PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SANDAL PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL – AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA.

(1)

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SANDAL PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR”

LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh :

Denny Ardiansyah Surahman 0800905

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pelaksanaan Keterampilan Membuat Sandal Pada

Siswa Tunagrahita Ringan Tingkat SMALB di SLB BC

YP

Al

Azhar Leuwi u di g Kabupate Majale gka

Oleh

Denny Ardiansyah Surahman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Denny Ardiansyah Surahman 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN DENNY ARDIANSYAH SURAHMAN

(0800905)

PELAKSANAA KETERAMPILAN MEMBUAT SANDAL PADA SISWA

TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR”

LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Drs. H M. Umar Djani Martasuta, M. Pd NIP: 195202151983011001

Pembimbing II

Drs. Nandi Warnandi, M . Pd NIP: 195905251984031 001

Mengetahui,

KetuaDepartemenPendidikanKhusus FakultasIlmuPendidikan UniversitasPendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M. Pd NIP: 19560722 198503 1 001


(4)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SANDAL PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –

AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Salah satu lembaga pendidikan yang memberikan layanan bagi anak berkebutuhan khusus adalah Sekolah Luar Biasa (SLB).SLB bagian C merupakan lembaga formal bagi anak tunagrahita, mereka diberikan layanan khusus sesuai dengan kebutuhannya. SLB-C ini tidak hanya memberikan layanan dibidang akademik yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Anak tunagrahita juga diberikan layanan tentang berbagai keterampilan, seperti keterampilan merawat diri, keterampilan vokasional dan masih banyak keterampilan lainnya.Pemberian keterampilan vokasional dapat membantu dalam meningkatkan kreativitas dan juga mengasah kemampuan inteligen melalui pengalamannya.Pelaksanaan keterampilan bagi anak tunagrahita bertujuan agar mampu mandiri secara ekonomi dan juga dapat membantu kehidupan dirinya sendiri.Banyak jenis keterampilan yang dapat diberikan pada anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa, namun peneliti memilih keterampilan membuat sandal yang akan diterapkan pada anak tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-AzharLeuwimunding.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mengamati langsung pelaksanaan keterampilan menbuat sandal dan menyajikan data yang bersifat deskriptif serta menganalisis data yang diperoleh dilapangan. Adapun data-data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Hasil yang di dapat dari penelitian ini yaitu kemampuan siswa tunagrahita ringan yang beragam dalam pelaksanaan keterampilan membuat sandal. Walaupun memiliki karakteristik sebagai tunagrahita ringan, tetapi produk sandal yang dihasilkan oleh siswa tersebut tidaklah sama.

Kurangnya perencanaan pelaksanaan keterampilan membuat sandal, tidak adanya asesmen secara tertulis dan program keterampilan membuat sandal. Dalam kemampuan membuat sandal, siswa masih kebingungan ketika harus melakukan langkah-langkah membuat sandal secara berurutan. Berdasarkan hasil temuan di lapangan dapat dikemukakan rekomendasi bagi pihak terkait, yaitu bagi sekolah diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas sarana dan prasarana agar pelaksanaan keterampilan membuat sandal ini dapat berjalan secara optimal. Serta bagi pihak guru diharapkan membuat rancangan pelaksanaan keterampilan membuat sandal agar program keterampilan m,embuat sandal dapat berjalan secara optimal.


(5)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTACK

MAKING SKILLS OF SANDALS FOR STUDENT WITH MILD MENTAL RETARDATION IN SMALB LEVEL IN SLB BC YP AL-AZHAR

LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

One of the educational institutions that provide services for children with special needs is Special School (SLB). SLB section C is a formal institution for children with mental retardation, they are given special services according to their needs. SLB-C is not only providing academic field that includes the ability to read, write and count. Retarded child also provided services on a variety of skills, such as self-care skills, vocational skills and many other skills. The provision of vocational skills can help in improving creativity and also hone intelligence through experience. Implementation skills for children with mental retardation aims to be able to become economically independent and can also help life itself. Many types of skills that can be given to children with intellectual challenges in Schools, but the researchers chose the skills to make sandals that will be applied to mild mental retardation children SMALB level in SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding.

