbangan bahwa di antara berbagai saham yang ditawarkan di Bursa Efek Indonesia, sektor perbankan salah satu sektor yang diharapkan mempunyai prospek cukup cerah di masa yang akan datang, karena saat ini kegiatan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak lepas dari jasa perbankan dan perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pendapatan negara.

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Silitonga (2009) yang meneliti pengaruh informasi laporan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007, diketahui bahwa secara parsial arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan sebagai variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2007) yang meneliti perubahan laba akuntansi sebagai variabel independen terhadap perubahan harga saham sebagai variabel dependen, diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel perubahan laba akuntansi dengan perubahan harga saham terhadap 53


(19)

emiten yang tergolong Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan data tahun 2003-2005.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanullang (2010) yang meneliti pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI, diketahui bahwa secara parsial laba akuntansi mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut menjadi motivasi bagi peneliti untuk kembali meneliti pengaruh laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap harga saham. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik menuangkan penelitian ini dalam sebuah skripsi yang berjudul : “Analisis Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas dari Aktivitas Operasi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah informasi laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah arus kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(20)

3. Apakah informasi laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah informasi laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan hasil penelitian di masa mendatang. 2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu investor untuk

memprediksi harga saham di masa yang akan datang sehingga dapat membantu pengambilan keputusan jual beli saham dan menentukan strategi investasi yang sesuai dengan harapan investor dalam memperoleh deviden dan capital gain yang tinggi.

3. Bagi perusahaan, sebagai sumbangan pemikiran untuk dipakai perusahaan sebagai alat bantu alternatif dalam menilai kembali kinerja keuangan perusahaan terhadap fluktuasi harga sahamnya di pasar modal.

4. Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pasar modal dan mekanisme pembentukan harga


(21)

saham yang dipengaruhi oleh kandungan informasi laba akuntansi dan komponen arus kas yang terdapat pada laporan keuangan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Signaling Theory

Informasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian dan digunakan dalam pemilihan dari berbagai alternatif yang ada, sehingga dalam pengambilan keputusan seseorang harus mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya dalam memilih alternatif tersebut. Informasi akuntansi sebagai bahasa bisnis terdiri dari informasi operasi, informasi akuntansi keuangan, dan informasi akuntansi manajemen. Secara khusus pemakai informasi akuntansi keuangan meliputi investor, kreditor, pemasok, karyawan, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Seorang investor membutuhkan informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu yang dapat digunakannya sebagai alat analisis dalam mengambil keputusan investasi.

Ross (dalam Hanafi, 2004 : 316) mengembangkan model dimana struktur modal merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor.

Signaling theory menekankan pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak luar perusahaan (Nurrohman, 2013:10). Informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Ketika informasi diumumkan dan pelaku pasar sudah


(23)

menerima informasi tersebut, maka pelaku pasar terlebih dahulu akan menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sebagai sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang (good news), maka investor akan tertarik untuk melakukan perdagangan saham, sehingga pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga saham (Jogiyanto, 2003 : 410). Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.

Menurut Jogiyanto (2003 : 373) “salah satu jenis informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan sebagai suatu pengumuman yang dapat dijadikan sebagai sinyal bagi investor adalah laporan tahunan”. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi, baik informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan maupun informasi tidak berkaitan dengan laporan keuangan atau informasi non-akuntansi. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan, sehingga investor dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Oleh sebab itu, jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor, maka perusahaan tersebut harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.


(24)

2.1.2 Asimetri Informasi

Lingkungan akuntansi sangat kompleks, hal ini disebabkan karena produk dari akuntansi itu sendiri adalah informasi. Apabila dalam suatu transaksi usaha beberapa pihak mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya, maka dalam hal ini terdapat asimetri informasi. Ada dua tipe asimetri informasi menurut Scott (2000), yaitu:

1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan pihak luar. Dan mungkin terdapat fakta-fakta yang tidak disampaikan kepada principal.

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh investor (pemegang saham, kreditor), sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Para manajer dan pihak dalam (insiders) memanfaatkan kelebihan dari informasinya dengan cara melakukan pembiasan atau pengelolaan informasi yang sedemikian rupa sehingga informasi yang disampaikan kepada para investor terlihat baik. Hal ini tentu akan mengakibatkan investor salah dalam mengambil keputusan sehingga ekspektasi investor tidak terpenuhi. Akan tetapi, jika investor rasional mengetahui adanya kemungkinan informasi yang disampaikan kepada mereka merupakan informasi yang bias, tentu mereka akan lebih berhati-hati dalam membeli sekuritas perusahaan, sehingga mengakibatkan pasar modal tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu, Rahmawati (2012 : 4) mengatakan bahwa “akuntansi dan pelaporan keuangan merupakan suatu mekanisme untuk mengendalikan masalah adverse selection dengan pengubahan secara terpercaya informasi dalam menjadi informasi luar”. Hal ini disebabkan


(25)

karena kepentingan investor akan terpenuhi dengan baik oleh informasi yang merupakan pertimbangan diantara relevansi dan reliabilitas. Informasi yang relevan adalah informasi yang memungkinkan investor untuk menilai prospek perusahaan yang akan datang, sedangkan informasi yang reliable adalah informasi yang tepat, bebas dari bias atau manipulasi.

