MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE:(Studi Deskriptif Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung).

(1)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE (Studi Deskriptif Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem

Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Febriana Ruspendi NIM 1206365

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016


(2)

Febriana Ruspendi, 2016

(Studi Deskriptif Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung)

Oleh:

Febriana Ruspendi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

©Febriana Ruspendi Universitas Pendidikan Indonesia

2016

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian


(3)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE


(4)

(5)

i Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Febriana Ruspendi, (1206365), Membangun Karakter Tanggung Jawab Melalui Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere”.

Penelitian ini terfokus pada pembangunan karakter tanggung jawab melalui ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung. Peran dari kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat memperkuat pembangunan karakter siswa untuk memiliki karakter tanggung jawab. Grand Theory yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Lickona (1991, hlm. 56) tentang pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk membantu manusia memahami, peduli, dan melaksanakan nilai-nilai etika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa: 1). Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere memiliki program kegiatan yang membangun siswa di SMA Alfa Centauri Bandung untuk memiliki karakter tanggung jawab. 2). Kegiatan yang dimiliki oleh ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang dijadikan sebagai sarana pembangun karakter tanggung jawab yakni kegiatan OA (official account) yang dibuat di media sosial Line, Kajian Keislaman Mingguan, Pembuatan Mading (majalah dinding), Mentoring Keislaman, Mabit, Rihlah, Gerakan Jujur (GJ), SIIR (Study Intensif Islam Ramadhan), dan Pemotongan Hewan Qurban. 3). Faktor pendukung yaitu pihak sekolah yang selalu mendukung terlaksananya ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, minat dan respon siswa yang baik terhadap ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere ini, dukungan dari orang tua siswa anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang selalu mendukung serta mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere, kerjasama dan koordinasi yang terjalin baik dengan organisasi

diluar sekolah yang mendukung terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere dan faktor penghambat yaitu terbaginya lokasi sekolah SMA Alfa

Centauri Bandung, kurang maksimalnya peran pembina ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere, kurang baiknya koordinasi antara pembina dengan anggota

ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang menyebabkan kurang rapinya administrasi ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere. 4). kendala yang dihadapi dalam pembangunan karakter tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere yaitu sarana yang terbatas, perizinan kegiatan yang sulit dan lama,

sulitnya mencari dana untuk kegiatan yang memerlukan dana yang cukup besar, tidak adanya pelatih tetap untuk ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere ini, dan banyaknya kajian-kajian diluar sekolah yang dapat mempengaruhi siswa untuk ikut dalam aliran ajaran Islam yang menyimpang. Jadi, hal tersebut membuktikan bahwa kegiatan ektrakulikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung sudah berjalan dengan baik dalam membangun karakter tanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere dapat membangun karakter tanggung jawab siswa.


(6)

Kata Kunci : Karakter Tanggung Jawab, Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere

ABSTRAK

Febriana Ruspendi, (1206365), Building Character Through Extracurricular Centaurian Responsibility Moeslem Atmosphere”.

This study focused on character development through extracurricular responsibilities Centaurian Moeslem Atmosphere Alfa Centauri High School in Bandung. The role of extracurricular activities is expected to strengthen the character development of students to have the character of responsibility. The approach used in this study is a qualitative approach with descriptive method. Data collected through interview, observation and documentation study. Based on the results of the study revealed that: 1). Extracurricular Centaurian Moeslem Atmosphere has a program of activities that build Alfa Centauri High School students in Bandung to have the character of responsibility. 2). Activities that are owned by extracurricular Centaurian Moeslem Atmosphere is used as a means builders of character responsibility of the activities of OA (official account) created in social media Line, Study Keislaman Weekly, Manufacture Mading (bulletin), Mentoring Islamic, mabit, Rihlah, Movement Honest (GJ), siir (Intensive Study of Islam Ramadan), and slaughtering Qurban. 3). Factors supporting that school who always support the implementation of extracurricular Centaurian Moeslem Atmosphere, interest and response good students to extracurricular Centaurian Moeslem Atmosphere this, support from parents, members of extracurricular Centaurian Moeslem Atmosphere is always supportive and allowed her to participate in extracurricular activities Centaurian Moeslem Atmosphere , cooperation and coordination that exists both with organizations outside the school who support the implementation of extracurricular activities Centaurian Moeslem Atmosphere and inhibiting factors, namely the division of the location of the high school Alfa Centauri Bandung, less the maximum role of formators extracurricular Centaurian Moeslem Atmosphere, lack of good coordination between coaches with members of extracurricular Centaurian Moeslem atmosphere that cause less neat extracurricular administration Centaurian Moeslem atmosphere. 4). obstacles encountered in the development of the character of responsibility in extracurricular activities Centaurian Moeslem Atmosphere ie limited means, licensing activities that are difficult and time consuming, difficult to find funds for activities that require substantial funds, absence of a permanent instructor for extracurricular Centaurian Moeslem Atmosphere this, and many studies outside of school that may affect the flow of students to participate in deviant Islamic teachings. Thus, it is demonstrated that the activity ektrakulikuler Centaurian Moeslem Atmosphere Alfa Centauri High School in Bandung already well underway in building the character of responsibility. Based on these results, extracurricular Centaurian Moeslem Atmosphere can build the character of the student's responsibility.


