MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SD : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

RINA NURMALASARI KARTIKA NIM. 0903579

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2013


(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SD

Oleh

Rina Nurmalasari Kartika

Sebuah Skripsi yang Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Rina Nurmalasari Kartika 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013


(3)

Rina Nurmalasari Kartika

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Syarif Hidayat, S.Pd., M.A., M.Pd NIP. 19800708 200501 1 002

Pembimbing II

Drs. H. Nana Ganda, SH. M.Pd. NIP. 19591109 198803 1 004

Diketahui oleh: Ketua Program S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono W.S., M.Pd. NIP. 19520628 198103 1 001


(4)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih pantas selain ucapan Puji dan Syukur kehadirat Illahi Robi karena berkat Rahmat dan Inayah-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul ”Meningkatkan Kemampuan Siswa tentang Teknologi Komunikasi melalui Model Problem Based Learning (PBL) di SD (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis).

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun ajaran 2013. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih, tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat memenuhi harapan dan bermanfaat, umumnya bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis.


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. DR. H. Cece Rakhmat, M. Pd selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

2. Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd., Selaku Sekretaris Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

3. Bapak Drs. Rustono W.S, M.Pd., Selaku Ketua Program S.I PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

4. Bapak Syarif Hidayat, S.Pd., MA., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan masukan yang sangat berarti bagi penulis. 5. Bapak H. Drs. Nana Ganda, SH, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan, koreksi, petunjuk dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program S-I PGSD Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Tasikmalaya yang dengan tulus telah mencurahkan perhatian, bimbingan dan keilmuan kepada penulis.

7. Staf TU program SI PGSD Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan berbagai kemudahan kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

8. Bapak Syarif Hidayat, S.Pd, selaku Kepala Sekolah dan Guru-Guru SD Negeri 2 Pamalayan yang senantiasa memberikan dorongan moril dan material selama penyelesaian skripsi ini.

9. Orang tuaku yang tercinta, yang senantiasa memberikan dorongan moril dan material selama perkuliahan sampai dengan penyelesaian skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Program S-I PGSD yang telah memberikan dorongan moral maupun yang lainnya sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.


(6)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SD ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi belajar siswa, dan kurang bervariasi guru dalam menggunakan model dalam pembelajaran. Penelitian ini difokuskan terhadap penelaahan tentang kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning. Maka rumusan masalah pada penelitian ini: 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang teknologi komunikasi melalui model Problem Based Learning (PBL)? 2) Bagaimana melaksanaan pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan siswa mengenai teknologi komunikasi melalui model Problem Based Learning (PBL)? 3) Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknologi komunikasi melalui model Problem Based Learning (PBL). Subjek penelitian adalah guru kelas dan siswa Kelas IV yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh peneliti, dengan cara melakukan penelitian tindakan yang langsung dilaksanakan di kelas. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Berdasarkan analisis dan refleksi yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Bila dibandingkan antara kemampuan awal dengan setelah melakukan tindakan menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai mutu sebagai berikut : Kemampuan guru dalam menyusun Rencana pembelajaran di siklus I memperoleh nilai mutu 71,25 %, dan siklus II memperoleh nilai mutu 94%. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran


(7)

IMPROVED ABILITY STUDENTS ABOUT COMMUNICATION TECHNOLOGY

MODEL THROUGH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) IN SD ABSTRACT

The research was motivated by the low achievement of students in the learning process of social studies conducted in the fourth grade Elementary School District 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. This is due to the lack of student motivation, teacher and less variable in the model of learning. This study focused on a study of the ability of the teacher in preparing lesson plans, teaching practices, student activities and student learning outcomes using the model of problem based learning. The formulation of the problem in this study: 1) How can social studies lesson plans to improve students about communications technology through a model of Problem Based Learning (PBL)? 2) How does carrying out social studies learning to increase the students about communications technology through a model of Problem Based Learning (PBL)? 3) How can student learning outcomes in learning communication technology through the model of Problem Based Learning (PBL). Subjects were classroom teachers and students Class IV totaling 19 people consisting of 10 men and 9 women. The method used in the study was Classroom Action Research (CAR) using a model of Kemmis and Mc.Taggart conducted in two cycles and each one consists of the planning, implementation, observation and reflection. The method used was Classroom Action Research, which is a form of reflective research conducted by the researchers, by means of direct actions carried out research in the classroom. The goal is to improve the quality of learning, especially in learning social studies in elementary school. Based on the analysis and reflection carried out in two cycles using a model of Problem Based Learning (PBL). When compared between the initial capability after taking action to show an increase. It can be seen from the following quality: The ability of teachers in preparing lesson plans in the first cycle of quality scored 71.25%, and the second cycle gained 94% quality score. Teachers in the implementation of learning ability in cycle I gained quality value 75%, and the second cycle gained 92% quality score. Students in participating in learning activities in the cycle I scored 71%, and the second cycle of quality scored 90.78%. Student learning outcomes in the first cycle to obtain an average value of 69%, and the second cycle gained 79% quality score. Thus models that use Problem Based Learning (PBL) in the Social Sciences learning can improve

students' skills.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1.IPS di Sekolah Dasar ... 10