Dalam pembahasan moral hazard, Rahmawati (2012 : 4) juga mengatakan bahwa “tidaklah mungkin bagi para pemegang saham dan kreditur untuk secara efektif mengamati secara langsung tingkat dan kualitas upaya-upaya manajer puncak dalam menjalankan tugasnya”. Hal ini membuat manajer tergiur untuk mengelakkan tanggung jawab (shirk) dan melemparkan kesalahan setiap penurunan kinerja perusahaan kepada faktor-faktor di luar kendali manajer, sehinggal hal ini tentu akan merugikan para investor. Oleh sebab itu, laba bersih akuntansi dipandang sebagai suatu ukuran kinerja manajerial. Dengan laba bersih yang tinggi manajer akan mendapatkan kompensasi yang pada akhirnya akan memotivasi kinerja manajer, sehingga manajer yang mengelakkan tanggungjawab akan mengalami penurunan pendapatan, reputasi, dan nilai pasar.

Selain itu, dengan adanya asimetri informasi akan menyebabkan investor melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Sehingga jika ingin meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan tersebut harus mengurangi asimetri informasi, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan signal kepada investor berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya.


(26)

2.1.3 Laba Akuntansi

Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi, hasil usaha, laba, maupun posisi keuangan. Salah satu isu berat dalam pengukuran itu adalah pengukuran laba. Pengukuran laba digunakan oleh investor sebagai informasi dalam penentuan kebijakan investasi.

Perhitungan laba perlu diketahui karena laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan, perhitungan laba ini penting disebabkan karena laba mempunyai beberapa kegunaan. Dimana menurut Harahap (2011 : 300) kegunaan dari laba itu sendiri adalah:

1. Digunakan untuk perhitungan pajak, dimana dalam hal ini laba berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima Negara; 2. Digunakan untuk menghitung jumlah dividen yang akan dibagikan

kepada pemilik dan jumlah yang akan ditahan dalam perusahaan;

3. Dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan;

4. Dijadikan sebagai dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekoomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang;

5. Dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi; 6. Digunakan untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan maupun

segmen perusahaan serta divisi;

7. Digunakan untuk perhitungan zakat yang merupakan kewajiban manusia sebagai hamba kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat.

Selain itu, menurut Kieso et al (2007 : 140) laporan laba rugi dapat membantu pemakai laporan keuangan memprediksikan arus kas masa depan, dimana investor dan kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk:

1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan. Dengan mengkaji pendapatan dan beban, anda bisa mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan para pesaing.


(27)

2. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan.

Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk menentukan kecendrungan penting yang jika berlanjut, menyediakan informasi tentang kinerja masa depan. Walaupun kesuksesan masa lalu tidak menjamin kesuksesan di masa depan, namun analis dapat memprediksi dengan lebih baik pendapatan masa depan, serta laba dan arus kas, jika terdapat korelasi yang memadai antara kinerja masa lalu dengan kinerja masa depan.

3. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Informasi tentang berbagai komponen laba (pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) memperlihatkan hubungan di antara komponen-komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai risiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu di masa depan.

Laba merupakan informasi perusahaan paling diminati oleh investor, menentukan dan menjelaskan laba suatu usaha pada satu periode merupakan tujuan utama laporan laba rugi. Pada konsepnya, laba digunakan untuk mengukur perubahan kekayaan pemegang saham selama periode tertentu dan mengestimasi laba usaha sekarang, yaitu sampai sejauh mana perusahaan dapat mentupi biaya operasi dan menghasilkan pengembalian kepada pemegang sahamnya. Selain itu, laba juga berperan sebagai indikator profitabilitas perusahaan, hal ini tentu sangat krusial bagi seorang analis, karena membantu mereka dalam mengestimasi potensi laba di masa depan, yang merupakan satu dari tugas terpenting dalam analisis usaha.

Laba akuntansi berbeda dari laba ekonomi, hal ini disebabkan karena akuntan menggunakan kriteria berbeda dalam menentukan besarnya laba. Laba ekonomi (economic income) biasanya ditentukan dengan cara arus kas ditambah dengan nilai sekarang dari prediksi arus kas masa depan, khususnya direpresentasikan dengan perubahan nilai pasar aset usaha bersih. Sedangkan laba


(28)

akuntansi ditentukan berdasarkan konsep akuntansi akrual. Proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban, dimana pengakuan pendapatan merupakan titik awal dalam pengukuran laba.

