Hubungan antara penerapan e SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak studi kasus di kantor pelayanan pajak pratama sleman
i
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI
PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: YUNASTITI NIM : 092114055
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
ii S k r i p s i
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI
PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
Oleh:
YUNASTITI
NIM: 092114055
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing 1
Dra. YMF. Gien Agustinawansari MM., Ak.,
Pembimbing 2
(3)
iii S k r i p s i
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
Dipersiapakan dan ditulis oleh: YUNASTITI
NIM : 092114055
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 21 Oktober 2013 Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno A. S.E., M.Si., Ak., ...
Sekretaris Lisia Apriani S.E., M.Si., Akt., QIA., ...
Anggota Dra. YFM. Gien Agustinawansari M.M., Ak., ...
Anggota Josephine Wuri S.E., M.Si., ...
(4)
iv
Let your hope make you glad. Be patient in time of trouble & never stop praying. (Romans 12:12)
Yesterday is history, tomorrow is a mystery, and today? Today is a gift. That’s why we call it the “present”.
(Babatude Olatunji)
It is our choices that show what we truly are, far more than our abilities. (J.K. Rowling)
If you want to be happy, be. (Leo Tolstoy)
Skripsi ini ku persembahkan untuk: Ibuku Elisabeth Sunarsih dan Bapakku Yohanes Darsono, untuk segala yang diberikan dan tak mungkin terbalas Adik kecilku Ananta Teguh Prakosa, untuk setiap penghiburan yang diberikan Teman-teman tersayang untuk segala persahabatan dan setiap bentuk proses pendewasaan yang diberikan serta masa-masa indah sampai detik ini.
(5)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Oktober 2013 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan karya orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 02 Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,
(6)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yunastiti
Nomor Mahasiswa : 092114055
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 02 Oktober 2013
Yang menyatakan
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat yang luar biasa untuk penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Proses penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak sekali pihak yang
memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama S.J. selaku Romo Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt., selaku Dosen Pembimbing I
dan Ibu Josephine Wuri S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
yang telah membimbing selama proses pembelajaran di Universitas Sanata
Dharma.
4. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
yang telah banyak membantu.
5. Bpk. Sunoto selaku kepala KPP Pratama Sleman, Bpk. Indriyanto selaku
(8)
viii
pelaksana Sub. Bagian Umum, dan karyawan KPP Pratama Sleman lainnya
yang telah banyak membantu kelancaran proses penelitian ini.
6. Orang tua penulis, Bapak Yohanes Darsono dan Ibu Elisabeth Sunarsih,
beserta keluarga besar yang selalu memperhatikan, memberi masukan,
memberi semangat dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Adek kecil ku Ananta Teguh Prakosa, yang mengajari banyak hal dan
memberi penghiburan.
8. Anis, Bekti, Dian, dan Arum sahabat seperjuangan yang banyak membantu,
menemani, dan memberi dukungan dari mulai perijinan, penyebaran
kuesioner, dan pengolahan data. I love u all.
9. My lovely friend Ita, yang bersedia menemani perjalanan hidup dan berproses
bersama sampai saat ini.
10. Anis, Bekti, Teo, dan Ika, teman seperjuangan dari awal masuk kuliah.
Terima kasih sudah memberi warna dalam hidupku, dan terima kasih sudah
berproses bersama selama ini. God bless us girls.
11. Teman-teman MPT, Dian, Risa, Elyunai, Bayu, Andre, Sari, Rosa, Patrick,
Dian emi, Joan, Feny Tabi, Dicsa yang selalu memberi dukungan dan
semangat selama proses penyelesaian skripsi.
12. Teman-teman mahasiswa Akuntansi angkatan 2009 khususnya kelas B yang
telah berproses bersama di Universitas Sanata Dharma.
13. Seluruh Responden, atas waktu yang diberikan untuk mengisi kuesioner ini.
Penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan para Responden.
(9)
ix
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan karena berbagai keterbatasan, baik pengetahuan maupun
pengalaman. Namun, penulis berharap supaya skirpsi ini memberikan banyak
manfaat bagi banyak pihak dan pembaca.
Yogyakarta, 02 Oktober 2013
(10)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
ABSTRACT ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Batasan Penelitian... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Pajak ... 8
1. Pengertian Pajak ... 8
2. Fungsi Pajak ... 9
B. Self Assessment ... 9
C. Kepatuhan ... 11
D. Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 11
1. Pengertian Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 11
2. Aspek-aspek Sistem Administrasi Modern Perpajakan ... 12
3. Tujuan Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 13
4. Karakteristik Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 13
5. Modernisasi yang dilakukan oleh DJP ... 14
6. Perbandingan e-SPT dengan SPT manual... 15
E. Pengertian Wajib Pajak ... 16
F. Surat Pemberitahuan (SPT) ... 16
1. Pengertian SPT ... 16
2. Fungsi SPT ... 17
3. Jenis SPT ... 18
4. Pengisian, Penyampaian, Penyelesaian, dan Pembetulan SPT 19 5. Batas Waktu dan Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT .... 23
G. Surat Pemberitahuan Elektronik (E-SPT) ... 24
1. Pengertian e-SPT ... 24
2. Tata Cara Pelaporan e-SPT ... 24
3. Tujuan e-SPT ... 26
(11)
xi
5. Jenis Fasilitas e-SPT ... 27
6. Prosedur Pelaporan dan Pembetulan e-SPT ... 30
H. Efisiensi ... 32
I. Persepsi ... 33
J. Rerangka Pemikiran ... 35
1. Rerangka Pemikiran ... 35
2. Rerangka Pemikiran Teoritis ... 37
K. Penelitian Sebelumnya ... 38
L. Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Jenis Penelitian ... 41
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 41
C. Waktu Penelitian... 41
D. Tempat Penelitian ... 42
E. Penetapan Populasi dan Sampel ... 42
F. Teknik Pengambilan Sampel ... 42
G. Variabel Penelitian ... 44
H. Pengumpulan Data ... 46
1. Teknik Pengumpulan Data ... 46
2. Teknik Pengolahan Data ... 47
3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 48
4. Teknik Analisa Data ... 50
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 54
A. Sejarah KPP Pratama Sleman ... 54
B. Gambaran Wilayah Kerja ... 55
C. Visi dan Misi KPP Pratama Sleman ... 55
1. Visi Pelayanan ... 55
2. Misi Pelayanan ... 56
D. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman... 56
E. Uraian Jabatan ... 57
F. Gambaran Umum Wajib Pajak ... 59
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Deskripsi Data ... 61
B. Gambaran Responden ... 63
C. Analisis Data... 66
1. Pengujian Instrumen Penelitian... 66
2. Analisis Kuesioner terhadap Penerapan E-SPT ... 69
3. Analisis Kuesioner terhadap Efisiensi Pengisian SPT ... 70
4. Analisis Hubungan antara Penerapan E-SPT dan Efisiensi Pengisian SPT ... 71
D. Interprestasi Penelitian dan Pembahasan ... 72
1. Interprestasi Penelitian ... 72
2. Pembahasan ... 73
BAB VI PENUTUP ... 81
A. Kesimpulan ... 81
(12)
xii
C. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 85
LAMPIRAN ... 88
A. Surat Ijin Penelitian ... 89
B. Tabel Jawaban Kuesioner ... 90
Tabel Jawaban Kuesioner ... 91
C. Tabel Data SPSS untuk Spearman’s Coefficient Correlation ... 92
D. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Penerapan E-SPT ... 94
E. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 97
F. Hasil Perhitungan Reliabilitas Variabel Penerapan E-SPT ... 100
G. Hasil Perhitungan Reliabilitas Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 101
H. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Spearman ... 102
I. Tabel Penafsiran Koefisien Korelasi Guilford Empirical Rules 102 J. Tabel Nilai-nilai r Product Momment ... 103
K. Tabel Ditribusi t ... 104
L. Contoh Formulir 1111 Induk SPT PPN ... 105
M. Surat Pengantar Penelitian ... 106
N. Kuesioner Penelitian ... 107
1. Identitas Responden Wajib Pajak Orang Pribadi ... 107
2. Identitas Responden Wajib Pajak Badan ... 108
(13)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan Official Assessment System dengan Self Assessment
System ... 10
Tabel 2.2. Perbandingan e-SPT dengan SPT Manual ... 15
Tabel 3.1. Nilai (score) Jawaban ... 48
Tabel 3.2. Batas Skor Reliabilitas Alpha Cronbach ... 49
Tabel 3.3. Perhitungan Batas Skala Sikap ... 51
Tabel 3.4. Kategori Skor Skala Sikap ... 51
Tabel 4.1. Komposisi Wajib Pajak Th. 2011 ... 59
Tabel 4.2. Wajib Pajak Pengguna E-SPT ... 60
Tabel 5.1. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Kuesioner ... 62
Tabel 5.2. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Penerapan E-SPT ... 62
Tabel 5.3. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 63
Tabel 5.4. Umur Responden ... 63
Tabel 5.5. Pendidikan Formal Responden ... 64
Tabel 5.6. Jabatan Responden ... 65
Tabel 5.7. Lama Kerja di Perusahaan Responden ... 66
Tabel 5.8. Jenis E-SPT yang Digunakan ... 66
Tabel 5.9. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan E-SPT ... 67
Tabel 5.10. Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 68
Tabel 5.11. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penerapan E-SPT ... 68
Tabel 5.12. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 69
Tabel 5.13. Persepsi Wajib Pajak terhadap Penerapan E-SPT ... 69
Tabel 5.14. Persepsi Wajib Pajak terhadap Efisiensi Pengisian SPT ... 70
(14)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Rerangka Pemikiran ... 37 Gambar 2.2. Rerangka Pemikiran Teoritis ... 38 Gambar 4.1. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman... 56
(15)
xv ABSTRAK
HUBUNGAN PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK
(Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman)
Yunastiti NIM: 092114055 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Direktorat Jenderal Pajak, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak terhadap wajib pajak melakukan reformasi teknologi administrasi dengan menerapkan sistem elektronik (e-SPT) dalam pelaporan pajak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan e-SPT di wilayah KPP Pratama Sleman dan efisiensi pengisian SPT dengan menggunakan e-SPT menurut persepsi wajib pajak. Serta mengetahui hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian e-SPT di wilayah KPP Pratama Sleman menurut persepsi wajib pajak.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survei, wawancara, dan dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah skala sikap untuk mengetahui seberapa besar optimalisasi penerapan e-SPT dan seberapa besar efisiensi pengisian SPT, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT dianalisis dengan menggunakan
Spearman Rank Correlation.
