TINGKAT PENGETAHUAN DAN MITIGASI SISWA KELAS VII PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA Tingkat Pengetahuan Dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud Di SMP Negeri 6 Surakarta.
TINGKAT PENGETA
AHUAN DAN MITIGASI SISWA KELA
LAS VII
PASCA ERUPSI GUNUN
UNG KELUD DI SMP NEGERI 6 SURA
RAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk
tuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Gun
una Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Diajukan Oleh:
E
ETANA OCTA SINTHA
A 610100019
FAKULTAS KE
EGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
AN
UNIVERSITAS
AS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
TINGKAT PENGETAHUAN DAN MITIGASI SISWA KELAS VII PASCA
ERUPSI GUNUNG KELUD DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA
Etana Octa Sintha, A 610 100 019.
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai tingkat pengetahuan siswa kelas
VII SMP Negeri 6 Surakarata dalam mitigasi bencana gunung api serta mengetahui
pendidikan kebencanaan yang diterapkan dalam mata pelajaran. Populasi kelas VII di
SMP Negeri 6 Surakarta adalah 210 siswa dan jumlah sampel yang diambil 118 yaitu
dari jumlah populasi adalah 210 yang ada pada tabel penentuan jumlah sampel dari
populasi dengan taraf kesalahan 10% (Sugiyono,2010) sehingga terdapat jumlah sampel
118. Penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII
SMP Negeri 6 Surakarta merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menghitung perhitungan presentase, teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel
adalah sistematis sampling yaitu teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
cara mengambil sampel yang berabsen genap saja. Penelitian yang digunakan untuk
mengetahui pendidikan kebencanaan yang diterapkan dalam mata pelajaran yang
dilakukan oleh Guru kelas VII SMP Negeri 6 Surakarta merupakan jenis deskriptif
kuantitatif, teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah key pearson yaitu
penentuan sampel dengan wawancara 1 orang saja (tunggal). Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan angket dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas VII baik kelas
VII.A, VII.B,VII.C,VII.D,VII.E,VII.F,VII.G, maupun VII.H menunjukan bahwa tingkat
pengetahuannya baik dalam mitigasi bencana gunung api. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pendidikan kebencanaan yang diterapkan dalam mata pelajaran yang dilakukan
di sekolah SMP Negeri 6 Surakarta sudah memasukan pendidikan kebencanaan dalam
materi pembelajaran yaitu pada materi pembelajaran IPS kelas VII. Hal ini ini
dibuktikan juga dengan sudah dimasukannya pendidikan kebencanaan dalam RPP.
Kata Kunci: Pengetahuan, Pendidikan Kebencanaan, Mitigasi Bencana Gunung Api
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
PENDAHULUAN
Kota
dikenal
Surakarta
sebagai
sangat
Kota
Solo,
merupakan sebuah dataran rendah
yang terletak di antara Gunung
Merapi, Gunung Merbabu pada
bagian barat dan Gunung Lawu di
bagian timur. Selain itu dibagian
timur juga dilalui oleh Sungai
Bengawan Solo. Wilayah Kota
Surakarta berada pada cekungan
diantara tiga Gunung sehingga
mempunyai topografi yang relatif
datar antara 0 – 15 % dengan
ketinggian tempat antara 80 – 130
dari
permukaan
astronomis
laut.
Kota
Secara
Surakarta
terletak pada 110 45` 15″ – 110
45` 35″ BT dan 70` 36″ – 70` 56″
LS(surakarta dalam angka, 2011),
di
mana
kota
Surakarta
merupakan daerah yang rawan
bencana alam terutama bencana
banjir,
bencana
namun
ada
beberapa
lain
yang
mungkin
terjadi, misalnya gempa bumi,
angin
ribut
Berdasarkan
bencana
Jawa
dan
kekeringan.
indeks
Tengah,
rawan
Kota
Surakarta masuk dalam peringkat
30 dengan nilai 60. Sedangkan di
tingkat nasional, Kota Surakarta
masuk urutan 207 se-Indonesia
(BNPB,2011: 83).
Gunung Kelud merupakan salah
satu Gunung Api yang terletak di
pulau Jawa. Secara administratif
Gunung Api Kelud terletak di
Kabupaten Kediri, Blitar, Malang
dan Propinsi Jawa Timur. Secara
geografis terletak pada 7°56’ LS dan
112°18’30’’
dengan
ketinggian
1.731 meter dari permukaan laut.
Gunung Api ini berbentuk strato
yang diklasifikasikan sebagai tipe A
bersifat freato magmatik sampai
magmatik.
Secara
morfologis,
Gunung Api Kelud ditandai oleh
keberadaan beberapa bekas kawah
yang tumpang tindih berbentuk tapal
kuda dibagian tertentu. Hal ini
mencirikan terjadi erupsi secara
berulang dan bersifat ekplosif. Telah
diidentifikasi sebuah danau kawah
pada ketinggian +1.200 m yang
terbuka kearah darat, dan diyakini
sebagai bekas kaldera letusan yang
telah terisi air, serta teramati masih
menunjukan aktivitas vulkanisme.
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
Danau kawah tersebut di kelilingi
selama
oleh
seperti
tersebut maka penelitian mengenai
Gunung Lirang, Gunung Sumbing,
pengetahuan dan mitigasi siswa
Gunung Kelud, dan Gunung Gajah
kelas VII di SMP Negeri 6 Surakarta
Mungkur (Eka Kadarsetia,2006)
pasca erupsi Gunung Kelud perlu
kubah-kubah
lava
Erupsi Gunung Kelud terjadi
2
hari.
Dari
peristiwa
dilakukan.
pada kamis 13 Februari pukul 22.50
WIB,
dianggap
lebih
dahsyat
METODE PENELITIAN
dibanding erupsi Gunung Merapi
Penelitian ini bertempat di SMP
2010 lalu. Selain membuat separuh
Negeri 6 Surakarta karena sekolah
wilayah
ini juga terkena dampak pasca erupsi
pulau
Jawa,
termasuk
Soloraya menjadi kelabu. Dampak
Gunung
abu vulkanik juga melumpuhkan
vulkanik di sekolah ini cukup tebal
penerbangan di Jawa, mematikan
sehingga proses belajar mengajar
aktivitas
terganggu
perekonomian
serta
Kelud.
