MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan.

(1)

MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH

JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Oleh

APIP RUDIANTO NIM. 1302284

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH

JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan)

Oleh Apip Rudianto

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar Keminatan IPS

©Apip Rudianto 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul "Menumbuhkan Green

Behavior dalam Memilih Jajanan yang Sehat Melalui Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran IPS" ini beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,


(4)

APIP RUDIANTO

MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH

JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing,

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd NIP. 19651001 199802 2 001


(5)

ABSTRAK

Apip Rudianto (2015). Menumbuhkan Green Behavior dalam Memilih Jajanan yang Sehat Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Baok Kecamatan Ciwaru kabupaten Kuningan)

Penelitian ini di latarbelakangi oleh adanya kejadian luar biasa yang terjadi di berbagai daerah yaitu banyaknya siswa yang mengalami keracunan setelah mengkonsumsi jajanan yang dijual di lingkungan sekolah. Salah satu penyebab dari keadaan tersebut masih rendahnya green behavior siswa dalam menjaga kesehatan yang diaplikasikan dalam perilaku jajan di sekolah. Siswa lebih suka membeli jajanan yang disukainya dari pada melihat kondisi sehat tidaknya jajanan tersebut. Hal ini dapat berdampak kepada kelangsungan hidup di masa yang akan datang (sustainable

development). Keadaan demikian telah menjadi kekhawatiran peneliti, sehingga

melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah. Untuk mendukung penelitian tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Metode penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan desain penelitian Kemmis dan Taggart. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: lembar evaluasi, lembar observasi perilaku (kesadaran dan aplikasi), lembar wawancara, dan angket kesadaran siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dapat menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat. Berdasarkan temuan fakta dan analisis data di lapangan menunjukan bahwa penumbuhan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat dari siklus I sampai siklus III terlihat adanya peningkatan, hal ini dapat dilihat dengan kenaikan persentase tingkat pencapaian dari aspek pengetahuan siswa, kesadaran siswa, dan aplikasinya di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ini, siswa sudah lebih berhati-hati dalam memilih jajanan yang dijual di kantin sekolah dengan melihat-lihat dahulu kondisi kantin, kondisi jajanan serta selalu bertanya kepada penjual tentang kandungan zat yang ada dalam jajanan.


(6)

ABSTRACT

Apip Rudianto (2015). Growing a Green Behavior in Choosing Healthy Snacks Through Problem Based Learning (PBL) in Social Studies (action research at fourth grade Baok Elementary School 1 subdistrict Ciwaru, Kuningan Regency)

This research is motivated by the extraordinary incident, which occurred in schools with the root of the problem about the snacks consumed by students. One cause of this situation is the low green student behavior in maintaining health behaviors applied in school snacks. Students prefer to buy snacks to his preferred aspect rather than seeing this aspect of health this affects the survival in the future (sustainable development). Such circumstances have been a concern of researchers, which will carry out research with the aim to foster green behavior in choosing healthy snacks in the school environment. Therefore, for support of the study researchers used a model problem based learning (PBL). The research method uses classroom action research (PTK) with a research design Kemmis and Taggart. The instrument used in this study are: evaluation sheets, observation sheets behaviors (awareness and application), the questionnaires, and students' awareness questionnaire. These results indicate that using a model of problem-based learning (PBL) can foster green behavior of students in choosing healthy snacks. Based on the findings of fact and analysis of field data these show that green growth behavior of students in choosing healthy snacks from the first cycle to the third cycle show an increase. This can be seen with the increase in the percentage level of achievement of the aspects of students' knowledge, awareness of students, and their application in the field. Based on these results, students are more careful in choosing the snacks sold in school canteens by looking at the condition of the cafeteria, snack condition and always ask the seller about the substances contained in snacks.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Batasan Istilah ... 10

F. Struktur Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ... 12

B. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Green Behavior ... 15

C. Green Behavior ... 17

D. Pentingnya Green Behavior dalam Memilih Jajanan yang Sehat untuk Siswa Sekolah Dasar ... 24

E. Konsep memilih Jajanan yang Sehat ... 28

F. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 39

G. Temuan Hasil Penelitian Terdahulu ... 46

H. Hipotesis Tindakan ... 48

BAB III METODE PENELITIAN... 49

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 49

1. Tempat Penelitian... 49

2. subjek Penelitian ... 49

3. waktu Penelitian ... 49

B. Desin Penelitian ... 49

C. Metode Penelitian ... 50

D. Prosedur Penelitian ... 51

E. Instrumen Penelitian ... 56

1. Soal Tes Pengetahuan Siswa Seputar Materi Jajanan ... 56

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 56


(8)

4. Lembar Observasi Aplikasi Siswa ... 58

5. Angket Kesadaran Siswa... 59

6. Lembar Wawancara ... 60

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 60

1. Teknik Pengolahan Data ... 60

2. Teknik Analisis Data ... 64

G. Validasi Data ... 66

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Profil Tempat Penelitian ... 68

B. Paparan Data Awal ... 70

C. Paparan Data Siklus I ... 72

1. Paparan Data Siklus I Tindakan 1 ... 73

2. Paparan Data Siklus I Tindakan 2 ... 88

3. Paparan Data Siklus I Tindakan 3 ... 97

D. Paparan Data Siklus II ... 108

1. Paparan Data Siklus II Tindakan 1 ... 109

2. Paparan Data Siklus II Tindakan 2 ... 121

3. Paparan Data Siklus II Tindakan 3 ... 132

E. Paparan Data Siklus III ... 144

1. Paparan Data Siklus III Tindakan 1 ... 145

2. Paparan Data Siklus III Tindakan 2 ... 155

3. Paparan Data Siklus III Tindakan 3 ... 165

F. Hasil Wawancara ... 172

G. Pembahasan ... 176

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 190

A. Simpulan ... 190

B. Implikasi ... 191

C. Rekomendasi ... 192

DAFTAR PUSTAKA ... 194


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pengembangan dari Prinsip The Earth Charter ... 24

Tabel 2.2 Pelarangan dan Pembatasan Zat Berbahaya pada Pangan ... 36

Tabel 2.3 Sintaks PBL ... 44

Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi ... 66

Tabel 3.2 Kriteria Persentase Angket ... 66

Tabel 4.1 Pembagian Kelompok Penelitian ... 76

Tabel 4.2 Pembagian Kelompok Pengamatan Perilaku Siswa ... 81

Tabel 4.3 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa dan Perilaku Siswa dalam Memilih Jajanan Sehat Tindakan 1 Siklus I ... 85

Tabel 4.4 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 2 Siklus I ... 95

Tabel 4.5 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus I ... 105

Tabel 4.6 Pengelompokan Siswa untuk Kegiatan Penelitian ... 111

Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 119

Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 129

Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 141

Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Siklus III Tindakan 1 ... 153

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Siklus III Tindakan 2 ... 162

Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Siklus III Tindakan 3 ... 172

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa ... 182

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Tes Pengetahuan Siswa... 184

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kesadaran Siswa ... 186


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Komponen Karakter yang Baik ... 28

Gambar 2.2 Health Program Planning; An Educational Ecological Aprroach ... 31

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis dan Taggart ... 50

Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Data Awal ... 72

Gambar 4.2 Grafik Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan I siklus I ... 79

Gambar 4.3 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 1 Siklus I ... 80

Gambar 4.4 Grafik Aspek Kesadaran dan Aplikasis Tindakan 1 Siklus 1 ... 85

Gambar 4.5 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 2 siklus I ... 92

Gambar 4.6 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 2 Siklus I ... 93

Gambar 4.7 Grafik Hasil Rekapitulasi Observasi Perilaku Siswa ... 94

Gambar 4.8 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 3 Siklus I ... 101

Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Pengetahuan Siswa Siklus I ... 101

Gambar 4.10 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 3 Siklus I ... 103

Gambar 4.11 Grafik Hasil Rekapitulasi Observasi Perilaku Siswa Tindakan 3 siklus I ... 104

Gambar 4.12 Grafik Peningkatan Kesadaran Siswa Siklus I ... 105

Gambar 4.13 Grafik Peningkatan Aplikasi Siswa Siklus I ... 105

Gambar 4.14 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 113

Gambar 4.15 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 114

Gambar 4.16 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 116

Gambar 4.17 Grafik Angket Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 117

Gambar 4.18 Grafik Presentase Aplikasi siswa Tindakan 1 Siklus II ... 118

Gambar 4.19 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 124

Gambar 4.20 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 125

Gambar 4.21 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 126

Gambar 4.22 Grafik Angket Kesadaran Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 127

