PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh

ENOK ERNAWATI 0900778

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP ini beserta seluruh isinya sepenuhnya karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2013 Yang membuat pernyataan,


(3)

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

Oleh Enok Ernawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Enok Ernawati 2013 Universitas Pendidikan indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

Oleh : Enok Ernawati

NIM. 0900778

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Drs. Unang Purwana, M.Pd. NIP. 195711301981011001

Pembimbing II,

Mimin Iryanti, M.Si. NIP. 197712082001122

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001


(5)

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

Enok Ernawati NIM. 0900778

Pembimbing I : Drs. Unang Purwana, M.Pd. Pembimbing II: Mimin Iryanti, M.Si. Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Penelitian berjudul “Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP” ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang ditemui di lapangan mengenai proses pembelajaran yang dilakukan tidak memperhatikan gaya belajar yang dimiliki siswa dan kurang memberdayakan kemampuan otak sehingga berdampak pada hasil belajar. Pendekatan Brain Based Learning merupakan pendekatan khusus yang diciptakan untuk menilai potensi sesungguhnya dari otak dalam proses pembelajaran dan dapat menjangkau semua gaya belajar siswa sehingga semua siswa dapat menerima informasi positif yang diharapkan dapat berdampak pada hasil belajar yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai peningkatan hasil belajar ranah kognitif, profil afektif dan profil psikomotor setelah diterapkan pendekatan Brain Based Learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII salah satu SMP di Kabupaten Bandung Barat yang diambil melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui tes prestasi belajar, format observasi dan angket. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Microsoft Excel. Dari hasil analisis data diperoleh rekapitulasi peningkatan skor hasil belajar aspek kognitif dengan gain ternormalisasi <g> sebesar 0.65 berkategori sedang. Sementara, profil hasil belajar ranah afektif dan psikomotor ditinjau dari ujian praktek. Adapun profil hasil belajar ranah afektif siswa untuk aspek A3 memiliki presentase terbesar dengan kategori snagat baik. Sedangkan, profil hasil belajar ranah psikomotor siswa untuk aspek P2 sampai P4 memiliki presentase terbesar berkategori cukup.


(6)

APPLICATION OF BRAIN-BASED LEARNING APPROACH TO IMPROVE STUDENT LEARNING PHYSICS SMP

EnokErnawati NIM. 0900778

Supervisor I: Drs. UnangPurwana, M.Pd. Supervisor II: MiminIryanti, M.Si. Department of Physic Education, FPMIPA-UPI

ABSTRACT

The study entitled "Application of Brain-Based Learning Approach to Improve Student Learning Outcomes Physics Junior High School" is motivated by the problems encountered in the field of the learning process do not pay attention to the learning style of the students and less empowering the brain's ability to have an impact on learning outcomes. Brain Based Learning approach is an approach that was created specifically to assess the true potential of the brain in the learning process and be able to reach all students' learning styles so all students can receive information that is expected to impact positively on good learning outcomes.This study aims to gain an overview of the learning outcomes improved cognitive, affective, and psychomotor profile after application of Brain Based Learning approach. The method of this study is quasi experiment. The samples in this study were the students of class VIII one of Junior High School in West Bandung regency which was drawn through purposive sampling technique. Data collection was conducted through achievement tests, observation, and questionnaire format. The data were analyzed using Microsoft Excel. From the analysis of the data obtained summary scores improved cognitive learning outcomes with normalized gain of 0.65 <g> being categorized as medium. Meanwhile, the , the affective and psychomotor profile of learning outcomes were obtained by practice exams.

The profile of affective learning outcomes of students’ aspect of A 3 has the highest percentage whichwascategorized as well. Meanwhile, the profile of students psychomotor domain of learning outcomes for aspects of P 2 to P 4 have the highestpercentage whichwerecategorized as enough.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……….... iii

DAFTAR TABEL ……….... v

DAFTAR GAMBAR ……… vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… vii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah……….. 6

C. Tujuan Penelitian……… 8

D. Manfaat Penelitian ………. 8

E. Struktur Organisasi Skripsi………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ………… 12

A. Otak……….………...... 12

A.1 Anatomi Dasar Otak………... 12

A.2 Otak Selama Proses Pembelajaran……….. 13

B. Pendekatan Brain Based Learning ………... 18

B.1 Pengertian Pendekatan Brain Based Learning ………... 18

B.2 Tahap-tahap Pendekatan Brain Based Learning ………... 20

B.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Brain Based Learning ………... 22

C. Hasil Belajar ………... 27

D. Kaitan Pendekatan Brain Based Learning dengan Hasil Belajar Fisika..35

BAB III METODE PENELITIAN ………. 39

A. Lokasi dan subjek Populasi / Sampel Penelitian……… 39

B. Desain Penelitian ……… 39

C. Metode Penelitian ………...42

D. Definisi Operasional………41


(8)

F. Proses Pengembangan Instrumen……… 45

G. Teknik Pengumpulan Data ………. 50

H. Analisis Data………... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 57

A. Pemaparan Data ………. 57

1. Pemaparan Data Kuantitatif ………... 57

1.1Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif…………... 57

2. Pemaparan Data Kualitatif……… 62

2.1 Profil Hasil Belajar Ranah Afektif………... 62

2.2Profil Hasil Belajar Ranah Psikomotor…………... 70

2.3 Keterlaksanaan Pendekatan Brain Based Learning………... 75

2.4Angket Siswa…………... 81

B. Pembahasan Data ……….……….. 85

1. Pembahasan Data Kuantitatif……… 85

1.1Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Ranah ………... 84

2. Pembahasan Data Kualitatif……… 88

2.1Profil Hasil Belajar Ranah Afektif………... 88

2.2Profil Hasil Belajar Ranah Psikomotor ……….…. 88

2.3Keterlaksanaan Pendekatan Brain Based Learning ………... 90

2.4Angket Siswa ………. 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 97

A. Kesimpulan ……… 97

B. Saran ……….. 98

DAFTAR PUSTAKA ………....100

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Studi Pendahuluan ……… 103

B. Perangkat Pembelajaran……… 114

C. Instrumen Penelitian ………. 156

D. Analisis Data………. 266


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 Tahun 2007 mengenai standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menekankan bahwa paradigma mengenai pengajaran beralih menjadi pembelajaran. Adapun pembelajaran yang diharapkan yaitu pembelajaran yang interaktif, menyenangkan, meningkatkan minat siswa, memberikan ruang untuk siswa bergerak aktif, mengembangkan kreativitas sesuai dengan minat dan bakat sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

Menurut Gunawan (2007: 1) setiap pembelajaran selalu akan ada komponen yang saling terkait satu sama lain. Tiga komponen penting itu adalah kurikulum (materi yang diajarkan), proses (bagaimana materi diajarkan) dan produk (hasil dari proses pembelajaran). Ketiga aspek itu sama pentingnya karena merupakan satu kesatuan yang membentuk lingkungan pembelajaran. Akan tetapi, hasil temuan di lapangan menunjukan bahwa pembelajaran tidak sesuai dengan tiga komponen tersebut. Pembelajaran berfokus pada materi apa yang akan diajarkan dan bagaimana hasil dari pembelajaran, sedangkan proses pembelajaran yang menjembatani materi dan hasil belajar sering diabaikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran IPA diamati dengan adanya metode ilmiah melalui serangkain kerja ilmiah, nilai dan sikap ilmiah. Metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan dan pengujian hipotesis melalui eksperimentasi, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan (Depdiknas, 2007:12). Dengan proses pembelajaran tersebut diharapkan hasil belajar siswa dapat memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan (Depdiknas, 2007).

