PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI.

(1)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kajian dalam penelitian ini merujuk pada motivasi belajar peserta didik. Motivai menjadi hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran, karena jika motivasi tinggi maka kegiatan belajar bisa berjalan lancar dan materi yang disampaikan akan mudah diserap oleh para peserta didik. Menurut Hamalik (2007, hlm. 173) bahwa “Motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut”. Sangatlah penting seorang pendidik untuk bisa membangkitkan motivasi belajar para peserta didik nya. Sudah sangat sering kita ketahui penekanan dari para pendidik bahwa materi ataupun tugas-tugas di sekolah adalah jalan terbaik bagi para peserta didik dalam mencapai peningkatan penilaian, kepribadian, kedewasaan dan yang lainnya. Merujuk pada hal ini seorang pendidik harus bisa membawa peserta didiknya agar apapun tugas yang diberikan tidak dijadikan sebagai beban bahkan menjadi sebuah hal yang menarik dan termotivasi untuk diselesaikan oleh para peserta didik.

Motivasi belajar menjadi hal penting sebagaimana dikemukakan Dimyati dan Mudjiono (2009, hlm. 85) bahwa:

1. Menyadarkan kedudukan awal belajar, proses, dan hasil akhir; contohnya setelah seorang peserta didik membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca bab tersebut; ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi.

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar seorang peserta didik belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil.

3. Mengarahkan kegiatan belajar; sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.


(2)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Membesarkan semangat belajar; sebagai ilustrasi, jika ia telah

menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus.

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.

Saat ini diberlakukan kurikulum 2013 yang memakai pendekatan belajar sains pendekatan belajar sains terdiri dari lima langkah yaitu mengamati, menanya, mengeksperimen, mengasosiasi, dam mengkomunikasikan.

Faktor lain yang penting dilihat adalah kepribadian dari peserta didik yang bermacam-macam. Hal yang sama pun dikemukakan oleh McDonald dalam Hamalik (2007, hlm. 173) “Motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions”. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan Memang cukup sulit untuk melihat pribadi tiap orang di kelas dari peserta didik karena memang dari jumlah biasanya lebih dari dua puluh lima orang, seperti kelas XI IIS B di SMAN 5 Bandung yang akan menjadi lokasi yang diteliti oleh peneliti yang peserta didiknya berjumlah 28 orang. Ditambah informasi yang peneliti dapat dari pendidik pun bahwa di kelas XI IIS B tersebut motivasi belajar mereka masih sangat kurang.

Metode yang tepat yang bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dari berbagai macam model dan metode pembelajaran terdapat sebuah metode pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads yang merupakan modifikasi dari tipe numbered heads together. Metode ini dianggap bisa membangkitkan motivasi belajar peserta didik karena terdapat kerjasama antar peserta didik di dalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh Huda (2013: 34),


(3)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu aktivitas-aktivitas kooperatif jika diterapkan dengan tepat dengan menciptakan suatu kondisi yang di dalamnya setiap anggota berkeyakinan bahwa mereka bisa sukses mencapai tujuan kelompoknya hanya jika teman-teman satu kelompoknya yang lain juga sukses mencapai tujuan tertentu. Dengan asumsi semacam ini, setiap anggota kelompok tentu akan termotivasi untuk membantu anggota-anggpota yang lain demi mencapai tujuan mereka bersama-sama. Bahkan yang lebih penting, mereka mendorong teman-temannya untuk memberikan usaha maksimal untuk mencapai tujuan tersebut. Berangkat dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Structure Numbered Heads Pada Mata Pelajaran Geografi”

B. Identifikasi Masalah

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang melihat permasalahan dan dilakukan pada saat pembelajaran di kelas berlangsung. Penelitian ini dilakukan di SMAN 5 Bandung kelas XI IIS B yang berjumlah 28 orang peserta didik. Observasi awal dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2014 pukul 11.30 wib. Dan hasil identifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi tentang penyebab persebaran flora dan fauna.

2. Pada saat itu kelas hanya diisi oleh setengah jumlah peserta didik karena sebagian para peserta didik berada di luar kelas.

3. Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung sedikit peserta didik yang memperhatikan materi yang diajarkan, kurang aktif dalam kegiatan belajar dan ketika disuruh bertanya masih banyak yang tidak mau. 4. Kurang bergairah nya para peserta didik diakibatkan pula jam


(4)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ini memang menjadi masalah klasik yang dari dulu sudah ada, namun penelitian tindakan kelas ini menjadi penting karena setiap perubahan yang terjadi dalam pembelajaran menjadi acuan penting dalam uji coba sebuah metode pembelajaran.

Permasalahan yang ada tersebut jika terus dibiarkan akan menjadikan virus bagi proses pembelajaran di kelas. Para peserta didik yang tidak memiliki motivasi dalam belajar akan mendapatkan hasil belajar yang buruk, materi yang disampaikan tidak akan dipahami dengan baik dan makna-makna dari pembelajaran yang disampaikan tidak akan mengena pada diri pribadi para peserta didik.

C. Rumusan Masalah

Dari penelitian tindakan kelas ini ada beberapa rumusan masalah yang hendak peneliti jawab dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Structure Numbered Heads dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IIS B SMAN 5 Bandung?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads dapat meningkatkan motivasi peserta didik pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IIS B SMAN 5 Bandung?

3. Kendala-kendala apa saja yang muncul dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IIS B SMAN 5 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan ini dikemukakan secara umum dan khusus. Secara umum tujuannya adalah sebagai pemecahan permasalahan pembelajaran di kelas yang biasanya


(5)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terjadi pada para peserta didik yang kurang aktif dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan tujuan khususnya yaitu:

1. Mengidentifikasi bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads dapat meningkatkan motivasi peserta didik pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IIS B SMAN 5 Bandung.

2. Mendeskpsikan peningkatan motivasi belajar peserta didik melalui model pembelajaran kooperatif tipe Structure numbered heads pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IIS B SMAN 5 Bandung.

3. Mengetahui apa saja kendala yang muncul dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IIS B SMAN 5 Bandung.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mengembangkan metode belajar yang efektif bagi para peserta didik sehingga motivasi belajar bisa tumbuh ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

Dapat meningkatkan motivasi belajar geografi sehingga apapun materi yang dipelajari dapat dipahami dengan baik. b. Bagi guru

Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan metode belajar yang menarik sehingga peserta didik lebih termotivasi dalam belajar, khususnya dalam mengembangkan


(6)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu metode pembelajaran kooperatif teipe Structure numbered heads.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi sekolah terutama sebagai alternatif metode pembelajaran di dalam kelas sehingga nantinya bisa meningkatkan pula kualitas sekolah atau lembaga pendidikan yang bersangkutan.

F. Definisi Operasional 1. Motivasi belajar

Motivasi dapat dikatakan sebagai sebuah energy yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Surya (2004, hlm. 62) dikatakan bahwa “motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu”. Masih menurut Surya (2004, hlm. 62) , ada lima hal yang menjadikan motivasi itu sesuatu yang kompleks, yaitu:

a. Motif yang menjadi sebab dari tindakan seseorang itu tidak dapat diamati, akan tetapi hanya diperkirakan.

b. Individu mempunyai kebutuhan atau harapan yang senantiasa berubah dan berkelanjutan.

c. Manusia memuaskan kebutuhannya dengan bermacam-macam cara.

d. Kepuasan dalam satu kebutuhan tertentu dapat mengarah kepada peningkatan intensitas kebutuhan.

e. Perilaku yang mengarah kepada tujuan, tidak selamanya dapat menghasilkan kepuasan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SNH

Model pembelajaran ini berbasis kepada kerjasama kelompok yang dibumbui dengan beberapa macam teknik yang beragam. Dikemukakan


(7)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Parker dalam Huda (2013, hlm. 29) “mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para peserta didik saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. Kooperatif adalah sebuah model yang cukup baik diterapkan dalam sistem belajar saat ini yang menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan teknik pembelajaran sains yang bertumpu pada keaktifan peserta didik secara mandiri.

Tentu keaktifan ini ditunjang dengan kemampuan sosial peserta didik secara khusus di dalam kelas yang harus bisa bekerja sama dengan teman-temannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran. Jika terus dilakukan secara berkala dan tepat diharapakan akan memberikan suatu dampak atau pengaruh positif pada perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik. Seperti yang diungkapkan Davidson (dalam Huda, 2013, hlm. 30) bahwa “kooperasi berarti to work or act together or jointly, and strive to produce an effect (bekerja sama dan berusaha menghasilkan suatu pengaruh tertentu).

