Hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak : studi kasus di kantor pelayanan pajak pratama sleman.
ABSTRAK
HUBUNGAN PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK
(Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman) Yunastiti
NIM: 092114055 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Direktorat Jenderal Pajak, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak terhadap wajib pajak melakukan reformasi teknologi administrasi dengan menerapkan sistem elektronik (e-SPT) dalam pelaporan pajak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan e-SPT di wilayah KPP Pratama Sleman dan efisiensi pengisian SPT dengan menggunakan e-SPT menurut persepsi wajib pajak. Serta mengetahui hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian e-SPT di wilayah KPP Pratama Sleman menurut persepsi wajib pajak.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survei, wawancara, dan dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah skala sikap untuk mengetahui seberapa besar optimalisasi penerapan e-SPT dan seberapa besar efisiensi pengisian SPT, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT dianalisis dengan menggunakan
Spearman Rank Correlation.
Hasil yang diperoleh menunjukkan penerapan e-SPT di KPP Pratama Sleman menurut persepsi wajib pajak sangat optimal dan efisiensi pengisian SPT menggunakan e-SPT menurut persepsi wajib pajak sangat efisien, selain itu dari hasil uji Spearman Rank Correlation ada hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak di KPP Pratama Sleman.
(2)
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN THE APPLICATION OF ELECTRONIC ANNUAL TAX NOTICE AND THE EFFICIENCY OF FILLING OUT THE
FORM OF ANNUAL TAX NOTICE BASED ON THE PERCEPTION OF TAXPAYERS
A Case Study at the Office of PratamaTax Service, Sleman Yunastiti
Student Number: 092114055 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
Directorate General of Taxation has been implementing an electronic system (e-SPT) of tax reporting to improve the quality of tax services for taxpayers. This study aims to evaluate the application of e-SPT at Pratama Tax Service Office of Sleman and to asses the efficiency of filling out the form of annual tax notice using e–SPT method based on the taxpayers’ perception. Further, this research also aims to reveal the relationship between the implementation of the e-SPT and the efficiency of the filling out of the form of annual tax notice.
This research is a case study. The sampling technique used was purposive sampling method. Data collection techniques employed were surveys, interviews, and documentation. The tools of analysis were the scale of attitude to evaluate the level of optimization of the implementation of e-SPT and the efficiency of the filling out of the form, while the relationship between the implementation of the e-SPT and the efficiency of the filling out of the form was analyzed using the Spearman Rank Correlation.
The result shows that the application of e-SPT at the Pratama Tax Service Office of Sleman was highly optimal and the efficiency of the filling out of the form using e-SPT was highly efficient. Further, the Spearman Rank Correlation test shows that, based on taxpayers’ perceptions, there was a definite relationship between the application of e-SPT and the efficiency of the filling out of the form.
(3)
i
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: YUNASTITI NIM : 092114055
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
ii S k r i p s i
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
Oleh: YUNASTITI NIM: 092114055
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing 1
Dra. YMF. Gien Agustinawansari MM., Ak.,
Pembimbing 2
Josephine Wuri S.E., M.Si., Tanggal: 02 Oktober 2013
(5)
iii S k r i p s i
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman Dipersiapakan dan ditulis oleh:
YUNASTITI NIM : 092114055
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 21 Oktober 2013 Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno A. S.E., M.Si., Ak., ... Sekretaris Lisia Apriani S.E., M.Si., Akt., QIA., ... Anggota Dra. YFM. Gien Agustinawansari M.M., Ak., ... Anggota Josephine Wuri S.E., M.Si., ... Anggota Drs. YP. Supardiyono M.Si., Akt., QIA., ...
(6)
iv
Let your hope make you glad. Be patient in time of trouble & never stop praying. (Romans 12:12)
Yesterday is history, tomorrow is a mystery, and today? Today is a gift. That’s why we call it the “present”.
(Babatude Olatunji)
It is our choices that show what we truly are, far more than our abilities. (J.K. Rowling)
If you want to be happy, be. (Leo Tolstoy)
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Ibuku Elisabeth Sunarsih dan Bapakku Yohanes Darsono, untuk segala yang diberikan dan tak mungkin terbalas
Adik kecilku Ananta Teguh Prakosa, untuk setiap penghiburan yang diberikan
Teman-teman tersayang untuk segala persahabatan dan setiap bentuk proses pendewasaan yang diberikan serta masa-masa indah sampai detik ini.
(7)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Oktober 2013 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan karya orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 02 Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,
(8)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yunastiti
Nomor Mahasiswa : 092114055
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 02 Oktober 2013
Yang menyatakan
YUNASTITI
(9)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat yang luar biasa untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Proses penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak sekali pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama S.J. selaku Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt., selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Josephine Wuri S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing selama proses pembelajaran di Universitas Sanata Dharma.
4. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu.
5. Bpk. Sunoto selaku kepala KPP Pratama Sleman, Bpk. Indriyanto selaku pelaksana Seksi Pengolahan Data Dan Informasi, Ibu Endang selaku
(10)
viii
pelaksana Sub. Bagian Umum, dan karyawan KPP Pratama Sleman lainnya yang telah banyak membantu kelancaran proses penelitian ini.
6. Orang tua penulis, Bapak Yohanes Darsono dan Ibu Elisabeth Sunarsih, beserta keluarga besar yang selalu memperhatikan, memberi masukan, memberi semangat dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Adek kecil ku Ananta Teguh Prakosa, yang mengajari banyak hal dan memberi penghiburan.
8. Anis, Bekti, Dian, dan Arum sahabat seperjuangan yang banyak membantu, menemani, dan memberi dukungan dari mulai perijinan, penyebaran kuesioner, dan pengolahan data. I love u all.
9. My lovely friend Ita, yang bersedia menemani perjalanan hidup dan berproses bersama sampai saat ini.
10. Anis, Bekti, Teo, dan Ika, teman seperjuangan dari awal masuk kuliah. Terima kasih sudah memberi warna dalam hidupku, dan terima kasih sudah berproses bersama selama ini. God bless us girls.
11. Teman-teman MPT, Dian, Risa, Elyunai, Bayu, Andre, Sari, Rosa, Patrick, Dian emi, Joan, Feny Tabi, Dicsa yang selalu memberi dukungan dan semangat selama proses penyelesaian skripsi.
12. Teman-teman mahasiswa Akuntansi angkatan 2009 khususnya kelas B yang telah berproses bersama di Universitas Sanata Dharma.
13. Seluruh Responden, atas waktu yang diberikan untuk mengisi kuesioner ini. Penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan para Responden.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
(11)
ix
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan karena berbagai keterbatasan, baik pengetahuan maupun pengalaman. Namun, penulis berharap supaya skirpsi ini memberikan banyak manfaat bagi banyak pihak dan pembaca.
