MODEL KANTIN KEJUJURAN BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA :Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung).

(1)

No. Daftar FPIPS : 2087/UN.40.2.2/PL/2014

MODEL KANTIN KEJUJURAN

BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh SELY LAMTIUR

1006422

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

MODEL KANTIN KEJUJURAN

BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)

Oleh SELY LAMTIUR

1006422

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial

© SELY LAMTIUR Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

SELY LAMTIUR

MODEL KANTIN KEJUJURAN

BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr.H. Endang Danial Ar., M.Pd. NIP. 19500502 197603 1 002

Pembimbing II

Prof.Dr.H. Endang Soemantri, M.Ed. NIP. 19410715 196703 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr.H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

Skripsi ini telah diuji pada

Hari, Tanggal :Selasa, 8 April 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari : 1. Ketua

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekertaris

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 196308021988031001

3. Penguji : Penguji I

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 195907141986011001

Penguji II

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd. NIP. 196005151988031002 Penguji III

Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd. NIP. 197210012001122001


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MODEL KANTIN KEJUJURAN BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota

Bandung)” ini adalah seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menaggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Maret 2014 Yang membuat pernyataan,

Sely Lamtiur NIM 1006422


(6)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sely Lamtiur, (1006422), “Model Kantin Kejujuran Bagi Pengembangan Karakter Jujur Siswa (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)”

Pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembangunan bangsa yang lebih baik. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk membentuk sumber daya mausia yang lebih baik sehingga terjadilah perubahan kualitas kehidupan. Karakter jujur sangatlah penting dalam kehidupan. Kejujuran masih merupakan barang yang sangat mahal di Indonesia. Untuk itu, pendidikan harus dimaksimalkan lagi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam Konstitusi Negara Indonesia. Keberhasilan dari proses pembelajaran harus diimplementasikan dalam program-program sekolah, salah satunya dalam model kantin kejujuran. Penelitian ini didasarkan pada empat permasalahan, yaitu: (1) Bagaimana program model kantin kejujuran di SMPN 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa, (2) Bagaimana pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMPN 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa, (3) Bagaimana bentuk kendala-kendala dalam pengembangan karakter jujur di kantin kejujuran SMPN 7 Kota Bandung, (4) Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam pengembangan karakter jujur siswa di kantin kejujuran SMPN 7 Kota Bandung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, studi literatur, studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Ketua Program Kantin Kejujuran, Wakasek, Ketua OSIS, Guru dan Siswa SMP Negeri 7 Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa kantin kejujuran di SMP Negeri 7

Bandung merupakan penerapan dari salah satu program “seven habit” sekolah

yang didukung oleh program pemerintah. Kantin ini didirikan untuk melatih perilaku jujur siswa melalui proses pembiasaan saat transaksi berbelanja, lokasi di tempat terbuka. Pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMPN 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa adalah pelaksanaanya oleh tim kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung dengan pengelola guru dan OSIS. Karakter jujur yang muncul berupa mengambil barang tanpa ada penjaga kantin, menaruh uang di kotak, dan mengambil uang kembalian sendiri sudah terlihat dari proses interaksi di kantin kejujuran yang sudah berjalan dengan baik. Kendala dalam model kantin kejujuran dalam pengembangan karakter jujur siswa di SMPN 7 Bandung terdiri dari faktor internal yaitu perilaku individu dan faktor eksternal yaitu teman sebaya dan pengelolalan kantin kejujuran namun tidak melibatkan siswa secara luas, dan untuk mengatasi kendala tersebut dengan pembinaan siswa dan pengelolaan kantin yang lebih baik. Hal tersebut membuktikan bahwa model kantin kejujuran SMP Negeri 7 Bandung sudah berjalan dengan baik dalam pengembangan karakter jujur siswa. Keadaan tersebut harus tetap dijaga dan dikembangkan lagi dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional dan Pendidikan Kewarganegaraan.


(7)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci : Kantin Kejujuran, Karakter Jujur

ABSTRACT

Education is a very influential factor in the development of a better nation. Honest character is very important in life. Honesty is a very expensive item in Indonesia. The success of the learning process should be implemented in school programs, one of them in the cafeteria model of honesty. The study was based on four issues, namely: (1) How to program the model of honesty canteens in SMPN 7 Bandung for honest character development of students, (2) How does the technical implementation of interactions in a model of honesty canteens in SMPN 7 Bandung for honest character development of students, (3) How does the shape constraints in the development of honest character in the cafeteria honesty SMPN 7 City of London, (4) How to overcome the constraints that occur in the character development of students in the cafeteria honest honesty SMPN 7 Bandung. The approach used in this study is a qualitative approach using case studies. Data collected through interview, observation, study of literature, the study documentation. Subjects in this study was the Principal, Head Diner Honesty, Wakasek, class president, Teachers and Students of SMP Negeri 7 Bandung. Based on the results of the study revealed that the canteen honesty in SMP Negeri 7 Bandung is the implementation of a program of " seven habits " schools supported by government programs. Where the canteen was established to train students to be honest behavior through a process of habituation when shopping transaction, the technical implementation of interactions in a model of honesty canteens in SMPN 7 Bandung for honest character development by a team of students is honesty canteen implementation of SMP Negeri 7 Bandung with teacher and student council managers , honest character who appears in the form of taking the goods without any guards canteen, put money in the box , and take the money itself has seen the return of the interaction in the cafeteria honesty that has been going well. Constraints in the model of honesty canteens in an honest character development of students in the SMPN 7 London which consists of internal factors and external factors of individual behavior that peers and management shall honesty canteens , and to overcome these obstacles by fostering student and a better management of the canteen .