Ketebalan
dan
terpaksa
abu
harus
pendidikan di berbagai daerah. Di
diliburkan selama 2 hari. Penelitian
Soloraya dan DIY sekolah-sekolah
ini difokuskan pada siswa khususnya
diliburkan
kelas 7.
dan
pasar-pasar
tradisional serta toko banyak yang
Waktu penelitian sampai proses
tidak beroperasi akibat tebalnya
penulisan
debu vulkanis kelud (Harian Umum
bentuk skripsi yakni dari Bulan
Solopos, Sabtu Kliwon 15 Februari
Maret sampai Juli 2014.
2014)
SMP
laporan
Populasi
Negeri
6
Surakarta
generalisasi
akhir
adalah
yang
dalam
wilayah
terdiri
atas
merupakan salah satu sekolah di
obyek/subyek
Kota Surakarta yang ikut terkena
kualitas dan karakteristik tertentu
dampak dari pasca erupsi Gunung
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Kelud tersebut. Aktivitas belajar
dipelajari
mengajar terpaksa harus diliburkan
kesimpulannya (Sugiyono 2012;17).
akibat banyaknya abu vulkanik yang
Populasi yang digunakan dalam
ada di sekolah-sekolah Surakarta
penelitian ini yaitu seluruh siswa
dan
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
yang
mempunyai
kemudian
ditarik
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
SMP Negeri 6 Surakarta kelas VII
2. Praktik/mekanisme
pencegahan/mitigasi
yang berjumlah 210.
Jumlah populasi siswa SMP
3. Rencana keadaan darurat
Negeri 6 Surakarta kelas VII yaitu
4. Kebijakan, peraturan dan
kewenangan
210 siswa, sampel yang diambil
Pendidikan
dalam penelitian ini adalah 118 dari
jumlah populasi N adalah 210 yang
merupakan
ada
terencana
pada
Tabel
(lampiran
1)
kebencanaan
usaha
sadar
untuk
mewujudkan
menunjukan tingkat kesalahan 10%
suasana
terdapat S jumlah sampel 118.
pembelajaran
Sehingga sampel yang ada dalam
secara
aktif
mengembangakan
penelitian ini mengambil sampel
potensi
dirinya
untuk
siswa kelas VII sebanyak 118 siswa
kecakapan
hidup
yang akan diberikan angket.
mengantisipasi
bencana
Teknik
pengambilan
sampel
belajar
dan
dan
agra
pengorganisasian
pesrta
didik
memiliki
dalam
melalaui
dan
langkah-
tepat.
Parameter
yang digunakan dalam penelitian
langakah
pendidikan
pendidikan kebencanaan meliputi:
kebencanaan
yang
diterapakan dalam mata pelajaran di
1.
yang
proses
Mata pelajaran yang diajarkan
dikelas
SMP Negeri 6 Surakarta adalah
person).
2.
Materi pelajaran
Pengambilan sampel dilakukan pada
3.
Rancangan pelaksanaan
tokoh
kunci
(key
Guru IPS Geografi. Berdasarkan
pembelajaran
ketentuan oleh Akhmad Zaenudin
Teknik pengumpulan data yang
tingkat pengetahuan siswa dalam
digunakan
mitigasi bencana letusan gunung api
yaitu: kuisoner (angket), observasi
maka indikator yang dibutuhkan
(survey),
adalah:
wawancara.
1. Ketersediaan informasi
dalam
penelitian
Dokumentasi,
ini
dan
Sasaran angket dalam penelitian
pengetahuan tentang bencana
ini adalah Siswa SMP Negeri 6
letusan gunung api
Surakarta Kelas VII yang digunakan
untuk
mengukur
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
tingkat
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
pengetahuan siswa dan mitigasi
pasca erupsi Gunung Kelud. Angket
yang
digunakan
yaitu
angket
tertutup, yaitu angket yang disusun
Rumus untuk menghitung setiap
dengan
parameter untuk jumlah salah:
menyediakan
pilihan
jawaban lengkap sehingga pengisi
hanya tinggal memberi tanda pada
Jumlah Siswa yang menjawab salah
x 100%
Jumlah siswa per kelas yang menerima angket
jawaban yang dipilih.
tingkat
Angket pengukuran pengetahuan
pengetahuan siswa dalam mitigasi
siswa terhadap mitigasi bencana
bencana Gunung Api menggunakan
gempa bumi dibuat dengan bentuk
metode statistik
Skala Guttman yakni pertanyaan
Cara
menghitung
menggunakan
deskriptif yaitu
rumus
proporsi
dibuat seperti pilihan ganda, yaitu
untuk jawaban responden benar
sebagai berikut:
Rumus untuk menghitung total
mendapat skor 1 dan untuk jawaban
responden salah mendapat skor 0
skor:
(Riduwan, 2010: 91).
Jumlah siswa yang menerima angket per kelas
jumlah soal riset
Rumus untuk menghitung
presentase jumlah benar:
Observasi adalah suatu teknik
atau
cara
dengan
mengumpulkan
jalan
data
mengadakan
pengamatan terhadp kegiatan yang
sedang berlangsung (Nana Syaodih
x 100%
Sukmadinata, 2009:220).
Observasi
Rumus untuk menghitung
presentase jumlah salah:
x 100%
yang
dilakukan
peneliti adalah observasi secara
tidak langsung karena observasi
dilakukan pada saat setelah terjadi
erupsi Gunung Kelud pada 13
Februari 2014. Observasi dilakukan
Rumus untuk menghitung setiap
parameter untuk jumlah benar:
dengan mengamati keadaan sarana
dan
prasarana
Jumlah Siswa yang menjawab benar
x 100%
Jumlah siswa per kelas yang menerima angket
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
sekolah
seperti
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
gedung sekolah, ruang kelas, jalan
menggunakan metode statistik yang
sekolah, halaman sekolah.
sudah tersedia (Sugiyono, 2013).
Dokumentasi dalam penelitian
Teknik
analisis
data
ini
ini digunakan untuk memperkuat
digunakan
untuk
mengetahui
dan menunjukan data yang diperoleh
besarnya
pengetahuan
dan
dari lapangan berupa gambar/foto
pendidikan
kebencanaan
yang
saat penelitian berlangsung di SMP
diterapkan dalam mata pelajaran di
Negeri 6 Surakarta.
SMP Negeri 6 Surakarta kelas VII.