Dua kondisi wajib untuk dapat diakui sebagai pendapatan menurut Subramanyam (2012 : 112) adalah:

1. Telah atau dapat direalisasikan (realized atau realizable). Untuk dapat diakui, perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah.

2. Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai.

Ketika pendapatan telah diakui, biaya-biaya yang bersangkutan dikaitkan dengan pendapatan yang diakui tersebut untuk mendapatkan laba. Beban timbul ketika peristiwa ekonominya terjadi, tanpa memperhatikan apakah arus kas keluarnya terjadi atau tidak.

Menurut Belkaoui (2006), Laba akuntansi adalah “perbedaan antara revenue

yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut”. Dari defenisi ini, dapat diketahui bahwa laba memiliki lima sifat berikut:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.


(29)

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.

4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikuangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.

Kebaikan dari konsep laba akuntansi menurut Harahap (2011 : 309) adalah: 1. Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji.

2. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan secara ojektif, perhitungan laba ini dapat diperikasa (verifiability).

3. Memenuhi prinsip conservatisme, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan tidak memerhatikan perubahan nilai.

4. Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.

Tuntutan terhadap laporan keuangan muncul karena laporan keuangan berpotensi untuk meningkatkan kualiatas pengambilan keputusan dengan mengurangi ketidakpastian. Kenyataannya tidak mungkin untuk memenuhi setiap kebutuhan para pemakai laporan akuntansi, namun kebutuhan pihak yang paling berkepentingan harus menjadi perhatian utama. Dalam hal ini, investor dan kreditor dikategorikan sebagai kelompok pemakai utama karena dianggap paling dipengaruhi oleh jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas masa depan.

Berdasarkan informasi yang tersedia di pasar, investor membangun kepercayaan mereka terhadap return yang mungkin diperoleh dan disaat yang sama juga harus menilai risiko yang mungkin timbul dikemudian hari. Walaupun demikian, kepercayaan yang dikembangkan oleh investor yang satu tidak sama


(30)

dengan investor yang lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam jumlah informasi yang dimiliki dan keahlian dalam menginterpretasikan informasi tersebut. Dimana keahlian dalam menginterpretasikan informasi tergantung pada pendidikan, pelatihan, dan pengalaman investasi masa lalu investor itu sendiri.

Ketika perusahaan mengumumkan laba, maka investor akan membandingakan laba tersebut dengan laba yang diekspektasikannya. Suharmadi (2003 : 17) mengatakan bahwa:

Seorang investor dengan ekspektasi laba yang rendah mungkin akan memandang laba yang dilaporakan sebagai good news karena melebihi jumlah yang mereka harapkan. Disisi lain, investor dengan ekspektasi yang tinggi akan menganggap ini sebagai bad news. Jika jumlah investor yang memandang pengumuman ini sebagai good news lebih banyak dari jumlah investor yang memandang sebagai bad news maka akan terjadi peningkatan harga saham dan volume transaksi. Fenomena inilah yang dikenal dengan nama Efficient Market Hyphotesis. Harga ekuilibrium yang tercipta merupakan ekspektasi kolektif investor akan kondisi aliran kas masa depan perusahaan.

2.1.4 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas perusahaan harus disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan setiap periode. Informasi arus kas perusahaan diperlukan oleh pemakai laporan tanpa tergantung pada aktivitas perusahaan, karena pada dasarnya semua perusahaan memerlukan kas untuk alasan yang sama terlepas dari perbedaan aktivitas penghasil pendapatan utama. Tujuan penyajian informasi arus kas dalam PSAK No.2 Paragraf 1 (IAI, 2007) adalah:

Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas


(31)

serta kapasitas perolehannya. Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.

Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas entitas selama suatu periode. Menurut Kieso et al (2007 : 306) informasi dalam arus kas dapat membantu para investor, kreditor, dan pihak lainnya menilai hal-hal berikut:

1. Menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang akan memungkinkan untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa depan. Dengan memeriksa hubungan antara pos-pos seperti penjualan dan arus kas bersih dari kegiatan operasi, kenaikan atau penurunan kas, maka dimungkinkan untuk membuat prediksi yang lebih baik atas jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa depan dibandingakan dengan menggunakan data dasar akrual.

2. Menilai kemampuan entitas untuk membayar dividend dan memenuhi kewajibannya. Kas merupakan hal yang sangat penting. Jika perusahaan tidak mempunyai kas yang cukup, maka gaji karyawan tidak dapat dibayar, hutang tidak dapat dilunasi, dividen tidak dapat dibayar, dan peralatan tidak dapat dibeli. Laporan arus kas menunjukkan bagaimana kas digunakan dan dari mana kas itu berasal. Karyawan, kreditor, dan pemegang saham memiliki kepentingan dengan laporan ini karena menunjukkan arus kas yang terjadi dalam perusahaan.