Pada kenyataannya proses pembelajaran IPA Fisika di kelas tidak sesuai dengan hakekat IPA. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil studi pendahuluan di


(10)

salah satu sekolah SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat yang dilakukan melalui paper, person dan place. Paper yang digunakan yaitu hasil ulangan harian yang belum di remedial, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya dan penyebaran angket kepada siswa mengenai pembelajaran fisika, person dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan guru dan siswa serta place dilakukan dengan cara observasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas.

Hasil studi pendahuluan pembelajaran fisika di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bandung Barat sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis observasi pembelajaran fisika di kelas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru masih menerapkan pendekatan teacher centered. Siswa lebih banyak sebagai penerima informasi, mencatat dan mendengarkan penjelasan guru padahal siswa mampu menumbuhkan minat dan mengembangkan kemampuan yang beragam sesuai dengan gaya belajar masing-masing.

2. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika, sekitar 70% siswa memperoleh nilai ulangan harian fisika di bawah KKM.

3. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, sebagian besar siswa

mengatakan bahwa belajar fisika itu menegangkan dan membosankan.

4. Hasil penyebaran angket kepada siswa diperoleh data bahwa sebagian besar siswa mengharapkan adanya inovasi pembelajaran.

Dari hasil studi pendahuluan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa selain pembelajaran fisika yang di lakukan di kelas tidak sesuai dengan hakikat IPA tetapi juga masih menuntut siswa pada gaya pembelajaran yang terbatas, padahal otak didesain untuk belajar dengan banyak cara artinya siswa tidak saja memiliki satu gaya belajar yang dominan akan tetapi masih banyak gaya belajar siswa yang dapat dieksplor dan dikembangkan. Pembelajaran yang mengarah pada satu gaya belajar dan gaya belajar tersebut diberlakukan untuk semua siswa akan berdampak pada penerimaan informasi. Siswa yang memiliki gaya belajar yang sesuai dengan diterapkan guru akan cepat menerima informasi


(11)

dan menikmati pembelajaran tetapi siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda dengan yang diberikan oleh guru merasakan pembelajaran menjadi membosankan sehingga dampak yang ditakutkan terjadi membawa pengaruh negatif terhadap tujuan yang akan dicapai yaitu hasil belajar.

Menurut Ruseffendi (Sugiyanti, 2010: 4) kegiatan pembelajaran yang kaya akan pengalaman dan berdasarkan cara kerja dan struktur otak dapat meningkatkan kecerdasan siswa. Namun, jika kegiatan pembelajaran hanya menghafal materi pembelajaran, mengerjakan tugas dari guru, menerima hukuman jika melakukan kesalahan dan kurang mendapatkan penghargaan terhadap hasil karyanya maka kecerdasan siswa tidak akan berkembang secara optimal. Selain itu, Jensen (2011: 291) menuturkan bahwa banyak pendidik secara tidak sadar menghambat kemampuan otak siswa dengan menerapkan pembelajaran lini (perakitan lock step), artinya siswa dituntut belajar dalam satu metode yang ultralinear, terstruktur dan dapat diramalkan, sehingga mengabaikan gaya pembelajaran siswa dan kebutuhan-kebutuhan dari otak siswa dalam pembelajaran. Padahal setiap otak tidak hanya unik, tapi ia berkembang sesuai langkahnya sendiri. Otak dirancang untuk pembelajaran kompleks yaitu belajar secara multijalur, sesuai atau tidak sesuai aturan, pada banyak level, dari berbagai sumber umpan balik dan dalam berbagai konteks. Pembelajaran kompleks merupakan satu proses yang mencerminkan cara otak manusia secara alamiah dirancang untuk belajar. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan analisis Kushartanti (setiahati, 2008:3) dari penelitiannya bahwa efektivitas pembelajaran tidak maksimal karena sistem pembelajaran di Indonesia lebih banyak mengacu pada perkembangan otak kiri, sedangkan otak kanan yang berurusan dengan irama musik, kreatif, gambar dan imajinasi kreatif belum secara proposional dikembangkan.

Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan cara menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat menjangkau semua gaya belajar. Saleh dalam jurnalnya mengatakan “Children of all learning styles will benefit from this

kind of Brain Based Learning approach”. Selain itu, Wagner (Mustika, 2010: 20) mengungkapkan bahwa “Bottom line, brain based learning uses techniques and


(12)

strategies that increase brain functioning for all kinds of different learners, all

kinds of different brains” dan Given (2007) berpendapat bahwa jika setiap guru dan pengelola sekolah mampu menggunakan Brain Based Learning, maka akan mengubah kegiatan belajar mengajar secara mendasar, tidak saja menjadi sangat efektif, bahkan hampir seluruh potensi yang dimiliki seorang pembelajar akan terbangkitkan. Oleh karena itu, meninjau kelebihan dari pendekatan Brain Based Learning tersebut maka peneliti mencoba menerapkan pembelajaran yang membuat potensi otak siswa berkembang optimal sehingga hasil belajar siswa jadi lebih bermakna.

Pendekatan Brain Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar (Jensen, 2008: 12).

Otak merupakan salah satu organ terpenting pada manusia karena otak merupakan pusat dari seluruh aktivitas manusia, seperti berpikir, mengingat, berimajinasi, menyelidiki, belajar dan sebagainya (Sugianti, 2010 : 4). Akan tetapi, sering kali otak tidak diberdayakan dengan optimal karena kurangnya pengetahuan mengenai karakteristik otak dan strategi khusus untuk mengoptimalkan fungsi otak. Otak yang digunakan optimal pada pembelajaran akan berpengaruh pada hasil belajar yang didapatkan. Dalam Pendekatan Brain Based Learning ini, upaya peningkatan hasil belajar dicapai dengan menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, motivasi, konsep diri, emosi, lingkungan, gaya belajar, kecerdasan majemuk dan teknik belajar lainnya.

Sebagaimana riset menunjukkan (Given, 2007) bahwa otak

mengembangkan lima sistem pembelajaran primer yaitu emosional, sosial, kognitif, fisik dan reflektif. Lima sistem tersebut merupakan satu kesatuan. Salah satu komponen sistem tersebut tidak akan berkembang optimal jika tidak melibatkan komponen sistem yang lain. Oleh karena itu, peneliti menarik

kesimpulan bahwa pendekatan Brain Based Learning tidak hanya


(13)

pada ranah afektif dan psikomotor (dalam hal ini sistem emosional, fisik, sosial dan reflektif) juga dikembangkan.