Gambar 4.23 Grafik Presentase Aplikasi siswa Tindakan 2 Siklus II ... 128

Gambar 4.24 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 136

Gambar 4.25 Grafik Rekap Hasil Pengetahuan Siswa Tindakan 1, 2 & 3 Siklus II ... 136

Gambar 4.26 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 137

Gambar 4.27 Grafik Presentase Kesadaran siswa Tindakan 3 siklus II ... 138

Gambar 4.28 Grafik Peningkatan Kesadaran Siswa Siklus II ... 138

Gambar 4.29 Grafik Angket Kesadaran Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 139

Gambar 4.30 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus II... 140


(11)

Gambar 4.32 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa

Tindakan 1 Siklus III ... 149

Gambar 4.33 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 1 Siklus III ... 150

Gambar 4.34 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus III ... 151

Gambar 4.35 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 1 Siklus III ... 152

Gambar 4.36 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 159

Gambar 4.37 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 160

Gambar 4.38 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 161

Gambar 4.39 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 162

Gambar 4.40 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 3 Siklus III ... 168

Gambar 4.41 Grafik Rekapitulasi Pengetahuan siswa siklus III ... 168

Gambar 4.42 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 169

Gambar 4.43 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 3 Siklus III ... 170

Gambar 4.44 Grafik Peningkatan Kesadaran Siswa Siklus III ... 170

Gambar 4.45 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus III ... 172

Gambar 4.46 Diagram Peningkatan Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa ... 182

Gambar 4.47 Rekapitulasi Hasil Pengetahuan Siswa ... 185

Gambar 4.48 Rekapitulasi Hasil Kesadaran Siswa ... 186


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 RPP Tindakan 1 silus I ... 202

A.2 RPP Tindakan 2 silus I ... 214

A.3 RPP Tindakan 3 silus I ... 229

A.4 RPP Tindakan 1,2, dan 3 silus II ... 240

A.5 RPP Tindakan 1,2, dan 3 silus III ... 255

Lampiran B.1 Format Tes Pengetahuan Siswa ... 271

B.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 272

B.3 Lembar Observasi Perilaku Siswa ... 273

B.4 Lembar Observasi Aspek Kesadaran siswa ... 274

B.5 Lembar Observasi Aspek Aplikasi ... 275

B.6 Lembar Angket Kesadaran Siswa ... 276

B.7 Soal tes pengetahuan tindakan 1 siklus I ... 277

B.8 Soal tes pengetahuan tindakan 2 siklus I ... 278

B.9 Soal tes pengetahuan tindakan 3 siklus I ... 279

B.10 Soal tes pengetahuan tindakan 1 siklus II ... 480

B.11 Soal tes pengetahuan tindakan 2 siklus II ... 281

B.12 Soal tes pengetahuan tindakan 3 siklus II ... 282

B.13 Soal tes pengetahuan tindakan 1 siklus III ... 283

B.14 Soal tes pengetahuan tindakan 2 siklus III ... 284

B.15 Soal tes pengetahuan tindakan 3 siklus III ... 285

B.16 Pedoman Wawancara Guru... 286

B.17 Pedoman Wawancara Siswa ... 287

Lampiran C.1 Hasil Tindakan 1 siklus I ... 289

C.1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa siswa ... 290

C.1.2 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 291

C.1.3 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 293

C.1.4 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 294

C.1.5 Hasil observasi aktivitas siswa ... 295

C.1.6 Hasil observasi Perilaku Siswa ... 296

C.2 Hasil Tindakan 2 siklus I... 300

C.2.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 301

C.2.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 303

C.2.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 304

C.2.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 305

C.2.5 Hasil observasi Perilaku Siswa ... 307

C.3 Hasil Tindakan 3 siklus I ... 311

C.3.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 312

C.3.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 314

C.3.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 314

C.3.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 315

C.3.5 Hasil observasi Perilaku Siswa ... 317


(13)

C.4.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 323

C.4.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 325

C.4.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 326

C.4.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 327

C.4.5 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 329

C.4.6 Hasil Angket Kesadaran Siswa ... 333

C.4.7 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 338

C.5 Hasil Tindakan 2 siklus II ... 342

C.5.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 343

C.5.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 345

C.5.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 346

C.5.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 347

C.5.5 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 349

C.5.6 Hasil Angket Kesadaran Siswa ... 353

C.5.7 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 358

C.6 Hasil Tindakan 3 siklus II ... 362

C.6.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 363

C.6.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 365

C.6.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 366

C.6.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 367

C.6.5 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 369

C.6.6 Hasil Angket Kesadaran Siswa ... 373

C.6.7 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 378

C.7 Hasil Tindakan 1 siklus III ... 382

C.7.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 383

C.7.2 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 385

C.7.3 Hasil observasi aktivitas siswa ... 386

C.7.4 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 388

C.7.5 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 392

C.8 Hasil Tindakan 2 siklus III ... 396

C.8.1 Rekap Hasil Tes Pengetahuan Siswa ... 397

C.8.2 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 399

C.8.3 Hasil observasi aktivitas siswa ... 400

C.8.4 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 402

C.8.5 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 406

C.9 Hasil Tindakan 3 siklus III ... 410

C.9.1 Rekap Hasil Tes Pengetahuan siswa ... 411

C.9.2 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 413

C.9.3 Hasil observasi aktivitas siswa ... 414

C.9.4 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 416

C.9.5 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 420

Lampiran D.1 Surat keterangan Kepala Sekolah ... 426

D.2 Foto Copy Buku Bimbingan Tesis ... 427


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu agenda pembangunan nasional adalah mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri (Depkes, 2004). Berangkat dari pernyataan tersebut maka tidaklah salah kalau keempat aspek tersebut dijadikan indikator dalam agenda pembangunan nasional karena keempat faktor tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat. Pondasi awal untuk mewujudkan pembangunan nasional diawali dengan pemenuhan kebutuhan dasar yaitu dengan mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat baik itu jasmani maupun rohaninya. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai usia dini hingga dewasa dengan memberikan asupan makanan yang bergizi serta memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pola hidup sehat yang mencakup kebiasaan anak-anak jajan serta pengetahuan anak mengenai berbagai kandungan zat berbahaya yang akan mengakibatkan hal-hal yang negatif seandainya mereka mengonsumsi zat-zat tersebut.

Anak usia sekolah terutama SD mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cenderung lebih stabil. Pada masa tumbuh kembang ini pemenuhan dasar anak-anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan secara baik dan benar sehingga kedepannya dapat membentuk SDM yang sehat dan produktif. Namun kegiatan di sekolah yang cukup padat diantaranya belajar, bermain, dan olahraga maka anak memerlukan energi yang cukup mengingat mereka berada selama 4-5 jam di sekolah sehingga asupan gizinya harus diperhatikan.

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan energi sebesar itu anak dapat memperoleh makanan yang berasal dari rumah yang berupa bekal yang dibawa ke sekolah maupun yang ada di lingkungan sekolah berupa jajanan. Menurut Februhartini, 2004 (dalam Aprillia, 2011, hlm. 5)


(15)

2

menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% dari anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah, sehingga kemungkinan untuk membeli makanan jajanan di sekolah lebih tinggi.

Jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum di masyarakat, terutama anak usia sekolah. Jajanan tersebut sangat bervariasi, baik dalam bentuk, rasa, aroma, dan harga. Jajanan yang mengandung zat gizi, dikemas dan diolah secara aman memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Makanan jajanan memberikan kontribusi masing-masing sebesar 22,9%, dan 15,9% terhadap keseluruhan asupan energi dan protein anak sekolah dasar (Rahmi AA, 2005, hlm. 55). Namun tidak sedikit jajanan yang dijual terutama di sekitar sekolah mengandung berbagai zat yang berbahaya baik bahaya fisik, biologis maupin kimia.

Menurut Sparingga (2011) Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM yang di lansir dari Kompas.com bahwa sebanyak 7.500 jajanan di sejumlah sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah atau sebanyak 25,5% makanan/jajanan tersebut tidak layak konsumsi, hal ini di sebabkan jajanan tersebut mengandung bahan kimia yang berbahaya dan mikroba. Bahan kimia yang ditemukan, antara lain zat warna tekstil, formalin, dan boraks. Selain itu, ditemukan pula cemaran mikroba E coli yang biasa terdapat pada tinja.

Selain hal tersebut, selama ini kita tidak menyadari bahwa lingkungan yang sering kita jumpai contohnya di kantin-kantin sekolah sebenarnya dapat memberikan ancaman kesehatan yang sangat serius, karena ini masih banyak jajanan yang di jajakan di lingkungan sekolah yang kurang terjamin kesehatannya dan berpotensi menyebabkan keracunan.