3. Menilai penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. Angka laba bersih merupakan hal yang penting, karena memberikan informasi tentang keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan bisnis dari suatu periode ke periode lainnya. Akan tetapi, beberapa orang telah menyatakan kritik atas laba bersih menurut dasar akrual karena harus membuat estimasi untuk mendapatkan angka laba bersih itu. Sebagai akibatnya, reliabilitas angka laba bersih sering diragukan. Hal ini tentu tidak akan terjadi dengan kas, karena pembaca laporan keuangan akan mendapatkan manfaat dengan mengetahui penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. Sehingga kemudian dapat menilai reliabilitas angka dari laba tersebut.

4. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas selama suatu periode. Dengan memeriksa kegiatan investasi perusahaan (pembelian dan penjualan aktiva selain dari produknya) dan kegiatan


(32)

pembiayaannya (peminjaman dan pelunasan pinjaman, investasi oleh pemilik, dan distribusi kepada pemilik), seorang pembaca laporan keuangan dapat memahami dengan lebih baik mengapa aktiva dan kewajiban bertambah atau berkurang selama suatu periode.

Menurut Harahap (2011 : 259) Kas yang dimaksudkan dalam laporan arus kas adalah kas yang bersifat jangka pendek, dan surat-surat berharga yang sangat lancar yang memenuhi syarat berikut:

1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas

2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat, kecil risiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan terhadap bunga (investasi yang jatuh tempo maksimal tiga bulan).

Kas terdiri dari saldo kas, rekening giro, aset setara kas, investasi yang sangat mudah diuangkan tanpa mengalami risiko perubahan harga yang signifikan. Sedangkan setara kas merupakan aset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek bukan untuk dimaksudkan ke dalam investasi atau tujuan lain. Pos ini harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa perubahan nilai yang signifikan, misalnya investasi surat berharga (saham/obligasi) yang akan segera dijual.

Laporan arus kas diklasifikasikan menjadi tiga aktifitas, yang terdiri dari aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) yang umumnya berasal dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas operasi menurut PSAK (IAI, 2007) antara lain:


(33)

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain-lain c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa

d. Pembayaran kas kepada karyawan

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali bila dapat diidentifikasi secara khusus

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Arus kas dari aktivitas operasi yang merupakan penghasil utama pendapatan perusahaan, diharapkan bernilai positif (surplus) dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas operasi yang surplus dapat menambah dana bagi perusahaan dan menunujukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden yang cukup besar bagi para pemegang saham akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan.

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK (IAI, 2007) adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;

c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain;

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali dilakukan oleh lembaga keuangan);

e. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forwad contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali jika kontrak tersebut


(34)

dilakukan untuk tujuan perdagangan atau diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan menurut PSAK (IAI, 2007) adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen pasar modal lainnya. b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik saham

perusahaan.

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya.

d. Pelunasan pinjaman.

e. Pembayaran kas sewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.

Ada dua bentuk dalam menyajikan laporan arus kas, dimana masing-masingnya dijelaskan oleh Kieso (2007 : 313) sebagai berikut:

1. Metode langsung (direct method)

Metode langsung (juga disebut metode laporan laba-rugi) melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi. Selisih di antara kedua jumlah tersebut adalah arus kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan kata lain, metode langsung mengurangi penerimaan kas operasi dengan pengeluaran kas operasi. Metode langsung menunjukkan laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas secara ringkas.

2. Metode tidak langsung (indirect method)

Metode tidak langsug (metode rekonsiliasi) dimulai dengan laba bersih dan kemudian dikonversi menjadi arus kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan kata lain, metode tidak langsung menyesuaikan laba bersih dari pos-pos yang mempengaruhi pelaporan laba bersih tetapi tidak mempengaruhi kas. Untuk menghitung arus kas bersih dari kegiatan operasi, beban nonkas dalam laporan laba-rugi akan ditambahkan kembali ke laba bersih sementara kredit non kas akan dikurangkan.


(35)

Metode langsung maupun tidak langsung memiliki keunggulan masing-masing. Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode tersebut menyajikan penerimaan dan pembayaran kas operasi, sehingga metode langsung lebih konsisten dengan tujuan laporan arus kas untuk menyediakan informasi tentang penerimaan dan pembayaran kas dibandingkan dengan metode tidak langsung yang tidak melaporkan penerimaan dan pembayaran kas operasi.

Pendukung metode langsung berpendapat bahwa pengetahuan tentang sumber spesifik penerimaan kas operasi dan tujuan pembayaran kas operasi di masa lalu dapat membantu dalam mengestimasi arus kas operasi di masa depan. Selain itu, informasi tentang jumlah kelompok utama penerimaan dan pembayaran kas operasi dianggap lebih bermanfaat karena mengungkapkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas yang cukup dari kegiatan operasi untuk membayar hutang-hutangnya, untuk mereinvestasikan dalam operasinya, dan untuk melakukan distribusi kepada para pemiliknya.