2.Model Problem Based Learning…... ... 13 3.Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Problem Based


(9)

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Model Penelitian ... 24

B. Setting Penelitian ... 26

C. Fokus Tindakan ... 28

D. Prosedur Penelitian... 29

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 32

G. Kriteria Keberhasilan ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jenis Data dan cara pengumpulannya ... 34

4.1 Data Nilai Hasil Tes Awal Siswa Kelamin ... 37

4.2 Deskripsi Aktivittas Guru dan Siswa Kelas IV pada Pembelajaran Siklus I ... 42

4.3 Hasil Kinerja Guru dalam Merancang RPP Siklus 1 ... 45

4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 46

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 48

4.6 Hasil Observasi Sikap Siswa Siklus 1 ... 49

4.7 Data Nilai Tes Akhir dalam Siklus 1 ... 51

4.8 Refleksi Tindakan Siklus 1 ... 52

4.9 Deskripsi Aktivittas Guru dan Siswa Kelas IV pada Pembelajaran Siklus I ... 57

4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Merancang RPP Siklus II ... 60

4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Siklus II ... 61

4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 63

4.13 Hasil Observasi Sikap Siswa Siklus II ... 64


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Contoh teknologi komunikasi zaman dahulu dan modern... 21 3.1 Alur Dasar PTK ... 26


(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Grafik Hasil Penilaian RPP Siklus I dan Siklus II ... 70 4.2 Grafik Persentase Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus I dan Siklus II ... 72 4.3 Grafik Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam

Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ... 73 4.4 Grafik Persentase Kemampuan Siswa Siklus 1 dan Siklus II ... 75


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 84

2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 88

3 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian LKS Siklus I ... 90

4 Soal Tes Evaluasi Siklus I ... 91

5 Kunci Jawaban dan Pedomanan Penilaian Tes Siklus I ... 92

6 Soal Evaluasi Karakter Siklus I ... 93

7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 94

8 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 98

9 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian LKS Siklus II ... 99

10 Soal Tes Evaluasi Siklus II ... 100

11 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes Siklus II ... 101

12 Lembar Soal Tes Karakter Siklus I ... 102

13 Lembar Hasil LKS Siswa Siklus I dan Siklus II ... 103

14 Lembar Hasil Tes Siswa Siklus I dan Siklus II ... 104

15 Lembar Kinerja Guru dalam Merancang Rencana Pelaksanaan Siklus I ... 105

16 Hasil Observasi Kinerja Guru dalam dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 110

17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 117

18 Hasil Kinerja Guru dalam Merancang Rencana Pelaksanaan Siklus II ... 124

19 Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 129

20 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 136

21 Dokumentasi Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II ... 144

22 SK Penetapan Judul dan Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 146


(14)

24 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesbangpol dan Linmas ... 148 25 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 149 26 Riwayat Hidup Penulis ... 150


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 SK Penetapan Judul dan Pengangkatan Dosen

Pembimbing ... 101

Lampiran 2 Permohonan Surat Izin Penelitian dari UPI Kampus Tasikmalaya ... 102

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesbangpol dan Linmas ... 103

Lampiran 4 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari SD ... 104

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 98

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Siklus I... 102

Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus I ... 103

Lampiran 8 Kunci Jawaban Siklus I ... 104

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 105

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 108

Lampiran 11 Lembar Evaluasi Siklus II ... 109

Lampiran 12 Kunci Jawaban Siklus II... 110


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama dalam era globalisasi dewasa ini yang tentu harus ditunjang oleh peningkatan kualitas profesional guru. Kebijaksanaan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang berwawasan budaya dan lingkungan penataan dan peningkatan pengelolaan dalam bidang pendidikan, evaluasi serta pengawasan dan pengendaliannya pada semua program pendidikan dengan meningkatkan kualiatas seluruh komponen pendidikan seperti kurikulum, sarana prasarana.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diharapkan melalui usaha pendidikan, anak didik (peserta didik) dapat menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu sehingga memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara mandiri serta berdiri sendiri tanpa ketergantungan hidupnya pada orang lain. Dari berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya itu anak didik (peserta didik) diharapkan untuk dapat mengembangkannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang semakin besar seiring dengan perkembangan zaman.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai salah satu program pengajaran yang membina dan menyiapkan kehidupan sosial yang baik serta peserta didik yang baik, dan diharapkan mampu membina perubahan dan


(17)