Wawancara dalam penelitian ini
Pengukuran pengetahuan siswa
ditujukan kepada Guru IPS Geografi
kelas VII SMP Negeri 6 Surakarta
kelas
VII,
wawancara
informasi
tujuan
dilaksanakan
dalam mitigasi bencana gunung api
untuk
mendapatkan
menggunakan
tentang
pelakasanaan
pengetahuan setelah dilakukan rata-
nilai
indeks
yang
rata dan diklasifikasikan tingkat
diterapkan dalam mata pelajaran di
pengetahuan siswa dengan nilai
SMP Negeri 6 Surakarta.
indeks sebagai berikut:
pendidikan
kebencanaan
Teknik Analisis data dalam
Penelitian
ini
menggunakan
penelitian deskriptif kuantitatif yang
melibatkan penghitungan atau angka
Tabel 3.3 Nilai Indeks Pengetahuan
dan kata-kata. Selain itu penelitian
Nilai
kuantitatif juga bisa disebut sebagai
Indeks
penelitian
0%-33%
Kurang
34%-66%
Cukup
67%-100%
Baik
yang
melibatkan
pengukuran pada tingkat tertentu.
Teknik
penelitian
digunakan
analisis
data
pada
kuantitatif
data
yang
sudah
jelas,
Kategori
Sumber: Peneliti, 2013
yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan
PEMBAHASAN
masalah atau menguji hipotesis yang
SMP Negeri 6 Surakarta mulai
telah dirumuskan dalam proposal.
beroperasi pada Tahun 1947 di
Data
Singkok Kang (sekarang menjadi
kuantitatif
seharusnya
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
gedung monumen juang 45 sebelah
dibersihkan. Sehingga proses belajar
timur PGS Beteng). SMP Negeri 6
mengajar dapat berjalan kembali.
Surakarta
Tahun
mulai
1950
terdaftar
pada
Data yang dikumpulkan dalam
SK
penelitian ini adalah data kuantitatif.
berdasarkan
Pendirian No: 3567/B Tanggal 01-
Data
04-1950 . Pada awal pendirian
kuisoner pengetahuan siswa kelas
Tahun 1950, SMP Negeri 6 hanya
VII
menyewa
di
Gunung Api yang dibagikan kepada
1953.
118 siswa kelas VII SMP Negeri 6
Kemudian pada Tahun 1953 sudah
Surakarta sedangkan data kualitatif
memiliki tanah dan bangunan sendiri
diperoleh dari wawancara Guru IPS
di daerah Widuran yang sekarang
Geografi kelas 7 yang berjumlah 1
dipakai
orang.
bangunan
Kebalen
sampai
oleh
rumah
Tahun
SMP
Negeri
13
Surakarta.
kuantitatif
tentang
diperoleh
mitigasi
dari
bencana
Data hasil tingkat pengetahuan
Pada Tahun 1975, SMP Negeri
dalam mitigasi siswa kelas VII di
6 pecah menjadi 2 tempat. Kelas 1 di
SMP Negeri 6 Surakarta tentang
Jl.
Pasar
bencana letusan Gunung Api kelas
Kliwon sedangkan kelas 2 dan 3
VII A sampai dengan VII H dapat di
masih di Widuran. Sejak Tahun
ambil kesimpulan sebagai berikut:
Kapten
Mulyadi 259
1979 semua siswa kelas 1,2 dan 3
pindah di Jl. Kapten Mulyadi 259
Pasar Kliwon hingga sekarang.
Hasil observasi bahwa kondisi
lingkungan
Surakarta
di
SMP
setelah
Negeri
terjadi
6
erupsi
Gunung Kelud pada kamis 13
Februari 2013, kondisi fisik di
lingkungan sekolah tersebut sudah
terlihat bersih dan rapi karena sisa
abu dari erupsi Gunung Kelud sudah
Hasil kelas VII A siswa
yang
banyak
menjawab
salah
terdapat pada soal nomor 2, 3, 5.
Hal ini dikarenakan siswa belum
mengetahui
ciri-ciri
terjadinya
bencana letusan gunung api dan
pada soal nomor 3 siswa belum
mengetahui bagaimana cara untuk
menyelamatkan diri saat terjadi
bencana. pada soal nomor 5 siswa
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
belum mengetahui dimana letak
api dan pada soal nomor 5 siswa
jalur evakuasi.
belum mengetahui dimana letak
Hasil kelas VII B siswa
yang
banyak
menjawab
jalur evakuasi.
salah
Hasil kelas VII F hampir
terdapat pada soal nomor 2 hal ini
semua
dikarenakan
belum
terutama pada soal nomor 1, 2 dan
terjadinya
4, hal ini dikarenakan pemahaman
mengetahui
siswa
ciri-ciri
bencana letusan gunung api.
siswa
Hasil kelas VII C siswa
yang
banyak
menjawab
salah
terdapat pada soal nomor 6, hal ini
dikarenakan
siswa
siswa
belum
tentang bencana
siswa
letusan
baik. Karena dalam mata pelajaran
sudah
diterapkan
pendidikan
kebencanaan.
Hasil kelas VII G yang
banyak menjawab salah terdapat
Hasil kelas VII D hampir
semua
benar
gunung api dan mitigasinya sudah
mengetahui manfaat adanya jalur
evakuasi di sekolah.
menjawab
menjawab
benar
terutama pada soal nomor 1 dan 3,
hal ini dikarenakan pemahaman
pada
soal
nomor
dikarenakan
mengetahui
2,
hal
siswa
ciri-ciri
ini
belum
mengenai
bencana letusan gunung api.
siswa tentang pengetahuan dan
Hasil kelas VII H yang
mitigasi gunung api sudah baik.
banyak menjawab salah terdapat
Karena
dalam
pada
sudah
diterapkan
mata
pelajaran
pendidikan
Hasil kelas VII E siswa
banyak
menjawab
dikarenakan
mengetahui
siswa
ciri-ciri
2,
hal
siswa
ciri-ciri
ini
belum
mengenai
terjadinya letusan gunung api.
salah
terdapat pada nomor 2 dan 5. Hal
ini
nomor
dikarenakan
mengetahui
kebencanaan.
yang
soal
belum
mengenai
Data hasil wawancara Guru IPS
Geografi
kelas
pendidikan
terjadinya bencana letusan gunung
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
VII
mengenai
kebencanaan
yang
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
diterapkan dalam mata pelajaran di
gunung
api
otomatis
itu
SMP Negeri 6 Surakarta.
berkaitan dengan gempa bumi
a. Apa yang dimaksud dengan
yaitu di dalam materi kelas 7
pendidikan kebencanaan itu?
semester 1, misalnya tentang
hasil
bentuk muka bumi itu juga
di
disampaikan meskipun dalam
lakukan pada seorang Guru IPS
kurikulumnya tidak ada hanya
Geografi disebutkan pendidikan
sepintas
kebencanaan
menceritakannya secara panjang
Berdasarkan
wawancara
yang
telah
”yaitu
suatu
tetapi
pengetahuan yang disampaikan
lebar.
untuk
diceritakan
menghadapi
khususnya
bencana
Gempa
bumi,
Tsunami dan Gunung meletus
dapat
jawaban
disimpulkan
ada
kesimpulan
tersebut
sudah
sekolah
menerapkan
didalam
materi
pendidikan
kebencanaan.
c. Menurut
b. Menurut anda apakah di sekolah
sudah
diambil
bahwa
pembelajaran.
ini
di
jawaban
dapat
mengetahui
pengertian
jika
(wawancara
Berdasarkan
kebencanaan
dari
suka
20/05/2014)
bahwa Guru tersebut sudah
maksud
harus
bencana
tertentu”
tersebut
Berdasarkan
tersebut
Anak-anak
daerah
karena itu sering terjadi di
Indonesia”
kita
menerapkan
kebencanaan di dalam
materi
pembelajarannya? Jelaskan!