Penelitian yang relevan yang dilakukan sebelumnya yaitu oleh Salmiza Saleh. PadaAsia Pacific Journal of Educators and Education, Vol. 26, No. 1, 91– 106, 2011 dengan judul “The Effectiveness Of The Brain Based Teaching Approach In Dealing With Problems Of Form Four Students' Conceptual Understanding Of Newtonian Physics”. Salmiza Saleh meneliti efektifitas pendekatan Brain Based Learning yang berhubungan dengan kemampuan pemahaman konsep fisika pada siswa kelas dua di salah satu Sekolah Menengah Atas di Malaysia. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pendekatan Brain Based Learning efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep fisika. Pada International Journal of Environmental & Science Education Vol. 7, No. 1, January 2012, 107-122 dengan judul “ The effectiveness of the brain based teaching approach in enhanching scientific understanding of Newtonian physics among form four students terdapat juga penelitian yang dilakukan salmiza saleh mengenai efektifitas pendekatan Brain Based Learning terhadap sikap ilmiah. Hasil penelitiannya pun menunjukan bahwa pendekatan Brain Based Learning efektif untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa. Selain itu, penelitian penerapan Brain Based Learning juga dilakukan oleh Dini Nurhadyani dalam kaitannya dengan peningkatan motivasi belajar dan kemampuan koneksi matematis siswa.

Pada jurusan pendidikan fisika UPI Bandung, belum terdapat penelitian yang menerapkan pendekatan Brain Based Learning sehingga peneliti tertarik untuk menerapkannya dalam penelitian ini akan tetapi variabel terikat yang diukur berbeda. Peneliti mencoba menerapkan pendekatan Brain Based Learning untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar fisika yang dalam pembelajarannya tetap berpegang pada hakikat IPA.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti terdorong untuk berupaya memperbaiki hasil belajar siswa SMP pada mata pelajaran fisika dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning. Niat peneliti ini dituangkan

dengan mencoba mengangkat judul: Penerapan Pendekatan Brain Based


(14)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendekatan Brain Based Learning

Pendekatan Brain Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang kompatibel dan berorientasi pada struktur dan cara kerja otak. Pendekatan ini adalah pendekatan pembelajaran multidispliner yang menekanankan pada optimalisasi otak dengan melibatkan lima komponen penting ketika otak belajar yaitu : emosional, sosial, kognitif, kinestetis dan reflektif. Pendekatan Brain Based Learning terdiri atas tujuh tahap pembelajaran, yaitu : Tahap pra pemaparan, tahap persiapan, tahap inisiasi dan akuisisi, tahap elaborasi, tahap inkubasi dan memasukkan memori, verifikasi dan pengecekan keyakinan dan tahap perayaan dan integrasi. Beberapa variabel penting dalam pendekatan brain based learning yaitu : latar belakang otak siswa, lingkungan belajar, penangkapan isi, elaborasi pembelajaran dan penangkapan informasi.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar melibatkan perubahan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif melibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (afective) sedangkan belajar psikomotorik memberikan perubahan berupa keterampilan (physicomotic). Dalam penelitian ini hasil belajar ranah kognitif yang diamati meliputi aspek mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3) dan menganalisis (C4). Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif digunakan tes tertulis. Tes tertulis dilakukan dua kali, sebelum diberikan treatment dan setelah diberikan treatment . Profil hasil belajar ranah afektif yang diamati dalam penelitian ini yaitu aspek keseriusan terhadap pembelajaran (receiving/A1), kerjasama dalam

melakukan percobaan (responding/A2), kejujuran (valuing/A3) dan

mengkomunikasikan hasil percobaan (organizatiton/ A4). Sedangkan profil hasil belajar ranah psikomotor yang diamati pada penelitian ini yaitu aspek melakukan


(15)

penyelidikan (P2), memperhatikan skala alat ukur (P3) dan merangkai alat (P4). Hasil belajar ranah afektif dan psikomotor diamati dengan menggunakan lembar observasi.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana penerapan pendekatan Brain Based Learning terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa SMP?”

Dari rumusan di atas dapat dijabarkan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah

diterapkan pendekatan Brain Based Learning ?

2. Bagaimana profil hasil belajar siswa ranah afektif setelah diterapkannya pendekatan Brain Based Learning?

3. Bagaimana profil hasil belajar siswa ranah psikomotor setelah

diterapkannya pendekatan Brain Based Learning?

4. Bagaimana respon siswa tentang Pendekatan Brain Based Learning pada proses pembelajaran?

5. Bagaimana keterlaksanaan Pendekatan Brain Based Learning pada proses

pembelajaran?

Untuk menghindari kekeliruan pemahaman dari penelitian dan memperjelas ruang lingkup penelitian maka perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar ranah kognitif mengarah pada taksonomi anderson, yaitu hanya melingkupi mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3) dan menganalisis (C4). Dari hasil tes kemampuan kognitif dihitung gain yang ternormalisasi (N-gain) untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif sebelum dan sesudah diberi treatment.

2. Hasil belajar pada ranah afektif yang diteliti meliputi aspek keseriusan terhadap pembelajaran (receiving/ A1), kerjasama dalam melakukan


(16)

mengkomunikasikan hasil percobaan (organizatiton/ A4). Hasil belajar pada ranah afektif dididentifikasi melalui lembar observasi aspek afektif. 3. Hasil belajar pada ranah psikomotor yang diteliti meliputi aspek

melakukan penyelidikan (P2), memperhatikan skala alat ukur (P3) dan merangkai alat (P4). Hasil belajar pada aspek psikomotor dididentifikasi melalui lembar observasi aspek psikomotor.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah diterapkan pendekatan Brain Based Learning.

2. Memperoleh gambaran tentang profil hasil belajar siswa pada ranah afektif setelah diterapkan pendekatan Brain Based Learning.

3. Memperoleh gambaran tentang profil hasil belajar siswa pada ranah psikomotor setelah diterapkan pendekatan Brain Based Learning.

4. Memperoleh gambaran tentang respon siswa tentang penggunaan

pendekatan Brain Based Learning.

5. Memperoleh gambaran tentang keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning pada proses pembelajaran

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis terhadap beberapa pihak terkait, diantaranya:

a. Manfaat dari segi teoritis

Memperkenalkan pendekatan pembelajaran Brain Based Learning sehingga dapat bermanfaat untuk pengembangan teori pendekatan pembelajaran.

b. Manfaat dari segi praktis

1. Bagi guru, memberikan alternatif pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Brain Based Learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika.


(17)

2. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dan mendapatkan kegiatan belajar yang baru.

3. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

dalam pembelajaran fisika dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi pada penelitian ini terinci sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Otak

A.1 Anatomi dasar otak

A.2 Otak selama proses pembelajaran

B. Pendekatan Brain Based Learning

B.1 Pengertian Pendekatan Brain Based Learning B.2 Tahap-tahap pendekatan Brain Based Learning

B.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran menggunakan

pendekatan Brain Based Learning C. Hasil Belajar


(18)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subjek Populasi/Sampel Penelitian B. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian

F. Proses Pengembangan Instrumen

G. Teknik Pengumpulan Data

H. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pemaparan Data

1. Pemaparan Data Kuantitatif

1.1Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif 2. Pemaparan Data Kualitatif

2.1Profil hasil belajar ranah afektif 2.2Profil hasil belajar ranah psikomotor

2.3Keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning 2.4Angket Siswa

B. Pembahasan Data

1. Pembahasan Data Kuantitatif

1.1Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif 2. Pembahasan Data Kualitatif

2.1Profil hasil belajar ranah afektif 2.2Profil hasil belajar ranah psikomotor

2.3Keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning 2.4Angket Siswa


(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran A Studi Pendahuluan Lampiran B Perangkat Pembelajaran Lampiran C Instrumen Penelitian Lampiran D Analisis Data

Lampiran E Dokumentasi Penelitian


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan analisis data.

