MAJAS METAFORA DAN METONIMI YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SHIOSAI: TINJAUAN LINGUISTIK KOGNITIF.
MAJAS METAFORA DAN METONIMI YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SHIOSAI: TINJAUAN LINGUISTIK KOGNITIF
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Pendidikan Bahasa Jepang
Oleh :
Via Luviana Dewanty 1202073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
(2)
Majas Metafora Dan Metonimi yang
Terdapat Dalam Novel
Shiosai
:
Tinjauan Linguistik Kognitif
Oleh
Via Luviana Dewanty S.S Universitas Padjadjaran, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang,
Sekolah Pascasarjana
© Via Luviana Dewanty 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna majas metafora dalam novel berdasarkan hubungan antara ranah sumber dan ranah target. Penelitian ini juga mendeskripsikan makna dan jenis dari majas metonimi yang terdapat dalam novel berdasarkan hubungan antara konsep target dan konsep pemicu. Sumber data yang digunakan adalah novel “Shiosai” karya Yukio Mishima. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data-data yang muncul kemudian dianalisis menggunakan sudut pandang linguistik kognitif. Teori metafora konseptual dari Lakoff dan Johnson (1980) dalam Evans & Green (2005) dan teori metonimi konseptual dari Evans & Green (2005) digunakan sebagai landasan teori.
Berdasarkan hubungan antara ranah sumber dan ranah target, terdapat tiga jenis ranah sumber yang digunakan penulis untuk memunculkan metafora dalam novel “Shiosai”. Pertama adalah ranah sumber yang berkaitan dengan alam, contohnya ranah sumber “tsuchi” atau “tanah” yang memunculkan metafora “aohi to iro no kanji yasui yawatsuchi”. Ranah sumber “tsuchi (tanah)” digunakan untuk mengandaikan “umi (laut)” yang merupakan ranah target. Jenis yang kedua adalah ranah sumber yang berkaitan dengan benda, seperti pada ranah sumber “fune” atau “kapal”. Dalam kalimat “Yoake no hakumei no naka no hakaishi wa, inshin na minato ni teihaku shite iru ooku no shiroi hofune no you
ni mieru”, terdapat metafora “shiroi hofune (layar putih)” dan “inshin na minato
(pelabuhan yang ramai)”. Kedua metafora tersebut menggunakan ranah sumber yang berkaitan dengan “kapal” untuk mengandaikan “inshin (batu nisan)” serta bukit tempat
batu nisan itu berdiri. Terakhir, jenis yang ketiga yaitu ranah sumber yang berkaitan dengan kata sifat. Seperti pada kalimat “shinji no kokoro wa kore wo kiku to makkura ni natta”, ranah sumber yang memunculkan metafora dalam kalimat tersebut adalah “makkura (gelap pekat)”. “makkura” digunakan untuk mengandaikan ranah target “kokoro
(hati)” yang sedang sedih. Dari ketiga jenis ranah sumber yang telah disebutkan di atas. ranah yang paling dominan dalam novel adalah ranah sumber yang berkaitan dengan alam. Berdasarkan hubungan antara konsep target dan konsep pemicu, terdapat delapan jenis metonimi menurut Kövecses and Radden dalam Evans & Green (2005) serta Watanabe (2010). Dalam novel “Shiosai”, hanya ditemukan enam jenis saja. Keenam jenis hubungan yang dimaksud adalah (1) Keseluruhan untuk sebagian, seperti pada kalimat “watashi mo kuroi kedo, anta mo zuibun kuroi nee” yaitu“watashi (saya)” digunakan untuk mewakili kulit (hada) sebagai bagian dari tubuh “watashi”, (2) Sebagian untuk keseluruhan, seperti pada kalimat “Watashi no kokoro wa Shinji san no mono desu”yaitu kata “kokoro (hati)”
mewakili seluruh tubuh dan perasaan, (3) Wadah mewakili isi, seperti pada kalimat “Hatsue ga ichihayaku jibuntachi no nonda chawan wo katadzuke…” yaitu “chawan (cangkir)” mewakili teh sebagai isi yang tersimpan dalam cangkir, (4) Keterangan
mewakili subjek, seperti pada kalimat “Kuroi seifuku wo mansai shita fune” yaitu “Kuroi
seifuku” sebagai keterangan mewakili sosokIpara murid SMP berseragam hitam, (5) Produsen mewakili produk, seperti pada kalimat “Chiyoko ga, Bosuton Baggu wo
burasagete…”, dan (6) Tindakan mewakili tindakan khusus, seperti pada kalimat “chanto
aburaage wo saratte itta de naa” yang memiliki makna khusus yaitu memiliki makna lain yakni “mengambil sesuatu yang paling berharga”. Dari keenam jenis yang dipaparkan di atas, terdapat jenis metonimi yang paling dominan dalam novel, yaitu metonimi dengan hubungan produsen mewakili produk.