Fenomena ini dapat dilihat dari hasil tes formatif maupun tes sumatif yang kurang memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, selain faktor yang datang dari siswa sendiri, guru juga merupakan faktor yang dominan dalam menentukan keberhasilan siswa belajar, sebagaimana pendapat Sujana (1989: 1) bahwa“ dari berbagai variabel dalam strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah, variabel guru merupakan variabel yang paling menentukan.” Menurut Kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006:98) dalam pembelajaran IPS, terdapat standar kompetensi mengenai sumber daya alam, kemajuan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten kota dan provinsi. kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya harus dikuasai siswa secara mendalam, namun guru masih kurang memperhatikan potensi yang dimiliki siswa, guru lebih banyak bercerita di depan kelas. Padahal pada umumnya siswa usia SD memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Akhirnya model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran IPS hanya satu macam saja, yaitu metode ceramah. Kebanyakan guru memandang model pembelajaran ini sangat efektif dalam pembelajaran IPS, terlebih jika guru tersebut berpandangan bahwa isi pelajaran IPS hanya bersifat informatif. Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tapi lebih jauh lagi harus mentransfer nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Akibat kurang bervariasinya pemilihan model pembelajaran, siswa hanya bergantung pada apa yang disampaikan guru dan siswa cenderung pasif karena hanya bertindak sebagai pendengar setia dan pemerhati apa yang diterangkan oleh guru. Hasilnya siswa tidak tahu dan kurang mengerti terhadap apa yang disampaikan guru. Hanya siswa yang memiliki daya tangkap dan daya ingat yang kuat yang mampu mengikuti pembelajaran dengan hasil maksimal. Berbeda situasinya jika dalam proses pembelajaran diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat melibatkan emosi dan fisik siswa, yang menuntut siswa tertantang untuk ikut terlibat di dalamnya, sehingga diharapkan siswa lebih mudah dalam mengenal, mengingat, dan menerapkan pesan yang terkandung dalam materi pembelajaran yang baru diterimanya.


(18)

Salah satu realita dalam pendidikan kita yang sukar diingkari dewasa ini proses perkembangan potensi pribadi anak didik merupakan salah satu faktor kurang berhasilnya pembelajaran. Hal ini disebabkan karena kurang diperhatikannya perbedaan individual dalam proses belajar mengajar. Diakui bahwa di antara individu-individu itu terdapat berbagai persamaan, tetapi lebih banyak perbedaannya. Perbedaan itu antara lain pada sikap, emosi dan minat. Oleh karena itu siswa tidak mungkin dituntut hal yang sama, sebagian besar proses pembelajaran berupa penyajian pengetahuan yang harus diketahui dan dipahami anak didik masih berupa teacher centered belum student centered. Fenomena seperti ini sudah merupakan tradisi di sekolahan khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.

Permasalahan yang sangat dirasakan dalam pengajaran IPS di lapangan termasuk di SD Negeri 2 Pamalayan adalah masih banyaknya digunakan model pembelajaran ceramah yang ternyata mempunyai implikasi yang kurang menggembirakan. Dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan dan tidak memiliki motivasi terhadap mata pelajaran IPS, sehingga lebih banyak siswa yang pasif daripada siswa yang aktif, siswa kurang aktif dan tidak terampil dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan tahap-tahap model pembelajaran ilmiah dan lebih parah lagi banyak siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung seperti corat-coret, berisik, mengantuk bahkan mengganggu teman lainnya yang sedang belajar.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menuntut guru untuk mampu menstimulus siswa berpikir reflektif, artinya bagaimana guru merancang


(19)

Pengajaran IPS berdasarkan KTSP disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Perkembangan teknologi dulu sampai dengan sekarang diasumsikan banyak siswa yang tidak tahu apa itu kentongan, untuk apa alat ini digunakan, kapan alat dipakai. Maka dari itu diperlukan model pembelajaran ilmiah dalam memecahkan persolan di atas. Salah satu model yang mengantarkan siswa dalam memperoleh pengetahuannya melalu pemecahan masalah yaitu model Problem Based Learning (PBL). Dengan model Problem Based Learning (PBL) diharapakan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai masalah teknologi komunikasi.

Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap model pembelajaran ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. (Kamdi, 2007: 77)

Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model Problem Based Learning (PBL), fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga model pembelajaran ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan menerapkan model pembelajaran ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis.


(20)

Manfaat yang dapat diambil dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) adalah” Siswa akan terbiasa dalam mencari jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi yang menyangkut pribadi atau sosial” (Sudjana, 2005: 126). Siswa yang didasari dengan pengalaman hidup sehari-hari akan mampu mengatasi berbagai kesulitan, karena dapat menganalisa dan menentukan sikap terhadap masalah yang dihadapi.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Meningkatkan Kemampuan Siswa Tentang Teknologi komunikasi melalui Model Problem Based Learning (PBL)”. (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa Kelas IV di SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis)

B.Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Pembelajaran IPS di SD saat ini guru masih terpaku pada hal-hal yang dianggap rutinitas dalam menyampaikan materi pembelajaran, di antaranya masih ada kegiatan guru yang mendominasi siswa sehingga tidak sesuai dengan prinsip-prinsip belajar IPS yang direkomendasikan oleh kurikulum 2006 serta kurang menampakan kreativitas kegiatan yang dilakukan siswa, oleh karena itu penggunaan model Problem Based Learning akan menjadi model pembelajaran pelengkap yang perlu dipertimbangkan, di mana dengan penggunaan model pembelajaran ini siswa dituntut untuk: 1) memecahkan suatu permasalahan, 2) mengemukakan gagasan atau ide, 3) menggali potensi peserta didik, 4)


(21)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, secara umum masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana penggunaan model Problem Based Learning pada pembelajaran IPS tentang teknologi komunikasi untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis ?