Model pembelajaran kooperatif ini memliki berbagai macam tipe salah satunya tipe Structured Numbered Heads. Tipe atau Metode ini merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif. Metode ini adalah hasil dari modifikasi dari metode sebelumnya yaitu Numbered Heads Together (Kepala bernomor) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Menurut Anita Lie (2007, hlm. 60) “dengan teknik ini, peserta didik belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya”. Inti dari prosedur kerja teknik ini adalah sama dengan kepala bernomor yang memberi nomor pada tiap anggota nya, namun perbedaannya pada Structured Numbered Heads adalah pemberian tugas yang berbeda pada tiap anggota


(8)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kelompok yang pada akhirnya masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tanggung jawab masing- masing dalam bekerja.

3. Pembelajaran Geografi di SMA

Pembelajaran geografi di tingkat SMA dikaji dari kelas X sampai kelas XII. Untuk saat ini hanya jurusan IIS saja yang terdapat mata pelajaran geografi, sedangkan bagi jurusan IPA bisa melalui kelas lintas minat bila ingin mempelajari mata pelajaran geografi. Contohnya pada kelas XII dipelajari tentang peta, dalam persepsi peta ini dilatih keterampilannya dalam menginterpretasikannya. Biasanya terdapat kesulitan pada peserta didik ketika membaca peta terutama pada konsep skala dan simbol. Peserta didik dituntut pula mempelajari fenomena dan bentang alam baik secara langsung maupun tidak langsung melalui peta, gambar, foto, diagram, dan sebagainya. Pembelajaran geografi di tingkat SMA memiliki materi-materi yang dibahas di tiap kelasnya. Di kelas X dipelajari materi tentang bentuk muka bumi, cuaca dan iklim, laut dan pesisir, litosfer, perairan darat dan perairan laut, tata surya, atmosfer dan dinamika perubahan atmosfer. Di kelas XI materi yang dipelajari yaitu flora dan fauna, sumber daya manusia, pedosfer, lahan potensial dan lahan kritis, lingkungan hidup di muka bumi, lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Dan kelas XII materi yang dipelajari yaitu pengetahuan peta, skala dan proyeksi, penginderaan jauh, peta dan inderaja, dan sistem informasi geografi.


(9)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 5 Bandung kelas XI IIS B semester ganjil bulan Agustus sampai September 2014. Dengan menyesuaikan jam pelajaran geografi kelas XI IIS B SMAN 5 Bandung. Subjek penelitiannya yaitu 28 peserta didik yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 15 peserta didik perempuan.

B. Sasaran/Faktor yang Diteliti

Faktor-faktor yang diteliti yaitu berasal dari peserta didik yang berupa motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran Geografi.

C. Rencana Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki berbagai macam pengertian. Para ahli banyak yang mengungkapkan pengertian dari PTK ini, salah satu diantaranya yang disebutkan Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2008, hlm. 11) bahwa

Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam displin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Penelitian yang dilakukan dalam tindakan kelas melibatkan langsung peneliti dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga si peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dalam proses pembelajaran. Tidak hanya memahami apa yang terjadi tetapi juga yang penting dari penelitian ini adalah


(10)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu langkah-langkah perbaikan yang diperlukan setelah melihat situasi pembelajaran.

Sedangkan menurut Kemmis (1983) (dalam Wiriaatmadja, 2008, hlm. 12) menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Kemmis lebih menekankan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan praktek sosial dalam pembelajaran, juga untuk lebih meningkatkan pemahaman mengenai proses dan kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini pun dilakukan dengan sistem kemitraan atau kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait demi tercapainya tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas. Model yang digunakan adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart seperti digambatrkan dibawah ini.