(8)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

KATA PENGATAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Secara Teoritis ... 5

2. Secara Kebijakan ... 6

3. Secara Praktis... 6

4. Secara Isu dan Aksi Sosial ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian tentang Kantin Kejujuran... 8

1. Pengertian Kantin ... 8

2. Tujuan Kantin Kejujuran ... 9

B. Kajian tentang Pengembangan ... 10


(9)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengertian Pengembangan... 11

b. Fungsi Pengembangan ... 11

c. Tujuan Pengembangan ... 13

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengembangan ... 15

a. Nativisme ... 15

b. Empirisme... 16

c. Konvergensi ... 18

C. Kajian Tentang Pendidikan Karakter ... 19

1. Pengertian Karakter ... 19

2. Pengertian Pendidikan Karakter ... 21

3. Unsur-Unsur Karakter ... 21

a. Sikap ... 21

b. Emosi ... 21

c. Kepercayaan ... 22

d. Kebiasaan dan Kemauan ... 22

e. Konsepsi Diri (Self-Conception) ... 22

4. Pilai-Pilar Karakter Manusia ... 22

5. Tujuan Pendidikan Karakter ... 24

6. Fungsi Karakter ... 25

7. Nilai-Nilai yang Dikembangkan dalam Pendidikan Karakter ... 26

D. Kajian tentang Karakter Jujur ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

1. Lokasi Penelitian ... 39

2. Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 39

1. Tahap Pra Penelitian... 40

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan ... 41

C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 42


(10)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Metode Penelitian ... 44

D. Definisi Operasional... 45

1. Kantin Kejujuran ... 45

2. Pengembangan ... 45

3. Karakter ... 45

4. Jujur ... 45

E. Instrumen Penelitian... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Wawancara ... 48

2. Observasi ... 48

3. Studi Dokumentasi ... 50

4. Studi Literatur ... 50

G. Analisis Data ... 51

1. Reduksi Data ... 51

2. Penyajian Data... 51

3. Penarikan Kesimpulan dan Konklusi ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian... 53

1. Gambaran Umum SMP Negeri 7 Bandung ... 53

2. Visi dan Misi Sekolah ... 54

a. Visi Sekolah... 54

b. Misi Sekolah ... 54

3. Guru dan Karyawan ... 55

4. Peserta Didik SMP Negeri 7 Bandung ... 57

5. Raihan Prestasi Akademik Siswa ... 58

6. Sarana dan Prasarana... 59

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Laporan Hasil Observasi ... 61


(11)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Program Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung

bagi Pengembangan karakter Jujur Siswa ... 64

b. Pelaksanaan Teknis Interaksi dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung bagi Pengembangan Karakter Jujur. ... 66

c. Kendala-Kendala dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung Bagi Pengembangan Karakter Jujur Siswa ... 70

d. Cara Mengatasi Kendala-Kendala yang Terjadi dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung ... 72

C. Hasil Pembahasan ... 73

1. Program Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung bagi Pengembangan karakter Jujur Siswa ... 73

2. Pelaksanaan Teknis Interaksi dalam Model Kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung bagi Pengembangan Karakter Jujur ... 76

3. Kendala-Kendala dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung Bagi Pengembangan Karakter Jujur Siswa ... 82

4. Cara Mengatasi Kendala-Kendala yang Terjadi dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

1. Kesimpulan Umum ... 97

2. Kesimpulan Khusus... 97

B. Saran ... 98

1. Bagi Dinas ... 98

2. Bagi Pihak Sekolah ... 98

3. Bagi Guru ... 99

4. Bagi Siswa ... 99


(12)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengembangan Moralitas Anak ... 13

Tabel 2.2 Nilai-Nilai Karakter yang Dikembangkan ... 28

Tabel 2.3 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter ... 31

Tabel 2.4 Indikator Kejujuran ... 37

Tabel 4.1 Jumlah dan Pendidikan Tertinggi Guru SMP Negeri 7 Bandung..56

Tabel 4.2 Data Guru yang Tersertifikasi ... 56

Tabel 4.3 Daya Dukung Karyawan ... 57

Tabel 4.4 Peserta Didik SMP Negeri 7 Bandung ... 57

Tabel 4.5 Jumlah Rombongan Belajar Tahun 2013/2014 ... 58

Tabel 4.6 Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Ujian Nasional SMP Negeri 7 Bandung ... 58

Tabel 4.7 Data SMP Negeri 7 Bandung ... 59

Tabel 4.8 Data Fasilitas SMP Negeri 7 Bandung ... 60

Tabel 4.9 Hasil Penelitian Mengenai Model Kantin Kejujuran bagi Pengembangan Karakter Jujur Siswa di SMPN 7 Bandung ... 85


(13)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa


(14)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sendiri pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya mausia yang lebih baik sehingga terjadilah perubahan kualitas kehidupan. Bangsa Indonesia sangat memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai penggerak pembangunan di Indonesia sesuai dengan karakter Bangsa Indonesia.

Dalam Undang-Undang Sikdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) dalam pasal 3, ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:

”mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertjuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan nasional adalah mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia dan memiliki watak dan karakter bangsa Indonesia. Maka diperlukankalah berbagai model pengembangan untuk mengembangkan karakter siswa di sekolah.

Jujur adalah sebuah karakter yang saya anggap dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-kata dan/atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. (Kesuma, Dharma 2012:16)


(15)

2

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seseorang yang memiliki karakter jujur pasti akan sangat disenangi dan disukai oleh orang lain, baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekan kerja dan sebagainya.

Dapat kita rasakan, kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan. Kejujuran masih merupakan barang yang sangat mahal di Indonesia. Di dunia pendidikan sendiri, kejujuran sering sekali di langgar oleh ketika para murid mencontek saat ujian ataupun ulangan harian. Kita juga tahu bagaimana pihak sekolah sering bertindak tidak jujur dalam kasus Ujian Nasional (UN), yaitu tindakan tidak jujur untuk meluluskan siswa-siswanya dalam ujian tersebut. Ketidakjujuran dan kecurangan dapat dikatakan sebagai salah satu aspek yang dapat menumbuhkan korupsi.

Indonesia di mata dunia dikatakan sebagai negara terkorup di Asia-Pasifik. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi baik itu memang lingkungan yang mendukung untuk melakukan tindak korupsi atau kurangnya penanaman nilai-nilai sejak dini baik dalam lingkungan keluarga dan juga lingkungan sekolah.

Penanaman nilai-nilai moral sejak dini sangatlah penting. Penurunan moral bangsa mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi kehidupan. Ini terlihat dari mulai menurunnya moral bangsa. Menurut Budiningsih (2004: 25) “moralitas sebagai suatu sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah.”

Terlebih dalam membentuk kepribadian seseorang, bukanlah hal yang mudah sehingga sangat dibutuhkan kebiasaan-kebiasaan yang mampu membantu anak-anak tersebut menumbuhkan kebiasaan hidup jujur. Salah satu tujuan yang ingin dicapai yaitu dapat terhindar dari bibit-bibit koruptor.