This study used a qualitative approach, researchers observed a direct implementation skills make sandals and present descriptive data and analyze the data obtained in the field. The data obtained using the techniques of observation, interviews and documentation

The results obtained from this study is the ability of a diverse student mild mental retardation in the implementation of skills to make sandals. Although characterized as mild mental retardation, but the products produced by students sandals are not the same.

Based on our research findings can be put forward recommendations to the parties involved, namely the school is expected to further improve the quality of facilities and infrastructure for the implementation of skills makes these sandals may be optimized. As well as for the teacher is expected to make the design of an order-making skills program may be optimized


(6)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT

SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Tunagrahita... 7

B. Tunagrahita Ringan ... 12

C. Karakteristik Tunagrahita Ringan ... 13

D. Masalah Tunagrahita Ringan... 14

E. Keterampilan ... 15

F. Keterampilan Membuat Sandal... 16

G. Keterampilan Membuat Sandal Bagi Siswa Tunagrahita... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 19

B. Tempat Penelitian ... 19

C. Instrumen Penelitian ... 19

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

E. Pengujian Keabsahan Data ... 23


(7)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT

SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 26 B. Pembahasan ... 40 BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 46 B. Rekomendasi ... 47

DAFTAR PUSTAKA... 49 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pondasi yang sangat penting bagi pembentukan karakter seseorang. Setiap orang di dunia ini berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang layak. Pendidikan juga merupakan faktor strategis dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Selain itu pendidikan lahir berdasarkan produk budaya masyarakat dan bangsa yang senantiasa berkembang untuk mencari bentuk yang paling sesuai dengan perubahan masyarakat pada setiap bangsa yang selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara tersebut.

Makna pendidikan, menurut Pasaribu (Amin, 1995 : 1) tidak terlepas dari situasi dan kondisi konkret dalam masyarakat, karena pendidikan selalu mempunyai watak yang dicerminkan oleh keadaaan dan sifat masyarakatnya. Oleh karena keadaan dan sifat setiap masyarakatnya itu tidak sama, maka tidak mungkin ada pendidikan yang sepenuhnya bersifat universal. Hal ini selaras dengan konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Langeveld (Amin, 1:1995) yang menyatakan bahwa pendidikan sebagai bimbingan kepada anak untuk mencapai kedewasaannya, yang kelak anak itu mampu berdiri sendiri dalam arti dapat menampilkan individualitasnya, kemampuan sosialitasnya (menjadi anggota masyarakat yang konstruktif) dan moralitasnya (hidup sesuai dengan norma-normanya).

Pendidikan luar biasa sebagai salah satu bentuk pendidikan yang menangani anak berkebutuhan khusus termasuk tunagrahita di dalamnya, secara sadar terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan pendidikan dengan sebaik-baiknya. Bagaimanapun sebagai warga negara, anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dengan anak pada umumnya dalam memperoleh pendidikan. Pada pasal 5 Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap warga negara


(9)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 tentang pendidikan luar biasa :

Pendidikan luar biasa membantu peserta didik yang mengalami kelainan fisik dan atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Salah satu lembaga pendidikan yang memberikan layanan bagi anak berkebutuhan khusus adalah Sekolah Luar Biasa (SLB). Di SLB, anak berkebutuhan khusus akan mendapatkan layanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus anak tersebut. SLB bagian C merupakan lembaga formal bagi anak tunagrahita, mereka diberikan layanan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. SLB-C ini tidak hanya memberikan layanan dibidang akademik yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Tetapi anak tunagrahita juga diberikan layanan tentang berbagai keterampilan, seperti keterampilan merawat diri, keterampilan vokasional dan masih banyak keterampilan lainnya.

Pemberian keterampilan vokasional dapat membantu dalam meningkatkan kreativitas dan juga mengasah kemampuan inteligen melalui pengalamannya. Menurut Puskur Depdiknas (2007), keterampilan vokasional merupakan keterampilan membuat sebuah produk yang berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.