Di lain sisi, metode tidak langsung juga memiliki keunggulan, dimana metode ini berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi, sehingga metode tidak langsung memberikan hubungan yang bermanfaat antara laporan arus kas dan laporan laba-rugi serta neraca.

2.1.5 Harga Saham

Saham merupakan surat berharga yang diterbitkan emiten yang menyatakan bahwa pemilik saham mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu


(36)

mengharapkan imbalan berupa dividen dan capital gain yang merupakan selisih positif antara harga jual dan harga beli saham. Saham (stock) terdiri atas:

1. Saham Preferen. Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Dikatakan seperti

bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Dikatakan seperti saham biasa, karena dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang bond. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik ditengah-tengah antara bond dan saham biasa. Menurut Jogiyanto (2003 : 68) karakteristik dari saham preferen adalah:

a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingakan dengan pemegang saham biasa.

b. Pemegang saham preferen mempunyai hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

c. Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aset perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi.

2. Saham Biasa (Common Stock). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa menurut Jogiyanto (2003 : 73) adalah:

a. Hak Kontrol (Control of the Firm). Hak ini tercermin dalam voting rights yang dimiliki pemegang saham, makin besar kepemilikannya maka akan semakin besar juga hak pemegang saham untuk mengontrol perusahaan.

b. Hak Menerima Pembagian Keuntungan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan persahaan.


(37)

c. Hak Preemptive (Preemptive Rights). Hak preemptive merupakan hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Hak ini mempunyai dua tujuan, yaitu untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.

3. Saham Treasuri (Treasury Stock). Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian hari dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali. Menurut Jogiyanto (2003 : 76) perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasuri karena alasan berikut:

a. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi atas kinerja mereka dalam bentuk saham.

b. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya.

c. Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain.

d. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya.

e. Mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat (hostile takeover).

Dalam penilaian saham terdapat tiga konsep nilai saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Dimana menurut Jogiyanto (2003 : 80) masing-masing pengertiannya adalah:

1. Nilai buku (book value), yaitu nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Untuk menghitung nilai buku suatu saham, perlu diketahui beberapa nilai yang berhubungan dengannya. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai nominal (par value), agio saham (additional paid-in capital atau in excess of par value), nilai modal yang disetor (paid-in capital) dan laba yang ditahan (retained earnings).

2. Nilai pasar (market value), yaitu harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar


(38)

ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.

3. Nilai intrinsik (intrinsic value), disebut juga nilai teoritis yang merupakan present value dari semua aliran kas yang diterima investor di masa depan.

Selain itu Jogiyanto (2003 : 79) juga mengatakan bahwa “dengan memahami ketiga konsep nilai saham ini dapat diketahui saham-saham mana yang bertumbuh (growth) dan yang murah (undervalued). Mengetahui nilai buku dan nilai pasar dapat memberikan gambaran mengenai pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan investment opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi di masa depan”. Perusahaan yang bertumbuh mempunyai rasio lebih besar dari nilai satu yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar dari nilai bukunya.

Sedangkan dengan nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk menegetahui saham-saham mana yang murah, tepat nilainya atau yang mahal. Nilai pasar yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal (overvalued).

2.1.6 Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Saham

Laba akuntansi menunjukkan ukuran tingkat pengembalian bagi para pemegang saham dan ukuran kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Jika laba akuntansi suatu perusahaan menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu, maka investor akan tertarik untuk


(39)

menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Semakin besar laba suatu perusahaan, maka kecendrungan yang ada adalah semakin tinggi harga saham. Hal ini disebabkan karena laba perusahaan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan kekayaan pemegang saham dalam bentuk naiknya harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Simanullang (2010) menemukan bahwa secara parsial laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sinaga (2007) yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara perubahan laba akuntansi dengan perubahan harga saham terhadap 53 emiten yang tergolong Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan data tahun 2003-2005.

2.1.7 Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Operasi Terhadap Harga Saham

Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Arus kas begitu vital karena perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas hanya bisa diperoleh dari laporan arus kas, tetapi bukan berarti laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laporan laba rugi, melainkan saling melengkapi.

Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Jogiyanto (2003 : 424) menyatakan bahwa “nilai pasar (market value) dari perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash


(40)

flows) masa datang. Jika ini benar, maka investor seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan”.

Semakin baru, wajar dan baik informasi laporan arus kas yang diterima para investor, diharapkan akan membawa pengaruh terhadap harga saham, karena informasi yang baru dapat membentuk suatu kepercayaan baru di kalangan para investor. Selanjutnya kepercayaan baru itu dapat mengubah demand dan supply

surat-surat berharga seperti saham dan obligasi yaitu dengan cara investor bertransaksi di Bursa Efek Indonesia.