Seiring dengan makin derasnya arus globalisai yang telah masuk dalam seluruh relung kehidupan, pembangunan karakter dirasa mendesak untuk dikaji dan an diimplementasikan di sekolah. Dalam konteks pengembangan karakter di sekolah kejujuran menjadi sangat penting untuk dikembangkan menjadi kareakter anak-anak Indonesia saat ini.

Di sekolah terdapat mata pelajaran yang sejalan dengan tujuan untuk mendidik karakter siswa. Menurut Cogan (Ganeswara, 2002: 1) “Pendidikan


(16)

3

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.”

Hal inilah yang mengakibatkan PKn seharusnya menjadi mata pelajaran sangat penting di persekolahan dalam mengembangkan karakter siswa yang nantinya akan menjadi warganegara khusunya karakter jujur sebagai salah satu karakter yang harus ditanamkan sejak dini.

Di sekolah sendiri mata pelajaran PKn cenderung membosankan dan tidak banyak disukai oleh para siswa. Ini terlihat dari model pembelajaran yang lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya.

Dalam hal ini siswa merasa dalam mata pelajaran Pkn terlalu banyak teori dan hafalan dalam porses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran sering terpusat hanya pada guru saja dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pkn dewasa ini lebih juga hanya menekankan pada aspek kongnitif saja bukan pada aspek afektif dan psikomotor yang seharusnya dikembangkan dalam menumbuhkan karakter siswa.

Kantin kejujuran di SMPN 7 Bandung walaupun berjalan dengan baik namun pernah mengalami kerugian yang menyebabkan kantin kejujuran harus ditutup untuk sementara waktu sampai akhirnya dibuka kembali pada bulan Sepertember 2013. Kerugian ini timbul dari penjualan pada bulan April 2013 yang rugi sebesar Rp. 64.000,00 dan bulan Mei 2013 yang rugi sebesar Rp 32. 800,00. Penutupan kantin kejujuran di SMPN 7 Bandung ini terjadi pada bulan Juni 2013-Agustus 2013. Hal inilah yang menjadi salah satu permasalahan mengenai karakter jujur di SMPN 7 Bandung.

Diperlukanlah sebuah wadah yang mampu mengembangkan karakter jujur siswa untuk keselarasan dalam hal pengembangan karakter selain dari mata pelajaran PKn di kelas. Saat ini pemerintah sendiri membuka sebuah fasilitas untuk mengembangkan nilai kejujuran siswa-siswanya dalam sebuah kantin yang diberi nama kantin kejujuran.


(17)

4

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kantin kejujuran merupakan upaya untuk mendidik akhlak siswa agar memiliki karakter jujur. Kantin ini menjual semua perlengkapan siswa sebagaimana lazimnya sebuah kantin yang sudah kita kenal selama ini.

Di dalam kantin ini dipajang kotak-kotak uang yang memiliki fungsi sebagai penampung hasil jual-beli siswa dan jika ada kembalian yang biasanya terdapat penjaga maka mereka sendiri yang mengambil dan menghitung hasil kembaliannya. Kantin kejujuran dibuat sebagai salah satu penerapan inovasi pembelajaran moral.

Melalui kantin ini dibangun kesadaran siswa untuk berbuat jujur tanpa harus diawasi oleh guru ataupun pengelola kantin. Kantin kejujuran merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan anti-korupsi, yang memiliki tujuan utama yaitu mengukur kejujuran anak didik sehingga mereka ke depan akan menjadi anggota masyarakat yang jujur.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penelitian tentang model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Bandung bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai kejujuran dikalangan siswa di SMP Negeri 7 Bandung yang merupakan bentuk pembinaan moral di sekolah. Atas dasar itu, penulis tertarik untuk meneliti secara mendalam, yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : MODEL KANTIN

KEJUJURAN BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)

B. Rumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Model Kantin Kejujuran bagi Pengembangkan Karakter Jujur Siswa?

Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana program model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa?


(18)

5

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa? 3. Bagaimana bentuk kendala-kendala dalam pengembangan karakter jujur

di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung?

4. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam pengembangan karakter jujur siswa di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Kantin Kejujuran bagi pengembangkan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Mengetahui program model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi upaya pengembangan karakter jujur siswa.

2. Mengetahui pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa. 3. Mengetahui bentuk kendala-kendala dalam pengembangan karakter jujur

di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung.

4. Mengetahui cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam pengembangan karakter jujur siswa di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung.


(19)

6

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis berupa konsep-konsep baru tentang peranan kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur di SMP Negeri 7 Kota Bandunng.

2. Secara Kebijakan

Secara kebijakan penelitian ini dapat menjadi sumber pengambilan kebijakan mengenai perlunya kantin kejujuran dalam mengembangkan karakter jujur di sekolah yang sudah dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

3. Secara Praktis

a. Bagi dinas pendidikan, sebagai referensi dalam upaya pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

b. Bagi sekolah, dapat memberikan informasi untuk lebih memahami peranan model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur di SMP Negeri 7 Kota Bandung

c. Bagi siswa, dapat memberikan inovasi pembelajaran bagi pengembangan karakter jujur di lingkungan sekolah.

d. Bagi masyarakat, dapat memberikan sumbangan dalam usaha membina karkater warga negara yang jujur.

4. Secara isu dan aksi soial

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi isu yang bekenaan dengan penanaman karakter jujur bagi siswa di sekolah dengan kantin kejujuran yang dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Bandung.


(20)

7

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi dari penelitian ini yang berjudul Model Kantin Kejujuran bagi Pegembangkan Karakter Jujur Siswa (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung) adalah sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan, berisikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II Kajian Pustaka, memaparkan mengenai konsep atau teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori yang akan dibahas dalam kajian pustaka ini adalah model kantin kejujuran, pendidikan karakter, dan karakter jujur.

3. BAB III Metode Penelitian, berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian dan beberapa komponen. Komponen yang dimaksud adalah lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data,dan analisis data. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan gambaran umum

lokasi penelitian (profil SMP Negeri 7 Bandung), deskripsi hasil penelitian, dan analisis studi kasus pada model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang didalamnya menjawab dari perumusan masalah. Saran atau rekomendasi ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian, dan peneliti berikutnya.