(5)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Linguistik Kognitif ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Metafora ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Metafora dalam Linguistik Kognitif ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Metafora Konseptual ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Metonimi ... Error! Bookmark not defined. 2.6 Metonimi dalam Linguistik Kognitif ... Error! Bookmark not defined. 2.7 Metonimi Konseptual ... Error! Bookmark not defined.
(6)
vii
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.8 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Metafora dalam Novel “Shiosai” ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Metafora dengan Ranah Alam .. Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Metafora dengan Ranah Benda . Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Metafora dengan ranah Kata Sifat ... Error! Bookmark not
defined.
4.2 Ranah yang Paling dominan dalam Metafora Error! Bookmark not
defined.
4.3 Metonimi dalam Novel “Shiosai” .... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Metonimi Keseluruhan untuk Sebagian Error! Bookmark not
defined.
4.3.2 Metonimi Sebagian untuk Keseluruhan Error! Bookmark not
defined.
4.3.3 Metonimi Wadah mewakili IsiError! Bookmark not defined. 4.3.4 Metonimi Keterangan mewakili Subjek Error! Bookmark not
defined.
4.3.5 Metonimi Produsen mewakili Produk .. Error! Bookmark not
defined.
4.3.6 Metonimi Tindakan Mewakili Tindakan Khusus ... Error!
(7)
viii
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.4 Jenis yang Paling Dominan dari Metonimi .... Error! Bookmark not
defined.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Contoh mapping metafora konseptual ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2 Mapping metafora dengan ranah alam "tsuchi" ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 3 Mapping metafora dengan ranah alam "hana" ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4 Mapping metafora dengan ranah alam "oka" ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 5 Mapping Metafora dengan Ranah Benda "fune" .... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 6 Mapping Metafora dengan Ranah Benda "tsuke" ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 7 Mapping Metafora dengan Ranah Benda "wa" ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 8 Mapping Metafora dengan ranah Kata Sifat "kurai"Error! Bookmark not
defined.
Tabel 9 Tabel jumlah metafora dalam novel "Shiosai" ... Error! Bookmark not
(8)
ix
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 10 Jumlah dan jenis metonimi yang muncul pada novel "Shiosai" ... Error!
(9)
x
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
gambar 1 Bagan konseptual metafora ... Error! Bookmark not defined. gambar 2 Bagan konseptual metonimi ... Error! Bookmark not defined. gambar 3 Interaksi makna dalam metonimi konseptual ... Error! Bookmark not
defined.
gambar 4 Bagan konseptual metafora dengan ranah alam "Tsuchi" ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 5 Bagan konseptual metafora dengan ranah alam "Hana" ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 6 Bagan konseptual metafora dengan ranah alam "Oka" ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 7 Bagan konseptual metafora dengan ranah alam "ike" . Error! Bookmark
not defined.
gambar 8 Bagan konseptual Metafora dengan Ranah Benda "Fune" ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 9 Bagan konseptual Metafora dengan Ranah Benda "Tsuke" ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 10 Bagan konseptual Metafora dengan Ranah Benda "wa" ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 11 Bagan konseptual Metafora dengan ranah Kata Sifat "kurai" ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 12 Mapping Metafora dengan ranah Kata Sifat "harurashii" ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 13 Bagan konseptual Metafora dengan ranah Kata Sifat "kuruoshii"
... Error! Bookmark not defined. gambar 14 Bagan konseptual Metonimi Keseluruhan untuk sebagian ... Error!
(10)
xi
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambar 15 Interaksi makna dalam metonimi Keseluruhan untuk sebagian ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 16 Bagan konseptual Metonimi sebagian untuk keseluruhan ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 17 Interaksi makna dalam metonimi sebagian untuk keseluruhan.... Error!
Bookmark not defined.
gambar 18 Bagan konseptual Metonimi wadah mewakili isiError! Bookmark not
defined.
gambar 19 Interaksi makna dalam metonimi wadah mewakili isi ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 20 Bagan konseptual Metonimi keterangan mewakili subjek... Error!
Bookmark not defined.
gambar 21 Interaksi makna dalam metonimi keterangan mewakili subjek ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 22 Bagan konseptual Metonimi Produsen mewakili Produk ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 23 interaksi makna dalam metonimi Produsen mewakili Produk ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 24 Bagan konseptual Metonimi Produsen mewakili Produk ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 25 interaksi makna dalam metonimi Produsen mewakili Produk ... Error!
Bookmark not defined.
gambar 26 Bagan konseptual Metonimi Tindakan Mewakili Tindakan Khusus ... Error! Bookmark not defined. gambar 27 interaksi makna dalam metonimi Tindakan Mewakili Tindakan Khusus ... Error! Bookmark not defined.
