PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KUE BURAYOT PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YKB GARUT.
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MEMBUAT KUE BURAYOT PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YKB GARUT
(Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Anak Tunagrahita Ringan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Khusus
Oleh:
Cepy Darmawan Nim. 1004933
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
DI SLB C YKB GARUT
Oleh Cepy Darmawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Khusus
© Cepy Darmawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
CEPY DARMAWAN 1004933
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT KUE BURAYOT PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGA
KELAS XII DI SLB C YKB GARUT
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Pembimbing 1
Drs. H. Ahmad Mulyadiprana, M.Pd. NIP. 196209061986011001
Pembimbing II
dr. Riksma Nurahmi Rinalti A, M.Pd. NIP. 197511182005012001
Mengetahui,
Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 195607221985031001
(4)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… KATA PENGANTAR ………
UCAPAN TERIMA KASIH ………
DAFTAR ISI ………
DAFTAR LAMPIRAN ………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………
B. Fokus Masalah ……….………..………
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……….……….
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Ketunagrahitaan ……….………… B. Anak Tunagrahita ringan ……… C. Pelaksanaan Pembelajaran ………. D. Keterampilan Membuat Kue……….
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian………….... .……….………….
B. Tempat Penelitian ………..………
C. Subjek Penelitian ………...………
D. Instrumen Penelitian ………..…….…….
i ii iii v vii
1 4 4
6 13 17 20
25 26 26 27
(5)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Teknik Pengumpulan Data ……….……. F. Pengujian Keabsahan Data ………
G. Teknik Analisis Data ………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……….……..………
B. Pembahasan ………..……….
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ………..………..
B. Rekomendasi ………..……….……….
C. Penutup ………
DAFTAR PUSTAKA ………
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
28 30 31
35 52
57 59 59 vii
(6)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MEMBUAT KUE BURAYOT BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YKB GARUT
Oleh : Cepy Darmawan 1004933
Pembelajaran keterampilan dapat menjadi salah satu solusi agar anak tunagrahita ringan dapat berkembang dan mempunyai keterampilan, karena itu sangatlah penting bagi anak tunagrahita ringan setelah lulus sekolah kelak mempunyai keterampilan khusus yang sudah dikuasainya agar mereka mampu berdaya secara ekonomi. Pembelajaran membuat kue burayot merupakan salah satu keterampilan yang dapat dikembangkan dan diterapkan. Kue burayot dengan bahan yang mudah didapat dan cara membuat yang sederhana dinilai mampu diikuti dan diterapkan pada anak tunagrahita ringan. Masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu kemampuan anak tunagrahita ringan dalam pembelajaran keterampilan membuat kue burayot, pembuatan program pembelajaran keterampilan membuat kue burayot, pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot, hambatan apa saja yang dialami selama pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot, upaya guru dalam mengatasi hambatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Alat pengumpul data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa siswa sudah mengenal bahan-bahan dan peralatan untuk membuat kue burayot, untuk kegiatan praktek berbelanja siswa masih dibimbing oleh guru, dalam kegiatan praktek membuat serta mengemas kue burayot siswa melakukan sesuai dengan langkah-langkah pembuatan kue burayot dan dalam menjual kue burayot siswa masih harus dibimbing oleh guru.
(7)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata kunci :
(8)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berhasil tidaknya pembangunan nasional dapat dipengaruhi oleh keadaan sumber daya manusia. Pendidikan memiliki peranan penting dalam mengembangkan manusia yang bermutu dan yang dapat melangsungkan kehidupan bangsanya dimasa yang akan datang. Pendidikan di Indonesia telah memiliki jaminan yang sangat kuat sebagaimana termasuk dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa “Tiap-tiap warga Negara
berhak mendapatkan pengajaran”. Oleh karena itu masalah pendidikan merupakan hal yang harus ditangani secara serius dari semua pihak.
Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya ditujukan bagi anak normal namun juga ditujukan bagi mereka yang mengalami kelainan, mereka mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Hal tersebut dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 ayat (1) menyatakan bahwa:
“Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.
Salah satu kelompok anak yang membutuhkan pendidikan khusus adalah anak tunagrahita yang memiliki keterbatasan dalam kecerdasannya.
Program pendidikan anak tunagrahita lebih difokuskan pada latihan keterampilan vokasional, karena anak tunagrahita mengalami keterbatasan dalam belajar hal-hal yang bersifat akademik. Melalui pelajaran keterampilan diharapkan anak tunagrahita dapat bekerja. Mengenai hal ini, Mainord
(9)
2
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tunagrahita ringan adalah untuk mengembangkan keterampilan (vokasional)
dan mengadaptasikannya pada suatu pekerjaan” (Astati 2001:16). Atas dasar itulah maka bobot pelajaran keterampilan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bidang pembelajaran lainnya.
Perkembangan yang optimal dapat dicapai oleh peserta didik (tunagrahita) apabila setiap unsur pendidikan memberikan layanan secara khusus oleh guru-guru yang professional sebagai pendidik. Oleh karena itu guru diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami dan menghayati apa yang menjadi kebutuhan para peserta didik, mampu mengantisipasi perkembangan keadaan dan kebutuhan khusus peserta didik dan tuntutan masyarakat pada masa yang akan datang. Selain itu juga guru harus mampu membimbing peserta didik (tunagrahita) kepada kemandirian yang optimal.
Untuk mengoptimalkan kemampuan kemandirian yang ada pada anak tunagrahita guna tercapai tujuan khusus pendidikan bagi anak tunagrahita, salah satunya melalui pembelajaran keterampilan. Setiap orang membutuhkan pembelajaran keterampilan untuk bekal di masa yang akan datang. Begitu juga dengan anak tunagrahita, keterbatasan kemampuan intelektual anak tunagrahita mendorong pengembangan keterampilan menjadi salah satu hal yang penting untuk bekal kehidupan mereka kelak setelah lulus dari sekolah yang akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi. Dengan demikian perlu disadari betapa pentingnya pembelajaran keterampilan bagi anak tunagrahita, bila diperhatikan kehidupan anak tunagrahita ini memprihatinkan, setelah selesai mengikuti program pendidikan ternyata banyak yang sangat menggantungkan diri dan membebani kehidupan keluarga.