Depdiknas (2006:22) Kurikulum Pendidikan Luar Biasa bahwa selain bidang akademik dasar juga lebih diarahkan pada keterampilan. Muatan isi mata pelajaran keterampilan vokasional meliputi tingkat dasar, tingkat terampil dan tingkat mahir. Jenis keterampilan yang akan dikembangkan diserahkan kepada satuan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta kondisi satuan pendidikan.


(10)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran keterampilan bagi anak tunagrahita bertujuan agar mampu mandiri secara ekonomi dan juga dapat membantu kehidupan dirinya sendiri. Amin (1995:225) menyatakan bahwa:

Pembelajaran keterampilan juga memberikan bekal yang penting kepada para siswa, baik untuk penyesuaian sosialnya hari ini, maupun untuk pekerjaannya nanti. Bahan – bahan yang akan diberikan dalam keterampilan sebaiknya mencakup bahan yang membantu karir siswa diwaktu yang akan datang.

Dalam kurikulum sekolah, pembelajaran keterampilan termasuk pada ekstra-kurikuler dan merupakan penunjang skill siswa disamping pembelajaran dalam bidang akademik agar dapat lebih meningkatkan kreativitas anak khususnya anak tunagrahita ringan. Mengacu pada karakteristik tunagrahita ringan yang mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja (Amin, 1995:22).

Sebagai anggota masyarakat anak tunagrahita hidup dan berinteraksi dengan lingkungannya, keluarga dan masyarakat serta sosial-budayanya. Setidaknya diperlukan adanya adaptasi sosial yang merupaka konsekuensi logis dari individu sebagai makhluk sosial, mengingat individu itu tidak dapat dibangun tanpa adanya individu yang lain. Tri pusat pendidikan (Ki Hajar Dewantara, 1960) juga menegaskan tentang perlunya pengembangan pendidikan di tiga pusat pendidikan; keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian lingkungan keluarga dan masyarakat dapat dipandang sebagai medium dalam proses pendidikan, selain sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

Pada kenyatannya lingkungan keluarga kurang mendukung proses tumbuh kembang anak tunagrahita itu sendiri. Anak tunagrahita dianggap hanya menjadi beban yang ditanggung oleh keluarga dan tidak memiliki kemampuan sama sekali. Mereka tidak menyadari dibalik kelainan yang dimiliki itu terselip suatu kemampuan yang bila dikembangkan akan dapat membantu tunagrahita untuk menjadi lebih baik dalam memenuhi kebutuhan


(11)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hidupnya. Lingkungan masyarakat juga seakan-akan menutup mata dengan kehadiran anak tunagrahita. Masalah lain yang dialami anak tunagrahita yaitu kurangnya minat perusahaan atau pabrik dalam merekrut tenaga kerja tunagrahita karena kurangnya kemampuan mereka dibidang keterampilan itu sendiri. Untuk mengatasi hal ini sekolah berperan penting dalam memberikan pendidikan layanan khusus bagi anak tunagrahita agar kemampuan yang dimiliki dapat berkembang secara optimal. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pengajaran dibidang keterampilan.

Banyak jenis keterampilan yang dapat diberikan pada anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa, namun peneliti memilih keterampilan membuat sandal yang akan diterapkan pada anak tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Alasan peneliti memilih keterampilan membuat sandal adalahuntuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pembuatan sandal yang telah dilakukan di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding dan menelaah lebih jauh mengenai kelebihan dan kekurangan dari program ini, sehingga dapat dijadikan masukan atau acuan untuk kelangsungan dan pengembangan program tersebut.

Sandal merupakan sebuah benda yang hampir setiap hari dipakai oleh setiap orang di dunia ini. Banyak berbagai macam variasi bentuk dan juga ukuran sandal yang dapat digunakan. Dalam pembuatan sandal, diperlukan keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh pengrajinnya itu sendiri. Hampir setiap orang dapat mempelajari cara membuat sandal, tak terkecuali bagi tunagrahita ringan yang ada disekolah luar biasa. Mereka juga dapat diberikan pengetahuan mengenai cara pembuatan sandal dengan baik yang dapat menjadi bekalnya kelak ketika sudah lulus dari sekolah yang bersangkutan.