Hasil yang diperoleh menunjukkan penerapan e-SPT di KPP Pratama Sleman menurut persepsi wajib pajak sangat optimal dan efisiensi pengisian SPT menggunakan e-SPT menurut persepsi wajib pajak sangat efisien, selain itu dari hasil uji Spearman Rank Correlation ada hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak di KPP Pratama Sleman.
(16)
xvi ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN THE APPLICATION OF ELECTRONIC ANNUAL TAX NOTICE AND THE EFFICIENCY OF FILLING OUT THE
FORM OF ANNUAL TAX NOTICE BASED ON THE PERCEPTION OF TAXPAYERS
A Case Study at the Office of PratamaTax Service, Sleman
Yunastiti
Student Number: 092114055 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
Directorate General of Taxation has been implementing an electronic system (e-SPT) of tax reporting to improve the quality of tax services for taxpayers. This study aims to evaluate the application of e-SPT at Pratama Tax Service Office of Sleman and to asses the efficiency of filling out the form of annual tax notice using e–SPT method based on the taxpayers’ perception. Further, this research also aims to reveal the relationship between the implementation of the e-SPT and the efficiency of the filling out of the form of annual tax notice.
This research is a case study. The sampling technique used was purposive sampling method. Data collection techniques employed were surveys, interviews, and documentation. The tools of analysis were the scale of attitude to evaluate the level of optimization of the implementation of e-SPT and the efficiency of the filling out of the form, while the relationship between the implementation of the e-SPT and the efficiency of the filling out of the form was analyzed using the Spearman Rank Correlation.
The result shows that the application of e-SPT at the Pratama Tax Service Office of Sleman was highly optimal and the efficiency of the filling out of the form using e-SPT was highly efficient. Further, the Spearman Rank Correlation test shows that, based on taxpayers’ perceptions, there was a definite relationship between the application of e-SPT and the efficiency of the filling out of the form.
(17)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan negara dalam
pembiayaan pemerintah dan pembangunan nasional. Pajak memiliki tujuan
yakni untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan dan
peningkatan sarana publik.
Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak adalah Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) dibawah naungan Departemen Keuangan Republik
Indonesia. Dari tahun ke tahun target penerimaan pajak senantiasa mengalami
peningkatan, dan dari tahun ke tahun pula DJP berusaha mencapai target
tersebut dengan peningkatan-peningkatan penerimaan pajak setiap tahunnya.
Mulai tahun 2009 hingga tahun 2012 penerimaan pajak khususnya di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman menunjukkan peningkatan.
Penerimaan pajak tahun 2009 sebesar Rp 586,908 miliar, di tahun 2010
meningkat menjadi Rp 685,742 miliar, sedang di tahun 2011 meningkat
kembali menjadi Rp 721,181 miliar, dan terakhir di tahun 2012 penerimaan
pajak tercatat sebesar Rp 960,842 miliar.
Tuntutan akan peningkatan penerimaan pajak mendorong DJP untuk
terus melakukan reformasi perpajakan berupa penyempurnaan kebijakan
perpajakan dan sistem administrasi perpajakan sehingga potensi penerimaan
(18)
pelayanan prima kepada wajib pajak. Saat ini DJP melakukan modernisasi
sistem administrasi perpajakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
perpajakan sehingga dapat meningkatkan penerimaan negara. Modernisasi
yang dilakukan DJP sendiri meliputi tiga hal, yakni reformasi kebijakan,
administrasi, dan teknologi informasi.
Modernisasi administrasi dan teknologi informasi perpajakan
merupakan salah satu reformasi yang dilakukan DJP sebagai bentuk
peningkatan kualitas pelayanan perpajakan terhadap wajib pajak. Selain itu
juga sebagai salah satu pemicu peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam
membayar kewajibannya yaitu dengan dikembangkannya pelaporan pajak
terutang dengan menggunakan elektronik SPT (e-SPT).
Modernisasi dalam bidang ini dibentuk dikarenakan pelaporan pajak
terutang melalui SPT manual masih dinilai memiliki kelemahan khususnya
bagi wajib pajak yang harus melampirkan dokumen (hardcopy) dalam jumlah
cukup banyak, sementara proses perekaman data juga memakan waktu cukup
lama. Selain itu dapat terjadi kesalahan (human error) dalam proses ulang
perekaman data secara manual oleh fiskus.
E-SPT merupakan aplikasi (software) yang dibuat oleh DJP untuk
digunakan oleh wajib pajak guna memudahkan dalam penyampaian SPT.
Penggunaan e-SPT dimaksudkan agar semua proses kerja dan pelayanan
perpajakan berjalan dengan baik, lancar, akurat serta mempermudah wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga kepatuhan
(19)
kelebihan yang ditawarkan e-SPT, aplikasi e-SPT ini juga semakin
dipermudah karena saat ini secara situasional penggunaan dan keberadaan
komputer serta internet sangat mudah dijangkau diberbagai kalangan
masyarakat Indonesia.
Saat ini perusahaan besar telah diarahkan untuk menggunakan aplikasi
e-SPT, sedangkan untuk pelaporan SPT PPN sudah diwajibkan untuk
menggunakan aplikasi e-SPT. Hal ini berkaitan dengan sumber daya manusia
dan transaksi yang cukup banyak maka diharapkan e-SPT dapat memberikan
efisiensi dalam pelaporan perpajakannya, sehingga data pajak dapat ditangani
dengan lebih cepat, tepat, dan akurat. Serta berpotensi mengurangi
keterlambatan pelaporan ataupun penyampaian SPT oleh wajib pajak,
sehingga kepatuhan wajib pajak meningkat dan dengan begitu diharapkan
dapat meningkatkan penerimaan pajak. Disamping itu dengan adanya
peraturan bahwa wajib pajak diwajibkan mengisi SPT dengan benar, lengkap
dan jelas, maka e-SPT diharapkan menjadi salah satu media yang dapat
membantu wajib pajak dalam pengisian SPT.
Oleh karena itu berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan di
atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai penerapan e-SPT khususnya untuk mengetahui sejauh mana
efisiensi pengisian SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT menurut
persepsi wajib pajak dengan judul Hubungan antara Penerapan e-SPT dan
Efisiensi Pengisian SPT menurut Persepsi Wajib Pajak (Studi Kasus di
(20)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis dapat
merumuskan beberapa permasalahan untuk diteliti yakni:
1. Bagaimana penerapan e-SPT pada KPP Pratama Sleman menurut persepsi
wajib pajak?
2. Bagaimana efisiensi pengisian SPT menggunakan aplikasi e-SPT menurut
persepsi wajib pajak?
3. Apakah terdapat hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian
SPT menurut persepsi wajib pajak?
C. Batasan Penelitian
Di dalam penelitian ini penulis menetapkan beberapa batasan-batasan
dalam melakukan penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Responden merupakan pengguna aplikasi e-SPT langsung.