(11)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Menurut Keraf (1985:113) secara singkat dapat dikatakan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Karenanya, sastra dan bahasa tidak lepas dari penggunaan gaya bahasa, termasuk dalam sastra dan bahasa Jepang. Penggunaan gaya bahasa khususnya metafora dan metonimi dalam sebuah karya sastra merupakan cara penulis karya sastra tersebut untuk menyampaikan maksud dan perasaan yang ia tuangkan pada karya-karyanya kepada para pembaca. Dari beragamnya jenis karya sastra Bahasa Jepang yang ada baik berupa novel, prosa, cerpen, puisi, lirik lagu, dan sebagainya, penulis memilih untuk mengkaji pemakaian majas dalam novel berbahasa Jepang.
Novel adalah salah satu karya sastra. Di dalamnya terdapat elemen-elemen penting seperti alur cerita, penokohan, penggunaan bahasa, dan lain-lain. Penggunaan bahasa dalam novel seringkali menjadi ciri khas dari masing-masing penulis. Teeuw (1983:1) dalam Endah (2008) menyatakan bahwa bahasa merupakan medium bagi pengarang/penyair untuk mengekspresikan gagasannya, sedangkan bagi pembaca/peneliti karya sastra, bahasa merupakan medium untuk memahami karya sastra. Bahasa dan sastra merupakan sebuah sistem yang kemampuannya menjadi syarat mutlak untuk memahami dan mengarang karya sastra. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa jika ingin memahami dan meneliti sebuah karya sastra, kita dapat menggunakan bahasa sebagai bahan penelitian. Sementara teori-teori kebahasaan digunakan sebagai alat untuk melakukan penelitian tersebut. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk menganalisis penggunaan majas metafora dan metonimi sebagai bagian dari bahasa dalam karya sastra pada novel berjudul Shiosai karya Yukio Mishima. Yukio Mishima
(12)
2
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan penulis Jepang yang banyak menghasilkan karya. Mishima tidak hanya mejadi bintang di negerinya sendiri, tetapi juga di dunia internasional di mana
(13)
3
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karya-karyanya banyak diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Atas karya-karya
masterpiece nya, Mishima tiga kali dinominasikan sebagai pemenang hadiah Nobel
kesusastraan (http://indonesiabuku.com/?p=8973). Shiosai sendiri berhasil mendapatkan penghargaan shinchosha Literary Prize pada tahun 1954. Bercerita tentang seorang pemuda nelayan miskin bernama Shinji yang jatuh cinta pada seorang gadis kaya bernama Hatsue. Setting novel tersebut adalah di sebuah desa terpencil di daerah terpencil Jepang. Novel tersebut kaya akan penggunaan bahasa kiasan sehingga penulis tertarik untuk menguraikan seperti apa majas metafora dan metonimi dalam bahasa Jepang yang terkandung di dalamnya.
Novel selain digunakan sebagai bahan bacaan sehari-hari, juga digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pengajaran sastra dan bahasa. Dalam penerapan pengajaran sastra Jepang, ada beberapa pengajaran seperti pengajaran puisi, drama dan prosa yang di dalamnya terdapat lagi pengajaran apresiasi cerpen dan novel. Rusyana (1987:7) dalam Koeslita (2012:5) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran sastra adalah beroleh pengalaman dan pengetahuan sastra. Pengalaman bersastra dapat diperoleh melalui apresiasi dan ekspresi sastra. Teori dan pengetahuan mengenai analisis majas diperlukan untuk mengapresiasi suatu karya sastra. Karenanya, analisis majas metafora dan metonimi dalam novel Shiosai tentu dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan pengajaran sastra khususnya sastra dalam bahasa Jepang. Untuk dapat mengapresiasi karya sastra Jepang khususnya novel, pengajar dan siswanya harus mampu menerjemahkan novel berbahasa Jepang dengan baik sebagai modal awal agar bisa menganalisis unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur pembentuk karya sastra seperti latar, penokohan, unsur bahasa dan tema tidak bisa diapresiasi tanpa ada kemampuan menganalisis gaya bahasa dalam menerjemahkan suatu novel.
Gaya bahasa atau majas yang dalam bahasa Jepang disebut dengan hiyu adalah sesuatu yang menyatakan saat suatu perkara dibandingkan dengan perkara yang lain (Akimoto, 2002:125). Perkara yang dimaksud adalah suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang yang lebih umum. Menganalisis gaya
(14)
4
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahasa kiasan khususnya majas bukanlah hal yang mudah karena dalam penggunaannya, gaya bahasa dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu. Makna konotasi itulah yang menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang dalam memahami suatu kalimat yang mengandung majas, khususnya majas metafora dan metonimi. Tanpa mengetahui makna dari majas yang dimunculkan, makna suatu kalimat akan sulit dipahami secara keseluruhan. Contohnya dapat kita lihat pada dua kalimat berikut ini.