Anak tunagrhita ringan masih bisa diberikan arahan dan bimbingan dalam melakukan pekerjaan. Adapun karakteristik pekerjaan bagi anak tunagrahita ringan yaitu anak dapat melakukan pekerjaan yang sifatnya semi – skilled dan pekerjaan itu sifatnya sederhaana, bahkan sebagian besar dari mereka dapat mandiri dalam melakukan pekerjaan sebagai orang dewasa. Anak


(12)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tunagrahita ringan juga dapat bekerja dengan baik dan benar asalkan pekerjaan tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Menumbuhkan kemampuan yang dimiliki pada individu anak tunagrahita sejak usia dini sangatlah penting, karena anak akan terbiasa untuk mengerjakan keterampilan dan pekerjaan yang sudah ia tekuni.

Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui “Keterampilan Membuat Sandal Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding”.

B.Fokus Masalah

Adapun fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat sandal siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Untuk memperoleh data tersebut, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana program keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding?

2. Bagaimana pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding?

3. Bagaimana kemampuan siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding dalam pembelajaran keterampilan membuat sandal?

4. Bagaimana hasil pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding?

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian


(13)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperolah gambaran mengenai keterampilan membuat sandal di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding Kabupaten Majalengka.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui program keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding.

2) Untuk mengetahui pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding.

3) Untuk mengetahui kemampuan siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding dalam pelaksanaan keterampilan membuat sandal.

4) Untuk mengetahui hasil pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding.

2. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan bekal keterampilan siswa khususnya keterampilan membuat sandal agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Secara teoritis, penelitian ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengembangkan kemapuannya dalam bidang keterampilan membuat sandal. Secara praktis, dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan berjiwa mandiri bagi siswa untuk memiliki keterampilan dalam membuat sandal.


(14)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menentukan cara yang tepat terhadap pembelajaran keterampilan membuat sandal, agar anak tunagrahita ringan dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi pada kehidupannya kelak. Selain itu juga agar anak tunagrahita ringan ini dapat melakukan proses pembuatan sandal tanpa bantuan orang lain.


(15)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dllsecara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2011: 6). Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian dijabarkan sebagaimana adanya.

Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai Ketuhanan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori-teori dasar. Bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak (Masyhuri & Zainudin, 2008: 22). Melalui penelitian kualitatif ini peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

B.Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa BC YP Al-Azhar Leuwimunding Kabupaten Majalengka.


(16)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri. Maka dari itu peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Dari uraian tersebut dapat diambil benang merah bahwa dalam penelitian ini peneliti itu sendiri sebagai instrumen kunci dalam proses penelitian ini.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the research is the key instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian (Sugiyono, 2011: 223)

Dalam hal instrumen peneletian kualitatif, Nasution (Sugiono, 2011: 223) menyatakan bahwa :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah, bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat


(17)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara yang dilakukan.


(18)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya: 1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, 2002: 56). Observasi dilakukan untuk mengamati dengan membuat catatan selektif terhadap pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Hal ini sesuai dengan pengertian yang dikemukakan Sudjana dan Ibrhim (2001: 109) bahwa observasi adalah sebagai alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pelaksanaan keterampilan pembuatan sandal yang ada di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Dan juga untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keterampilan anak tunagrahita ringan tingkat SMALB di sekolah tersebut.

2. Wawancara

Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi maka digunakan teknik wawancara. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban. Wawancara menurut Arikunto (1996:135) adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan responden. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk


(19)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengorek kedalaman peristiwa maupun setting sosial yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa tersebut.

Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara berencana

(standar interview) dan wawancara tanpa rencana (under standarized interview). Wawancara secara berencana adalah suatu bentuk wawancara dengan merumuskan terlebih dahulu semua aspek-aspek yang akan dipertanyakan dalam daftar, sehingga saat pelaksanaannya berfungsi sebagai pedoman wawancara, sedangkan wawancara tak berencana hanya sebagai teknik pelengkap apabila pewawancara merasa bahwa data yang diperoleh dari teknik lain belum memadai.

Proses wawancara menurut Moleong (2004:138) dapat dibedakan menjadi dua yaitu: wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan, sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang tidak menetapkan dahulu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden.

Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran wawancara adalah guru selaku pembimbing siswa dalam pelaksanaan keterampilan membuat sandal. Proses wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Arikunto (1996:148) dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis yang ada dalam lokasi penelitian. Diantaranya adalah buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, catatan harian dan lain-lain. Menurut Nasution (2002: 89) dokumentasi adalah tulisan pribadi seperti surat-surat, buku harian dan dokumen resmi.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dengan teknik dokumentasi ini dapat


(20)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan. Studi dokumentasi dalam penelitian ini merupakan pelengkap dari penggunaan observasi dan wawancara. Adapun dokumen yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah dokumen tertulis dan foto.

E.Pengujian Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif ini, pengujian keabsahan data didasarkan empat kriteria, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confimability) (Moleong, 2007:324).

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi data

Triangulasi yang merupakan bagian dari kriteria derajat kepercayaan. Moleong (2002: 173-178) mengungkapkan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut. Triangulasi data dilakukan dengan cross check, yaitu dengan cara data wawancara yang diperoleh dipadukan dengan data observasi atau data dokumentasi, dengan membandingkan dan memadukan hasil dari kedua teknik pengumpulan data tersebut.

2. Membercheck

Membercheckadalah proses pengecekan data yang berasal dari pemberi data. Ia bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid sehingga semakin kredibel. Namun jika data yang diperoleh peneliti tidak disepakati oleh pemberi data, peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data dan


(21)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apabila terdapat perbedaan tajam setelah dilakukan diskusi, peneliti harus mengubah temuannya dan menyesuaikannya dengan data yang diberikan oleh peneliti. Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai atau setelah mendapatkan suatu temuan atau kesimpulan.

Membercheck juga merupakan proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono, 2009: 375).

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Tahap-tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu peneliti melakukan kegiatan pencatatan yang terjadi di lapangan secara obyektif, kemudian hasil pencatatan tersebut dikelompokkan atau dikategorikan secara rinci sesuai dengan kata kunci yang muncul. Setelah itu, peneliti akan merangkum hasil dari pencatatan materi tersebut untuk dipilih dan kemudian difokuskan pada hal-hal yang penting. Selanjutnya pada setiap kategorinya diberi pernyataan yang menunjukkan hubungan antar kategori, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian ini yaitu:

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2008 : 247). Mereduksi data berfungsi untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 209).


(22)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini peneliti memilih data mana yang relevan dan kurang dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini informasi dalam lapangan sebagai bahan mentah disingkat, diringkus, disusun lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga mudah dikendalikan (Nasution, 129: 2002) .

2. Penyajian data

Dalam tahap ini mendeskripsikan hasil perolehan data yang langsung diikuti dengan analisis sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan dari setiap responden.

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi data

Sesuai dengan tujuan penelitian analisi ini terutama dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuain pernyataan responden atau fenomena yang diperoleh dilapangan.


(23)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan mengenai hasil penelitian merupakan jawaban dari fokus masalah dalam Keterampilan Membuat Sandal Siswa Tunagrahita Ringan di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Adapun hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Program keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan

tingat SMALB di SML BC “YP Al-Azhar” Leuwimunding belum dibuat

secara tertulis, guru hanya melakukan pengamatan pada kemampuan siswa. Tidak dibuat asesmen secara tertulis yang menjadi alat ukur kemampuan awal siswa. RPP juga masih belum ada, dikarenakan tidak adanya kurikulum khusus menganai keterampilan membuat sandal. 2. Proses pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita

ringan tingat SMALB di SLB BC “YP Al-Azhar” Leuwimunding, mulai dari kegiatan awal sampai akhir sudah sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh guru. Pada proses pembelajarannya, siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru menganai bahan, alat dan juga langkah-langkah membuat sandal. Pada prakteknya siswa mampu mengikuti langkah-langkah membuat sandal dengan baik. Metode yang digunakan dalam keterampilan membuat sandal ini adalah metode ceramah, metode demonstrasi dan metode praktek. Dalam proses pelaksanaan ini terdapat beberapa hambatan, diantaranya: siswa cepat merasa jenuh, kemampuan guru yang terbatas dalam pembuatan sandal dan peralatan yang kurang aman bagi siswa. Untuk mengatasi hambatan yang terjadi guru mengatur jadwal pertemuan setaip bulannya, meningkatkan pengetahuan mengenai pembuatan sandal dengan cara berkonsultasi dengan tenaga ahli dan guru selalu mengawasi apa yang dilakukan oleh siswa agar tidak terjadi kecelakaan ketika praktek.