2. Beberapa data yang diambil atau pun digunakan merupakan data 4
(empat) tahun terakhir yakni tahun 2009-2012, data tersebut meliputi data
wajib pajak yang menggunakan e-SPT dan jumlah penerimaan pajak.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan e-SPT pada KPP Pratama Sleman menurut
(21)
2. Untuk mengetahui efisiensi pengisian SPT menggunakan e-SPT menurut
persepsi wajib pajak.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penerapan e-SPT dan
efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Direktorat Jenderal Pajak
Sebagai informasi bagi DJP dalam memahami aspek-aspek yang
berpengaruh terhadap penerimaan pajak sebagai salah satu tujuan dari
reformasi administrasi perpajakan melalui penerapan e-SPT dan sejauh
mana efisiensi dari penerapan e-SPT dan kendala-kendalanya.
2. Manfaat bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
Sebagai informasi dan bahan evaluasi atas penerapan e-SPT
sebagai salah satu bentuk penerapan sistem administrasi perpajakan
modern di lingkungan DJP khususnya KPP Pratama Sleman.
3. Manfaat bagi pembaca dan masyarakat
Sebagai informasi bermanfaat bagi masyarakat khususnya
mendorong kepercayaan masyarakat terhadap sistem administrasi
perpajakan modern di Indonesia. Juga sebagai salah satu referensi bagi
peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian khususnya
(22)
4. Manfaat bagi penulis
Penulis dapat memberikan pengalaman baru, pengetahuan, serta
aplikasi langsung di dalam memahami materi pengaruh penerapan e-SPT
terhadap tingkat efisiensi sistem administrasi perpajakan modern, serta
dapat memenuhi tugas akhir skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat
menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (satu).
E. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini meguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti sebagai dasar penulisan dalam melakukan penelitian
dan membuat pembahasan. Teori yang diuraikan adalah teori
mengenai pajak, self assessment, kepatuhan, modernisasi
administrasi pajak, wajib pajak, SPT, e-SPT, efisiensi, persepsi,
dan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
(23)
pengambilan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik pengolahan data, dan pengujian data.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menguraikan sekilas gambaran perusahaan tempat
penelitian dilakukan. Hal-hal yang diuraikan yaitu sejarah, lokasi
perusahaan gambaran wilayah kerja, visi dan misi perusahaan,
struktur organisasi, uraian jabatan, serta gambaran umum wajib
pajak di KPP Pratama Sleman.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan deskripsi data, dan hasil dari analisis data
serta pembahasan yang telah dilakukan.
Bab VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan deskripsi dan
analisis data serta pembahasan yang dilakukan oleh penulis,
keterbatasan dari penelitian yang dilakukan, dan beberapa masukan
(24)
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak
1. Pengertian Pajak
Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1), “Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang berlangsung
dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Menurut pasal 1 UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (KUP), “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.”
Berdasarkan definisi pajak di atas terdapat beberapa hal pokok
yang dapat disimpulkan, yaitu :
a. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya.
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
(25)
d. Pajak dipungut secara paksa (compulsory), bukan secara sukarela
(voluntary).
e. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah (rutin dan
pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.
2. Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber
keuangan negara) dan fungsi regulered (mengatur) dalam Mardiasmo
(2011:1) yaitu:
a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
b. Fungsi Regulered (Mengatur)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
B. Self Assessment
Self assessment system sebagai sistem penetapan pajak di Indonesia
telah diterapkan sejak tax reform tahun 1983, sebelumnya telah diberlakukan
official assessment system. Perbedaan official assessment system dengan self
(26)
Tabel 2.1. Perbedaan Official Assessment System dengan Self Assessment System OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM SELF ASSESSMENT SYSTEM Wewenang menentukan pajak terutang
Besarnya pajak terutang ditentukan oleh Fiskus
Besarnya pajak terutang ditentukan oleh wajib pajak Peran Wajib Pajak Wajib pajak bersifat pasif Wajib pajak bersifat aktif Peran Fiskus Bertindak aktif Bertindak sebagai fasilitator Timbulnya pajak
terutang
Timbul karena dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh Fiskus
Timbul karena UU dan karena terjadinya keadaan atau perbuatan.
Sumber: Mardiasmo (2011:7)
Di Indonesia, saat ini sistem pemungutan yang berlaku adalah self
assessment system yaitu ketetapan pajak yang ditetapkan oleh wajib pajak
dalam SPT. Dalam hal ini pemerintah (Dirjen Pajak) memberi kepercayaan
pada wajib pajak untuk menghitung dan menetapkan sendiri besarnya
kewajiban pajak yang harus dibayar.
Administrator perpajakan pada sistem self assessment berperan aktif
melaksanakan tugas-tugas pembinaan, pengawasan dan penerapan sanksi
terhadap penundaan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan
yang digariskan dalam peraturan perpajakan. Fungsi pengawasan memegang
peranan sangat penting dalam sistem self assessment, karena tanpa
pengawasan dalam kondisi tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih rendah,
mengakibatkan sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik, sehingga
wajib pajak pun akan melaksanakan kewajiban pajaknya dengan tidak benar
(27)
C. Kepatuhan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kepatuhan berarti tunduk
atau patuh pada ajaran atau aturan. Zain (www.elib.unikom.ac.id) menyatakan
bahwa:
Tax compliance merupakan suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi:
1. Wajib pajak paham atau berusaha memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, 3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, 4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Masalah kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting, karena jika
wajib pajak tidak patuh maka akan timbul keinginan untuk melakukan
tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak, yang
pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara
akan berkurang.
D. Modernisasi Administrasi Perpajakan
1. Pengertian Modernisasi Administrasi Perpajakan
Pengertian modernisasi administrasi perpajakan Sadhani dalam
Dwi (2010:8) menyatakan:
Modernisasi administrasi perpajakan adalah suatu proses reformasi pembaharuan dalam bidang administrasi pajak yang dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek teknologi informasi yaitu perangkat lunak, perangkat keras, dan sumber daya manusia dengan tujuan mencapai tingkat kepatuhan perpajakan dan tercapainya produktivitas kinerja aparat perpajakan yang tinggi, sehingga diharapkan dapat mengurangi praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
(28)
2. Aspek-aspek Sistem Administrasi Modern Perpajakan
Berdasarkan dari definisi di atas maka dapat kita simpulkan
terdapat tiga aspek yang mempengaruhi modernisasi administrasi
perpajakan, menurut Sadhani di dalam Dwi (2010:8) tiga aspek itu
meliputi:
a. Aspek Teknologi Informasi
Aspek teknologi informasi merupakan proses pembaharuan
dibidang teknologi informasi yang berkaitan dengan sistem
administrasi perpajakan.
b. Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek sumber daya manusia yaitu proses pembaharuan yang
dilakukan oleh pihak Direktorat Jendral Pajak mencakup keahlian
fiskus dalam menghitung pajak wajib pajak serta pemahaman tentang
pajak yang lebih baik daripada yang dahulu serta melakukan seleksi
pegawai yang ketat guna mendapatkan sumber daya manusia yang
berkualitas, dan penempatan aparat perpajakan sesuai kapasitasnya
pada struktur organisasi pada setiap kantor pelayanan pajak aspek
(29)
c. Aspek Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
Aspek perangkat keras merupakan suatu proses pembaharuan
yang meliputi dalam hal penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai, sedangkan perangkat lunak merupakan proses pembaharuan
meliputi struktur organisasi, kelembagaan, serta penyempurnaan dan
penyederhanaan sistem operasi agar lebih efektif dan efisien.
3. Tujuan Modernisasi Administrasi Perpajakan
Tujuan dari modernisasi administrasi perpajakan menurut
Abimanyu dalam Setiana, Kwang, dan Agustina (2010:135), merupakan
perbaikan untuk memperbaiki sistem yang sudah ada untuk meningkatkan:
a. Kepatuhan wajib pajak
b. Kepercayaan wajib pajak
c. Produktivitas pegawai
4. Karakteristik Modernisasi Administrasi Perpajakan
Konsep umum dari modernisasi administrasi perpajakan menurut
Kurnia dalam Dwi (2010:10) adalah “restruktur organisasi, penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi
dan informasi, penyempurnaan manajemen sumber daya manusia, dan
pelaksanaan good governance.” Adapun karakteristik modernisasi administrasi perpajakan adalah:
a. Seluruh kegiatan administrasi dilaksanakan melalui sistem administrasi
berbasis teknologi.
(30)
c. Seluruh wajib pajak wajib melaporkan kewajiban perpajakannya
menggunakan media komputer (e-SPT).
d. Monitoring kepatuhan wajib pajak dilaksanakan secara intensif.