Selain itu menurut para penganut analis fundamental, penilaian terhadap efek (saham) sangat dipengaruhi dan tidak terlepas dari kondisi kinerja manajemen perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah refleksi dari nilai perusahaan yang bersangkutan, dimana nilai perusahaan itu salah satunya dapat terungkap melalui laporan arus kas. Dengan menganalisis laporan arus kas, para investor dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan kas di masa yang akan datang, untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam memprediksi harga saham sebagai suatu proses pengambilan keputusan investasi.

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Sehingga dengan adanya peningkatan arus kas dari aktivitas operasi akan memberikan sinyal positif mengenai kinerja


(41)

perusahaan di masa yang akan datang kepada investor, akibatnya investor akan membeli saham perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Silitonga (2009) menemukan bahwa arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Simanullang (2010) yang menemukan bahwa secara parsial arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh terhadap harga saham.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis pengaruh informasi laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap harga saham tercantum pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tahun

Penelitian Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

2009 Lenny

Sofiyanti R. Silitonga

Pengaruh

Informasi Laporan Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Variabel

independen: arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan Variabel dependen: harga saham

Secara parsial, arus kas operasi

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas

pendanaan memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.


(42)

2007 Rico Adinegoro S Analisis Pengaruh Perubahan Informasi Laba Akuntansi Terhadap Perubahan Harga Saham pada Industri Dasar dan Kimia di BEJ

Variabel

independen: laba akuntansi

Variabel dependen: harga saham

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara perubahan laba akuntansi dengan perubahan harga saham

2010 Lilis Ervina Simanullang Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI

Variabel

independen: laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan

Variabel dependen: harga saham

Secara parsial laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas pendanaan mempunyai

pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari

aktivitas operasi dan arus kas dari

aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi, sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah harga saham. Tujuan pelaporan keuangan sebagai penyedia

informasi bagi pemakai laporan keuangan untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (earnings power) menimbulkan harapan tentang masa yang akan datang yang berhubungan dengan arus kas (cash flow) bagi investor serta kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba diartikan


(43)

sebagai kemampuan untuk menghasilkan kas. Investor akan menggunakan komponen arus kas dan laba untuk membentuk suatu dasar bagi pembelian saham, di samping harga saham itu sendiri. Hal ini disebabkan karena harga saham mencerminkan penilaian atas kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (kas) dan kemampuan untuk membayar deviden. Atas dasar pemahaman tersebut, maka dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini pada gambar 2.1.

H

1

H

2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisisnya. Dari kerangka konseptual yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: laba akuntansi secara parsial berpengaruh postif dan signifikan terhadap harga

saham.

Harga Saham

(Y)

Laba Akuntasi (

1

)

Arus Kas dari Aktivitas

Operasi (

2

)


(44)

H2: arus kas dari aktivitas operasi secara pasial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham.

H3 : laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi secara simultan berpengaruh


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Menurut Umar (2003 : 30) desain penelitian merupakan “kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel dalam suatu penelitian”. Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Variabel independen (independent variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen penelitian ini adalah laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi. Sedangkan variabel dependen (dependent variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen penelitian ini adalah harga saham, yang berasal dari harga pasar saham rata-rata yang diperoleh dari harga saham saat penutupan (closing price) setiap tahun.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono 2004 : 13). Sifat data ini adalah data deret waktu (time series) dan cross section. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data skunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik dari pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan perbankan yang


(46)

terdaftar di BEI periode 2010-2012, yakni laporan laba rugi dan laporan arus kas

melalui situs

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni me-review jurnal akuntansi dan buku-buku berkaitan dengan masalah penelitian. Tahap kedua, yakni mendokumentasikan data sekunder berupa laporan keuangan audited yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Data ini diperoleh melalui media internet dengan cara

men-download laporan keuangan perusahaan perbankan melalui situs

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2004:72) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Erlina (2007), “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di BEI tahun 2010-2012 yang berjumlah 36 perusahaan. Peneliti memilih sektor perbankan dikarenakan untuk menghindari adanya industrial effect, yaitu resiko industri yang berbeda antara sektor industri yang satu dengan yang lainnya.

Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Dimana sampel merupakan bagian populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini


(47)

ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling

merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu, dimana pertimbangan ini umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Pertimbangan sebagai kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan tersebut terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012 yang mencantumkan data secara lengkap berturut-turut selama periode penelitian dan tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode pengamatan 2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan audited yang lengkap

selama tahun 2010-2012,

3. Harga saham yang digunakan adalah closing price,

4. Menghasilkan laba positif pada laporan keuangan tahunan tahun 2010-2012.

Setelah dipilih dengan kriteria yang sudah ditetapkan di atas didapatlah 25 perusahaan dengan 75 unit analisis ( 25 x 3 tahun). Daftar perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1 dimana proses seleksi sampel tersebut dapat dilihat dalam Lampiran i.

