Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN

ARUS KAS, LABA OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

ASURANSI YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

RIRIT KURNIASIH

077017062/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E K O L

A H

P A

S C

A S A R JA N


(2)

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN

ARUS KAS, LABA OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

ASURANSI YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

RIRIT KURNIASIH

077017062/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA

OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Ririt Kurniasih

Nomor Pokok : 077017062

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Drs. Syahyunan, M.Si)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)


(4)

Telah diuji pada Tanggal : 30 Juni 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA., Ak

Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Drs. Rasdianto, MA

3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak 4. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si., Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH

KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Juni 2009

Yang membuat Pernyataan,


(6)

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Ririt Kurniasih, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA., Ak, dan Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang hasil penelitian terdahulu yang telah mencoba menganalisis pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas yang terdiri dari arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan, laba operasi dan ukuran perusahaan terhadap return saham, baik secara simultan maupun secara parsial.

Replikasi dilakukan pada populasi perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 11 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil secara sensus, sehingga keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel observasi (n obs) dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan pendekatan timeseries and crosssection 3 tahun berturut dari tahun 2004-2006, sehingga n obs dalam penelitian 3 x 11 perusahaan = 33 n obs.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif dan statistik multivariate model dependen (1 variabel dependen dan >1 variabel independen). Kandungan informasi arus kas aktivitas operasi, investasi, pendanaan, laba operasi dan ukuran perusahaan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006. Kandungan informasi arus kas aktivitas operasi dan ukuran perusahaan secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006, Kandungan informasi arus kas aktivitas investasi secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006. Kandungan informasi arus kas aktivitas pendanaan dan laba operasi secara parsial memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006.

Kata Kunci: Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas yang Terdiri dari Arus Kas Aktivitas Operasi, Arus Kas Aktivitas Investasi, Arus Kas Aktivitas Pendanaan dan Laba Operasi, Size Perusahaan serta Return Saham.


(7)

INFLUENCE OF THE CONTENT OF COMPONENTS OF CASH FLOW INFORMATION, OPERATING PROFIT AND SIZE COMPANIES TO

RETURN TO STOCK INSURANCE COMPANIES REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Ririt Kurniasih, Prof. Dr. Ade Fatma Lopez, MAFIS, MBA., Ak, and Drs. Syahyunan, M. Si

ABSTRACT

This study aimed to reconfirm the results of previous studies that have attempted to analyze the influence of information content component of cash flows consists of cash flow operating activities, cash flow investing activities, cash flow financing activities, operating income and firm size on stock return, either simultaneously or partially.

Replication carried out in populations that insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange a total of 11 companies. The samples taken in the census, so the whole population be used as samples in this study. Sample observations (n obs) in this study were taken by using the approach Timeseries and crosssection 3 years straight from 2004-2006, so that n obs in the study of 3 x 11 companies = 33 n obs.

The data were analyzed using descriptive statistics and statistical approach to multivariate model dependent (1 dependent variable and > 1 independent variable). Information content of operating cash flow, investment, financing, operating income and firm size simultaneously have a significant impact on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006. Information content of operating cash flows and firm size has a partial positive and significant impact on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange 2004-2006, The information content of cash flow investing activities is partially negative and significant influence on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006. Information content of cash flow financing activities and operating income partially have a negative effect and no significant effect on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006.

Keywords: Information Content of Cash Flow Statement Components Consisting of Cash Flows Operating Activities, Cash Flows Investing Activities, Cash Flows Financing Activities and Operating Income, Size of the Company and the Stock Return.


(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, oleh karena dorongan rahmat, kurnia dan ridhoNya yang berkelimpahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Dalam menyelesaikan usulan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan-kesulitan, kendala-kendala dan hambatan-hambatan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc,, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA., Ak., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

5. Bapak Drs. Rasdianto, MA, selaku Anggota Komisi Pembanding yang yang telah

banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.


(9)

6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak, selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

7. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si., Ak, selaku Anggota Komisi Pembanding

yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

8. Kedua orang tua penulis, H. M. Samin dan Hj. Asmayani yang saya hormati, yang

telah memberikan segala cinta dan perhatiannya yang begitu besar, sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan cita-cita dan harapan keluarga.

9. Suami tercinta Kasmudin Situmorang dan anak-anak tersayang: Safira Dani

Situmorang dan Rofi Kurnia Subarkah yang telah memberikan segala cinta dan perhatiannya yang begitu besar, sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan cita-cita dan harapan keluarga.

10.Rekan-rekan mahasiswa satu almamater di Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara yang tidak mungkin penulis sebut namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tesis ini pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa/i.

Medan, Juni 2009 Penulis,


(10)

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Hj. Ririt Kurniasih

Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 12 Juli 1975

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Nangka No. 30 Glugur By Pass Medan

Telepon : 085261108565 - 06177528090

Pendidikan

2007 – 2008 : S-2 Program Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas

Sumatera Utara, Medan

2006 – 2007 : Profesi Akuntan di Universitas Sumatera Utara, Medan

2004 – 2006 : S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Dharmawangsa, Medan

1993 – 1996 : D-3 Manajemen Perusahaan YKPN Yogyakarta

1991 – 1993 : SMA Negeri 11, Medan

1989 – 1991 : SMP Negeri VI, Medan

1983 – 1989 : SD Negeri No. 1 Cot – Girek, Aceh Utara


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Originalitas Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1. Return Saham ... 8

2.1.2. Laporan Arus Kas ... 11

2.1.3. Hubungan Komponen Kandungan Informasi Laporan Arus Kas dengan Return Saham ... 22

2.1.4. Laporan Laba Rugi ... 23

2.1.5. Hubungan Laba dengan Return Saham ... 31

2.1.6. Ukuran Perusahaan dan Hubungannya dengan Return Saham ... 32

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 33

BAB III : KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 37

3.1. Kerangka Konseptual ... 37

3.2. Hipotesis ... 39

BAB IV : METODE PENELITIAN ... 40

4.1. Rancangan Penelitian ... 40


(12)

4.4. Operasional Variabel Penelitian ... 41

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 45

4.6. Uji Asumsi Klasik ... 45

4.7. Model Analisis Data ... 47

4.8. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 48

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

5.1. Hasil Penelitian ... 51

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 51

5.1.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 52

5.1.3. Uji Asumsi Klasik ... 59

5.1.4. Model Analisis Data ... 62

5.1.5. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 64

5.2. Pembahasan ... 68

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

6.1. Kesimpulan ... 72

6.2. Keterbatasan Penelitian ... 73

6.3. Saran ... 73


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. PT. Asuransi ABC Laporan Arus Kas (Metode Langsung) untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 .... 19