Yogyakarta, 02 Oktober 2013
(12)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
ABSTRACT ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Batasan Penelitian... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Pajak ... 8
1. Pengertian Pajak ... 8
2. Fungsi Pajak ... 9
B. Self Assessment ... 9
C. Kepatuhan ... 11
D. Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 11
1. Pengertian Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 11
2. Aspek-aspek Sistem Administrasi Modern Perpajakan ... 12
3. Tujuan Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 13
4. Karakteristik Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 13
5. Modernisasi yang dilakukan oleh DJP ... 14
6. Perbandingan e-SPT dengan SPT manual... 15
E. Pengertian Wajib Pajak ... 16
F. Surat Pemberitahuan (SPT) ... 16
1. Pengertian SPT ... 16
2. Fungsi SPT ... 17
3. Jenis SPT ... 18
4. Pengisian, Penyampaian, Penyelesaian, dan Pembetulan SPT 19 5. Batas Waktu dan Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT .... 23
G. Surat Pemberitahuan Elektronik (E-SPT) ... 24
1. Pengertian e-SPT ... 24
2. Tata Cara Pelaporan e-SPT ... 24
3. Tujuan e-SPT ... 26
4. Kelebihan e-SPT ... 27
(13)
xi
5. Jenis Fasilitas e-SPT ... 27
6. Prosedur Pelaporan dan Pembetulan e-SPT ... 30
H. Efisiensi ... 32
I. Persepsi ... 33
J. Rerangka Pemikiran ... 35
1. Rerangka Pemikiran ... 35
2. Rerangka Pemikiran Teoritis ... 37
K. Penelitian Sebelumnya ... 38
L. Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Jenis Penelitian ... 41
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 41
C. Waktu Penelitian... 41
D. Tempat Penelitian ... 42
E. Penetapan Populasi dan Sampel ... 42
F. Teknik Pengambilan Sampel ... 42
G. Variabel Penelitian ... 44
H. Pengumpulan Data ... 46
1. Teknik Pengumpulan Data ... 46
2. Teknik Pengolahan Data ... 47
3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 48
4. Teknik Analisa Data ... 50
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 54
A. Sejarah KPP Pratama Sleman ... 54
B. Gambaran Wilayah Kerja ... 55
C. Visi dan Misi KPP Pratama Sleman ... 55
1. Visi Pelayanan ... 55
2. Misi Pelayanan ... 56
D. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman... 56
E. Uraian Jabatan ... 57
F. Gambaran Umum Wajib Pajak ... 59
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Deskripsi Data ... 61
B. Gambaran Responden ... 63
C. Analisis Data... 66
1. Pengujian Instrumen Penelitian... 66
2. Analisis Kuesioner terhadap Penerapan E-SPT ... 69
3. Analisis Kuesioner terhadap Efisiensi Pengisian SPT ... 70
4. Analisis Hubungan antara Penerapan E-SPT dan Efisiensi Pengisian SPT ... 71
D. Interprestasi Penelitian dan Pembahasan ... 72
1. Interprestasi Penelitian ... 72
2. Pembahasan ... 73
BAB VI PENUTUP ... 81
A. Kesimpulan ... 81
(14)
xii
C. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 85
LAMPIRAN ... 88
A. Surat Ijin Penelitian ... 89
B. Tabel Jawaban Kuesioner ... 90
Tabel Jawaban Kuesioner ... 91
C. Tabel Data SPSS untuk Spearman’s Coefficient Correlation ... 92
D. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Penerapan E-SPT ... 94
E. Hasil Perhitungan Validitas Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 97
F. Hasil Perhitungan Reliabilitas Variabel Penerapan E-SPT ... 100
G. Hasil Perhitungan Reliabilitas Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 101
H. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Spearman ... 102
I. Tabel Penafsiran Koefisien Korelasi Guilford Empirical Rules 102 J. Tabel Nilai-nilai r Product Momment ... 103
K. Tabel Ditribusi t ... 104
L. Contoh Formulir 1111 Induk SPT PPN ... 105
M. Surat Pengantar Penelitian ... 106
N. Kuesioner Penelitian ... 107
1. Identitas Responden Wajib Pajak Orang Pribadi ... 107
2. Identitas Responden Wajib Pajak Badan ... 108
3. Pertanyaan Kuesioner... 109
(15)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan Official Assessment System dengan Self Assessment
System ... 10
Tabel 2.2. Perbandingan e-SPT dengan SPT Manual ... 15
Tabel 3.1. Nilai (score) Jawaban ... 48
Tabel 3.2. Batas Skor Reliabilitas Alpha Cronbach ... 49
Tabel 3.3. Perhitungan Batas Skala Sikap ... 51
Tabel 3.4. Kategori Skor Skala Sikap ... 51
Tabel 4.1. Komposisi Wajib Pajak Th. 2011 ... 59
Tabel 4.2. Wajib Pajak Pengguna E-SPT ... 60
Tabel 5.1. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Kuesioner ... 62
Tabel 5.2. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Penerapan E-SPT ... 62
Tabel 5.3. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 63
Tabel 5.4. Umur Responden ... 63
Tabel 5.5. Pendidikan Formal Responden ... 64
Tabel 5.6. Jabatan Responden ... 65
Tabel 5.7. Lama Kerja di Perusahaan Responden ... 66
Tabel 5.8. Jenis E-SPT yang Digunakan ... 66
Tabel 5.9. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan E-SPT ... 67
Tabel 5.10. Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 68
Tabel 5.11. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penerapan E-SPT ... 68
Tabel 5.12. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Efisiensi Pengisian SPT ... 69
Tabel 5.13. Persepsi Wajib Pajak terhadap Penerapan E-SPT ... 69
Tabel 5.14. Persepsi Wajib Pajak terhadap Efisiensi Pengisian SPT ... 70
(16)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Rerangka Pemikiran ... 37 Gambar 2.2. Rerangka Pemikiran Teoritis ... 38 Gambar 4.1. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman... 56
(17)
xv ABSTRAK
HUBUNGAN PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK
(Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman) Yunastiti
NIM: 092114055 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Direktorat Jenderal Pajak, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak terhadap wajib pajak melakukan reformasi teknologi administrasi dengan menerapkan sistem elektronik (e-SPT) dalam pelaporan pajak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan e-SPT di wilayah KPP Pratama Sleman dan efisiensi pengisian SPT dengan menggunakan e-SPT menurut persepsi wajib pajak. Serta mengetahui hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian e-SPT di wilayah KPP Pratama Sleman menurut persepsi wajib pajak.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survei, wawancara, dan dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah skala sikap untuk mengetahui seberapa besar optimalisasi penerapan e-SPT dan seberapa besar efisiensi pengisian SPT, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT dianalisis dengan menggunakan
Spearman Rank Correlation.
Hasil yang diperoleh menunjukkan penerapan e-SPT di KPP Pratama Sleman menurut persepsi wajib pajak sangat optimal dan efisiensi pengisian SPT menggunakan e-SPT menurut persepsi wajib pajak sangat efisien, selain itu dari hasil uji Spearman Rank Correlation ada hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak di KPP Pratama Sleman.
(18)
xvi ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN THE APPLICATION OF ELECTRONIC ANNUAL TAX NOTICE AND THE EFFICIENCY OF FILLING OUT THE
FORM OF ANNUAL TAX NOTICE BASED ON THE PERCEPTION OF TAXPAYERS
A Case Study at the Office of PratamaTax Service, Sleman Yunastiti
Student Number: 092114055 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
Directorate General of Taxation has been implementing an electronic system (e-SPT) of tax reporting to improve the quality of tax services for taxpayers. This study aims to evaluate the application of e-SPT at Pratama Tax Service Office of Sleman and to asses the efficiency of filling out the form of annual tax notice using e–SPT method based on the taxpayers’ perception. Further, this research also aims to reveal the relationship between the implementation of the e-SPT and the efficiency of the filling out of the form of annual tax notice.
This research is a case study. The sampling technique used was purposive sampling method. Data collection techniques employed were surveys, interviews, and documentation. The tools of analysis were the scale of attitude to evaluate the level of optimization of the implementation of e-SPT and the efficiency of the filling out of the form, while the relationship between the implementation of the e-SPT and the efficiency of the filling out of the form was analyzed using the Spearman Rank Correlation.
The result shows that the application of e-SPT at the Pratama Tax Service Office of Sleman was highly optimal and the efficiency of the filling out of the form using e-SPT was highly efficient. Further, the Spearman Rank Correlation test shows that, based on taxpayers’ perceptions, there was a definite relationship between the application of e-SPT and the efficiency of the filling out of the form.
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan negara dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan nasional. Pajak memiliki tujuan yakni untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan dan peningkatan sarana publik.
Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dibawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Dari tahun ke tahun target penerimaan pajak senantiasa mengalami peningkatan, dan dari tahun ke tahun pula DJP berusaha mencapai target tersebut dengan peningkatan-peningkatan penerimaan pajak setiap tahunnya.
Mulai tahun 2009 hingga tahun 2012 penerimaan pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman menunjukkan peningkatan. Penerimaan pajak tahun 2009 sebesar Rp 586,908 miliar, di tahun 2010 meningkat menjadi Rp 685,742 miliar, sedang di tahun 2011 meningkat kembali menjadi Rp 721,181 miliar, dan terakhir di tahun 2012 penerimaan pajak tercatat sebesar Rp 960,842 miliar.
Tuntutan akan peningkatan penerimaan pajak mendorong DJP untuk terus melakukan reformasi perpajakan berupa penyempurnaan kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal serta memberikan
(20)
2
pelayanan prima kepada wajib pajak. Saat ini DJP melakukan modernisasi sistem administrasi perpajakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan sehingga dapat meningkatkan penerimaan negara. Modernisasi yang dilakukan DJP sendiri meliputi tiga hal, yakni reformasi kebijakan, administrasi, dan teknologi informasi.
Modernisasi administrasi dan teknologi informasi perpajakan merupakan salah satu reformasi yang dilakukan DJP sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan perpajakan terhadap wajib pajak. Selain itu juga sebagai salah satu pemicu peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam membayar kewajibannya yaitu dengan dikembangkannya pelaporan pajak terutang dengan menggunakan elektronik SPT (e-SPT).