(11)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja,

1988, hlm. 66)

Pengertian hampir senada diungkapkan oleh Dewey (1933) (dalam Wiriaatmadja, 2008, hlm. 12) bahwa

Mengartikan berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya kemana pengetahuan itu akan membawa peserta didik. Penelitian yang dilakukan melihat pertimbangan pengetahuan yang diajarkan dan memikirkan akibat-akibat yang ditimbulkan kemana pengetahuan itu akan membawa peserta didik. Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah usaha untuk atau refleksi yang bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Penelitian dan perbaikan bisa dilakukan oleh guru yang bersangkutan ataupun oleh peneliti lain dari luar sekolah yang hasil nya nanti bisa digunakan oleh guru atau sekolah yang memerlukan. Maka kemitraan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sangatlah diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam rencana tindakan peneliti mempersiapkan beberapa hal agar penelitian berlangsung lancar. Salah satunya adalah siklus pembelajaran yang dilakukan saat penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan tiga siklus. Satu siklus terdiri dari beberapa tindakan. Beberapa tindakan yang dilakukan yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan sebelum pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam tahap perencanaan adalah :

a. Menentukan kelas yang akan menjadi subjek penelitian dalam tindakan .


(12)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Melakukan ijin dan koordinasi dengan kepala sekolah, guru mata

pelajaran geografi, wali kelas dan peserta didik kelas XI IIS untuk kelancaran penelitian.

c. Menentukan waktu untuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas. d. Meminta persetujuan kolaborator atau mitra (rekan sejawat)

untuk mengamti jalannya proses tindakan yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

e. Mempersiapkan bahan/materi yang relevan untuk keberlangsungan proses penelitian.

f. Menentukan media pendukung dalam pembelajaran.

g. Menyusun silabus dan RPP yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas.

h. Menyiapkan lembar observasi bagi peserta didik dan pendidik atau guru untuk mengamati proses belajar mengajar pada

pelaksanaan metode “Structured Numbered Heads”

i. Menyusun instrumen penelitian meliputi aspek minat peserta didik pada saat pembelajaran, keinginan mengerjakan tugas, antusiasme dalam pembelajaran, dan lain-lain yang sesuai untuk keperluan penelitian motivasi belajar peserta didik.

2. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan berdasarkan kegiatan yang telah direncanakan dalam silabus dan RPP. Menurut Huda (2013 : 139-140)

Pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads memudahkan pembagian tugas, memudahkan peserta didik belajar melaksanakan tanggung jawab individunya sebagai anggota kelompok, dan dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.


(13)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Pertama guru memberikan apersepsi sebelum masuk ke materi

inti dan penjelasan tentang metode pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads yang akan diterapkan pada pembelajaran di kelas.

b. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing peserta didik di dalam kelompok diberikan nomor sesuai dengan jumlah peserta didik dalam kelompok.

c. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomornya masing-masing. Misalnya, peserta didik nomor 1 bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan penyelesaian soal. Peserta didik nomor 2 bertugas mencari penyelesaian soal. Peserta didik nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok.

d. Untuk tugas yang lebih sulit ataupun agar lebih variatif, guru juga bisa melibatkan kerja sama antar kelompok. Peserta didik diminta keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama peserta didik-peserta didik yang bernomor sama dari kelompok lain. Dengan begitu para peserta didik bisa saling membantu jika ada kesulitan dalam penyelesaian tugas yang diberikan.

3. Tahap Pengamatan (Observasi)

Tahap pengamatan (Observasi) menggunakan lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kegiatan observasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Guru dan peneliti bersama-sama melakukan pengamatan

selama proses pembelajaran “Structured Numbered Heads”.

b. Melakukan dokumentasi foto kegiatan pembelajaran.

c. Melakukan diskusi antara peneliti dan kolaborator terhadap hasil pengamatan setelah proses belajar mengajar selesai.


(14)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Refleksi

Menurut Wiriaatmadja (2008, hlm. 66) “refleksi atau

mempertimbangkan baik atau burukya ataupun berhasil belum berhasilnya tindakan, merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisis penelitian sesudah tindakan dilakukan sehingga memberikan arah bagi perbaikan selanjutnya”. Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan peneliti diantaranya :

a. Melakukan diskusi dengan kolaborator mengenai tindakan yang dilakukan sebagai evaluasi untuk kegiatan siklus selanjutnya.

b. Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan (permasalahan) dari tindakan yang telah dilakukan.

c. Memperkirakan solusi atas permaslahan yang terjadi.

d. Penyimpulan, apakah masalah dapat teratasi atau tidak untuk menentukan keberlanjutan siklus.