(1) 燈台長 家 午寝 もし い ひっそ し い
Toudaichou no ie wa, hirune demo shite iru no ha hissori shite iru.
Rumah kepala mercusuar sunyi seperti sedang tidur siang (Shiosai, 24).
(2) 家をあけ い もこ 島 盗難 いうも い あ
ie wo akete oite mo kono shima ni wa tounan to iu mono ga nai no de aru.
Meski rumah dibiarkan terbuka, tak akan ada yang namanya pencuri di pulau ini (Shiosai, 30).
Untuk mempermudah pemahaman makna terhadap majas metafora dan metonimi dalam suatu kalimat, dapat digunakan teori linguistik kognitif. Mengapa linguistik kognitif, karena seperti yang dikemukakan oleh Warriner (et al) (1977:602) dalam Tarigan (1985:112) bahwa majas atau ‘figurative language’
adalah bahasa yang dipergunakan secara imajinatif, maka adanya unsur imajinatif menjadikan makna dari majas erat kaitannya dengan pikiran dan perasaan para manusia. Siregar (2009:1) menjelaskan bahwa dalam linguistik kognitif, dikaji persoalan bagaimana gagasan, pikiran dan perasaan itu dikonseptualisasikan dan diungkapkan ke dalam bahasa. Linguistik kognitif juga menganalisis hal-hal yang sekiranya dapat memunculkan makna tersebut. Pada penggalan kalimat nomor 1, majas yang muncul adalah majas metafora “Toudaichou no ie wa, hirune demo shite iru”yang memiliki arti “Rumah kepala mercusuar sunyi seperti sedang tidur siang”. Rumah salah satu tokoh dalam novel, yaitu kepala mercusuar, selalu sunyi. Mishima mengandaikan kesunyian rumah seolah-olah rumah itu sedang tertidur lelap. Jika kita analisis majas metafora yang muncul dengan linguistik kognitif,
(15)
5
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
makna “hirune”dalam kalimat 1 bukanlah “tidur siang” dalam artian sebenarnya,
melainkan kesunyian yang seolah-olah tampak seperti ketenangan seseorang dalam tidurnya. Dengan adanya hubungan level konseptual antara “tidur siang” dengan
“kesunyian”, maka akan didapat pola konseptual metafora dalam linguistik kognitif. “kesunyian” sebagai ranah target (ranah yang dideskripsikan) dan “tidur siang” sebagai ranah sumber (ranah dimana target digambarkan). Pada penggalan kalimat nomor 2, majas metonimi yang muncul adalah “ie wo akete oite” yang bermakna “rumah yang dibiarkan terbuka”. Hubungan konseptual yang muncul adalah antara “rumah” dan “pintu”. Kata “ie” atau “rumah” dalam metonimi
tersebut menunjukkan metonimi Hubungan Keseluruhan Sebagian. Sebenarnya yang terbuka adalah bagian pintu dari rumah tersebut, bukan keseluruhan rumah yang terbuka.
Melalui paparan dari kedua contoh kalimat di atas, terlihat bahwa metafora dan metonimi dalam linguistik kognitif merupakan perwakilan dari majas yang dapat mendeskripsikan perluasan makna. Perluasan makna muncul dari kedua hal yang dibandingkan dan dikonseptualisasikan sesuai dengan pikiran atau perasaan penggunanya. Dengan menganalisis majas metafora dan metonimi dalam suatu novel menggunakan teori kognitif, makna kedua majas tersebut dapat diketahui secara jelas sehingga novel yang dimaksud mudah untuk diapresiasi.
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan majas metafora dan metonimi dalam karya sastra telah dilakukan oleh Palandi, Endah dan Kartiningsih. Sementara itu Kartiningsih meneliti ciri, jenis dan fungsi dari metafora dan metonimi menggunakan kajian kognitif, tetapi dalam novel berbahasa Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti pun tertarik untuk mengkaji majas metafora dan metonimi menggunakan kajian yang sama, namun dalam novel berbahasa Jepang berjudul “Shiosai”. Palandi dan Endah, keduanya telah meneliti makna majas metafora dan metonimi dalam novel bahasa Jepang namun dengan menggunakan kajian stilistika. Peneliti memilih menggunakan kajian kognitif karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa teori linguistik kognitif
(16)
6
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman makna terhadap majas metafora dan metonimi. Berbeda dengan milik Kartiningsih yang memaparkan ciri, jenis dan fungsi dari metafora dan metonimi, penelitian ini meneliti makna dan ranah dominan dari majas metafora, serta makna dan jenis yang paling dominan pula dari majas metonimi.
1.2Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis telah merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara ranah target dan ranah sumber pada metafora dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima.
