PENGARUH PENERAPAN MEDIA WINDOWS MOVIE MAKER PADA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA.
Oleh: Annisah Nur NIM 409331003
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
(2)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasih-Nya karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Media Windows Movie Maker Pada Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Pokok Bahasan kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Dalam penyusunan sikripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing skripsi sekaligus sekretaris jurusan kimia yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si, Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si dan Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Nurmalis ,M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba M.Si, selaku Ketua Jurusan Kimia, Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si selaku Ketua Prodi Jurusan Kimia dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Dra. Hj. Suaidah Lubis MM selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Plus Panyabungan dan Bapak Ahmad Tawaf S.Pd selaku guru Kimia dan kepada siswa/I SMA Negeri 2 Plus Panyabungan kelas XI yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.
(3)
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada motivator terhebat Ibunda tercinta Yusnani Nasution, S.Pd. Ayahanda tercinta Abdul Halim Nasution, yang senantiasa berdoa dan memberikan motivasi yang luar biasa baik itu berupa dukungan tenaga, moril maupun material kepada penulis. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada adik-adik ku tercinta Husnul Khotimah Khotimah Nasution A.Md, Yasirun Azzakirot Nasution , Yanti Rahmadani Nasution , Dina Saima Putri dan Muhammad Royhan Azhari Nasution beserta keluarga besar Willem Iskandar Tinating yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu sekali lagi penulis ucapkan terimakasih.
Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya buat para sahabat yang selalu mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang selalu ada buat penulis selama masa studi di jurusan Kimia Unimed. Terima kasih juga kepada sahabat Pendidikan Kimex’09 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu, memberikan motivasi, bantuan, saran- saran serta menjadi keluarga selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya hasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2014 Penulis,
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel viii
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Defenisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1. Tinjauan Pustaka 10
2.1.1. Pengertian Belajar 10
2.1.2. Sumber Belajar dan Jenis-jenis Sumber Belajar 12 2.1.3. Hasil Belajar dan Hakikat Hasil Belajar 13
2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri 15
2.1.5. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach) 18 2.1.6. Langkah – Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 20 2.1.7. Keunggulan Dan Kelemahan Model – Model Pembelajaran Inkuiri 22
2.1.8. Metode Direct Instruction 23
2.1.9. Hakikat Media pembelajaran 24
2.1.10. Fungsi Media pembelajaran 25
2.2. Materi Pokok 39
2.2.1. Kelarutan 39
2.2.2. Hasil Kali Kelarutan 39
2.2.3. Hubungan Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) 40 2.2.4. Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan 41 2.2.5. Pengaruh pH Terhadap Kelarutan 41
2.2.6. Hubungan Ksp dengan pH 42
2.2.7. Ksp dan Reaksi Pengendapan 42
2.3. Penerapan Aplikasi Windows Movie Maker pada Model Inkuiri Terbimbing dalam Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan 44
2.4. Kerangka Berfikir 45
(5)
2.5.1. Hipotesis Verbal 49
2.5.2. Hipotesis Statistik 49
BAB III METODE PENELITIAN 50
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 50
3.2. Populasi dan Sampel 50
3.2.1. Populasi 50
3.2.2. Sampel 50
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian 50
3.3.1. Variabel Penelitian 50
3.3.2. Instrument penelitian 52
3.4. Uji Coba Efektifitas dan Peranan Media serta Inkuiri Terbimbing 53
3.5. Prosedur Penelitian 54
3.6. Teknik Pengumpulan Data 56
3.7. Teknik Analisis Data 59
3.7.1. Teknik Analisis Data Pembuatan dan Kelayakan Media 59
3.7.2. Teknik Analisis Data Uji Efektifitas Media dan Penerapan
Pembelajaran 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62
4.1. Analisis Silabus 62
4.2. Media Pembelajaran 63
4.3 Uji Coba Efektivitas Penggunaan Instrumen Kepada Siswa 64 4.3.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 64 4.3.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 65
4.3.2.1. Data Pretes Siswa 65
4.3.2.2. Data Posttes Siswa 65
4.3.3. Pengujian Persyaratan Analisis 66
4.3.3.1. Uji Normalitas 66
4.3.3.2. Uji Homogenitas Data 67