A. Subjek Populasi / Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII tahun ajaran 2012/2013 di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bandung Barat yang terdiri dari beberapa kelas, sedangkan sampelnya adalah satu kelas yang berjumlah 35 orang. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tujuan dipilihnya kelas tersebut karena atas pertimbangan dan saran dari guru fisika di sekolah itu dengan alasan sebagian besar siswa dari kelas tersebut mendapatkan hasil belajar yang rendah sehingga sangat cocok bila dijadikan penelitian untuk melihat dampak dari treatment yang diberikan. Kemudian alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena sekolah itu merupakan salah satu sekolah yang masih memiliki kriteria nilai rendah untuk pelajaran fisika khususnya di Kabupaten Bandung Barat.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu one group pretest-posttest design. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Pola Desain Penelitian


(21)

dengan : O1 = Pretest O2 = Posttest

X = perlakuan dengan menggunakan Pendekatan Brain Based Learning

Sebelum diberi perlakuan, kelompok ini diberi pretest (tes awal) kemudian diberikan perlakuan sebanyak empat kali pertemuan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning dan setelah diberi perlakuan, kelompok ini diberi posttest (tes akhir) untuk dilihat peningkatannya dalam kemampuan kognitif.

Adapun prosedur penelitian di deskripsikan melalui alur penelitian yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Tahap-tahap tersebut dijeaskan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

1) Meninjau kompetensi mata pelajaran fisika SMP kelas VIII

2) Melakukan studi pendahuluan melalui observasi langsung ke pembelajaran

di dalam kelas, wawancara guru dan siswa dan angket siswa.

3) Memilih pemecahan masalah atau solusi dari hasil studi literatur dan studi lapangan

4) Studi literatur mengenai pendekatan Brain Based Learning dan hasil belajar

5) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

6) Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

7) Menentukan sampel penelitian dengan teknik purposive sampling

8) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan membuat perangkat

pembelajaran

9) Membuat instrument penelitian kemudian di judgement oleh dua dosen ahli dan guru mata pelajaran di sekolah tempat penelitian.


(22)

11)Menguji coba instrument pada sampel yang homogen dengan sampel penelitian.

12)Melakukan uji coba instrumen pada sampel yang homogen dengan sampel

penelitian.

13) Menganalisis hasil uji coba instrumen

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan Pretest (Tes awal).

2) Memberikan perlakuan berupa pendekatan Brain Based Learning

3) Memberikan Posttest (Tes akhir)

c. Tahap Akhir

1) Mengolah data hasil tes awal dan tes akhir 2) Menganalisis hasil pengolahan data

3) Menarik kesimpulan.

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir

1. Meninjau Kompetensi Mata Pelajaran

2. Studi Pendahuluan

3. Pemecahan masalah studi pendahuluan

4. Menentukan sekolah sebagai tempat penelitian

5. Mengurus surat izin dan menghubungi pihak sekolah 6. Menentukan sampel penelitian 7. Menyusun RPP dan perangkat

pembelajaran

8. Membuat instrument dan di judgement

9. Memperbaiki instrument

10. Menguji coba instrument penelitian

11. Menganalisis hasil uji coba instrumen

1. Mengolah data hasil pretest-posttest

2. Menganalisis hasil pengolahan data 3.Menarik kesimpulan 1. Melakukan Pretest 2. Memberikan

treatment dengan pendekatan Brain Based Learning 3. Melakukan


(23)

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-experimental atau eksperimen awal. Metode pre experimental sering kali disebut dengan istilah quasi experiment atau eksperimen pura-pura. Metode ini dipilih karena pada penelitian ini hanya digunakan kelas eksperimen saja tanpa ada kelas kontrol atau kelas pembanding, karena ini merupakan penelitian awal dimana tidak ada kelas yang memiliki keadaan yang sama. Selain itu, metode ini dipilih dengan alasan hanya akan melihat dampak peningkatan ranah kognitif siswa setelah diterapkan pendekatan Brain Based Learning bukan untuk melihat efektivitasnya apabila dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran lain.

D. Definisi Operasional

1. Pendekatan Brain Based Learning

Pendekatan Brain Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang kompatibel dan berorientasi pada struktur dan cara kerja otak. Pendekatan ini adalah pendekatan pembelajaran multidispliner yang menekanankan pada optimalisasi otak dengan melibatkan lima komponen penting ketika otak belajar yaitu : emosional, sosial, kognitif, kinestetis dan reflektif. Pendekatan Brain Based Learning terdiri atas tujuh tahap pembelajaran, yaitu : Tahap pra pemaparan, tahap persiapan, tahap inisiasi dan akuisisi, tahap elaborasi, tahap inkubasi dan memasukkan memori, verifikasi dan pengecekan keyakinan dan tahap perayaan dan integrasi. Beberapa variabel penting dalam pendekatan brain based learning yaitu : latar belakang otak siswa, lingkungan belajar, penangkapan isi, elaborasi pembelajaran dan penangkapan informasi. Keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning diamati dengan menggunakan lembar observasi.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar melibatkan perubahan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif melibatkan perubahan dalam


(24)

aspek kemampuan merasakan (afective) sedangkan belajar psikomotorik memberikan perubahan berupa keterampilan (physicomotic). Dalam penelitian ini hasil belajar ranah kognitif yang diamati meliputi aspek mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3) dan menganalisis (C4). Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif digunakan tes tertulis. Tes tertulis dilakukan dua kali, sebelum diberikan treatment dan setelah diberikan treatment . Profil hasil belajar ranah afektif yang diamati dalam penelitian ini yaitu aspek keseriusan terhadap pembelajaran (receiving/A1), kerjasama dalam

melakukan percobaan (responding/A2), kejujuran (valuing/A3) dan

mengkomunikasikan hasil percobaan (organizatiton/ A4). Sedangkan profil hasil belajar ranah psikomotor yang diamati pada penelitian ini yaitu aspek melakukan penyelidikan (P2), memperhatikan skala alat ukur (P3) dan merangkai alat (P4). Hasil belajar ranah afektif dan psikomotor diamati dengan menggunakan lembar observasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri atas soal pilihan ganda (mulitiple choice), rubrik observasi ranah afektif dan psikomotor beserta lembar observasinya, lembar keterlaksanaan pendekatan pembelajaran dan angket siswa.

a) Tes

Tes yang digunakan yaitu berupa soal pilihan ganda. Adapun alasan peneliti menggunakan tes pilihan ganda yaitu memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut : waktu yang digunakan untuk tes singkat dan dapat memuat banyak item, lembar jawaban yang digunakan efisien, kualitas setiap item dapat dianalisis, umumnya memiliki reliabilitas tinggi, pemeriksaan tes dan pemberian skor mudah.