Materi pembelajaran yang
anda
perlukah
pendidikan
kebencanaan
masukkan
dalam
di
materi
pembelajaran? Jelaskan!
Pendidikan
kebencanaan
didalam
sekolah
yang
berpotensi
terkena
dampak
di dalamnya sudah menerapkan
suatu
pendidikan
seharusnaya menerapkan sistem
kebencanaan
bencana
alam
sudah
misalnya “Ya, secara garis besar
yang
saja
sebagai implementasinya yakni
misalnya
membahas
berbasis
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
kebencanaan,
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
memasukan materi pendidikan
kebencanaan
didalam
materi
d. Apakah ada Mata pelajaran
yang diajarkan di kelas yang
pembelajaran yang diberikan
dikaitkan
sehari-hari pada siswa. Hasil
kebencanaan?
wawancara yang telah peneliti
ada!
lakukan di SMP Negeri 6
pelajaran
IPS
dikaitkan
bahwa:
menyebutkan
“Karena
terbentur
pendidikan
Sebutkan
jika
pada
mata
Seharusnya
Surakarta pada salah satu Guru
Geografi
dengan
dikelas
dengan
kebencanaan
harus
pendidikan
karena
sekolah
berpotensi
terjadi
kurikulum jadi sangat sulit dan
tersebut
perlu alokasi waktu khusus tapi
bencana, selaian itu agar siswa
minimal pembekalan masing-
mengetahui
masing saja tidak usah semua
mengurangi
mata
pelajaran
cara
untuk
atau
dan
juga
menyelamatkan diri jika suatu
guru
yang
saat bencana terjadi baik di
terkait saja misalnya guru IPS
sekolah maupun dirumah. Hasil
dan IPA. Sebenarnya penting
wawancara yang telah dilakukan
tetapi kurikulumnya yang belum
pada
memungkinkan”
mengatakan
ditekankan
pada
( wawancara
20/05/2014)
Guru
IPS
Geografi
bahwa:
“IPS
khususnya, yaitu materi tentang
Berdasarkan
jawaban
proses
diambil
bumi, proses tenaga endogen
kesimpulan bahwa pendidikan
dan eksogen. IPA juga bisa
kebencanaan memang sangat
misalnya pada materi batuan,
perlu dimasukan dalam materi
sebetulnya kalo dikaji memang
pembelajaran tetapi kurikulum
cenderung di IPA karena proses
yang diterapkan di SMP Negeri
gerakan-gerakan
6
tetapi kalo di IPS hanya kondisi
tersebut
dapat
Surakarta
memungkinkan.
belum
pembentukan
sosialnya”
20/05/2014).
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
muka
materinya
(wawancara
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
Berdasarkan
tersebut
jawaban
dapat
diambil
Berdasarkan
tersebut
jawaban
dapat
diambil
kesimpulan bahwa SMP Negeri
kesimpulan
6 Surakarta sudah menerapkan
pembelajaran
mata pelajaran yang dikaitkan
diterapkan
dengan pendidikan kebencanaan
kebencanaan di dalamnya yaitu
yaitu pada mata pelaajaran IPS
materi
dan IPA.
pembentukan muka bumi.
e. Materi pembelajaran seperti apa
yang
dapat
diterapkan
pendidikan
kebencanaan
didalamnya?
untuk
pendidikan
dimasukan
kebencanaan
dalamnya
materi
yang
dapat
pendidikan
tentang
proses
f. Dalam penyusunan RPP apakah
sudah
diterapkan
pendidikan
kebencananaan didalamnya?
Pada sekolah yang sudah
Materi pembelajaran yang
sesuai
bahwa
misalnya
di
secara
menerapakan
pendidikan
kebencanaan
dalam
penyususnan
RPP-nya pasti
sudah
terintregasikan
umum pada mata pelajaran IPS
komponen-komponen
dan IPA. Dari hasil wawancara
bencana di dalamnya. Hasil
yang telah di lakukan di SMP
wawancara Guru IPS Geografi
Negeri 6 Surakarta pada Guru
menyebutkan bahwa: “Kalau
IPS
“Harus
untuk mitigasi bencana Gunung
media
Kelud belum, saya hanya masuk
kongkrit
dibagian usaha-usaha mitigasi
Geogarfi
menggunakan
pembelajaran
yang
mitigasi
misalnya di sekolah sini sudah
pada bencana
ada proyektor sehingga bisa
selanjutnya
menayangkan
secara
eksogen nanti mitigasinya apa
proses
begitu”(wawancara 20/05/2014)
jelas
materi
tentang
pembentukan
muka
(wawancara 20/05/2014).
bumi”
gempa bumi
tenaga
Berdasarkan
tersebut
dapat
endogen-
jawaban
diambil
kesimpulan bahwa pendidikan
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
kebencanaan sudah dimasukan
dalam penyusunan RPP.
KESIMPULAN
Tingkat pengetahuan siswa kelas
VII A sampai VII H SMP Negeri 6
Surakarta tentang mitigasi bencana
Gunung Api berada pada kategori
baik, dengan jumlah total skor
perkelas yaitu VII A 71%, VII B
77%, V11 C 70%, VII D 71 %, VII
E 67%, VII F 79%, VII G 75%, VII
H 91% (lihat tabel 3.3)
SMP Negeri 6 Surakarta
telah
memasukan
kebencanaan
pendidikan
dalam
pembelajaran
yaitu
materi
pada
materi
pembelajaran IPS kelas VII. Hal ini
dibuktikan
juga
dengan
dimasukannya
sudah
pendidikan
kebencanaan dalam RPP.