(21)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian akan diadakan di SMP Negeri 7 Kota Bandung di Jalan Ambon No.23 Bandung. SMP Negeri 7 Bandung merupakan sebuah sekolah yang memiliki harapan bagaimana mewadahi generasi muda agar dapat mencerminkan generasi muda yang memiliki karakter sesuai dengan visi dan misinya, selain itu bisa bermanfaat dan berguna khususnya bagi dirinya sendiri umumnya bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

2. Subjek Penelitian

Menurut S. Nasution (2001: 43), “subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan pelaksanaannya sesuai dengan purpose atau tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dijadikan subjek penelitian adalah pengurus Kantin Kejujuran merupakan orang yang ditunjuk sekolah dalam a) kepala sekolah SMNP Negeri 7 Kota Bandung, b) Wakasek SMP Negeri 7 Kota bandung c) koordiantor kantin kejujuran d) pengelola kantin kejujuran, e) orang tua siswa f) murid-murid SMP Negeri 7 Kota Bandung.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian untuk memperoleh rancangan yang sesuai dengan apa yang diharapakan, maka dibutuhkan adanya desain penelitian. Desain penelitian menjadikan data yang dihasilkan lebih terstruktur dan dapat memberikan kemudahan dalam penelitian sehingga desain penelitian penting dalam sebuah penelitian.


(22)

40

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Iqbal dalam Skripsi Asri (2013: 73) ada banyak definisi mengenai desain penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. „Desain penelitian adalah rencana dan sruktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa, sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.

2. Desain penelitian adalah cetak biru (blue print) terhadap pengumpulan, pengukuran dan penganalisaan data.

3. Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna mengumpulkan, mengukur, dan melakukan analisis data sehingga dapat menjwab pertanyaan-pertanyaan penelitian.‟

Berdasarkan pendapat di atas mengenai desain penelitian merupakan rancangan penelitian unuk mengumpulkan, mengukur dan menganalisis data sehingga menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Peneliti menggunakan desain penelitian untuk menjawab semua pertanyaan dalam penelitian tentang model kantin kejujuran dalam pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalh, menentukan judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan berisikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, lokasi serta subjek penelitian. Tujuannya yaitu untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan kepentingan fokus penelitian.

Dalam tahap pra penelitian ini juga peneliti melaksanakan studi pendahuluan. Tujuannya adalh untuk memperoleh gambaran secara umum tentang masalah yang akan diteliti. Setelah peneliti memperoleh gambaran secara umum tentang objek dan subjek penelitian, kemudian peneliti menyusun pedoman wawancara. Dalam mengurus perijinan penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah sebagi berikut:

a. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua jurusan PKN FPIPS UPI.


(23)

41

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Setelah memperoleh izin dari Ketua jurusan PKn UPI kemudian diteruskan untuk mendapatkan izin dari Dekan FPIPS UPI.

c. Setelah memperoleh izin dari Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu Dekan 1, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi izin penelitian kepada Rektor UPI.

d. Berdasarkan surat izin Rektor UPI melalui Pembantu Rektor 1, peneliti meneruskan untuk mendapat izin dari Kepala Sekolah SMPN 7 Kota Bandung.

e. Kepala Sekolah SMPN 7 kota Bandung memberikan surat izin dan surat keterangan mengadkan penelitian di sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra penelitian selesai dan berdasarkan surat izin penelitian dari pihak-pihak yang bersangkutan maka peneliti pun mulai melakukan penelitian. Selain mengumpulkan hasil observasi di lapangan pada tanggal 11 Februari 2014 di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Bandung, peneliti melakukan wawancara terhadap subjek penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

Narasumber yang berhasil diwawancara oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Hj. Suryamah,S.Pd.,M.M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Bandung dan guru PKN SMP Negeri 7 Bandung, yang dilaksanakan pada 12 Februai 2014 bertempat di Kantor Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Bandung.

b. Tito Sumitra, S.Pd., M.M., Ketua program Kantin Kejujuran SMP Negeri 7 Bandung, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Bandung, dan Guru PKN SMP Negeri 7 Bandung , yang dilaksanakan pada 5 Februari 2014 Bertempat di Pendopo SMP Negeri 7 Bandung.

c. Rahadiana Iman Gunawan, S.Pd.,Guru PKN SMP Negeri 7 Bandun, yang dilaksanakan pada 5 Februari 2014 bertempat di Penndopo SMP Negeri 7 Bandung.


(24)

42

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Hediati, Ketua Osis SMP Negeri 7 Bandung dan pengelola kantin kejujuran SMP Negeri 7 Bandung, yang dilaksanakan pada 12 Februari 2014 bertempat di Pendopo SMP Negeri 7 Bandung.

e. Doni Rohendi, S.Pd. M.Si., Guru Matematika SMP Negeri 7 Bandung dan Orang tua murid SMP Negeri 7 Bandung, yang dilaksanakan pada 6 Februari 2014 bertempat di Pendopo SMP Negei 7 Bandung.

f. Noval, Arif, siswa kelas 7F, dan Fiona P, siswa kelas 8I. Pelaksanaan wawanacara pada 5 Februari 2014 bertempat di Pendopo SMP Negeri 7 Bandung.

g. Alia, Rizkia siswa kelas 9I, yang dilaksanakan pada 13 Februari 2014 Bertempat di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Bandung.

Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi lebih lanjut diarahkan kepada fokus penelitian dan mencatatnya kedalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara mendetail, data yang diperoleh dalam hasil wawancara kemudian disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen lainnya.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dalam memahami suatu fenomena yang didasarkan pada tradisi metodologi penelitian yang khas, yang menggali atau mengeksplorasi suatu masalah sosialatau masalah manusia. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian.

Penelitian yang relevan harus menggunakan pendekatan penelitian yang sesuai. Pendekatan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.


(25)

43

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Moleong (2011: 6) mendefinisikan sebagai berikut:

“Penelitian kualitatif merupakan yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, dan lain secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”

Penelitian kualitatif (Moleong, 2010: 7) berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisi data, secara induktif mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keaabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah antar peneliti dan subjek penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian kualitatif ini untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif pasrtisipan. Dimana partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran dan persepsinya.

Menurut Nasution (2001: 9-12) penelitian kualitatif/ naturalistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sumber data adalah situasi yang wajar atau “natural setting". Dimana

peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja.

2. Peneliti sebagai instrumen peneltian. Peneliti adalah “key instrumen

atau alat penelitian utama.