2.2. PT. Asuransi ABC Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung) untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 ... 21

2.3. PT. Asuransi ABC Laporan Laba Rugi untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 ... 30

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 35

4.1. Populasi/Sampel Penelitian ... 41

4.2. Operasional Variabel Penelitian ... 44

5.1. Statistik Deskriptif Arus Kas Aktivitas Operasi ... 53

5.2. Statistik Deskriptif Arus Kas Aktivitas Investasi ... 54

5.3. Statistik Deskriptif Arus Kas Aktivitas Pendanaan ... 55

5.4. Statistik Deskriptif Laba Operasi ... 56

5.5. Statistik Deskriptif Size Perusahaan ... 57

5.6. Statistik Deskriptif Return Saham Perusahaan ... 58

5.7. Hasil Uji Multikolinieritas ... 61

5.8. Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 65

5.9. Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 66


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Hubungan Antara Tingkat Keuntungan Tingkat Sekuritas

dengan Pasar Rm ... 10

3.1. Kerangka Konseptual ... 37

4.1. Diagram Durbin – Watson ... 47

5.1. Hasil Uji Normalitas Data ... 59

5.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Tabulasi Data ... 81

2. Rekap Tabulasi Data ... 89

3. Hasil Uji Regresi Liner Berganda ... 90


(16)

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Ririt Kurniasih, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA., Ak, dan Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang hasil penelitian terdahulu yang telah mencoba menganalisis pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas yang terdiri dari arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan, laba operasi dan ukuran perusahaan terhadap return saham, baik secara simultan maupun secara parsial.

Replikasi dilakukan pada populasi perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 11 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil secara sensus, sehingga keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel observasi (n obs) dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan pendekatan timeseries and crosssection 3 tahun berturut dari tahun 2004-2006, sehingga n obs dalam penelitian 3 x 11 perusahaan = 33 n obs.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif dan statistik multivariate model dependen (1 variabel dependen dan >1 variabel independen). Kandungan informasi arus kas aktivitas operasi, investasi, pendanaan, laba operasi dan ukuran perusahaan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006. Kandungan informasi arus kas aktivitas operasi dan ukuran perusahaan secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006, Kandungan informasi arus kas aktivitas investasi secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006. Kandungan informasi arus kas aktivitas pendanaan dan laba operasi secara parsial memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006.

Kata Kunci: Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas yang Terdiri dari Arus Kas Aktivitas Operasi, Arus Kas Aktivitas Investasi, Arus Kas Aktivitas Pendanaan dan Laba Operasi, Size Perusahaan serta Return Saham.


(17)

INFLUENCE OF THE CONTENT OF COMPONENTS OF CASH FLOW INFORMATION, OPERATING PROFIT AND SIZE COMPANIES TO

RETURN TO STOCK INSURANCE COMPANIES REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Ririt Kurniasih, Prof. Dr. Ade Fatma Lopez, MAFIS, MBA., Ak, and Drs. Syahyunan, M. Si

ABSTRACT

This study aimed to reconfirm the results of previous studies that have attempted to analyze the influence of information content component of cash flows consists of cash flow operating activities, cash flow investing activities, cash flow financing activities, operating income and firm size on stock return, either simultaneously or partially.

Replication carried out in populations that insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange a total of 11 companies. The samples taken in the census, so the whole population be used as samples in this study. Sample observations (n obs) in this study were taken by using the approach Timeseries and crosssection 3 years straight from 2004-2006, so that n obs in the study of 3 x 11 companies = 33 n obs.

The data were analyzed using descriptive statistics and statistical approach to multivariate model dependent (1 dependent variable and > 1 independent variable). Information content of operating cash flow, investment, financing, operating income and firm size simultaneously have a significant impact on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006. Information content of operating cash flows and firm size has a partial positive and significant impact on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange 2004-2006, The information content of cash flow investing activities is partially negative and significant influence on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006. Information content of cash flow financing activities and operating income partially have a negative effect and no significant effect on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006.

Keywords: Information Content of Cash Flow Statement Components Consisting of Cash Flows Operating Activities, Cash Flows Investing Activities, Cash Flows Financing Activities and Operating Income, Size of the Company and the Stock Return.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Disisi lain, Linda (2005) mengatakan bahwa return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi.

Hastuti (1998) mengatakan bahwa pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Misalnya, suatu perusahaan mengeluarkan obligasi dan beberapa saat kemudian gagal membayar bunga dan utang pokoknya, dan sebaliknya perusahaan yang semula tidak diperhitungkan, ternyata memiliki tingkat laba yang tinggi, sehingga mampu membayar bunga obligasi, pokok


(19)

pinjaman, bahkan mampu memberikan dividen yang cukup tinggi bagi para pemegang saham.

Situasi ketidakpastian ini mendorong investor yang rasional untuk selalu mempertimbangkan risiko dan expected return setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin besar expected return maka tingkat risiko yang melekat juga semakin besar. Gambaran risiko dan expected return dari suatu saham dapat dinilai berdasarkan informasi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif (Kurniawan, 2000). Selain itu berbagai pertimbangan dan analisis yang akurat perlu dilakukan investor sebelum membeli, menjual, atau menahan saham untuk mencapai tingkat return optimal yang diharapkan (Supratikno, et al, 2005). Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan (beliefs) para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru di kalangan para investor. Kepercayaan ini akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga (Hastuti, 1998). Dengan kata lain suatu informasi dikatakan memiliki kandungan (content) jika pasar menyerap informasi dengan cepat dan terefleksikan pada perubahan harga pasar.

Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek


(20)

kinerja tersebut investor dan kreditor juga perlu mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik keuangan yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angka-angka akuntansi yang tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran (size) perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan (Supratikno, et al, 2005).

Penelitian mengenai manfaat arus kas dan hubungannya dengan return saham diantaranya dilakukan oleh Miller dan Rock (1985) menguji reaksi pasar yang diproxy dari return saham terhadap pengumuman komponen aliran kas. Hasilnya menunjukkan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap arus kas pendanaan dan arus kas investasi berpengaruh positif terhadap return saham. Hasil penelitian Rayburn (1986) juga menemukan bahwa terdapat asosiasi antara arus kas operasi dan accrual aggregat dengan return saham.