2. Ranah apa yang paling dominan dari metafora dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima.
3. Bagaimana hubungan kedekatan antara konsep pemicu dan konsep target pada metonimi dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima. 4. Jenis apa yang paling dominan dari metonimi dalam novel Shiosai karya
Yukio Mishima.
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan sebagai sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan hubungan atara ranah target dan ranah sumber pada metafora dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima.
2. Mendeskripsikan ranah apa yang paling dominan dari metafora dalam novel
Shiosai karya Yukio Mishima.
3. Mendeskripsikan hubungan kedekatan antara konsep pemicu dan konsep target pada metonimi dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima.
(17)
7
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Mendeskripsikan jenis yang paling dominan dari metonimi dalam novel
Shiosai karya Yukio Mishima.
1.4Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi khalayak, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Bagi penulis, manfaat teoritis penelitian ini antara lain berupa pembuktian bagaimana teori-teori tentang majas metafora dan metonimi teraplikasikan dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima.
Manfaat praktis penelitian ini antara lain bagaimana hasil aplikasi penelitian penggunaan metafora dan metonimi dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima ini dapat memberikan suatu pengetahuan mengenai majas metafora dan metonimi terhadap para pembelajar bahasa Jepang.
1.5Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dalam lima bab yang kemudian dibagi menjadi beberapa sub-bab yang saling terkait satu sama lainnya. Sistematika dalam penulisan ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari lima sub-bab, yang mencakup latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, , dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Terdiri dari lima sub-bab. Sub-bab pertama yaitu penelitian terdahulu. Sub-bab kedua tinjauan kognitif yang berisi tentang teori kognitif dari beberapa ahli bahasa dan kognitif dalam linguistik. Sub-bab ketiga mengenai definisi majas metafora menurut beberapa ahli bahasa. Sub-bab keempat mengenai definisi majas metonimi menurut beberapa ahli bahasa baik dalam bahasa Indonesia maupun
(18)
8
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam bahasa Jepang. Terakhir adalah sub-bab kelima yaitu pemilihan kata atau biasa disebut diksi yang berisi tentang teori diksi dari beberapa ahli bahasa dalam linguistik.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri tiga sub-bab yaitu: Jenis Penelitian. Sub-bab kedua adalah teknik pengumpulan data. Sub-bab terakhir adalah teknik pengolahan data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari dua sub-bab yaitu: Metafora dalam novel “Shiosai”. Sub-bab kedua adalah analisis makna majas metonimi. Sub-bab pertama terdiri lagi atas 3 sub- bab, yaitu Metafora dengan Ranah Alam, Metafora dengan Ranah Benda, dan Metafora dengan ranah Kata Sifat. Sementara itu, sub-bab kedua mengenai metonimi terbagi lagi menjadi 6 sub-bab yakni Metonimi Keseluruhan untuk Sebagian, Metonimi Sebagian untuk Keseluruhan, Metonimi Wadah mewakili Isi, Metonimi Keterangan mewakili Subjek, Metonimi Produsen mewakili Produk, dan terakhir Metonimi Tindakan Mewakili Tindakan Khusus.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang simpulan dan saran dari keseluruhan penelitian dari bab satu hingga bab empat.
(19)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Menurut Djajasudarma (2006:65) metode dalam ilmu pengetahuan adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditemukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam mengolah data-data penelitian yang berupa novel berbahasa Jepang dengan judul Shiosai karya Yukio Mishima.
Menurut Bogdan dan Biskin (1982:3) dan Moleong (1989) dalam Djajasudarma (2006:12) penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik atau ilmiah. Banyak juga sebutan lain seperti penelitian etnografi, interaksionis simbolis, studi kasus, dan lain sebagainya. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif dalam langkah penelitiannya. Djajasudarma (2006:14) menguraikan bahwa penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Penyesuaian metode kualitatif lebih mudah dibandingkan dengan kenyataan yang kompleks
2. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden
3. Merode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan masalah yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode kualitatif, data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, melainkan berupa kata-kata atau gambaran tentang sesuatu (Djajasudarma, 2006:17). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata dan kalimat-kalimat yang mengandung majas metafora dan metonimi dalam novel
(20)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
23
‘Shiosai’. Kemudian penulis mendeskripsikan kata-kata yang mengandung majas
metafora dan metonimi untuk menggambarkan ciri-ciri data tersebut. Secara deskriptif, peneliti dapat memeriksa ciri-ciri dan sifat-sifat dari majas metafora dan metonimi setelah data terkumpul.
3.2Sumber Data
Data penelitian berupa kalimat-kalimat yang mengandung majas metafora dan metonimi diambil dari novel bahasa Jepang berjudul Shiosai karya Yukio Mishima.
3.3 Teknik Pengolahan Data
Untuk menunjang penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah kerja dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Studi pustaka, studi tentang teori-teori mengenai metafora dan metonimi baik menurut linguis Jepang maupun linguis Indonesia.