Salah satu peristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu tepatnya di SD Negeri I dan II Cigantang Tasikmalaya telah terjadi kasus keracunan jajanan. Sekitar 111 siswa mengalami keracunan usai mengkonsumsi jajanan sekolah dengan pelengkap saus, diduga saus tersebut mengandung bahan zat kimia yang berbahaya sehingga anak-anak merasakan gejala-gejala yang ditimbulkan dari zat kimia tersebut


(16)

3

diantaranya: mual, pusing, muntah, serta buang air besar terus menerus. (Hartawan, 2015 [online] dapat diakses di http://nasional.tempo.co/read/news/2015/02/07/058640561/177-siswa-sd keracunan-polisi-bawa-ciken-ke-lab).

Dari beberapa contoh kejadian di atas maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa permasalahan makanan dan jajanan di sekolah merupakan hal yang perlu menjadi perhatian lapisan masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah, karena bahaya yang akan ditimbulkan dari makanan dan jajanan yang dijual di sekolah dapat beresiko terhadap kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang pada anak sekolah.

Tidak jauh berbeda dengan hal di atas yang berkaitan dengan jajanan yang dijual di kantin sekolah serta perilaku jajan siswa di Sekolah Dasar, maka untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan observasi di SDN Baok 1 Kec. Ciwaru Kab. Kuningan. Fakta yang didapat di lapangan menunjukan masih banyak jajanan yang dijual di kantin sekolah yang mengandung pewarna, pemanis, dan pengawet makanan yang dapat membahayakan kesehatan seperti: minuman sirup, kerupuk pedas, mie instan dan berbagai minuman kemasan kaleng lainnya.

Selain jajanan yang dijual di kantin sekolah, peneliti juga mengamati sikap jajan siswa ketika waktu istirahat. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa siswa ketika jajan tidak melihat kondisi jajanan, tempat/wadah jajanan, lingkungan kantin serta kandungan zat yang ada di jajanan tersebut sehingga tidak menutup kemungkinan kejadian seperti keracunan dan gejala ganguan kesehatan lainnya mungkin saja terjadi.

Perilaku konsumsi jajan seperti halnya perilaku lainnya pada diri seseorang dipengaruhi oleh wawasan dan cara pandang dan faktor lain yang berkaitan dengan tindakan yang tepat. Di sisi lain, perilaku konsumsi jajan dipengaruhi pula oleh wawasan atau cara pandang seseorang terhadap masalah makanan dan kesehatan. Perilaku jajan pada dasarnya merupakan bentuk penerapan dari kebiasaan jajan (Khomsan, 2003). Oleh


(17)

4

karena itu diperlukan adanya perhatian dan bimbingan langsung dari orang tua maupun guru kepada anak-anak terutama dalam perilaku jajannya.

Kebiasaan jajan yang sering dilakukan oleh anak-anak apabila tidak dikontrol oleh orang tua dan guru dalam jangka panjang maka akan mengakibatkan munculnya sifat/perilaku yang konsumtif pada diri siswa. Kita menyadari kalau dunia anak tidak akan bisa lepas dari kebiasaan jajan karena semua itu sifatnya sudah alamiah sesuai dengan tugas perkembangan anak, tapi kalau dari sejak dini ditanamkan nilai dan pengetahuan jajan baik itu diberikan pengetahuan mengenai kandungan zat berbahaya beserta akibat yang akan ditimbulkannya serta konsep hidup hemat dengan menabung uang jajan maka bukan tidak mungkin anak-anak akan membatasi kebiasaan jajannya dan kalaupun anak-anak akan jajan mereka sudah selektif dan dapat memilih berbagai jajanan yang layak di konsumsi ataupun tidak.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sikap cermat dan cerdas khususnya bagi anak-anak sekolah dalam memilih jajanan yang sehat. Sikap tersebut harus ditanamkan sejak dini baik itu soal pengetahuan soal jajanan yang sehat, kandungan gizi dari setiap makanan serta bagaimana cara memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekitar. Hal tersebut menunjukan kepada sikap yang sustainable development, artinya menumbuhkan sikap kepada anak dengan mengarah kepada kehidupan dan kegiatan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk menuju berkelanjutan dibutuhkan solusi yang tepat. Solusi ini ditegaskan oleh Capra (2002, hlm.13) yang mengungkapkan bahwa dari sudut sistemi, satu-satunya solusi yang patut dilaksanakan ialah solusi yang berkelanjutan (sustainable).

Capra mengungkapkan bahwa pendidikan untuk kehidupan yang berkelanjutan membutuhkan pemahaman intelektual ekologi dan ikatan emosional dengan alam yang membuatnya lebih mungkin bahwa anak-anak kita akan tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab yang benar-benar peduli tentang keberlanjutan kehidupan, dan mengembangkan semangat untuk menerapkan cinta terhadap lingkungan


(18)

5

sekitar.

Pendidikan diharapkan dapat membangun pemahaman kehidupan yang berkelanjutan tentang kecerdasan ekologi yang salah saatunya menumbuhkan green behavior dan ikatan emosional dengan alam. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Capra (dalam Stone dan Barlow, 2005 hlm. xv) mengungkapkan bahwa:

Educational for sustainable living fosters both an intellectual understanding of ecology and emotional bonds with nature that make it more likely that our children will grow into responsble cittizens who truly care about sustaining life, and develop a passion for applying their ecological understanding to the fundamental redesign of our technologies and social institutions, so as to bridge the current gap between human design and the ecologically sustainable system of nature.

Capra mengungkapkan bahwa pendidikan untuk kehidupan yang berkelanjutan membutuhkan pemahaman intelektual ekologi dan ikatan emosional dengan alam yang membuatnya lebih mungkin bahwa anak-anak kita akan tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab yang benar-benar peduli tentang kehidupan keberlanjutan, dan mengembangkan semangat untuk menerapkan pemahaman ekologi mereka.

Hal ini bertujuan tidak lain untuk menyelamatkan kehidupan di masa yang akan datang supaya bisa dirasakan oleh generasi berikutnya. Sejalan dengan itu menurut Brown (dalam Capra, 2002, hlm.13) menyebutkan bahwa sebuah masyarakat yang mampu mempertahankan kehidupan ialah yang mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan tanpa mengurangi prospek generasi-generasi masa depan.

Berangkat dari pemikiran tersebut, seharusnya lingkungan pendidikan/sekolah harus menjadi tempat untuk bisa merekayasa masa depan. Pola pendidikan yang benar idealnya akan menciptakan sikap dan perilaku para peserta didik yang mencerminkan green behavior terutama dalam menumbuhkan sikap memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah. Menurut Kalawarta, 2010 (dalam Supriatna, 2012, hlm.4):


(19)

6

green behavior term was examined in many subject and it resulted in various expressions, such as go green, think green, green life, green school, green architecture, green living, green city.

Maksud dari pernyataan tersebut bahwa Istilah green behavior banyak dikaji dari beragam disiplin ilmu dan menghasilkan beragam istilah seperti perilaku hijau, berpikir hijau, kehidupan hijau, sekolah hijau, arsitektur hijau, hidup hijau, dan kota hijau.

Selain itu seperti yang dikutip dari key principle Earth Charter (dalam Supriatna, 2012) bahwa beberapa contoh yang mencerminkan dari

green behavior adalah Respect for the Earth, Care for Life dan Adopt Patterns of Production, Consumption, and Reproduction. Dari beberapa

aspek yang di jelaskan dalam earth charter yang menjadi fokus penelitian ini yaitu kepada aspek care for life yang dituangkan ke dalam sikap memilih jajanan yang sehat di sekolah.

Green behavior merupakan suatu konsep pendidikan untuk

pembangunan berkelanjutan (PBB), artinya pendidikan yang memberi kesadaran dan kemampuan kepada semua orang untuk berkontribusi lebih baik bagi pembangunan berkelanjutan pada masa sekarang dan yang akan datang (Sudibyo dalam Muaddab, t.t, hlm. 5). Tujuan Akhir dari PBB adalah pendidikan berakhlak mulia dari usia dini sampai perguruan tinggi.

Untuk mewujudkan pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan yang menerapkan konsep green behavior dalam memilih jajanan yang sehat maka dalam proses pembelajarannya harus dikemas ke dalam sesuatu yang menarik sehingga dalam proses pembentukan perilaku anak dapat berjalan dengan baik dan nilai-nilai yang akan ditanamkan dapat tersampaikan ke dalam diri siswa.