Modernisasi dalam bidang ini dibentuk dikarenakan pelaporan pajak terutang melalui SPT manual masih dinilai memiliki kelemahan khususnya bagi wajib pajak yang harus melampirkan dokumen (hardcopy) dalam jumlah cukup banyak, sementara proses perekaman data juga memakan waktu cukup lama. Selain itu dapat terjadi kesalahan (human error) dalam proses ulang perekaman data secara manual oleh fiskus.
E-SPT merupakan aplikasi (software) yang dibuat oleh DJP untuk digunakan oleh wajib pajak guna memudahkan dalam penyampaian SPT. Penggunaan e-SPT dimaksudkan agar semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan dengan baik, lancar, akurat serta mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga kepatuhan wajib pajak diharapkan akan mengalami peningkatan. Selain berbagai
(21)
kelebihan yang ditawarkan e-SPT, aplikasi e-SPT ini juga semakin dipermudah karena saat ini secara situasional penggunaan dan keberadaan komputer serta internet sangat mudah dijangkau diberbagai kalangan masyarakat Indonesia.
Saat ini perusahaan besar telah diarahkan untuk menggunakan aplikasi e-SPT, sedangkan untuk pelaporan SPT PPN sudah diwajibkan untuk menggunakan aplikasi e-SPT. Hal ini berkaitan dengan sumber daya manusia dan transaksi yang cukup banyak maka diharapkan e-SPT dapat memberikan efisiensi dalam pelaporan perpajakannya, sehingga data pajak dapat ditangani dengan lebih cepat, tepat, dan akurat. Serta berpotensi mengurangi keterlambatan pelaporan ataupun penyampaian SPT oleh wajib pajak, sehingga kepatuhan wajib pajak meningkat dan dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak. Disamping itu dengan adanya peraturan bahwa wajib pajak diwajibkan mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas, maka e-SPT diharapkan menjadi salah satu media yang dapat membantu wajib pajak dalam pengisian SPT.
Oleh karena itu berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan e-SPT khususnya untuk mengetahui sejauh mana efisiensi pengisian SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT menurut persepsi wajib pajak dengan judul Hubungan antara Penerapan e-SPT dan Efisiensi Pengisian SPT menurut Persepsi Wajib Pajak (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman).
(22)
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan untuk diteliti yakni:
1. Bagaimana penerapan e-SPT pada KPP Pratama Sleman menurut persepsi wajib pajak?
2. Bagaimana efisiensi pengisian SPT menggunakan aplikasi e-SPT menurut persepsi wajib pajak?
3. Apakah terdapat hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak?
C. Batasan Penelitian
Di dalam penelitian ini penulis menetapkan beberapa batasan-batasan dalam melakukan penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Responden merupakan pengguna aplikasi e-SPT langsung.
2. Beberapa data yang diambil atau pun digunakan merupakan data 4 (empat) tahun terakhir yakni tahun 2009-2012, data tersebut meliputi data wajib pajak yang menggunakan e-SPT dan jumlah penerimaan pajak.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan e-SPT pada KPP Pratama Sleman menurut persepsi wajib pajak.
(23)
2. Untuk mengetahui efisiensi pengisian SPT menggunakan e-SPT menurut persepsi wajib pajak.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Direktorat Jenderal Pajak
Sebagai informasi bagi DJP dalam memahami aspek-aspek yang berpengaruh terhadap penerimaan pajak sebagai salah satu tujuan dari reformasi administrasi perpajakan melalui penerapan e-SPT dan sejauh mana efisiensi dari penerapan e-SPT dan kendala-kendalanya.
2. Manfaat bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
Sebagai informasi dan bahan evaluasi atas penerapan e-SPT sebagai salah satu bentuk penerapan sistem administrasi perpajakan modern di lingkungan DJP khususnya KPP Pratama Sleman.
3. Manfaat bagi pembaca dan masyarakat
Sebagai informasi bermanfaat bagi masyarakat khususnya mendorong kepercayaan masyarakat terhadap sistem administrasi perpajakan modern di Indonesia. Juga sebagai salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian khususnya mengenai penerapan e-SPT.
(24)
6
4. Manfaat bagi penulis
Penulis dapat memberikan pengalaman baru, pengetahuan, serta aplikasi langsung di dalam memahami materi pengaruh penerapan e-SPT terhadap tingkat efisiensi sistem administrasi perpajakan modern, serta dapat memenuhi tugas akhir skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (satu).
E. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan
Bab ini meguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sebagai dasar penulisan dalam melakukan penelitian dan membuat pembahasan. Teori yang diuraikan adalah teori mengenai pajak, self assessment, kepatuhan, modernisasi administrasi pajak, wajib pajak, SPT, e-SPT, efisiensi, persepsi, dan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, populasi dan sampel,
(25)
pengambilan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan pengujian data.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menguraikan sekilas gambaran perusahaan tempat penelitian dilakukan. Hal-hal yang diuraikan yaitu sejarah, lokasi perusahaan gambaran wilayah kerja, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, uraian jabatan, serta gambaran umum wajib pajak di KPP Pratama Sleman.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan deskripsi data, dan hasil dari analisis data serta pembahasan yang telah dilakukan.
Bab VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan deskripsi dan analisis data serta pembahasan yang dilakukan oleh penulis, keterbatasan dari penelitian yang dilakukan, dan beberapa masukan untuk KPP Pratama Sleman.
(26)
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak
1. Pengertian Pajak
Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1), “Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang berlangsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Menurut pasal 1 UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Berdasarkan definisi pajak di atas terdapat beberapa hal pokok yang dapat disimpulkan, yaitu :
a. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.
(27)
d. Pajak dipungut secara paksa (compulsory), bukan secara sukarela (voluntary).
e. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.
2. Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regulered (mengatur) dalam Mardiasmo (2011:1) yaitu:
a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
b. Fungsi Regulered (Mengatur)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
B. Self Assessment
Self assessment system sebagai sistem penetapan pajak di Indonesia telah diterapkan sejak tax reform tahun 1983, sebelumnya telah diberlakukan
official assessment system. Perbedaan official assessment system dengan self assessment system dapat dilihat di tabel berikut:
(28)
10
Tabel 2.1. Perbedaan Official Assessment System dengan Self Assessment System OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM SELF ASSESSMENT SYSTEM Wewenang menentukan pajak terutang
Besarnya pajak terutang ditentukan oleh Fiskus
Besarnya pajak terutang ditentukan oleh wajib pajak Peran Wajib Pajak Wajib pajak bersifat pasif Wajib pajak bersifat aktif Peran Fiskus Bertindak aktif Bertindak sebagai fasilitator Timbulnya pajak
terutang
Timbul karena dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh Fiskus
Timbul karena UU dan karena terjadinya keadaan atau perbuatan.
Sumber: Mardiasmo (2011:7)
Di Indonesia, saat ini sistem pemungutan yang berlaku adalah self assessment system yaitu ketetapan pajak yang ditetapkan oleh wajib pajak dalam SPT. Dalam hal ini pemerintah (Dirjen Pajak) memberi kepercayaan pada wajib pajak untuk menghitung dan menetapkan sendiri besarnya kewajiban pajak yang harus dibayar.
Administrator perpajakan pada sistem self assessment berperan aktif melaksanakan tugas-tugas pembinaan, pengawasan dan penerapan sanksi terhadap penundaan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perpajakan. Fungsi pengawasan memegang peranan sangat penting dalam sistem self assessment, karena tanpa pengawasan dalam kondisi tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih rendah, mengakibatkan sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik, sehingga wajib pajak pun akan melaksanakan kewajiban pajaknya dengan tidak benar dan pada akhirnya penerimaan dari sektor pajak tidak akan tercapai.
(29)
C. Kepatuhan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Zain (www.elib.unikom.ac.id) menyatakan bahwa:
Tax compliance merupakan suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi:
1. Wajib pajak paham atau berusaha memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, 3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, 4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Masalah kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting, karena jika wajib pajak tidak patuh maka akan timbul keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak, yang pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang.