4.3.3.3. Uji Hipotesis Penelitian 68
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 69
4.4.1. Temuan Penelitian 73
BAB V
5.1. Kesimpulan 74
5.2. Saran 74
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Angket Evaluasi Meda Untuk Guru Dan Dosen 77 Lampiran 2. Respon Angket Siswa Terhadap Penggunaan Media
Pembelajaran BerbasisKomputer Pada Pokok Bahasan
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan 78
Lampiran 3. Kisi – kisi Soal 80
Lampiran 4. Instrumen Penelitian Yang Divalidkan 83 Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Yang Divalidkan 89 Lampiran 6. Instrumen Hasil Penelitian 90 Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 94 Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
Lampiran 9. Silabus 109
Lampiran 10. Hasil Angket Uji Kelayakan Media Dari Siswa 111 Lampiran 11. Komulatif Persentil Hasil Angket Siswa 113 Lampiran 12. Perhitungan Kelayakan Media Siswa1 114 Lampiran 13. Hasil Uji Angket Uji Kelayakan Dosen 115 Lampiran 14. Perhitungan Kelayakan Dari Dosen Dan Guru 116 Lampiran 15. Rancangan Media Pembelajaran 117 Lampiran 16. Gambar Video Movie Maker 125 Lampiran 17. Perhitungan Validitas Tes 132 Lampiran 18. Perhitungan Reliabilitas Tes 135 Lampiran 19. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 138 Lampiran 20. Perhitungan Daya beda Tes 141 Lampiran 21. Perhitungan Standar Deviasi 144 Lampiran 22. Tabel Nilai Pretes dan Postest Eksperimen I 146 Lampiran 23. Tabel Nilai Pretes dan Postest Eksperimen II 147 Lampiran 24. Tabel Nilai Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen II 148 Lampiran 25. Perhitungan Normalitas (X2) 150
Lampiran 26. Perhitungan Homogenitas 153
Lampiran 27. Perhitungan Hipotesis (Ha1) 155 Lampiran 28. Perhitungan Korelasi (Ha2) 157
Lampiran 29. Perhitungan Gain 159
Lampiran 30. Dokumentasi 161
Lampiran 31. Tabel Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 188 Lampiran 32. Daftar Nilai Persentil Distribusi F 189 Lampiran 33. Daftar Nilai dalam distribusi t 190
(7)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang MasalahCahyana (2005) “Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat, dan perubahan materi serta perubahan energi yang menyertai perubahan tersebut”. Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit.
Ilmu kimia merupakan pengetahuan yang berupa fakta, teori, hukum temuan sains dan proses kerja ilmiah. Ilmu kimia juga merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang kurang diminati, bahkan banyak siswa yang menganggap pelajaran kimia menakutkan, karena banyak siswa yang terlebih dahulu merasa kurang mampu dalam mempelajari kimia. Sehingga hasil belajar kimia siswa relatif rendah.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia , khususnya di Sumatera utara dapat juga dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar siswa pada umumnya dan khususnya pada bidang kimia. Sebagai contoh, rendahnya prestasi belajar kimia siswa terlihat dari rata – rata UAN siswa untuk daerah Sumatra utara 2010/2011 pada materi pelajaran kimia 5,0. Hal ini menunjukkan masih tingginya tingkat kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran khususnya pada bidang studi kimia (Laporan Hasil Propinsi Ujian Akhir Nasional SMU/SMA,
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai rata-rata UN 2009/2010 tingkat SMA diperoleh dari Dinas Pendidikan Sumut Untuk jurusan IPA, nilai Fisika 8,25. Biologi 7,79, Kimia 7,89 dan Matematika 8,67. http://www.antaranews.com. Dari nilai rata – rata Ujian Nasional (UN) tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai mata pelajaran kimia masih tergolong rendah.
Indeks hasil ujian nasional (UN) tahun 2013 pada jurusan IPA secara nasional, nilai bahasa Indonesia 68,41, Biologi 63,88, Bahasa Inggris 71,50, Matematika 56,96, Fisika 59,15 , dan Kimia 64,93.(Kemdikbud, 2013) http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/Artikel-UN-Pasca-Konvensi .
(8)
Dari hasil rata – rata nilai UN tingkat nasional dapat disimpulkan tingkat prestasi siswa masih sangat rendah. Lemahnya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan kita dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa. Prestasi tingkat kelulusan siswa dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini tampak dari nilai rata-rata ujian nasional tingkat SMA/MA tahun 2012/2013 dibandingkan dengan tahun 2011/2012 turun dari 7,7 menjadi 6,35. Tingkat kelulusannya juga turun dari 99,50 persen menjadi 99,48 persen. Jumlah pelajar yang tidak lulus pada tahun 2013, persentasenya mencapai 2,51 persen. Pada tahun 2012, persentasenya hanya 0,08 persen. (Ruslan Burhani,2012)
http://imbalo.wordpress.com/2013/05/24/pengumuman-hasil-un-smasmk-tahun-2013/.
Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, media pembelajaran dan lainnya. Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting dalam proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bisa membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Proses belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien apabila siswa ikut aktif berpartisipasi di dalamnya. Berdasarkan pengamatan pada saat PPLT di SMA Negeri 1 Sei rampah, hanya 30% siswa yang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan 35 persen yang hanya mendengarkan penjelasan guru.
Menurut pengamatan peneliti pada saat PPLT (Program Pengalaman Lapangan Terpadu) siswa cenderung kurang bersemangat ketika guru memberikan pelajaran. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan soal-soal kimia. Hal ini disebabkan guru lebih cenderung menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional ini kurang memberikan hasil belajar yang maksimal, sebab peserta didik merasa jenuh, motivasi peserta didik menjadi rendah dan nilai yang diperoleh kurang maksimal.
Untuk menyelesaikan masalah rendahnya prestasi hasil belajar siswa maka guru perlu melakukan perubahan paradigma pembelajaran, yakni berupaya menciptakan lingkungan yang dapat membuat murid belajar hal-hal seperti :
(9)
mendorong dan memberanikan murid untuk berinteraksi satu sama lain, memulai pembelajaran yang memberikan kondisi untuk terciptanya hubungan yang kooperatif, dan memberikan kesempatan kepada murid untuk bekerja secara interdisiplin, menjadikan murid yang selalu berpikir dan berpikir ulang, bersemangat mendemonstrasikan kemampuannya, dan acap kali mencari kesempatan untuk memamerkan hasil belajarnya. Siswa merupakan penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar mengajar.
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik, baik ketika para siswa itu disekolah maupun dilingkungan keluarga sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan metode yang dapat mendorong siswa untuk bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media ke penerima pesan. Tapi ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi diantaranya penggunaan metode, model maupun media dalam pembelajaran. Adanya berbagai jenis hambatan tersebut proses komunikasi belajar mengajar seringkali berlangsung secara tidak efektif dan efisien sehingga siswa merasa sulit untuk memahami pelajaran.
Berdasarkan pernyataaan diatas, seorang guru harus mampu memilih metode atau media yang efektif dan efisien untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dapat mendesain pengajaran dengan menerapkan model pengajaran yang cocok , yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan menjadikan proses belajar mengajar menjadi sangat menyenangkan serta menarik perhatian siswa untuk memperhatikan pelajaran. Sehingga siswa menjadikan belajar bukan merupakan paksaan dan dianggap sebagai bejana kosong, dimana guru mengisinya dengan informasi – informasi baru.
Model pembelajaran pengajaran disekolah-sekolah masih banyak kurang menekankan pada kegiatan sebagai proses. Model pengajaran masih sering
(10)
disajikan dalam bentuk informasi, kurang didukung dengan menggunakan media dan sumber lainnya. Sejalan dengan berkembangnya penelitian di bidang pendidikan maka ditemukan model – model pembelajaran baru yang dapat meningkatkan interaksi siswa dalam proses belajar mengajar, yang dikenal dengan model pembelajaran inkuiry terbimbing yaitu pendekatan inkuiri yang mana pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Guru membimbing siswa melakukan kegiatan mencari sumber belajar dari internet.
Pemanfaatan media pembelajaran yang kreatif, juga sangat dibutuhkan agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih aktif dan menarik. Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan, yaitu media hasil teknologi cetak diantaranya surat kabar, gambar, teks, grafik, foto, komik, diagram, dan poster; media hasil teknologi audio – visual; media hasil teknologi komputer, dan hasil media gabungan teknologi cetak dan komputer (Arsyad, 2008).
Hadirnya teknologi audio visual telah menciptakan masyarakat budaya yang kreatif dan konsumtif. Kondisi perubahan peradaban tersebut, telah pula menjadi pemicu terhadap upaya perubahan sistem pembelajaran di sekolah. Upaya untuk melepaskan diri dari lingkungan pembelajaran konvensional yang memaksa anak untuk mengikuti pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan (Hidayat,2008).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa guru dituntut untuk memperbaiki dalam memperbaharui cara penyajian materi pelajaran. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi model belajar yang monoton yaitu dengan mengunakan model pembelajaran Inkuiry Terbimbing dan menggunakan media Windows Movie Maker.