3. Sanagt deskriptif. dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.

4. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Untukitu peneliti

sendiri terjun ke lapangan untuk mengadakan observasi atau wawancara.

Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan, penulis lebih menggunakan pendekatan personal, yang berarti selama proses penelitian penulis akan lebuh banyak berhubungan dengan orang-oarang di lingkungan lokasi penelitian. Oleh


(26)

44

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena itu diharapkan peneliti dapat lebih leluasa mencari dan mendapatkan data yang lebih terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan utuk kepentingan penelitian.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti melihat bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat untutuk digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan, karena permasalahan tentang kantin kejujuran sekolah dalam membina karakter jujur siswa yang akan diteliti memerlukan pengamatan da penlitian secara mendalam.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Metode studi kasus adalah suatu eksplorasi terhadap sistem yang dibatasi, atau sebuah kasu (beberapa kasus) melalui pengumpulan data secara mendalam dan terepprinci yang meliputi berbagai sumber informasi yang sangat berkaitan.

Hal ini sesuai dengan hakikat penelitian kasus menurut Arikunto (2006: 142), yaitu:

“Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhdap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat

penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.”

Alasan peneliti melakukan penelitian dengan studi kasus karena sesuai dengan sifat dari masalah serta tujuan penelitian yang siperoeh dan bukan menguji hipotesis tetapi berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang berbeda tentang upaya sekolah dalam mengembangkan karakter kejujuran siswanya.

Ditinjau dari lingkup wilayahnya, pemelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau sebjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian studi kasus lebih mendalamdan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masallah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya serta menginterprestasikannya. dalam penelitian ini menguraikan pengembangan karakter jujur siswa secara apa adanya dan sesuai


(27)

45

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situasi yang sebenarnya dengan melihat fakta-fakta yang ada di kantin kejujuran SMPN 7 Kota Bandung.

D. Penjelasan Istilah 1. Kantin kejujuran

“bentuk penjualan yanag mana pembeli tinggal mengambil barang yang

diinginkan, membayar dan meletakkan uang dikotak yang disediakan sesuai daftar harga serta mengambil kembalian yang telah disediakan

tanpa ada penjaga atau pengawas.” (Dwiantinia, 2012).

2. Pengembangan

“Pengembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan

yang baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap

yang lebih tinggi” (Desmita, 2012: 9). 3. Karakter

“Karakter diambil dari bahasa Inggris character, yang juga berasal dari

bahasa Yunani character. Awalnya, kata ini digunakan untuk menandai hal yang mengesankan dari koin (keping uang). Belakangan, secara umum istilah character digunakan untuk mengartikan hal yang berbeda antara satu hal dan yang lainnya, dan akhirnya juga digunakan untuk menyebut kesamaan kualitas pada tiap orang yang membedakan dengan kualitasnya lainnya” ( Mu‟in, 2011: 162).

4. Jujur

“Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk

mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-kata dan/atau perbuatan) bahwa realitas yanga ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya.” (Kesuma, 2012:16).


(28)

46

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sangat penting dilakukan karena dapat menunjang pelakasanaan penelitian menjadi lebih terarah. Instrumen penelitian terdiri dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Wawancara, observasi, dan studi dokumentasi itu dijadikan sebagai alat untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian dapat menghasilkan jawaban dari kata yang ditanyakan. Menurut

Sugiyono (2013: 102), “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.”

Selain itu instrumen penelitian menurut Arikunto (2002: 203)

mengungkapkan bahwa “instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasil lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, sistematis sehingga

mudah diolah”.

Menurut Nasution (Sugiyono, 2013: 224) peneliti sebagai instrumen penelitian yang serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alata dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan seamata. Untut dapat memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita. 5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalis data yang

diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan


(29)

47

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakann ssegera balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan.

Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dijadikan sebagai instrumen penelitian, hal ini dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar merupakan data langsung, seperti yang diungkapkan oleh Moleong (2010: 4) bahwa “ dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan

orang lain merupakan alatpengumpul data yang utama.” Adapun sumber data

yang diperoleh dari SMP Negeri 7 Kota Bandung berdasarkan pada: 1) Lembar Panduan Observasi

Dalam penelitian ini, lembar panduan observasi digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian di lapangan. Dalam hal ini dilakukan dan dilaksanakan untuk mengamati bagaimana model kantin kejujuran dalam penegmbangan karakter jujur siswa.

2) Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini pedoman wawancara kepada guru digunakan untuk memperoleh data sehubungan dengan permasalahan yang akan diteliti dengan menggunakan pedoman wawancara yang terstruktur secara terperinci.

3) Dokumentasi

Dokumentasi berkaitan dengan proses mencari data di lapangan dengan mencatat peristiwa atau hal-hal yang berupa catatan lapangan, pedoman wawancara guru, pedoman wawancara siswa serta foto-foto yang berkaitan dengan model kantin kejujuran dalam pengembangan karakter jujur siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam kualitatif adalah peneliti itu sendiri dalam mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat menyeluruh agar data yang diperoleh akurat dan valid, maka peneliti bertindak sebagai instrumen utama (key instrument) atau terjun langsung ke lapangan. Sedangkam instrumen pembantu berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi, pedoman studi literatur serta pedoman


(30)

48

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

catatan lapangan. Untuk memperoleh data maka teknik pengumpulnnya adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumplan data yang digunakan penulis untuk memperoleh informasi dan data yang faktual tentang pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

Dalam penelitian ini yang akan digali lebih dalam melalui teknik wawancara adalah berkaitan dengan upaya yang dilakukan sekolah dalam mengembangkan karakter jujur siswa.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui wawancara yaitu untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang pengembangan karakter jujur siswa secara langsung dari responden. Selain itu wawancara ini dibutuhkan untuk memperoleh data tentang apa saja yang dilakukan pihak sekolah dalam mnegembangkan karakter jujur siswa.

Adapun jenis wawancara yang dilakukan pleh peneliti adalah wawancara terstruktur. Menurut Sugiyono (2013: 138),”dalam wawancara terstruktur ini

setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.”