Livnat dan Zarowin (1990) yang menguji hubungan antara arus kas dan laba akrual dengan abnormal return. Pengujian dengan analisis regresi berganda berhasil membuktikan bahwa komponen aliran kas mempunyai hubungan positif lebih kuat dengan abnormal return saham dibandingkan dengan aliran kas total atau laba akrual dengan abnormal return. Ali (1994) menguji kandungan informasi dari laba, modal kerja dari operasi, dan arus kas dengan menggunakan regresi linear dan non linear. Hasil analisis berdasarkan model linear menunjukkan bahwa arus kas relatif tidak memiliki kandungan informasi dibandingkan dengan variabel laba dan modal kerja dari operasi. Hasil yang diperoleh dari model non linear mendukung adanya hubungan dengan return saham dengan tiga variabel tersebut.


(21)

Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih, selain itu kita juga mengenal laba akuntansi yang kesemuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu pengukuran efisiensi manajer dalam mengelola perusahaan. Riset akuntansi terutama yang mencari hubungan angka laba dengan harga saham maupun return saham selalu menggunakan angka laba operasi atau EPS yang dihitung menggunakan angka laba bersih dan jarang yang menggunakan angka laba kotor.

Di Indonesia penelitian tentang arus kas dengan berbagai implikasi telah banyak dilakukan, diantaranya: Baridwan (1997), Suadi (1998), Hastuti (1998), Kurniawan (2000), Triyono (2000), Hermawan (2002), dan Ferry (2004), namun masih belum menunjukkan kesaragaman kesimpulan.

Penelitian ini menggunakan angka laba kotor untuk melihat pengaruhnya terhadap expected return dari investasi terhadap saham perusahaan. Ini didasarkan dari hasil penelitian Febrianto (2005) dan Daniati & Suhairi (2006) yang membuktikan bahwa angka laba kotor memiliki kualitas laba yang lebih baik dibandingkan kedua angka laba yang lain yang disajikan dalam laporan laba rugi, lebih operatif, dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham.

Ukuran perusahaan menurut hasil penelitian Cooke (1992) terbukti mempengaruhi luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Penelitian Miswanto (1999) tentang pengaruh operating leverage, cyclicality, dan ukuran


(22)

berpengaruh terhadap peningkatan risiko bisnis begitu pula dengan pengaruh cyclicality terhadap risiko bisnis relatif kecil sedangkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap risiko bisnis. Dengan kata lain penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap risiko investasi yang berarti pula berpengaruh terhadap return investasi.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan temuan-temuan fakta baru di atas, tujuan riset ini adalah untuk melihat pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas (arus kas operasi, investasi, dan pendanaan), laba operasi, dan ukuran perusahaan terhadap tingkat return saham oleh investor.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba operasi dan ukuran perusahaan secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba operasi dan ukuran perusahaan secara simultan maupun secara parsial terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial.


(23)

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, khususnya:

1. Peneliti

Sebagai bahan masukan bagi penulis di dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan akuntansi keuangan dan pasar modal, khususnya tentang kandungan informasi laporan arus kas, laba operasi, ukuran perusahaan dan return saham.

2. Bagi Perusahaan Asuransi dan Manajer Investasi

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan asuransi dan manajer investasi di dalam pengambilan keputusan, khususnya yang berkaitan dengan kandungan infornasi laporan arus kas, laba operasi, ukuran perusahaan dan return saham.

3. Peneliti Lanjutan

Sebagai bahan masukan penelitian bagi peneliti-peneliti lain di dalam mengembangkan dan memperluas penelitian.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Daniati & Suhairi (2006) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham, laba kotor mamiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham, ukuran perusahaan mempunyai


(24)

aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ.

Replikasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang berbeda, yaitu Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tahun amatan yang berbeda, yaitu tahun 2004-2006. Variabel laba kotor yang diteliti Daniati & Suhairi (2006) diubah menjadi laba operasi dalam penelitian ini. Penggantian variabel laba kotor menjadi variabel laba bersih dalam penelitian ini, di samping sebagai pembeda dengan penelitian terdahulu, juga karena variabel laba kotor belum mengurangkan biaya operasional sebagai pengurang laba sehingga terkesan bias untuk mewakili laba.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Wahyudi (2003) bahwa Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain. Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.

Menurut Jogiyanto (1998), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika


(26)

pada akhirnya tidak ada hasil. Lebih lanjut setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Menurut Jogiyanto (1998), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional.

Menurut Adenso (1997) kinerja suatu saham dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk alat pengukur efisiensi perusahaan. Jika harga saham merefleksikan seluruh informasi mengenai perusahaan di masa lalu, sekarang dan yang akan datang, maka kenaikan harga saham dapat dianggap sebagai indikasi perusahaan yang efisien.


(27)

Menurut Husnan (1994), terdapat korelasi antara tingkat keuntungan suatu saham dengan perubahan pasar (indeks pasar). Kalau perubahan pasar bisa dinyatakan sebagai tingkat keuntungan indeks pasar, maka tingkat keuntungan suatu saham (Ri) bisa dinyatakan sebagai:

Ri = ai + ßi Rm

Di mana:

ai : Bagian dari tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar Rm : Tingkat keuntungan indeks pasar

ßi : Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri kalau terjadi perubahan pada Rm

ß merupakan parameter untuk mengukur perubahan pada Ri jika terjadi

perubahan pada Rm. Jika nilai ß = 1 dapat dikatakan perubahan tingkat keuntungan

saham I paralel dengan perubahan tingkat keuntungan pasar. Sedangkan jika nilai ß >

1, perubahan tingkat keuntungan saham i di atas perubahan tingkat keuntungan pasar

atau disebut sebagai excess return saham i, sebaliknya jika nilai ß < 1, perubahan

tingkat keuntungan pasar di atas tingkat perubahan sekuritas i atau disebut excess return portofolio pasar.

Gambar 2.1. Hubungan Antara Tingkat Keuntungan Tingkat Sekuritas dengan Pasar Rm


(28)

Gejala ini dapat diamati jika suatu saat pasar membaik (ditandai dengan indeks pasar yang meningkat), maka harga saham-saham individual juga akan meningkat, sebaliknya jika pasar memburuk (indeks pasar menurun) harga saham-saham akan turun.

Asri (1987) menyebutkan 2 cara yang umum digunakan untuk menghitung return saham, yaitu:

1. Memasukkan unsur dividen dalam perhitungan return saham (investor tidak

mengabaikan adanya dividen), maka dapat digunakan rumus:

0 0 1

1 ( )

P P P D

Ri  

Keterangan :

Ri : Return yang diharapkan

D1 : Dividen yang diharapkan

P1 : Harga pasar saham yang diharapkan P0 : Harga pasar saham saat penutupan

2. Tanpa memasukkan unsur dividen dalam perhitungan (investor mengabaikan

dividen), maka data yang digunakan hanya terdiri dari harga pasar saham saja. Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:

0 0

1 )

( P

P P

Ri 

Keterangan:

P 1 : Harga pasar saham yang diharapkan P 0 : Harga pasar saham saat penutupan

2.1.2. Laporan Arus Kas

2.1.2.1. Pengertian laporan arus kas

Laporan arus kas pada awalnya disebutkan dengan laporan dari mana datang kemana pergi yang terdiri dari daftar kenaikan dan penurunan pos-pos neraca.