Pembelajaran yang dimaksud yaitu untuk meningkatkan green

behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada siswa harus diimbangi

dengan penggunaan model yang tepat dan efektif. Artinya dibutuhkan model pembelajaran yang bercirikan peningkatan kemampuan berfikir kreatif dan kritis serta proses pembelajaran yang harus memberikan kesempatan kepada seluruh siswa agar dapat mengembangkan potensi sehingga proses pembelajaran akan mengarahkan siswa menjadi aktif


(20)

7

dengan pengalaman siswa itu sendiri. Menurut Sagala (2009, hlm.59) mengungkapkan bahwa cara belajar yang baik tentunya harus mengatasi kesulitan belajar, maka dibutuhkan suatu prosedur yang sistematis dan terencana. Artinya membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dikerjakan secara sungguh-sungguh, bukan setengah hati.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat terhadap anak yaitu dengan model pembelajaran berbasis masalah. Menurut Suyatno (2009, hlm. 58) bahwa : “problem based learning adalah proses

pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya

(prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru”.

Selain pnedapat diatas menurut Arends (dalam Trianto, 2007, hlm.68) menyatakan bahwa “problem based learning merupakan suatu

pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri”.

Dari pemaparan menurut para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan sementara mengenai PBL merupakan model pembelajaran yang mengacu pada permasalahan yang berada di lingkungan masyarakat dikaitkan dengan pengalaman yang sudah dimiliki sebelumnya dengan memberikan rangsangan/arahan agar siswa dapat berpikir kritis.

Oleh karena itu, fokus dari penelitian ini terutama dalam penggunaan model PBL lebih kepada aspek dalam sisi aplikatifnya yaitu memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah. Hasil dari proses pembelajaran di kelas tersebut di aktualisasikan di lingkungan sekolah dengan mencoba memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah, hal tersebut tentu saja diperlukan aspek berfikir kritis pada siswa dalam mengambil keputusan memilih jajanan dengan dasar dari pengetahuan siswa.


(21)

8

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat

penelitian dengan judul: “menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dikemukakan di atas, maka masalah

yang perlu dijawab dengan penelitian ini adalah “Apakah model

pembelajaran PBL dapat menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat pada siswa kelas IV Sekolah Dasar?”. Dari rumusan masalah tersebut, dalam peelitian ini diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran PBL dalam menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran PBL dalam menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada pada pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan?

3. Bagaimana peningkatan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat dengan menggunakan model PBL dalam pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan? C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui sejauh mana penumbuhan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan.

2. Tujuan khusus a) Kepada Guru


(22)

9

Untuk mengetahui bagaimana guru merencanakan, melaksanakan, dan mereflesikan model pembelajaran PBL untuk menumbuhkan

green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat pada

pembelajaran IPS di Kelas IV. b) Kepada Siswa

Untuk menumbuhkan aspek pengetahuan terkait jajanan yang sehat, aspek kesadaran siswa dalam memilih jajanan yang sehat, dan aspek aplikasi dalam memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS di Kelas IV.

c) Untuk mengetahui peningkatan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat dengan menggunakan model PBL dalam pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak terutama yang berkaitan dengan pendidikan, sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk menumbuhkan sikap dan keterampilan siswa dalam memilih jajanan yang sehat di sekolah melalui model PBL. Terdapat dua manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, sebagai berikut:

a) Manfaat Teoritis

1) Adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran yang nyata bagi para pendidik dalam melihat fenomena siswa salah satunya memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah.

2) Adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkuat penelitian yang sudah dikembangkan sebelumnya mengenai penumbuhan

green behavior dalam memilih jajanan yang sehat di sekolah dasar.

3) Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian sejenis selanjutnya.

b) Manfaat Praktis 1) Bagi Guru


(23)

10

untuk meningkatkan pemahaman dan sikap green behavior dalam memilih jajanan yang sehat ketika mengajar di kelas, bahwasannya mengajar harus dengan perencanaan dan berbagai metode serta model yang bervariatif sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar dan hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2) Bagi Siswa

Memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, untuk memahami dan meningkatkan sikap green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada pembelajaran IPS dengan model PBL, dan para siswa tidak mengalami kejenuhan terhadap pembelajaran yang diberikan guru serta materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.

3) Bagi Pihak Sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan ruang dan fasilitas serta memberikan kesempatan dan mendorong kepada guru agar para guru lebih kreatif, inovatif dalam melakukan proses pembelajarannya terutama dengan model PBL.

4) Bagi peneliti Lain

Menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pengalaman penelitian untuk menumbuhkan sikap green behavior dalam memilih jajanan yang sehat dengan penerapan model PBL pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar.

E. Batasan Istilah

1) Green Behavior

Menurut Zahara (2009, hlm. 6) green behavior merupakan refleksi dari tanggung jawab serta kepedulian terhadap lingkungan yang harus ada dan dimiliki oleh setiap manusia. Pembentukan perilaku manusia terhadap lingkungan berhubungan dengan sikap dan nilai yang bersumber dari pengetahuan, perasaan dan kecenderungan bertindak. Dari hal itu tindakan manusia terhadap lingkungan dilakukan berdasarkan keputusan yang berasal dari informasi lingkungan dan dari latar belakang pengalaman serta sikap terhadap lingkungan.


(24)

11

2) Jajanan yang sehat atau layak untuk dikonsumsi

Menurut Badan POM RI (2007) pangan jajanan yang aman untuk di konsumsi adalah pangan yang tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan atau menimbulkan penyakit atau keracunan, yaitu bahaya biologis, bahaya kimia, dan bahaya fisik.

3) Problem Based Learning

Menurut Suyatno (2009, hlm. 58) bahwa “problem based learning

adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru”.

F. Struktur Organisasi Penulisan

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan kemudian disusun ke dalam sebuah tesis dengan struktur sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.

BAB II Kajian Pustaka, bab ini berisi tentang berbagai kajian pustaka dan informasi bersumber pada literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji yaitu mengenai “menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS.

BAB III Metodologi penelitian, dalam bab ini diuraikan tentang metode dan teknik penelitian yang digunakan peneliti dalam mencari sumber-sumber dan cara pengolahan sumber-sumber yang dianggap relevan dengan permasalahan yang dikaji.

BAB IV Deksripsi temuan dan pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama.

BAB V Simpulan, implikasi dan rekomendasi. Pada bab ini berisi simpulan dari keseluruhan deskripsi, dampak yang dihasilkan setelah


(25)

12

penelitian dan beberapa rekomendasi yang bermanfaat bagi beberapa pihak yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung.


(26)

49 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk melakukan suatu proses perbaikan dalam pembelajaran dengan cara melakukan suatu tindakan yang diperlukan sehingga dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi dan proses selanjutnya siklus terus berlanjut sampai memperoleh hasil yang diinginkan.

1. Lokasi dan Subjek Penelitian a) Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Baok 1, Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan.

b) Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang dengan sebaran laki-laki 10 siswa dan perempuan 11 siswa.

c) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2015.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan secara berulang-ulang sampai kepada peningkatan hasil perubahan baik pengetahuan maupun aplikasinya.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti dengan model Kemis and Taggart (1988). Dalam perencanaannya Kemis yang dikutip oleh Rochiati Wiriaatmadja (2014:67) menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),


(27)

50 refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Dengan model ini peneliti dapat mengetahui setiap proses pembelajaran di kelas serta mendapat kesempatan untuk merencanakan dan melaksanakan gagasan untuk menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada pembelajaran IPS. Adapun bagan dari model spiral Kemmis dan Taggart ini adalah sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Dst

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2014 hlm. 66) 3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau action research. Menurut Afandi (2011, hlm. 11) menyatakan bahwa PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian atau kegiatan ilmiah dan bermetode yang dilakukan oleh guru/peneliti di dalam kelas dengan menggunakan tindakan-tindakan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

Dalam penelitian ini yang diteliti berkaitan dengan masalah sosial, kemudian berkaitan dengan perasaan (awareness) dan perilaku siswa yang berkaitan dengan kepedulian pentingnya mengkonsumsi jajanan yang sehat di lingkungan sekolah. Oleh karena itu dalam penelitian ini siswa diberikan suatu tindakan dengan tujuan pengembangan suatu perilaku yang menunjukan green


(28)

51

behavior melalui proses pembelajaran IPS di kelas dan pembiasaan yang

dilakukan di luar kelas.