5. Modernisasi yang dilakukan oleh DJP
Modernisasi yang dilakukan oleh DJP menurut Setiana, Kwang, dan Agustina (2010:136) meliputi:
a. Reformasi kebijakan, melalui amandemen UU perpajakan yakni UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, UU No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, UU Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung.
b. Reformasi administrasi, terkait dengan organisasi, teknologi informasi dan sumber daya manusia. Dalam bidang organisasi, kini telah dilakukan perubahan struktur organisasi berdasarkan per jenis pelayanan menjadi organisasi dengan struktur berdasarkan fungsi dengan menggabungkan ketiga kantor (KPP, KPPBB dan Karikpa) menjadi KPP Pratama. Selain KPP Pratama juga terdapat KPP Madya di setiap kantor wilayah dan 2 KPP Wajib Pajak Besar yang hanya ada di Jakarta. Selain itu terdapat petugas khusus yang disebut AR (Account Representative) yang bertugas mengawasi dan melayani wajib pajak.
c. Reformasi teknologi informasi, konsepnya menuju full automation, menuju administrasi internal yang paperless, efisiensi, customer oriented dan fungsi built-in control. Adapun tujuannya untuk mengurangi kontak langsung dengan wajib pajak, mudah, hemat dan cepat. Selain itu, akurat, efektif dan efisien dan pengawasan internal melalui built-in control system.
(31)
6. Perbandingan e-SPT dengan SPT manual
Tabel 2.2. Perbandingan E-SPT dengan SPT Manual
NO e-SPT SPT MANUAL
a. Penyampaian SPT dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/disket
Ada kemungkinan lampiran kurang lengkap (apalagi jika lampiran dalam jumlah yang cukup banyak), karena lampiran dalam bentuk hard copy.
b. Data perpajakan terorganisasi dengan baik.
Data perpajakan kurang terorganisasi karena tidak ada otomatisasi dalam pengisian.
c. Sistem aplikasi ini dapat mengorganisasikan data perpajakan dengan baik dan sistematis
Sistem kurang sistematis
d. Perhitungan dilakukan secara cepat dan tepat, karena
menggunakan sistem komputer
Ada kemungkinan terjadi kesalahan hitung, karena perhitungan
dilakukan manual. e. Kemudahan dalam membuat
Laporan Pajak (bagi pegawai DJP)
Pembuatan laporan pajak memakan waktu yang cukup lama, karena proses entri data
f. Data yang disampaikan wajib pajak selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan sistem komputer
Ada kemungkinan lampiran yang disampaikan tidak atau kurang lengkap.
g. Meminimalisir pemborosan penggunaan kertas (paper less).
Berpotensi untuk melakukan pemborosan kertas, karena adanya kesalahan yang mungkin timbul (karena SPT tidak boleh berisi coretan yang tidak perlu)
h. Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber daya yang cukup banyak (bagi pegawai DJP)
Ada potensi pengulangan pekerjaan dalam proses perekaman data dan juga potensi melakukan kesalahan entri data atau pun human error. i. Data-data yang disampaikan tidak
bisa diubah di Kantor pajak
Ada celah bagi pegawai DJP untuk bisa mengubah data pajak yang disampaikan wajib pajak.
(32)
E. Pengertian Wajib Pajak
Pasal 1 angka 2, UU No. 16 tahun 2009 tentang KUP disebutkan
bahwa, “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.”
F. Surat Pemberitahuan (SPT)
1. Pengertian SPT
Menurut UU No. 16 tahun 2009 mengenai KUP Pasal 1 angka 11,
“Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau
bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan”.
Adapun tata cara pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 2007, dengan kata lain SPT
merupakan sarana bagi wajib pajak antara lain untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak dan pembayarannya.
Dalam rangka keseragaman dan mempermudah pengisian serta
pengadministrasiannya, bentuk dan isi SPT, keterangan, dokumen yang
harus dilampirkan serta cara yang digunakan untuk menyampaikan SPT
(33)
Wajib pajak harus mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas:
a. Benar, artinya benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam
penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Lengkap, artinya memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan
objek pajak dan unsur-unsur lainnya yang harus dilaporkan dalam
SPT, dan
c. Jelas, artinya melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan
unsur-unsur lainnya yang harus dilaporkan dalam SPT.
Selain itu menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang
Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar.
2. Fungsi SPT
Dalam penjelasan pasal 3 ayat (1) UU No. 16 tahun 2009, fungsi
SPT dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu sebagai berikut:
a. Wajib Pajak Penghasilan
1) Sarana untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan
pajak yang sebenarnya terutang.
2) Melapor pembayaran/pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri dan atau melalui pemotongan/pemungut pihak lain dalam
satu tahun pajak/bagian tahun pajak.
3) Melaporkan pembayaran dari pemotong/pemungut tentang
(34)
dalam satu masa pajak, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b. Pengusaha Kena Pajak
1) Sarana untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan
jumlah Pajak Penghasilan (PPh) yang sebenarnya terutang.
2) Melaporkan tentang pembayaran/pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak lain dalam
satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
c. Pemotong/Pemungut Pajak
Sebagai sarana melapor dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
3. Jenis SPT
Menurut Mardiasmo (2011:34), jenis SPT dapat dilihat dari dua
klasifikasi, yaitu:
a. Berdasarkan bentuk dibagi dalam dua jenis
1) SPT berbentuk formulir kertas, dan
2) e-SPT.
b. Berdasarkan waktu pelaporan dibagi dalam dua jenis
1) SPT Masa, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang
(35)
2) SPT Tahunan, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang
dalam suatu tahun pajak.
4. Pengisian, Penyampaian, Penyelesaian, dan Pembetulan SPT
a. Pengisian dan Penyampaian SPT
Menurut Salsalina (2012:11) pengisian dan penyampaian SPT
dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Setiap wajib pajak mengisi SPT dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah,
dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor DJP tempat
wajib pajak terdaftar/dikukuhkan. Wajib pajak yang telah
mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang
selain rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia
dan mata uang selain Rupiah yang diizinkan.
2) Wajib pajak mengisi dan menyampaikan SPT dengan benar,
lengkap, jelas, dan menandatanganinya. Jika wajib pajak menunjuk
seorang kuasa, untuk mengisi dan menandatangani SPT, surat
kuasa khusus tersebut harus dilampirkan pada SPT. Sedangkan
untuk wajib pajak Badan SPT harus ditandatangani oleh
(36)
3) SPT disampaikan langsung oleh wajib pajak, diberi tanggal
penerimaan oleh pejabat yang ditunjuk dan kepada wajib pajak
diberikan bukti penerimaan. Penyampaian SPT dapat dikirimkan
melalui pos dengan tanda bukti pengiriman surat atau dengan cara
lain yang diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
b. Penyelesaian SPT
Menurut Mardiasmo (2011:32), prosedur peneyelesaian SPT
diantaranya, adalah:
1) Wajib pajak sebagaimana telah diatur dapat mengambil sendiri
SPT di tempat yang telah ditetapkan DJP, atau mengambil dengan
cara lain sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan misal dengan
mengakses situs DJP untuk mendapatkan formulir tersebut.
2) Wajib pajak wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas,
dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka
Arab, satuan mata uang Rupiah dan menandatangani serta
menyampaikan ke kantor DJP tempat wajib pajak
terdaftar/dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan DJP.
3) Wajib pajak yang mendapat izin Menteri Keuangan untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan bahasa asing dan mata uang
selain Rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia
dengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang
(37)
4) Penandatanganan SPT dapat dilakukan secara biasa dengan
tandatangan stempel atau tandatangan elektronik/digital, yang
semuanya memiliki kekuatan hukum yang sama.
5) Bukti-bukti yang harus dilampirkan dalam SPT, antara lain:
a) Untuk wajib pajak yang mengadakan pembukuan: laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta
keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya
penghasilan kena pajak.
b) Untuk SPT masa PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah
Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan, dan jumlah kekurangan atau
kelebihan pajak.
c) Untuk wajib pajak yang menggunakan norma perhitungan:
Perhitungan jumlah peredaran yang terjadi dalam tahun pajak
yang bersangkutan.
c. Pembetulan SPT
Menurut Mardiasmo (2011:33) jika pengisian SPT ternyata
terdapat kesalahan, maka wajib pajak atas kemauan sendiri dapat
membetulkan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka
waktu 2 (dua) tahun setelah saat terutang atau berakhirnya masa pajak,
dengan syarat:
1) DJP belum melakukan tindakan pemeriksaan. Pembetulan SPT
(38)
sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) sebulan atau
jumlah pajak yang kurang bayar, dihitung sejak penyampaian SPT
berakhir sampai dengan tanggal pembayaran pembetulan SPT.
2) Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan tetapi belum
dilakukan tindakan penyidikan. Selanjutnya wajib pajak dengan
kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatan
dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak
yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda
sebesar 2 (dua) kali jumlah pajak yang kurang bayar.
Sekalipun jangka waktu pembetulan SPT telah berakhir,
dengan syarat DJP belum menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP),
wajib pajak dengan kesadaran dapat mengungkap dalam suatu laporan
tersendiri atas ketidakbenaran pengisian SPT oleh wajib pajak, yang
menimbulkan akibat sebagai berikut:
1) Pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar/lebih kecil;
atau
2) Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil/lebih
besar, atau
3) Jumlah harta menjadi lebih kecil/lebih besar; atau
4) Jumlah modal menjadi lebih besar/lebih kecil.
Pajak yang kurang bayar timbul akibat pengungkapan serta
sanksi administrasi sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak kurang
(39)
5. Batas Waktu dan Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT
Batas penyampaian SPT dalam pasal 3 ayat 3 UU No. 16 tahun
2009 tentang KUP adalah:
a. SPT Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir masa pajak.
b. SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga)
bulan setelah berakhirnya tahun pajak.
c. SPT Tahunan PPh wajib pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan
setelah akhir tahun pajak.
Walaupun batas waktu penyampaian SPT telah ditetapkan, namun
wajib pajak dapat memperpanjang waktu penyampaian SPT tahunan untuk
paling lama 2 (dua) bulan dengan cara mengajukan surat permohonan
perpanjangan batas waktu penyampaian SPT tahunan kepada DJP dengan
disertai:
a. Alasan penundaan,
b. Surat pernyataan perhitungan sementara pajak terutang dalam satu
tahun pajak,
c. Bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terhutang
(40)
G. Surat Pemberitahuan Elektronik (E-SPT)
1. Pengertian e-SPT
Guna mewujudkan sistem administrasi perpajakan modern,
pemerintah menyediakan aplikasi yang dapat digunakan oleh wajib
pajakuntuk pengisian dan pelaporan SPT secara cepat, tepat, dan akurat.
Pengertian e-SPT menurut DJP adalah surat pemberitahuan beserta
lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara
elektronik atau dengan menggunakan media komputer yang digunakan
untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Aplikasi e-SPT diberikan cuma-cuma oleh DJP pada wajib pajak.
Aplikasi e-SPT dapat digunakan untuk merekam, memelihara, dan
men-generate data digital SPT serta mencetak SPT beserta lampirannya.
2. Tata Cara Pelaporan e-SPT
Tata cara pelaporan e-SPT adalah sebagai berikut (sumber:
www.pajakonline.com):
a. Wajib pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer
yang digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya.
b. Wajib pajak menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data
perpajakan yang akan dilaporkan, antara lain:
1) Data Identitas WP Pemotong/Pemungut dan Identitas WP yang
(41)
KPP, Pejabat Penandatangan, Kota, Format Nomor Bukti
Potong/Pungut, Nomor awal Bukti Potong/ Pungut, Kode Kurs
Mata Uang yang digunakan.
2) Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh
3) Faktur Pajak.
4) Data perpajakan yang terkandung dalam SPT.
5) Data Surat Setoran Pajak (SSP), seperti: Masa Pajak, Tahun Pajak,
tanggal setor, NTPP, kode MAP/KJS, dan jumlah pembayaran
pajak.
c. Wajib pajak yang telah memiliki sistem administrasi
keuangan/perpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data dari
sistem yang dimiliki Wajib Pajak kedalam aplikasi e-SPT dengan
mengacu kepada format data yang sesuai dengan aplikasi e-SPT.
d. Wajib pajak mencetak Bukti Potong/Pungut dengan menggunakan
aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang
dipotong/dipungut.
e. Wajib Pajak mencetak formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT
Masa PPN dan/atau SPT Tahunan PPh menggunakan aplikasi e-SPT.
Wajib Pajak menandatangani SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT
Tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT.
f. Wajib Pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi
(42)
g. Wajib Pajak melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik
ke KPP dengan membawa formulir Induk SPT Masa PPh/PPN
dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan e-SPT yang telah
ditandatangani beserta file data SPT yang tersimpan dalam media
komputer sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
h. Wajib Pajak melaporkan SPT secara elektronik ke KPP dengan
membawa formulir Induk SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan
PPh hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani dengan membawa
Berita Acara Serah Terima Informasi SPT yang dikirim secara
elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Tujuan e-SPT
Tujuan diterapkannya e-SPT menurut Salsalina (2012:21) antara
lain:
a. Penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan pada KPP dapat diukur dan dipantau, mengingat pada sistem manual sangat sulit dilakukan.
b. Penerapan sistem administrasi modern perpajakan yang meliputi penerapan e-SPT terhadap pengisian SPT menurut wajib pajak dapat ditelaah dan dikaji untuk pencapaian tujuan bersama.
c. Sebagai informasi, bahan evaluasi dan penerapan sistem administrasi modern perpajakan sehingga dapat mendorong reformasi administrasi perpajakan.
d. Sebagai informasi yang perlu diperhatikan DJP dalam memahami aspek yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yang merupakan salah satu tujuan dari modernisasi perpajakan melalui penerapan sistem administrasi modern perpajakan.
e. Memberi manfaat bagi masyarakat perpajakan di Indonesia.
f. Memberi manfaat bagi masyarakat umum maupun khusus sehingga mendorong kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan di Indonesia.
(43)
4. Kelebihan e-SPT
Aplikasi e-SPT dibuat dengan beberapa kelebihan (sumber:
www.pajak.go.id) antara lain:
a. Penyampaian SPT dapat dilakukan dengan cepat dan aman, karena
lampiran dalam bentuk media CD/flashdisk.
b. Data perpajakan terorganisasi dengan baik.
c. Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan
dengan baik dan sistematis.
d. Perhitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan
sistem komputer.
e. Kemudahan dalam perhitungan dan pembuatan Laporan Pajak.
f. Data yang disampaikan wajib pajak selalu lengkap, karena penomoran
formulir dengan menggunakan sistem komputer.
g. Menghindari pemborosan penggunaan kertas.
h. Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang
memakan sumber daya yang cukup banyak.
5. Jenis Fasilitas e-SPT
a. Jenis e-SPT
Saat ini jenis e-SPT yang tersedia di KPP Pratama yaitu:
1) E-SPT Masa PPh
2) E-SPT Tahunan PPh
(44)
b. Fasilitas e-SPT
1) Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT Masa PPh menurut
Salsalina (2012:24) sebagai berikut:
a) Fasilitas perekaman data secara terintegrasi
b) Register aplikasi
c) Data indentitas wajib pajak
d) Bukti potong/pungut PPh
e) Fasilitas melihat hasil perekaman
f) Hasil perekaman data dapat dilihat langsung oleh pengguna
aplikasi (wajib pajak) dalam bentuk formulir perpajakan.
g) Fasilitas mencetak hasil perekaman
Hasil perekaman data dapat dicetak langsung dalam bentuk
formulir perpajakan. Formulir yang dapat dicetak yaitu bukti
potong dan SPT.
h) Fasilitas pengiriman data hasil perekaman
Dengan aplikasi ini, data hasil perekaman dapat dikirim secara
on-line ke basis data DJP melalui jaringan internet.
2) Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT Tahunan PPh sebagai
berikut:
a) Fasilitas perekaman data secara terintegrasi.
b) Register aplikasi
c) Data identitas wajib pajak
(45)
e) Surat setoran pajak
f) Fasilitas melihat hasil perekaman.
g) Hasil perekaman data dapat dilihat langsung oleh pengguna
aplikasi (wajib pajak) dalam bentuk formulir perpajakan.
h) Fasilitas mencetak hasil perekaman
Hasil perekaman data dapat dicetak langsung dalam bentuk
formulir perpajakan. Formulir yang dapat dicetak yaitu bukti
potong dan SPT.
i) Fasilitas pengiriman data hasil perekaman
Dengan aplikasi ini, data hasil perekaman dapat dikirim secara
on-line ke basis data DJP melalui jaringan internet.
3) Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT Masa PPN sebagai
berikut:
a) Perekaman data SPT beserta lampirannya.
Sistem ini menyediakan fasilitas perekaan data SPT beserta
lampirannya, dan dapat melakukan perhitungan secara otomatis
pada saat perekaman serta sinkronisasi data lampiran dan SPT
induk.
b) Perekaman data SPT Pembetulan beserta lampirannya.
c) User Profiles
Sistem e-SPT memiliki kemampuan untuk mengatur profil
masing-masing pengguna sesuai tanggung jawabnya.