Sebagai bukti keabsahan wawancara, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut:

a. Kamera berfungsi untuk memotret ketika sedang melakukan pembicaraan dengan pihak yang menjadi nara sumber. kamera juga digunakan untuk memotret keadaan lingkungan yang menjadi objek penelitian yaitu SMP Negeri 7 Kota Bandung.

b. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data

c. Tipe recorder berfungsi sebagai alat untuk merekam pembicaraan antara pewawancara dengan yang diwawancara.


(31)

49

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Observasi

Observasi yaitu penyyelidikan secara langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yanga da dan mencari keterangan secara faktual. Definisi observasi merujuk pada pendapat Sutrisno Hadi dalam

Sugiyono (2013: 145),‟observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis‟. Sedangkan meurut Arikunto (2006: 129) berpendapat bahwa “observasi dilakukan oleh

pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen

pengamatan”.

Dipilihnya pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan yaitu peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada dilapangan dengan mencatat apa-apa yang dianggap penting untuk menunjang tujuan penelitian. Selain itu peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang penegmbangan karakter jujur siswa melalui model kantin kejujuran SMPN 7 Kota Bandung dan dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum objek yang akan diteliti.

Menurut Patton (Nasution, 2001: 59-60) manfaat pengamatan secara langsung adalah:

a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya.

c. peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah

dianggap “bisa” dan karena tidak akan terungkapkan dalam

wawancara.

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat menguraikan nama lembaga.


(32)

50

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan

akan tetpai juga memperoleh kesan-kesan pribadi.

Dalam penelitian tentang model kantin kejujuran dalam pengembangan karakter jujur siswa di SMP Neferi 7 Kota Bandung.

3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah tekhnik penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan meneliti dokumen yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dan diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap data yang diperoleh seperti catatan harian, absen harian dan foto-foto kegiatan. Melalui studi dokumentasi ini diperoleh data tertulis tentang objek yang diteliti secara akurat.

Menurut Moleong (2010: 16) mengungkapkan “kegunaan dokumentasi

sebagai sumber data untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.”

Sedangkan Arikunto (2006: 23) menjelaskan bahwa “metode dokumentasi

merupakan salah satu cara mencari data menegnai hal-hal atau variabel berua catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda, dan sebagainya”.

Teknik ini digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, dokumentasi sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan. hal ini dilakukak dengan cara melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

4. Studi Literatur

Studi literatur, yaitu pencarian data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebaginya (Arikunto, 2006: 202). Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan baernagai teori yang relevan dengan permaslahan yang diteliti sebagi bahan pembahasan hasil penelitian.


(33)

51

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini peneliti membaca, mempelajari bahan-bahan atau sumber-sunber informasi yang ada hubungannya dengan pengembangan karakter jujur siswa dalam model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang digunakan dalam penelitian ini.

G. Analisis Data

Menurut Moleong (2010: 248), analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dengan demikian analisis data itu dilaksanakan dalam suatu proses dalam sebuah sistem analisis. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dikerjakan secara berkesinambungan dan intensif, yaitu sesudah meninggalkan lapangan. Sebab jika pelaksanaan analisis data ini hanya dilaksanakan di akhir penelitian maka penelitian tersebut akan merepotkan penulis sendiri.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013: 337), analisis data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencarinya apabila memerlukan.


(34)

52

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk penyajian data adalah dengan pesan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selain dengan teks naratif dalam penyajian data dapat juga berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dilakukankan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan saat mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa analisis data dapat dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, memilah-milah data, dan mensisntesiskan data, mencari apa yang penting penting, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan.


(35)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahsan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Bahwa SMP Negeri 7 Bandung melaksanakan pengembangan karakter jujur siswa melalui program model kantin kejujuran yang didukung oleh program-program sekolah lainnya seperti toilet kejujuran dan perpustakaan kejujuran.

2. Kesimpulan Khusus

Di samping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Berdirinya kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung merupakan penerapan dari salah satu program “seven habit” sekolah yang didukung oleh program pemerintah dari 3 kementrian yaitu Kementerian Peendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Agama, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dimana kantin ini didirikan untuk melatih perilaku jujur siswa melalui proses pembiasaan saat transaksi berbelanja dan lokasi kantn kejujuran di tempat yang terbuka. Kantin kejujuran SMP Negeri 7 Bandung ini juga memilki peran yang significant dalam membentuk karakter jujur siswa.

b. Pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMPN 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa adalah pelaksanaanya oleh tim kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung dengan pengelola guru dan OSIS. Karakter jujur yang muncul berupa mengambil barang tanpa ada penjaga kantin, menaruh uang di kotak, dan


(36)

98

98

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengambil uang kembalian sendiri sudah terlihat dari proses interaksi di kantin kejujuran yang sudah berjalan dengan baik walaupun kantin kejujuran pernah rugi. Hal ini menyatakan bahwa model kantin kejujuran berdampak bagi pengembangan karakter jujur siswa.

c. Kendala dalam model kantin kejujuran dalam pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Bandung yakni (1) kendala yang muncul dari diri siswa, dimana siswa memiliki perilaku yang berbeda-beda (faktor internal). (2) kelompok pada teman sebaya pun sangat mempengaruhi pola pikir seseorang dimana dalam hal ini pastilah seorang anak memiliki kelompok bermain atau sahabat-sahabat terdekat yang dapat menghasut siswa berbuat tidak jujur di kantin kejujuran. (3) kendala yang selanjutnya adalah sarana dan prasarana di kantin kejujuran yang kurang bervariasi dan komplit terkadang mengurungkan niat siswa untuk berbelanja di kantin kejujuran.

d. Cara mengatasi kendala-kendala dalam model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi upaya pengembangan karakter jujur siswa yaitu (1) memberi contoh atau teladan yang dimulai dari dalam diri sendiri, (2) terus mengadakan evaluasi baik mengenai kaleng tempat pembayaran dan barang-barang yang dijual di kantin kejujuran, (3) pembinaan yang berkesinambungan pada peserta didik baik di luar kelas dan di dalam kelas melalui mata pelajaran yang mengembangkan karakter seperti agama, PKN, dan BK.

B. Saran

1. Dinas Pendidikan Kota Bandung

a. Hendaknya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung memberikan dukungan atau bantuan fasilitas untuk pengembangan kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung.


(37)

99

99

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pihak Sekolah (SMP Negeri 7 Bandung)

a. Sekolah diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk terus berperilaku jujur dengan pembinaan berkelanjutan dan program-program sekolah yang medukung hal tersebut.

b. Meningkatkan menajemen yang lebih efektif dan efisien dalam pengembangan karakter jujur siswa dalam pengelolaan kantin kejujuran.