(29)

Laporan ini kemudian berubah menjadi laporan dana yang wajib dimasukan dalam laporan tahunan suatu perusahaan. Laporan dana ini kemudian juga diubah menjadi laporan sumber dan penggunaan dana yang berisikan informasi mengenai aktivitas pendanaan dan investasi suatu perusahaan bisnis dan perubahan posisi keuangannya untuk suatu periode yang mana informasi tersebut sangat penting bagi para pemakai laporan keuangan, terutama pemilik dan kreditor dalam mengambil keputusan ekonomi. Akan tetapi laporan keuangan yang dimaksudkan untuk menyajikan baik posisi keuangan (neraca) dan hasil operasi (perhitungan laba rugi dan laba ditahan) ini juga mengalami perubahan menjadi laporan perubahan posisi keuangan. Dan pada akhirnya karena setiap perusahaan menjadikan kas sebagai dasar penyusunan laporan ini, maka laporan tersebut dinamakan laporan arus kas.

Niswonger, Fress, & Warren (1999) menyebutkan bahwa laporan arus kas adalah suatu ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu kesatuan usaha untuk suatu periode waktu tertentu, seperti sebulan atau setahun.

Tujuan dari informasi laporan arus kas adalah:

1. Membantu investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang mungkin mereka

terima dalam bentuk deviden, bunga dan pembayaran kembali hutang pokok.

2. Membantu pemakai laporan keuangan mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi.

Evaluasi ini sangatlah relevan karena kedua hal ini merupakan informasi dasar bagi penentuan nilai sekarang dari surat-surat berharga yang dimiliki.


(30)

Dengan adanya laporan arus kas (cash flow statement) ini, maka akan sangat membantu manajer keuangan di dalam perencanaan dan pengawasan budget kas. Laporan ini juga sangat membantu pihak eksteren didalam menentukan:

1. Kemampuan suatu perusahaan menghasilkan kas pada masa yang akan datang. 2. Tingkat kesehatan keuangan perusahaan, apakah perusahaan likuid atau solvable. 3. Kemampuan perusahaan untuk membayar deviden dan kewajiban-kewajibannya. Informasi tentang laporan arus kas suatu perusahaan berguna juga bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan laporan keuangan dan laporan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Jika digunakan dalam kegiatannya dengan laporan keuangan lainnya, maka:

1. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai

laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan dalam:

a. Aktiva bersih perusahaan.

b. Struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas perusahaan yang

bersangkutan.

c. Kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka


(31)

2. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai untuk:

a. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang

dari arus kas masa depan dari perusahaan.

b. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan

karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan pelakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

3. Informasi arus kas dapat digunakan untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus

kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara probability dan arus kas bersih.

2.1.2.2. Komponen kandungan informasi laporan arus kas

Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam PSAK No. 2 Paragraf 5 disebutkan 3 kandungan informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, antara lain:

1. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan

aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

2. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta

investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

3. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam

jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

Penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan diklasifikasikan sebagai berikut:


(32)

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi diperoleh dari aktivitas penghasilan utama perusahaan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain.

c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

d. Pembayaran kas kepada karyawan.

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan

dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan

kecuali jika dapat diidentifikasikan secara umum sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan

transaksi usaha dan perdagangan. 2. Arus Kas dari Investasi

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva

jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva yang dibangun.

b. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.

c. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta


(33)

3. Arus Kas dari Pendanaan

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham

perusahaan.

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman

lainnya.

d. Pelunasan pinjaman.

e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban

yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan. 2.1.2.3. Sumber dan penggunaan kas

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari:

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud

maupun yang tidak berwujud (intangible assets), ataupun adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal dari

pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang jangka pendek (wesel) maupun hutang

jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik, atau hutang jangka panjang lainnya) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.


(34)

dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya penjualan dan sebagainya.

5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya,

sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

Penggunaan atau pengeluaran kas dapat terjadi dengan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:

1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka

panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.

2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas

perusahaan oleh pemilik perusahaan.

3. Pelunasan atau pembayaran angsuran jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang

meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.

5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba lainnya

secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain sebagainya. 2.1.2.4. Metode penyajian laporan arus kas

Untuk menghasilkan informasi yang representatif dan tidak menyesatkan, Charles (2004) menyajikan laporan arus kas dalam 2 (dua) metode, yaitu:


(35)

1. Metode Langsung

Metode langsung disebut juga metode perhitungan rugi laba. Dalam metode langsung laporan arus kas melaporkan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya kas yang dibayar kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk bunga dan kepada instansi pemerintah untuk pajak). Adapun informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan cara:

a. Catatan akuntansi perusahaan.

b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain

dalam laporan rugi laba untuk:

1) Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode

berjalan;

2) Pos bukan kas lainnya;

3) Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Metode langsung (Direct Method) memperlihatkan penerimaan kas dari pendapatan yang dibandingkan dengan pembayaran kas untuk pengeluaran. Laporan arus kas yang melaporkan arus masuk dan keluar dari kegiatan operasi adalah sebagai berikut:


(36)

Tabel 2.1. PT. Asuransi ABC Laporan Arus Kas (Metode Langsung) untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1

20X2 20X1

Penerimaan Kas dari Aktivitas Operasi

Penerimaan premi

Penerimaan klaim reasuransi Penerimaan lain-lain

Pembayaran premi reasuransi Pembayaran komis

Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran pajak

Pembayaran beban lain-lain

xx xx xx (xx) (xx) (xx) (xx) (xx) xx xx xx (xx) (xx) (xx) (xx) (xx)

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi (A) xx xx

Penerimaan Kas dari Aktivitas Investasi

Penerimaan hasil investasi Pencairan deposito Pencairan obligasi

Hasil penjualan saham dan obligasi Hasil penjualan aset tetap

Penempatan deposito

Perolehah saham dan obligasi Perolehan aset tetap

Perolehan investasi lain

xx xx xx xx (xx) (xx) (xx) (xx) (xx) xx xx xx xx (xx) (xx) (xx) (xx) (xx)

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B) xx xx

Penerimaan Kas dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan uang subordinasi Penambahan modal disetor Pembayaran pinjaman subordinasi Pembayaran deviden kas

xx xx (xx) (xx) xx xx (xx) (xx)

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C) xx xx

Kenaikan Kas Bersih A+B+C

Saldo Kas dan Setara Kas – Awal Periode

xx xx

xx xx

Saldo Kas dan Setara Kas – Akhir Periode xx xx

Sumber: IAI (200)

2. Metode Tidak Langsung

Metode ini terdiri dari laba atau rugi bersih yang disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan


(37)

atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Dalam menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi harus dipahami bahwa laba bersih harus dikonversikan menjadi arus kas bersih. Perubahan laba bersih menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilakukan dengan metode tidak langsung.