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosakarya
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
AHUAN DAN MITIGASI SISWA KELA
LAS VII
PASCA ERUPSI GUNUN
UNG KELUD DI SMP NEGERI 6 SURA
RAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk
tuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Gun
una Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Diajukan Oleh:
E
ETANA OCTA SINTHA
A 610100019
FAKULTAS KE
EGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
AN
UNIVERSITAS
AS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
TINGKAT PENGETAHUAN DAN MITIGASI SISWA KELAS VII PASCA
ERUPSI GUNUNG KELUD DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA
Etana Octa Sintha, A 610 100 019.
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai tingkat pengetahuan siswa kelas
VII SMP Negeri 6 Surakarata dalam mitigasi bencana gunung api serta mengetahui
pendidikan kebencanaan yang diterapkan dalam mata pelajaran. Populasi kelas VII di
SMP Negeri 6 Surakarta adalah 210 siswa dan jumlah sampel yang diambil 118 yaitu
dari jumlah populasi adalah 210 yang ada pada tabel penentuan jumlah sampel dari
populasi dengan taraf kesalahan 10% (Sugiyono,2010) sehingga terdapat jumlah sampel
118. Penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII
SMP Negeri 6 Surakarta merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menghitung perhitungan presentase, teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel
adalah sistematis sampling yaitu teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
cara mengambil sampel yang berabsen genap saja. Penelitian yang digunakan untuk
mengetahui pendidikan kebencanaan yang diterapkan dalam mata pelajaran yang
dilakukan oleh Guru kelas VII SMP Negeri 6 Surakarta merupakan jenis deskriptif
kuantitatif, teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah key pearson yaitu
penentuan sampel dengan wawancara 1 orang saja (tunggal). Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan angket dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas VII baik kelas
VII.A, VII.B,VII.C,VII.D,VII.E,VII.F,VII.G, maupun VII.H menunjukan bahwa tingkat
pengetahuannya baik dalam mitigasi bencana gunung api. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pendidikan kebencanaan yang diterapkan dalam mata pelajaran yang dilakukan
di sekolah SMP Negeri 6 Surakarta sudah memasukan pendidikan kebencanaan dalam
materi pembelajaran yaitu pada materi pembelajaran IPS kelas VII. Hal ini ini
dibuktikan juga dengan sudah dimasukannya pendidikan kebencanaan dalam RPP.
Kata Kunci: Pengetahuan, Pendidikan Kebencanaan, Mitigasi Bencana Gunung Api
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
PENDAHULUAN
Kota
dikenal
Surakarta
sebagai
sangat
Kota
Solo,
merupakan sebuah dataran rendah
yang terletak di antara Gunung
Merapi, Gunung Merbabu pada
bagian barat dan Gunung Lawu di
bagian timur. Selain itu dibagian
timur juga dilalui oleh Sungai
Bengawan Solo. Wilayah Kota
Surakarta berada pada cekungan
diantara tiga Gunung sehingga
mempunyai topografi yang relatif
datar antara 0 – 15 % dengan
ketinggian tempat antara 80 – 130
dari
permukaan
astronomis
laut.
Kota
Secara
Surakarta
terletak pada 110 45` 15″ – 110
45` 35″ BT dan 70` 36″ – 70` 56″
LS(surakarta dalam angka, 2011),
di
mana
kota
Surakarta
merupakan daerah yang rawan
bencana alam terutama bencana
banjir,
bencana
namun
ada
beberapa
lain
yang
mungkin
terjadi, misalnya gempa bumi,
angin
ribut
Berdasarkan
bencana
Jawa
dan
kekeringan.
indeks
Tengah,
rawan
Kota
Surakarta masuk dalam peringkat
30 dengan nilai 60. Sedangkan di
tingkat nasional, Kota Surakarta
masuk urutan 207 se-Indonesia
(BNPB,2011: 83).
Gunung Kelud merupakan salah
satu Gunung Api yang terletak di
pulau Jawa. Secara administratif
Gunung Api Kelud terletak di
Kabupaten Kediri, Blitar, Malang
dan Propinsi Jawa Timur. Secara
geografis terletak pada 7°56’ LS dan
112°18’30’’
dengan
ketinggian
1.731 meter dari permukaan laut.
Gunung Api ini berbentuk strato
yang diklasifikasikan sebagai tipe A
bersifat freato magmatik sampai
magmatik.
Secara
morfologis,
Gunung Api Kelud ditandai oleh
keberadaan beberapa bekas kawah
yang tumpang tindih berbentuk tapal
kuda dibagian tertentu. Hal ini
mencirikan terjadi erupsi secara
berulang dan bersifat ekplosif. Telah
diidentifikasi sebuah danau kawah
pada ketinggian +1.200 m yang
terbuka kearah darat, dan diyakini
sebagai bekas kaldera letusan yang
telah terisi air, serta teramati masih
menunjukan aktivitas vulkanisme.
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
Danau kawah tersebut di kelilingi
selama
oleh
seperti
tersebut maka penelitian mengenai
Gunung Lirang, Gunung Sumbing,
pengetahuan dan mitigasi siswa
Gunung Kelud, dan Gunung Gajah
kelas VII di SMP Negeri 6 Surakarta
Mungkur (Eka Kadarsetia,2006)
pasca erupsi Gunung Kelud perlu
kubah-kubah
lava
Erupsi Gunung Kelud terjadi
2
hari.
Dari
peristiwa
dilakukan.
pada kamis 13 Februari pukul 22.50
WIB,
dianggap
lebih
dahsyat
METODE PENELITIAN
dibanding erupsi Gunung Merapi
Penelitian ini bertempat di SMP
2010 lalu. Selain membuat separuh
Negeri 6 Surakarta karena sekolah
wilayah
ini juga terkena dampak pasca erupsi
pulau
Jawa,
termasuk
Soloraya menjadi kelabu. Dampak
Gunung
abu vulkanik juga melumpuhkan
vulkanik di sekolah ini cukup tebal
penerbangan di Jawa, mematikan
sehingga proses belajar mengajar
aktivitas
terganggu
perekonomian
serta
Kelud.
Ketebalan
dan
terpaksa
abu
harus
pendidikan di berbagai daerah. Di
diliburkan selama 2 hari. Penelitian
Soloraya dan DIY sekolah-sekolah
ini difokuskan pada siswa khususnya
diliburkan
kelas 7.
dan
pasar-pasar
tradisional serta toko banyak yang
Waktu penelitian sampai proses
tidak beroperasi akibat tebalnya
penulisan
debu vulkanis kelud (Harian Umum
bentuk skripsi yakni dari Bulan
Solopos, Sabtu Kliwon 15 Februari
Maret sampai Juli 2014.