(24)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kemampuan siswa dalam mengenal alat dan bahan membuat sandal cukup baik, mereka dapat menyebutkan kembali alat dan bahan yang akan digunakan pada proses keterampilan membuat sandal. Ada beberapa langkah-langkah proses pembuatan sandal yang haris mereka ikuti. Ada beberapa siswa yang masih mengalami kebingungan mengenai langlah-langkah membuat sandal, contohnya siswa ER dan MT yang masih kebingungan dan memerlukan waktu yang cukup lama dalam memasangkan tali sandal. Mereka juga masih harus dibimbing guru ketika menggunakan mesin pres dan menggunakan mesin gerinda. Tetapi ada sati siswa yaitu RS yang memiliki kemampuan lebih dalam mengikuti langkah-langkah membuat sandal dengan baik. Hampir setiap langkah-langkah dapat ia kerjakan dengan baik, walaupun pada akhirnya masih memerlukan bimbingan guru agar tidak terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh alat-alat membuat sandal.

4. Hasil yang didapat dari proses pelaksanaan keterampilan membuat sandal

di SLB BC “YP Al-Azhar” Leuwimunding yaitu adanya peningkatan

kemampuan siswa dalam keterampilan membuat sandal dan produk yang dihasilkan oleh siswa. Dari hasil yang didapat guru melakukan evaluasi terhadap program keterampilan membuat sandal secara keseluruhan, evaluasi tersebut dilakukan dengan cara tes lisan, tertulis dan juga hasil yang ditampilkan siswa itu sendiri.

B. Rekomendasi 1. Bagi Sekolah

Diharapkan sekolah memberikan perhatian lebih untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana agar program ini dapat berjalan dengan lancer dan mendapat hasil yang optimal. Ada baiknya peralatan yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa serta lebih diperhatikan soal keamanan alat yang


(25)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Selain itu, pendampingan tenaga ahli dirasa perlu sehingga dalam prosesnya program keterampilan membuat sandal ini dapat berjalan maksimal den meminimalisir hambatan yang dihadapi oleh guru.

2. Bagi Guru

Sebelum program ini dilaksanakan, seharusnya dilakukan asesmen dan membuat RPP secara tertulis dan terstruktur agar dapat diketahui kebutuhan siswa serta sejauh mana katerampilan yang sudah dimilikinya sehingga tujuan pembelajaran yang sudah dibuat akan lebih terorganisir, selain itu dapat terlihat peningkatan kemampuan pada siswa.

3. Bagi Orang Tua

Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah, bimbingan di lingkungan keluarga yang dilakukan oleh orang tua akan sangat mempengaruhi perkembangan serta kemampuan anak. Oleh karena itu diharapkan orang tua memberikan bimbingan lanjutan dan perhatian serta mengakomodasi kebutuhan anak sehingga latihan yang diberikan di sekolah dapat diterapkan dan dilanjutkan di rumah.


(26)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedadagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anonimus. (2013). Pengertian Metode Demonstrasi [online] Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-dalam

belajar.html (16 November 2014)

Anonimus. (2013). Tutorial Dasar Pembuatan Sandal [online] Tersedia:

http://buatsandal.com/tutorial-membuat-sandal/tutorial-dasar-pembuatan-sandal (29 Maret 2014)

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Astati, (2006). Pendidikan Dan Pembinaan Karir Penyndang Tunagrahita

Dewasa. Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jenddral

Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung: CV Pandawa

Delphie, B. (2005). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Rafika

Depdiknas, (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang system Pendidikan Nasional. Tidak diterbitkan

Depdiknas, (2003). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Luar Biasa.