Metode tidak langsung disebut juga metode rekonsiliasi. Metode tersebut telah menyesuaikan laba bersih untuk pos-pos yang mempengaruhi laba bersih yang dilaporkan tetapi tidak mempengaruhi kas, di mana beban-beban non kas yang ada dalam perhitungan rugi laba ditambahkan kembali ke kas bersih dan kemudian dikurangi dengan kredit non kas untuk mendapatkan arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Bila digunakan metode tidak langsung (Indirect Method) untuk melaporkan kegiatan operasi, laba bersih disesuaikan dengan perkiraan termasuk dalam ikhtisar rugi laba yang tidak menghasilkan arus masuk atau arus keluar kas dari operasi ini seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2 di bawah ini.


(38)

Tabel 2.2. PT. Asuransi ABC Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung) untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1

20X2 20X1

Penerimaan Kas dari Aktivitas Operasi

Laba bersih sebelum pajak Penyesuaian untuk beban non kas

Penyusutan aset tetap

Amortisasi aset tidak berwujud

Laba operasi sebelum perubahan modal kerja

Penurunan (kenaikan) aset lancar dan kenaikan (penurunan) hutang kewajiban lancar:

(Kenaikan) piutang premi, piutang reasuransi, piutang hasil investasi, piutang lain

Penurunan biaya dibayar di muka

Kenaikan kewajiban polis manfaat masa depan, estimasi kewajiban klaim, utang klaim, premi belum merupakan pendapatan

Kasi dihasilkan oleh operasi utama asuransi Pembayaran PPh badan

Pembayaran bunga Arus kas dari operasi Hasil lain – lain

xx xx xx xx (xx) xx xx xx xx (xx) xx xx xx xx xx xx (xx) xx xx xx xx (xx) xx xx

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi (A) xx xx

Penerimaan Kas dari Aktivitas Investasi

Hasil investasi netto

Penyesuaian untuk beban non kas Beban penyusutan investasi Beban amortisasi investasi Kas bersih operasi investasi

Pengurangan (tambahan) deposito wajib, deposito biasa

Pengurangan (tambahan saham, obligasi, surat berharga pasar uang Pengurangan (tambahan) penyertaan langsung

xx xx xx xx (xx) (xx) (xx) xx xx xx xx (xx) (xx) (xx)

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B) xx xx

Penerimaan Kas dari Aktivitas Pendanaan

Hasil emisi saham

Penerimaan pinjaman subordinasi Pembayaran deviden xx xx (xx) xx xx (xx)

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C) xx xx

Kenaikan Kas Bersih A+B+C

Saldo Kas dan Setara Kas – Awal Periode

xx xx

xx xx

Saldo Kas dan Setara Kas – Akhir Periode xx xx


(39)

2.1.3. Hubungan Komponen Kandungan Informasi Laporan Arus Kas dengan

Return Saham

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Livnat dan Zarowin (1990) yang menguji komponen arus kas menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibanding hubungan total arus kas dengan return. Ini terlihat dari model penelitian yang menunjukkan unexpected cash flows atau outflows dari operasi dalam periode tertentu akan mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas, sehingga diharapkan komponen arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan return saham. Hasil penelitian Ali (1994) dengan model non linear memberikan bukti adanya nilai tambah kandungan informasi arus kas operasi untuk kelompok perusahaan dengan nilai absolute unexpected cashflows from operations yang tinggi.

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan


(40)

mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Miller dan Rock (1985) melakukan pengujian mengenai pengaruh investasi pada return saham. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumuman investasi baru.

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Miller dan Rock (1985) dengan signaling theory menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu ia juga mengidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan return saham.

2.1.4. Laporan Laba Rugi

Laba secara umum merupakan selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003).


(41)

Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).

Pengakuan pendapatan dan beban pada perusahaan asuransi diatur berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 khususnya dalam paragraf 26-36 sebagai berikut:

1. Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi

diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode resiko (misalnya pada penutupan jenis pertanggungan asuransi konstruksi), maka seluruh premi yang diperoleh diakui sebagai pendapatan selama periode resiko, kecuali sebagaimana diatur dalam butir b berikut.

2. Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan

pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut:

a. Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan

premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya.


(42)

b. Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak.

3. Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diterima oleh

perusahaan.

4. Perusahaan asuransi (ceding company) dapat memperoleh ganti rugi atas

klaim sehubungan dengan kontrak asuransi yang ditutupnya, dengan melakukan kontrak reasuransi dengan asuradur lainnya atau reasuradur. Selanjutnya, reasuradur dapat melakukan kontrak reasuransi dengan reasuradur lain yang dikenal sebagai proses retrosesi. Perlakuan akuntansinya, tergantung pada apakah kontrak reasuransi tersebut merupakan reasuransi prospektif atau retroaktif. Jumlah premi yang dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak yang jumlahnya proporsional dengan proteksi yang diberikan. Jika bagian premi reasuransi masih dapat disesuaikan dan jumlahnya dapat diestimasi secara layak, maka jumlah premi reasuransi yang diakui selama sisa periode kontrak adalah sebesar estimasi premi yang akan dibayar tersebut.

5. Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif diakui sebagai

piutang reasuransi sebesar jumlah kewajiban yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi yang mendasari. Apabila kewajiban yang dicatat melebihi jumlah yang dibayar, maka piutang reasuransi harus dinaikkan untuk


(43)

ditanggunhkan. Keuntungan ditangguhkan diamortisasi selama estimasi sisa periode penyelesaian (settlement period).

6. Apabila pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif

melebihi jumlah kewajiban yang dicatat, ceding company harus menaikkan kewajiban yang bersangkutan atau mengurangi piutang reasuransi, atau keduanya pada saat kontrak reasuransi dilakukan. Perbedaan tersebut dibebankan pada laporan laba rugi.

7. Perubahan dalam estimasi jumlah kewajiban sehubungan dengan kontrak

reasuransi yang mendasari diakui dalam laporan laba rugi pada periode perubahan. Piutang reasuransi harus mencerminkan perubahan yang berhubungan dengan jumlah klaim yang dapat diperoleh dari reasuradur dan keuntungannya ditangguhkan dan diamortisasi.