(7)

iii Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keywords : Character Responsibility, Extracurricular Centaurian Moeslem Atmosphere


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membangun warga negara Indonesia yang baik dan cerdas yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila memerlukan karakter yang bertanggung jawab, karena warga negara harus menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik demi menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara Indonesia. Berdasarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010, hlm. 11), karakter tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Sarana untuk membangun pendidikan karakter khususnya karakter tanggung jawab peserta didik bisa dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah dengan berdasarkan pada prinsip pengembangan karakter. Hal ini dipertegas dalam Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa (2010, hlm.11) yang berdasarkan pada prinsip dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yaitu:

1. Berkelanjutan

2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah 3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan

4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.

Dari prinsip pengembangan karakter di atas jelas terlihat bahwa peran dari kegiatan ekstrakurikuler atau pengembangan diri diharapkan dapat memperkuat pengembangan karakter peserta didik untuk memiliki karakter tanggung jawab. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dadi Mulyadi

Nugraha (2013) tentang “Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam

Pengembangan Karakter Bangsa Di SMAN 1 Sumedang”. Ditemukan bahwa : Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMA Negeri 1 Sumedang sudah melaksanakan pengembangan sikap-sikap yang terdapat dalam karakter bangsa baik secara langsung ataupun tidak langsung seperti nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,


(9)

2

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Namun, karakter yang dominan dikembangkan di dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMA Negeri 1 Sumedang yaitu anggota Pramuka harus memiliki kepemimpinan yang bertanggung jawab.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian kali ini dilakukan di SMA Alfa Centauri Bandung dan dengan ekstrakurikuler yang berbeda. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis, SMA Alfa Centauri Bandung merupakan salah satu sekolah swasta yang berada di bawah yayasan Taqwa Cerdas Kreatif yang ada di Kota Bandung. Sekolah ini memiliki visi yang sama dengan nama yayasan yaitu menjadikan para peserta didik memiliki karakter taqwa, cerdas, dan kreatif. Dari visi tersebut kemudian sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler CMA (Centaurian Moslem Atmosphere), yang melakukan kajian nilai-nilai dan fonomena keislaman. Peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler CMA (Centaurian Moslem Atmosphere) diharapkan dapat memberikan contoh serta mengajak dan mengingatkan teman-temannya untuk berperilaku sesuai syariat keislaman. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu:

Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut secara jelas bahwa dalam pelaksanaan pendidikan di negara Indonesia semata-mata untuk membentuk warga negara yang memiliki karakter yang baik, salah satunya karakter tanggung jawab. Pada kegiatan eksrakulikuler CMA (Centaurian Moslem

Atmosphere) peserta didik yang telah lulus dari SMA Alfa Centauri Bandung,

alumni dari ekstrakurikuler CMA (Centaurian Moslem Atmosphere) secara bergiliran menjadi mentor dalam kegiatan Mentoring yang wajib diikuti oleh para peserta didik kelas X. Sehingga dengan adanya ekstarakulikuler CMA

(Centaurian Moslem Atmosphere) diharapkan visi dari sekolah dapat tercapai


(10)

Hal tersebut juga dilakukan untuk melakukan pembentukan dan pembinaan karakter tanggung jawab peserta didik di SMA Alfa Centauri Bandung. Dalam membangun karakter tanggung jawab, diperlukan pendekatan pendidikan karakter. Menurut Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa tahun 2010-2025 (2010, hlm. 30) ada pendekatan pendidikan karakter yaitu:

1. Pendekatan interventif, dikembangkan suasana interaksi belajar dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan kegiatan yang terstruktur. Agar proses pembelajaran tersebut berhasil guna, peran guru sebagai sosok panutan sangat penting dan menentukan.

2. Pendekatan habituasi, diciptakan situasi dan kondisi dan penguatan yang memungkinkan peserta didik pada satuan pendidikannya, di rumahnya, di lingkungan masyarakat membiasakan diri berprilaku sesuai dengan nilai dan menjadi karakter yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui proses intervensi.