D. Data dan Cara Pengumpulannya

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: 1. Observasi

Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads dan lembar obervasi motivasi peserta didik. Dan catatan yang belum terdapat pada lembar observasi dituliskan pada catatan lapangan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari catatan lapangan, isian lembar observasi pelaksanaan dan motivasi peserta didik, daftar kelompok, dan foto-foto selama proses pembelajaran.


(15)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Menganalisis data merupakan langkah yang kritis dalam penelitian. Dalam analisis data dilakukan secara bertahap dan nantinya dilakukan penyimpulan dengan mitra penelitian.

1. Pengumpulan Data

Data yang terkumpul akan terdiri dari hasil observasi kegiatan pembelajaran di kelas, hasil angket dan catatan lapangan. Analisis data akan dilakukan setiap kali setelah pemberian suatu tindakan.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah kegiatan menyeleksi, menfokuskan dan menyederhanakan semua data mentah dan kasar yang telah diperoleh. Reduksi data dapat dilakukan dengan memilih, menyederhanakan, menggolongkan sekalian menyeleksi informasi yang relevan dengan masalah penelitian. Hal ini dilakukan unuk memperoleh informasi yang jelas sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan menyajikan hasil reduksi data secara naratif sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan dan keputusan pengambilan tindakan.data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi untuk tindakan selanjutnya hasil penafsiran dan evaluasi dapat berupa: perbedaan antara jenis penelitian dan pelaksaan tindakan,perlunya perubahan tindakan,alternatif tindakan yang dianggap tepat,persepsi peneliti, guru, dan teman sejawat mengenai tindakan yang telah dilaksanakan, serta kendala-kendala yang muncul dan alternatif pemecahannya.

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah memberi kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi.kegiatan ini juga mencakup


(16)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pencarian makna data serta pemberian penjelasan.kegiatan verifikasi merupakan kegiatan mencari validitas kesimpulan.kegiatan yang dilakukan adalah menguji kebenaran,kekokohan,dan kecocokan makna yang ditemukan.

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 kali siklus, masing-masing siklus mewakili dua tindakan atau dua kali tatap muka, penelitian ini

berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Structure Numbered Heads Pada Mata Pelajaran Geografi”. Penelitian tindakan ini dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran geografi dengan melihat dari indikator-indikator motivasi. Berikut indikator-indikator yang dikutip dari artikel penelitian yang berjudul peningkatan aktivitas dan motivasi belajar siswa SMP Negeri 7 Tuban melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS yang ditulis oleh H. Ali Mansyur, Rustam dan Agustina. Berikut tabel indikator yang dimaksud:

Tabel 3.1 Indikator Pencapaian Motivasi Belajar Peserta Didik (dalam Mansyur dkk. 2008, hlm. 5-6)

Dorongan ingin tahu Sikap antusiasme/penuh perhatian, kesungguhan, keuletan, suka bertanya, suka berlatih

Dorongan pemenuhan kepuasan Gairah belajar, tidak mudah jenuh, rasa senang/ceria, ingin mengulangi perbuatan


(17)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dorongan untuk mencapai hasil Kerjasama, kreatif/banyak ide, dan

komunikatif

Dalam tabel indikator pencapaian motivasi di atas terdapat empat poin yang menjadi sasaran untuk melihat peningkatan motivasi belajar peserta didik. Poin-poin tersebut adalah dorongan rasa ingin tahu, pemenuhan kepuasan, percaya diri dan dorongan untuk mencapai hasil. Keempat poin tersebut memiliki turunan-turunan yang lebih menjelaskan secara rinci sehingga lebih memudahkan untuk melihat bagaimana motivasi peserta didik meningkat. Dan berikut ini turunan indikator yang dijadikan sebagai kisi-kisi untuk menyusun instrument lembar observasi dan angket skala motivasi peserta didik.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Item Instrumen Responden

Variabel

Bebas/Tindakan : Metode Structure

Numbered Heads

Kerjasama kelompok

1, 3,

Lembar Observasi,

Lembar

Guru dan Peserta didik Pengerjaan tugas

3, 6

Lembar Observasi,

Lembar

Peserta didik

Diskusi antar anggota dalam

kelompok 5, 7

Lembar Observasi

Guru dan Peserta didik


(18)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pelaporan hasil diskusi

kelompok 8

Lembar

Observasi Peserta didik Variabel Terikat

: Motivasi

Dorongan ingin tahu (Sikap antusiasme/penuh perhatian, kesungguhan keuletan, suka bertanya, suka berlatih)