Soal pilihan ganda yang digunakan pada pretest-postest terdiri dari 30 soal. Sebelum soal tersebut diberikan pada penelitian, soal di judgement terlebih dahulu oleh dua dosen ahli dan guru di sekolah. Judgement soal dilakukan untuk meninjau kesesuaian indikator kompetensi, indikator soal, tata bahasa dan konsep.


(25)

Setelah di judgement, soal tersebut diperbaiki kemudian digunakan untuk tes kognitif siswa.

b) Format Observasi

Format observasi ranah afektif mengacu pada aspek afektif yang dikembangkan oleh David Kartwohl. Aspek afektif yang diteliti yaitu aspek keseriusan terhadap

pembelajaran (receiving/A1), kerjasama dalam melakukan percobaan

(responding/A2), kejujuran (valuing/A3) dan mengkomunikasikan hasil percobaan (organizatiton/ A4). Masing-masing aspek dikembangkan dengan masing-masing tiga kategori. Sedangkan untuk format observasi ranah psikomotor mengacu pada aspek psikomotor yang dikemukakan oleh Dave. Aspek psikomotor yang diteliti yaitu aspek melakukan penyelidikan (P2), memperhatikan skala alat ukur (P3) dan merangkai alat (P4). Masing-masing aspek ranah psikomotor dikembangkan menjadi tiga kategori penilaian. Lembar dan rubrik ranah afektif dan psikomotor dapat dilihat di lampiran.

Adapun format observasi keterlaksanaan pendekatan brain based learning berisi tahap-tahap dari pendekatan brain based learning, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pada lembar observasi, tersedia kolom penjelasan dari tahap pembelajaran, aktivitas guru dan aktivitas siswa yang harus diisi oleh observer ketika mengamati pembelajaran. Apabila salah satu aktivitas guru atau siswa terlaksana, maka obsever memberikan tanda cheklist (√) pada pilihan „ya‟, begitu juga sebaliknya.

c) Angket siswa

Angket berisi 10 pernyataan positif mengenai pendekatan Brain Based Learning dengan menggunakan skala (Sangat Setuju , Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju) . Pernyataan dalam angket berisi tentang ciri-ciri pendekatan brain based learning, perbandingan dengan pendekatan pembelajaran lain, pengaruh terhadap pembelajaran yang dirasakan setelah menggunakan pendekatan brain based learning dan pernyataan lainnya yang menyangkut pendekatan brain based learning.


(26)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang telah di judgement kemudian diuji cobakan untuk diukur validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Uji coba instrument dilakukan ketika tes belum diberikan pada kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui kelayakan terhadap perangkat yang digunakan saat pengambilan data. Setelah data hasil uji coba diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya kemudian setiap butir soal akan dianalisis untuk mengetahui indeks kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal. Berikut penjelasan mengenai validitas soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

1) Validitas Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Validitas berhubungan dengan ketepatan atau kesahihan instrumen yaitu kesesuaian tujuan dengan alat ukur yang digunakan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria. Teknik untuk mengetahui kesejajaran tersebut salah satunya dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment (Arikunto, 2010 : 317), yaitu :

…Persamaan 3.1

Keterangan:

Rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan y N : Jumlah siswa uji coba

X : Skor tiap item


(27)

Sedangkan interpretasi besarnya koefisien korelasi rxy adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Interpretasi validitas butir soal (Arikunto, 2012: 89) Koefisien Korelasi Kriteria

0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Sedang

0,61– 0,80 Tinggi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

2) Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten atau tidak berubah-ubah. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus K-R 20, rumus KR-20 adalah sebagai berikut (Arikunto, 2011: 100) :

….Persamaan 3.2

keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p)

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya soal

S = standar deviasi dari tes

             2 2 11 1 S pq S n n r


(28)

Sedangkan interpretasi besar koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Interpretasi reliabilitas tes (Arikunto, 2012: 75)

Koefisien Korelasi Kriteria

0.00 – 0.200 Sangat rendah

0,21 < r < 0,40 Rendah

0,41 < r < 0,60 Sedang

0,61 < r < 0,80 Tinggi

0,00 < r < 0,20 Sangat tinggi

3) Daya Pembeda

“Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah)” (Arikunto, 2007). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:

A B

A B A B

B B

DP P P

J J

   

Keterangan :

DP = Daya pembeda butir soal

A

J = Banyaknya peserta kelompok atas

B

J = Banyaknya peserta kelompok bawah

A

B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

B

B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

A

P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

B

P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.3 (Arikunto, 2007).


(29)

Tabel 3.3 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Nilai DP Kriteria

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

4) Tingkat Kesukaran

“Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut” (Munaf, 2001). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2007). Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :

B P

JS

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.4 (Arikunto, 2007).

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P  0,30 Sukar

0,31  P  0,70 Sedang

0,71  P < 1,00 Mudah

1,00 Terlalu Mudah


(30)

Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen

Hasil uji coba instrument yang telah ada kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan pada setiap butir soal dengan menggunakan software Microsoft Excel. Hasil rekapitulasi validitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap butir soal terdapat pada lampiran.

a) Validitas tes

Hasil analisis validitas tes tiap dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5 Analisis Validitas Tes Kriteria Jumlah soal Presentase

Sangat rendah 1 2.4 %

Rendah 6 14.6 %

Sedang 16 39.0 %

Tinggi 12 29.2 %

Sangat tinggi 5 12.1 %

Dibuang 1 2.4 %

Validitas tes dari 41 soal yang di uji coba, sebesar 2.4 % soal berkategori sangat rendah, 14.6 % soal berkategori rendah, 39.0 % berkategori sedang, 29.2 % berkategori tinggi, 12.1 5 berkategori sangat tinggi dan 2.4 % soal dibuang karena nilai negatif.

b) Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan KR-20 maka diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,94 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa instrument sudah reliabel. Instrumen sudah menghasilkan skor yang konsisten atau relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda.


(31)

c) Daya Pembeda

Hasil analisis daya pembeda tiap butir soal dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Analisis daya pembeda

Kriteria Jumlah soal Presentase

Soal Dibuang 2 4.8 %

Jelek 12 29.2 %

Cukup 22 53.6 %

Baik 5 12.1 %

Baik Sekali 0 0 %

Daya pembeda dari 41 soal uji coba, maka 4.8 % soal dibuang, 29.2 % soal berkategori jelek, 53.6 % soal berkategori cukup, 12.1 % soal berkategori baik dan 0 % soal berkategori baik sekali.

d) Tingkat kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dapat di lihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Analisis Tingkat Kesukaran

Kriteria Jumlah Soal Presentase

Terlalu Sukar 0 0 %

Sukar 0 0 %

Sedang 24 58.53 %

Mudah 17 41.46 %


(32)

Dari tabel 3.8 dapat dilihat analisis tingkat kesukaran soal yaitu sebesar 0 % soal berkategori terlalu sukar, 0 % berkategori sukar, 58.53 % berkategori sedang, 41.46 % berkategori mudah dan 0 % berkategori terlalu mudah.