D. Modernisasi Administrasi Perpajakan
1. Pengertian Modernisasi Administrasi Perpajakan
Pengertian modernisasi administrasi perpajakan Sadhani dalam Dwi (2010:8) menyatakan:
Modernisasi administrasi perpajakan adalah suatu proses reformasi pembaharuan dalam bidang administrasi pajak yang dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek teknologi informasi yaitu perangkat lunak, perangkat keras, dan sumber daya manusia dengan tujuan mencapai tingkat kepatuhan perpajakan dan tercapainya produktivitas kinerja aparat perpajakan yang tinggi, sehingga diharapkan dapat mengurangi praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
(30)
12
2. Aspek-aspek Sistem Administrasi Modern Perpajakan
Berdasarkan dari definisi di atas maka dapat kita simpulkan terdapat tiga aspek yang mempengaruhi modernisasi administrasi perpajakan, menurut Sadhani di dalam Dwi (2010:8) tiga aspek itu meliputi:
a. Aspek Teknologi Informasi
Aspek teknologi informasi merupakan proses pembaharuan dibidang teknologi informasi yang berkaitan dengan sistem administrasi perpajakan.
b. Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek sumber daya manusia yaitu proses pembaharuan yang dilakukan oleh pihak Direktorat Jendral Pajak mencakup keahlian fiskus dalam menghitung pajak wajib pajak serta pemahaman tentang pajak yang lebih baik daripada yang dahulu serta melakukan seleksi pegawai yang ketat guna mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan penempatan aparat perpajakan sesuai kapasitasnya pada struktur organisasi pada setiap kantor pelayanan pajak aspek perangkat keras dan perangkat lunak.
(31)
c. Aspek Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
Aspek perangkat keras merupakan suatu proses pembaharuan yang meliputi dalam hal penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, sedangkan perangkat lunak merupakan proses pembaharuan meliputi struktur organisasi, kelembagaan, serta penyempurnaan dan penyederhanaan sistem operasi agar lebih efektif dan efisien.
3. Tujuan Modernisasi Administrasi Perpajakan
Tujuan dari modernisasi administrasi perpajakan menurut Abimanyu dalam Setiana, Kwang, dan Agustina (2010:135), merupakan perbaikan untuk memperbaiki sistem yang sudah ada untuk meningkatkan: a. Kepatuhan wajib pajak
b. Kepercayaan wajib pajak c. Produktivitas pegawai
4. Karakteristik Modernisasi Administrasi Perpajakan
Konsep umum dari modernisasi administrasi perpajakan menurut Kurnia dalam Dwi (2010:10) adalah “restruktur organisasi, penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, penyempurnaan manajemen sumber daya manusia, dan pelaksanaan good governance.” Adapun karakteristik modernisasi administrasi perpajakan adalah:
a. Seluruh kegiatan administrasi dilaksanakan melalui sistem administrasi berbasis teknologi.
(32)
14
c. Seluruh wajib pajak wajib melaporkan kewajiban perpajakannya menggunakan media komputer (e-SPT).
d. Monitoring kepatuhan wajib pajak dilaksanakan secara intensif. 5. Modernisasi yang dilakukan oleh DJP
Modernisasi yang dilakukan oleh DJP menurut Setiana, Kwang, dan Agustina (2010:136) meliputi:
a. Reformasi kebijakan, melalui amandemen UU perpajakan yakni UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, UU No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, UU Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung.
b. Reformasi administrasi, terkait dengan organisasi, teknologi informasi dan sumber daya manusia. Dalam bidang organisasi, kini telah dilakukan perubahan struktur organisasi berdasarkan per jenis pelayanan menjadi organisasi dengan struktur berdasarkan fungsi dengan menggabungkan ketiga kantor (KPP, KPPBB dan Karikpa) menjadi KPP Pratama. Selain KPP Pratama juga terdapat KPP Madya di setiap kantor wilayah dan 2 KPP Wajib Pajak Besar yang hanya ada di Jakarta. Selain itu terdapat petugas khusus yang disebut AR (Account Representative) yang bertugas mengawasi dan melayani wajib pajak.
c. Reformasi teknologi informasi, konsepnya menuju full automation, menuju administrasi internal yang paperless, efisiensi, customer oriented dan fungsi built-in control. Adapun tujuannya untuk mengurangi kontak langsung dengan wajib pajak, mudah, hemat dan cepat. Selain itu, akurat, efektif dan efisien dan pengawasan internal melalui built-in control system.
(33)
6. Perbandingan e-SPT dengan SPT manual
Tabel 2.2. Perbandingan E-SPT dengan SPT Manual
NO e-SPT SPT MANUAL
a. Penyampaian SPT dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/disket
Ada kemungkinan lampiran kurang lengkap (apalagi jika lampiran dalam jumlah yang cukup banyak), karena lampiran dalam bentuk hard copy.
b. Data perpajakan terorganisasi dengan baik.
Data perpajakan kurang terorganisasi karena tidak ada otomatisasi dalam pengisian.
c. Sistem aplikasi ini dapat mengorganisasikan data perpajakan dengan baik dan sistematis
Sistem kurang sistematis
d. Perhitungan dilakukan secara cepat dan tepat, karena
menggunakan sistem komputer
Ada kemungkinan terjadi kesalahan hitung, karena perhitungan
dilakukan manual. e. Kemudahan dalam membuat
Laporan Pajak (bagi pegawai DJP)
Pembuatan laporan pajak memakan waktu yang cukup lama, karena proses entri data
f. Data yang disampaikan wajib pajak selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan sistem komputer
Ada kemungkinan lampiran yang disampaikan tidak atau kurang lengkap.
g. Meminimalisir pemborosan penggunaan kertas (paper less).
Berpotensi untuk melakukan pemborosan kertas, karena adanya kesalahan yang mungkin timbul (karena SPT tidak boleh berisi coretan yang tidak perlu)
h. Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber daya yang cukup banyak (bagi pegawai DJP)
Ada potensi pengulangan pekerjaan dalam proses perekaman data dan juga potensi melakukan kesalahan entri data atau pun human error. i. Data-data yang disampaikan tidak
bisa diubah di Kantor pajak
Ada celah bagi pegawai DJP untuk bisa mengubah data pajak yang disampaikan wajib pajak.
(34)
16
E. Pengertian Wajib Pajak
Pasal 1 angka 2, UU No. 16 tahun 2009 tentang KUP disebutkan
bahwa, “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.”
F. Surat Pemberitahuan (SPT) 1. Pengertian SPT
Menurut UU No. 16 tahun 2009 mengenai KUP Pasal 1 angka 11,
“Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.
Adapun tata cara pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 2007, dengan kata lain SPT merupakan sarana bagi wajib pajak antara lain untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak dan pembayarannya. Dalam rangka keseragaman dan mempermudah pengisian serta pengadministrasiannya, bentuk dan isi SPT, keterangan, dokumen yang harus dilampirkan serta cara yang digunakan untuk menyampaikan SPT diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.
(35)
Wajib pajak harus mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas: a. Benar, artinya benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Lengkap, artinya memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lainnya yang harus dilaporkan dalam SPT, dan
c. Jelas, artinya melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lainnya yang harus dilaporkan dalam SPT.
Selain itu menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar.
2. Fungsi SPT
Dalam penjelasan pasal 3 ayat (1) UU No. 16 tahun 2009, fungsi SPT dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu sebagai berikut:
a. Wajib Pajak Penghasilan
1) Sarana untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan pajak yang sebenarnya terutang.
2) Melapor pembayaran/pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan/pemungut pihak lain dalam satu tahun pajak/bagian tahun pajak.
3) Melaporkan pembayaran dari pemotong/pemungut tentang pemotongan/pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain
(36)
18
dalam satu masa pajak, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Pengusaha Kena Pajak
1) Sarana untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Penghasilan (PPh) yang sebenarnya terutang.
2) Melaporkan tentang pembayaran/pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
c. Pemotong/Pemungut Pajak
Sebagai sarana melapor dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
3. Jenis SPT
Menurut Mardiasmo (2011:34), jenis SPT dapat dilihat dari dua klasifikasi, yaitu:
a. Berdasarkan bentuk dibagi dalam dua jenis 1) SPT berbentuk formulir kertas, dan 2) e-SPT.
b. Berdasarkan waktu pelaporan dibagi dalam dua jenis
1) SPT Masa, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak.
(37)
2) SPT Tahunan, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak.
4. Pengisian, Penyampaian, Penyelesaian, dan Pembetulan SPT a. Pengisian dan Penyampaian SPT
Menurut Salsalina (2012:11) pengisian dan penyampaian SPT dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Setiap wajib pajak mengisi SPT dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor DJP tempat wajib pajak terdaftar/dikukuhkan. Wajib pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang diizinkan.
2) Wajib pajak mengisi dan menyampaikan SPT dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya. Jika wajib pajak menunjuk seorang kuasa, untuk mengisi dan menandatangani SPT, surat kuasa khusus tersebut harus dilampirkan pada SPT. Sedangkan untuk wajib pajak Badan SPT harus ditandatangani oleh pengurus/direksi.