1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 16, 18,

19

Lembar Observasi, angket

skala motivasi

Guru dan Peserta didik

Dorongan pemenuhan kepuasan (Gairah belajar, tidak mudah jenuh, rasa senang/ceria, ingin mengulangi perbuatan)

2, 4, 6, 7, 13, 14, 15,

17, 20

Lembar Observasi, angket

skala motivasi

Guru dan Peserta didik

Dorongan percaya diri (Keberanian, optimisme, dan kesiapan)

6, 8, 21

Lembar Observasi, angket

skala motivasi

Peserta didik

Dorongan untuk mencapai hasil (Kerjasama, kreatif/banyak ide, dan komunikatif)

8, 15

Lembar Observasi, angket

skala motivasi

Guru dan Peserta didik


(1)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Pertama guru memberikan apersepsi sebelum masuk ke materi

inti dan penjelasan tentang metode pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads yang akan diterapkan pada pembelajaran di kelas.

b. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing peserta didik di dalam kelompok diberikan nomor sesuai dengan jumlah peserta didik dalam kelompok.

c. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomornya masing-masing. Misalnya, peserta didik nomor 1 bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan penyelesaian soal. Peserta didik nomor 2 bertugas mencari penyelesaian soal. Peserta didik nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok.

d. Untuk tugas yang lebih sulit ataupun agar lebih variatif, guru juga bisa melibatkan kerja sama antar kelompok. Peserta didik diminta keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama peserta didik-peserta didik yang bernomor sama dari kelompok lain. Dengan begitu para peserta didik bisa saling membantu jika ada kesulitan dalam penyelesaian tugas yang diberikan.

3. Tahap Pengamatan (Observasi)

Tahap pengamatan (Observasi) menggunakan lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kegiatan observasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Guru dan peneliti bersama-sama melakukan pengamatan selama proses pembelajaran “Structured Numbered Heads”. b. Melakukan dokumentasi foto kegiatan pembelajaran.

c. Melakukan diskusi antara peneliti dan kolaborator terhadap hasil pengamatan setelah proses belajar mengajar selesai.


(2)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Refleksi

Menurut Wiriaatmadja (2008, hlm. 66) “refleksi atau

mempertimbangkan baik atau burukya ataupun berhasil belum berhasilnya tindakan, merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisis penelitian sesudah tindakan dilakukan sehingga memberikan arah bagi perbaikan selanjutnya”. Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan peneliti diantaranya :

a. Melakukan diskusi dengan kolaborator mengenai tindakan yang dilakukan sebagai evaluasi untuk kegiatan siklus selanjutnya.

b. Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan (permasalahan) dari tindakan yang telah dilakukan.

c. Memperkirakan solusi atas permaslahan yang terjadi.

d. Penyimpulan, apakah masalah dapat teratasi atau tidak untuk menentukan keberlanjutan siklus.

D. Data dan Cara Pengumpulannya

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: 1. Observasi

Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads dan lembar obervasi motivasi peserta didik. Dan catatan yang belum terdapat pada lembar observasi dituliskan pada catatan lapangan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari catatan lapangan, isian lembar observasi pelaksanaan dan motivasi peserta didik, daftar kelompok, dan foto-foto selama proses pembelajaran.


(3)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Menganalisis data merupakan langkah yang kritis dalam penelitian. Dalam analisis data dilakukan secara bertahap dan nantinya dilakukan penyimpulan dengan mitra penelitian.

1. Pengumpulan Data

Data yang terkumpul akan terdiri dari hasil observasi kegiatan pembelajaran di kelas, hasil angket dan catatan lapangan. Analisis data akan dilakukan setiap kali setelah pemberian suatu tindakan.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah kegiatan menyeleksi, menfokuskan dan menyederhanakan semua data mentah dan kasar yang telah diperoleh. Reduksi data dapat dilakukan dengan memilih, menyederhanakan, menggolongkan sekalian menyeleksi informasi yang relevan dengan masalah penelitian. Hal ini dilakukan unuk memperoleh informasi yang jelas sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan menyajikan hasil reduksi data secara naratif sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan dan keputusan pengambilan tindakan.data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi untuk tindakan selanjutnya hasil penafsiran dan evaluasi dapat berupa: perbedaan antara jenis penelitian dan pelaksaan tindakan,perlunya perubahan tindakan,alternatif tindakan yang dianggap tepat,persepsi peneliti, guru, dan teman sejawat mengenai tindakan yang telah dilaksanakan, serta kendala-kendala yang muncul dan alternatif pemecahannya.