Untuk lebih terarah dan agar dapat mencapai sasaran yang dikehendaki sebagaimana latar belakang di atas, maka penulis menyampaikan rumusan masalah khusus dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui Model Problem Based Learning tentang teknologi komunikasi di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis?

2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui model Problem Based Learning tentang teknologi komunikasi di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis ?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa tentang teknologi komunikasi setelah menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis?

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan ingin memperoleh gambaran tentang pengggunaan model Problem Based Learning pada Pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang teknologi komunikasi di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.


(22)

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui model Problem Based Learning tentang teknologi komunikasi di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

b. mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui model Problem Based Learning tentang teknologi komunikasi di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

c. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning mengenai teknologi komunikasi di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Menurut Sudjana (2005: 76) manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah pengembangan penggunaan model Problem Based Learning untuk peningkatan kemampuan siswa tentang teknologi komunikasi melalui penggunaan model Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.


(23)

a. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang teknologi komunikasi melalui penggunaan Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPS di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

2) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di Kelas IV Sekolah Dasar 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

b. Bagi guru

1) Dapat mengetahui cara merancang dan mengoperasionalkan perencanaan pembelajaran IPS sesuai kurikulum serta dapat berdaya guna dalam meningkatkan kemampuan siswa.

2) Mewujudkan tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar yaitu melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif,dan konsisten.

c. Bagi Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam menentukan alternatif untuk mendorong aktifitas belajar siswa guna meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

2) Dapat mengembangkan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa dalam rangka mencapai target KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

E. Struktur Organisasi Skripsi

Laporan hasil penelitian ini berisi tentang :

BAB I Pendahuluan: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian: Kajian Pustaka: Pembelajaran IPS, Pembelajaran IPS di SD, Model Problem Based Learning (PBL), Langkah-Langkah Pelaksanaan


(24)

Model Pembelajaan Problem based Learning, Materi Pembelajaran IPS tentang Teknologi Komunikasi, Kerangka Berpikir, Anggapan Dasar, Hipotesis Penelitian

BAB III Metode Penelitian: Model Penelitian, Setting Penelitian, Fokus Tindakan, Prosedur Penelitian, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data, Teknik Analisi Data, Kriteria Keberhasilan, Tim Peneliti dan Tugasnya

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan BAB V Kesimpulan Dan Saran

Daftar Pustaka Lampiran – Lampiran


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan adalah model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang mengacu pada pelaksanaan kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagai upaya perbaikan atau peningkatan. Penelitian Tindakan Kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan, dan penelitian tindakan ini merupakan bagian dari penelitian pada umumnya. Menurut Kunandar (2008: 42), “penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut model pembelajaran ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala sosial.”

Menurut Kunandar (2008: 42) PTK bagi guru adalah :

1. Membuat guru peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelas;

2. Meningkatkan kinerja guru,

3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelas;

4. Dengan melaksanakan PTK berarti guru telah menerapkan pengajaran yang reflektif, artinya guru secara sadar, terencana dan sistematis melakukan refleksi atau perenungan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan proses dan kualitas atau pembelajaran di kelas. Selain itu model pembelajaran PTK memiliki karakteristik yang membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini di antaranya adalah :

a. Masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti.

b. Berorientasi pada pemecahan masalah.

c. PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat.


(26)

d. Konsep tindakan dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (siklus) dan terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) dan selanjutnya diulang kembali dalam beberapa siklus, (Kunandar, 2008 : 58)

Titik tolak permasalahan dalam penelitian ini adalah bagiamana meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan model Problem Based Learning, sehingga optimalisasi kemampuan siswa dapat tercapai. Penelitan ini dilaksanakan untuk mencari solusi dalam memecahkan permasalahan di kelas yang dilakukan guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilaksanakan, untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Pada penelitian ini digunakan PTK model Kemmis-MC.Taggart (satu siklus sama dengan satu kali pembelajaran), terdiri dari tahapan (fase): perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) observasi (obsevation) dilanjutkan dengan pengambilan keputusan, kesimpulan dan rekomendasi. Sedangkan PTK yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif yang melibatkan beberapa pihak dengan jalinan bersifat kemitraan. Penelitian yang akan dilaksanakan terdiri dari tiga siklus agar mencapai hasil yang optimal, tapi jika penelitian tindakan pada siklus 2 sudah menunjukan hasil yang meningkat sesuai dengan target yang diinginkan maka tindakan penelitian dihentikan, dan datanya diolah berdasarkan hasil di siklus 2. Begitu juga, jika di siklus 3 tidak berhasil , tindakan tetap dihentikan karena keterbatasan waktu. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran serta berkesinambungan. Tim Pelatih


(27)

dan peningkatan layaknya profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar.”