Karakter tanggung jawab sangat penting untuk dimiliki oleh peserta didik, mengingat pada saat ini negara Indonesia sedang mengalami permasalahan di berbagai bidang kehidupan. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa tanggung jawab dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya ekstrakurikuler CMA

(Centaurian Moslem Atmosphere) ini diharapkan peserta didik dapat memiliki

karakter tanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudul “Membangun Karakter Tanggung Jawab melalui CMA (Studi Kasus terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: “Bagaimana Membangun Karakter Tanggung Jawab melalui ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere (Studi Kasus terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung)?”

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah sebagai berikut:


(11)

4

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana program membangun karakter tanggung jawab melalui Centaurian

Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung?

2. Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan membangun karakter tanggung jawab melalui Centaurian Moeslem

Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung?

3. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan membangun karakter tanggung jawab melalui Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung?

4. Bagaimana kendala dan upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi

Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam

kegiatan pengembangan karakter tanggung jawab?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui program membangun karakter tanggung jawab melalui

Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan membangun karakter tanggung jawab melalui Centaurian Moeslem

Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.

3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan kegiatan membangun karakter tanggung jawab melalui Centaurian

Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.

4. Untuk mengidentifikasi kendala dan upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam kegiatan pengembangan karakter tanggung jawab.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoretik dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Teoretik

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melihat Implementasi Pengembangan Pendidikan Karakter Peserta Didik di persekolahan.


(12)

2. Praktis

a. Bagi siswa, penelitian ini berguna sebagai bahan untuk mengembangkan pendidikan karakter dalam upaya mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta dalam usaha pembentukan warga negara yang baik dan cerdas.

b. Bagi guru, penelitian ini berguna bagi guru untuk meningkatkan motivasi membina siswa dalam upaya membangun pendidikan karakter khususnya karakter tanggung jawab.

c. Bagi orang tua, penelitian ini dapat membantu orang tua untuk mengetahui bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah yang bertujuan untuk membangun karakter tanggung jawab.

d. Bagi SMA Alfa Centauri Bandung, penelitian ini berguna bagi sekolah karena sekolah dapat mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan karakter yang sudah diprogramkan oleh sekolah.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima bab, yang terdiri atas: 1. BAB I Pendahuluan, berisikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II Kajian Pustaka, berisikan konsep dan teori yang mendukung penelitian

ini. Teori-teori yang dibahas dalam kajian pustaka ini meliputi tinjauan mengenai Karakter dan Pendidikan Karakter, Tanggung Jawab, Ekstrakurikuler, dan Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Karakter Tangnggung Jawab.

3. BAB III Metode Penelitian, berisikan penjabaran rinci mengenai metode penelitian dan beberapa komponen seperti lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Membangun Karakter Tanggung Jawab Melalui Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.


(13)

6

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. BAB V Kesimpulan dan Saran, berisikan penarikan kesimpulan secara umum maupun khusus dari permasalah yang diteliti dan saran dari penulis kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan kualitatif, bertujuan untuk memahami masalah atau keadaan dari sekelompok individu atau orang, yang dalam penelitian ini berarti untuk memahami masalah atau keadaan dari ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere dalam membangun karakter tanggung jawab di SMA Alfa Centauri Bandung. Menurut Creswell (2010, hlm. 4) bahwa penelitian kualitatif adalah “metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan”. Pendekatan ini dipilih bertujuan untuk melihat bagaimana kegiatan membangun karakter tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem

Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung. Penulis berusaha objektif untuk

memperoleh data dan informasi secara mendalam terkait kegiatan ekstrakurikuler

Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung khususnya

dalam membangun karakter tanggung jawab. Dengan demikian, penelitian yang dilaksanakan menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif dipilih karena bertujuan untuk menggambarkan bagaimana kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam membangun karakter tanggung jawab. Menurut Sugiyono (2002, hlm. 6) mengemukakan bahwa penelitian deksriptif adalah “penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.” Sedangkan menurut Danial dan Wasriah (2009, hlm. 62) metode deskriptif adalah “metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada


(15)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

suatu waktu secara akurat. Tujuan metode ini untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada”.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menganggap bahwa metode studi deskriptif dengan fokus penelitian ini yaitu mengenai membangun karakter tanggung jawab melalui ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung, diharapkan dapat memperoleh informasi yang terperinci mengenai gambaran secara sistematik kegiatan ektrakulikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam membangun

karakter tanggung jawab.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan Penelitian

Agar penelitian ini terarah dan dilakukan secara mendalam, maka diperlukan partisipan penelitian. Partisipan atau subjek penelitian ini sebagai pemberi informasi mengenai data yang diperlukan. Nasution (2003, hlm.32) mengemukakan bahwa “subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai”. Subjek penelitian terdiri dari para pihak yang terlibat dalam kegiatan membangun karakter tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung, seperti kepala sekolah, wakasek kesiswaan, pembina ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, dan para pengurus dan anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah lokasi penelitian yang akan dipergunakan penulis untuk mencari informasi yang diperlukan. Menurut Sukardi (2013, hlm. 53) “yang dimaksud dengan tempat penelitian tidak lain adalah tempat tempat di mana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung”. Penulis mengambil lokasi penelitian di salah satu sekolah swasta yang ada di Kota Bandung yaitu SMA Alfa Centauri Bandung yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 48 Kota Bandung.