(38)
20
3) SPT disampaikan langsung oleh wajib pajak, diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yang ditunjuk dan kepada wajib pajak diberikan bukti penerimaan. Penyampaian SPT dapat dikirimkan melalui pos dengan tanda bukti pengiriman surat atau dengan cara lain yang diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
b. Penyelesaian SPT
Menurut Mardiasmo (2011:32), prosedur peneyelesaian SPT diantaranya, adalah:
1) Wajib pajak sebagaimana telah diatur dapat mengambil sendiri SPT di tempat yang telah ditetapkan DJP, atau mengambil dengan cara lain sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan misal dengan mengakses situs DJP untuk mendapatkan formulir tersebut.
2) Wajib pajak wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor DJP tempat wajib pajak terdaftar/dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan DJP.
3) Wajib pajak yang mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan.
(39)
4) Penandatanganan SPT dapat dilakukan secara biasa dengan tandatangan stempel atau tandatangan elektronik/digital, yang semuanya memiliki kekuatan hukum yang sama.
5) Bukti-bukti yang harus dilampirkan dalam SPT, antara lain:
a) Untuk wajib pajak yang mengadakan pembukuan: laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak.
b) Untuk SPT masa PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
c) Untuk wajib pajak yang menggunakan norma perhitungan: Perhitungan jumlah peredaran yang terjadi dalam tahun pajak yang bersangkutan.
c. Pembetulan SPT
Menurut Mardiasmo (2011:33) jika pengisian SPT ternyata terdapat kesalahan, maka wajib pajak atas kemauan sendiri dapat membetulkan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah saat terutang atau berakhirnya masa pajak, dengan syarat:
1) DJP belum melakukan tindakan pemeriksaan. Pembetulan SPT berakibat pajak yang terutang menjadi lebih besar, maka dikenakan
(40)
22
sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) sebulan atau jumlah pajak yang kurang bayar, dihitung sejak penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran pembetulan SPT. 2) Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan tetapi belum
dilakukan tindakan penyidikan. Selanjutnya wajib pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatan dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali jumlah pajak yang kurang bayar.
Sekalipun jangka waktu pembetulan SPT telah berakhir, dengan syarat DJP belum menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP), wajib pajak dengan kesadaran dapat mengungkap dalam suatu laporan tersendiri atas ketidakbenaran pengisian SPT oleh wajib pajak, yang menimbulkan akibat sebagai berikut:
1) Pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar/lebih kecil; atau
2) Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil/lebih besar, atau
3) Jumlah harta menjadi lebih kecil/lebih besar; atau 4) Jumlah modal menjadi lebih besar/lebih kecil.
Pajak yang kurang bayar timbul akibat pengungkapan serta sanksi administrasi sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak kurang bayar, harus dilunasi sebelum laporan disampaikan.
(41)
5. Batas Waktu dan Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT
Batas penyampaian SPT dalam pasal 3 ayat 3 UU No. 16 tahun 2009 tentang KUP adalah:
a. SPT Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir masa pajak. b. SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga)
bulan setelah berakhirnya tahun pajak.
c. SPT Tahunan PPh wajib pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak.
Walaupun batas waktu penyampaian SPT telah ditetapkan, namun wajib pajak dapat memperpanjang waktu penyampaian SPT tahunan untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara mengajukan surat permohonan perpanjangan batas waktu penyampaian SPT tahunan kepada DJP dengan disertai:
a. Alasan penundaan,
b. Surat pernyataan perhitungan sementara pajak terutang dalam satu tahun pajak,
c. Bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terhutang menurut perhitungan sementara.
(42)
24
G. Surat Pemberitahuan Elektronik (E-SPT) 1. Pengertian e-SPT
Guna mewujudkan sistem administrasi perpajakan modern, pemerintah menyediakan aplikasi yang dapat digunakan oleh wajib pajakuntuk pengisian dan pelaporan SPT secara cepat, tepat, dan akurat.
Pengertian e-SPT menurut DJP adalah surat pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer yang digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Aplikasi e-SPT diberikan cuma-cuma oleh DJP pada wajib pajak. Aplikasi e-SPT dapat digunakan untuk merekam, memelihara, dan
men-generate data digital SPT serta mencetak SPT beserta lampirannya. 2. Tata Cara Pelaporan e-SPT
Tata cara pelaporan e-SPT adalah sebagai berikut (sumber: www.pajakonline.com):
a. Wajib pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer yang digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya.
b. Wajib pajak menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data perpajakan yang akan dilaporkan, antara lain:
1) Data Identitas WP Pemotong/Pemungut dan Identitas WP yang dipotong/dipungut seperti NPWP, Nama, Alamat, Kode Pos, Nama
(43)
KPP, Pejabat Penandatangan, Kota, Format Nomor Bukti Potong/Pungut, Nomor awal Bukti Potong/ Pungut, Kode Kurs Mata Uang yang digunakan.
2) Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh 3) Faktur Pajak.
4) Data perpajakan yang terkandung dalam SPT.
5) Data Surat Setoran Pajak (SSP), seperti: Masa Pajak, Tahun Pajak, tanggal setor, NTPP, kode MAP/KJS, dan jumlah pembayaran pajak.
c. Wajib pajak yang telah memiliki sistem administrasi keuangan/perpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki Wajib Pajak kedalam aplikasi e-SPT dengan mengacu kepada format data yang sesuai dengan aplikasi e-SPT. d. Wajib pajak mencetak Bukti Potong/Pungut dengan menggunakan
aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong/dipungut.
e. Wajib Pajak mencetak formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT Masa PPN dan/atau SPT Tahunan PPh menggunakan aplikasi e-SPT. Wajib Pajak menandatangani SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT.
f. Wajib Pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan disimpan dalam media komputer (disket, CD, dsb).
(44)
26
g. Wajib Pajak melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik ke KPP dengan membawa formulir Induk SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani beserta file data SPT yang tersimpan dalam media komputer sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. h. Wajib Pajak melaporkan SPT secara elektronik ke KPP dengan
membawa formulir Induk SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani dengan membawa Berita Acara Serah Terima Informasi SPT yang dikirim secara elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 3. Tujuan e-SPT
Tujuan diterapkannya e-SPT menurut Salsalina (2012:21) antara lain:
a. Penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan pada KPP dapat diukur dan dipantau, mengingat pada sistem manual sangat sulit dilakukan.
b. Penerapan sistem administrasi modern perpajakan yang meliputi penerapan e-SPT terhadap pengisian SPT menurut wajib pajak dapat ditelaah dan dikaji untuk pencapaian tujuan bersama.
c. Sebagai informasi, bahan evaluasi dan penerapan sistem administrasi modern perpajakan sehingga dapat mendorong reformasi administrasi perpajakan.
d. Sebagai informasi yang perlu diperhatikan DJP dalam memahami aspek yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yang merupakan salah satu tujuan dari modernisasi perpajakan melalui penerapan sistem administrasi modern perpajakan.
e. Memberi manfaat bagi masyarakat perpajakan di Indonesia.
f. Memberi manfaat bagi masyarakat umum maupun khusus sehingga mendorong kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan di Indonesia.
(45)
4. Kelebihan e-SPT
Aplikasi e-SPT dibuat dengan beberapa kelebihan (sumber: www.pajak.go.id) antara lain:
a. Penyampaian SPT dapat dilakukan dengan cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/flashdisk.
b. Data perpajakan terorganisasi dengan baik.
c. Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistematis.
d. Perhitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan sistem komputer.
e. Kemudahan dalam perhitungan dan pembuatan Laporan Pajak.
f. Data yang disampaikan wajib pajak selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan sistem komputer.
g. Menghindari pemborosan penggunaan kertas.
h. Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber daya yang cukup banyak.
5. Jenis Fasilitas e-SPT a. Jenis e-SPT
Saat ini jenis e-SPT yang tersedia di KPP Pratama yaitu: 1) E-SPT Masa PPh
2) E-SPT Tahunan PPh 3) E-SPT Masa PPN
(46)
28
b. Fasilitas e-SPT
1) Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT Masa PPh menurut Salsalina (2012:24) sebagai berikut:
a) Fasilitas perekaman data secara terintegrasi b) Register aplikasi
c) Data indentitas wajib pajak d) Bukti potong/pungut PPh
e) Fasilitas melihat hasil perekaman
f) Hasil perekaman data dapat dilihat langsung oleh pengguna aplikasi (wajib pajak) dalam bentuk formulir perpajakan. g) Fasilitas mencetak hasil perekaman
Hasil perekaman data dapat dicetak langsung dalam bentuk formulir perpajakan. Formulir yang dapat dicetak yaitu bukti potong dan SPT.
h) Fasilitas pengiriman data hasil perekaman
Dengan aplikasi ini, data hasil perekaman dapat dikirim secara
on-line ke basis data DJP melalui jaringan internet.
2) Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT Tahunan PPh sebagai berikut:
a) Fasilitas perekaman data secara terintegrasi. b) Register aplikasi
c) Data identitas wajib pajak d) Bukti potong/pungut PPh
(47)
e) Surat setoran pajak
f) Fasilitas melihat hasil perekaman.
g) Hasil perekaman data dapat dilihat langsung oleh pengguna aplikasi (wajib pajak) dalam bentuk formulir perpajakan. h) Fasilitas mencetak hasil perekaman
Hasil perekaman data dapat dicetak langsung dalam bentuk formulir perpajakan. Formulir yang dapat dicetak yaitu bukti potong dan SPT.
i) Fasilitas pengiriman data hasil perekaman
Dengan aplikasi ini, data hasil perekaman dapat dikirim secara
on-line ke basis data DJP melalui jaringan internet.
3) Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT Masa PPN sebagai berikut:
a) Perekaman data SPT beserta lampirannya.
Sistem ini menyediakan fasilitas perekaan data SPT beserta lampirannya, dan dapat melakukan perhitungan secara otomatis pada saat perekaman serta sinkronisasi data lampiran dan SPT induk.
b) Perekaman data SPT Pembetulan beserta lampirannya. c) User Profiles
Sistem e-SPT memiliki kemampuan untuk mengatur profil masing-masing pengguna sesuai tanggung jawabnya.
(48)
30
e) Impor data lampiran
Sistem ini memiliki kemampuan mengimpor data faktur pajak dengan format tertentu, yang dihasilkan oleh sistem yang digunakan wajib pajak atau data faktur pajak hasil ekspor dari terminal sistem e-SPT lainnya.
f) Generate data digital SPT
Untuk menghasilkan data digital SPT yang akan diberikan ke KPP dalam bentuk CD atau flashdisk atau dikirim secara
online.
6. Prosedur Pelaporan dan Pembetulan e-SPT a. Prosedur pelaporan
Prosedur pelaporan berdasarkan PER-6/PJ/2009 mengenai Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam Bentuk Elektronik adalah sebagai berikut:
1) Wajib pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer yang digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya.
2) Wajib pajak menggunakan aplikasi untuk merekam data perpajakan yang akan diproses.
3) Wajib pajak yang telah memiliki sistem administrasi keuangan/perpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki wajib pajak ke dalam aplikasi e-SPT.
(49)
4) Wajib pajak mencetak bukti potong/pungut dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan menyampaikannya pada pihak yang dipotong/dipungut.
5) Wajib pajak menandatangani SPT masa PPh dan/atau SPT tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT.
6) Wajib pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan disimpan dalam media elektronik (CD,
flashdisk)
7) Wajib pajak menyampaikan SPT ke KPP tempat wajib pajak terdaftar dengan cara:
a) Secara langsung atau melalui pos dengan bukti pengiriman surat, dengan membawa atau mengirimkan formulir induk SPT Masa PPh dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani dan file data SPT yang tersimpan dalam bentuk elektronik serta dokumen lain yang wajib dilampirkan; atau
b) Melalui e-filling.
8) Wajib pajak diberikan tanda penerimaan SPT:
a) Penyampaian langsung, wajib pajak langsung diberi bukti penyampaian.
b) Penyampaian melalui pos atau jasa ekspedisi/kurir, bukti pengiriman surat dianggap sebagai tanda terima SPT.
(50)
32
c) Penyampaian melalui e-filling diberi bukti penerimaan elektronik.
b. Pembetulan e-SPT
Menurut modul sosialisasi e-SPT oleh DJP dalam Salsalina (2012:32) cara pembetulan e-SPT sebagai berikut:
1) Pembetulan SPT yang telah disampaikan dalam bentuk elektronik (e-SPT), wajib disampaikan dalam bentuk elektronik.
2) Pembetulan atas SPT yang disampaikan dalam bentuk kertas (hard copy), dapat disampaikan dalam bentuk elektronik atau dalam bentuk kertas.
H. Efisiensi
Kata efisiensi diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu efficiency, dari asal katanya efficient. Oxford dictionary mendefinisikan efficient sebagai berikut:
1. (of a system or machine) achieving maximum productivity with minimum wasted effort of expense.
2. Prefenting the wasteful use of a particular resource.
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan beberapa pengertian:
1. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan/menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.
2. Mampu menjalankan dengan tepat dan cermat, berdayaguna, tepat guna.
(51)
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah kemampuan melakukan sesuatu secara benar.
DJP dalam upayanya meningkatkan penerimaan pajak memberikan suatu fasilitas berupa e-SPT. E-SPT diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam pengisian maupun pelaporan SPT, yaitu dengan sistem yang di buat sedemikian rupa wajib pajak dapat mengisi dan melaporkan pajak terutang secara efisien.
Seperti dalam UU No. 16 Tahun 2009 pasal 3 ayat (1) wajib pajak wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas. Sehingga pengisian SPT dikatakan efisien jika pengisian SPT dilakukan secara benar, benar yang dimaksud adalah SPT diisi dengan benar, lengkap, dan jelas.
Benar berarti benar dalam perhitungan, penulisan dan keadaan yang sebenarnya terjadi, lengkap berarti lengkap dalam memuat unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT, dan jelas berarti jelas dalam melaporkan asal-usul atau sumber objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan.
I. Persepsi
Kata persepsi diadopsi dari bahasa Inggris yaitu perception. Oxford dictionary mendefinisikan perception, sebagai berikut:
1. The ability to see, hears, or become aware of something through the senses.
(52)
34
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri memberikan beberapa pengertian, yaitu:
1. Tanggapan; penerimaan langsung dari suatu serapan.
2. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera.
Persepsi merupakan hasil dari suatu proses yang dimulai dengan adanya stimulus. Pemilihan stimulus yang masuk ke dalam proses dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu, sehingga pada akhirnya persepsi yang terbentuk juga turut dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut. Faktor-faktor yang
mempengaruhi menurut Mar’at dalam Salsalina (2012:35) diantaranya sebagai berikut:
1. Kebutuhan dan nilai-nilai
Pada dasarnya indra manusia terus menerus menerima informasi, informasi-informasi tersebut akan dipilah dan disisihkan. Manusia belajar memprogram ulang dan memodifikasi informasi-informasi yang sampai ke otak agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses penyesuaian ini menghasilkan suatu set. Set tersebut didasarkan pada sebagian pengalaman dimasa lalu dan sebagian kebutuhan dan nilai-nilai.
2. Emosi
Emosi menimbulkan efek yang signifikan terhadap pembentukan persepsi. Seseorang yang berada di bawah pengaruh emosi yang kuat, akan cenderung menghalangi masuknya stimuli yang berlawanan dengan emosi tersebut karena manusia tidak dapat merasakan dua emosi berbeda pada waktu bersamaan.
(53)
3. Tekanan sosial
Seseorang akan mengubah persepsinya untuk berkompromi dengan kelompoknya. Persepsi tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman individual, tetapi juga oleh tekanan sosial. Oleh sebab itu persepsi bersifat dinamis dan selalu berubah.
J. Rerangka Pemikiran 1. Rerangka Pemikiran
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang didasarkan pada undang-undang, yang bersifat memaksa dengan tidak ada imbal jasa langsung. Pajak merupakan sumber utama pendapatan negara guna pembiayaan pemerintah dan pembangunan nasional. Pajak bersifat dinamis, mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Tuntutan akan peningkatan penerimaan pajak serta adanya ketidakpuasan terhadap pelayanan perpajakan selama ini, memicu adanya perbaikan dalam badan perpajakan Indonesia melalui reformasi perpajakan dan berbagai modernisasi di bidang perpajakan.
Oleh sebab itu agar target penerimaan pajak tercapai, pelayanan pajak harus didukung dengan fasilitas-fasilitas yang memicu peningkatan kepatuhan wajib pajak. Salah satu cara memicu peningkatan kepatuhan wajib pajak adalah dengan mempermudah wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya. Modernisasi yang ditunjukkan di bidang perpajakan adalah dengan adanya fasilitas e-SPT. E-SPT atau electronic SPT merupakan
(54)
36
software yang disediakan DJP guna memberi kemudahan dalam penyampaian SPT.
Tujuan penerapan e-SPT ini sendiri antara lain:
a. Data perpajakan dapat terorganisasi dengan baik dan sistematis. b. Mempermudah perhitungan dan pelaporan perpajakan.
c. Meminimalisir kesalahan teknis (dari manusia).
d. Memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pelaporan.