Penelitian ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan keterampilan proses observasi dan komunikasi. Dalam penelitian diperlukan kerja sama antara peneliti dan observer untuk merancang pembelajaran, dan observer memberikan saran perbaikan jika muncul masalah dalam pmbelajaran.

Alur siklus penelitian tindakan kelas ini mengadopsi model Kemmis dan Mc. Taggart, adalah sebagai berikut:

Siklus I

Siklus 2

B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian oleh peneliti adalah di SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis memiliki ruangan

Gambar 3.2 : Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas

(Model Kemmis & MC. Taggart, Dikutip dari Kasbolah, 1999: 114) Rencana

Refleksi 1 Tindakan dan

Observasi 1

Perbaikan Rencana Refleksi 2

Tindakan dan Observasi 2


(28)

yang terdiri dari 1 ruang kantor guru dan Kepala Sekolah, 6 ruang kelas, 1 ruang WC/dapur, dan 1 ruang perpustakaan.

2. Subjek Penelitian a. Guru

Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Alasan dipilihnya tempat di SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis adalah peneliti merupakan alumni dari SD tersebut dan mendapat izin dari Kepala Sekolah untuk mengadakan penelitian dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di lingkungan sendiri. b. Siswa

Jumlah siswa kelas IV yang akan dijadikan subjek penelitian ini berjumlah 19 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis cukup aktif dalam pembelajaran. Secara akademik kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS tentang teknologi komunikasi tidak terlalu jauh perbedaannya antara siswa yang satu dengan yang lainnya.Walaupun masih ada beberapa siswa yang masih memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal.

c. Definisi Operasional 1. Meningkatkan


(29)

3. Teknologi komunikasi

Menurut Suhanda (2004: 65) tekonologi komunikasi adalah keseluruhan sarana atau alat yang digunakan manusia di bidang komunikasi.”

4. Model Problem Based Learning

Menurut Mills (1989 : 4) “model pembelajaran adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model pembelajaran itu”. Pengertian model pembelajaran merupakan landasan praktek pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas.

5. Pengertian IPS

Menurut Akhmad (1998:50) mendefinisikan bahwa : ‘IPS sebagai mata pelajaran yang dipelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Tata negara dan Sejarah.”

Pembelajaran IPS di SD diajarkan sejak kelas I sampai kelas VI, Pembelajaran IPS direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu, kajian berbagai aspek tersebut di atas tidak diselenggarakan secara sparatis melainkan saling berhubungan satu sama lain.

C. Fokus Tindakan 1. Kinerja Guru

a. Meningkatkan kemampuan guru memilih dan menggunakan model Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS.


(30)

b. Meningkatkan kemampuan guru terutama dalam pengelolaan kelas menyangkut penggunaan model Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS.

2. Aktivitas dan Kemampuan Siswa

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan penggunaan Model Problem Based Learning pada pembelajaran IPS.

b. Meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS

c. Meningkatkan kemampuan siswa berupa pemahaman dan pengetahuan siswa pada pelajaran IPS tentang teknologi komunikasi. D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur penelitian pembelajaran tentang penggunaan model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan keterampilan proses observasi dan komunikasi dilaksanakan dengan tahapan model Kemmis dan Mc. Taggart (Yusnandar, 2003: 20) yang terdiri dari a). Orientasi dan identifikasi masalah, b). Rencana tindakan penelitian dan c). Pola penelitian tindakan kelas.

1. Orientasi dan Identifikasi Masalah

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini, antara lain:

a. Mengidentifikasi kemampuan dan sikap guru dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.


(31)

Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. 2. Perencanaan Tindakan

Perencanan tindakan dalam penelitian ini, antara lain:

a. Penetapan jumlah siklus dan waktu tindakan pembelajaran

Pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan 2 siklus sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, namun tidak menutup kemungkinan jika dalam pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 belum mencapai target yang diharapkan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus 3.

b. Penyusunan skenario pembelajaran, berupa RPP.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat berdasarkan KTSP 2006 yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber, penilaian.

c. Penyediaan fasilitas pembelajaran.

Fasilitas yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran berupa media gambar tentang teknologi komunikasi yang telah tersedia sebelumnya.

d. Penyusunan instrumen pengumpulan data penelitian yang meliputi lembar observasi untuk mengamati kegitanan penbelajaran, dan tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, antara lain:

a. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan model, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dalam RPP.

c. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

4. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi yaitu:


(32)

yang telah terkumpul, dengan menentukan kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan.

b. Menentukan hipotesa tindakan pada siklus berikutnya dalam pembelajaran IPS tentang teknologi komunikasi melalui Model Problem Based Learning.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data selama Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:

1. Tes Tertulis

Tes tertulis dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Tes yang dilakukan pada awal pembelajaran disebut pre test dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran teknologi komunikasi sebelum dilakukan tindakan, sedangkan tes yang dilakukan di akhir pembelajaran disebut post tes dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran teknologi komunikasi setelah dilakukan tindakan.

2. Observasi

Observasi dalam kegiatan belajar mengajar, dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran, baik bersifat umum, maupun khusus yang berkenaan dengan aspek-aspek proses model pembelajaran yang dikembangkan. Aspek yang diobservasi di antaranya ialah aktivitas siswa dalam belajar dan aktivitas guru dalam mengajar.