Pembelajaran keterampilan dapat menjadi salah satu solusi agar anak tunagrahita ringan dapat berkembang dan mempunyai keterampilan, karena itu sangatlah penting bagi anak tunagrahita ringan setelah lulus sekolah kelak mempunyai keterampilan khusus yang sudah dikuasainya agar mereka mampu berdaya secara ekonomi. Salah satu pelajaran keterampilan yang
(10)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diajarkan di SLB C YKB Garut adalah keterampilan tataboga yaitu membuat kue burayot. Alasan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot ini, dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah; 1) untuk membuat kue tersebut tidak terlalu sulit dan cukup mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh anak-anak, 2) termasuk keterampilan yang cukup cepat untuk memberikan hasil, 3) dapat dijual dilingkungan sekolah, selain itu juga mulai ditawarkan kepada orangtua siswa dan juga kepada para tamu yang datang berkunjung ke sekolah sebagai oleh-oleh khas Garut, dan 4) merupakan salah satu keterampilan yang telah dikuasai oleh guru yang secara khusus guru yang ahli dalam pembelajaran keterampilan tersebut.
Pembelajaran keterampilan membuat kue burayot ini dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik khususnya bagi anak yang telah duduk di tingkat menengah atas dan membekali keterampilan dengan tujuan setelah peserta didik lulus dari sekolah tersebut diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupannya atau menjadi mata pencaharian dalam melanjutkan hidupnya kelak.
Guru dalam hal ini adalah sebagai pihak yang bertugas memberikan stimulus dan sebagai fasilitator bagi siswa tunagrahita ringan agar minat dan kemampuannya mengikuti kegiatan keterampilan seperti membuat kue burayot dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian guru dituntut untuk membuat langkah-langkah yang dapat diikuti oleh siswa dalam keterampilan membuat kue burayot ini, diantaranya yaitu pengenalan bahan-bahan, pengenalan alat yang digunakan untuk membuat kue burayot, cara–cara membuat kue burayot dan menjualnya..
Memandang permasalahan di atas, maka penulis ingin melihat dan memahami lebih jauh akan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot bagi anak tunagrahita. Melalui penelitian formal penulis ingin mengetahui secara lebih mendalam dan bermaksud menggali fakta-fakta dan informasi yang lebih mendeteil lagi. Penulis berharap melalui penelitian formal ini,
(11)
4
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
informasi dan data yang penulis peroleh dapat membantu penulis untuk memahami secara lebih mendalam akan fakta-fakta yang terjadi terkait dengan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot pada anak tunagrahita.
B. Fokus Masalah
Fokus penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut ?”. Untuk memperoleh data tersebut, maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan program pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut. 2. Bagaimana pelaksanaan program pembelajaran keterampilan membuat kue
Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut 3. Bagaimana evaluasi pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot
bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut
4. Kesulitan apa yang dihadapi guru dalam pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut.
5. Upaya apa yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
(12)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut.
b. Tujuan Penelitian Secara Khusus
1. Untuk mendapatkan gambaran tentang perencanaan program pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut.
2. Untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan program pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut.
3. Untuk mengetahui tentang evaluasi pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut.
4. Untuk mengetahui kesulitan apa yang dihadapi guru dalam pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut
5. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
a) Bagi peneliti
Untuk memperoleh pemahaman dan pengalaman tentang pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII di SLB C YKB Garut.
(13)
6
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menambah informasi pada anak agar lebih mengembangkan pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot.
c) Bagi guru
Sebagai bahan informasi, pertimbangan secara khusus dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan.
d) Bagi Sekolah
Semoga dari penelitian ini dapat memberikan bahan informasi baik secara teoritis maupun praktis dalam memberikan layanan pembinaan pembelajaran keterampilan khususnya keterampilan membuat kue burayot.
(14)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena mengungkap data yang sedang berlangsung. Data yang terkumpul dicatat dan kemudian dianalisis. Mardalis (1986:26) menyatakan bahwa “Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan yang diteliti.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:234) menyatakan juga bahwa “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis dan bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi instrumen (human instrument).
Mengenai pendekatan kualitatif, Nasution (1996:5) mengemukakan: “Penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”. Sehingga dalam implementasinya, penulis dapat secara langsung berhubungan dengan sumber
(15)
26
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data untuk melakukan pengamatan sambil berpartisipasi, untuk dapat menghasilkan data yang lebih banyak dan lebih rinci.
B. Tempat Penelitian
Kegiatanan penelitian dilaksanakan di SLB C YKB Garut yang beralamat di Jalan RSU no 15 Kabupaten Garut. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada kebutuhan data penelitian.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang bersedia memberikan informasi-informasi yang berisi keterangan dan data penting yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan tiga siswa tunagrahita ringan kelas XII tingkat SMALB di SLB C YKB Kabupaten Garut. Subjek penelitian ini adalah :
1. Guru
Subjek guru dalam penelitian ini berinisial TN berusia 49 tahun dan sudah 25 tahun mengajar. TN adalah seorang guru yang cukup mahir dalam bidang tataboga. Selain menjadi guru pembimbing dalam keterampilan tataboga, beliau juga adalah guru kelas. Sebagai guru pembimbing keterampilan tataboga, beliau benar-benar memahami kebutuhan siswa tunagrahita akan keterampilan untuk menunjang masa depannya yang mandiri.
2. Siswa 1 (SR)
Subjek siswa 1, merupakan siswa kelas XII yang mempunyai nama berinisial SR. SR adalah salah satu siswa yang paling menonjol dalam pelaksanaan permbelajaran keterampilan tata boga membuat burayot. Dia adalah salah satu siswa yang diandalkan saat SLB C YKB menerima
(16)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pesanan burayot ataupun saat SLB C YKB diundang untuk praktik tata boga di tempat lain.
3. Siswa 2 (WR)
Subjek siswa 2 merupakan siswa perempuan yang duduk di kelas XII dan mempunyai nama berinisial WR. WR adalah siswa perempuan yang aktif dalam pembelajaran keterampilan tataboga khususnya membuat burayot.
4. Siswa 3 (SH)
Subjek siswa 3 merupakan siswa laki-laki yang duduk di kelas XII dan mempunyai nama berinisial SH. SH adalah salah satu siswa yang menonjol dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan tataboga membuat burayot. Namun SH juga aktif dalam pembelajaran keterampilan di bidang lain, sehingga terkadang harus meninggalkan pembelajaran keterampilan tata boga.