(16)

Sekolah tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian karena berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis, sekolah tersebut merupakan sekolah swasta di kota Bandung yang mempunyai visi untuk mewujudkan sekolah yang religius sesuai dengan nama yayasannya yaitu menjadikan para peserta didik memiliki karakter taqwa, cerdas, dan kreatif. Dari visi tersebut kemudian sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler CMA (Centaurian Moslem Atmosphere), yang melakukan kajian nilai-nilai dan fonomena keislaman. Peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler CMA (Centaurian Moslem Atmosphere) diharapkan dapat memberikan contoh serta mengajak dan mengingatkan teman-temannya untuk berperilaku sesuai syariat keislaman.

C. Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian a. Lembar Wawancara

Lembar wawancara dibuat untuk memberikan arahan dan batasan saat proses tanya jawab berangsung, sehingga hasil yang didapat dapat dipertanggung jawakan. Lembar wawancara ini digunakan untuk memperoleh data yang objektif dan mendalam mengenai sejauh mana kegiatan ektrakulikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam membangun

karakter tanggung jawab. Data tersebut didapatkan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada ketua yayasan, kepala sekolah, wakasek kesiswaan, pembina ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, para pengurus dan anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, dan para alumni ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi dipergunakan untuk mencatat hal-hal penting yang akan membantu penulis dalam mengingat permasalahan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi saat pengamatan berlangsung. Lembar observasi dan pengamatan langsung ini digunakan pula sebagai pengecekan data (Triangulasi Data). Sehingga data yang didapatkan di lapangan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Lembar observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan


(17)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam membangun karakter tanggung jawab.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang berisikan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama penelitian. Dengan menggunakan catatan lapangan tersebut penulis akan mendapatkan data berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam membangun karakter tanggung jawab dilaksanakan.

2. Pengumpulan Data

Untuk mempermudah mendapatkan data maka diperlukan teknik pengumpulan data, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu:

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik yang digunakan penulis untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab dengan pemberi informasi. Menurut Moleong (2014, hlm.186) bahwa, “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, pihak yang diwawancara dan yang mewawancara. Dengan demikian, wawancara dapat diartikan juga mengumpulkan informasi-informasi melalui tanya jawab. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan informasi melalui wawancara sangat penting dilakukan, wawancara tersebut dilakukan secara mendalam sampai memperoleh informasi yang diinginkan.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada ketua yayasan, kepala sekolah, wakasek kesiswaan, pembina ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere, para pengurus dan anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, dan para alumni ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere berkaitan dengan upaya membangun

karakter tanggung jawab dalam kegiatan Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.


(18)

b. Observasi

Metode survey atau observasi ini digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta berupa bagaimana upaya membangun karakter tanggung jawab dalam kegiatan Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung. Dalam mendapatkan fakta-fakta yang berupa upaya yang terdapat dalam kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang bertujuan untuk membangun karakter tanggung jawab, peneliti langsung turun ke lapangan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Creswell (2010: 267):

Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti merekam/mencatat -baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya, dengan mengajukan pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti) –aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian.

Sehingga dalam penelitian ini penulis turun langsung ke lapangan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mengikuti aktivitas-aktivitas ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang bertujuan untuk membangun karakter tanggung jawab.

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak begitu sulit, namun meskipun demikian studi dokumentasi ini tidak kalah penting dengan teknik pengumpulan data yang lainnya. Menurut Riduwan (2012, hlm.77) “dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”. Dokumentasi yang dapat diambil oleh peneliti untuk penelitian ini yaitu laporan kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, foto-foto ketika sedang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, data anggota dan alumni, serta data mengenai SMA Alfa centauri Bandung. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan membangun karakter tanggung jawab yang terdapat pada peserta didik di SMA Alfa Centauri Bandung.


(19)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu d. Studi literatur

Studi literatur ini digunakan oleh penulis untuk mencari referensi dan mengkaji teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yang berkaitan dengan upaya membangun karakter tanggung jawab dalam kegiatan Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung. “Studi kepustakaan (literature) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.” (Danial dan Wasriah, 2009, hlm.80).

e. Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan oleh penulis guna membantu mencatat hasil pengamatan sesuai yang penulis rasakan dan alami. Catatan lapangan yang penulis gunakan di lapangan yaitu berupa buku catatan untuk mencatat hasil wawancara serta alat perekam suara (recorder) untuk merekam hasil wawancara

.

Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2012, hlm.209) mengemukakan bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data reflekasi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. D. Analisis Data

Setelah data dan informasi yang dibutuhkan telah terkumpul, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan penulis adalah menganalisis data tersebut. Teknik analisis data sendiri merupakan cara yang dipergunakan penulis untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebelumnya. Menurut Arikunto (2013, hlm. 278) “Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu: (1) Persiapan, (2) Tabulasi, dan (3) Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian”. Tenik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif.

S. Nasution (1998, hlm. 130) mengemukakan “langkah-langkah yang bisa diikuti dalam menganalisis data kualitatif yaitu reduksi data, display data, dan, mengambil kesimpulan atau verifikasi.”


(20)

1. Reduksi Data

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi. Pada dasarnya reduksi data digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap data-data yang telah terkumpul. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 249) “Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi”. Data yang diperoleh dari lapangan di tulis dalam bentuk uraian yang terinci. Uraian ini kemudian dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting sesuai dengan rumusan masalah yang berkaitan dengan membangun karakter tanggung jawab melalui ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, sehingga data yang telah diperoleh tersebut lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila perlu.

2. Penyajian Data

Setelah reduksi data selesai, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data atau menyajikan data. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 249) ‘The most frequent form display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Menurut pendapat tersebut dikatakan bahwa yang paling sering digunakan dalam penyajian data penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Sebenarnya selain menggunakan teks yang bersifat naratif penyajian data kualitatif dapat pula berupa bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

Penyajian data ini dapat memberikan gambaran hasil penelitian secara terperinci dan menyeluruh sesuai dengan pola hubungannya. Penyajian data merupakan hasil dari wawancara dengan ketua yayasan, kepala sekolah, wakasek kesiswaan, pembina ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, para pengurus dan anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, dan para alumni ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere berkaitan dengan upaya membangun karakter tanggung jawab dalam kegiatan Centaurian Moeslem


(21)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berisikan hasil pengamatan penulis selama berada di lapangan. Kemudian ada pula studi dokumentasi yang berisikan data-data yang berhubungan dengan penelitian dan catatan lapangan merupakan catatan yang berisikan kegiatan atau peristiwa yang berhubungan dengan penelitian. Keseluruhan data tersebut dipahami secara terpisah, kemudian disatukan dan diinterprestasikan sesuai dengan rumusan masalah.

3. Kesimpulan atau Verifikasi

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan atau pengambilan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2011) bahwa:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelaah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (hlm. 253).

Dalam penelitian kualitatif hasil temuan dapat berupa deskripsi objek penelitian yang sebelumnya masih belum jelas bahkan masih gelap akan menjadi lebih jelas. Seperti dalam penelitian membangun karakter tanggung jawab dalam ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung. Demikian aktivitas pengolahan data dan analisis data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini. Melalui tahapan tersebut penulis memperoleh data secara lengkap mengenai membangun karakter tanggung jawab dalam kegiatan

Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.

4. Validitas Data

Selain ketiga langkah tersebut sebenarnya masih ada langkah lanjutan dalam analisis data kualitatif, yaitu validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif seringkali ada keraguan mengenai apakah penelitian kualitatif memenuhi standar penelitian ilmiah atau tidak. Menurut Bungin (2010, hlm. 57) “Jawaban dari pertanyaan ini dapat dikembalikan pada masalah validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan) penelitian”. Maka jelaslah dengan memperhatikan standar tersebut maka penelitian kualitatif dapat dikatakan memnuhi standar ilmiah. Sementara menurut Alwasilah (2009, hlm. 169)


(22)

“…validitas adalah kebenaran dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan, tafsiran, dan segala jenis laporan”.

Untuk mengukur validitas atau kesahihan data yang didapatkan peneliti menggunakan teknik Triangulasi dan Member checks. Hal ini dilakukan agar data yang didapatakan peneliti benar-benar valid. Menurut Alwasilah (2009, hlm. 175) Triangulasi “…merujuk pada pengumpulan informasi atau data dari individu dan latar dengan menggunakan berbagai metode”. Sementara Member checks

merupakan kegiatan mengecek ulang data dengan pemberian masukan dari individu yang menjadi responden penulis.


(23)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini penulis akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait sebagai berikut :

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dapat membangun karakter tanggung jawab. Hal ini berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam ekstrakurikuler

Centaurian Moeslem Atmosphere yang membangun peserta didik untuk

mempunyai karakter tanggung jawab.

2. Simpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian yaitu:

a. Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere merupakan realisasi dari misi sekolah yaitu Taqwa, Cerdas dan Kreatif. Program kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang dilaksanakan di SMA Alfa Centauri Bandung sudah berjalan dengan baik dengan berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dan pembangunan karakter. Dari kedua komponen tersebut dielaborasikan sehingga pembangunan karakter tanggung jawab dapat tercapai secara maksimal.

b. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler

Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung yang

mampu menjadi penggerak dalam pembangunan karakter tanggung jawab yakni OA (official account) yang dibuat di media sosial Line, kajian keislaman mingguan, pembuatan mading (majalah dinding), mentoring keislaman, mabit, rihlah, Gerakan Jujur (GJ), SIIR (Study Intensif Islam


(24)

Ramadhan), dan pemotongan hewan qurban. Hampir semua kegiatan yang dilaksanakan dalam ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere mengarah pada pembangunan karakter tanggung jawab karena semua kegiatan dalam ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere

berlandaskan pada nilai-nilai ajaran agama Islam.

c. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler

Centaurian Moeslem Atmosphere berkaitan dengan pembangunan karakter

tanggung jawab di SMA Alfa Centauri Bandung yaitu:

1) Faktor Pendukung, pihak sekolah yang selalu mendukung terlaksananya ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, minat dan respon peserta didik yang baik terhadap ekstrakurikuler Centaurian Moeslem

Atmosphere ini, dukungan dari orang tua peserta didik anggota

ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang selalu mendukung serta mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

Centaurian Moeslem Atmosphere, kerjasama dan koordinasi yang terjalin

baik dengan organisasi diluar sekolah yang mendukung terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.

2) Faktor Penghambat, terbaginya lokasi sekolah SMA Alfa Centauri Bandung, kurang maksimalnya peran pembina ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere, kurang baiknya koordinasi antara pembina dengan

anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang menyebabkan kurang rapinya administrasi ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere.

d. Kendala yang dihadapi dalam pembangunan karakter tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yaitu sarana yang terbatas, perizinan kegiatan yang sulit dan lama, sulitnya mencari dana untuk kegiatan yang memerlukan dana yang cukup besar, tidak adanya pelatih tetap untuk ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere ini, dan banyaknya kajian-kajian diluar sekolah yang dapat mempengaruhi peserta didik untuk ikut dalam aliran ajaran Islam yang menyimpang. Upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi kendala tersebut yaitu mencari tempat lain untuk melaksanakan kegiatan, bekerjasama dengan organisasi OSIS, mencari dana


(25)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan proposal kegiatan dan membuat tim dana usaha, dan menguatkan kembali kajian keislaman didalam sekolah.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi atau saran dengan mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau saran adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Untuk pihak sekolah hendaknya lebih menjalin komunikasi dengan baik dalam melaksanakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere.

b. Untuk pihak sekolah hendaknya meningkatkan penghargaan terhadap pembina ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere. Pengakuan dan penghargaan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pembina. c. Untuk pihak sekolah sebaiknya mempercayakan pembinaan kegiatan

ekstrakurikuler pada guru yang memiliki kemauan dan kemampuan yang tinggi dalam hal pembinaan kepeserta didikan.

d. Untuk pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana yang memadai agar kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere dapat melaksanakan kegiatannya tanpa terganggu oleh sarana yang kurang mendukung.

2. Bagi Pembina Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere

a. Menyusun program kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem

Atmosphere baik program mingguan atau tahunan dimana dalam program

tersebut tercantum materi, media dan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

b. Memperhatikan dan meningkatkan keaktifan dalam hal yang sifatnya administrasi kegiatan ekstrakurikuler seperti daftar hadir peserta didik mingguan, program kegiatan dan laporan kegiatan.


(26)

3. Bagi Anggota Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere

a. Harus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere secara bersunguh-sungguh dan rutin karena segala sesuatu

akan baik hasilnya jika diikuti dengan bersungguh-sungguh.

b. Tidak terpengaruh oleh ajakan teman yang hendak bolos dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.

c. Saling mengingatkan antar sesama anggota ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere untuk mengikuti kegiatan secara ikhlas bukan karena

paksaan siapapun termasuk orang tua.

4. Bagi Orang Tua

a. Orang tua hendaknya selalu mendukung anaknya untuk selalu semangat dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere.

b. Orang tua hendaknya memperhatikan perkembangan anaknya di rumah, memantau kegiatan anak agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang menyimpang.

c. Orang tua hendaknya menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah, sehingga dapat bersama-sama membangun karakter yang baik pada anak.

5. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

a. Materi Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya lebih mengandung penanaman karakter tanggung jawab yang nantinya dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam kegiatan ekstrakurikuler. b. Memaksimalkan implementasi dari meteri Pendidikan Kewarganegaraan

dalam kegiatan ekstrakurikuler.

c. Untuk para mahapeserta didik Pendidikan Kewarganegaraan yang nantinya akan menjadi Guru PKn hendaknya mempelajari dan memahami juga tentang kegiatan ekstrakurikuler dan diharapkan nantinya dituntut untuk menjadi Pembina ekstrakurikuler.


(27)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 6. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian hendaknya diarahkan pada pengembangan sikap mandiri peserta didik memalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere. b. Penelitian hendaknya diarahkan pada pengembangan sikap demokratis

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem

Atmosphere.

c. Penelitian hendaknya lebih memfokuskan kepada pentingnya kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere sebagai sarana pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiyoto, Anton. (2001). Melatih Anak Bertanggung Jawab. Jakarta: Mitra Utama.

Althof, W, Berkowitz, MW. (2006). “Moral Education and Character Education:

Teir Relationship and Roles in Citizenship Education”. Journal of Moral Education. 35, (4), 495-518.

Alwasilah, A. Chaendar. (2002). Pokoknya kualitatif: dasar-dasar merancang dan

melakukan penelitian kualitatif: Jakarta: Pustaka Jaya.

Anonim. (2012). Centaurian Moeslem Atmosphere Tentang Kami. [Online]. Tersedia: https://cmaforalcentauri.wordpress.com/tentang-kami-3/ [27 April 2012]

Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak

Bangsa. Bandung: CV. Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. (1997). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Gelar Pustaka Mandiri.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2010). BAHAN

PENELITIAN Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai- Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa (Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa). Jakarta:

Kementrian Pendidikan Nasional.

Budimansyah, Dasim. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. dan Komalasari K. (Ed). (2011). Pendidikan Karakter: Nilai

Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya

Aksara Press.

Bungin, B. (2010). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Creswell, John W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danial, E. dan Wasriah. (2009). Metode penulisan karya ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan


(29)

Febriana Ruspendi, 2016

MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Respect and Responsibility”, New York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.

M. Noor, Rohinah. (2012). The Hidden Curriculum Membangun Karakter

Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter (Solusi yang Tepat untuk

Membangun Karakter Anak). Bandung: (Sponsor) BPMIGAS dan

Energy.

Moleong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1998). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Transito. Nugraha, Dadi Mulyadi. (2013). Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka

Dalam Pengembangan Karakter Bangsa Di SMAN 1 Sumedang.

(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurmalina, K. dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan. FPIPS. Universitas Pendidikan Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Desain Induk Pengembangan Karakter

Bangsa 2010-2025. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Republik Indonesia. (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemko Kesejahteraan Rakyat.

Riduwan. (2011). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2013). Metedologi penelitian pendidikan kompetisi dan praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(30)

Sulhan, Najib. (2010). Pembangunan Karakter Pada Anak: Manajemen

Pembelajaran Guru. Surabaya: Surabaya International Club.

Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahjosumidjo. (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teroitik dan


(1)

dengan menggunakan proposal kegiatan dan membuat tim dana usaha, dan menguatkan kembali kajian keislaman didalam sekolah.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi atau saran dengan mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau saran adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Untuk pihak sekolah hendaknya lebih menjalin komunikasi dengan baik dalam melaksanakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere.

b. Untuk pihak sekolah hendaknya meningkatkan penghargaan terhadap pembina ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere. Pengakuan dan penghargaan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pembina. c. Untuk pihak sekolah sebaiknya mempercayakan pembinaan kegiatan

ekstrakurikuler pada guru yang memiliki kemauan dan kemampuan yang tinggi dalam hal pembinaan kepeserta didikan.

d. Untuk pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana yang memadai agar kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere dapat melaksanakan kegiatannya tanpa terganggu oleh sarana yang kurang mendukung.

2. Bagi Pembina Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere

a. Menyusun program kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem

Atmosphere baik program mingguan atau tahunan dimana dalam program

tersebut tercantum materi, media dan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

b. Memperhatikan dan meningkatkan keaktifan dalam hal yang sifatnya administrasi kegiatan ekstrakurikuler seperti daftar hadir peserta didik mingguan, program kegiatan dan laporan kegiatan.


(2)

3. Bagi Anggota Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere

a. Harus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere secara bersunguh-sungguh dan rutin karena segala sesuatu

akan baik hasilnya jika diikuti dengan bersungguh-sungguh.

b. Tidak terpengaruh oleh ajakan teman yang hendak bolos dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.

c. Saling mengingatkan antar sesama anggota ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere untuk mengikuti kegiatan secara ikhlas bukan karena

paksaan siapapun termasuk orang tua.