8. Apabila kontrak reasuransi mencakup baik reasuransi prospektif maupun

retroaktif, maka transaksi reasuransi tersebut dipertanggungjawabkan secara terpisah.

9. Beban klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian atas obyek

asuransi yang dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim (claims settlement expenses), diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang


(44)

10.Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelahaan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laporan laba rugi periode terjadinya perubahan. Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa, sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto. Bagian reasuradur atas klaim yang telah disetujui dan atau dibayar dan estimasi bagian reasuradur atas klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, disajikan sebagai pengurang beban klaim. Komisi yang diperoleh dari transaksi kontrak reasuransi merupakan pengurang beban komisi. Dalam hal jumlah komisi yang diperoleh lebih besar dari jumlah beban komisi, maka selisih tersebut disajikan sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi.

Smith & Skousen (2003) menyebutkan 2 (dua) konsep dasar dalam penyusunan perhitungan laba rugi, yaitu:

1. The all inclusive concept

Dalam The American Institute of Certified Public Accountants yang merupakan pendapatan dan biaya bukan saja pendapatan dan biaya normal tetapi termasuk juga di dalamnya pendapatan dan biaya yang sifatnya luar biasa.


(45)

1) Pendapatan dan biaya yang normal, yaitu semua pendapatan dan biaya yang ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan, dapat diketahui sebelumnya dan terjadi secara berulang-ulang.

2) Pendapatan dan biaya yang abnormal, yaitu pendapatan dan biaya yang tidak ada

hubungannya dengan perusahaan, jarang terjadi dan tidak dapat diduga sebelumnya.

Dengan demikian daftar rugi laba akan menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode itu. Pemakaian konsep all inclusive mendapat dukungan dari American Assosiation dan Securities and Exchange Commission, dengan alasan sebagai berikut:

1) Bahwa suatu daftar laba rugi dimaksudkan untuk memperlihatkan hasil operasi

pada suatu periode tertentu yang menyangkut kejadian dari total income, baik pendapatan dari usaha normal maupun rugi laba dari kejadian luar biasa. Dengan demikian daftar laba rugi merupakan ukuran dalam menilai pelaksanaan kegiatan dari manajemen.

2) Jika daftar laba-rugi hanya berisi hal-hal yang normal saja, maka hal tersebut akan

mengalami kesukaran, yaitu:

a. Bagi pembaca laporan keuangan yang tidak terlatih tidak akan mengetahui

bahwa kegiatan perusahaan tidak seluruhnya ditunjukkan dalam daftar laba-rugi.


(46)

b. Dengan tidak dimasukkannya perkiraan luar biasa membuka pintu untuk memanipulasi current opening yaitu dengan menghilangkan keterangan penting dalam daftar laba yang belum dibagikan.

c. Dengan tidak dimasukkannya perkiraan-perkiraan tertentu maka daftar

laba-rugi seolah-olah bukan sebagai pengukur pendapatan, tetapi menjadi standar untuk menormalisir pendapatan.

2. The current operating performance concept

Menurut konsep current operating performance ini daftar laba-rugi pada setiap periode pembukuan berisi hal-hal yang terjadi secara normal saja, sedangkan kejadian luar biasa, harus dipisahkan dari laba-rugi operasi dan dimasukkan kedalam daftar laba yang ditahan untuk mengakumulisir laba bersih setiap periodenya. Konsep ini mendapat dukungan kuat dari the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).

Prinsip-prinsip yang umum diterapkan dalam penyusunan perhitungan laba rugi suatu perusahaan, antara lain:

1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok

perusahaan (penjualan barang dagangan, atau memberikan jasa layanan) diikuti dengan harga pokok barang yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.

2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional terdiri dari biaya-biaya


(47)

3. Bagian ketiga menunjukkan hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan dan beban-beban yang dikeluarkan perusahaan di luar operasi untuk memperoleh laba bersih yang insidentil.

4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil, sehingga

diperoleh akhirnya laba bersih sebelum pajak.

5. Bagian kelima merupakan laba bersih setelah pajak sesuai dengan Undang-

Undang Perpajakan.

Paragraf 10 PSAK No 28, menyebutkan laporan laba rugi perusahaan asuransi disajikan dalam bentuk multiple step, ditunjukkan pada Tabel 2.3 di bawah ini. Tabel 2.3. PT. Asuransi ABC Laporan Laba Rugi untuk Tahun yang Berakhir pada

Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1

20X2 20X1

PENDAPATAN PREMI

Premi bruto Premi reasuransi

Penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan

xx (xx) (xx) xx (xx) (xx)

Jumlah Pendapatan Premi xx xx

BEBAN UNDERWRITING

Beban Klaim Klaim bruto Klaim reasuransi

Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri

Jumlah beban klaim

Beban komisi neto Beban underwriting

Jumlah Beban Underwriting

xx (xx) xx xx xx xx xx xx (xx) xx xx xx xx xx

Hasil Underwriting xx xx

Hasil Investasi Beban Usaha/Operasi xx (xx) xx (xx) Laba Usaha/Operasi

Penghasilan (Beban) Lain-Lain

xx

xx

xx

xx

Laba Sebelum Pajak

Pajak Penghasilan

xx

xx

xx

xx

Laba (rugi) bersih xx Xx


(48)

2.1.5. Hubungan Laba dengan Return Saham

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasi, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001).

Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh laba kotor, laba operasi, dan laba bersih terhadap harga saham dan return saham. Penelitian Febrianto (2005) ini menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham. Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen karena rekening cost barang terjual menentukan daya saing produk di pasar. Manajemen pasti berusaha untuk mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang rendah agar produk bisa dijual dengan harga yang kompetitif. Rekening yang membentuk cost barang terjual pun relatif bebas dari pilihan metode akuntansi, jikapun ada itu hanya pilihan antara FIFO dan LIFO yang di dalam penelitian dibuktikan tidak mempengaruhi keputusan investor dan masalah pembebanan biaya


(49)

overhead pabrik yang sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai akhir cost barang terjual. Metode ABC dan Just in Time misalnya adalah bukti bahwa manajemen berusaha keras untuk mengendalikan cost barang terjual.

2.1.6. Ukuran Perusahaan dan Hubungannya dengan Return Saham

Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahan.

Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Ukuran (size) perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah Ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan di mana dalam tahap ini arus


(50)

waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Supratikno, et al, 2005).