Tabel 3.1
SUBJEK PENELITIAN
No Nama
Responden L/P Usia Keterangan
1. TN P 49 Guru kelas XII di
SLB C YKB Garut
2. SR P 18 Siswa kelas XII di
SLB C YKB Garut
3. WR P 17 Siswa kelas XII di
SLB C YKB Garut
4. SH L 17 Siswa kelas XII di
SLB C YKB Garut
(17)
28
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guna mencapai suatu tujuan kegiatan sudah tentu di dalamnya membutuhkan komponen-komponen lain sebagai penunjang. Salah satu di antaranya adalah instrumen/alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti sendiri. Keberadaan peneliti sebagai instrument merupakan alat pengumpul data utama, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2010:165) bahwa “Hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lain dan hanya manusialah yang mampu memahami kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan”.
Sugiyono (2006:306) mengemukakan bahwa “Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Oleh karena itu, peneliti akan terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data hingga membuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data lebih menitik beratkan kepada perekaman situasi yang terjadi dalam konteks masalah yang dibahas. Dengan demikian, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Wawancara
Data yang dikumpulkan melalui wawancara bersifat verbal, hasil wawancara direkam agar memudahkan peneliti untuk mendokumentasikan berbagai data dan informasi yang disampaikan reponden. Jadi dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal
(18)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan kebutuhan data. Dengan wawancara ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan peneliti mencatatnya. Oleh karena itu, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah guru kelas dan siswa yang menjadi subjek penelitian. Adapun aspek-aspek yang ingin diungkap antara lain:
1) Kemampuan dalam membuat kue burayot, yang meliputi: kemampuan dalam mengenal peralatan, kemampuan dalam mengenal bahan-bahan, kemampuan dalam mempraktekkan membuat kue burayot.
2) Cara guru membuat program pembelajaran, yang meliputi cara menentukan tujuan pembelajaran, penentuan materi pembelajaran, penentuan metode atau strategi pembelajaran, penentuan evalusi pembelajaran.
3) Pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot, yang meliputi: persiapan KBM, penyampaian materi yang sesuai dengan kurikulum, penerapan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi, penerapan teknik dan pendekatan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dalam KBM.
4) Hambatan yang dialami siswa dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot, yang berasal dari kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar, kemampuan yang dimiliki siswa, sarana prasarana penunjang, lingkungan belajar yang efektif.
(19)
30
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan adalah observasi partisipatif. Dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kehidupan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan untuk sumber data penelitian. Dengan observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian akan lebih kredibel/dapat dipercaya bila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang telah ada.
Dokumentasi dimaksudkan untuk mendukung dan mempertegas hasil observasi dan wawancara. Dokumen yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya foto-foto pembelajaran keterampilan membuat kue burayot bagi anak tunagrahita ringan kelas XII SMALB di SLB C YKB Garut.
F. Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data kualitatif meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Teknik keabsahan data yang akan dilakukan peneliti adalah uji credibility (validitas) agar dapat mempertanggung jawabkan data secara benar dan akurat, maka pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu dengan teknik triangulasi.
(20)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam melaksanakan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Moleong (2007:330) menyebutkan bahwa “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
Triangulasi menurut Patton dalam Moleong (2007:331) terdapat dua strategi, yaitu : (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tadi, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan sesuai informan yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Ini bisa dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Teknik triangulasi digunakan untuk mengecek data yang diperoleh dari sumber data utama, yaitu data hasil observasi partisipasi, data hasil wawancara serta data hasil studi dokumentasi. Untuk menilai apakah data yang diperoleh dari lapangan itu valid, maka perlu dilakukan pemeriksaan secara seksama dan teliti sebab hanya data yang shahihlah yang dapat dianalisis. Digunakannya teknik triangulasi ini bertujuan untuk saling mempertegas diantara data yang telah terkumpul.
Triangulasi yang digunakan dalam peneletian ini adalah triangulasi sumber, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi di reduksi dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang isi yang tidak perlu dari data tersebut.
Dengan demikian derajat kepercayaan informasi yang didapat dalam penelitian ini terjamin, secara singkat teknik triangulasi ini dapat dilihat pada gambar berikut:
(21)
32
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Analisis Data
Analisis data telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dengan kata lain penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Tetapi dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Mengingat dalam teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (trianggulasi) dan pengamatan dilakukan secara terus menerus maka teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Saat data yang dikumpulkan selanjutnya dapat disimpulkan menjadi sebuah hipotesis yang dapat diterima atau ditolak. Jadi secara garis besar setelah data terkumpul peneliti langsung mengolahnya dengan melakukan penafsiran dan menganalisis secara kritis, kemudian ditarik kesimpulan secara bertahap dan dilakukan pembahasan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Stainback dalam Sugiyono (2009:89) mengemukakan bahwa analisis data adalah :
Proses pencarian dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
WAWANCARA
(22)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan oranglain.
Analisis data kualitaif menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong ( 2007:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada oranglain.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada proses analisis data yang disampaikan oleh Miles & Huberman dalam Sugiyono (2010:91) yaitu : “aktifitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.”
Maka dapat disimpulkan bahwa Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, ataupun data dari hasil studi dokumentasi.
Secara garis besar teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis induktif (analytical induction) artinya setelah data terkumpul, penulis langsung mengolahnya dengan melakukan penafsiran dan menganalisis secara kritis, kemudian ditarik kesimpulan secara bertahap dan dilakukan pembahasan hingga mencapai tujuan yang diharapkan. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing / verifikasi.
1. Reduksi data.
Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi di reduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang isi
(23)
34
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data yang tidak perlu. Kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan crosscheck atau cek silang diantara kedua data tersebut. Setiap sumber data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas dari data yang ada dapat dipertanggungjawabkan.
2. Penyajian Data.
Penyajian data ini berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Menarik kesimpulan dan verifikasi.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan dan perbedaan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan responden dengan data yang ada di lapangan. Sedangkan verifikasi data merupakan langkah untuk memeriksa data yang telah terkumpul. Hal ini dilakukan dengan cara memeriksa kembali data yang telah diperoleh dengan teliti dan cermat agar diperoleh data yang benar-benar valid dan bisa dipertanggung jawabkan. Kesimpulan harus selalu diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk menjaga tingkat kepercayaan.
Sejak awal pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Setelah didapat kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian menjadi lebih rinci dan menjadi kuat dengan adanya bukti-bukti dari data. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni sebagai validitas dari data itu sendiri.
(24)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(25)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil hasil penelitian. Hasil penelitian merupakan jawaban dari fokus penelitian. Adapun hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Program pembelajaran keterampilan tataboga membuat kue burayot dibuat oleh guru pembimbing keterampilan tataboga berdasarkan mata pelajaran tataboga di SMA umum. Guru sudah membuat program pembelajaran yang tertuang dalam program semesteran, silabus, dan RPP pembelajaran tataboga. Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mengambil dari sekolah umum atau membuat sendiri sesuai dengan materi. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan materi yang diajarkan dengan tetap memperhatikan kemampuan individu. Sumber belajar diambil dari buku-buku tentang ilmu tataboga dan dari internet. Metode, pendekatan, dan media pembelajaran digunakan secara beragam sehingga dalam pembelajaran lebih variatif dan tidak membosankan.