(46)
e) Impor data lampiran
Sistem ini memiliki kemampuan mengimpor data faktur pajak
dengan format tertentu, yang dihasilkan oleh sistem yang
digunakan wajib pajak atau data faktur pajak hasil ekspor dari
terminal sistem e-SPT lainnya.
f) Generate data digital SPT
Untuk menghasilkan data digital SPT yang akan diberikan ke
KPP dalam bentuk CD atau flashdisk atau dikirim secara
online.
6. Prosedur Pelaporan dan Pembetulan e-SPT
a. Prosedur pelaporan
Prosedur pelaporan berdasarkan PER-6/PJ/2009 mengenai Tata
Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam Bentuk Elektronik
adalah sebagai berikut:
1) Wajib pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem
komputer yang digunakan untuk keperluan administrasi
perpajakannya.
2) Wajib pajak menggunakan aplikasi untuk merekam data
perpajakan yang akan diproses.
3) Wajib pajak yang telah memiliki sistem administrasi
keuangan/perpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data
(47)
4) Wajib pajak mencetak bukti potong/pungut dengan menggunakan
aplikasi e-SPT dan menyampaikannya pada pihak yang
dipotong/dipungut.
5) Wajib pajak menandatangani SPT masa PPh dan/atau SPT tahunan
PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT.
6) Wajib pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan
aplikasi e-SPT dan disimpan dalam media elektronik (CD,
flashdisk)
7) Wajib pajak menyampaikan SPT ke KPP tempat wajib pajak
terdaftar dengan cara:
a) Secara langsung atau melalui pos dengan bukti pengiriman
surat, dengan membawa atau mengirimkan formulir induk SPT
Masa PPh dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan e-SPT
yang telah ditandatangani dan file data SPT yang tersimpan
dalam bentuk elektronik serta dokumen lain yang wajib
dilampirkan; atau
b) Melalui e-filling.
8) Wajib pajak diberikan tanda penerimaan SPT:
a) Penyampaian langsung, wajib pajak langsung diberi bukti
penyampaian.
b) Penyampaian melalui pos atau jasa ekspedisi/kurir, bukti
(48)
c) Penyampaian melalui e-filling diberi bukti penerimaan
elektronik.
b. Pembetulan e-SPT
Menurut modul sosialisasi e-SPT oleh DJP dalam Salsalina
(2012:32) cara pembetulan e-SPT sebagai berikut:
1) Pembetulan SPT yang telah disampaikan dalam bentuk elektronik
(e-SPT), wajib disampaikan dalam bentuk elektronik.
2) Pembetulan atas SPT yang disampaikan dalam bentuk kertas (hard
copy), dapat disampaikan dalam bentuk elektronik atau dalam
bentuk kertas.
H. Efisiensi
Kata efisiensi diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu efficiency,
dari asal katanya efficient. Oxford dictionary mendefinisikan efficient sebagai
berikut:
1. (of a system or machine) achieving maximum productivity with minimum
wasted effort of expense.
2. Prefenting the wasteful use of a particular resource.
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan beberapa pengertian:
1. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan/menghasilkan sesuatu dengan tidak
membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.
(49)
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi
adalah kemampuan melakukan sesuatu secara benar.
DJP dalam upayanya meningkatkan penerimaan pajak memberikan
suatu fasilitas berupa e-SPT. E-SPT diharapkan dapat meningkatkan efisiensi
dalam pengisian maupun pelaporan SPT, yaitu dengan sistem yang di buat
sedemikian rupa wajib pajak dapat mengisi dan melaporkan pajak terutang
secara efisien.
Seperti dalam UU No. 16 Tahun 2009 pasal 3 ayat (1) wajib pajak
wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas. Sehingga pengisian SPT
dikatakan efisien jika pengisian SPT dilakukan secara benar, benar yang
dimaksud adalah SPT diisi dengan benar, lengkap, dan jelas.
Benar berarti benar dalam perhitungan, penulisan dan keadaan yang
sebenarnya terjadi, lengkap berarti lengkap dalam memuat unsur-unsur yang
berkaitan dengan objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan dalam
SPT, dan jelas berarti jelas dalam melaporkan asal-usul atau sumber objek
pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan.
I. Persepsi
Kata persepsi diadopsi dari bahasa Inggris yaitu perception. Oxford
dictionary mendefinisikan perception, sebagai berikut:
1. The ability to see, hears, or become aware of something through the
senses.
(50)
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri memberikan
beberapa pengertian, yaitu:
1. Tanggapan; penerimaan langsung dari suatu serapan.
2. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera.
Persepsi merupakan hasil dari suatu proses yang dimulai dengan
adanya stimulus. Pemilihan stimulus yang masuk ke dalam proses dipengaruhi
oleh beberapa faktor tertentu, sehingga pada akhirnya persepsi yang terbentuk
juga turut dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut. Faktor-faktor yang
mempengaruhi menurut Mar’at dalam Salsalina (2012:35) diantaranya sebagai
berikut:
1. Kebutuhan dan nilai-nilai
Pada dasarnya indra manusia terus menerus menerima informasi,
informasi-informasi tersebut akan dipilah dan disisihkan. Manusia belajar
memprogram ulang dan memodifikasi informasi-informasi yang sampai ke
otak agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses penyesuaian ini
menghasilkan suatu set. Set tersebut didasarkan pada sebagian pengalaman
dimasa lalu dan sebagian kebutuhan dan nilai-nilai.
2. Emosi
Emosi menimbulkan efek yang signifikan terhadap pembentukan
persepsi. Seseorang yang berada di bawah pengaruh emosi yang kuat, akan
cenderung menghalangi masuknya stimuli yang berlawanan dengan emosi
tersebut karena manusia tidak dapat merasakan dua emosi berbeda pada
(51)
3. Tekanan sosial
Seseorang akan mengubah persepsinya untuk berkompromi dengan
kelompoknya. Persepsi tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman
individual, tetapi juga oleh tekanan sosial. Oleh sebab itu persepsi bersifat
dinamis dan selalu berubah.
J. Rerangka Pemikiran
1. Rerangka Pemikiran
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang didasarkan pada
undang-undang, yang bersifat memaksa dengan tidak ada imbal jasa
langsung. Pajak merupakan sumber utama pendapatan negara guna
pembiayaan pemerintah dan pembangunan nasional. Pajak bersifat
dinamis, mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat. Tuntutan akan peningkatan penerimaan pajak serta adanya
ketidakpuasan terhadap pelayanan perpajakan selama ini, memicu adanya
perbaikan dalam badan perpajakan Indonesia melalui reformasi perpajakan
dan berbagai modernisasi di bidang perpajakan.
Oleh sebab itu agar target penerimaan pajak tercapai, pelayanan
pajak harus didukung dengan fasilitas-fasilitas yang memicu peningkatan
kepatuhan wajib pajak. Salah satu cara memicu peningkatan kepatuhan
wajib pajak adalah dengan mempermudah wajib pajak dalam memenuhi
kewajibannya. Modernisasi yang ditunjukkan di bidang perpajakan adalah
(52)
software yang disediakan DJP guna memberi kemudahan dalam
penyampaian SPT.
Tujuan penerapan e-SPT ini sendiri antara lain:
a. Data perpajakan dapat terorganisasi dengan baik dan sistematis.
b. Mempermudah perhitungan dan pelaporan perpajakan.
c. Meminimalisir kesalahan teknis (dari manusia).
d. Memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pelaporan.
Namun dalam kenyataannya penerapan e-SPT ini tidak lepas dari
beberapa hambatan yang muncul, yaitu:
a. Kurangnya kemampuan dalam melakukan sinkronisasi format data
yang ada dengan format data yang diinginkan sistem ASP (Aplication
System Provider) dan sistem DJP.
b. Masih rendahnya kemampuan atau pemahaman SDM (sumber daya
manusia) dalam pengoperasian sistem e-SPT.
Oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui persepsi wajib
pajak atas penerapan e-SPT yang ada selama ini, yang dalam hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan wajib pajak.
Khususnya dalam kaitannya kepercayaan dan dukungan masyarakat (wajib
pajak) dengan upaya pemerintah untuk menyelenggarakan penghimpunan
dan pemanfaatan hasil pajak secara jujur, transparan, dan adil. Sehingga,
jika penerapan e-SPT ini dirasa bermanfaat maka pengisian SPT menurut
(53)
Latar Belakang
1. Peningkatan pelayanan kepada wajib pajak dalam rangka modernisasi administrasi perpajakan.
2. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
3. Sistem SPT manual berpotensi menimbulkan kesalahan input data.
Penerapan e-SPT Tujuan e-SPT:
1. Data perpajakan dapat terorganisir dengan baik dan sistematis.
2. Mempermudah perhitungan dan pelaporan perpajakan.
3. Meminimalisir kesalahan teknis (dari manusia).
4. Memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pelaporan.
Hambatan:
1. Kurang mampu dalam melakukan sinkronisasi format data yang ada pada wajib pajak badan dengan format data yang diinginkan oleh sistem DJP. 2. Masih rendahnya kemampuan
atau pemahaman SDM dalam pengoperasian e-SPT.