Cooke (1992) meneliti pengaruh ukuran perusahaan, status pendaftaran dan jenis industri terhadap luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan Jepang yang terdaftar di bursa. Ukuran perusahaan merupakan variabel penting yang menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis industri ditemukan bahwa perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan dibandingkan dengan jenis industri lain. Miswanto (1999) dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu, diantaranya: Suadi (1998), Triyono (2000), Kurniawan (2000), Febrianto (2000), Miswanto (2000), dan Daniati & Suhairi (2006).

Suadi (1998) dalam penelitiannya menemukan bahwa laporan arus kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun setelah terbitnya laporan arus kas. Hal ini menunjukkan bahwa laporan arus kas mempunyai kandungan informasi dan bermanfaat bagi investor. Triyono (2000)


(51)

menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return investasi seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 2 Paragraf 32. Kurniawan (2000) menguji hubungan arus kas operasi dan data akrual terhadap return saham menyimpulkan bahwa penelitiannya tidak berhasil menunjukkan adanya hubungan antara arus kas operasi dan komponen earning dengan return saham.

Febrianto (2005) ini menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham. Miswanto (1999) dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar.

Daniati & Suhairi (2006) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham, laba kotor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham, Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham. Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham.


(52)

Dalam bentuk matriks, beberapa penelitian terdahulu di atas, ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel yang

Digunakan

Kesimpulan

1 Suadi (1998) Penelitian tentang Manfaat Laporan Arus Kas

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X1), Arus Kas dari

Aktivitas Pendanaan (X2), dan Arus Kas

dari Aktivitas Investasi (X3).

Pembayaran Deviden (Y)

Bahwa laporan arus kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun setelah terbitnya laporan arus kas. Hal ini menunjukkan bahwa laporan arus kas mempunyai kandungan informasi dan bermanfaat bagi investor.

2 Triyono

(2000)

Hubungan

Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X1), Arus Kas dari

Aktivitas Pendanaan (X2), Arus Kas dari

Aktivitas Investasi (X3) dan Laba

Akuntansi (X4)

Harga Saham (Y1)

dan Return Saham (Y2)

Bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 2 mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap

return saham.

3 Kurniawan (2000)

Analisis Hubungan Antara Arus Kas dari Aktivitas Operasi dan Data Akrual dengan

Return Saham: Studi

Empiris pada Bursa Efek Jakarta

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X1), dan Data Akrual

(X2)

Return Saham (Y)

Bahwa penelitiannya tidak berhasil menunjukkan adanya hubungan antara arus kas operasi dan komponen

earning dengan return saham.

4. Febrianto (2005)

Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana

yang Lebih

Bermakna Bagi Investor

Laba Kotor (X1),

Laba Operasional (X2), Laba Sebelum

Pajak (X3) dan Laba

Bersih Setelah Pajak (X4)

Return Saham (Y)

Bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham.

5. Miswanto (1999)

The Effect of

Operating Leverage, Cyclicality, and Firm Size on Business Risk

Operating Leverage (X1), Cyclicality Size

(X2), dan Firm Size

(X3)

Bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki


(53)

No. Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel yang

Digunakan

Kesimpulan

Business Risk (Y) risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar.

6. Daniati & Suhairi

(2006)

Pengaruh Kandungan Informasi Komponan Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap

Return Saham

(Survey Pada Industri

Textile dan

Automotive yang terdaftar di BEJ

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X1), Arus Kas dari

Aktivitas Pendanaan (X2), Arus Kas dari

Aktivitas Investasi (X3), Laba Kotor (X4)

dan Size Perusahan (X5)

Return Saham (Y)

Bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected

return saham, laba kotor mamiliki

pengaruh yang signifikan terhadap

expected return saham, Size

perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected

return saham. Sedangkan arus kas

dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adenso, D.B and Fernando Gascon. 1997. “Linking and Weighting Efficiency

Estimates with Stock Performance in Banking Firms”, Financial Institutions Center, The Wharton School, University of Pennsylvania, New York.

Ali, Ashig. 1994. “The Incremental Information Content of Earnings, Working Capital from Operation and Cash Flows”. Journal of Accounting Research. Vol. 32 No. 1 (Spring): 61-67.

Asri, Marwan. 1987. Dasar-dasar Ilmu Pembelanjaan. Jilid I. Erlangga. Jakarta. Asyik, Nur Fadjrih. 1999. “Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas”. Jurnal

Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2 No. 2 (Juli): 230-250.

Atmini, Sari. 2002. “Asosiasi Siklus Hidup Perusahaan dengan Incremental Value Relevance Informasi Laba dan Arus Kas”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3 No. 1 (Januari): 54-68.

dan Wuryana. 2005. “Manfaat Laba dan Arus Kas untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Textile Mill Products dan Apparel and Other Textille Products yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII (Solo): 460-475.

Baridwan, Zaki. 1997. “Analisis Nilai Tambah Informasi Laporan Arus Kas”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 12.2: 1-14.

Barth, Mary E, Cram Donald P, dan Nelson Karen K. 2001. “Accruals and The Prediction of Future Cash Flows”. The Accounting Review. Vol. 76 No. 1 (Januari): 27-58.

Bathke, Wallen, Kenneth S Lorek and G Lee Willinger. 1989. “Firm Size and the Predictive Ability of Quarterly Earnings Data”. The Accounting Review. Vol LXIV No. 1: 49-69.

Bowen, Robert M. 1987. “The Incremental Information Content of Accrual Versus Cash Flows”. The Accounting Review: 723-747.

Charles J., W., 2004. Memantau Kesehatan Perusahaan Melalui Laporan Keuangan. Terjemahan Susanto Limin. Edisi Kelima. Abdi Tanur. Jakarta.


(2)

Cooke TE. 1989. “Disclosure in The Corporate Annual Report of Swedish Companies”. Accounting Business Research 19 (Spring).

Daniati, Ninna & Suhairi, 2006. “Pengaruh Kandungan Informasi Komponan

Laporan Arus Kas, Laba Kotor dab Size Perusahaan terhadap Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ”. Simposium Nasional Akuntansi IX: Padang.

Diana, Shinta Rahma dan Indra Wijaya Kusuma. 2004. “Pengaruh Faktor Kontekstual terhadap Kegunaan Earnings dan Arus Kas Operasi dalam Menjelaskan Return Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7 No. 1 (Januari): 74-93.

Elthon, Edwin J. 1999. “Expected Return, Realized Return, and Asset Pricing Tests”. The Journal of Finance. Vol. LIV No. 4 (August): 1199-1220.

FASB. 1987. Statement of Cash Flow (SFAS No. 95). November.

Febrianto, Rahmat dan Erna Widiastuty. 2005. “Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor?”. Simposium Nasional Akuntansi VIII (Solo): 159-169.