2. Pelaksanaan program pembelajaran keteranpilan tataboga telah terstruktur, dengan penjadwalan hari dan alokasi waktu yang jelas. Dalam proses pelaksanaannya, pembelajaran keterampilan tataboga diikiuti dengan penuh antusias karena pembelajaran ini lebih mengedepankan praktek daripada teori.
3. Pelaksanaan evaluasi dalam pelajaran keterampilan tataboga selalu dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung atau setelah kegiatan pembelajaran selesai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menyerap pembelajaran yang sudah diberikan.
(26)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran tataboga menggunakan teknik penugasan dengan bentuk instrumen unjuk hasil kerja.
Kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam pembelajaran keterampilan tataboga terabagi kedalam beberapa bagian yaitu kemampuan siswa menyebutkan alat dan bahan, menyebutkan fungsi alat dan bahan, cara mengolah bahan, cara penyajian, cara mengemas, dan cara menjaga kebersihan. Secara keseluruhan siswa sudah cukup mampu melaksanakannya dengan baik.
4. Hambatan atau permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran keterampilan tataboga diantaranya adalah sulitnya mencari materi yang sesuai dengan kebutuhan anak dan ketersediaan sarana dan prasarana, kadang-kadang alokasi waktu yang disediakan tidak mencukupi hal itu menyebabkan siswa harus pulang melebihi waktu yang seharusnya. Guru harus berulangkali menjelaskan materi. Hambatan lain adalah keadaan siswa yang terlanjur memilih beberapa keterampilan diluar tataboga, sehingga pada saat pembelajaran berlangsung siswa sudah kelelahan dan kurang antusias untuk mengikuti pembelajaran. Konsentrasinya juga menjadi terbagi karena tugas lain diluar pembelajaran tataboga. Namun demikian tidak menjadi halangan untuk membuat pembelajaran keterampilan tataboga tetap berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Guru selalu berusaha mencari solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada agar kegiatan pembelajaran keterampilan tataboga berjalan serbagaimana mestinya.
5. Upaya guru dalam mengatasi hambatan yang datang dari diri siswa saat pelaksanaan keterampilan tataboga adalah dengan membangun komunikasi yang lebih efektif. Guru juga selalu berusaha memenuhi kebutuhan siswa dengan mengulang-ulang materi sampai siswa betulbetul memahami materi. Dalam perlaksanaan praktik membuat kue burayot juga guru memberi perhatian penuh dan memastikan siswa menjalani kegiatan
(27)
59
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dengan baik. Untuk mengatasi rasa kurang percaya diri, guru senantiasa memberikan motivasi dan mengikut sertakan siswa pada pelatihan-pelatihan dan pameran, hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki wawasan yang lebih luas dan terbiasa terjun di masyarakat.
B. Rekomendasi
Dari kesimpulan diatas, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Bagi pihak sekolah
a. Bagi guru keterampilan tataboga, hendaknya guru lebih komunikatif lagi dalam menyampaikan materi pembelajaran keterampilan tataboga. Kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran terkadang memerlukan usaha yang lebih besar dari guru dan memerlukan strategi yang tepat. Pemberian motivasi yang terus menerus akan membuat siswa lebih bersemangat dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan tataboga. b. Guru hendaknya memberikan kesempatan yang sama pada semua
siswa dalam pembelajaran keterampilan tataboga. Kesempatan yang sama akan memudahkan siswa untuk memahami setiap tahapan– tahapan pembelajaran tataboga. Walaupun setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda, namun rasa percaya diri siswa akan bertambah karena seringnya diberi kesempatan melakukan praktek. 2. Bagi Orang Tua
Untuk lebih meningkatkan kemampuan anak, maka orangtua hendaknya senantiasa memantau perkembangan dan memotivasi anak baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang sama tentang pembelajaran keterampilan tataboga pada siswa tunagrahita ringan, dan penelitian berikutnya diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih
(28)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sempurna agar siswa tunagrahita ringan mendapat manfaat yang lebih besar lagi di masa depan.
C. Penutup
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tiada kata yang yang lebih pantas diucapkan selain rasa syukur yang begitu besar pada Sang Maha Memudahkan atas berjalannya setiap proses pengerjaan skripsi ini dengan sangat baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dikarenakan kemampuan dan pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas. Namun demikian penulis berharap agar tulisan ini ada manfaatnya terutama bagi pihak-pihak yang terkait, dan semoga dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Semoga semua pihak yang telah membantu akan mendapat balasan yang jauh lebih besar dari Allah SWT. Aamiin..
(29)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agustina Dewi, Irma. (2009). Manfaat Hasil Belajar Cookies Dan Candy Sebagai Kesiapan Perintisan Usaha Candy Shop. Skripsi Sarjana PKK Tata Boga FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Astati. (1996). Pendidikan dan Pembinaan Karier Penyandang Tunagrahita Dewasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Arti Kata, Kue, tersedia [online], (http://www.artikata.com/).
Boga, Yasa. (1995). Seri Resep Praktis Kue Coklat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Delphie, B. (2005). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Refika Aditama. Delsajoesafira, Definisi Pembelajaran, tersedia [online],
(delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/definisi-pembelajaran.html)
Departeman P dan K. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamalik, Umar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mardalis. (1989). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi aksara.
Moleong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Muhammad, Jamila K.A. (2008). Special Education For Special Children. Jakarta: Hikmah.
(30)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Panggabean. (1991) Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI Bandung.
Puspita, Asri Ratna. (2011). Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Kue pada Kesiapan Perintisan Usaha Home Industry. Skripsi Sarjana PKK Tata Boga FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Rochyadi & Alimin. (2005). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tingga Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Supandi & Seba. (1983). Metode Research. Bandung: Jammars.
Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. T Sutjihati Somantri. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika
Aditama.
Tim Pengembang Kurikulum. (2010). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan untuk ABK. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Bidang Pendidikan Luar Biasa.