2014)
SMP
laporan
Populasi
Negeri
6
Surakarta
generalisasi
akhir
adalah
yang
dalam
wilayah
terdiri
atas
merupakan salah satu sekolah di
obyek/subyek
Kota Surakarta yang ikut terkena
kualitas dan karakteristik tertentu
dampak dari pasca erupsi Gunung
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Kelud tersebut. Aktivitas belajar
dipelajari
mengajar terpaksa harus diliburkan
kesimpulannya (Sugiyono 2012;17).
akibat banyaknya abu vulkanik yang
Populasi yang digunakan dalam
ada di sekolah-sekolah Surakarta
penelitian ini yaitu seluruh siswa
dan
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
yang
mempunyai
kemudian
ditarik
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
SMP Negeri 6 Surakarta kelas VII
2. Praktik/mekanisme
pencegahan/mitigasi
yang berjumlah 210.
Jumlah populasi siswa SMP
3. Rencana keadaan darurat
Negeri 6 Surakarta kelas VII yaitu
4. Kebijakan, peraturan dan
kewenangan
210 siswa, sampel yang diambil
Pendidikan
dalam penelitian ini adalah 118 dari
jumlah populasi N adalah 210 yang
merupakan
ada
terencana
pada
Tabel
(lampiran
1)
kebencanaan
usaha
sadar
untuk
mewujudkan
menunjukan tingkat kesalahan 10%
suasana
terdapat S jumlah sampel 118.
pembelajaran
Sehingga sampel yang ada dalam
secara
aktif
mengembangakan
penelitian ini mengambil sampel
potensi
dirinya
untuk
siswa kelas VII sebanyak 118 siswa
kecakapan
hidup
yang akan diberikan angket.
mengantisipasi
bencana
Teknik
pengambilan
sampel
belajar
dan
dan
agra
pengorganisasian
pesrta
didik
memiliki
dalam
melalaui
dan
langkah-
tepat.
Parameter
yang digunakan dalam penelitian
langakah
pendidikan
pendidikan kebencanaan meliputi:
kebencanaan
yang
diterapakan dalam mata pelajaran di
1.
yang
proses
Mata pelajaran yang diajarkan
dikelas
SMP Negeri 6 Surakarta adalah
person).
2.
Materi pelajaran
Pengambilan sampel dilakukan pada
3.
Rancangan pelaksanaan
tokoh
kunci
(key
Guru IPS Geografi. Berdasarkan
pembelajaran
ketentuan oleh Akhmad Zaenudin
Teknik pengumpulan data yang
tingkat pengetahuan siswa dalam
digunakan
mitigasi bencana letusan gunung api
yaitu: kuisoner (angket), observasi
maka indikator yang dibutuhkan
(survey),
adalah:
wawancara.
1. Ketersediaan informasi
dalam
penelitian
Dokumentasi,
ini
dan
Sasaran angket dalam penelitian
pengetahuan tentang bencana
ini adalah Siswa SMP Negeri 6
letusan gunung api
Surakarta Kelas VII yang digunakan
untuk
mengukur
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
tingkat
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
pengetahuan siswa dan mitigasi
pasca erupsi Gunung Kelud. Angket
yang
digunakan
yaitu
angket
tertutup, yaitu angket yang disusun
Rumus untuk menghitung setiap
dengan
parameter untuk jumlah salah:
menyediakan
pilihan
jawaban lengkap sehingga pengisi
hanya tinggal memberi tanda pada
Jumlah Siswa yang menjawab salah
x 100%
Jumlah siswa per kelas yang menerima angket
jawaban yang dipilih.
tingkat
Angket pengukuran pengetahuan
pengetahuan siswa dalam mitigasi
siswa terhadap mitigasi bencana
bencana Gunung Api menggunakan
gempa bumi dibuat dengan bentuk
metode statistik
Skala Guttman yakni pertanyaan
Cara
menghitung
menggunakan
deskriptif yaitu
rumus
proporsi
dibuat seperti pilihan ganda, yaitu
untuk jawaban responden benar
sebagai berikut:
Rumus untuk menghitung total
mendapat skor 1 dan untuk jawaban
responden salah mendapat skor 0
skor:
(Riduwan, 2010: 91).
Jumlah siswa yang menerima angket per kelas
jumlah soal riset
Rumus untuk menghitung
presentase jumlah benar:
Observasi adalah suatu teknik
atau
cara
dengan
mengumpulkan
jalan
data
mengadakan
pengamatan terhadp kegiatan yang
sedang berlangsung (Nana Syaodih
x 100%
Sukmadinata, 2009:220).
Observasi
Rumus untuk menghitung
presentase jumlah salah:
x 100%
yang
dilakukan
peneliti adalah observasi secara
tidak langsung karena observasi
dilakukan pada saat setelah terjadi
erupsi Gunung Kelud pada 13
Februari 2014. Observasi dilakukan
Rumus untuk menghitung setiap
parameter untuk jumlah benar:
dengan mengamati keadaan sarana
dan
prasarana
Jumlah Siswa yang menjawab benar
x 100%
Jumlah siswa per kelas yang menerima angket
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
sekolah
seperti
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
gedung sekolah, ruang kelas, jalan
menggunakan metode statistik yang
sekolah, halaman sekolah.
sudah tersedia (Sugiyono, 2013).
Dokumentasi dalam penelitian
Teknik
analisis
data
ini
ini digunakan untuk memperkuat
digunakan
untuk
mengetahui
dan menunjukan data yang diperoleh
besarnya
pengetahuan
dan
dari lapangan berupa gambar/foto
pendidikan
kebencanaan
yang
saat penelitian berlangsung di SMP
diterapkan dalam mata pelajaran di
Negeri 6 Surakarta.
SMP Negeri 6 Surakarta kelas VII.
Wawancara dalam penelitian ini
Pengukuran pengetahuan siswa
ditujukan kepada Guru IPS Geografi
kelas VII SMP Negeri 6 Surakarta
kelas
VII,
wawancara
informasi
tujuan
dilaksanakan
dalam mitigasi bencana gunung api
untuk
mendapatkan
menggunakan
tentang
pelakasanaan
pengetahuan setelah dilakukan rata-
nilai
indeks
yang
rata dan diklasifikasikan tingkat
diterapkan dalam mata pelajaran di
pengetahuan siswa dengan nilai
SMP Negeri 6 Surakarta.
indeks sebagai berikut:
pendidikan
kebencanaan
Teknik Analisis data dalam
Penelitian
ini
menggunakan
penelitian deskriptif kuantitatif yang
melibatkan penghitungan atau angka
Tabel 3.3 Nilai Indeks Pengetahuan
dan kata-kata. Selain itu penelitian
Nilai
kuantitatif juga bisa disebut sebagai
Indeks
penelitian
0%-33%
Kurang
34%-66%
Cukup
67%-100%
Baik
yang
melibatkan
pengukuran pada tingkat tertentu.