Ferry dan Erna Eka Wati. 2004. “Pengaruh Informasi Laba, Aliran Kas, dan Komponen Aliran Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi VII (Denpasar): 1122-1133.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri, 1997. Teori Akuntansi: Laporan Keuangan. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta.

. 2001. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Revisi. UPP. AMP. YKPN. Yogyakarta.

Harnanto, D., 2002. Akuntansi untuk Usahawan. Edisi Keempat. Cetakan Kesatu. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFE UGM. Yogyakarta.

Hasan, M Iqbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Edisi Kedua. PT. Bumi Aksara. Jakarta.


(3)

. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Hastuti, Ambar Woro dan Bambang Sudibyo. 1998. “Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1 No. 2 (Juli): 239-254. Hermawan, Ancella dan Nuranto Hadyansah. 2002. “Analisa Pengaruh Format

Metode Langsung dalam Laporan Arus Kas terhadap Return Saham. Simposium Nasional Akuntansi V (Semarang): 102-111.

Husnan, Suad. 1994. Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi I. BPFE. Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 2. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Jogiyanto, H.M. 2003. Teori Portofolio & Analisis Investasi. Edisi III. BPFE. Yogyakarta.

Jakarta Security Exchange. 2004. JSX Watch 2004-2005. Edisi Keempat. Pustaka Bisnis Indonesia. Jakarta.

. 2005. JSX Watch 2005-2006. Edisi Kelima. Pustaka Bisnis Indonesia. Jakarta.

. 2006. JSX Watch 2006-2007. Edisi Keenam. Pustaka Bisnis Indonesia. Jakarta.

. 2007. JSX Watch 2007-2008. Edisi Ketujuh. Pustaka Bisnis Indonesia. Jakarta.

. 2008. JSX Watch 2008-2009. Edisi Kedelapan. Pustaka Bisnis Indonesia. Jakarta.

Keller, Gerald and Brian Warrach. 1997. Statistics for Management and Economics. ITP Publishing Company.

Kieso, Donald E and Jerry J Weygandt. 1995. Intermediate Accounting. Fourth Edition. John Willey and Sons. New York.


(4)

Kothari SP and Charles E Wisley. 1989. “Measuring Security Price Performance in Size-Clustered Samples”. The Accounting Review. Vol. LXIV No. 2 (April): 228-249.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Kurniawan, Heribertus dan Nur Indriantoro. 2000. “Analisis Hubungan Antara Arus

Kas dari Aktivitas Operasi dan Data Akrual dengan Return Saham: Studi Empiris pada Bursa Efek yakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2 No. 3 (Desember): 207-224.

Kusuma, Poppy Dian Indira. 2003. Nilai Tambah Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Operasi. Simposium Nasional Akuntansi VI (Surabaya). 304-313. Linda dan Fazli Syam. 2005. “Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus

Kas dengan Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8 No. 3: 286-309.

Livnat J and P Zarowin. 1990. “The Incremental Information Content of Cash Flows Components”. Journal of Accounting and Economics. 13: 25-46.

Miller, Merton and Kevin Rock. 1985. “Dividend Policy Under Asymetric Information”. Journal of Finance 4: 1031-1052.

Miswanto dan Suad Husnan. 1999. “The Effect of Operating Leverage, Cyclicality, and Firm Size on Business Risk”. Gadjah Mada International Journal of Business. Vol. 1 No. 1 (Mei): 29-43.

Niswonger, C. Rollin, Philip E. Fress, Carl S. Warren, Alih Bahasa: Hyginus Ruswinarto dan Herman Wibowo. 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jilid I. Edisi Ketujuhbelas. Erlangga. Jakarta.

Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistika dengan SPSS. Andi Offset. Yogyakarta.

Parawiyati dan Zaki Baridwan. 1998. “Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia”. Vol. 1 No. 1 (Januari): 1-11.

Pradhono dan Yulius Jogi Crhristiawan. 2004. “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima Oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang


(5)

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 6 No. 2 (November): 140-166.

Rayburn, Judy. 1986. “The Association of Operating Cash Flows and Accruals With Security Returns”. Journal of Accounting Research: 112-138.

Rohman, Abdul. 2001. “Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham Emiten di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi IV (Bandung): 70-87.

Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sari, Sekar Mayang. 2004. “Analisis terhadap Relevansi Nilai (Value Relevance) Laba, Arus Kas, dan Nilai Buku Ekuitas: Analisa di Seputar Periode Krisis Keangan 1995-1998”. Simposium Nasional Akuntansi VIII (Denpasar): 862-876.

Smith, Jay M. dan Skousen, K.Fred. 2003. Akuntansi Intermediete. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Cetakan Kelima. Alih Bahasa. Tim Penerjemah Penerbit Erlangga. Editor Alfonsius Sirait. Erlangga. Jakarta.

Suadi, Arief. 1998. “Penelitian tentang Manfaat Laporan Arus Kas”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 13 No. 2: 91-97.

Supratikno, Novi Indriana dan Jogiyanto Hartono. 2005. “Pengaruh Atribut Perusahaan terhadap Relevansi Laba dan Arus Kas”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8 No. 3 (September): 211-234.

Syarif. 2002. “Peranan Informasi Arus Kas: Studi Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya PSAK No. 2 Serta Hubungannya dengan The Bid-Ask Spreads. Simposium Nasional Akuntansi V (Semarang): 27-38.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Triyono dan Jogiyanto Hartono. 2000. “Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3 No. 1 (Januari): 54-68.

Uyara, Alisani dan Askam Tuasikal. 2002. “Moderasi Aliran Kas Bebas terhadap Hubungan Rasio Pembayaran Dividen dan Pengeluaran Modal dengan


(6)

Earnings Response Coeficients. Simposium Nasional Akuntansi V (Semarang): 16-26.

Wahyudi, Sugeng. 2003. “Pengukuran Return Saham”, Jurnal Ekonomi. Suara Merdeka. Jakarta.

Yuniartha, P D’yan dan Widanputra. 2004. “The Effect of Free Cash Flows to the Relationship Between Investment Returns, Dividend Policy, and Stock Returns”. Simposium Nasional Akuntansi VII (Denpasar): 187-195.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

15 198 120

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERIKLANAN PRINTING DAN MEDIA DI BURSA EFEK INDONESIA

0 9 21

Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Likuiditas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 7 1

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 4 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 31

SKRIPSI PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

Skripsi PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA BERSIH, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)

0 0 14

PENGARUH LABA AKUNTANSI, ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP RETURN SAHAM : STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 14

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA KOTOR PERUSAHAAN TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM

0 0 129