(31)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HASIL OBSERVASI
Nama Responden : SH
Tempat : Ruang Kelas dan Dapur
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
1. Menunjukkan alat-alat yang digunakan:
a. Kompor Gas b. Panci
c. Parutan
d. Wajan/penggorengan e. Baskom
f. Pisau g. Sumpit
h. Sarung tangan plastik i. Plastik transparan j. Saringan
k. Kotak plastik mika l. Stapler
SH sudah dapat menunjukkan alat-alat untuk membuat kue burayot, seperti kompor gas, panci, parutan,
wajan/penggorengan, baskom, pisau, sumpit, sarung tangan plastik, plastik transparan,saringan, kotak plastik mika dan stapler.
2. Menyebutkan alat-alat yang digunakan:
a. Kompor Gas b. Panci
SH sudah dapat menyebutkan alat-alat untuk membuat kue burayot, seperti kompor gas, panci, parutan, wajan/penggorengan, baskom, pisau,
(32)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
c. Parutan
d. Wajan/penggorengan e. Baskom
f. Pisau g. Sumpit
h. Sarung tangan plastik i. Plastik transparan j. Saringan
k. Kotak plastik mika l. Stapler
sumpit, sarung tangan plastik, plastik transparan,saringan, kotak plastik mika dan stapler.
3. Menunjukkan bahan-bahan yang digunakan:
a. Tepung beras b.Gula merah c. Kelapa d.air
e. Gula pasir f. Garam g. Vanili
SH sudah dapat menunjukkan bahan-bahan untuk membuat kue burayot, seperti gula merah, kelapa, air, gula pasir, garam.
SH belum mampu menunjukkan vanilli. SH mengalami kesulitan dalam membedakan tepung beras dengan tepung tapioka.
4. Menyebutkan bahan-bahan yang digunakan:
a. Tepung beras b.Gula merah
c. Kelapa (Santan Kelapa)
SH sudah dapat menyebutkan bahan-bahan untuk membuat kue burayot, seperti gula merah, kelapa, air, gula pasir, garam.
(33)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
d.air
e. Gula pasir f. Garam g. Vanili
5. Mempersiapkan alat yang akan digunakan:
a. Kompor Gas b. Panci
c. Parutan
d. Wajan/penggorengan e. Baskom
f. Pisau g. Sumpit
h. Sarung tangan plastik i. Plastik transparan j. Saringan
k. Kotak plastik mika l. Stapler
SH sudah dapat menyiapkan alat untuk membuat kue burayot, seperti menyiapkan kompor gas, panci, parutan, wajan/penggorengan, baskom, pisau, sumpit, sarung tangan plastik, plastik transparan,saringan, kotak plastik mika dan stapler
4. Mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan:
a. Tepung beras b. Gula merah
c. Kelapa (Santan Kelapa) d. air
SH sudah dapat menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue burayot, seperti menyiapkan kompor gas, panci, parutan, wajan/penggorengan, baskom, pisau, sumpit, sarung tangan plastik, plastik transparan,saringan,
(34)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
e. Gula pasir f. Garam g. Vanili
kotak plastik mika dan stapler
5.
Pelaksanaan keterampilan membuat kue burayot:
a. Merebus gula merah sampai mendidih
b. Menuangkan tepung beras c. Menambahkan santan kelapa d. Menguleni adonan hingga
kalis (bisa dicetak/tercampur semua bahan)
e. Mendiamkan adonan selama satu jam
f. Mengambil adonan lalu membentuknya
g. Menggoreng adonan dengan sumpit
h. Mengangkat adonan i. Meniriskan adonan yang
sudah digoreng
Dalam Pelaksanaan membuat kue burayot SH :
a. Sudah mampu merebus gula merah sampai mendidih
b. Sudah mampu menuangkan tepung beras
c. Sudah mampu menambahkan santan kelapa namun masih dibimbing dalam memarutnya d. Sudah mampu menguleni adonan
hingga kalis (bisa
dicetak/tercampur semua bahan) e. Sudah mampu mendiamkan adonan
selama satu jam
f. Sudah mampu mengambil adonan lalu membentuknya
g. Sudah mampu menggoreng adonan dengan sumpit
h. Sudah mampu mengangkat adonan i. Sudah mampu meniriskan adonan
(35)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
yang sudah digoreng 6. Merapihkan alat yang telah
digunakan:
a. Mencuci peralatan
b. Membereskan peralatan ke tempat penyimpanan
Dalam merapihkan alat SH sudah mampu mencuci peralatan dan membereskan peralatan ke tempat penyimpanan.
7. Merapihkan Bahan:
a. Membersihkan sisa-sisa bahan yang tidak terpakai b. Menyimpan bahan yang tidak
terpakai
c. Menyiapkan bahan yang dapat dipakai
SH sudah mampu merapihkan bahan-bahan.
8. Menyimpan/mengemas kue burayot:
d. Menyimpan kue burayot ke dalam kotak plastik mika dan diberi stepler tiap sisinya e. Mengepak kue burayot ke
dalam plastik kue.
SR sudah mampu mengemas kue burayot
(36)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
(37)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Responden : ………
Tempat : ………
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
1. Menunjukkan alat-alat yang digunakan:
a. Kompor Gas b. Panci
c. Parutan
d. Wajan/penggorengan e. Baskom
f. Pisau g. Sumpit
h. Sarung tangan plastik i. Plastik transparan j. Saringan
k. Kotak plastik mika l. Stapler
2. Menyebutkan alat-alat yang digunakan:
a. Kompor Gas b. Panci
(38)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
c. Parutan
d. Wajan/penggorengan e. Baskom
f. Pisau g. Sumpit
h. Sarung tangan plastik i. Plastik transparan j. Saringan
k. Kotak plastik mika l. Stapler
3. Menunjukkan bahan-bahan yang digunakan:
a. Tepung beras b.Gula merah
c. Kelapa (Santan Kelapa) d.air
e. Gula pasir f. Garam g. Vanili
4. Menyebutkan bahan-bahan yang digunakan:
a. Tepung beras b.Gula merah
(39)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
d.air
e. Gula pasir f. Garam g. Vanili
5. Mempersiapkan alat yang akan digunakan:
a. Kompor Gas b. Panci
c. Parutan
d. Wajan/penggorengan e. Baskom
f. Pisau g. Sumpit
h. Sarung tangan plastik i. Plastik transparan j. Saringan
k. Kotak plastik mika l. Stapler
6. Mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan:
a. Tepung beras b. Gula merah
c. Kelapa (Santan Kelapa) d. air
(40)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
e. Gula pasir f. Garam g. Vanili
7. Pelaksanaan keterampilan membuat kue burayot:
a. Merebus gula merah sampai mendidih
b. Menuangkan tepung beras c. Menambahkan santan kelapa d. Menguleni adonan hingga
kalis (bisa dicetak/tercampur semua bahan)
e. Mendiamkan adonan selama satu jam
f. Mengambil adonan lalu membentuknya
g. Menggoreng adonan dengan sumpit
h. Mengangkat adonan i. Meniriskan adonan yang
sudah digoreng
8. Merapihkan alat yang telah digunakan:
(41)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
a. Mencuci peralatan
b. Membereskan peralatan ke tempat penyimpanan 9. Merapihkan Bahan:
a. Membersihkan sisa-sisa bahan yang tidak terpakai b. Menyimpan bahan yang tidak
terpakai
c. Menyiapkan bahan yang dapat dipakai
10. Menyimpan/mengemas kue burayot:
d. Menyimpan kue burayot ke dalam kotak plastik mika dan diberi stepler tiap sisinya e. Mengepak kue burayot ke
(42)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HASIL OBSERVASI
Nama Responden : WR
Tempat : Ruang Kelas dan Dapur
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
1. Menunjukkan alat-alat yang digunakan:
a. Kompor Gas b. Panci
c. Parutan
d. Wajan/penggorengan e. Baskom
f. Pisau g. Sumpit
h. Sarung tangan plastik i. Plastik transparan j. Saringan
k. Kotak plastik mika l. Stapler
WR sudah dapat menunjukkan alat-alat untuk membuat kue burayot, seperti kompor gas, panci, parutan, wajan/penggorengan, baskom, pisau, sumpit, sarung tangan plastik, plastik transparan,saringan.