Teknik
penelitian
digunakan
analisis
data
pada
kuantitatif
data
yang
sudah
jelas,
Kategori
Sumber: Peneliti, 2013
yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan
PEMBAHASAN
masalah atau menguji hipotesis yang
SMP Negeri 6 Surakarta mulai
telah dirumuskan dalam proposal.
beroperasi pada Tahun 1947 di
Data
Singkok Kang (sekarang menjadi
kuantitatif
seharusnya
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
gedung monumen juang 45 sebelah
dibersihkan. Sehingga proses belajar
timur PGS Beteng). SMP Negeri 6
mengajar dapat berjalan kembali.
Surakarta
Tahun
mulai
1950
terdaftar
pada
Data yang dikumpulkan dalam
SK
penelitian ini adalah data kuantitatif.
berdasarkan
Pendirian No: 3567/B Tanggal 01-
Data
04-1950 . Pada awal pendirian
kuisoner pengetahuan siswa kelas
Tahun 1950, SMP Negeri 6 hanya
VII
menyewa
di
Gunung Api yang dibagikan kepada
1953.
118 siswa kelas VII SMP Negeri 6
Kemudian pada Tahun 1953 sudah
Surakarta sedangkan data kualitatif
memiliki tanah dan bangunan sendiri
diperoleh dari wawancara Guru IPS
di daerah Widuran yang sekarang
Geografi kelas 7 yang berjumlah 1
dipakai
orang.
bangunan
Kebalen
sampai
oleh
rumah
Tahun
SMP
Negeri
13
Surakarta.
kuantitatif
tentang
diperoleh
mitigasi
dari
bencana
Data hasil tingkat pengetahuan
Pada Tahun 1975, SMP Negeri
dalam mitigasi siswa kelas VII di
6 pecah menjadi 2 tempat. Kelas 1 di
SMP Negeri 6 Surakarta tentang
Jl.
Pasar
bencana letusan Gunung Api kelas
Kliwon sedangkan kelas 2 dan 3
VII A sampai dengan VII H dapat di
masih di Widuran. Sejak Tahun
ambil kesimpulan sebagai berikut:
Kapten
Mulyadi 259
1979 semua siswa kelas 1,2 dan 3
pindah di Jl. Kapten Mulyadi 259
Pasar Kliwon hingga sekarang.
Hasil observasi bahwa kondisi
lingkungan
Surakarta
di
SMP
setelah
Negeri
terjadi
6
erupsi
Gunung Kelud pada kamis 13
Februari 2013, kondisi fisik di
lingkungan sekolah tersebut sudah
terlihat bersih dan rapi karena sisa
abu dari erupsi Gunung Kelud sudah
Hasil kelas VII A siswa
yang
banyak
menjawab
salah
terdapat pada soal nomor 2, 3, 5.
Hal ini dikarenakan siswa belum
mengetahui
ciri-ciri
terjadinya
bencana letusan gunung api dan
pada soal nomor 3 siswa belum
mengetahui bagaimana cara untuk
menyelamatkan diri saat terjadi
bencana. pada soal nomor 5 siswa
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
belum mengetahui dimana letak
api dan pada soal nomor 5 siswa
jalur evakuasi.
belum mengetahui dimana letak
Hasil kelas VII B siswa
yang
banyak
menjawab
jalur evakuasi.
salah
Hasil kelas VII F hampir
terdapat pada soal nomor 2 hal ini
semua
dikarenakan
belum
terutama pada soal nomor 1, 2 dan
terjadinya
4, hal ini dikarenakan pemahaman
mengetahui
siswa
ciri-ciri
bencana letusan gunung api.
siswa
Hasil kelas VII C siswa
yang
banyak
menjawab
salah
terdapat pada soal nomor 6, hal ini
dikarenakan
siswa
siswa
belum
tentang bencana
siswa
letusan
baik. Karena dalam mata pelajaran
sudah
diterapkan
pendidikan
kebencanaan.
Hasil kelas VII G yang
banyak menjawab salah terdapat
Hasil kelas VII D hampir
semua
benar
gunung api dan mitigasinya sudah
mengetahui manfaat adanya jalur
evakuasi di sekolah.
menjawab
menjawab
benar
terutama pada soal nomor 1 dan 3,
hal ini dikarenakan pemahaman
pada
soal
nomor
dikarenakan
mengetahui
2,
hal
siswa
ciri-ciri
ini
belum
mengenai
bencana letusan gunung api.
siswa tentang pengetahuan dan
Hasil kelas VII H yang
mitigasi gunung api sudah baik.
banyak menjawab salah terdapat
Karena
dalam
pada
sudah
diterapkan
mata
pelajaran
pendidikan
Hasil kelas VII E siswa
banyak
menjawab
dikarenakan
mengetahui
siswa
ciri-ciri
2,
hal
siswa
ciri-ciri
ini
belum
mengenai
terjadinya letusan gunung api.
salah
terdapat pada nomor 2 dan 5. Hal
ini
nomor
dikarenakan
mengetahui
kebencanaan.
yang
soal
belum
mengenai
Data hasil wawancara Guru IPS
Geografi
kelas
pendidikan
terjadinya bencana letusan gunung
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
VII
mengenai
kebencanaan
yang
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
diterapkan dalam mata pelajaran di
gunung
api
otomatis
itu
SMP Negeri 6 Surakarta.
berkaitan dengan gempa bumi
a. Apa yang dimaksud dengan
yaitu di dalam materi kelas 7
pendidikan kebencanaan itu?
semester 1, misalnya tentang
hasil
bentuk muka bumi itu juga
di
disampaikan meskipun dalam
lakukan pada seorang Guru IPS
kurikulumnya tidak ada hanya
Geografi disebutkan pendidikan
sepintas
kebencanaan
menceritakannya secara panjang
Berdasarkan
wawancara
yang
telah
”yaitu
suatu
tetapi
pengetahuan yang disampaikan
lebar.
untuk
diceritakan
menghadapi
khususnya
bencana
Gempa
bumi,
Tsunami dan Gunung meletus
dapat
jawaban
disimpulkan
ada
kesimpulan
tersebut
sudah
sekolah
menerapkan
didalam
materi
pendidikan
kebencanaan.
c. Menurut
b. Menurut anda apakah di sekolah
sudah
diambil
bahwa
pembelajaran.
ini
di
jawaban
dapat
mengetahui
pengertian
jika
(wawancara
Berdasarkan
kebencanaan
dari
suka
20/05/2014)
bahwa Guru tersebut sudah
maksud
harus
bencana
tertentu”
tersebut
Berdasarkan
tersebut
Anak-anak
daerah
karena itu sering terjadi di
Indonesia”
kita
menerapkan
kebencanaan di dalam
materi
pembelajarannya? Jelaskan!