Tidak diterbitkan

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus. Tidak diterbitkan


(27)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Huba. (2012). Proses Pembuatan Sandal Jepit [online] Tersedia: http://vhuba.blogspot.com/2012/10/proses-pembuatan-sendal-jepit.html (29 Maret 2014)

Moleong, J. L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Saputra, Anggito. (2012). Konsep Tunagrahita [online] Tersedia :http://anggitosaputra.blogspot.com/2012/06/konsep-ketunagrahitaan.html (31 Maret 2014)

Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sumantri. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini peneliti memilih data mana yang relevan dan kurang dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini informasi dalam lapangan sebagai bahan mentah disingkat, diringkus, disusun lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga mudah dikendalikan (Nasution, 129: 2002) .

2. Penyajian data

Dalam tahap ini mendeskripsikan hasil perolehan data yang langsung diikuti dengan analisis sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan dari setiap responden.

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi data

Sesuai dengan tujuan penelitian analisi ini terutama dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuain pernyataan responden atau fenomena yang diperoleh dilapangan.


(2)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan mengenai hasil penelitian merupakan jawaban dari fokus masalah dalam Keterampilan Membuat Sandal Siswa Tunagrahita Ringan di SLB BC YP Al-Azhar Leuwimunding. Adapun hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Program keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita ringan tingat SMALB di SML BC “YP Al-Azhar” Leuwimunding belum dibuat secara tertulis, guru hanya melakukan pengamatan pada kemampuan siswa. Tidak dibuat asesmen secara tertulis yang menjadi alat ukur kemampuan awal siswa. RPP juga masih belum ada, dikarenakan tidak adanya kurikulum khusus menganai keterampilan membuat sandal. 2. Proses pelaksanaan keterampilan membuat sandal pada siswa tunagrahita

ringan tingat SMALB di SLB BC “YP Al-Azhar” Leuwimunding, mulai dari kegiatan awal sampai akhir sudah sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh guru. Pada proses pembelajarannya, siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru menganai bahan, alat dan juga langkah-langkah membuat sandal. Pada prakteknya siswa mampu mengikuti langkah-langkah membuat sandal dengan baik. Metode yang digunakan dalam keterampilan membuat sandal ini adalah metode ceramah, metode demonstrasi dan metode praktek. Dalam proses pelaksanaan ini terdapat beberapa hambatan, diantaranya: siswa cepat merasa jenuh, kemampuan guru yang terbatas dalam pembuatan sandal dan peralatan yang kurang aman bagi siswa. Untuk mengatasi hambatan yang terjadi guru mengatur jadwal pertemuan setaip bulannya, meningkatkan pengetahuan mengenai pembuatan sandal dengan cara berkonsultasi dengan tenaga ahli dan guru selalu mengawasi apa yang dilakukan oleh siswa agar tidak terjadi kecelakaan ketika praktek.


(3)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kemampuan siswa dalam mengenal alat dan bahan membuat sandal cukup baik, mereka dapat menyebutkan kembali alat dan bahan yang akan digunakan pada proses keterampilan membuat sandal. Ada beberapa langkah-langkah proses pembuatan sandal yang haris mereka ikuti. Ada beberapa siswa yang masih mengalami kebingungan mengenai langlah-langkah membuat sandal, contohnya siswa ER dan MT yang masih kebingungan dan memerlukan waktu yang cukup lama dalam memasangkan tali sandal. Mereka juga masih harus dibimbing guru ketika menggunakan mesin pres dan menggunakan mesin gerinda. Tetapi ada sati siswa yaitu RS yang memiliki kemampuan lebih dalam mengikuti langkah-langkah membuat sandal dengan baik. Hampir setiap langkah-langkah dapat ia kerjakan dengan baik, walaupun pada akhirnya masih memerlukan bimbingan guru agar tidak terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh alat-alat membuat sandal.

4. Hasil yang didapat dari proses pelaksanaan keterampilan membuat sandal di SLB BC “YP Al-Azhar” Leuwimunding yaitu adanya peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan membuat sandal dan produk yang dihasilkan oleh siswa. Dari hasil yang didapat guru melakukan evaluasi terhadap program keterampilan membuat sandal secara keseluruhan, evaluasi tersebut dilakukan dengan cara tes lisan, tertulis dan juga hasil yang ditampilkan siswa itu sendiri.