Soal yang baik yaitu soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Berarti soal yang baik berada dalam kategori sukar, sedang dan mudah. Berdasarkan presentase analisis tingkat kesukaran, dapat dilihat hanya berada pada rentang kategori mudah dan sedang sehingga dapat dikatakan bahwa soal termasuk soal baik.

Berdasarkan hasil analisis dari 41 soal yang diuji cobakan, 30 soal digunakan sebagai instrumen penelitian dan 11 soal lainnya dibuang. Dari 30 soal yang digunakan mewakili kemampuan aspek kognitif dari C1, C2, C3 dan C4. Aspek kognitif C1 (mengingat) terdiri dari 5 soal, aspek kognitif C2 (memahami) terdiri dari 12 soal, aspek kognitif C3 (Menerapkan) terdiri dari 8 soal dan aspek kognitif C4 (Menganalisis) terdiri dari 5 soal.

G. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan yaitu terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif didapat dari tes hasil belajar ranah kognitif sedangkan data kualitatif didapat dari angket siswa terhadap pendekatan Brain Based Learning yang digunakan, lembar observasi untuk mengukur hasil belajar ranah afektif dan psikomotor dan lembar observasi keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning.

1. Tes

Tes ini merupakan alat untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif yang dibatasi pada aspek kemampuan kognitif berdasarkan taksonomi anderson yaitu C1 (Mengingat), C2 (Memahami), C3 (Menerapkan) dan C4 (Menganalisis). Instrumen ini diujikan kepada siswa saat pretest dan posttest. Dari hasil tes ini dihitung gain yang ternormalisasi (N-gain) untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif sebelum dan sesudah diberi treatment.


(33)

2. Angket

Metode pengambilan data dengan menggunakan angket bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pendekatan Brain Based Learning yang digunakan. Angket berisi 10 pertanyaan positif dengan menggunakan skala (Sangat Setuju , Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju).

3. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi yaitu mengamati secara langsung proses pembelajaran oleh observer yang dilengkapi dengan format observasi yang telah disusun sebelumnya. Observer hanya memberikan tanda checklist (√) pada format lembar observasi karena bentuk format lembar observasi rating scale. Observasi terhadap pembelajaran dilakukan untuk melihat keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning yang diterapkan serta untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor siswa pada setiap pertemuan pembelajaran. Adapun observasi juga dilakukan pada ujian praktek siswa untuk mengukur profil ranah afektif dan psikomotor setelah dilakukan pembelajaran.

H. Analisis Data Hasil Penelitian

1. Pengolahan Hasil Belajar Ranah Kognitif a. Penskoran

Untuk mengolah skor dalam bentuk tes pilihan ganda pada penelitian ini menggunakan rumus tanpa denda (Arikunto, 2011: 172) :

Teknik penskoran dengan menggunakan rumus tanpa denda ini yaitu jawaban yang benar diberi skor satu sedangkan untuk jawaban yang salah dan soal yang tidak dikerjakan diberi skor 0.


(34)

b. Menghitung Rerata Skor

Menghitung rerata total skor dari pretest dan postest dengan menggunakan rumus:

̅

dengan:

̅ = Rerata = Skor ke-i

= Banyaknya subjek

c. Menghitung N-Gain

Setelah diperoleh skor pretest-postest maka data tersebut diolah untuk dicari N-gain nya. N-N-gain adalah N-gain yang dinormalisasi yang merupakan perbandingan antara skor gain aktual yaitu skor gain yang diperolah siswa dengan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa (Hake, 1997). Untuk menghitung N-gain menggunakan rumus sebagai berikut:

(Hake, 1998 : 1)

Keterangan :

<g> = rata-rata gain yang dinormalisasi <G> = Rata-rata gain aktual

<Gmaks> = Rata-rata gain maksimum yang mungkin terjadi <Sf> = rata-rata skor postest siswa

<Si> = Rata-rata skor pretest siswa

Hasil perhitungan N-gain tersebut diinterpretasikan ke dalam tiga kategori dapat dilihat pada tabel 3.8.

…Persamaan 3.6


(35)

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi

(Hake, 2002)

2. Pengolahan Data Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotor

Hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotor diukur dengan menggunakan format observasi berbentuk rating scale. Observer memberikan tanda checklist (√) sesuai dengan kategori yang terlihat pada saat observasi. Skor yang diperoleh siswa pada aspek afektif dan psikomotor dihitung rekapitulasinya dan dijumlahkan pada skor masing-masing untuk setiap kategori. Setelah diketahui nilai presentasenya, maka akan diketahui tingkat keberhasilan hasil belajar.

Tabel 3.9 Tingkat Keberhasilan Hasil Belajar (Panggabean, 2001)

Persentase (%) Kategori

80 atau lebih Sangat Baik

60-79 Baik

40-59 Cukup

21-39 Rendah

0-20 Rendah Sekali

3. Pengolahan Lembar Observasi

Untuk mengetahui keterlaksanaan pendekatan pembelajaran dalam setiap tahap pembelajaran dapat diketahui dengan cara mencari persentase keterlaksanaan

Nilai <g> Kategori

(< g >) > 0,7 Tinggi

0,7 > (< g >) > 0,3 Sedang


(36)

pembelajaran tersebut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis keterlaksanaan pendekatan pembelajaran dilakukan sebagai berikut: 1. Menghitung jawaban “Ya” yang diberikan observer pada lembar observasi.

2. Menghitung jumlah observer keseluruhan tahapan pembelajaran setiap

pertemuan.

3. Menghitung presentase keterlaksanaan pendekatan pembelajaran dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

4. Menginterpretasikan hasil persentase yang diperoleh berdasarkan kriteria yang disajikan dalam tabel menurut (Budiarti dalam Koswara : 2010) dibawah ini:

Tabel 3.10. Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

4. Pengolahan Hasil Angket Pendapat Siswa tentang pendekatan Brain

Based Learning

Angket ini berisi pernyataan dengan cara memberikan cheklist pada kolom tanggapan (SS), (S), (TS), dan (STS). Data angket yang sudah diperoleh dibuat presentasenya. Untuk mengetahui sebaran pendapat siswa digunakan hubungan antara presentase dengan harga tafsiran berikut:

No % Kategori Keterlaksanaan Model

Interpretasi

1. KM=0 Tidak satupun kegiatan terlaksana

2. 0<KM≤25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 3. 25<KM≤50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

4. KM=50 Setengah kegiatan terlaksana

5. 50<KM≤75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

75<KM<100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KM=100 Seluruh kegiatan terlaksana


(37)

Tabel 3.11 Hubungan Presentase dengan Tafsiran Sebaran (Koentjaraningrat dalam Mujiburrahman, 2009:51)

Persentase (%) Tafsiran

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51-75 Sebagian besar

76-99 Hampir seluruhnya


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

a. Besar rekapitulasi peningkatan skor rata-rata gain ternormalisasi hasil belajar ranah kognitif yaitu sebesar 0.65 dengan kategori sedang.