(33)

No Jenis Data Cara Pengumpulan Instrumen jawaban tes awal

siswa. 2 Kemampuan guru dalam

merancang Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Model Problem Based Learning

Observasi terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3 Kemampuan guru dalam

mengelola dan mengoptimalkan

pembelajaran dengan

menggunakan Model Problem Based Learning

Observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran

dilanjutkan dengan pemecahan masalah dan konfirmasi.

Lembar observasi aktivitas guru dalam

pelaksanaan pembelajaran. 4 Peningkatan kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal tentang teknologi komunikasi setelah proses pembelajaran.

Eksplorasi terhadap hasil kerja siswa dalam pembelajaran dan post test.

Lembar Kerja Siswa dan lembar soal post test. F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini difokuskan pada teknik analisis kualitatif guna mengetahui tingkat keberhasilan Model Problem Based Learning dalam soal IPS untuk meningkatkan kemampuan siswa di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Analisis dilakukan pada setiap siklus pembelajaran dengan menggunakan tahapan sebagai berikut:

1. Seleksi Data.

Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif dengan persentase, fokus analisis dilakukan terhadap : data pengetahuan awal siswa, kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran menggunakan Model Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan Model Problem Based Learning dan data kemampuan siswa setelah proses pembelajaran. 2. Pengelompokan data, yaitu kinerja siswa, kinerja guru, dan peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS pada teknologi komunikasi


(34)

dikelas IV SD Negeri 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

3. Interpretasi dan refleksi data, berdasarkan tingkatan pencapaian.

4. Rekomendasi dan tindak lanjut ditentukan berdasarkan hasil refleksi data, apakah perlu atau tidak diadakan siklus pembelajaran berikutnya.

G. Kriteria Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam pembelajaran IPS tentang teknologi komunikasi dengan menggunakan Model Problem Based Learning adalah sebagai berikut :

1. Guru

Guru mata pelajaran menunjukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Kemampuan guru dinyatakan berhasil apabila mencapai rata-rata minimal 75%.

2. Siswa

Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPS dikatakan berhasil apabila mencapai rata-rata minimal 70% atau sesuai dengan KKM. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai yang dicapai siswa dalam tes tulis.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tentang Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa tentang perkembangan teknologi komunikasi di Sekolah Dasar Kelas IV SDN 2 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran teknologi komunikasi melalui model problem based learning disusun berdasarkan KTSP 2006. Langkah-langkah kegiatan dalam perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk mengetahui kemampuan siswa tentang teknologi komunikasi telah dirancang dengan langkah-langkah penerapan model problem based learning untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang teknologi komunikasi, yaitu.

a. Standar Kompetensi

Mengenai sumber daya alam, kemajuan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten kota dan provinsi.

b. Kompetensi Dasar

Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

c. Indikator

1. Membandingkan/membedakan jenis teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini.

2. Menyebutkan macam-macam alat-alat komunikasi masa lalu dan masa kini.

3. Menunjukan peralatan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini.


(36)

d. Tujuan Pembelajaran

Melalui pengamatan gambar macam-macam jenis teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini atau media langsung. Siswa dapat :

1. Membandingkan/membedakan jenis teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini.

2. Menyebutkan macam-macam alat-alat komunikasi masa lalu dan masa kini.

3. Menunjukan peralatan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini.

 Karakter siswa yang diharapkan : Kreatif dan Komunikatif e. Materi Pokok

Perkembangan teknologi komunikasi f. Metode Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL), Tanya jawab, ceramah, dan penemuan. g. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal (± 5 menit) Apersepsi

a. Menyapa peserta didik dengan ucapan salam, dilanjutkan dengan doa bersama

b. Mengecek kehadiran peserta didik

c. Mengaitkan materi melalui tanya jawab yang berhubungan dengan alat komunikasi yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari


(37)

Motivasi

1) Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran secara umum

2) Mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar

3) Memberikan petunjuk tentang pengidentifikasian teknologi komunikasi zaman dulu dan masa kini.

b. Kegiatan Inti (± 50 menit). - Eksplorasi

a. Melakukan tanya jawab tentang materi teknologi komunikasi b. Menyampaikan langkah-langkah yang ditempuh dalam

pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) yaitu (1) identifikasi masalah, (2) mengumpulkan data, (3) analisis data, (4) pemecahan masalah berdasarkan analisis data, (5) memilih cara pemecahan masalah, (6) merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan (8) melakukan tindakan untuk pemecahan masalah.

c. Membentuk kelompok belajar dimana setiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa.

d. Menyajikan suatu masalah yang berhubungan perkembangan teknologi komunikasi

e. Setiap kelompok berdiskusi menganalisa masalah dalam bentuk yang jelas sekaligus menyusun hipotesa dari permasalahan yang dihadapi tentang perkembangan teknologi komunikasi.

f. Membimbing siswa untuk berdiskusi. - Elaborasi

a. Siswa secara bersama-sama melakukan mengecek kembali hasil yang diperoleh dalam diskusi.

b. Siswa mengerjakan LKS untuk memecahkan masalah.

c. Siswa mendiskusikan hasil pertemuannya bersama kelompoknya. d. Guru mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.