Tabel 3.1 Daftar Sampel No Kode

Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk 08 Agustus 2003

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 08 Oktober 2007

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 08 Januari 2008

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 31 Mei 2000


(48)

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25 November 1996

7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10 Januari 2001

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10 November 2003 9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17 Desember 2009

10 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06 Desember 1989

11 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14 Juli 2003

12 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31 Desember 1999

13 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29 November 1989

14 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21 November 1989

15 BNLI Bank Permata Tbk 15 Januari 1990

16 BSWD Bank Swadesi Tbk 01 Mei 2002

17 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12 Maret 2008 18 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 30 Juni 1999 19 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 29 Agustus 1990 20 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 29 Agustus 1997 21 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 03 Juli 2007

22 MEGA Bank Mega Tbk 17 April 2000

23 NISP Bank NISP OCBC Tbk 20 Oktober 1994

24 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29 Desember 1982

25 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15 Desember 2006

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.


(49)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen (independent variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen penelitian ini adalah laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi. Variabel independen disimbolkan dengan “ X1” (laba akuntansi) dan “ X2” (arus kas dari aktivitas operasi).

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

variabel dependen (dependent variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen penelitian ini adalah harga saham, dimana variabel independen ini disimbolkan dengan “Y”.

3. Indikator

Indikator adalah variabel untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Indikator dalam penelitian ini adalah nilai laba akuntansi per lembar saham, nilai arus kas aktivitas operasi per lembar saham dan harga pasar penutupan (closing price) per lembar saham pada periode tertentu. Selanjutnya defenisi variabel independen, variabel dependen dan indikator dirangkum dalam tabel 3.2.


(50)

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Laba Akuntansi

(X1)

Selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran perusahaan yang berasal dari laporan laba rugi tahunan.

Nilai Laba Akuntansi

Jumlah Saham yang Beredar Rasio

Arus Kas dari Aktivitas

Operasi (X2)

Selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai Arus Kas dari Aktivitas Opersi

Jumlah Saham yang Beredar Rasio

Harga Saham (Y)

Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham ketika mereka

memperdagangkan saham di pasar bursa.

������������

Jumlah Saham yang Beredar Rasio

3.6 Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis statistic dengan menggunakan bantuan program SPSS 19 (Statistic Product and Services Solution), namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.


(51)

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi.

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik

Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis, hal ini disebabkan karena data yang digunakan dalam penelitian sering bersifat bias dan tidak efisien. Untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator / BLUE) dari model persamaan linear maka haruslah memenuhi asumsi klasik yang mendasari model linear. Setelah data memenuhi asumsi klasik maka data layak dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis dengan analisis pengujian linear. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.

Menurut Ghozali (2005 : 123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah: a) berdistribusi normal,

b) non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna atau mendekati sempurna,

c) non-autokorelasi, artinya kesalahan penggangu dalam model regresi tidak saling berkorelasi,

d) homoskedastitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual


(52)

tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji ini ditujukan untuk mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statisik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat didasarkan pada analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk lonceng dan grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan normal probability plot menurut Ghozali (2005 : 110) adalah sebagai berikut:

a) Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

b) Jika menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Sedangkan analisis statistik dilakukan dengan uji statistik nonparametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang dijelaskan oleh Ghozali (2005 : 155). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan H0


(53)

dan Ha diterima. Menurut Jogiyanto (2004 : 172), distribusi yang melanggar

asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk yang normal dengan beberapa cara sebagai berikut :

a) Transformasi data

Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural (Ln), Log 10, SQRT maupun akar kuadrat. Jika ada data yang bernilai negatif, transformasi data dengan logaritma akan menghilangkannya sehingga jumlah sampel (n) akan berkurang.

b) Trimming

Trimming adalah memangkas atau membuang observasi yang bersifat

outlier. c) Winsorizing

Winsorizing mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan tidak terjadinya korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi menurut Ghozali (2005) dapat dilihat dari :


(54)

• Nilai Tolerance dan lawannya • VIF (Variance Inflation Factor)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen lainnya.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

Cara untuk mengatasi masalah jika terjadi multikolinearitas adalah : a) Menggabungkan data cross section dan time series (pooling data).

b) Mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model-model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi.

c) Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linear diantara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas.


(55)

Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedasitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas, menurut Ghozali (2005:105) dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mengetahui adanya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan Durbin Watson. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 3.3.


(56)

Tabel 3.3

Uji Statistik Durbin-Watson

Durbin-Watson Kesimpulan

< 1.10 Ada Autokorelasi

1.11 - 1.54 Tanpa Kesimpulan

1.55 - 2.46 Tidak Ada Autokorelasi

2.47 - 2.90 Tanpa Kesimpulan

> 2.91 Ada Autokorelasi

Sumber: Algifari (2000) 3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan analisis statistik berikut:

3.6.3.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk memperkirakan atau meramalkan hubungan antara dua variabel dengan membuat asumsi ke dalam suatu bentuk fungsi tertentu (fungsi linear). Dimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual, sehingga dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau turunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan variabel independen.