Metode penelitian tindakan (action reseach) yang dilaksanakan oleh peneliti merupakan metode yang terdiri dari beberapa siklus. Desain ini dianggap sesuai karena dalam setiap siklus dilakukan perbaikan-perbaikan untuk menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada siswa sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

4. Prosedur Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Setelah rencana disusun barulah tindakan itu dilakukan sesuai dengan rencana. Ketika pada pelaksanaan tindakan berlangsung peneliti mengobservasi guru kelas IV sebagai mitra yang menerapkan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan di dalam ruangan kelas. Berdasarkan hasil observasi tersebut, selanjutnya peneliti melakukan refleksi sebagai upaya untuk memperbaiki pembalajaran agar green behavior dalam memilih jajanan yang sehat untuk di konsumsi dapat meningkat.

Apabila melihat hasil refleksi menunjukan perlunya perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya tidak hanya mengulang dari apa yang telah dilakukan sebelumnya akan tetapi dilakukan terus menerus sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

Adapun gambaran alur pelaksanaan siklus untuk menumbuhkan green

behavior dalam memilih jajanan yang sehat adalah berupa proses pengkajian

berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Merujuk kepada pendapat Kemmis dan Taggart (1988), maka disusunlah langkah-langkah penelitian sebagai berikut ini.

a) Tahap Perencanaan Tindakan

Secara garis besar tahap perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini mengacu kepada SK dan KD pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang ada dikelas IV semester II yaitu:


(29)

52 ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi. Kompetensi Dasar : Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan

dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya.

Mengacu kepada SK dan KD di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mengembangkan KD yang kaitannya dengan kegiatan ekonomi salah satunya yaitu kegiatan konsumsi yang diaplikasikan ke dalam aktivitas jajan anak di lingkungan sekolah dengan harapan untuk menumbuhkan green behavior siswa. Oleh karena itu, untuk melaksanakan penelitian ini, peneliti merencanakan langkah-langkah penelitian seperti:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah model PBL.

2) Penelitian yang akan dilaksanakan ini terdiri dari 3 siklus, dimana dalam setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Jadi total tindakan dalam penelitian ini berjumlah sembilan tindakan.

3) Perencanaan untuk siklus I, penelitian akan dilaksanakan ke dalam tiga tindakan dan siklus ini akan memfokuskan untuk membangun pengetahuan siswa seputar memilih jajanan yang sehat. Untuk mengetahui peningkatan pengetahun siswa seputar jajanan yang sehat maka peneliti menggunakan lembat tes dari setiap tindakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP, lembar tes dan di bab IV.

4) Perencanaan untuk siklus II, penelitian akan dilaksanakan ke dalam tiga tindakan dan siklus ini akan memfokuskan untuk membangun kesadaran siswa dalam memilih jajanan yang sehat. Dalam siklus ini peneliti menggunakan lembar observasi kesadaran siswa dan lembar angket kesadaran. Lembar observasi kesadaran siswa ini peneliti dibantu oleh wali kelas dan seorang guru hal ini bertujuan supaya hasil observasi kesadaran siswa dapat lebih meyakinkan penelitian. Sedangkan angket kesadaran ini bertujuan untuk mendukung dan meyakinkan hasil penelitian dari lembar


(30)

53 observasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP, lembar observasi kesadaran, lembar angket kesadaran dan di bab IV.

5) Perencanaan untuk siklus III, penelitian akan dilaksanakan ke dalam tiga tindakan dan siklus ini akan memfokuskan ke dalam aspek aplikasi/tindakan di lapangan dalam memilih jajanan yang sehat di kantin sekolah. Dalam siklus ini peneliti menggunakan lembar observasi aplikasi. Lembar observasi aplikasi ini peneliti dibantu oleh wali kelas dan seorang guru hal ini bertujuan supaya hasil observasi aplikasi dapat lebih meyakinkan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP, lembar observasi aplikasi, dan di bab IV.

6) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di dalam pembelajaran.

7) Membuat lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung mengacu kepada sintak PBL. Observasi aktivitas siswa ini dilaksanakan dari setiap tindakan hal ini bertujuan untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung di kelas yang tentu saja materi yang disampaikan oleh guru seputar jajanan yang sehat dan baik untuk dikonsumsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada instrumen penelitian dari bab III ini.

8) Membuat lembar observasi untuk mengukur sejauh mana peningkatan kesadaran siswa (awareness) dan aplikasinya dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekitar. Kegiatan observasi ini dilaksanakan dari setiap tindakan dan dilakukan oleh tiga orang observer yaitu peneliti, wali kelas, dan guru pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada instrumen penelitian dari bab III ini.

9) Membuat lembar wawancara untuk guru dan siswa untuk mengetahui informasi selama proses pembelajaran berlangsung.

10)Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat pemahaman siswa dalam materi seputar memilih jajanan yang sehat. Tes ini terdiri dari lima pertanyaan yang yang memiliki skor maksimal yaitu 25 dan dilaksanakan pada setiap akhir tindakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada instrumen penelitian dari bab III ini.


(31)

54 b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana tindakan yang telah dibuat yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) yang disesuaikan dengan langkah-langkah dari model pembelajaran PBL. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 siklus, dimana dari setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan.

Pelaksanaan dari siklus I yaitu seputar pengetahuan memilih jajanan yang sehat diantaranya materi yang berhubungan dengan zat-zat yang berbahaya yang ada di dalam jajanan, materi tentang bahaya yang ditimbulkan oleh zat yang berbahaya, dan materi seputar makanan organik dan anorganik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bab IV hasil penelitian dan pembahasan.

Pelaksanaan dari siklus II yaitu seputar kesadaran siswa dalam memilih jajanan yang sehat. Untuk menumbuhkan kesadaran tersebut tentu saja harus didukung dengan materi seputar kesadaran dalam memilih jajanan yang sehat, diantaranya yaitu sadar akan bahaya fisik, sadar akan bahaya biologi, dan sadar akan bahaya kimia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bab IV hasil penelitian dan pembahasan.

Pelaksanaan dari siklus III yaitu seputar aplikasinya dalam memilih jajanan yang sehat. Dalam siklus III ini disamping siswa dapat memilih jajanan yang sehat untuk dirinya sendiri siswa juga dapat mengajak kepada teman-temannya untuk bisa memilih jajanan yang sehat untuk dikonsumsi serta siswa juga dapat memberikan saran kepada para pedagang untuk menjual jajanan yang sehat untuk dikonsumsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bab IV hasil penelitian dan pembahasan.

Tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran ini tidak lain yaitu untuk menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekitar. Ada tiga aspek yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan menggunakan model PBL ini yaitu: adanya peningkatan dari aspek pengetahuan, kesadaran dan aplikasinya di lapangan.

c) Tahap Pengamatan Observasi Tindakan

Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan/tindakan. Pada tahap ini data yang dikumpulkan berisi tentang pelaksanaan tindakan berdasarkan


(32)

55 rencana yang telah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran. Data dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti.

Data yang dapat dikumpulkan hasil penelitian yaitu berupa data hasil tes pemahaman, lembar observasi kesadaran dan lembar observasi aplikasi yang tentu saja dari semuanya itu untuk menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat.

Pada tahap ini peneliti menggunakan beberapa jenis instrument sebagai alat ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Hasil observasi yang digunakan selanjutnya akan dijadikan bahan untuk mengukur keberhasilan penelitian.

d) Tahap Analisis dan Refleksi

Data yang sudah terkumpul dari data hasil tes pengetahuan siswa dari setiap tindakan, data hasil observasi kesadaran siswa dari setiap tindakan, dan data hasil observasi aplikasi siswa dari setiap tindakan kemudian dianalisis dan ditafsirkan dari setiap tindakan.

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil dari analisis data yang sudah terkumpul baik itu data tes pengetahuan maupun data hasil observasi kesadaran dan aplikasinya. Proses refleksi ini memegang peranan penting untuk menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan menjadi suatu masukan yang sangat berharga dan akurat untuk menentukan langkah tindakan pada siklus selanjutnya.

5. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Soal Tes Pengetahuan Siswa Seputar Jajanan

Pengolahan data hasil dilakukan secara kuantitatif untuk mengukur sejauh mana siswa memahami konsep memilih jajanan yang sehat dari apa yang dipelajarinya melalui pembelajaran dengan menggunakan model PBL.