WR belum mampu menunjukkan kotak plastik mika dan stapler.
2. Menyebutkan alat-alat yang digunakan:
a. Kompor Gas b. Panci
WR sudah dapat menyebutkan alat-alat untuk membuat kue burayot, seperti kompor gas, panci, parutan, wajan/penggorengan, baskom, pisau,
(43)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
c. Parutan
d. Wajan/penggorengan e. Baskom
f. Pisau g. Sumpit
h. Sarung tangan plastik i. Plastik transparan j. Saringan
k. Kotak plastik mika l. Stapler
sumpit, sarung tangan plastik, plastik transparan,saringan, kotak plastik mika dan stapler.
3. Menunjukkan bahan-bahan yang digunakan:
a. Tepung beras b.Gula merah
c. Kelapa (Santan Kelapa) d.air
e. Gula pasir f. Garam g. Vanili
WR sudah dapat menunjukkan bahan-bahan untuk membuat kue burayot, seperti gula merah, kelapa, air, gula pasir, garam, vanilli. Responden mengalami kesulitan dalam membedakan tepung beras dengan tepung tapioka.
4. Menyebutkan bahan-bahan yang digunakan:
a. Tepung beras b.Gula merah
c. Kelapa (Santan Kelapa)
WR sudah dapat menyebutkan bahan-bahan untuk membuat kue burayot, seperti gula merah, kelapa, air, gula pasir, garam.
(44)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
d.air
e. Gula pasir f. Garam g. Vanili
dalam menyebutkan vanili.
5. Mempersiapkan alat yang akan digunakan:
a. Kompor Gas b. Panci c. Parutan d. Wajan/penggorengan e. Baskom f. Pisau g. Sumpit
h. Sarung tangan plastik i. Plastik transparan j. Saringan
k. Kotak plastik mika l. Stapler
WR sudah dapat menyiapkan alat untuk membuat kue burayot, seperti menyiapkan kompor gas, panci, parutan, wajan/penggorengan, baskom, pisau, sumpit, sarung tangan plastik, plastik transparan,saringan, kotak plastik mika dan stapler
6. Mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan:
a. Tepung beras b. Gula merah
c. Kelapa (Santan Kelapa) d. air
WR sudah dapat menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue burayot, seperti menyiapkan kompor gas, panci, parutan, wajan/penggorengan, baskom, pisau, sumpit, sarung tangan plastik, plastik transparan,saringan,
(45)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
e. Gula pasir f. Garam g. Vanili
kotak plastik mika dan stapler
7.
Pelaksanaan keterampilan membuat kue burayot:
a. Merebus gula merah sampai mendidih
b. Menuangkan tepung beras c. Menambahkan santan kelapa d. Menguleni adonan hingga
kalis (bisa dicetak/tercampur semua bahan)
e. Mendiamkan adonan selama satu jam
f. Mengambil adonan lalu membentuknya
g. Menggoreng adonan dengan sumpit
h. Mengangkat adonan i. Meniriskan adonan yang
sudah digoreng
Dalam Pelaksanaan membuat kue burayot WR :
a. Sudah mampu merebus gula merah sampai mendidih
b. Masih dibimbing dalam menuangkan tepung beras kedalam rebusan
c. Sudah mampu santan kelapa yang namun masih perlu dibimbing dalam memarut kelapa.
d. Masih dibimbing menguleni adonan hingga kalis (bisa dicetak/tercampur semua bahan) e. Sudah mampu mendiamkan adonan
selama satu jam
f. Masih dibimbing mengambil adonan dengan sumpit
g. Masih dibimbing menggoreng adonan dengan sumpit
(46)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek yang Diobservasi Keterangan/Hasil Observasi
i. Sudah mampu meniriskan adonan yang sudah digoreng
8. Merapihkan alat yang telah digunakan:
a. Mencuci peralatan
b. Membereskan peralatan ke tempat penyimpanan
Dalam merapihkan alat WR sudah mampu mencuci peralatan dan membereskan peralatan ke tempat penyimpanan.
9. Merapihkan Bahan:
a. Membersihkan sisa-sisa bahan yang tidak terpakai b. Menyimpan bahan yang tidak
terpakai
c. Menyiapkan bahan yang dapat dipakai
WR sudah mampu merapihkan bahan-bahan.
10. Menyimpan/mengemas kue burayot:
a. Menyimpan kue burayot ke dalam kotak plastik mika dan diberi stepler tiap sisinya b. Mengepak kue burayot ke
dalam plastik kue.
WR sudah mampu mengemas kue burayot
(47)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
(48)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HASIL WAWANCARA
DENGAN GURU KELAS
Nama Responden : Tati Narwati, S.Pd Hari/ Tanggal : Sabtu, 07 Juni 2014 Waktu : 09.30 s.d selesai Tempat : Ruang Kelas XII
Perencanaan program pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan
1. Bagaimana mempersiapkan program pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Didalam pelaksanaan apapun termasuk dalam pelaksanaan pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan terarah maka kita harus mempersiapkan program. Misalkan dalam pembelajaran keterampilan, kita harus mempunyai program pembelajaran keterampilan seperti program tahunan, program semester, silabus, RPP dan lain-lain. Namun perencanaan program ini harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa dilapangan”.