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah memberi kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi.kegiatan ini juga mencakup


(4)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pencarian makna data serta pemberian penjelasan.kegiatan verifikasi merupakan kegiatan mencari validitas kesimpulan.kegiatan yang dilakukan adalah menguji kebenaran,kekokohan,dan kecocokan makna yang ditemukan.

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 kali siklus, masing-masing siklus mewakili dua tindakan atau dua kali tatap muka, penelitian ini berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Structure Numbered Heads Pada Mata Pelajaran Geografi”. Penelitian tindakan ini dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran geografi dengan melihat dari indikator-indikator motivasi. Berikut indikator-indikator yang dikutip dari artikel penelitian yang berjudul peningkatan aktivitas dan motivasi belajar siswa SMP Negeri 7 Tuban melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS yang ditulis oleh H. Ali Mansyur, Rustam dan Agustina. Berikut tabel indikator yang dimaksud:

Tabel 3.1 Indikator Pencapaian Motivasi Belajar Peserta Didik (dalam Mansyur dkk. 2008, hlm. 5-6)

Dorongan ingin tahu Sikap antusiasme/penuh perhatian, kesungguhan, keuletan, suka bertanya, suka berlatih

Dorongan pemenuhan kepuasan Gairah belajar, tidak mudah jenuh, rasa senang/ceria, ingin mengulangi perbuatan


(5)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dorongan untuk mencapai hasil Kerjasama, kreatif/banyak ide, dan

komunikatif

Dalam tabel indikator pencapaian motivasi di atas terdapat empat poin yang menjadi sasaran untuk melihat peningkatan motivasi belajar peserta didik. Poin-poin tersebut adalah dorongan rasa ingin tahu, pemenuhan kepuasan, percaya diri dan dorongan untuk mencapai hasil. Keempat poin tersebut memiliki turunan-turunan yang lebih menjelaskan secara rinci sehingga lebih memudahkan untuk melihat bagaimana motivasi peserta didik meningkat. Dan berikut ini turunan indikator yang dijadikan sebagai kisi-kisi untuk menyusun instrument lembar observasi dan angket skala motivasi peserta didik.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Item Instrumen Responden

Variabel

Bebas/Tindakan

: Metode

Structure Numbered Heads

Kerjasama kelompok

1, 3,

Lembar Observasi,

Lembar

Guru dan Peserta didik

Pengerjaan tugas

3, 6

Lembar Observasi,

Lembar

Peserta didik

Diskusi antar anggota dalam

kelompok 5, 7

Lembar Observasi

Guru dan Peserta didik


(6)

Miftah Hidayat, 2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pelaporan hasil diskusi

kelompok 8

Lembar

Observasi Peserta didik Variabel Terikat

: Motivasi

Dorongan ingin tahu (Sikap antusiasme/penuh perhatian, kesungguhan keuletan, suka bertanya, suka berlatih)

1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 16, 18,

19

Lembar Observasi, angket

skala motivasi

Guru dan Peserta didik

Dorongan pemenuhan kepuasan (Gairah belajar, tidak mudah jenuh, rasa senang/ceria, ingin mengulangi perbuatan)

2, 4, 6, 7, 13, 14, 15,

17, 20

Lembar Observasi, angket

skala motivasi

Guru dan Peserta didik

Dorongan percaya diri (Keberanian, optimisme, dan kesiapan)

6, 8, 21

Lembar Observasi, angket

skala motivasi

Peserta didik

Dorongan untuk mencapai hasil (Kerjasama, kreatif/banyak ide, dan komunikatif)

8, 15

Lembar Observasi, angket

skala motivasi

Guru dan Peserta didik


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 1 61

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PESERTA DIDIK KELAS VIID SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 21

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PERSIAPAN PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER).

9 188 210

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURE NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI - repository UPI S GEO 1005801 Title

0 0 3

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH PESERTA DIDIK MI AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH KALIOMBO KOTA KEDIRI - Inst

0 0 7