Penelitian ini juga dilakukan oleh Raden Rara siti Toyibah dengan judul “Penerapan Pendidikan Berkarakter Menggunakan Windows Movie Maker Untuk Meningkatkan Kualitas Karakter dan Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA”.
(11)
Pada pelajaran kimia yang menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dari rerata 61,16 pada kelompok kontrol dan 81,33 pada kelompok eksperimen.
Hasil penelitian Siti Toyibah, R (2012), menyatakan bahwa pengajaran dengan menggunakan media video sangat mempengaruhi terhadap hasil belajar, disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar siswa kelas kontrol. penerapan pendidikan berkarakter menggunakan windows movie maker untuk meningkatkan kualitas karakter dan hasil belajar lebih baik dari hasil belajar kimia siswa yang dengan media konvensional.
Hanafi (2012), dalam penelitiannya menemukan adanya pengaruh penerapan pembelajaran inkuiry terbimbing terhadap hasil belajar, dimana hasil analisis dan refleksi setelah tindakan diketahui bahwa keterlaksanaan tindakan siklus I mencapai 66,46% (cukup) dan siklus II 88,18% (berhasil) peningkatan keterlaksanaan tindakan dari siklus I ke siklus II 19,72%, dan IMK siswa siklus I sebesar 61% (baik) dan siklus II 72% (baik), IMK siswa meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 11%. Peningkatan ini juga terjadi pada prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan tes, nilai rata-rata sebelum tidakan 55,4 dengan ketuntasan belajar siswa 15%, nilai rata-rata siklus I 74,35 dengan ketuntasan belajar siswa 55%, dan nilai rata-rata siklus II 78,65 dengan ketuntasan belajar siswa 80%. Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan ke siklus I 40%, dan dari siklus I ke siklus II meningkat 25%. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model inkuiri terbimbing mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar fisika sub pokok bahasan pemantulan dan pembiasan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Malang.
Dari dasar inilah maka penulis mengadakan penelitian berjudul “Pengaruh Penerapan Windows Movie Maker Pada Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Direct Intruction Dalam Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA”.
(12)
1.2. Identifikasi Masalah
Dari pembahasan latar belakang yang telah dikemukakan maka identifikasi masalah dalam penelitian ini :
1. Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Kurangnya motivasi yang diberikan guru kepada siswa. 3. Aktifitas belajar yang hanya berpusat pada guru.
4. Kurangnya minat siswa serta minimnya penggunaan media pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh Penerapan Windows Movie Maker Pada Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Direct Intruction Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA.
1.4.Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar kimia siswa SMA dengan penerapan Windows Movie Maker pada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan!
1.5.Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan media Windows Movie Maker pada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan media Windows Movie Maker pada model pembelajaran Direct Instruction.
2. Mengetahui apakah penerapan media Windows Movie Maker pada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran Direct Instruction.
(13)
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa
Dapat mempermudah pemahaman mengenai kelarutan dan hasil kelarutan.
Dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2. Bagi Guru
Sebagai media pembelajaran kimia, untuk membantu guru menyampaikan materi.
Mampu memvisualisasikan hal-hal yang masih bersifat abstrak dalam kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan dan informasi serta bekal dalam melaksanakan tugas sebagai calon guru yang menerapkan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan media Windows Movie Maker dalam mengatasi kesulitan belajar kimia.
4. Bagi Pengambil Kebijakan
Sebagai bahan masukan ilmiah dalam pendidikan tentang bagaimana pengaruh model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan media Windows Movie Maker terhadap hasil belajar di sekolah-sekolah yang ada bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian.
Bahan masukan bagi pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan.
(14)
1.7. Defenisi Operasional
Ahmadi dalam Ismawati (2007: 35) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep -konsep yang direncanakan oleh guru.
John O.Matson (2006) mengungkapkan bahwa belajar berbasis Inkuiri adalah pembelajaran berdasarkan student centered guru menyediakan pertanyaan instruksi dan membimbing siswa dalam memecahkan masalah. Pendekatan inkuiri terbimbing lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep -konsep pelajaran.
Model inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Tujuan umum dari pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingin tahuan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh Joyce dalam Cahyono (2010: 16) menyatakan bahwa “ The general goal of inquiry training is to help students develop the intellectual discipline and skills necessary to raise questions and search out answers stemming from their curiosity”.