(49)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Dari manakah sumber materi pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Sumber materi diambil dari pengalaman saya sendiri, kebetulan dulu Ibu saya suka membuat kue-kue jajanan pasar termasuk kue burayot yang konon sekarang terkenal menjadi makanan/oleh-oleh khas Garut. Dan untuk sekarang juga telah banyak buku-buku resep memasak praktis dan selain dari buku dan pengalaman saya juga sumber materi diambil dari kurikulum yang dimodifikasi. kurikulum yang digunakan diambil dari beberapa kurikulum dengan tingkat satuan pendidikan yang lebih rendah, lalu ditentukan sesuai dengan potensi, minat, dan
kemampuan siswa”.
3. Apakah guru selalu membuat RPP terlebih dahulu sebelum pembelajaran?
“Tentu, karena kalau tidak ada rencana program apa yang akan
diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan tentunya
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan”
4. Bagaimana cara merumuskan program pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Melalui pengamatan terlebih dahulu, kemudian dibuatlah program pembelajaran dengan merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan metode pembelajaran, pendekatan, dan evaluasi pembelajarannya seperti apa?”.
5. Hal-hal apa sajakah yang dipertimbangkan dalam perumusan program pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
(50)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Kemampuan siswa, kondisi siswa, sarana prasarana, dan pembiayaan.”
Pelaksanaan program pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan
6. Kapan waktu pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Setiap hari hari sabtu, pada jam pelajaran ketiga sampai keenam”
7. Berapa alokasi waktu yang disediakan setiap jam pelajaran? “40 menit setiap jam pelajaran”
8. Berapa lama dan berapa kali pertemuan pembelajaran keterampilan dilaksanakan?
“2 x 40 menit. Pembelajaran keterampilan membuat kue burayot dilaksanakan tiga kali pertemuan”
9. Apakah pembelajaran keterampilan rutin dilaksanakan?
“Rutin, tetapi materi pembelajaran berbeda-beda, karena pelajaran
keterampilan tidak hanya tataboga saja keterampilan lainnya ada keterampilan pertanian, perikanan, meronce manik-manik keterampilan
tata busana dan tata rias”
10.Apakah materi yang disampaikan sesuai dengan kurikulum? “Ya, sesuai dengan kurikulum”
(51)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11.Apakah materi yang diberikan tuntas selama satu semester?
“Terkadang tidak tuntas, karena tergantung dengan kondisi dan minat siswa. Terkadang siswa jenuh, dan banyaknya pelajaran keterampilan
yang lainnya”
12.Bagaimana pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Pendekatan individual dan pendekatan kelompok, digunakan secara fleksibel”
13.Bagaimana dengan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Bervariasi. Teori menggunakan ceramah dan Tanya jawab, sedangkan praktek menggunakan demonstrasi dan pemberian tugas, namun dalam pembelajaran lebih sering praktek karena disekolah sering ada pesanan dan sering mengikuti pameran pertanian”.
14.Ruang lingkup materi apa saja yang ada dalam pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Pengenalan bahan-bahan dan peralatan untuk membuat kue burayot, praktek berbelanja, praktek membuat kue burayot, menjual kue burayot”.
15.Media pembelajaran apa saja yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
(52)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Benda nyata, perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat kue burayot seperti Tepung beras, gula merah, kelapa yang diparut dan
dibuat santan kelapa dan peralatan lainnya”
16.Untuk mengetahui keberhasilan, apakah guru perlu selalu melakukan evaluasi?
“Ya, untuk mengetahui keberhasilan siswa dan pelaksanaan
evaluasinya langsung pada saat praktek dilaksanakan”.
17.Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Tes lisan dan tes kinerja pada saat praktek dilaksanakan”
18.Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Berjalan lancar dan berkelanjutan karena setiap bulannya sekolah kami mengikuti kegiatan pameran pasar tani yang diadakan oleh BP4K Kabupaten Garut untuk memamerkan hasil keterampilan pertanian
juga keterampilan tataboganya yaitu kue burayot”
Evaluasi pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan
19.Bagaimana kemampuan siswa dalam mengenal bahan-bahan yang digunakan dalam membuat kue burayot?
(53)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Sebagian siswa telah mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam
membuat kue burayot”
20.Bagaimana kemampuan siswa dalam mengenal peralatan yang digunakan dalam membuat kue burayot?
“Sebagian siswa telah mengetahui peralatan yang digunakan dalam
membuat kue burayot”
21.Bagaimana kemampuan siswa dalam mempersiapkan bahan yang akan digunakan untuk membuat kue burayot?
“Semua siswa telah mengetahui peralatan yang digunakan dalam
membuat kue burayot”
22.Bagaimana kemampuan siswa dalam berbelanja bahan dan alat yang akan digunakan dalam membuat kue burayot?
“Dua siswa sudah mampu, satu siswa masih dibimbing”
23.Bagaimana kemampuan siswa dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk membuat kue burayot?
“Semua siswa sudah mampu mempersiapkan alat apa saja yang akan digunakan untuk membuat kue burayot”
24.Bagaimana kemampuan siswa dalam merebus air dan gula merah? “Siswa sudah mampu merebus air dan gula merah”
(54)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25.Bagaimana kemampuan siswa dalam mencampurkan bahan hingga menjadi adonan?
“Dua orang siswa sudah mampu mencampurkan bahan hingga menjadi adonan”
26.Bagaimana kemampuan siswa dalam menguleni adonan hingga menjadi kalis?
“Siswa laki-laki sudah mampu menguleni adonan hingga kalis
dibandingkan dengan siswa perempuan”
27.Bagaimana kemampuan siswa dalam menggoreng adonan dan meniriskannya?
“Sebagian siswa sudah mampu menggoreng adonan dengan
menggunakan sumpit dan meniriskannya”
28.Bagaimana kemampuan siswa dalam merapihkan alat yang telah digunakan?
“Semua siswa sudah mampu merapihkan alat yang telah digunkan”
29.Bagaimana kemampuan siswa dalam merapihkan bahan yang telah digunakan?
“Siswa perempuan sudah mampu merapihkan bahan yang telah
digunakan dibandingkan dengan siswa laki-lakinya”
30.Bagaimana kemampuan siswa dalam menyimpan/menata kue burayot di dalam kotak plastik mika?