Sedangkan menurut Ghozali (2005) “Analisis Regresi merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas atau bebas) dengan tujuan mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen


(57)

berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui”. Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi berganda (multiple regresion), karena variabel independen lebih dari satu yaitu 2 variabel berupa laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi. Model regresi linear yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X

1

+ b2X

2

+ e

Keterangan:

Y = Harga Saham a = Konstanta

X1 = Variabel independen I yaitu nilai laba akkuntansi per lembar saham

X2 = Variabel independen II yaitu nilai arus kas dari aktivitas operasi per lembar

saham

b1 = Koefisien regresi X1

b2 = Koefisien regresi X2

e = Error (tingkat kesalahan pengganggu)

3.6.3.2 Uji Signifikansi

Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara simultan (serentak) maupun parsial dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dan uji statistik F.

1. Uji t (uji secara parsial)

Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau independent variable (X) apakah mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas atau dependent variable (Y). Bentuk pengujiannya adalah:


(58)

• Ho : b1 = b2 = 0, artinya informasi laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas

operasi secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

• Ha : b1≠ b2 ≠ 0, artinya informasi laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas

operasi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (alpha) 5% dan derajat kebebasan (df) ≥ 20, kemudian dibandingkan ttabel dengan thitung untuk menguji signifikansi

pengaruh. Apabila nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak.

2. Uji F (uji secara serentak)

Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

• H0 : b1 = b2 = 0 artinya informasi laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas

operasi secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

• Ha : b1≠ b2≠ 0 artinya informasi laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas

operasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati Fhitung pada nilai

signifikan (alpha) 5%. Apabila nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel, maka H0


(1)

96

Lampiran x (Lanjutan)

Grafik Normal P-P Plot (Sebelum Data Ditransformasi)

Grafik Normal P-P Plot (Setelah Data Ditransformasi)


(2)

Hasil Uji Multikolinearitas (Sebelum Data Ditransformasi)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant)

Laba Akuntansi .918 1.089

Arus Kas Operasi .918 1.089 a. Dependent Variable: Harga Saham

Hasil Uji Multikolinearitas (Setelah Data Ditransformasi)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant)

Laba Akuntansi .938 1.066

Arus Kas Operasi .938 1.066 a. Dependent Variable: Harga Saham


(3)

98

Lampiran xii

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Sebelum Data Ditransformasi)

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Setelah Data Ditransformasi)


(4)

Lampiran xiii

Hasil Uji Autokorelasi (Sebelum Data Ditransformasi)

Model Summary

Model

b

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1

.944a .890 .887 943.103 1.868

a. Predictors: (Constant), Arus Kas Operasi, Laba Akuntansi b. Dependent Variable: Harga Saham

Hasil Uji Autokorelasi (Setelah Data Ditransformasi)

Model Summary

Model

b

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1

.943a .890 .887 8.92296 2.039

a. Predictors: (Constant), Arus Kas Operasi, Laba Akuntansi b. Dependent Variable: Harga Saham


(5)

100

Lampiran xiv

Hasil Uji Hipotesis : Uji t (Sebelum Data Ditrnsformasi)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 105.428 142.053 .742 .460

Laba Akuntansi 9.949 .422 .962 23.603 .000

Arus Kas Operasi -.274 .152 -.073 -1.796 .077

a. Dependent Variable: Harga Saham

Hasil Uji Hipotesis : Uji t (Setelah Data Ditrnsformasi)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.606 1.905 .843 .402

Laba Akuntansi 3.080 .130 .954 23.636 .000

Arus Kas Operasi -.002 .001 -.049 -1.214 .229

a. Dependent Variable: Harga Saham


(6)

Hasil Uji Hipotesis : Uji F (Sebelum Data Ditrnsformasi)

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.192E8 2 2.596E8 291.877 .000a

Residual 6.404E7 72 889443.224

Total 5.833E8 74

a. Predictors: (Constant), Arus Kas Operasi, Laba Akuntansi b. Dependent Variable: Harga Saham

Hasil Uji Hipotesis : Uji F (Setelah Data Ditrnsformasi)

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 46322.729 2 23161.364 290.902 .000a

Residual 5732.584 72 79.619

Total 52055.313 74

a. Predictors: (Constant), Arus Kas Operasi, Laba Akuntansi b. Dependent Variable: Harga Saham


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Arus Kas, Laba Akuntansi dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia

2 67 125

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 89 104

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Total Arus Kas Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

2 32 127

Pengaruh Informasi Laba Akuntnasi dan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 51 83

Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 31 77

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA.

3 6 99

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 100

Pengaruh Perubahan Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22

PENGARUH ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI, ARUS KAS AKTIVITAS KAS INVESTASI, ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21