Windows movie maker merupakan salah satu software bawaan Microsoft windows xp yang mempunyai kegunaan untuk membuat video dan merancang alur video.
Hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga ranah antara lain kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai dan ranah psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
(15)
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media Windows Movie Maker dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction dan media Windows Movie Maker. 2. Aktifitas siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing menggunakan media Windows Movie Maker terdiri dari enam tahapan, yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi atau merumuskan masalah, memberikan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji, mengumpulkan data atau menjaring informasi yang dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan, menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data, dan proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
3. Penerapan media Windows Movie Maker pada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran Direct Instruction.
4. Siswa lebih aktif dengan penerapan media Windows Movie Maker pada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing daripada menggunakan model pembelajaran Direct Instruction dan Windows Movie Maker.
5.2. Saran
1. Bagi guru kimia agar dapat melakukan inovasi pembelajaran dengan mengembangkan strategi (model dan media) pengajaran sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya.
2. Bagi pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
(16)
materi atau pokok bahasan kimia yang lain dengan menambahkan alokasi waktu agar hasil yang dicapai lebih maksimal.
(17)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Arra, (2013), http://arrafim.blogspot.com/2013/01/perkembangan-psikologis-pada-tingkatan.html (diakses Januari 2013)
Arsyad, Azhar., (2008), Media Pengajaran, Penerbit PT. Grafindo Persada, Jakarta.
Dalimunthe, D.M., (2011), Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (guided Inquiry) Terhdap Hasil Belajar Kimia Siswa SMP Kelas VII Yayasan Teuku Umar Medan, FMIPA, UNIMED, MEDAN
Dimyati, Mudjion., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Djamarah, S.B., (2002), Prestasi Belajar Mengajar, Edisi Revisi, Penerbit Rineke Cipta, Jakarta
Hamalik, Oemar., (2009), Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Hidayat, W., (2004), Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Kegiatan Laboratorium Pada Pokok Bahasan Koloid, Tesis, Program Pasca Sarjana, UPI, Bandung.
Kemdikbud, (2013),http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/Artikel-UN-Pasca-Konvensi
Laporan Hasil Propinsi Ujian Akhir Nasional SMU/SMA, http:www.laphaswilprop.htlm
Naskirana,T.,(2013), http://titinaskirana.blogspot.com/2013/08/tingkat-kecerdasan-intelektual-pada-anak.html (diakses Agustus 2013)
Panjaitan, S., (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Pendidikan karakter Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, FMIPA, UNIMED, MEDAN
(18)
Rui,(2010),http://rui.blogspot.com/2010/02/25/windows-movie-maker.html (diakses 25 Februari 2010)
Ruslan Burhani, (2012),http://imbalo.wordpress.com/2013/05/24/pengumuman-hasil-un-smasmkma-tahun-2013/
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta
Siagian, W., Asprida, (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Bantuan Macromedia Flash Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, FMIPA, UNIMED. MEDAN
Slameto, (2003), Belajar & Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta
Sudjana, (2009), Metode Statistik, Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung
Tarigan, S., (2009), Buku Materi Ajar Strategi Belajar Mengajar Kimia, Penerbit Program Pasca Sarjana UNIMED, MEDAN
Toyyibah, R.,Rara, (2012), Penerapan Pendidikan Berkarakter Menggunakan Windows Movie Maker Untuk Meningkatkan Kualitas karakter Dan Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA, FMIPA UNIMED, Medan,
http://m.detik.com
http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/24/0835267/Nilai.Ratarata.UN.SMA.Tur un
http://www.antaranews.com/berita/184112/nilai-un-terendah-di-sumut-ternyata-bahasa-indonesia.
(1)
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Dapat mempermudah pemahaman mengenai kelarutan dan hasil kelarutan.
Dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2. Bagi Guru
Sebagai media pembelajaran kimia, untuk membantu guru
menyampaikan materi.
Mampu memvisualisasikan hal-hal yang masih bersifat abstrak dalam kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan dan informasi serta bekal dalam melaksanakan tugas sebagai calon guru yang menerapkan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan media Windows Movie Maker dalam mengatasi kesulitan belajar kimia.
4. Bagi Pengambil Kebijakan
Sebagai bahan masukan ilmiah dalam pendidikan tentang bagaimana pengaruh model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan media Windows Movie Maker terhadap hasil belajar di sekolah-sekolah yang ada bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian.
Bahan masukan bagi pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan.