(55)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Semua siswa mampu menyimpan/menata kue burayot di dalam kotak
plastik mika”
31.Bagaimana kemampuan siswa dalam menstapler setiap sisi kotak plastik mika?
“Siswa sudah mampu menstepler bagian sisi plastik mika”
32.Bagaimana kemampuan siswa dalam menjual kue burayot?
“Satu siswa sudah mampu, dua siswa belum mampu dan masih perlu
dibimbing”
Hambatan apa yang dialami dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot pada siswa tunagrahita ringan
33.Apakah sekolah mempunyai sarana prasarana yang memadai dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Ya. Punya”.
34.Apakah program pembelajaran pada kurikulum terdapat masalah? “Tidak terdapat masalah”
35.Apakah mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar yang muncul dari dalam diri siswa?
(56)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu “Ada dua siswa yang mengalami hambatan”
36.Apakah perhatian siswa cukup besar terhadap pembelajaran keterampilan membuat kue burayot?
“Ya, siswa sangat tertarik dengan materi pembelajaran ini” 37.Apakah ada hambatan yang muncul dari orang tua siswa?
“Tidak ada, dan hampir semua orang tua mendukung pada setiap
pembelajaran keterampilan”
Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran keterampilan membuat kue Burayot bagi anak tunagrahita ringan
38.Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar dari dalam diri siswa?
“Membimbing siswa, memberikan perhatian intensif kepada setiap siswa, membujuk siswa yang tidak mau melakukan dan bersikap tegas
terhadap siswa yang susah diatur”
39.Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah dari sarana prasarana yang belum memadai?
“Sarana dan prasarana sudah ada jadi tidak ada masalah”
40.Apakah ibu bekerja sama dengan orang tua untuk mengatasi masalah yang muncul dari dalam diri siswa?
(57)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Tentu komunikasi dengan orang tua selalu dilakukan dengan orang tua bila ada masalah yang muncul pada diri siswa”.
(1)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertemuan Pertama
Penilaian Menyebutkan Alat dan Bahan untuk membuat kue burayot
Aspek yang Dinilai
ED EG DN LA RZ
M D
B T
M M
D B
T
M M
D B
T
M M
D B
T
M M
D B
T M Menunjukkan alat-alat:
1. Kompor Gas
2. Panci 3. Parutan
4. Wajan/penggorengan
5. Baskom
6. Pisau 7. Sumpit
8. Sarung tangan plastik 9. Plastik transparan 10.Saringan
11.Kotak plastik mika 12.Stapler
13.Kompor Gas
14.Panci 15.Parutan
Menunjukkan bahan-bahan:
(2)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Gula merah
3. Kelapa
4. Air
5. Gula pasir
6. Garam
7. Vanili
Jumlah Jumlah total
Pertemuan Kedua
Penilaian Berbelanja bahan-bahan dan alat untuk membuat kue burayot
Aspek yang Dinilai
ED EG DN LA RZ
M D
B T
M M
D B
T
M M
D B
T
M M
D B
T
M M
D B
T M Berbelanja peralatan:
1. Sarung tangan plastik 2. Plastik transparan 3. Kotak plastik mika
Berbelanja bahan-bahan:
1. Tepung beras 2. Gula merah
(3)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Air
5. Gula pasir
6. Garam
7. Vanili
Membayar belanjaan yang sudah dibeli.
Jumlah Jumlah total
Pertemuan Ketiga
Penilaian Praktek membuat, mengemas, dan menjual kue burayot
Aspek yang Dinilai
ED EG DN LA RZ
M D
B T
M M
D B
T
M M
D B
T
M M
D B
T
M M
D B
T M Praktek membuat kue
burayot:
1. Memarut kelapa dan
dibuat santan kelapa
2. Menyalakan kompor
3. Merebus gula merah
dengan santan kelapa
4. Mengaduk rebusan gula
merah dan santan kelapa
5. Menyaring tepung beras
dengan saringan
6. Seduh tepung beras
(4)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan santan kelapa yang
sudah direbus
7. Tambahkan garam dan
vanilli
8. Aduk adonan hingga
menjadi kalis
9. Diamkan adonan sampai
menjadi dingin
10.Siapkan penggorengan,
biarkan minyak goreng
sampai menjadi
benar-benar panas
11.Ambil adonan 1 sendok
teh/sesuai ukuran yang
diinginkan lalu adonan
dibuat bulat seperti
kelereng.
12.Press adonan hingga
berbentuk lingkaran
setebal kira-kira 4 mm
13.Masukkan adonan yang
sudah berbentuk lingkaran tadi kedalam minyak yang sudah panas
14.Adonan yang dimasukkan
akan cepat mengambang
bila minyak gorengnya
sudah benar-benar panas.
15.Setelah adonan
mengambang langsung
balikkan dengan
menggunakan sumpit. 16.Setelah dibalikkan adonan
akan mengembang, tusuk
bagian tengahnya lalu
(5)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sudah diangkat akan
terlihat menggelayut
kebawah.
17.Angkat dan tiriskan
Mengemas kue burayot:
1. Masukkan kue burayot kedalam cup plastik
2. Menata kue di dalam kotak plastik mika
3. Stapler setiap sisi kotak plastik mika
Menjual kue burayot
1. Menawarkan kue burayot 2. Menjual kue burayot
Jumlah Jumlah total
Kriteria Penilaian:
M = Mampu; Siswa mampu melakukan tanpa bantuan, diberi nilai 2 DB = Dengan Bantuan; Siswa mampu melakukan dengan bantuan, diberi
nilai 1
(6)
Cepy Darmawan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
Membuat kue burayot pada anak tunagrahita ringan kelas xii di slb c ykb garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Cepy Darmawan adalah putra ke dua dari empat bersaudara. Lahir di Jakarta pada tanggal 05 Juni1982. Saat ini tinggal menetap di Kp. Panday Rt. 03 Rw. 08 Desa Cinunuk Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut, dan telah berkeluarga dengan memiliki 2 anak.
Masa pendidikan dari pendidikan dasar hingga menengah atas dilalui di kabupaten Garut. SDN Tegalsari I tahun lulus 1994, MTs. Darussalam lulus 1997, SMA Darussalam lulus tahun 2000, STAI Al-Musaddadiyah Garut lulus tahun 2005, Melanjutkan pendidikan S1 PLB yang sekarang berubah menjadi PKh masuk pada tahun 2010 di UPI Bandung kelas kerja sama UPI dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Dari sejak tahun 2004, Cepy Darmawan mulai meniti karier ke dunia pendidikan di SLB C YKB Garut sampai sekarang.