3. Guru

a. Guru diharapkan dapat menjadi contoh atau teladan bagi para murid untuk berperilaku jujur.

b. Guru hendaknya menyelipkan motivasi mengenai karakter jujur dalam proses pembeljaran di kelas.

4. Siswa

a. Siswa diharapkan dapat lebih terlibat dalam pengelolaan kantin kejujuran tidak hanya OSIS saja namun seluruh siswa.

b. Siswa diharapkan terus mengembangakan karakter jujur siswa baik di sekolah ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

5. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih meningkatkan pengembangan model-model pembelajaran berbasis role atau pembiasaan melalui program.

b. Mendukung penelitian lebih lanjut dalam pengembangan karakter melalui kantin kejujuran.

6. Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian lebih lanjut dalam pengembangan karakter tanggung jawab melalui kantin kejujuran.


(38)

100

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal. (2012). Buku panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Baharuddin. (2009). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Kewarganegaraan untuk membangun

Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, Dasim dan Kokom Komalasari. (Eds) (2011). Pendidikan

Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa (Penghargaan dan Penghormatan 70 Tahun Prof. Dr. H Endang Somantri, M.Ed). Bandung: Widya Aksara Press, Laboratorium PKN UPI.

Budiningsih, Asri. (2004). Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik

Siswa dan Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta.

Bunawi dan M.Arifin. (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan

Karakter. Jogjakarta: rzzmedia

Chandratua. (2012). Refleksi Karakter Moral Kejujuran. Jakarta: Buku Seri Oase Bangsa.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Fitri, Agus Zaenul. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Estika di

Sekolah. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Ganeswara, Ganjar. (2002). Panduan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Rosda.

Kesuma, Dharma dkk. (2012). Pendidikan karakter Kajian teori dan Paraktik di

Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Lickona, Thomas. (2012). Education For Character: Bagaimana Sekolah dapat


(39)

101

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jakarta : Bumi Aksara.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2011). Pendidikan karakter Perspektif Islam. Bandung: Rosda

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter (solusi yang tepat untuk

membangun bangsa). Jakarta: BPMIGAS

Mu’in Fathcul. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoretik dan Praktik: Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orangtua.

Jogjakarta: Ar-ruzz Media

Mulyasa, E. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Akasara Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Nasution, S. (2001). Metode Research. Jakarta: Bumi Akasara.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Syamsuddin, A.Makmum. (2007). Psikologi Kependidikan (Perangkat System

Pengerjaan Modul). Bandung: Rosdakarya.

Syarbini, Amirulloh. (2012). Buku Pintar Pendidika Karakter: panduan lengkap

Mendidik Karakter Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah. Jakarta:

As@-prima Pustaka.

Yandianto. (2000). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M2S

Sumber Dokumen

Asri, Ade (2013). Penerrapan Metode Ceramah Bervariasi untuk Meningkatan

Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pkn. Skripsi Sarjana

Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Grand Design Pendidikan Karakter.

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Programa Kerja Kantin Kejujuran SMPN 7 Kota Bandung 2012 Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2007


(40)

102

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Yudhistira, Riyan. (2013). Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa di

Sekolah Alama Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber Internet

Adistian, Karina. (2010). Kantin Kejujuran. Tersedia [online]:

//http://wajibbelajar.com/2010/06/kantinkejujuran/2010/06/kantinkejujuran . [8 Januari 2014]

Dwiantinia. 2012. Kantin Kejujuran. Tersedia [online]:

http://dwiantiniadutdut.blogspot.com/2012/11/kantin-kejujuran.html. [8 Januari 2014 ].

Fransori. (2012). Kantin Kejujuran. Tersedia [online]:

http://nenggelisfransori.wordpress.com/2012/09/12/membentuk-karakter-dan-membina-akhlak-siswa-melalui-kantin-kejujuran/. [5 Mei 2013].

Jalius, HR. Pengertian Jujur. Tersedia [online]:

http://jalius12.wordpress.com/2010/03/28/pengertian-jujur/. [8 Januari 2014].

Mahardika, Genta. 2012. Kantin Kejujuran Untuk Pembangunan Moral,

Profesional Manajemen Dan Entrepreneurship Bangsa Indonesia Yang

Berkelanjutan. Tersedia: [online]:

http://mm.feb.ugm.ac.id/index.php/2012-02-16-08-39-43/laporan- pembangunan-berkelanjutan/2953-kantin-kejujuran-untuk-pembangunan- moral-profesional-manajemen-dan-entrepreneurship-bangsa-indonesia-yang-berkelanjutan. [14 Januari 2014]

Zaini, Fawaid. (2013). Kantin Kejujuran. Tersedia [online]: http://kantin kejujuran/skripsi-kualitatif.html//. [8 Januari 2014]


(1)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahsan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Bahwa SMP Negeri 7 Bandung melaksanakan pengembangan karakter jujur siswa melalui program model kantin kejujuran yang didukung oleh program-program sekolah lainnya seperti toilet kejujuran dan perpustakaan kejujuran.

2. Kesimpulan Khusus

Di samping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Berdirinya kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung merupakan penerapan dari salah satu program “seven habit” sekolah yang didukung oleh program pemerintah dari 3 kementrian yaitu Kementerian Peendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Agama, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dimana kantin ini didirikan untuk melatih perilaku jujur siswa melalui proses pembiasaan saat transaksi berbelanja dan lokasi kantn kejujuran di tempat yang terbuka. Kantin kejujuran SMP Negeri 7 Bandung ini juga memilki peran yang significant dalam membentuk karakter jujur siswa.

b. Pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMPN 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa adalah pelaksanaanya oleh tim kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung dengan pengelola guru dan OSIS. Karakter jujur yang muncul berupa mengambil barang tanpa ada penjaga kantin, menaruh uang di kotak, dan


(2)

98 Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengambil uang kembalian sendiri sudah terlihat dari proses interaksi di kantin kejujuran yang sudah berjalan dengan baik walaupun kantin kejujuran pernah rugi. Hal ini menyatakan bahwa model kantin kejujuran berdampak bagi pengembangan karakter jujur siswa.