(38)

- Konfirmasi

a. Setiap kelompok membacakan dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lain memberikan tanggapan dan pertanyaan.

b. Guru memperjelas konsep dan mengarahkan siswa membuat kesimpulan.

c. Kegiatan Akhir (± 15 menit)

a. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

b. Menilai hasil evaluasi, dan menutup pelajaran. h. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Beberapa alat komunikasi

2. Sumber : Buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV. Tantia, Hisnu, Pusat Perbukuan, Depdiknas.

i. Penilaian Akhir

1. Prosedur : pre tes, pos tes, tes proses kinerja 2. Jenis Tes : tertulis

3. Bentuk : uraian

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model problem based learning untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang teknologi komunikasi dilaksanakan dengan langkah-langkah model problem based learning yaitu (1) belajar dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung


(39)

2. Mengecek kehadiran peserta didik

3. Mengaitkan materi melalui tanya jawab yang berhubungan dengan alat komunikasi yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari

4. Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran 5. Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran secara umum

6. Mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar

7. Memberikan petunjuk tentang pengidentifikasian teknologi komunikasi zaman dulu dan masa kini.

b. Kegiatan Inti - Eksplorasi

a. Melakukan tanya jawab tentang materi teknologi komunikasi b. Menyampaikan langkah-langkah yang ditempuh dalam

pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) yaitu (1) identifikasi masalah, (2) mengumpulkan data, (3) analisis data, (4) pemecahan masalah berdasarkan analisis data, (5) memilih cara pemecahan masalah, (6) merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan (8) melakukan tindakan untuk pemecahan masalah.

c. Membentuk kelompok belajar dimana setiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa.

d. Menyajikan suatu masalah yang berhubungan perkembangan teknologi komunikasi

e. Setiap kelompok berdiskusi menganalisa masalah dalam bentuk yang jelas sekaligus menyusun hipotesa dari permasalahan yang dihadapi tentang perkembangan teknologi komunikasi.

f. Membimbing siswa untuk berdiskusi. - Elaborasi

e. Siswa secara bersama-sama melakukan mengecek kembali hasil yang diperoleh dalam diskusi.


(40)

g. Siswa mendiskusikan hasil pertemuannya bersama kelompoknya. h. Guru mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran. - Konfirmasi

c. Setiap kelompok membacakan dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lain memberikan tanggapan dan pertanyaan.

d. Guru memperjelas konsep dan mengarahkan siswa membuat kesimpulan.

c. Kegiatan Akhir

1. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

2. Menilai hasil evaluasi, dan menutup pelajaran.

Model Problem Based Learning dipandang sangat perlu dilaksanakan dan dikembangkan dalam pembelajaran IPS karena model ini merupakan strategi yang sesuai dengan konteks anak, akibatnya materi lebih cepat dipahami oleh anak.

3. Hasil belajar siswa tentang teknologi komunikasi dapat meningkat setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan model problem based learning. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan siswa pada siklus I mencapai 69% sampai siklus II yang mencapai 79 %.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian (research) oleh peneliti dilapangan ada beberapa saran yang disajikan yaitu sebagai berikut:


(41)

2. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pemikiran untuk mempertimbangkan penggunaan berbagai media dan model pembelajaran khususnya penerapan Model Problem Based Learning dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS.

3. Bagi Siswa, dengan penerapan Model Problem Based Learning diharapkan dapat memberi motivasi dan meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS di SD.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. (1998). Rancangan Pengelolaan Kegiatan Penelitian Praktis. Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Arikunto.(20066) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdiknas

BNSP. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Hamzah, (2003). Problem Posing dan Problem Based learning dalam Pembelajaran IPS . Bandung: Pustaka Ramadan

Kamdi. (2007) PAKEM PembelajaranAktif, Kreatif, Efektif, danMenyenangkan. Bandung: PT Genesindo.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Mills. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Rachman. (2006). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusyan. (2003) Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

---. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjatmiko.(2003). Stategi Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya : Karaya Anda. Suhanda. (2004). Petunjuk Guru Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdiknas. Surakhmad.(2008). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


(43)

Yusnandar. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Wardani, I.G.A.K., Wihardit, K., Nasution, N. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.