4. Bagi Orang Tua

a. Orang tua hendaknya selalu mendukung anaknya untuk selalu semangat dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti ekstrakurikuler Centaurian

Moeslem Atmosphere.

b. Orang tua hendaknya memperhatikan perkembangan anaknya di rumah, memantau kegiatan anak agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang menyimpang.

c. Orang tua hendaknya menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah, sehingga dapat bersama-sama membangun karakter yang baik pada anak.

5. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

a. Materi Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya lebih mengandung penanaman karakter tanggung jawab yang nantinya dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam kegiatan ekstrakurikuler. b. Memaksimalkan implementasi dari meteri Pendidikan Kewarganegaraan

dalam kegiatan ekstrakurikuler.

c. Untuk para mahapeserta didik Pendidikan Kewarganegaraan yang nantinya akan menjadi Guru PKn hendaknya mempelajari dan memahami juga tentang kegiatan ekstrakurikuler dan diharapkan nantinya dituntut untuk menjadi Pembina ekstrakurikuler.


(3)

6. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian hendaknya diarahkan pada pengembangan sikap mandiri peserta didik memalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere. b. Penelitian hendaknya diarahkan pada pengembangan sikap demokratis

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem

Atmosphere.

c. Penelitian hendaknya lebih memfokuskan kepada pentingnya kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere sebagai sarana pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiyoto, Anton. (2001). Melatih Anak Bertanggung Jawab. Jakarta: Mitra Utama.

Althof, W, Berkowitz, MW. (2006). “Moral Education and Character Education:

Teir Relationship and Roles in Citizenship Education”. Journal of Moral Education. 35, (4), 495-518.

Alwasilah, A. Chaendar. (2002). Pokoknya kualitatif: dasar-dasar merancang dan

melakukan penelitian kualitatif: Jakarta: Pustaka Jaya.

Anonim. (2012). Centaurian Moeslem Atmosphere Tentang Kami. [Online]. Tersedia: https://cmaforalcentauri.wordpress.com/tentang-kami-3/ [27 April 2012]

Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak

Bangsa. Bandung: CV. Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. (1997). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Gelar Pustaka Mandiri.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2010). BAHAN

PENELITIAN Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai- Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa (Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa). Jakarta:

Kementrian Pendidikan Nasional.

Budimansyah, Dasim. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. dan Komalasari K. (Ed). (2011). Pendidikan Karakter: Nilai

Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya

Aksara Press.

Bungin, B. (2010). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Creswell, John W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danial, E. dan Wasriah. (2009). Metode penulisan karya ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan


(5)

Respect and Responsibility”, New York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.

M. Noor, Rohinah. (2012). The Hidden Curriculum Membangun Karakter

Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter (Solusi yang Tepat untuk

Membangun Karakter Anak). Bandung: (Sponsor) BPMIGAS dan

Energy.

Moleong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1998). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Transito. Nugraha, Dadi Mulyadi. (2013). Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka

Dalam Pengembangan Karakter Bangsa Di SMAN 1 Sumedang.

(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurmalina, K. dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan. FPIPS. Universitas Pendidikan Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Desain Induk Pengembangan Karakter

Bangsa 2010-2025. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Republik Indonesia. (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemko Kesejahteraan Rakyat.

Riduwan. (2011). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2013). Metedologi penelitian pendidikan kompetisi dan praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(6)

Sulhan, Najib. (2010). Pembangunan Karakter Pada Anak: Manajemen

Pembelajaran Guru. Surabaya: Surabaya International Club.

Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahjosumidjo. (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teroitik dan


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KARAKTER CINTA DAMAI DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI Implementasi Pengembangan Karakter Cinta Damai dan Tanggung Jawab melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci.

0 5 16

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KARAKTER CINTA DAMAI DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI Implementasi Pengembangan Karakter Cinta Damai dan Tanggung Jawab melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci.

0 6 19

BAB I PENDAHULUAN Implementasi Pengembangan Karakter Cinta Damai dan Tanggung Jawab melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci.

0 5 7

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB(Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab (Studi Kasus pada Kegiatan Ektrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen).

0 2 19

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab (Studi Kasus pada Kegiatan Ektrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen).

0 2 10

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekola

0 3 22

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah

0 1 13

PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI PEMAHAMAN DASADARMA DALAM KEGIATAN Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab melalui Pemahaman Dasadarma dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada Siswa SMA Negeri 3 Wonogiri Tahun 2013.

0 2 16

PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI PEMAHAMAN DASADARMA DALAM KEGIATAN Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab melalui Pemahaman Dasadarma dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada Siswa SMA Negeri 3 Wonogiri Tahun 2013.

0 2 15

Membangun Karakter Mahasiswa Melalui PEMIRA

0 0 3