Persepsi wajib pajak atas penerapan e-SPT
Penerapan e-SPT mempunyai hubungan yang signifikan, terhadap efisiensi pengisian SPT.
Gambar 2.1. Rerangka Pemikiran
Sumber: Data Diolah
2. Rerangka Pemikiran Teoritis
Sebagai salah satu media pelaporan pajak SPT dinilai sangat
penting menurut UU No. 16 Tahun 2009 mengenai ketentuan umum dan
tata cara perpajakan, dalam pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa:
“Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar,
lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf
Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta
(54)
terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.”
Berkaitan dengan hal tersebut, maka pengisian SPT dikatakan
efisien ketika SPT diisi dengan tepat. SPT dikatakan diisi dengan tepat jika
sesuai ketentuan yang berlaku yaitu ketika wajib pajak dapat mengisi
dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan UU, hal ini dapat terwujud
dengan adanya penerapan e-SPT yang meliputi administasi berbasis
teknologi, kemampuan SDM, dan sarana dan prasarana yang memadai.
Gambar 2.2. Rerangka Pemikiran Teoritis
Sumber: Data Diolah
K. Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian telah dilakukan guna mengetahui sejauh mana
efektivitas modernisasi sistem administrasi perpajakan khususnya dalam
penerapan SPT. Sripeni (2011) meneliti mengenai pengaruh penerapan
e-SPT (masa PPN) terhadap efisiensi pengisian e-SPT (masa PPN) menurut
persepsi wajib pajak badan studi kasus pada KPP Madya Bandung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan e-SPT (Masa PPN) memiliki
pengaruh signifikan terhadap efisiensi pengisian SPT (Masa PPN), di dalam Penerapan e-SPT:
1. Administrasi berbasis teknologi 2. Kemampuan SDM 3. Sarana dan prasarana
Efisiensi pengisian SPT:
1. Benar 2. Lengkap 3. Jelas
(55)
penelitian tersebut juga dilakukan analisis korelasi yang menunjukkan adanya
hubungan antara penerapan e-SPT (masa PPN) dengan efiseinsi pengisian SPT
(masa PPN) dengan nilai koefisien korelasi yang masuk dalam kategori kuat.
Salsalina (2012) meneliti mengenai pengaruh penerapan e-SPT PPN terhadap
efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak: survei terhadap
pengusaha kena pajak pada KPP Pratama Majalaya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan e-SPT PPN berpengaruh signifikan terhadap
efisiensi pengisian SPT, di dalam metode penelitiannya juga dijelaskan bahwa
penelitian tersebut termasuk dalam penelitian asosiatif selain itu penelitian
tersebut menggunakan uji t untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
antar variabel yang diteliti dan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara penerapan e-SPT dengan efisiensi pengisian SPT.
Dwi (2010) dalam penelitiannya mengenai tinjauan atas penerapan sistem
administrasi perpajakan modern pada seksi pelayanan di Kantor Pelayanan
Pratama Bandung Kareses, menyimpulkan bahwa sistem administrasi
perpajakan sudah diterapkan dengan baik. Hardiningsih (2011) dalam
penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan
membayar pajak di kota Jepara, menyimpulkan bahwa kesadaran,
pengetahuan, pemahaman, persepsi, dan kualitas layanan signifikan
(56)
L. Hipotesis
Surat pemberitahuan (SPT) merupakan suatu instrumen penting dalam
perpajakan, karena SPT merupakan penghubung antara wajib pajak dengan
aparatur perpajakan dalam memenuhi pertanggungjawaban perpajakan. SPT
harus diisi dengan efisien dalam hal ini berarti diisi dengan tepat sesuai
dengan peraturan yang berlaku, Pasal 3 (1) UU No. 16 menyatakan bahwa
dalam pengisiannya wajib pajak wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap
dan jelas. Pengisian SPT secara manual dinilai memiliki beberapa kelemahan
khususnya dalam kebenaran perhitungan, kelengkapan pengisian, dan
kelengkapan keterangan yang menjelaskan asal usul objek pajak yang
dilampirkan, sehingga ada beberapa potensi yang dapat menimbulkan ketidak
efisienan atau ketidaktepatan dalam pengisian SPT.
Menurut DJP, E-SPT merupakan salah satu bentuk modernisasi
perpajakan yang dibuat untuk dapat membantu wajib pajak dalam mengisi dan
melaporkan pajak terutang yang dapat meminimalisir beberapa kelemahan
dari pengisian SPT secara manual.
Berdasarkan uraian di atas dan tujuan penelitian yang ketiga, maka
hipotesis yang diajukan meliputi Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif
(H1):
H0 : Tidak ada hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian
SPT menurut persepsi wajib pajak.
H1 : Ada hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT
(57)
41 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Bogdan
dan Bikien dalam Prima (2013) menyatakan, studi kasus merupakan pengujian
secara rinci terhadap suatu latar atau subjek atau satu peristiwa tertentu.
Penelitian ini tergolong penelitian studi kasus, karena penelitian hanya
terfokus pada wajib pajak di KPP Pratama Sleman, begitu juga dengan
kesimpulan atas hasil penelitian hanya berlaku untuk KPP Pratama Sleman.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang telah
menggunakan e-SPT yang terdaftar di KPP Pratama Sleman. Sedangkan objek
dalam penelitian ini adalah penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT
menurut persepsi wajib pajak. Wajib pajak yang dimaksud adalah wajib pajak
yang menggunakan aplikasi e-SPT.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan
(58)
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di KPP Pratama Sleman, Jalan Ring Road
Utara No. 10 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282.
E. Penetapan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Somantri dan Ali (2006:62) menyatakan bahwa, “populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit elementer, atau unit penelitian,
atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang dijadikan
sebagai objek penelitian.” Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang melaporkan e-SPT di KPP Pratama Sleman.
2. Sampel
Somantri dan Ali (2006:63) menyatakan bahwa, “sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu
sehingga dapat mewakili populasinya.” Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili) populasinya, maka sampel
harus valid. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari wajib pajak
yang melaporkan e-SPT di KPP Pratama Sleman.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dari populasi yang digunakan oleh penulis
adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut
(59)
sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap
elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian.”
Penentuan kriteria ini dimungkinkan karena penulis mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam sampelnya, dalam hal ini
pertimbangan penulis dalam memilih sampel yaitu responden yang dipilih
adalah orang yang mengoperasikan aplikasi e-SPT langsung dan yang sudah
mengikuti pelatihan e-SPT yang diadakan KPP Pratama Sleman.
Menurut Gay dan Diehl dalam Mustafa (2000:3), “untuk penelitian korelasional paling sedikit 30 elemen populasi.” Selain itu menurut Champion dalam Mustafa (2000:4) mengatakan bahwa, “sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain uji-uji
statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang
jumlahnya 30 s/d 60 atau dari 120 s/d 250.” 30 sampel digunakan sebagai jumlah sampel minimal yang dapat digunakan untuk penelitian, jumlah
tersebut ditetapkan dengan asumsi bahwa data dari 30 sampel dapat
menghasilkan data dengan distribusi normal.
Data tahun 2012 menunjukkan bahwa pengguna e-SPT berjumlah 330,
dari jumlah populasi tersebut menggunkan teknik purposive sampling dengan
2 kriteria yaitu responden yang mengoperasikan e-SPT langsung dan telah
mengikuti pelatihan yang diadakan DJP maka diperoleh 40 sampel yang telah
(60)
G. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
penerapan e-SPT yang disebut variabel X dan variabel efisiensi pengisian SPT
atau yang disebut variabel Y.
Variabel penerapan e-SPT diambil dari tiga aspek yang mempengaruhi
modernisasi administrasi perpajakan menurut Sadhani di dalam Dwi (2010:9),
yaitu:
1. Sistem administrasi berbasis teknologi didasarkan pada aspek teknologi
informasi. Variabel ini mengukur seberapa besar peranan e-SPT sebagai suatu modernisasi teknologi dapat mempermudah wajib pajak dalam proses pengisian form SPT.
2. Kemampuan sumber daya manusia (wajib pajak) didasarkan pada aspek
sumber daya manusia. Variabel ini mengukur seberapa besar kemampuan
wajib pajak sebagai pengguna SPT dalam mengoperasikan aplikasi
e-SPT dan sehingga dapat mengoptimalkan penggunaannya.
3. Sarana dan prasarana yang mendukung didasarkan pada aspek perangkat
lunak dan perangkat keras. Variabel ini mengukur ketersediaan sarana dan
prasarana yang dimiliki wajib pajak guna mendukung terlaksananya
(61)
Variabel efisiensi pengisian SPT didasarkan kriteria bahwa wajib pajak
wajib dikatakan mengisi SPT secara efisien menurut UU No. 16 Tahun 2009
pasal 3 ayat (1) dengan:
1. Benar yang berarti benar dalam perhitungan, penulisan dan keadaan yang
sebenarnya terjadi. Variabel ini mengukur seberapa besar kemampuan
aplikasi e-SPT dalam mengurangi kesalahan perhitungan nominal-nominal
rupiah di dalamnya dengan adanya sistem komputerisasi dalam
penghitungan, selain itu juga seberapa besar e-SPT mengurangi kesalahan
penyajian penulisan, dan juga seberapa besar e-SPT dapat meminimalisir
keterangan-keterangan fiktif yang diberikan dengan adanya integrasi
sistem yang dapat mendeteksi kelengkapan lampiran yang dapat
menjelaskan semua nominal yang dilaporkan.
2. Lengkap yang berarti lengkap dalam memuat unsur-unsur yang berkaitan
dengan objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT.
Variabel ini mengukur seberapa besar kemampuan aplikasi e-SPT dalam
membantu wajib pajak melengkapi unsur-unsur yang berkaitan dengan
objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT.
3. Jelas yang berarti jelas dalam melaporkan asal-usul atau sumber objek
pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan. Variabel ini mengukur
seberapa besar kemampuan aplikasi e-SPT dalam membantu pelaporan
(62)
H. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat tiga teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:
a. Teknik Survei
Teknik survei menurut Jogiyanto (2008:3) dijelaskan sebagai
berikut:
survei atau jejak-pendapat atau lengkapnya self-administrated survey adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden-responden secara tertulis. Survei dilakukan dengan menanyakan pertanyaan kepada responden tanpa komunikasi langsung dan didukung dengan sarana kuesioner.
Penulis menggunakan skala interval Likert dalam penyajian
pilihan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Menurut Somantri dan
Ali (2006:35), “skala Likert adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang dengan menempatkan kedudukan
sikapnya pada kesatuan perasaan kontinum yang berkisar dari “sangat positif” hingga “sangat negatif” terhadap suatu objek (objek
psikologis).”
Setiap item-item Likert harus secara jelas positif dan negatifnya
dengan memperhatikan objek sikapnya. Penulis menggunakan item
positif dalam penyajiaan kuesionernya. Menurut Somantri dan Ali
(2006:36), “item positif adalah item-item yang disusun dengan pernyataan yang menyatakan kepercayaan yang baik tentang perasaan
terhadap objek sikap, atau memberikan isyarat mendukung terhadap
(63)
Bentuk tingkat preferensi jawaban dengan skala Likert yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu 1 untuk “Sangat Tidak Setuju”, 2
untuk “Tidak Setuju”, 3 untuk “Ragu-ragu”, 4 untuk “Setuju”, dan 5
untuk “Sangat Setuju”.
b. Teknik Wawancara
Teknik wawancara menurut Somantri dan Ali (2006:32)
dijelaskan sebagai berikut:
teknik wawancara yaitu teknik pengumpulan data dari responden (sumber data) atas dasar inisiatif pewawancara (peneliti) dengan menggunakan alat berupa pedoman atau skedul wawancara, yang dilakukan secara tatap muka (personal, face to face interview) maupun melalui telepon (telephone interview).
c. Teknik Dokumentasi Data
Menurut Somantri dan Ali (2006:33), teknik ini dilakukan
dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai
relevansi dengan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan, membaca, dan mencermati arsip-arsip yang berkaitan
dengan penelitian ini.
2. Teknik Pengolahan Data
Terdapat tiga langkah dalam pengolahan data penelitian ini,
serperti yang telah dijelaskan oleh Siregar (2010:206) sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau pemeriksaan data yang
telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan
(1)
L. Contoh Formulir 1111 Induk SPT PPN
(2)
M. Surat Pengantar Penelitian
Kepada Bapak/Ibu/Sdr.________ di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penelitian untuk penyusunan tugas ahkir, sebagai syarat menyelesaikan studi Strata 1 Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Dengan ini saya mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr. untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian saya.
Angket ini ditujukan untuk diisi oleh Bapak/Ibu/Sdr. dengan menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan. Saya mengharapkan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr. berikan nantinya adalah jawaban obyektif, jujur, dan apa adanya agar diperoleh hasil maksimal. Dalam pengisian kuesioner ini, Bapak/Ibu/Sdr. cukup mengisi pada kolom atau memilih pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Saya akan menjamin kerahasiaan data yang Bapak/Ibu/Sdr. berikan, karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan penelitian dan tidak untuk dipublikasikan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis hubungan penerapan e-SPT dengan efisiensi pengisian e-SPT. Adapun judul penelitian ini adalah
“HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI
PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK (Studi Kasus di KPP Pratama Sleman)”.
Demikian surat pengantar ini kami sampaikan, jawaban Bapak/Ibu/Sdr. yang sangat berharga dan sangat membantu senantiasa saya tunggu. Atas perhatian serta partisipasi yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, ___________2013 Hormat saya,
(3)
N. Kuesioner Penelitian
1. Identitas Responden Wajib Pajak Orang Pribadi
a. Nama Responden : _______________________________________ (pertanyaan ini tidak bersifat wajib untuk diisi oleh responden)
b. Jenis Kelamin
-c. Usia : ___________________________________ tahun d. Pendidikan formal terakhir yang diselesaikan :
e. Pendidikan lain yang pernah ditempuh : _______________________ f. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
g. Jenis e-SPT yang digunakan :
-SPT PPh 1770 _______________________ -SPT PPh 1770s
(4)
2. Identitas Responden Wajib Pajak Badan
a. Nama Perusahaan : _____________________________________ b. Alamat Perusahaan : _____________________________________ c. Nama Responden : _____________________________________
(pertanyaan ini tidak bersifat wajib untuk diisi oleh responden) d. Jenis Kelamin :
-laki
e. Usia : _________________________________ tahun f. Pendidikan formal yang terakhir berhasil diselesaikan:
g. Pendidikan lain yang pernah ditempuh: _______________________ h. Bekerja di bagian atau divisi : ______________________________ i. Lama bekerja di perusahaan : ______________________________ j. Lama bekerja di divisi : ______________________________ k. Memiliki NPWP (nomor pokok wajib pajak:
l. Jenis e-SPT yang digunakan : -SPT PPh 1771
-SPT Masa PPN
(5)
3. Pertanyaan Kuesioner
Variabel X (Penerapan e-SPT)
No. Pertanyaan STS TS R S SS Sistem Administrasi Berbasis Teknologi
1. E-SPT mempercepat proses pengisian SPT .
2. E-SPT mempermudah proses pengisian SPT.
3. Proses perekaman data dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
4. Aplikasi e-SPT mudah dimengerti dan digunakan.
5. Pengubahan data keuangan dari software perusahaan dapat dilakukan dengan mudah menggunakan e-SPT.
6. E-SPT mempercepat dan mempermudah proses pelaporan.
Kemampuan Sumber Daya Manusia (wajib pajak)
7. Wajib pajak memiliki pengetahuan cukup dalam menggunakan aplikasi e-SPT.
8. Wajib pajak mampu menggunakan e-SPT dengan baik.
9. Wajib pajak tidak mengalami kesulitan saat menggunakan e-SPT.
Sarana dan Prasarana yang Mendukung
10. Wajib pajak memiliki media yang mendukung diterapkannya aplikasi e-SPT. (contoh: perangkat komputer, software, jaringan internet, dsb)
11. Aplikasi e-SPT mudah didapatkan dan diakses.
12. Instalasi aplikasi e-SPT dapat dilakukan dengan mudah.
VARIABEL Y
(EFISIENSI PENGISIAN SPT) Benar
13. E-SPT meminimalisir kesalahan pengolahan data pajak.
14. E-SPT cepat mendeteksi kesalahan.
15. E-SPT mempercepat proses perhitungan.
(6)
Lengkap
16. E-SPT membantu memandu pengisian unsur-unsur objek pajak dengan lengkap. 17. E-SPT meminimalisir pengisian SPT
dengan tidak lengkap.
Jelas
18. Menggunakan e-SPT sumber objek pajak dapat disertakan dengan jelas. 19. E-SPT meminimalisir kurangnya
lampiran dokumen pendukung yang harus disertakan.
20. E-SPT membantu mengorganisir lampiran yang harus disertakan.