b. Adapun peningkatan skor rata-rata gain ternormalisasi untuk C1 sebesar 0.6 dengan kategori sedang, untuk C2 sebesar 0.64 dengan kategori sedang, untuk C3 sebesar 0.73 dengan kategori tinggi, untuk C4 sebesar 0.53 dengan kategori sedang.

c. Profil ranah afektif yaitu untuk aspek A1 sebesar 71.42 % siswa sudah mampu mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan bertanya mengenai materi pembelajaran dengan baik. Untuk aspek A2 sebesar 68.57 % siswa sudah mampu melakukan penyelidikan dengan baik, mampu bekerja sama melakukan percobaan dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Untuk aspek A3 sekitar 91.42 % siswa mengambil data sesuai dengan percobaan pada kelompoknya dan mancatatnya sesuai dengan hasil pengamatan yang diperoleh dengan sangat baik. Untuk aspek A4 sekitar 60 % siswa mengkomunikasikan secara baik hasil penyelidikan dengan percaya diri, santun dan kreatif (tidak hanya terpaku dengan laporan percobaan).

d. Profil ranah psikomotor yaitu untuk aspek P2 sebesar 48.57 % siswa sudah mampu melakukan penyelidikan sesuai dengan prosedur dengan kategori cukup. Untuk aspek P3 sebesar 45.71 % siswa melakukan pengukuran akan tetapi tidak berulang dan masih memperhatikan skala alat ukur yang digunakan saat mengambil data, sehingga hasil yang di dapatkan pada setiap kelompok berbeda-beda. Untuk aspek P4 sebesar 48.57 % siswa mampu merangkai alat sesuai dengan prosedur secara benar dan tepat.


(39)

e. Kegiatan pendekatan Brain Based Learning menunjukan presentase sebesar 93.91 % dan 93.90 % untuk aktivitas guru dan siswa yang artinya bahwa hampir seluruh kegiatan pembelajaran terlaksana.

f. Angket siswa mengenai karakteristik pendekatan Brain Based Learning menunjukan hasil bahwa siswa memandang positif dengan adanya senam otak, teknik visualisasi berupa video, animasi, mind maping, adanya quiz, percobaan, teka-teki fisika dan reward serta perayaan pada pembelajaran fisika.

B.Saran

Beberapa kendala yang ditemui saat penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran Brain Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran baru. Banyak faktor yang menentukan tingkat keberhasilan penerapan pendekatan pembelajaran ini. Diantaranya yaitu lingkungan visual, lingkungan psikologis, nutrisi, gen dan disfungsi otak. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Akan tetapi peneliti mengoptimalkan syarat-syarat berhasilnya pendekatan Brain Based Learning diterapkan.

2. Pengaturan waktu yang tidak optimal. Peneliti belum biasa mengatur waktu dengan baik. Kadang masih banyak waktu yang tersisa dan kadang kekurangan.

3. Siswa masih merasa asing dengan pendekatan pembelajaran yang

diterapkan sehingga peneliti masih merasa kesusahan dan berusaha keras untuk mengenalkan dan menerapkan pendekatan pembelajaran ini.

Saran untuk perbaikan penelitian selanjutnya yaitu:

1. Jika akan menggunakan pendekatan Brain Based Learning dalam

pembelajaran di kelas, pengelolaan waktu harus diperhatikan dengan baik. 2. Pilih materi fisika yang sesuai dan cocok untuk diterapkan pendekatan


(40)

3. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan Brain Based Learning dipengaruhi oleh banyak faktor. Usahakan peneliti harus memenuhi faktor-faktor tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap hasil penelitian.

4. Penggunaan musik pada pembelajaran di posisikan pada tahap dan

kegiatan yang tepat. Pergunakan musik sesuai kebutuhan. Kemudian, musik yang digunakan jangan berfokus pada satu jenis saja. Pergunakan musik yang berbeda untuk setiap pertemuan pembelajaran sehingga siswa tidak mengalami kebosanan.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson & Krathwol. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, pengajaran dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. (2012). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan 12, Jakarta : Bumi Aksara

Baharuddin dan Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). (2006). Standar Isi 2006 Mata Pelajaran IPA. Jakarta

Clark, Herbert H. (2000). Psychology and Language : An Intruction to Psycholingustic. New York : Harcout Brave Jovanovich

Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka DEPDIKNAS. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

DEPDIKNAS.

Given, B. (2007). Brain Based Teaching (Alih bahasa : Lala Herawati Dharma). Bandung : Kaifa

Gunawan, Adi W. (2007). Genius Learning Strategy : Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Hake. (1998). Chapter IV Result (The Hake Factor), (Online). Tersedia:

dwb4.unl.edu/Diss/Royuk_Diss_04.pdf (26 November 2012)

Jensen, E. (2008). Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak: Cara Baru dalam Pengajaran dan Pelatihan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jensen, Eric. (2010). Guru Super & Super Teaching. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media

Jensen, Eric. (2011). Pembelajaran Berbasis Otak (Edisi Kedua). Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media

Koswara, T.(2010). Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP.


(42)

Skripsi Jurusan Pendidikan FIsika FPMIPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Muijs dan Reynolds. (2008). Effective Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mujiburahman, A. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Training Inquiry

terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung : Tidak diterbitkan

Munaf, syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika

Mustika, Ika. (2010). Pembelajaran Matematika Melalui Brain Based Learning Untuk meningkatkan Kemampuan Conceptual Understanding dan Procedural Fluency. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan

Nurhadyani, Dini. (2010). Penerapan Brain Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan Panggabean, Luhut. (2001). Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika

FPMIPA UPI.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Putri, Megawati Subagio. (2010). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan

Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: kencana prenada Media Group

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta

Saleh, Salimiza. (2011). The Effectiveness Of The Brain Based Teaching Approach In Dealing With Problems Of Form Four Students' Conceptual Understanding Of Newtonian Physics. Asia Pacific Journal of Educators and Education, Vol. 26, No. 1, 91–106.

Saleh, Salmiza. (2012). The effectiveness of the brain based teaching approach in enhanching scientific understanding of Newtonian physics among form four students. International Journal of Environmental & Science Education Vol. 7, No. 1

Sapa’at, A. (2009). Brain Based Learning. [Online]. Tersedia: http://matematika.upi.edu/index.php/brain-based-learning/. (3 desember 2012)

Setiahati. (2008). Brain Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMA. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan


(43)

Siti Jahara, Rika. (2013). Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe STAD. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan Sugianti, Jayanti. (2010). Pengaruh Model Brain Based Learning terhadap

Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan

Widaratih, Endang. (2010). Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (PKB) Berbasis Otak. [online]. Tersedia :

http://endangwidaratih.wordpress.com/2011/11/07/model-pembelajaran-peningkatan-kemampuan-berpikir-pkb-berbasis-otak/ [3 desember 2012]

Willis, Judy, M.D. (2011). Metode pengajaran dan Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak. Yogyakarta: Mitra Media


(1)

Enok Ernawati, 2013

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

a. Besar rekapitulasi peningkatan skor rata-rata gain ternormalisasi hasil belajar ranah kognitif yaitu sebesar 0.65 dengan kategori sedang.