Materi pembelajaran yang
anda
perlukah
pendidikan
kebencanaan
masukkan
dalam
di
materi
pembelajaran? Jelaskan!
Pendidikan
kebencanaan
didalam
sekolah
yang
berpotensi
terkena
dampak
di dalamnya sudah menerapkan
suatu
pendidikan
seharusnaya menerapkan sistem
kebencanaan
bencana
alam
sudah
misalnya “Ya, secara garis besar
yang
saja
sebagai implementasinya yakni
misalnya
membahas
berbasis
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
kebencanaan,
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
memasukan materi pendidikan
kebencanaan
didalam
materi
d. Apakah ada Mata pelajaran
yang diajarkan di kelas yang
pembelajaran yang diberikan
dikaitkan
sehari-hari pada siswa. Hasil
kebencanaan?
wawancara yang telah peneliti
ada!
lakukan di SMP Negeri 6
pelajaran
IPS
dikaitkan
bahwa:
menyebutkan
“Karena
terbentur
pendidikan
Sebutkan
jika
pada
mata
Seharusnya
Surakarta pada salah satu Guru
Geografi
dengan
dikelas
dengan
kebencanaan
harus
pendidikan
karena
sekolah
berpotensi
terjadi
kurikulum jadi sangat sulit dan
tersebut
perlu alokasi waktu khusus tapi
bencana, selaian itu agar siswa
minimal pembekalan masing-
mengetahui
masing saja tidak usah semua
mengurangi
mata
pelajaran
cara
untuk
atau
dan
juga
menyelamatkan diri jika suatu
guru
yang
saat bencana terjadi baik di
terkait saja misalnya guru IPS
sekolah maupun dirumah. Hasil
dan IPA. Sebenarnya penting
wawancara yang telah dilakukan
tetapi kurikulumnya yang belum
pada
memungkinkan”
mengatakan
ditekankan
pada
( wawancara
20/05/2014)
Guru
IPS
Geografi
bahwa:
“IPS
khususnya, yaitu materi tentang
Berdasarkan
jawaban
proses
diambil
bumi, proses tenaga endogen
kesimpulan bahwa pendidikan
dan eksogen. IPA juga bisa
kebencanaan memang sangat
misalnya pada materi batuan,
perlu dimasukan dalam materi
sebetulnya kalo dikaji memang
pembelajaran tetapi kurikulum
cenderung di IPA karena proses
yang diterapkan di SMP Negeri
gerakan-gerakan
6
tetapi kalo di IPS hanya kondisi
tersebut
dapat
Surakarta
memungkinkan.
belum
pembentukan
sosialnya”
20/05/2014).
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
muka
materinya
(wawancara
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
Berdasarkan
tersebut
jawaban
dapat
diambil
Berdasarkan
tersebut
jawaban
dapat
diambil
kesimpulan bahwa SMP Negeri
kesimpulan
6 Surakarta sudah menerapkan
pembelajaran
mata pelajaran yang dikaitkan
diterapkan
dengan pendidikan kebencanaan
kebencanaan di dalamnya yaitu
yaitu pada mata pelaajaran IPS
materi
dan IPA.
pembentukan muka bumi.
e. Materi pembelajaran seperti apa
yang
dapat
diterapkan
pendidikan
kebencanaan
didalamnya?
untuk
pendidikan
dimasukan
kebencanaan
dalamnya
materi
yang
dapat
pendidikan
tentang
proses
f. Dalam penyusunan RPP apakah
sudah
diterapkan
pendidikan
kebencananaan didalamnya?
Pada sekolah yang sudah
Materi pembelajaran yang
sesuai
bahwa
misalnya
di
secara
menerapakan
pendidikan
kebencanaan
dalam
penyususnan
RPP-nya pasti
sudah
terintregasikan
umum pada mata pelajaran IPS
komponen-komponen
dan IPA. Dari hasil wawancara
bencana di dalamnya. Hasil
yang telah di lakukan di SMP
wawancara Guru IPS Geografi
Negeri 6 Surakarta pada Guru
menyebutkan bahwa: “Kalau
IPS
“Harus
untuk mitigasi bencana Gunung
media
Kelud belum, saya hanya masuk
kongkrit
dibagian usaha-usaha mitigasi
Geogarfi
menggunakan
pembelajaran
yang
mitigasi
misalnya di sekolah sini sudah
pada bencana
ada proyektor sehingga bisa
selanjutnya
menayangkan
secara
eksogen nanti mitigasinya apa
proses
begitu”(wawancara 20/05/2014)
jelas
materi
tentang
pembentukan
muka
(wawancara 20/05/2014).
bumi”
gempa bumi
tenaga
Berdasarkan
tersebut
dapat
endogen-
jawaban
diambil
kesimpulan bahwa pendidikan
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
kebencanaan sudah dimasukan
dalam penyusunan RPP.
KESIMPULAN
Tingkat pengetahuan siswa kelas
VII A sampai VII H SMP Negeri 6
Surakarta tentang mitigasi bencana
Gunung Api berada pada kategori
baik, dengan jumlah total skor
perkelas yaitu VII A 71%, VII B
77%, V11 C 70%, VII D 71 %, VII
E 67%, VII F 79%, VII G 75%, VII
H 91% (lihat tabel 3.3)
SMP Negeri 6 Surakarta
telah
memasukan
kebencanaan
pendidikan
dalam
pembelajaran
yaitu
materi
pada
materi
pembelajaran IPS kelas VII. Hal ini
dibuktikan
juga
dengan
dimasukannya
sudah
pendidikan
kebencanaan dalam RPP.
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan dan Mitigasi Siswa Kelas VII Pasca Erupsi Gunung Kelud
di SMP Negeri 6 Surakarta
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosakarya
Etana Octa Sintha, Pendidikan Geografi 2010, FKIP-UMS