2. Pengumpulan data, sumber data dalam penelitian ini adalah novel Shiosai karya Yukio Mishima.
3. Pemilihan data, memilih kata-kata atau kalimat-kalimat yang mengandung majas metafora dan metonimi dalam keseluruhan isi buku novel Shiosai karya Yukio Mishima.
4. Pemilahan data, memilah tiap paragraf yang mengandung majas metafora dan metonimi dalam keseluruhan isi buku novel Shiosai karya Yukio Mishima.
5. Penganalisisan data, menganalisis majas metafora yang tergambarkan dalam novel Shiosai. Kemudian peneliti menganalisis ranah yang paling dominan dari majas metafora tersebut. Selanjutnya peneliti menganalisis majas metoniminya, serta terakhir penulis menganalisis jenis yang paling dominan dari majas metonimi tersebut.
(21)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24 6. penyimpulan hasil penelitian.
(22)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Setelah menganalisis majas metafora dan metonimi dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima, didapat kesimpulan sebagai berikut.
1. Deskripsi metafora berdasarkan hubungan antara ranah target dan ranah sumber dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima.
a. Terdapat metafora dengan ranah sumber yang berkaitan dengan alam. Diantaranya adalah metafora yang membandingkan laut tempat nelayan mencari ikan, dengan tanah tempat petani menanam padi. Ranah sumber yang memunculkan metafora tersebut adalah “tanah”. Ada pula metafora yang menggunakan keindahan bunga untuk mengandaikan buah dada
seorang gadis. “Bunga” adalah ranah sumbernya. Masih tentang buah dada
seorang gadis, selain menggunakan keindahan bunga, muncul juga metafora yang menyamakannya dengan sepasang bukit di musim semi. Ranah sumber
yang digunakan adalah “bukit”.
b. Terdapat metafora dengan ranah sumber yang berkaitan dengan benda.
Seperti metafora yang mengandaikan “makam” sebagai “kapal”, dengan
ranah sumber berupa benda yaitu “kapal”. Ada pula metafora berupa
perbandingan antara “malam” dan “siang” dengan “roda”. “Malam” dan “siang” dianggap sama seperti roda. Dapat berputar, ditunjukkan dengan
terjadinya perubahan waktu.
c. Terdapat metafora dengan ranah sumber yang berkaitan dengan kata sifat. Metafora berupa “kesedihan” yang diwakili oleh kata “gelap pekat”, sebab sesuatu yang gelap dan suram, selalu identik dengan kesedihan.
(23)
63
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Ranah yang paling dominan dari metafora dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima adalah ranah alam. Mishima menggunakan ranah alam untuk mengandaikan metafora sebanyak delapan buah kalimat. Sedangkan untuk kedua ranah lainnya yaitu ranah benda dan ranah kata sifat, masing-masing muncul sebanyak tujuh buah kalimat.
3. Deskripsi metonimi berdasarkan hubungan kedekatan antara konsep pemicu dan konsep target dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima. a. Terdapat metonimi Keseluruhan untuk Sebagian yang muncul dalam
novel, diantaranya berupa hubungan Watashi” atau “saya” digunakan untuk mewakili sebagian dari tubuh “Watashi”, yakni bagian kulit (hada).
b. Terdapat metonimi Sebagian untuk Keseluruhan, seperti pada metonimi yang menggunakan kata “hati” untuk mewakili seluruh tubuh dan perasaan.
c. Terdapat metonimi Wadah mewakili Isi, seperti pada kata “chawan”atau cangkir mewakili isi yang sebenarnya tersimpan di dalam cangkir, yakni minuman teh.
d. Terdapat metonimi Keterangan mewakili Subjek, diantaranya metonimi yang menggunakan “Kuroi seifuku” sebagai keterangan mewakili sosok“seitotachi”, yaitu para siswa SMP.
e. Terdapat metonimi Produsen mewakili Produk seperti pada penggunaan
merek “shinsei” atau “hidup baru” untuk mewakili rokok.
f. Terdapat metonimi Tindakan Mewakili Tindakan Khusus, yakni pada kalimat “aburaage wo saratte” yang memiliki makna lain sebagai
“sesuatu yang paling berharga”.
4. Jenis yang paling dominan dari metonimi dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima adalah metonimi yang memiliki hubungan Produsen mewakili Produk. Metonimi tersebut muncul sebanyak delapan buah.
(24)
64
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2Saran
Tesis ini hanya membahas tentang analisis majas metafora dan metonimi pada novel. Namun majas banyak ragamnya, tidak hanya terbatas pada majas majas metafora dan metonimi saja. Jenis-jenis majas lain seperti majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan dapat menjadi bahan kajian yang menarik.