Tes ini dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran dari setiap siklus yang sudah dilaksanakan. Adapun tujuan diadakannya tes dalam penelitian ini adalah untuk mengukur pengetahuan siswa terhadap green behavior dalam


(33)

56 memilih jajanan yang sehat sebagai hasil dari proses belajar yang telah dilaksanakan. Tes pengetahuan ini sifatnya uraian untuk setiap tindakannya. Jumlah soal dalam tes ini sebbanyak 5 butir soal untuk di siklus I dan II, sedangkan untuk di siklus III soal tes bersifat narasi. Jumlah skor maksimal tes pengetahuan ini yaitu 25 untuk siklus I dan II, sedangkan untuk siklus III skor maksimal yaitu 10. Format tes pengetahuan siswa seputar jajanan dapat dilihat pada lampiran B.2.

2. Lembar Observasi

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siwa dilakukan pada saat berlangsungnya pembelajaran didalam kelas dengan menerapkan model pembelajaran PBL. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keepektifan dari model PBL dalam menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat serta dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Berikut merupakan beberapa aspek aktivitas siswa yang diamati:

1. Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa

a. Menanggapi permasalahan yang disampaikan guru seputar jajanan. b. Mengajukan pertanyaan mengenai seputar jajanan sehat / tidak sehat. c. Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru seputar jajana sehat / tidak

sehat.

2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

a. Mampu bergabung dengan teman sekelompoknya dengan baik (siklus 1 dan 2), Mampu memposisikan diri sendiri dalam tugas yang diberikan oleh guru (siklus 3).

b. Menyimak penjelasan guru untuk pengisian LKS dengan materi seputar jajanan.

c. Menginvestigasi permasalahan yang disajikan guru. 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

a. Mengumpulkan informasi mengenai materi seputar jajanan. b. Melakukan eksperimen/terlibat dalam pengisian LKS.

c. Berdiskusi dan mengklarifikasi mengenai jawaban dalam LKS. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


(34)

57 a. Menyiapkan laporan hasil pekerjaan kelompok/mandiri.

b. Menyampaikan hasil laporan mengenai materi yang diberikan. c. Menanggapi pertanyaan yang diajukan siswa lain.

5. Menganalisa dan mengevaluasi proses mengatasi masalah a. Melakukan tanya jawab seputar materi jajanan.

b. Menanggapi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. c. Disiplin mengerjakan soal mengenai materi seputar jajanan.

Untuk melihat format observasi kesadaran siswa dapat dilihat pada lampiran B.2.

b. Lembar Observasi Aspek Kesadaran (awareness) Siswa

Kesadaran (awareness) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kesadaran terhadap sikap dalam memilih jajanan itu sendiri. Pada lembar observasi ini peneliti dibantu oleh satu orang wali kelas dan satu orang guru kelas V sehingga satu orang mengamati 7 orang siswa. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh dalam aspek kesadaran siswa lebih akurat. Adapun indikator yang di jadikan target penilaian yaitu siswa menyadari akan bahaya dari aspek kimia, biologis dan fisik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada penjelasan berikut ini:

1) Bahaya biologis

a. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika membeli jajanan di kantin yang lingkungannya kotor serta tempat menyimpan jajanan di simpan di wadah yang tidak bersih.

b. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan sudah pernah dipegang-pegang oleh orang lain serta yang sudah di hinggapi dengan lalat/serangga.

2) Bahaya kimia

a. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan yang di beli mengandung bahan pengawet serta pemanis buatan atau bahan kimia lainnya yang berbahaya.

b. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan yang di beli siswa dibungkus dengan kertas bekas atau kertas koran atapun plastik. 3) Bahaya fisik


(35)

58 simpan dalam keadaan terbuka tanpa adanya penutup makanan.

b. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan yang di beli siswa kondisinya sudah rusak, lembek, ataupu sudah terlihat adanya jamur di jajanan tersebut.

Untuk melihat format observasi kesadaran siswa dapat dilihat pada lampiran B.4.

c. Lembar Observasi Aplikasi di lapangan

Pada aspek aplikasi hal yang diamati adalah aplikasi menghindari jajanan yang mengandung bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik. masing-masing aspek tersebut dibagi lagi menjadi 3 indikator. Dalam melaksanakan penilaian lembar observasi aplikasi ini formatnya sama dengan lembar observasi kesadaran yaitu dengan satu orang penilai mengamati 7 orang siswa hal ini bertujuan supaya pegamatan terhadap siswa lebih terfokus dan hasilnya juga tepat sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Adapun indikator yang dijadikan fokus penelitian ini yaitu siswa:

1. Bahaya biologis

a. Siswa tidak membeli jajanan di lokasi penjualan kotor/berdebu, banyak dihinggapi lalat dan serangga lainnya.

b. Siswa tidak membeli jajanan jika wadah penyimpannya tidak bersih. c. Siswa tidak membeli jajanan jika makanan sudah pernah

dipegang-pegang oleh orang lain.

2. Bahaya kimia

a. Siswa tidak membeli jajanan yang dijual di tempat yang tak terlindungi dari asap kendaraan bermotor.

b. Siswa tidak membeli jajanan yang dibungkus dengan kertas bekas atau kertas koran.

c. Siswa tidak membeli jajanan atau gorengan yang terlihat berwarna gelap dan terlalu mencolok karena besar kemungkinan pangan tersebut mengandung pewarna tekstil yang bukan untuk pangan.

3. Bahaya fisik

a. Siswa memilih jajanan yang disimpan dalam keadaan tertutup untuk mencegah kontaminasi oleh debu dan serangga.


(36)

59 b. Siswa menghindari pangan yang dijual oleh pekerja yang mengenakan perhiasan tangan yang berpeluang untuk lepas dan jatuh ke dalam makanan.

c. Siswa mengamati kondisi pangan sebelum di konsumsi.

Untuk melihat format observasi aplikasi siswa dapat dilihat pada lampiran B.5.

d. Angket Kesadaran Siswa

Penyusunan angket ini dikhususkan untuk mengetahui sejauh mana siswa menyadari akan bahaya-bahaya yang meliputi bahaya kimia, fisik dan biologis yang akan terjadi kalau kita salah dalam memilih jajanan di lingkungan sekitar. Pernyataan-pernyataan yang ada dalam angket tersebut semunya merupakan pengembangan dari indikator yang diambil dari jajanan yang sehat. Adapun tujuan dari angket ini yaitu untuk memperkuat dan meyakinkan peneliti atas hasil dari lembar observasi kesadaran siswa.

Angket yang akan digunakan oleh peneliti menggunakan skala pengukuran likert. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 134) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam hal ini fenomena sosial yang akan diukur yaitu seputar sikap siswa dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekitar. Penilaian siswa terbagi menjadi beberapa kategori yaitu:

a. Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5. b. Setuju (S) dengan nilai 4.

c. Ragu-ragu (R) dengan nilai 3. d. Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2 .

e. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.

Untuk melihat format angket kesadaran siswa dapat dilihat pada lampiran B.6.

e. Lembar Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi secara langsung kepada objek penelitian yaitu guru dan siswa. Hal ini dilaksanakan untuk memperoleh data atau fakta atau informasi secara lisan. Wawancara yang ditujukan kepada guru yaitu seputar pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan


(37)

60 menggunakan model problem based learning, sedangkan wawancara yang ditujukan kepada siswa yaitu seputar sikap dalam memilih jajanan yang sehat serta dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model problem

based learning.

Untuk melihat pedoman wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran B.16 dan B.17.

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada dasarnya dilakukan sepanjang penelitian secara terus-menerus dari siklus pertama sampai siklus terakhir. Adapun tujuan dari analisis data ini yaitu untuk melihat peningkatan baik dari sikap green

behavior dalam memilih jajanan yang sehat dari segi kognitif siswa mengenai

jajanan yang sehat. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data hasil wawancara, observasi, dan tes. Hasil dari semua data diperoleh untuk dijadikan sebuah kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang akan dilakukan diantaranya:

1) Pengolahan Data Tes Pengetahuan

Teknik analisis data hasil belajar aspek kognitif menggunakan tes formatif. Pada setiap akhir pertemuan peserta didik diberikan tes formatif ini untuk mengetahui jangkauan hasil belajar aspek kognitif masing-masing peserta didik. Dari kegiatan tersebut diharapkan perbandingan nilai peserta didik akan terlihat pada setiap siklus.

Disamping melihat peningkatan pengetahuan siswa dari setiap tindakan, peneliti juga melihat nilai ketuntasan belajar dari setiap siswa. Nilai ketuntasan belajar ini tidak menjadi indikator penilaian pengetahuan dari setiap siswa namun hanya digunakan untuk melihat apakah pengetahun siswa tersebut sudah memenuhi standar minimal yang telah ditentukan oleh sekolah. Nilai Ketuntasan Minimal yang ditentukan oleh peneliti dan guru adalah 65 (enam puluh lima), penetapan KKM tersebut diambil berdasarkan ketetapan yang ada di sekolah tersebut dengan mata pelajaran IPS.