b. Adapun peningkatan skor rata-rata gain ternormalisasi untuk C1 sebesar 0.6 dengan kategori sedang, untuk C2 sebesar 0.64 dengan kategori sedang, untuk C3 sebesar 0.73 dengan kategori tinggi, untuk C4 sebesar 0.53 dengan kategori sedang.

c. Profil ranah afektif yaitu untuk aspek A1 sebesar 71.42 % siswa sudah mampu mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan bertanya mengenai materi pembelajaran dengan baik. Untuk aspek A2 sebesar 68.57 % siswa sudah mampu melakukan penyelidikan dengan baik, mampu bekerja sama melakukan percobaan dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Untuk aspek A3 sekitar 91.42 % siswa mengambil data sesuai dengan percobaan pada kelompoknya dan mancatatnya sesuai dengan hasil pengamatan yang diperoleh dengan sangat baik. Untuk aspek A4 sekitar 60 % siswa mengkomunikasikan secara baik hasil penyelidikan dengan percaya diri, santun dan kreatif (tidak hanya terpaku dengan laporan percobaan).

d. Profil ranah psikomotor yaitu untuk aspek P2 sebesar 48.57 % siswa sudah mampu melakukan penyelidikan sesuai dengan prosedur dengan kategori cukup. Untuk aspek P3 sebesar 45.71 % siswa melakukan pengukuran akan tetapi tidak berulang dan masih memperhatikan skala alat ukur yang digunakan saat mengambil data, sehingga hasil yang di dapatkan pada setiap kelompok berbeda-beda. Untuk aspek P4 sebesar 48.57 % siswa mampu merangkai alat sesuai dengan prosedur secara benar dan tepat.


(2)

Enok Ernawati, 2013

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Kegiatan pendekatan Brain Based Learning menunjukan presentase sebesar 93.91 % dan 93.90 % untuk aktivitas guru dan siswa yang artinya bahwa hampir seluruh kegiatan pembelajaran terlaksana.

f. Angket siswa mengenai karakteristik pendekatan Brain Based Learning menunjukan hasil bahwa siswa memandang positif dengan adanya senam otak, teknik visualisasi berupa video, animasi, mind maping, adanya quiz, percobaan, teka-teki fisika dan reward serta perayaan pada pembelajaran fisika.

B.Saran

Beberapa kendala yang ditemui saat penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran Brain Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran baru. Banyak faktor yang menentukan tingkat keberhasilan penerapan pendekatan pembelajaran ini. Diantaranya yaitu lingkungan visual, lingkungan psikologis, nutrisi, gen dan disfungsi otak. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Akan tetapi peneliti mengoptimalkan syarat-syarat berhasilnya pendekatan Brain

Based Learning diterapkan.

2. Pengaturan waktu yang tidak optimal. Peneliti belum biasa mengatur waktu dengan baik. Kadang masih banyak waktu yang tersisa dan kadang kekurangan.

3. Siswa masih merasa asing dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkan sehingga peneliti masih merasa kesusahan dan berusaha keras untuk mengenalkan dan menerapkan pendekatan pembelajaran ini.

Saran untuk perbaikan penelitian selanjutnya yaitu:

1. Jika akan menggunakan pendekatan Brain Based Learning dalam pembelajaran di kelas, pengelolaan waktu harus diperhatikan dengan baik. 2. Pilih materi fisika yang sesuai dan cocok untuk diterapkan pendekatan


(3)

Enok Ernawati, 2013

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan Brain Based Learning dipengaruhi oleh banyak faktor. Usahakan peneliti harus memenuhi faktor-faktor tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. 4. Penggunaan musik pada pembelajaran di posisikan pada tahap dan

kegiatan yang tepat. Pergunakan musik sesuai kebutuhan. Kemudian, musik yang digunakan jangan berfokus pada satu jenis saja. Pergunakan musik yang berbeda untuk setiap pertemuan pembelajaran sehingga siswa tidak mengalami kebosanan.


(4)

Enok Ernawati, 2013

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson & Krathwol. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,

pengajaran dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom).

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. (2012). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan 12, Jakarta : Bumi Aksara

Baharuddin dan Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). (2006). Standar Isi 2006 Mata

Pelajaran IPA. Jakarta

Clark, Herbert H. (2000). Psychology and Language : An Intruction to Psycholingustic. New York : Harcout Brave Jovanovich

Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka DEPDIKNAS. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

DEPDIKNAS.

Given, B. (2007). Brain Based Teaching (Alih bahasa : Lala Herawati Dharma). Bandung : Kaifa

Gunawan, Adi W. (2007). Genius Learning Strategy : Petunjuk Praktis Untuk

Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Hake. (1998). Chapter IV Result (The Hake Factor), (Online). Tersedia:

dwb4.unl.edu/Diss/Royuk_Diss_04.pdf (26 November 2012)

Jensen, E. (2008). Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak: Cara Baru dalam

Pengajaran dan Pelatihan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jensen, Eric. (2010). Guru Super & Super Teaching. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media

Jensen, Eric. (2011). Pembelajaran Berbasis Otak (Edisi Kedua). Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media

Koswara, T.(2010). Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme dalam


(5)

Enok Ernawati, 2013

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi Jurusan Pendidikan FIsika FPMIPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Muijs dan Reynolds. (2008). Effective Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mujiburahman, A. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Training Inquiry

terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pada Jurusan

Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung : Tidak diterbitkan

Munaf, syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika

Mustika, Ika. (2010). Pembelajaran Matematika Melalui Brain Based Learning

Untuk meningkatkan Kemampuan Conceptual Understanding dan Procedural Fluency. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan

Nurhadyani, Dini. (2010). Penerapan Brain Based Learning Dalam Pembelajaran

Matematika Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan

Panggabean, Luhut. (2001). Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Putri, Megawati Subagio. (2010). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan

Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan

Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: kencana prenada Media Group

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta

Saleh, Salimiza. (2011). The Effectiveness Of The Brain Based Teaching

Approach In Dealing With Problems Of Form Four Students' Conceptual Understanding Of Newtonian Physics. Asia Pacific Journal of Educators and Education, Vol. 26, No. 1, 91–106.

Saleh, Salmiza. (2012). The effectiveness of the brain based teaching approach in

enhanching scientific understanding of Newtonian physics among form four students. International Journal of Environmental & Science Education Vol. 7, No. 1

Sapa’at, A. (2009). Brain Based Learning. [Online]. Tersedia:

http://matematika.upi.edu/index.php/brain-based-learning/. (3 desember 2012)

Setiahati. (2008). Brain Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMA.


(6)

Enok Ernawati, 2013

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Siti Jahara, Rika. (2013). Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Aktivitas

Belajar Siswa dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe STAD. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan

Sugianti, Jayanti. (2010). Pengaruh Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan

Widaratih, Endang. (2010). Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan

Berpikir (PKB) Berbasis Otak. [online]. Tersedia :

http://endangwidaratih.wordpress.com/2011/11/07/model-pembelajaran-peningkatan-kemampuan-berpikir-pkb-berbasis-otak/ [3 desember 2012]

Willis, Judy, M.D. (2011). Metode pengajaran dan Pembelajaran Berbasis