(1)

- Konfirmasi

a. Setiap kelompok membacakan dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lain memberikan tanggapan dan pertanyaan.

b. Guru memperjelas konsep dan mengarahkan siswa membuat kesimpulan.

c. Kegiatan Akhir (± 15 menit)

a. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

b. Menilai hasil evaluasi, dan menutup pelajaran. h. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Beberapa alat komunikasi

2. Sumber : Buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV. Tantia, Hisnu, Pusat Perbukuan, Depdiknas.

i. Penilaian Akhir

1. Prosedur : pre tes, pos tes, tes proses kinerja 2. Jenis Tes : tertulis

3. Bentuk : uraian

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model problem based learning untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang teknologi komunikasi dilaksanakan dengan langkah-langkah model problem based learning yaitu (1) belajar dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja. Secara rinci langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

1. Menyapa peserta didik dengan ucapan salam, dilanjutkan dengan doa bersama


(2)

2. Mengecek kehadiran peserta didik

3. Mengaitkan materi melalui tanya jawab yang berhubungan dengan alat komunikasi yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari

4. Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran 5. Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran secara umum

6. Mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar

7. Memberikan petunjuk tentang pengidentifikasian teknologi komunikasi zaman dulu dan masa kini.

b. Kegiatan Inti - Eksplorasi

a. Melakukan tanya jawab tentang materi teknologi komunikasi b. Menyampaikan langkah-langkah yang ditempuh dalam

pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) yaitu (1) identifikasi masalah, (2) mengumpulkan data, (3) analisis data, (4) pemecahan masalah berdasarkan analisis data, (5) memilih cara pemecahan masalah, (6) merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan (8) melakukan tindakan untuk pemecahan masalah.

c. Membentuk kelompok belajar dimana setiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa.

d. Menyajikan suatu masalah yang berhubungan perkembangan teknologi komunikasi

e. Setiap kelompok berdiskusi menganalisa masalah dalam bentuk yang jelas sekaligus menyusun hipotesa dari permasalahan yang dihadapi tentang perkembangan teknologi komunikasi.

f. Membimbing siswa untuk berdiskusi.

- Elaborasi

e. Siswa secara bersama-sama melakukan mengecek kembali hasil yang diperoleh dalam diskusi.


(3)

g. Siswa mendiskusikan hasil pertemuannya bersama kelompoknya. h. Guru mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

- Konfirmasi

c. Setiap kelompok membacakan dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lain memberikan tanggapan dan pertanyaan.

d. Guru memperjelas konsep dan mengarahkan siswa membuat kesimpulan.

c. Kegiatan Akhir

1. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

2. Menilai hasil evaluasi, dan menutup pelajaran.

Model Problem Based Learning dipandang sangat perlu dilaksanakan dan dikembangkan dalam pembelajaran IPS karena model ini merupakan strategi yang sesuai dengan konteks anak, akibatnya materi lebih cepat dipahami oleh anak.

3. Hasil belajar siswa tentang teknologi komunikasi dapat meningkat setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan model problem based learning. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan siswa pada siklus I mencapai 69% sampai siklus II yang mencapai 79 %.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian (research) oleh peneliti dilapangan ada beberapa saran yang disajikan yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah, hasil-hasil penelitian melalui penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang tentang teknologi komunikasi pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Pamalayan, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan keleluasaan pada guru dalam merancang perencanaan pembelajaran sesuai dengan urutan yang telah ditentukan dengan tepat dan logis, sesuai dengan tahapan kemampuan dalam memahami dan menguasai materi pelajaran.


(4)

2. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pemikiran untuk mempertimbangkan penggunaan berbagai media dan model pembelajaran khususnya penerapan Model Problem Based Learning dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS.

3. Bagi Siswa, dengan penerapan Model Problem Based Learning diharapkan dapat memberi motivasi dan meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS di SD.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. (1998). Rancangan Pengelolaan Kegiatan Penelitian Praktis. Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Arikunto.(20066) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdiknas

BNSP. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Hamzah, (2003). Problem Posing dan Problem Based learning dalam Pembelajaran IPS . Bandung: Pustaka Ramadan

Kamdi. (2007) PAKEM PembelajaranAktif, Kreatif, Efektif, danMenyenangkan. Bandung: PT Genesindo.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Mills. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Rachman. (2006). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusyan. (2003) Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

---. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjatmiko.(2003). Stategi Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya : Karaya Anda. Suhanda. (2004). Petunjuk Guru Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdiknas. Surakhmad.(2008). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Syamsudin. (1981). Metodologi Khusus Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD. Jakarta: Depdikbud

Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar. Jakarta. Depdikbud.


(6)

Yusnandar. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Wardani, I.G.A.K., Wihardit, K., Nasution, N. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.


Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar pada konsep kesetimbangan kimia melalui model pemebelajaran PBL (probelm Based Learning)

7 44 218

Peningkatan hasil belajar ips siswa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) (penelitian tindakan kelas dikelas VIII-2 SMP PGRI 1 Ciputat)

1 6 0

Implementasi Model PBL Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor

0 3 128

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP ECOLITERACY SISWA KELAS IV: (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa SDN Sindangkarya Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur).

1 6 43

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KENAMPAKAN ALAM DI SD : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN 4 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

0 1 44

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KOPERASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT: NUMBERED-HEAD-TOGETHER) DI SD Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Raksabaya Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis.

0 1 37

PENGGUNAAN PENDEKATANCBSA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 2 Sukasetia Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.

0 0 34

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 0 16

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD KELAS C PROG

0 0 3

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS X SMK BINA TEKNOLOGI PURWOKERTO

0 0 14