(38)

61

Keterangan:

P: Persentase ketuntasan belajar F: Jumlah siswa yang tuntas belajar N: Jumlah seluruh siswa

Adapun penggolongan rentang ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:

(1). Skor < 65% = Belum tuntas (2). Skor 65%-100% = Tuntas,

Selanjutnya langkah untuk mencari perolehan nilai pengetahuan yang didapat peserta didik dari setiap tindakan yaitu dengan digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar 5 = Bilangan tetap

20 = Bilangan tetap

Adapun penggolongan rentang hasil pengetahuan peserta didik dari setiap tes yang dilakukan pada setiap tindakan adalah sebagai berikut:

90 – 100 : sangat baik 80 – 89 : baik

65– 79 : cukup <64 : kurang

Setelah mengetahui hasil pengetahuan peserta didik selanjutnya untuk mencari nilai dari setiap butir soal maka akan dilihat dari rata-ratanya yaitu seberapa persen soal tersebut dipahami oleh peserta didik. Untuk mengetahui rata-rata dari setiap butir soalnya maka peneliti menggunakan rumus:

X = ∑X N


(39)

62 Keterangan :

X = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah seluruh skor

N = Banyaknya subjek (peserta didik)

2) Pengolahan Data Lembar Observasi a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Pengolahan data pada lembar observasi aktivitas siwa dilakukan pada saat berlangsungnya pembelajaran di dalam kelas dengan menerapkan model pembelajaran PBL. Dalam pengolahan datanya peneliti memfokuskan ke dalam lima langkah PBL dimana dalam setiap langkahnya terdiri dari 3 indikator sehingga nilai maksimal yang diperoleh siswa yaitu 15. Berikut merupakan beberapa aspek aktivitas siswa yang diamati:

1. Mengorientasi permasalahan. 2. Pengorganisasian siswa.

3. Penyelidikan individual dan kelompok. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

5. Manganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Interpretasi Kategori:

a) Baik (B) : Jika skor yang diperoleh siswa berjumlah 11 – 15. b) Cukup (C) : Jika skor yang diperoleh siswa berjumlah 6 – 10. c) Kurang (K) : Jika skor yang diperoleh siswa berjumlah 0 – 5. b) Lembar Observasi Kesadaran (awareness) Siswa

Pengolahan data pada lembar observasi aspek kesadaran (awareness) diisi dengan tanda ceklis (√) pada kolom indikator yang muncul. Kesadaran (awareness) yang dimaksud yaitu kesadaran akan bahaya yang akan timbul seandainya salah dalam memilih jajanan. Adapun indikator yang ditentukan oleh peneliti sebanyak 6 buah indikator yang terbagi ke dalam 3 aspek yaitu: sadar dari bahaya kimia, sadar dari bahaya biologis, dan sadar dari bahaya fisik.

Kriteria Penilaian:

Setiap indikator yang muncul diberi tanda ceklis (√). Jumlah skor ideal adalah 6. Interpretasi kategori:


(40)

63 Skor 2 : jika siswa melaksanakan 2 deskriptor

Skor 1 : jika siswa melaksanakan 1 deskriptor Kriteria Keberhasilan:

Kategori Skor Total

B (Baik) 5-6

C (Cukup) 3-4 K (Kurang) 0-2

c) Lembar Observasi Aplikasi di Lapangan

Pengolahan data Pada lembar observasi aplikasi di lapangan diisi dengan tanda ceklis (√) pada kolom indikator yang muncul. Aplikasi yang dimaksud yaitu penerapan dari sikap yang mencerminkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah. Adapun indikator yang ditentukan oleh peneliti sebanyak 9 buah indikator yang terbagi ke dalam 3 aspek yaitu: terhindar dari bahaya kimia, terhindar dari bahaya biologis, dan terhindar dari bahaya fisik. Kriteria Penilaian:

Setiap indikator yang muncul diberi tanda ceklis (√). Jumlah skor ideal adalah 9. Interpretasi kategori:

Skor 3 : jika siswa melaksanakan 3 deskriptor Skor 2 : jika siswa melaksanakan 2 deskriptor Skor 1 :jika siswa melaksanakan 1 deskriptor Kriteria Keberhasilan:

Kategori Skor Total

B (Baik) 7-9

C (Cukup) 4-6 K (Kurang) 0-3 b. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan yaitu setelah semua data terkumpul, baik data proses maupun data hasil. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Menurut Sugiyono (2005: 89), pengertian analisis data adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara


(41)

64 mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni proses mengumpulkan dan menyusun secara baik data-data yang didapatkan melalui observasi dan wawancara serta berbagai bahan lain yang tentunya berkaitan dalam menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekitar. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2005, hlm. 337) mengemukakan,

“Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data, yaitu sebagai berikut ini.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya melakukan pencarian bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Sesuai dengan gambar siklus analisis data yang telah disebutkan. Prosesnya tidaklah sekali jadi melainkan berinteraktif secara timbal balik.

c. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam menganalisis data hasil penelitian kualitatif adalah

conclusion drawing, menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2008,


(42)

65 Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan bekembang setelah penelitian di lapangan.

Selanjutnya untuk mengkategorikan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PBL dengan menggunakan kategori persentase menurut Kontjaraningrat (Maulana, 2006: 135) berikut ini:

Tabel 3.8

Klasifikasi Interpretasi

Besar Persentase Interpretasi

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Selanjutnya untuk pengkategorian angket skala kesadaran digunakan kategori persentase berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Persentase Angket

Besar Persentase Interpretasi

p=0 Tak seorang pun

0<p<25 Sebagian kecil 25<p<50 Hampir setengahnya

P=50 Setengahnya

50<p<75 Sebagian besar 75<p<100 Hampir seluruhnya


(43)

66

7. Validasi Data

Validasi data penelitian merupakan tahapan penting dalam penelitian kualitatif dengan tujuan untuk membuktikan bahwa apa yang diteliti dan yang dijelaskan oleh peneliti sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Validasi digunakan untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran pada penelitian tindakan kelas ini akan mempergunakan versi Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2010, hlm.168) sebagai berikut :

a. Member check,

Member Check adalah memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi dan wawancara dari berbagai narasumber apakah keterangan, atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya. Dalam penelitian ini,

member check dilakukan dengan meninjau kembali keterangan-keterangan

data. Mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan, atau informasi tambahan baik dari guru maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validitas yang tinggi.

b. Triangulasi,

Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis

dilakukan peneliti untuk membandingkan dengan hasil orang lain. Misalnya mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama.

Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tiga sudut

pandang yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut pandang observer (teman sejawat). Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal.

c. Audit trail,

Audit trail adalah komunikasi dengan pembimbing dan dengan pakar lain

dalam bidangnya guna membicarakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penelitian berkaitan dengan data yang harus dikumpulkan. Pembimbing diyakini memiliki kemampuan memeriksa


(44)

67 proses penelitian dan tingkat kebenaran data serta interpretasinya. Dengan demikian hasil penelitian yang telah diperoleh dapat dikonsultasikan dengan pembimbing sehingga diperoleh informasi yang komprehensif dan reliabel dengan kaidah keilmuan.


(45)

(46)

194

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M. (2011). Cara Efektif Menulis karya Ilmiah Setting Penelitian Tindakan

Kelas untuk Pendidikan Dasar dan Umum. Bandung: Alfabeta.

American Conference Governance on Industrial Hygiene. (2009). TLV for

chemical substances and physical agents and BEI with 7th Edition documentation. Cincinanti: ACGIH

Aprillia, Bondika Ariandani. (2011). Faktor yang Berhubungan Dengan

Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar.Semarang. Artikel

Penelitian: Progran Studi Ilmu Gizi Universitas Diponegoro.

Arends, Richard., (2008), Learning to Teach , Mc.Graw Hill Companies. New York.

Badan POM RI. (2007). Kemanan Pangan. Buletin BPOM. Volume 12

Capra, F. (2002). Jaring-jaring kehidupan visi baru epistemologi dan kehidupan. Terjemahan oleh Saut Pasaribu. Yogyakarta. Fajar Pustaka Baru

Cushman, & Roisin (2012), Green Behavior (Homo Ecologicus) {Online}, 16 halamanTersedia:https://engineering.dartmouth.edu/~d30345d/courses/eng s44/GreenBehavior.pdf Diakses (23 maret 2015)

Departemen Kesahatan Republik Indonesia tahun 2004 tentang agenda pembangunan nasional

ebookpangan.com, (2006). Bahan Tambahan Pangan (Food Additive)

Goleman, D. et al. (2012). Eco Literate How Educators Are Cultivating

Emotional, Social, and Ecological Intelligence. America: Ossey Bass

Goleman, Daniel. (2010). Ecological Intellegence: How Knowing The Hidden

ImpactsOf What We Buy Change Everything (edisi Bahasa Indonesia).Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Green, Lawrence W, dkk. (1980). Health Education Planning: A diagnostic

Approach. Mayfield Publishing Company.California.