c. Kendala dalam model kantin kejujuran dalam pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Bandung yakni (1) kendala yang muncul dari diri siswa, dimana siswa memiliki perilaku yang berbeda-beda (faktor internal). (2) kelompok pada teman sebaya pun sangat mempengaruhi pola pikir seseorang dimana dalam hal ini pastilah seorang anak memiliki kelompok bermain atau sahabat-sahabat terdekat yang dapat menghasut siswa berbuat tidak jujur di kantin kejujuran. (3) kendala yang selanjutnya adalah sarana dan prasarana di kantin kejujuran yang kurang bervariasi dan komplit terkadang mengurungkan niat siswa untuk berbelanja di kantin kejujuran.

d. Cara mengatasi kendala-kendala dalam model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi upaya pengembangan karakter jujur siswa yaitu (1) memberi contoh atau teladan yang dimulai dari dalam diri sendiri, (2) terus mengadakan evaluasi baik mengenai kaleng tempat pembayaran dan barang-barang yang dijual di kantin kejujuran, (3) pembinaan yang berkesinambungan pada peserta didik baik di luar kelas dan di dalam kelas melalui mata pelajaran yang mengembangkan karakter seperti agama, PKN, dan BK.

B. Saran

1. Dinas Pendidikan Kota Bandung

a. Hendaknya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung memberikan dukungan atau bantuan fasilitas untuk pengembangan kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung.


(3)

99 Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pihak Sekolah (SMP Negeri 7 Bandung)

a. Sekolah diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk terus berperilaku jujur dengan pembinaan berkelanjutan dan program-program sekolah yang medukung hal tersebut.

b. Meningkatkan menajemen yang lebih efektif dan efisien dalam pengembangan karakter jujur siswa dalam pengelolaan kantin kejujuran.

3. Guru

a. Guru diharapkan dapat menjadi contoh atau teladan bagi para murid untuk berperilaku jujur.

b. Guru hendaknya menyelipkan motivasi mengenai karakter jujur dalam proses pembeljaran di kelas.

4. Siswa

a. Siswa diharapkan dapat lebih terlibat dalam pengelolaan kantin kejujuran tidak hanya OSIS saja namun seluruh siswa.

b. Siswa diharapkan terus mengembangakan karakter jujur siswa baik di sekolah ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

5. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih meningkatkan pengembangan model-model pembelajaran berbasis role atau pembiasaan melalui program.

b. Mendukung penelitian lebih lanjut dalam pengembangan karakter melalui kantin kejujuran.

6. Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian lebih lanjut dalam pengembangan karakter tanggung jawab melalui kantin kejujuran.


(4)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal. (2012). Buku panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Baharuddin. (2009). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Kewarganegaraan untuk membangun

Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, Dasim dan Kokom Komalasari. (Eds) (2011). Pendidikan

Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa (Penghargaan dan Penghormatan 70 Tahun Prof. Dr. H Endang Somantri, M.Ed). Bandung: Widya Aksara Press, Laboratorium PKN UPI.

Budiningsih, Asri. (2004). Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik

Siswa dan Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta.

Bunawi dan M.Arifin. (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan

Karakter. Jogjakarta: rzzmedia

Chandratua. (2012). Refleksi Karakter Moral Kejujuran. Jakarta: Buku Seri Oase Bangsa.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Fitri, Agus Zaenul. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Estika di

Sekolah. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Ganeswara, Ganjar. (2002). Panduan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Rosda.

Kesuma, Dharma dkk. (2012). Pendidikan karakter Kajian teori dan Paraktik di

Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Lickona, Thomas. (2012). Education For Character: Bagaimana Sekolah dapat


(5)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jakarta : Bumi Aksara.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2011). Pendidikan karakter Perspektif Islam. Bandung: Rosda

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter (solusi yang tepat untuk

membangun bangsa). Jakarta: BPMIGAS

Mu’in Fathcul. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoretik dan Praktik: Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orangtua.

Jogjakarta: Ar-ruzz Media

Mulyasa, E. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Akasara Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Nasution, S. (2001). Metode Research. Jakarta: Bumi Akasara.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Syamsuddin, A.Makmum. (2007). Psikologi Kependidikan (Perangkat System

Pengerjaan Modul). Bandung: Rosdakarya.

Syarbini, Amirulloh. (2012). Buku Pintar Pendidika Karakter: panduan lengkap

Mendidik Karakter Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah. Jakarta:

As@-prima Pustaka.

Yandianto. (2000). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M2S Sumber Dokumen

Asri, Ade (2013). Penerrapan Metode Ceramah Bervariasi untuk Meningkatan

Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pkn. Skripsi Sarjana

Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Grand Design Pendidikan Karakter.

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Programa Kerja Kantin Kejujuran SMPN 7 Kota Bandung 2012 Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2007


(6)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Yudhistira, Riyan. (2013). Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa di

Sekolah Alama Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Sumber Internet

Adistian, Karina. (2010). Kantin Kejujuran. Tersedia [online]:

//http://wajibbelajar.com/2010/06/kantinkejujuran/2010/06/kantinkejujuran . [8 Januari 2014]

Dwiantinia. 2012. Kantin Kejujuran. Tersedia [online]:

http://dwiantiniadutdut.blogspot.com/2012/11/kantin-kejujuran.html. [8 Januari 2014 ].

Fransori. (2012). Kantin Kejujuran. Tersedia [online]:

http://nenggelisfransori.wordpress.com/2012/09/12/membentuk-karakter-dan-membina-akhlak-siswa-melalui-kantin-kejujuran/. [5 Mei 2013].

Jalius, HR. Pengertian Jujur. Tersedia [online]:

http://jalius12.wordpress.com/2010/03/28/pengertian-jujur/. [8 Januari 2014].

Mahardika, Genta. 2012. Kantin Kejujuran Untuk Pembangunan Moral,

Profesional Manajemen Dan Entrepreneurship Bangsa Indonesia Yang

Berkelanjutan. Tersedia: [online]:

http://mm.feb.ugm.ac.id/index.php/2012-02-16-08-39-43/laporan- pembangunan-berkelanjutan/2953-kantin-kejujuran-untuk-pembangunan- moral-profesional-manajemen-dan-entrepreneurship-bangsa-indonesia-yang-berkelanjutan. [14 Januari 2014]

Zaini, Fawaid. (2013). Kantin Kejujuran. Tersedia [online]: http://kantin kejujuran/skripsi-kualitatif.html//. [8 Januari 2014]