(25)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akimoto, Miharu. 2002. Yoku Wakaru Goi. Tokyo: Kaisha Aruku.
Dirk, Geeraerts & Hubert Cuykens. 2007. The Oxford Handbook of Cognitive
Linguistics. New York: Oxford University Press, Inc.
Djadjasudarma, Fatimah. 2006. Metode Linguistik – Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.
Endah. 2007. Diksi dan Bahasa Kiasan dalam Novel Daerah Salju karya Ajip
Rosidi: Kajian Stilistika. Fakultas Sastra UGM Yogyakarta.
Evans, Vyvyan & Melanie Green. 2006. Cognitive Linguistics An Introduction. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Evans, Vyvyan. 2007. A Glossary of Cognitive Linguistics. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Kartiningsih, Ninik. 2006. Karakteristik Penggunaan Metafora dan Metonimia
dalam Novel Saman Karya Ayu Utami dan Cala Ibi Karya Nukila Amal. Fakultas
Sastra, Universitas Negeri Malang.
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koeslita. 2002. Kajian Struktual-Semiotik Novel Merahnya Merah Karya Iwan
Simatupang dan Model Pembelajarannya. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Matsuura Kenji. Nihongo-Indoneshia Go Jiten. 1994. Kyoto Sangyo University press.
Mishima, Yukio. 1975. Shiosai. Tokyo: Shuueisha.
Momiyama, Yosuke. 2010. Ninchi Gengogaku Nyuumon. Tokyo: Kenkyusha. Palandi, Esther Hesline. 2010. Interpretasi Makna Metafora Bahasa Jepang:
Kajian Terhadap Stilistika Dan Estetika, dalam:
http://repository.upi.edu/operator/upload/ pro_2010_kimli_esther_hesline_palandi (diunduh 2 Januari 2012).
Shinmura izuru. Kojien. 48 Showa. Tokyo, Jepang.
Shutova, Ekaterina & Simone Teufel. 2010. ‘Metaphor Corpus Annotated for Source - Target Domain Mappings’, dalam : Proceedings of the Seventh
(26)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
International Conference on Language Resources and Evaluation (LREC ’10), hal.
3255-3261.
Siregar, Bahren Umar. 2009. ‘Emosi Dan Kebudayaan Dalam Metafora’, dalam :
Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia (KIMLI), hal. 206-210.
Susanto, Irzanti. 2012. Metafora, dalam :
staff.ui.ac.id/system/files/users/irzanti.sutanto/makalah3metafora (Diunduh 14 September 2014).
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa
Watanabe, Miyoko. 2010. Metaphor wo Tooshite no Ninshiki: Kotoba to Iu Keishikichi to Shintaichi toshite no Anmokuchi, dalam http://hdl.handle.net/11150/523 (diunduh 9 September 2014).
Wijaya, Gede Primahadi. 2011. Polisemi pada Leksem Head: Tinjauan Linguistik
(1)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24 6. penyimpulan hasil penelitian.
(2)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Setelah menganalisis majas metafora dan metonimi dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima, didapat kesimpulan sebagai berikut.
1. Deskripsi metafora berdasarkan hubungan antara ranah target dan ranah sumber dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima.
a. Terdapat metafora dengan ranah sumber yang berkaitan dengan alam. Diantaranya adalah metafora yang membandingkan laut tempat nelayan mencari ikan, dengan tanah tempat petani menanam padi. Ranah sumber yang memunculkan metafora tersebut adalah “tanah”. Ada pula metafora yang menggunakan keindahan bunga untuk mengandaikan buah dada
seorang gadis. “Bunga” adalah ranah sumbernya. Masih tentang buah dada
seorang gadis, selain menggunakan keindahan bunga, muncul juga metafora yang menyamakannya dengan sepasang bukit di musim semi. Ranah sumber
yang digunakan adalah “bukit”.
b. Terdapat metafora dengan ranah sumber yang berkaitan dengan benda.
Seperti metafora yang mengandaikan “makam” sebagai “kapal”, dengan
ranah sumber berupa benda yaitu “kapal”. Ada pula metafora berupa
perbandingan antara “malam” dan “siang” dengan “roda”. “Malam” dan “siang” dianggap sama seperti roda. Dapat berputar, ditunjukkan dengan
terjadinya perubahan waktu.
c. Terdapat metafora dengan ranah sumber yang berkaitan dengan kata sifat. Metafora berupa “kesedihan” yang diwakili oleh kata “gelap pekat”, sebab sesuatu yang gelap dan suram, selalu identik dengan kesedihan.
(3)
63 Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Ranah yang paling dominan dari metafora dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima adalah ranah alam. Mishima menggunakan ranah alam untuk mengandaikan metafora sebanyak delapan buah kalimat. Sedangkan untuk kedua ranah lainnya yaitu ranah benda dan ranah kata sifat, masing-masing muncul sebanyak tujuh buah kalimat.