B. Rekomendasi 1. Bagi Sekolah

Diharapkan sekolah memberikan perhatian lebih untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana agar program ini dapat berjalan dengan lancer dan mendapat hasil yang optimal. Ada baiknya peralatan yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa serta lebih diperhatikan soal keamanan alat yang


(4)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Selain itu, pendampingan tenaga ahli dirasa perlu sehingga dalam prosesnya program keterampilan membuat sandal ini dapat berjalan maksimal den meminimalisir hambatan yang dihadapi oleh guru.

2. Bagi Guru

Sebelum program ini dilaksanakan, seharusnya dilakukan asesmen dan membuat RPP secara tertulis dan terstruktur agar dapat diketahui kebutuhan siswa serta sejauh mana katerampilan yang sudah dimilikinya sehingga tujuan pembelajaran yang sudah dibuat akan lebih terorganisir, selain itu dapat terlihat peningkatan kemampuan pada siswa.

3. Bagi Orang Tua

Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah, bimbingan di lingkungan keluarga yang dilakukan oleh orang tua akan sangat mempengaruhi perkembangan serta kemampuan anak. Oleh karena itu diharapkan orang tua memberikan bimbingan lanjutan dan perhatian serta mengakomodasi kebutuhan anak sehingga latihan yang diberikan di sekolah dapat diterapkan dan dilanjutkan di rumah.


(5)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedadagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anonimus. (2013). Pengertian Metode Demonstrasi [online] Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-dalam

belajar.html (16 November 2014)

Anonimus. (2013). Tutorial Dasar Pembuatan Sandal [online] Tersedia:

http://buatsandal.com/tutorial-membuat-sandal/tutorial-dasar-pembuatan-sandal (29 Maret 2014)

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Astati, (2006). Pendidikan Dan Pembinaan Karir Penyndang Tunagrahita

Dewasa. Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jenddral

Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung: CV Pandawa

Delphie, B. (2005). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Rafika

Depdiknas, (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang system Pendidikan Nasional. Tidak diterbitkan

Depdiknas, (2003). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Luar Biasa. Tidak diterbitkan

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus. Tidak diterbitkan


(6)

Denny Ardiansyah Surahman, 2015

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL –AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Huba. (2012). Proses Pembuatan Sandal Jepit [online] Tersedia: http://vhuba.blogspot.com/2012/10/proses-pembuatan-sendal-jepit.html (29 Maret 2014)

Moleong, J. L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Saputra, Anggito. (2012). Konsep Tunagrahita [online] Tersedia :http://anggitosaputra.blogspot.com/2012/06/konsep-ketunagrahitaan.html (31 Maret 2014)

Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sumantri. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

LKP : Media Pembelajaran Aritmatika Untuk Anak Tunagrahita Ringan Pada SLB AL-AZHAR Waru.

0 10 97

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT GIFT BOX DARI BAHAN DUPLEX PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BC YKS I MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG.

2 7 26

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN VOKASIONAL MENGGANTI OLI MOTOR PADA SISWA SMALB TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB PURNAMA ASIH (Single Subject Research Pada Siswa SMALB di SLB Purnama Asih).

1 3 40

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KUE BURAYOT PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YKB GARUT.

4 24 95

PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERUPUK UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SMALB DI SLB C YPLAB KOTA BANDUNG.

6 10 30

KEMAMPUAN MEMBUAT KERUPUK DENGAN STRATEGI KONTEKSTUAL PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB-C YPLAB KOTA BANDUNG.

0 2 39

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT GIFT BOX DARI BAHAN DUPLEX PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BC YKS I MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG - repository UPI S PLB 1106666 Title

0 0 3

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SANDAL PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL – AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA - repository UPI S PLB 0800905 Title

0 2 3

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN MELALUI SISTEM MAGANG DI LAUNDRY CLING MAJALENGKA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB C YPLB MAJALENGKA - repository UPI S PLB 1204582 Title

0 2 3

PELAKSANAAN KETERAMPILAN VOKASIONAL PEMBUATAN TELUR ASIN BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB C YPLB KOTA BANDUNG - repository UPI S PLB 120721 Title

0 2 4