(2)
1.7. Defenisi Operasional
Ahmadi dalam Ismawati (2007: 35) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep -konsep yang direncanakan oleh guru.
John O.Matson (2006) mengungkapkan bahwa belajar berbasis Inkuiri adalah pembelajaran berdasarkan student centered guru menyediakan pertanyaan instruksi dan membimbing siswa dalam memecahkan masalah. Pendekatan inkuiri terbimbing lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep -konsep pelajaran.
Model inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang
menitikberatkan kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Tujuan umum dari pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingin tahuan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh Joyce dalam Cahyono (2010: 16) menyatakan bahwa “ The general goal of inquiry training is to help students develop the intellectual discipline and skills necessary to raise questions and search out answers stemming from their curiosity”.
Windows movie maker merupakan salah satu software bawaan Microsoft windows xp yang mempunyai kegunaan untuk membuat video dan merancang alur video.
Hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga ranah antara lain kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai dan ranah psikomotor
meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media Windows Movie Maker dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction dan media Windows Movie Maker. 2. Aktifitas siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing menggunakan media Windows Movie Maker terdiri dari enam tahapan, yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi atau merumuskan masalah, memberikan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji, mengumpulkan data atau menjaring informasi yang dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan, menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data, dan proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
3. Penerapan media Windows Movie Maker pada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran Direct Instruction.
4. Siswa lebih aktif dengan penerapan media Windows Movie Maker pada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing daripada menggunakan model pembelajaran Direct Instruction dan Windows Movie Maker.
5.2. Saran
1. Bagi guru kimia agar dapat melakukan inovasi pembelajaran dengan
mengembangkan strategi (model dan media) pengajaran sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya.
2. Bagi pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
(4)
3. Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang relevan pada materi atau pokok bahasan kimia yang lain dengan menambahkan alokasi waktu agar hasil yang dicapai lebih maksimal.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Arra, (2013),
http://arrafim.blogspot.com/2013/01/perkembangan-psikologis-pada-tingkatan.html (diakses Januari 2013)
Arsyad, Azhar., (2008), Media Pengajaran, Penerbit PT. Grafindo Persada, Jakarta.
Dalimunthe, D.M., (2011), Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (guided Inquiry) Terhdap Hasil Belajar Kimia Siswa SMP Kelas VII Yayasan Teuku Umar Medan, FMIPA, UNIMED, MEDAN
Dimyati, Mudjion., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Djamarah, S.B., (2002), Prestasi Belajar Mengajar, Edisi Revisi, Penerbit Rineke Cipta, Jakarta
Hamalik, Oemar., (2009), Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta Hidayat, W., (2004), Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Kegiatan
Laboratorium Pada Pokok Bahasan Koloid, Tesis, Program Pasca Sarjana, UPI, Bandung.
Kemdikbud,
(2013),http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/Artikel-UN-Pasca-Konvensi
Laporan Hasil Propinsi Ujian Akhir Nasional SMU/SMA,
http:www.laphaswilprop.htlm
Naskirana,T.,(2013),
http://titinaskirana.blogspot.com/2013/08/tingkat-kecerdasan-intelektual-pada-anak.html (diakses Agustus 2013)
Panjaitan, S., (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Pendidikan karakter Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, FMIPA, UNIMED, MEDAN
(6)
Rui,(2010),http://rui.blogspot.com/2010/02/25/windows-movie-maker.html (diakses 25 Februari 2010)
Ruslan Burhani, (2012),http://imbalo.wordpress.com/2013/05/24/pengumuman-hasil-un-smasmkma-tahun-2013/
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta
Siagian, W., Asprida, (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Bantuan Macromedia Flash Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, FMIPA, UNIMED. MEDAN
Slameto, (2003), Belajar & Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta
Sudjana, (2009), Metode Statistik, Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung
Tarigan, S., (2009), Buku Materi Ajar Strategi Belajar Mengajar Kimia, Penerbit Program Pasca Sarjana UNIMED, MEDAN
Toyyibah, R.,Rara, (2012), Penerapan Pendidikan Berkarakter Menggunakan Windows Movie Maker Untuk Meningkatkan Kualitas karakter Dan Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA, FMIPA UNIMED, Medan,
http://m.detik.com
http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/24/0835267/Nilai.Ratarata.UN.SMA.Tur un
http://www.antaranews.com/berita/184112/nilai-un-terendah-di-sumut-ternyata-bahasa-indonesia.