3. Deskripsi metonimi berdasarkan hubungan kedekatan antara konsep pemicu dan konsep target dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima. a. Terdapat metonimi Keseluruhan untuk Sebagian yang muncul dalam
novel, diantaranya berupa hubungan Watashi” atau “saya” digunakan untuk mewakili sebagian dari tubuh “Watashi”, yakni bagian kulit (hada).
b. Terdapat metonimi Sebagian untuk Keseluruhan, seperti pada metonimi yang menggunakan kata “hati” untuk mewakili seluruh tubuh dan perasaan.
c. Terdapat metonimi Wadah mewakili Isi, seperti pada kata “chawan”atau cangkir mewakili isi yang sebenarnya tersimpan di dalam cangkir, yakni minuman teh.
d. Terdapat metonimi Keterangan mewakili Subjek, diantaranya metonimi yang menggunakan “Kuroi seifuku” sebagai keterangan mewakili sosok“seitotachi”, yaitu para siswa SMP.
e. Terdapat metonimi Produsen mewakili Produk seperti pada penggunaan
merek “shinsei” atau “hidup baru” untuk mewakili rokok.
f. Terdapat metonimi Tindakan Mewakili Tindakan Khusus, yakni pada kalimat “aburaage wo saratte” yang memiliki makna lain sebagai
“sesuatu yang paling berharga”.
4. Jenis yang paling dominan dari metonimi dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima adalah metonimi yang memiliki hubungan Produsen mewakili Produk. Metonimi tersebut muncul sebanyak delapan buah.
(4)
64 Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2Saran
Tesis ini hanya membahas tentang analisis majas metafora dan metonimi pada novel. Namun majas banyak ragamnya, tidak hanya terbatas pada majas majas metafora dan metonimi saja. Jenis-jenis majas lain seperti majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan dapat menjadi bahan kajian yang menarik.
(5)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akimoto, Miharu. 2002. Yoku Wakaru Goi. Tokyo: Kaisha Aruku.
Dirk, Geeraerts & Hubert Cuykens. 2007. The Oxford Handbook of Cognitive Linguistics. New York: Oxford University Press, Inc.
Djadjasudarma, Fatimah. 2006. Metode Linguistik – Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.
Endah. 2007. Diksi dan Bahasa Kiasan dalam Novel Daerah Salju karya Ajip Rosidi: Kajian Stilistika. Fakultas Sastra UGM Yogyakarta.
Evans, Vyvyan & Melanie Green. 2006. Cognitive Linguistics An Introduction. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Evans, Vyvyan. 2007. A Glossary of Cognitive Linguistics. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Kartiningsih, Ninik. 2006. Karakteristik Penggunaan Metafora dan Metonimia dalam Novel Saman Karya Ayu Utami dan Cala Ibi Karya Nukila Amal. Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koeslita. 2002. Kajian Struktual-Semiotik Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang dan Model Pembelajarannya. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Matsuura Kenji. Nihongo-Indoneshia Go Jiten. 1994. Kyoto Sangyo University press.
Mishima, Yukio. 1975. Shiosai. Tokyo: Shuueisha.
Momiyama, Yosuke. 2010. Ninchi Gengogaku Nyuumon. Tokyo: Kenkyusha. Palandi, Esther Hesline. 2010. Interpretasi Makna Metafora Bahasa Jepang: Kajian Terhadap Stilistika Dan Estetika, dalam: http://repository.upi.edu/operator/upload/ pro_2010_kimli_esther_hesline_palandi (diunduh 2 Januari 2012).
Shinmura izuru. Kojien. 48 Showa. Tokyo, Jepang.
Shutova, Ekaterina & Simone Teufel. 2010. ‘Metaphor Corpus Annotated for Source - Target Domain Mappings’, dalam : Proceedings of the Seventh
(6)
Via Luviana Dewanty, 2014
Majas Metafora Dan Metonimi Yang Terdapat Dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
International Conference on Language Resources and Evaluation (LREC ’10), hal. 3255-3261.
Siregar, Bahren Umar. 2009. ‘Emosi Dan Kebudayaan Dalam Metafora’, dalam :
Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia (KIMLI), hal. 206-210.
Susanto, Irzanti. 2012. Metafora, dalam :
staff.ui.ac.id/system/files/users/irzanti.sutanto/makalah3metafora (Diunduh 14 September 2014).
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa
Watanabe, Miyoko. 2010. Metaphor wo Tooshite no Ninshiki: Kotoba to Iu Keishikichi to Shintaichi toshite no Anmokuchi, dalam http://hdl.handle.net/11150/523 (diunduh 9 September 2014).
Wijaya, Gede Primahadi. 2011. Polisemi pada Leksem Head: Tinjauan Linguistik Kognitif. Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.