Namun dalam kenyataannya penerapan e-SPT ini tidak lepas dari beberapa hambatan yang muncul, yaitu:
a. Kurangnya kemampuan dalam melakukan sinkronisasi format data yang ada dengan format data yang diinginkan sistem ASP (Aplication System Provider) dan sistem DJP.
b. Masih rendahnya kemampuan atau pemahaman SDM (sumber daya manusia) dalam pengoperasian sistem e-SPT.
Oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui persepsi wajib pajak atas penerapan e-SPT yang ada selama ini, yang dalam hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan wajib pajak. Khususnya dalam kaitannya kepercayaan dan dukungan masyarakat (wajib pajak) dengan upaya pemerintah untuk menyelenggarakan penghimpunan dan pemanfaatan hasil pajak secara jujur, transparan, dan adil. Sehingga, jika penerapan e-SPT ini dirasa bermanfaat maka pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak akan semakin efisien.
(55)
Latar Belakang
1. Peningkatan pelayanan kepada wajib pajak dalam rangka modernisasi administrasi perpajakan.
2. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
3. Sistem SPT manual berpotensi menimbulkan kesalahan input data.
Penerapan e-SPT Tujuan e-SPT:
1. Data perpajakan dapat terorganisir dengan baik dan sistematis.
2. Mempermudah perhitungan dan pelaporan perpajakan.
3. Meminimalisir kesalahan teknis (dari manusia).
4. Memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pelaporan.
Hambatan:
1. Kurang mampu dalam melakukan sinkronisasi format data yang ada pada wajib pajak badan dengan format data yang diinginkan oleh sistem DJP. 2. Masih rendahnya kemampuan
atau pemahaman SDM dalam pengoperasian e-SPT.
Persepsi wajib pajak atas penerapan e-SPT
Penerapan e-SPT mempunyai hubungan yang signifikan, terhadap efisiensi pengisian SPT.
Gambar 2.1. Rerangka Pemikiran
Sumber: Data Diolah
2. Rerangka Pemikiran Teoritis
Sebagai salah satu media pelaporan pajak SPT dinilai sangat penting menurut UU No. 16 Tahun 2009 mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan, dalam pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa:
“Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar,
lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat wajib pajak
(56)
38
terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.”
Berkaitan dengan hal tersebut, maka pengisian SPT dikatakan efisien ketika SPT diisi dengan tepat. SPT dikatakan diisi dengan tepat jika sesuai ketentuan yang berlaku yaitu ketika wajib pajak dapat mengisi dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan UU, hal ini dapat terwujud dengan adanya penerapan e-SPT yang meliputi administasi berbasis teknologi, kemampuan SDM, dan sarana dan prasarana yang memadai.
Gambar 2.2. Rerangka Pemikiran Teoritis
Sumber: Data Diolah
K. Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian telah dilakukan guna mengetahui sejauh mana efektivitas modernisasi sistem administrasi perpajakan khususnya dalam penerapan SPT. Sripeni (2011) meneliti mengenai pengaruh penerapan e-SPT (masa PPN) terhadap efisiensi pengisian e-SPT (masa PPN) menurut persepsi wajib pajak badan studi kasus pada KPP Madya Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan e-SPT (Masa PPN) memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi pengisian SPT (Masa PPN), di dalam
Penerapan e-SPT: 1. Administrasi
berbasis teknologi 2. Kemampuan SDM 3. Sarana dan prasarana
Efisiensi pengisian SPT: 1. Benar 2. Lengkap 3. Jelas
(57)
penelitian tersebut juga dilakukan analisis korelasi yang menunjukkan adanya hubungan antara penerapan e-SPT (masa PPN) dengan efiseinsi pengisian SPT (masa PPN) dengan nilai koefisien korelasi yang masuk dalam kategori kuat. Salsalina (2012) meneliti mengenai pengaruh penerapan e-SPT PPN terhadap efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak: survei terhadap pengusaha kena pajak pada KPP Pratama Majalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan e-SPT PPN berpengaruh signifikan terhadap efisiensi pengisian SPT, di dalam metode penelitiannya juga dijelaskan bahwa penelitian tersebut termasuk dalam penelitian asosiatif selain itu penelitian tersebut menggunakan uji t untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti dan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penerapan e-SPT dengan efisiensi pengisian SPT. Dwi (2010) dalam penelitiannya mengenai tinjauan atas penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada seksi pelayanan di Kantor Pelayanan Pratama Bandung Kareses, menyimpulkan bahwa sistem administrasi perpajakan sudah diterapkan dengan baik. Hardiningsih (2011) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak di kota Jepara, menyimpulkan bahwa kesadaran, pengetahuan, pemahaman, persepsi, dan kualitas layanan signifikan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak.
(58)
40
L. Hipotesis
Surat pemberitahuan (SPT) merupakan suatu instrumen penting dalam perpajakan, karena SPT merupakan penghubung antara wajib pajak dengan aparatur perpajakan dalam memenuhi pertanggungjawaban perpajakan. SPT harus diisi dengan efisien dalam hal ini berarti diisi dengan tepat sesuai dengan peraturan yang berlaku, Pasal 3 (1) UU No. 16 menyatakan bahwa dalam pengisiannya wajib pajak wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas. Pengisian SPT secara manual dinilai memiliki beberapa kelemahan khususnya dalam kebenaran perhitungan, kelengkapan pengisian, dan kelengkapan keterangan yang menjelaskan asal usul objek pajak yang dilampirkan, sehingga ada beberapa potensi yang dapat menimbulkan ketidak efisienan atau ketidaktepatan dalam pengisian SPT.
Menurut DJP, E-SPT merupakan salah satu bentuk modernisasi perpajakan yang dibuat untuk dapat membantu wajib pajak dalam mengisi dan melaporkan pajak terutang yang dapat meminimalisir beberapa kelemahan dari pengisian SPT secara manual.
Berdasarkan uraian di atas dan tujuan penelitian yang ketiga, maka hipotesis yang diajukan meliputi Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1):
H0 : Tidak ada hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak.
H1 : Ada hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak.
(59)
41 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Bikien dalam Prima (2013) menyatakan, studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap suatu latar atau subjek atau satu peristiwa tertentu.
Penelitian ini tergolong penelitian studi kasus, karena penelitian hanya terfokus pada wajib pajak di KPP Pratama Sleman, begitu juga dengan kesimpulan atas hasil penelitian hanya berlaku untuk KPP Pratama Sleman.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang telah menggunakan e-SPT yang terdaftar di KPP Pratama Sleman. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak. Wajib pajak yang dimaksud adalah wajib pajak yang menggunakan aplikasi e-SPT.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan September 2013.
(60)
42
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di KPP Pratama Sleman, Jalan Ring Road Utara No. 10 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282.
E. Penetapan Populasi dan Sampel 1. Populasi
Somantri dan Ali (2006:62) menyatakan bahwa, “populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit elementer, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian.” Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang melaporkan e-SPT di KPP Pratama Sleman.
2. Sampel
Somantri dan Ali (2006:63) menyatakan bahwa, “sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.” Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili) populasinya, maka sampel harus valid. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari wajib pajak yang melaporkan e-SPT di KPP Pratama Sleman.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dari populasi yang digunakan oleh penulis adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Somantri dan Ali (2006:83), “Purposive sampling adalah teknik penarikan
(61)
sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.”
Penentuan kriteria ini dimungkinkan karena penulis mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam sampelnya, dalam hal ini pertimbangan penulis dalam memilih sampel yaitu responden yang dipilih adalah orang yang mengoperasikan aplikasi e-SPT langsung dan yang sudah mengikuti pelatihan e-SPT yang diadakan KPP Pratama Sleman.
Menurut Gay dan Diehl dalam Mustafa (2000:3), “untuk penelitian korelasional paling sedikit 30 elemen populasi.” Selain itu menurut Champion dalam Mustafa (2000:4) mengatakan bahwa, “sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30 s/d 60 atau dari 120 s/d 250.” 30 sampel digunakan sebagai jumlah sampel minimal yang dapat digunakan untuk penelitian, jumlah tersebut ditetapkan dengan asumsi bahwa data dari 30 sampel dapat menghasilkan data dengan distribusi normal.
Data tahun 2012 menunjukkan bahwa pengguna e-SPT berjumlah 330, dari jumlah populasi tersebut menggunkan teknik purposive sampling dengan 2 kriteria yaitu responden yang mengoperasikan e-SPT langsung dan telah mengikuti pelatihan yang diadakan DJP maka diperoleh 40 sampel yang telah memenuhi kriteria dengan asumsi data berdistribusi normal.
(62)
44
G. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel penerapan e-SPT yang disebut variabel X dan variabel efisiensi pengisian SPT atau yang disebut variabel Y.
Variabel penerapan e-SPT diambil dari tiga aspek yang mempengaruhi modernisasi administrasi perpajakan menurut Sadhani di dalam Dwi (2010:9), yaitu:
1. Sistem administrasi berbasis teknologi didasarkan pada aspek teknologi informasi. Variabel ini mengukur seberapa besar peranan e-SPT sebagai suatu modernisasi teknologi dapat mempermudah wajib pajak dalam proses pengisian form SPT.
2. Kemampuan sumber daya manusia (wajib pajak) didasarkan pada aspek sumber daya manusia. Variabel ini mengukur seberapa besar kemampuan wajib pajak sebagai pengguna SPT dalam mengoperasikan aplikasi e-SPT dan sehingga dapat mengoptimalkan penggunaannya.
3. Sarana dan prasarana yang mendukung didasarkan pada aspek perangkat lunak dan perangkat keras. Variabel ini mengukur ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki wajib pajak guna mendukung terlaksananya penerapan e-SPT dan pengoptimalan penggunaan aplikasi ini.
(63)
Variabel efisiensi pengisian SPT didasarkan kriteria bahwa wajib pajak wajib dikatakan mengisi SPT secara efisien menurut UU No. 16 Tahun 2009 pasal 3 ayat (1) dengan:
1. Benar yang berarti benar dalam perhitungan, penulisan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Variabel ini mengukur seberapa besar kemampuan aplikasi e-SPT dalam mengurangi kesalahan perhitungan nominal-nominal rupiah di dalamnya dengan adanya sistem komputerisasi dalam penghitungan, selain itu juga seberapa besar e-SPT mengurangi kesalahan penyajian penulisan, dan juga seberapa besar e-SPT dapat meminimalisir keterangan-keterangan fiktif yang diberikan dengan adanya integrasi sistem yang dapat mendeteksi kelengkapan lampiran yang dapat menjelaskan semua nominal yang dilaporkan.
2. Lengkap yang berarti lengkap dalam memuat unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT. Variabel ini mengukur seberapa besar kemampuan aplikasi e-SPT dalam membantu wajib pajak melengkapi unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT.
3. Jelas yang berarti jelas dalam melaporkan asal-usul atau sumber objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan. Variabel ini mengukur seberapa besar kemampuan aplikasi e-SPT dalam membantu pelaporan asal-usul atau sumber objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan.
(64)
46
H. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat tiga teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu: a. Teknik Survei
Teknik survei menurut Jogiyanto (2008:3) dijelaskan sebagai berikut:
survei atau jejak-pendapat atau lengkapnya self-administrated survey adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden-responden secara tertulis. Survei dilakukan dengan menanyakan pertanyaan kepada responden tanpa komunikasi langsung dan didukung dengan sarana kuesioner.
Penulis menggunakan skala interval Likert dalam penyajian pilihan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Menurut Somantri dan Ali (2006:35), “skala Likert adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang dengan menempatkan kedudukan
sikapnya pada kesatuan perasaan kontinum yang berkisar dari “sangat positif” hingga “sangat negatif” terhadap suatu objek (objek
psikologis).”
Setiap item-item Likert harus secara jelas positif dan negatifnya dengan memperhatikan objek sikapnya. Penulis menggunakan item positif dalam penyajiaan kuesionernya. Menurut Somantri dan Ali (2006:36), “item positif adalah item-item yang disusun dengan pernyataan yang menyatakan kepercayaan yang baik tentang perasaan terhadap objek sikap, atau memberikan isyarat mendukung terhadap topik yang hendak diukur.”
(1)
L. Contoh Formulir 1111 Induk SPT PPN
(2)
M. Surat Pengantar Penelitian
Kepada Bapak/Ibu/Sdr.________ di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penelitian untuk penyusunan tugas ahkir, sebagai syarat menyelesaikan studi Strata 1 Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Dengan ini saya mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr. untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian saya.
Angket ini ditujukan untuk diisi oleh Bapak/Ibu/Sdr. dengan menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan. Saya mengharapkan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr. berikan nantinya adalah jawaban obyektif, jujur, dan apa adanya agar diperoleh hasil maksimal. Dalam pengisian kuesioner ini, Bapak/Ibu/Sdr. cukup mengisi pada kolom atau memilih pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Saya akan menjamin kerahasiaan data yang Bapak/Ibu/Sdr. berikan, karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan penelitian dan tidak untuk dipublikasikan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis hubungan penerapan e-SPT dengan efisiensi pengisian e-SPT. Adapun judul penelitian ini adalah
“HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN E-SPT DAN EFISIENSI
PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK (Studi Kasus di KPP Pratama Sleman)”.
Demikian surat pengantar ini kami sampaikan, jawaban Bapak/Ibu/Sdr. yang sangat berharga dan sangat membantu senantiasa saya tunggu. Atas perhatian serta partisipasi yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, ___________2013 Hormat saya,
(3)
N. Kuesioner Penelitian
1. Identitas Responden Wajib Pajak Orang Pribadi
a. Nama Responden : _______________________________________ (pertanyaan ini tidak bersifat wajib untuk diisi oleh responden)
b. Jenis Kelamin
-c. Usia : ___________________________________ tahun d. Pendidikan formal terakhir yang diselesaikan :
e. Pendidikan lain yang pernah ditempuh : _______________________ f. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
g. Jenis e-SPT yang digunakan :
-SPT PPh 1770 _______________________ -SPT PPh 1770s
(4)
2. Identitas Responden Wajib Pajak Badan
a. Nama Perusahaan : _____________________________________ b. Alamat Perusahaan : _____________________________________ c. Nama Responden : _____________________________________
(pertanyaan ini tidak bersifat wajib untuk diisi oleh responden) d. Jenis Kelamin :
-laki
e. Usia : _________________________________ tahun f. Pendidikan formal yang terakhir berhasil diselesaikan:
g. Pendidikan lain yang pernah ditempuh: _______________________ h. Bekerja di bagian atau divisi : ______________________________ i. Lama bekerja di perusahaan : ______________________________ j. Lama bekerja di divisi : ______________________________ k. Memiliki NPWP (nomor pokok wajib pajak:
l. Jenis e-SPT yang digunakan : -SPT PPh 1771
-SPT Masa PPN
(5)
3. Pertanyaan Kuesioner
Variabel X (Penerapan e-SPT)
No. Pertanyaan STS TS R S SS Sistem Administrasi Berbasis Teknologi
1. E-SPT mempercepat proses pengisian SPT .
2. E-SPT mempermudah proses pengisian SPT.
3. Proses perekaman data dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
4. Aplikasi e-SPT mudah dimengerti dan digunakan.
5. Pengubahan data keuangan dari software perusahaan dapat dilakukan dengan mudah menggunakan e-SPT.
6. E-SPT mempercepat dan mempermudah proses pelaporan.
Kemampuan Sumber Daya Manusia (wajib pajak)
7. Wajib pajak memiliki pengetahuan cukup dalam menggunakan aplikasi e-SPT.
8. Wajib pajak mampu menggunakan e-SPT dengan baik.
9. Wajib pajak tidak mengalami kesulitan saat menggunakan e-SPT.
Sarana dan Prasarana yang Mendukung
10. Wajib pajak memiliki media yang mendukung diterapkannya aplikasi e-SPT. (contoh: perangkat komputer, software, jaringan internet, dsb)
11. Aplikasi e-SPT mudah didapatkan dan diakses.
12. Instalasi aplikasi e-SPT dapat dilakukan dengan mudah.
VARIABEL Y
(EFISIENSI PENGISIAN SPT) Benar
13. E-SPT meminimalisir kesalahan pengolahan data pajak.
14. E-SPT cepat mendeteksi kesalahan.
15. E-SPT mempercepat proses perhitungan.
(6)
Lengkap
16. E-SPT membantu memandu pengisian unsur-unsur objek pajak dengan lengkap. 17. E-SPT meminimalisir pengisian SPT
dengan tidak lengkap.
Jelas
18. Menggunakan e-SPT sumber objek pajak dapat disertakan dengan jelas. 19. E-SPT meminimalisir kurangnya
lampiran dokumen pendukung yang harus disertakan.
20. E-SPT membantu mengorganisir lampiran yang harus disertakan.