(1)

(2)

Afandi, M. (2011). Cara Efektif Menulis karya Ilmiah Setting Penelitian Tindakan

Kelas untuk Pendidikan Dasar dan Umum. Bandung: Alfabeta.

American Conference Governance on Industrial Hygiene. (2009). TLV for

chemical substances and physical agents and BEI with 7th Edition documentation. Cincinanti: ACGIH

Aprillia, Bondika Ariandani. (2011). Faktor yang Berhubungan Dengan

Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar.Semarang. Artikel

Penelitian: Progran Studi Ilmu Gizi Universitas Diponegoro.

Arends, Richard., (2008), Learning to Teach , Mc.Graw Hill Companies. New York.

Badan POM RI. (2007). Kemanan Pangan. Buletin BPOM. Volume 12

Capra, F. (2002). Jaring-jaring kehidupan visi baru epistemologi dan kehidupan. Terjemahan oleh Saut Pasaribu. Yogyakarta. Fajar Pustaka Baru

Cushman, & Roisin (2012), Green Behavior (Homo Ecologicus) {Online}, 16 halamanTersedia:https://engineering.dartmouth.edu/~d30345d/courses/eng s44/GreenBehavior.pdf Diakses (23 maret 2015)

Departemen Kesahatan Republik Indonesia tahun 2004 tentang agenda pembangunan nasional

ebookpangan.com, (2006). Bahan Tambahan Pangan (Food Additive)

Goleman, D. et al. (2012). Eco Literate How Educators Are Cultivating

Emotional, Social, and Ecological Intelligence. America: Ossey Bass

Goleman, Daniel. (2010). Ecological Intellegence: How Knowing The Hidden

ImpactsOf What We Buy Change Everything (edisi Bahasa Indonesia).Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Green, Lawrence W, dkk. (1980). Health Education Planning: A diagnostic

Approach. Mayfield Publishing Company.California.


(3)

195

Lab.Tasikmalaya.Tempo.co. [online] dapat diakses di http://nasional.tempo.co/read/news/2015/02/07/058640561/177-siswa-sd-keracunan-polisi-bawa-ciken-ke-lab 19 Februari 2015)

Hasbulllah. (2005). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Grafindo.

Internatioanl Agency for Research on Cancer (2011). Agents classified by LARC monographs, volume 1-20

Kabupaten Bangka Barat. (2014).Bahan Tambahan pada Pangan dan Bahayanya (Formalin, Boraks dan Pewarna Buatan) [online] diakses di http://portal.bangkabaratkab.go.id/content/bahan-tambahan-pada-pangan-dan-bahayanya-formalin-boraks-dan-pewarna-buatan (12 Februari 2015)

Khomsan, Ali. (2003). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Khomsan, dkk. (2000). Tehnik Pengukuran Pengetahuan gizi.Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga. Fakultas Pertanian. IPB Bogor.

Kurniasari, Ria. (2015). Peningkatan Ecoliteracy dalam memilih sampah organik

dan anorganik melalui group investigation pada pembelajaran IPS. Tesis.

Prodi Pendidikan Dasar. SPS UPI

Latifah, Aeni. (2013). Mengembangkan Green Behavior melalui Program

Farming and Gardening dalam Pembelajaran IPS di Kelas IV SD Islam Fathia Kota Sukabumi.Tesis. Prodi Pendidikan Dasar. SPS UPI

Lickona, Thomas. (2012). Educating for Character. Jakarta: Bumi Aksara

Marfai, M. A. (2012). Pengantar Etika Lingkungan dan Kearifan Lokal. Yogyakarta: UGM

Maryani, Enok. (2011). Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk

Meningkatkan Keterampilan Sosial. Bandung: Alfabeta

Maulana, (2002). Peranan Lembar Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran

Aritmatika Sosial Berdasarkan Pendekatan Realistik. Karya ilmiah.

Jurusan pendidikan matematika. FPMIPA. UPI


(4)

Muaddab, Hafis. (t.t.). Membangun green behavior dan good citizenship melalui

pendidikan ekonomi.green house

Muhilal, Damayanti. (2006) Gizi seimbang untuk anak sekolah dasar. Dalam:

Hidup sehat dalam siklus kehidupan manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Nadesul, Handrawan. (2015). Kesehatan Sejati ada di dapur; bukan di restoran. Artikel. Koran Pikiran Rakyat terbitan tanggal 7 april 2015

NCSS (1994). Curriculum Standards for the Social Studies. Washington, DC: The National Council for the Social Studies.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Program Kesehatan dan Ilmu Prilaku. PT Rineka Cipta. Jakarta

Nur Alfiyah. (2013). Sakarin. Kompasiana. [online] diakses pada http://www.kompasiana.com/www.nuralfiyah.com/sakarin_552c73296ea 8344e238b4590. (12 Februari 2015)

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

Pusat Kurikulum. (2006).Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan

Rencana Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta.

Rafsanjani, A. Ekoliterasi. [Online]. Available at: Heilraff.Blogspot.com/2008/05/ekoliterasi.html. (24 Februari 2015)

Rahmi AA & Muis SF. (2005). Kontribusi makanan jajanan terhadap tingkat

kecukupan energi dan protein serta status gizi anak Sekolah Dasar Siliwangi. Semarang: Media Medika Muda.

Rusman. (2013). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(5)

197

Sanjaya, Wina., (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Penerbit Media Group, Jakarta.

Sapriya. (2012). Pendidikan IPS. Bandung; Remaja Rosdakarya

Shepherd R & Sparks P. (1999). Modelling food chioce. In: MacFie HJH, Thomson DMH. Measurement of Food Preferences. Gaithersburg, MD: Aspen,

Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sparingga, Roy. (2011). Masih Ditemukan Jajanan Sekolah yang Tercemar. Kompas, Rabu, 21 November 2012

Stone M.K dan Barlow. Z. (2005). Ecological Literacy: Educating Our Children

for a Sustaianable World. Siera Club Book.

Sudarmawan. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Mengenai

Pemilihan Jajanan Dengan Perilaku Anak Memilih Jajanan Di SDN Sambikerep II/480 Surabaya. Surabaya. Artikel: Program Studi

Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi.UNS

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta

Supriatna, N. (2011). Pemecahan Masalah Sosial Melalui Pendidikan Karakter

Dalam Proses Belajar Mengajar IPS di Sekolah, Jawa Barat, Makalah

dalam Seminar nasional sebagai bagian dari Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi IPS, Purwakarta 12 Maret 2011.

Supriatna, N. (2011). Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Green

Kurriculum dan Ecopedagody Dalam Pembelajaran IPS, Prosiding Konvensi Nasional Pendidikan IPS ke-1: FPIPS-UPI-Bandung

Supriatna, Nana. 2012. Developing Green Behaviour through Ecopedagogy in

Social Studies Learning in Elementary School in Bandung, Indonesia.


(6)

Supriatna, Nana. 2014 Pengembangan Green Behavior Melalui Ecopedagogy

Dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 5 Bandung. Laporan Penelitian

bidang keilmuan, Program Studi Pendidikan IPS. SPS UPI

Suyatno. (2007). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka.

The Sydney Resolution, (2008). Healthy People in Healthy Places on a Healthy Planet. www.oxha.org. [online] diakses pada

http://archive.oxha.org/knowledge/publications/Sydney%20Resolution% 20FINAL%2027.02.08.pdf. (24 Februari 2015)

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. (2009). Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.

Undang-undang RI no. 7 tahun 1996 tentang pangan

Widaninggar, (2010). Menuju Kantin Sehat di Sekolah. Jakarta: Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kementrian Pendidikan Nasional.

Widowati, Yosephine Dwi Martina. (2012). Perilaku Berisikoat Berbahaya. Depok. Tesis: Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas Indonesia

Wiriaatmadja, R. (2014). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Zahara, T. (2009). Perilaku Berwawasan Lingkungan dalam Pembangunan

Berkelanjutan Dilihat dari Keinovatifan dan Pengetahuan tentang Lingkungan {Online}: Jurnal Prndidikan dan Kebudayaan, http://www.ktiguru.net/mod/data/view.php?d=3&rid=36

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam