PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN VIRTUAL MANIPULATIVE DI SMP NEGERI 2 RANTAU SELATAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN
SELF-EFFICACY SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
BERBANTUAN VIRTUAL MANIPULATIVE
DI SMP NEGERI 2 RANTAU SELATAN

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada
Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH :
FAUZIAWATI RITONGA
NIM : 8136171024

PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK

Fauziawati Ritonga. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Self-Efficacy
Siswa Menggunakan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
Berbantuan Virtual Manipulative Di SMP Negeri 2 Rantau Selatan. Tesis. Medan:
Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah peningkatan
kemampuan komunikasi siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
CTL berbantuan virtual manipulative lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan
dengan menggunakan pembelajaran langsung?, (2) apakah peningkatan selfefficacy siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran CTL
berbantuan virtual manipulative lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan
dengan menggunakan pembelajaran langsung?, (3) apakah terdapat interaksi
antara pembelajaran dengan KAM terhadap peningkatan kemampuan komunikasi
matematis. (4) apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan KAM
terhadap peningkatan self-efficacy?, (5) bagaimanakah proses penyelesaian
jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal kemampuan komunikasi matematis
pada pembelajaran CTL berbantuan virtual manipulative dan pembelajaran
langsung?.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Rantau Selatan yang berjumlah
240 siswa, dengan mengambil sampel dua kelas berjumlah 60 siswa melalui

teknik random sampling. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu ANAVA
dua jalur.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa: (1) kemampuan
komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan CTL
berbantuan virtual manipulatve lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan
dengan menggunakan pembelajaran langsung, (2) self-eficacy siswa yang
diajarkan dengan menggunakan CTL berbantuan virtual manipulative lebih tinggi
dari pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran langsung, (3)
tidak terdapat interaksi
antara pembelajaran (CTL berbantuan virtual
manipulative dan pembelajaran langsung) dengan KAM terhadap peningkatan
kemampuan komunikasi matematis, (4) tidak terdapat interaksi antara
pembelajaran (CTL berbantuan virtual manipulative dan pembelajaran langsung)
dengan KAM terhadap peningkatan self-efficacy siswa. (5) Proses jawaban siswa
dalam menyelesaikan soal-soal komunikasi matematika pada pembelajaran CTL
berbantuan virtual manipulative lebih baik, lengkap dan penyelesaian benar
dibandingkan dengan pembelajaran langsung.
Kata Kunci: Pembelajaran CTL, Virtual Manipulative, Kemampuan awal
matematika, Kemampuan komunikasi matematis, Self-Efficacy, Proses jawaban

siswa dalam menyelesaikan soal matematika

i

ABSTRAC
FAUZIAWATI RITONGA. Increasing Mathematical Communication
Ability and Self-Efficacy Through CTL Approach Helped by Software Vitual
Manipulative In Junior School 2 South Of Rantau. Thesis. Medan: Program
Master of Mathematic Education University of Negeri Medan, 2015.
This research is aimed to know (1) whether the increasing of student’s
mathematical communication ability taught using CTL approach helped by
virtual manipulative software is higher than student’s mathematical
communication ability taught using direct instruction?, (2) whether the increasing
of student’s self-efficacy ability taught using CTL approach helped by virtual
manipulative software is higher than student’s self-efficacy taught using direct
instruction?, (3) whether there is a significant interaction between learning of
mathematics and prior knowledge of students to increase students' mathematical
communication ability?, (4) whether there is a significant interaction between
learning of mathematics and prior knowledge of students to increase student’s
self-efficay?, (5) how to the process of the answers made by students in solving

problems of communication mathematical on CTL approach helped by virtual
manipulative software and direct instruction?.
This study is a quasi-experimental research. The population in this study
were all class VII students junior school 2 south of rantau the totaling 240
students, by taking samples of two classes, totaling 60 students through random
sampling technique. The data in this research analysis by use descriptive
statistic analysis and parametric statistic analysis namely ANOVA.
The results of this research showed that (1) The increasing of student’s
mathematical communication ability taught using CTL approach helped by
virtual manipulative software is higher than student’s mathematical
communication ability taught using direct instruction, (2) The increasing of
student’s self-efficacy taught using CTL approach helped by virtual
manipulative software is higher than student’s self-efficacy taught using direct
instruction, (3) there was not interaction between models of learning and prior
knowledge of students to the increase student’s mathematical communication
ability, (4) there was not interaction between models of learning and prior
knowledge of students to the increase student’s self-efficacy, (5) the student's
answer process in solving problem of mathematicl communication by CTL
approach helped by virtual manipulative software is more better, correct and
complete than the student's answer process in learning by direct instruction.

Key Word: CTL, virtual manipulative, prior Mathematical skill, Mathemathical
communication skills, self-efficacy, process of the answers made by students in
solving problems of communication mathematical

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya serta sholawat dan salam kita
sanjung sajikan khadirat Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabat beliau sekalian. Sehingga tesis saya yang berjudul:
"Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Self-Efficacy Siswa
Menggunakan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
Berbantuan Virtual Manipulative Di SMP Negeri 2 Rantau Selatan” dapat
diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Sejak mulai dari persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis
mendapatkan semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut.
Terima kasih dan penghargaan khusunya penulis sampaikan kepada :
1. Ayahanda H. Saibun Ritonga dan Ibunda Hj. Juriani tercinta, serta Kakakku
Dewi Ritonga, SE dan Abangku Andi Kardupa Ritonga, SH yang selalu
memberikan doa, rasa kasih sayang, perhatian dan dukungan penuh dalam
setiap langkah dalam menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan penulisan
Tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr.
KMs. M. Amin Fauzi, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
banyak ilmu, bimbingan, arahan, serta motivasi yang sangat bermanfaat dan
berharga bagi penulis dalam penyusunan tesis ini sampai dengan selesai.
3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd dan Dr.
Asrin Lubis, M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran
dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan dan menjadi motivator
dalam penyelesaian proposal tesis ini.
4. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf

Program Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak membantu penulis
khususnya dalam urusan administrasi baik selama proses perkuliahan maupun
proses penyelesaian tesis ini.

iii

5. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Bornok
Sinaga, M.Pd selaku Direktur dan Asisten Direktur I Program Pascasarjana
UNIMED.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika Program Pascasarjana
UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna
kepada penulis selama menjalani pendidikan.
7. Kepada Bapak H. Aswan Harahap, S.Pd selaku kepala sekolah dan Ibu Lubis,
selaku guru mata pelajaran kelas VII SMP Negeri 2 Rantau Selatan serta
seluruh dewan guru yang telah memberikan kesepatan dan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
8. Teristimewa kepada Rizka Fahruza Siregar, Kak Oktaviana Nirmala Purba,
Imelda Wardhani, Dita Puja Lestari, Agus Junsion Naibaho, Amos Hermanta
Tarigan, Boyenes Manurung, Siti Nababan, Dina Maulina Adnani, Kiki
Yuliani, Buk Sri Efi Masytati, Della Amrina Yusra, Ka Husna, Ka Triana

Sarumpaet, dan rekan-rekan Dikmat A-1 serta juga sahabat seperjuangan
angkatan XXII Prodi Matematika yang telah memberikan dorongan, semangat
serta bantuan lainnya kepada penulis.
9. Rekan-rekan kos, Rahmayani, Marilna, Septi Devita Sari dan Fitri Handayani
yang selalu memberikan semangat bagi penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik atas bantuan dan
bimbingan yang diberikan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis
berharap semoga tesis ini dapat memberi sumbangan dalam memperkaya
khasanah ilmu dalam bidang pendidikan dan menjadi masukan bagi peneliti lebih
lanjut.
Medan, Desember 2015
Penulis

Fauziawati Ritonga

iv

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...............................................................................................

ABSTRAC .................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................
DAFTARISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................................................................
DAFTAR DIAGRAM .............................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

i
ii
iii
v
vii
x
xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1.1
Latar Belakang Masalah .........................................................
1.2
Identifikasi Masalah ...............................................................

1.3
Batasan Masalah .....................................................................
1.4
Rumusan Masalah ..................................................................
1.5
Tujuan Penelitian ....................................................................
1.6
Manfaat Penelitian ..................................................................
1.7
Definisi Operasional ...............................................................

1
1
15
16
16
17
18
19


BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................
2.1.
Kemampuan Komunikas Matematis ......................................
2.2.
Pengertian Self-Efficacy .........................................................
2.3.
Faktor yang Mempengaruhi Self-Efficacy .............................
2.4.
Pengertian Pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL) ......................................................................
2.5.
Latar Belakang Filisofis dan Psikologis Pembelajaran ..........
2.6.
Komponen-Komponen Pembelajaran CTL ...........................
2.7.
Komputer Sebagai Media Pembelajaran ................................
2.8.
Pengertian Virtual Manipulative ............................................
2.9.
Pembelajaran Segiempat dengan Berbantuan
Virtual Manipulative ..............................................................
2.10. Pengertian Pembelajaran Langsung .......................................
2.11. Teori Belajar yang Terkait dengan Pembelajaran CTL .........
2.12. Pengertian Kemampuan Awal ...............................................
2.13. Proses Jawaban ......................................................................
2.14. Hasil Penelitian yang Relevan ...............................................
2.15. Kerangka Konseptual .............................................................
2.15. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian ......................................

21
21
24
26

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................
3.1.
Jenis Penelitian.......................................................................
3.2.
Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................
3.3.
Populasi dan Sampel Penelitian ............................................
3.4.
Variabel Penelitian .................................................................
3.5.
Desain Penelitian ...................................................................
3.6.
Instrumen Penelitian ..............................................................

67
67
67
67
69
69
71

v

27
30
31
42
44
45
48
51
53
55
56
57
65

3.6.1. Kemampuan Awal Matematika (KAM) .............................
3.6.2. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ..........................
3.6.3. Angket Self-Efficacy ............................................................
3.7. Uji Coba Perangkat dan Instrumen Penelitian .......................
3.7.1. Validasi Ahli Terhadap Perangkat Pembelajaran ................
3.7.2. Validasi Ahli Terhadap Instrumen Penelitian .....................
3.7.3. Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................
3.8. Teknik Analisis Data ...............................................................
3.9. Prosedur Penelitian .................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................
4.1. Hasil Penelitian ......................................................................
4.1.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Siswa
4.1.2. Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Komunikasi
Matematis.............................................................................
4.1.3. Analisis Hipotesis Penelitian Rumusan Masalah 1 dan 3 ...
4.1.4. Hasil Penelitian Self-Efficacy ..............................................
4.1.5. Analisis Hipotesis Penelitian Rumusan Masalah 2 dan 4 ...
4.1.6. Deskripsi Hasil Kerja Siswa Pada Tes Kemampuan
Komunikasi Matematis .......................................................
4.2. Pembahasan Penelitian............................................................
4.2.1. Faktor Pembelajaran ............................................................
4.2.2 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
dengan Menggunakan Pembelajaran CTL berbantuan
Virtual Manipulative ...........................................................
4.2.3. Peningkatan Self-Efficacy Siswa dengan Menggunakan
Pembelajaran CTL berbantuan Virtual Manipulative ........
4.2.4. Interaksi antara Pembelajaran dengan KAM terhadap
Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ...
4.2.5. Interaksi antara Pembelajaran dengan KAM terhadap
Peningkatan Self-Efficacy Siswa .........................................
4.2.6. Proses Penyelesaian Jawaban yang dibuat Siswa
dalam Menyelesaikan Soal-Soal Kemampuan
Komunikasi Matematis .......................................................
4.2.7. Keterbatasan Penelitian ......................................................

71
74
75
77
77
78
79
88
97
100
100
100
106
124
128
144
149
162
162

166
168
171
173

175
177

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..........................
5.1. Kesimpulan .............................................................................
5.2. Implikasi .................................................................................
5.3. Saran .......................................................................................

179
179
180
181

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

182

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
1.1.
2.1.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
3.9.
3.10.
3.11.
3.12.
3.13.
3.14.
3.15.
3.16.
3.17.
3.18.
3.19.
3.20.
3.21.
3.22.
3.23.
3.24.
3.25.
3.26.
3.27.
3.28.
3.29.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.

Hasil Observasi Angket Self-Efficacy Siswa .................................
Sintaks Model Pembelajaran Langsung ........................................
Rancangan Penelitian ....................................................................
Tabel Weinner Tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas,
Terikat dan Kontrol .......................................................................
Kisi-Kisi Tes Kemampuan Awal Matematika ..............................
Kriteria Pengelompokan Kemampua Siswa Berdasarkan KAM ..
Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori KAM ..................................
Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis......................
Kriteria Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis ......................................................................................
Kisi-kisi Angket Self-efficacy........................................................
Skor Alternatif Jawaban Skala Self-Efficacy .................................
Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ....................
Hasil Validasi Tes Kemampuan Awal Matematika ......................
Hasil Validasi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ............
Hasil Validasi Angket Self-Efficacy .............................................
Interprestasi Koefisien Korelasi ....................................................
Hasil Validitas Uji Coba Tes Kemampuan Awal Matematika .....
Hasil Validitas Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis ......................................................................................
Hasil Validitas Uji Coba Angket Self-Efficacy .............................
Interprestasi Koefisien Korelasi Reliabilitas .................................
Reliabilitas Tes Kemampuan Awal Matematika ...........................
Reliabilitas TesKemampuan Komunikasi Matematis ...................
Reliabilitas Tes Self-Efficacy ........................................................
Klasifikasi Daya Pembeda.............................................................
Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Awal Matematika Hasil
Uji Coba ........................................................................................
Daya Pembeda Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Hasil
Uji Coba ........................................................................................
Klasifikasi Tingkat Kesukaran ......................................................
Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Hasil Uji Coba ...............................................................................
Klasifikasi Gain Ternormalisasi ....................................................
Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis, dan Jenis
Uji Statistik yang Digunakan ........................................................
Kriteria Proses Jawaban Siswa ......................................................
Deskripsi Nilai Tes KAM Siswa Tiap Kelas Sampel ...................
Deskripsi Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KAM .................
Hasil Uji Normalitas Tes Kemampua Awal Matematika Siswa
Secara Manual ...............................................................................
Hasil Uji Normalitas Tes KAM Siswa Secara SPSS 20 ...............
Uji Homogenits Varians Tes Kemampuan Awal Matematika
Siswa Secara Manual ....................................................................

vii

8
49
69
70
71
73
73
74
75
76
76
77
78
78
79
80
81
82
82
84
84
84
85
86
86
87
88
88
91
94
96
101
102
104
105
106

4.6.
4.7.
4.8.
4.9.
4.10.
4.11.
4.12.
4.13.
4.14.
4.15.
4.16.
4.17.
4.18.
4.19.
4.20.
4.21.
4.22.
4.23.
4.24.
4.25.
4.26.
4.27.
4.28.
4.29.
4.30.
4.31.

Uji Homogenits Varians Tes Kemampuan Awal Matematika
Siswa Secara SPSS 20 ...................................................................
Data Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ...
Hasil Uji Normalitas Pretest Komunikasi Matematis Siswa
Secara Manual ...............................................................................
Hasil Uji Normalitas Pretest Komunikasi Matematis Siswa
Secara SPSS 20 .............................................................................
Hasil Uji Homogenitas Pretest Komunikasi Matematis Siswa
Secara Manual ...............................................................................
Hasil Uji Homogenitas Pretest Komunikasi Matematis Siswa
Secara SPSS 20 .............................................................................
Data Hasil Postest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ...
Hasil Uji Normalitas Postest Komunikasi Matematis Siswa
Secara Manual ...............................................................................
Hasil Uji Normalitas Postest Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Secara SPSS 20 .................................................
Hasil Uji Homogenitas Varians Postest Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Secara Manual ..............................
Hasil Uji Homogenitas Varians Postest Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Secara SPSS 20 ............................
Rata-Rata N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis
Kelompok Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan KAM ..............
Deskripsi Data Untuk Indikator 1 Kemampuan Komunikasi
Matematis
...............................................
Deskripsi Data Untuk Indikator 2 Kemampuan Komunikasi
Matematis ......................................................................................
Deskripsi Data Untuk Indikator 3 Kemampuan Komunikasi
Matematis ......................................................................................
Hasil Uji Normalitas N-Gain Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Secara Manual...................................................
Hasil Uji Normalitas N-Gain Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Secara SPSS 20 .................................................
Hasil Uji Homogenits N-Gain Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Secara Manual...................................................
Hasil Uji Homogenits N-Gain Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Secara SPSS 20 .................................................
Uji ANAVA Dua Jalur N-Gain Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa ..........................................................................
Data Hasil Pretest Self-Efficacy Siswa ..........................................
Hasil Uji Normalitas Pretest Angket Self-Efficacy Siswa Secara
Manual ...........................................................................................
Hasil Uji Normalitas Pretest Angket Self-Efficacy Secara
SPSS 20 .........................................................................................
Hasil Uji Homogenitas Pretest Angket Self-Efficacy Siswa
Secara Manual ...............................................................................
Hasil Uji Homogenitas Pretest Angket Self-Efficacy Secara
SPSS 20 .........................................................................................
Data Hasil Postest Self-Efficacy Siswa..........................................

viii

106
107
108
109
110
111
111
113
114
115
115
116
118
119
119
121
122
123
124
124
129
130
131
132
132
133

4.32. Hasil Uji Normalitas Postest Angket Self-Efficacy Siswa
Secara Manual ...............................................................................
4.33. Hasil Uji Normalitas Postest Angket Self-Efficacy Siswa
Secara SPSS 20 .............................................................................
4.34. Hasil Uji Homogenitas Postest Angket Self-Efficacy Siswa
Secara Manual ...............................................................................
4.35. Hasil Uji Homogenitas Postest Angket Self-Efficacy Secara
SPSS 20 .........................................................................................
4.36. Rata-Rata N-Gain Self-Efficacy Kelompok Eksperimen dan
Kontrol Berdasarkan KAM ...........................................................
4.37. Hasil Pretest dan Postest Kemampuan Self-Efficacy Matematis
Berdasarkan Indikator ...................................................................
4.38. Hasil Uji Normalitas N-Gain Self-Efficacy Siswa Secara
Manual ...........................................................................................
4.39. Hasil Uji Normalitas N-Gain Self-Efficacy Siswa Secara
SPSS 20 .........................................................................................
4.40. Hasil Uji Homogenitas N-Gain Self-Efficacy Siswa Secara
Manual ...........................................................................................
4.41. Hasil Uji Homogenitas N-Gain Self-Efficacy Siswa Secara
SPSS 20 .........................................................................................
4.42. Uji ANAVA Dua Jalur N-Gain Self-Efficacy Siswa .....................
4.43. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis .........................................
4.44. Kriteria Penyelesaian Jawaban Siswa Pada Tes Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Pada Kelas Eksperimen dan
Kontrol ..........................................................................................

ix

134
135
136
137
138
139
142
143
144
145
145
148

158

DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Rata-Rata Skor Berdasarkan KAM ...................................
Diagram 4.2. Skor Rata-Rata Pretest Kemampuan Komunikasi
Matematis Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ...............................................................................
Diagram 4.3. Skor Rata-Rata Postest Kemampuan Komunikasi
Matematis Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ...............................................................................
Diagram 4.4. Rata-Rata N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis
Berdasarkan KAM ............................................................
Diagram 4.5. Rata-Rata N-Gain Berdasarkan Indikator Kemampuan
Komunikasi Matematis Ditinjau dari Kesulurhan Siswa ..
Diagram 4.7. Skor Rata-Rata Pretest Angket Self-Efficacy Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ....................................................
Diagram 4.8. Skor Rata-Rata Postest Angket Self-Efficacy Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ....................................................
Diagram 4.9. Rata-Rata N-Gain Self-Efficacy Siswa Berdasarkan
KAM ..................................................................................
Diagram 4.10. Rata-Rata N-Gain Self-Efficacy Siswa Berdasarkan
Indikator ............................................................................

x

103

107

112
117
120
129
133
138
140

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1.
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.

Hasil Jawaban Tes Komunikasi Matematis Siswa .......
Tampilan Awal Geoboard Virtual Manipulative ..........
Contoh Pemasangan Karet Pada Geoboard Virtual
Manipulative .................................................................
Gambar 2.3.
Contoh Pewarnaan Pada Geoboard Virtual
Manipulative .................................................................
Gambar 2.4.
Hasil Pencarian Rumus Keliling Persegi Panjang
dengan Menggunakan Geoboard Virtual Manipulative
Gambar 3.1
Tahap Alur Penelitian ...................................................
Gambar 4.6.
Interaksi Antara Pembelajaran dengan KAM Terhadap
Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis .......
Gambar 4.11.
Interaksi Antara Pembelajaran dengan KAM Terhadap
Peningkatan Self-Efficacy .............................................
Gambar 4.12a. Proses Penyelesaian Masalah Pada Kelas Eksperimen
Pada Butir Soal 1 ..........................................................
Gambar 4.12b. Proses Penyelesaian Masalah Pada Kelas Kontrol
Pada Butir Soal 1 ..........................................................
Gambar 4.13a. Proses Penyelesaian Masalah Pada Kelas Eksperimen
Pada Butir Soal 2 ..........................................................
Gambar 4.13b. Proses Penyelesaian Masalah Pada Kelas Kontrol
Pada Butir Soal 2 ..........................................................
Gambar 4.14a. Proses Penyelesaian Masalah Pada Kelas Eksperimen
Pada Butir Soal 3 ..........................................................
Gambar 4.14b. Proses Penyelesaian Masalah Pada Kelas Kontrol
Pada Butir Soal 3 .........................................................
Gambar 4.15a. Proses Penyelesaian Masalah Pada Kelas Eksperimen
Pada Butir Soal 4 .........................................................
Gambar 4.15b. Proses Penyelesaian Masalah Pada Kelas Kontrol
Pada Butir Soal 4 ..........................................................

xi

6
46
47
47
48
99
127
147
151
151
153
154
155
156
157
158

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan
Nasional menyebutkan, bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, maju
mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh kreativitas
pendidikan bangsa itu sendiri. Karena itu peranan pendidikan
sangatlah penting, sebab pendidikan merupakan lembaga yang
berusaha membangun masyarakat dan watak bangsa secara
berkesinambungan yaitu membina mental rasio, intelek dan
kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya. Hal ini
bertujuan untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi
informasi yang semakin pesat.
Tantangan perkembangan teknologi informasi menuntut sumber daya
manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global, sehingga
diperlukan keterampilan yang tinggi, pemikiran yang kritis, sistematis, logis,
kreatif dan kemauan kerja yang efektif. Dalam pendidikan banyak sekali ilmu
yang digali untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya
adalah ilmu matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam
Abdurrahman, 2012: 204) yang mengatakan bahwa:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segi kehidupan;(2) semua bidang studi memerlukan matematika
yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan
jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai
cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan
kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang.

1

2

Nurhadi

(2003:

mengembangkan

203)

mengatakan

kemampuan

menghitung,

bahwa

“matematika

mengukur,

berfungsi

menurunkan

dan

menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
melalui materi pengukuran geometri, aljabar dan trigonometri”. Senada dengan itu
Soedjadi (2000: 7) juga menyatakan bahwa “matematika sebagai wahana
pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai tujuan, misalkan
mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta
mengembangkan keterampilan tertentu”. Pendapat tersebut di atas sejalan dengan
tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam KTSP 2006.
Tujuan pembelajaran

matematika pada kurikulum

KTSP

menurut

Permendiknas No. 22 (2006: 346) tentang standar isi yaitu:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan tujuan-tujuan di atas terlihat bahwa pentingnya peranan
matematika dalam kehidupan. Karena pentingnya peranan matematika dalam
kehidupan manusia, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika
semakin baik. Hal ini terlihat dari berbagai upaya pemerintah seperti
penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan

3

kompetensi guru dan berbagai usaha lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas.
Namun demikian usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
mutu pendidikan matematika belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini
dapat dilihat dari hasil laporan TIMSS (2011: 11) menyebutkan bahwa “nilai ratarata matematika siswa Indonesia menempati urutan ke-38 dari 45 negara, dan
lebih separuh pelajar kelas II dan kelas III SLTP di Indonesia berada dibawah
standar rata-rata skor Internasional. Data ini semakin menyatakan bahwa mutu
pendidikan matematika dan hasil belajar matematika kita sangat rendah dibanding
dengan negara lain”.
Berdasarkan kondisi tersebut, untuk menghadapi berbagai masalah

dan

tantangan perkembangan teknologi informasi yang menuntut sumber daya
manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global, maka dalam
pembelajaran matematika yang harus dimiliki dan ditumbuhkembangkan pada
siswa salah satunya adalah kemampuan komunikasi matematis.
Hal ini sesuai apa yang dirumuskan oleh NCTM (2000: 24) bahwa dalam
pembelajaran matematika seharusnya mengikutsertakan berbagai kesempatan
untuk berkomunikasi sehingga siswa mampu:
1. Menghubungkan benda fisik, gambar dan diagram dengan ide
matematika
2. Memahami dan menjelaskan ide pikiran tentang ide matematika
dan situasi
3. Menghubungkan bahasa sehari-hari kedalam symbol dan bahasa
matematika
4. Menyadari bahwa menyampaikan kembali, mendiskusikan,
membaca, menulis serta mendengarkan dalam matematika
merupakan bagian yang penting dalam belajar dan menerapkan
matematika

4

Baroody (dalam Ansari, 2012: 4) menjelaskan bahwa ada dua alasan
penting, mengapa komunikasi dalam matematika perlu ditumbuhkembangkan di
kalangan siswa, yaitu:
(1) mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar
alat bantu berpikir ( a tool to aid thinking), matematika tidak
hanya sebagai alat untuk menemukan pola, menyelesaikan
masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga
sebagai alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai
ide secara jelas, tepat dan cermat.
(2) mathematics learning as social activity: artinya matematika
sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran, matematika juga
sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara
guru dan siswa. Hal ini merupakan bagian terpenting untuk
mempercepat pemahaman matematika siswa.
Dari beberapa pernyataan di atas, jelaslah bahwa kemampuan komunikasi
matematis sangat penting bagi siswa untuk ditumbuhkembangkan, karena setiap
permasalahan sehari-hari dibutuhkan komunikasi yang baik untuk menemukan
penyelesaiannya. Akan tetapi kenyataannya kemampuan komunikasi matematis
ini kurang mendapatkan perhatian dari para guru untuk ditumbuhkembangkan
pada siswa. Hal ini dikarenakan guru lebih berusaha agar siswa mampu menjawab
soal dengan benar tanpa meminta alasan atas jawaban siswa, ataupun meminta
siswa untuk mengkomunikasikan pemikiran, ide dan gagasannya maupun
mengkonstruksi

pengetahuannya

sendiri.

Sehingga

mengakibatkan

siswa

memiliki kemampuan komunikasi yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ansari (2012: 62) menjelaskan bahwa “siswa
Sekolah Menengah Atas di Provinsi Aceh Darussalam rata-rata kurang terampil
didalam berkomunikasi untuk menyampaikann informasi seperti ide dan
mengajukan pertanyaan serta menanggapi pertanyaan/pendapat orang lain”
Hal ini juga diperkuat dari laporan TIMMS (dalam Nita, 2011: 9)
menyebutkan bahwa ”kemampuan siswa Indonesia dalam komunikasi matematika

5

sangat jauh dibawah Negara-negara lain. Sebagai contoh, untuk permasalahan
matematik yang menyangkut kemampuan komunikasi matematik, siswa Indonesia
yang berhasil menjawab benar hanya 5% dan jauh di bawah negara seperti:
Singapura, Korea, Taiwan yang mencapai lebih dari 50%”. Fakta lain

yang

menunjukkan kemampuan komunikasi matematis siswa rendah terlihat

dari

observasi awal yang dilakukan peneliti tanggal 5 November 2014 pada siswa
SMP Negeri 2 Rantau Selatan , dengan memberikan soal kemampuan komunikasi
matematis. Berikut soal yang diberikan:
“Suatu persegi panjang memiliki panjang sisi empat kali lebar. Jika
luas persegi panjang tersebut 100 cm2, maka hitunglah panjang dan
lebar persegi panjang sebenarnya!”
Dari masalah di atas terlebih dahulu siswa dapat menghubungkan masalah
secara tulisan kedalam pemodelan/ide-ide matematika untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Sesuai dengan masalah di atas diketahui panjang sisi empat kali
lebar dan luas persegipanjang 100 cm², dimisalkan lebar (l) = �, panjang (p) = 4 �
dan luas persegipanjang (L)= 100 cm², kemudian diharapkan siswa melalui

pemodelan tersebut dapat memikirkan langkah berikutnya yaitu L = p × l maka
menjadi 100 cm² = 4� × � dan seterusnya sampai menyusun prosedur

penyelesaian yaitu menghitung panjang dan lebar persegi panjang tersebut.

Namun kenyataannya siswa jarang memulai pekerjaannya dengan
menuangkan informasi atau mengubah model matematika sehingga dalam
penyelesaiannya siswa banyak yang tidak mampu melaksanakannya. Berikut
diberikan salah satu hasil jawaban siswa dari persoalan di atas.

6

Gambar 1.1. Hasil jawaban Tes Komunikasi Matematis Siswa
Dari jawaban siswa tersebut tampak jelas bahwa siswa belum mengetahui
informasi dari permasalahan sehingga tidak mampu menyelesaikan persoalan
tersebut, selain itu dari segi proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa di atas
dapat disimpulkan sangat kurang baik dan tidak terstuktur. Contoh ini merupakan
salah satu soal yang diujikan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Rantau
Selatan yang memperlihatkan hasil yang tidak maksimal. Dari 30 orang siswa
yang

hadir

pada

saat

tes

berlangsung,

jumlah

siswa

yang

mampu

menginterprestasikan soal dalam bentuk cerita ke dalam ide -ide matematika
dengan benar hanya 10 orang atau 33,3% dari jumlah siswa, menemukan pola
untuk melakukan generalisasi 6 orang atau 20 %, manarik kesimpulan dan
memeriksa kesahihan argument sama sekali tidak ada siswa yang bisa melakukan
hal tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis
siswa di SMP Negeri 2 Rantau Selatan masih rendah.
Selain kemampuan komunikasi matematis, kemampuan pada aspek lain
yang bersifat afektif dan tidak kalah pentingnya untuk ditumbuhkembangkan pada
diri siswa adalah kemampuan self-efficacy. Bandura (1997: 17) mengatakan
bahwa “self-efficacy menjadi sesuatu yang sangat penting karena individu yang
memiliki self-efficacy yang tinggi sangat mudah dalam menghadapi tantangan,

7

tidak merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan
kemampuan dirinya”.
Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Betz dan Hacket
pada tahun 1983 (dalam Arcat, 2013: 4) bahwa “seorang siswa yang memiliki
self-efficacy tinggi akan lebih mudah dan berhasil melampui latihan-latihan
matematika yang diberikan kepadanya, sehingga hasil akhir dari pembelajaran
tersebut yang tergambar dalam prestasi akademiknya juga cenderung akan lebih
tinggi”. Maka dari beberapa pernyataan di atas, jelaslah bahwa self-efficacy harus
dikembangkan dalam diri siswa guna sebagai motivasi untuk memperbesar
usahanya dalam mencapai prestasi akademik yang lebih optimal.
Namun faktanya masih banyak siswa yang memiliki self-efficacy

yang

rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pajares
(2002: 11) bahwa “self-efficacy yang rendah, pada umunya membuat seorang
siswa akan tampak kurang percaya diri, dan meragukan kemampuan akademisnya
dalam mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan kepadanya, sehingga
prestasi akademiknya juga cenderung akan lebih rendah”. Fakta lain

yang

memperlihatkan self-efficacy siswa rendah yaitu dilihat dari hasil observasi awal
yang dilakukan peneliti pada tanggal 8 November 2014 dengan memberikan
angket self-efficacy yang berisikan 5 butir penyataan dengan pilihan jawaban
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS)
kepada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Rantau Selatan yang berjumlah 30 siswa.
Pada tabel 1.1 berikut ini akan disajikan hasil jawaban angket self-efficacy siswa

8

Tabel 1.1. Hasil Observasi Angket self-efficacy siswa
Banyak siswa yang
menjawab
NO
Pernyataan
SS S
TS STS
1
Saya selalu yakin bisa menyelesaikan soal 5
4
9
12
matematika yang diberikan guru
2
Saya kurang percaya diri ketika guru menyuruh 9
14
3
4
saya ke depan kelas untuk mengerjakan soal
3
Saya akan malas untuk mengerjakan latihan soal 11
9
6
4
matematika yang diberikan guru karena susah
4
Saya biasanya dapat memecahkan setiap masalah 7
2
12
10
matematika
5
Hasil ulangan matematika yang jelek membuat 13
8
4
5
saya malas untuk belajar
Pada pernyataan nomor (1) yang menjawab tidak setuju 9 orang dan sangat
tidak setuju 12 orang, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mereka tidak
memiliki rasa kepercayaan diri untuk mampu menyelesaikan soal matematika,
walaupun matematika tersebut pelajaran yang sulit. Ketidakpercayaan diri tersebut
akan menyebabkan siswa akan benar-benar sulit dalam menyelesaikan soal
matematika. Selanjutnya pada pernyataan nomor (2) terlihatlah sebanyak 23 siswa
yang kurang percaya diri ketika guru menyuruh ke depan kelas untuk
mengerjakan soal. Pada pernyataan nomor (3) sebanyak 20 siswa yang merasa
malas untuk mengerjakan soal matematika yang diberikan guru karena sulit, untuk
pernyataan nomor (4) terlihatlah 22 orang yang tidak bisa memecahkan masalah
matematika. Sedangkan untuk pernyataan nomor (5), sebanyak 21 orang yang
malas belajar matematika jika hasil ulangan yang didapatkan jelek. Hal ini
menunjukkan bahwa self-efficacy siswa masih rendah.
Rendahnya

kemampuan komunikasi matematis dan self-effiacy

siswa

disebabkan banyak faktor, salah satunya adalah berkaitan dengan proses
pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan
pembelajaran konvensional atau tradisional. Soedjana (1986: 1) menyatakan:

9

Dalam metode mengajar tradisional, seseorang guru dianggap sebagai
sumber ilmu, guru mendonimasi kelas. Guru langsung mengajar
matematika, membuktikan semua dalil-dalilnya dan memberikan
contoh-contohnya. Sebaliknya murid harus duduk dengan rapi,
mendengarkan dengan tenang dan berusaha meniru cara-cara guru
membuktikan dalil dan cara mengerjakan soal-soal. Demikianlah
suasana belajar dan belajar yang tertib dan tenang. Murid bersifat
pasif dan guru bersifat aktif. Murid-murid yang dapat dengan persis
mengerjakan soal-soal seperti yang dicontohkan gurunya adalah yang
akan mendapatkan nilai yang paling baik. Murid-murid pada
umumnya kurang diberikan kesempatan untuk berinisiatif, mencari
jawaban sendiri, merumuskan dalil-dalil. Murid-murid pada umumnya
diharapkan pada pertanyaan bagaimana menyelesaikan soal bukan
kepada mengapa penyelesaiannya
Pada pembelajaran seperti ini guru hanya sekedar penyampai pesan
pengetahuan, sementara siswa cenderung sebagai penerima pengetahuan semata
dengan cara mencatat, meniru, mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
Bukti lain diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 12
November 2014 dengan salah satu guru matematika di SMP Negeri 2 Rantau
Selatan perihal metode dan media pembelajaran yang digunakan, Ibu Lubis
mengatakan:
”Saya jelaskan dulu materinya, saya beri contoh soal, kemudian siswa
mengerjakan latihan. Medianya biasanya saya gambar saja di papan
tulis apa yang perlu digambar, grafik, tabel, segitiga atau bangun
ruang. Kalau siswa yang kita suruh menemukan sendiri rumus-rumus
itu pasti lama jadinya, lebih bagus waktunya kita pakai mengerjakan
latihan. Lagipula siswa kita tidak biasa seperti itu, makin bingung
mereka.”
Dari penjelasan di atas terlihatlah bahwa

proses pembelajaran

yang

terjadi masih bersifat teacher centered (berpusat pada guru), sehingga siswa tidak
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan kurangnya penggunaan media
pembelajaran berbasis teknologi, hal ini dikarenakan rendahnya tingkat
penguasaan guru terhadap penggunaan teknologi.

10

Menanggapi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika di
atas, terutama berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis dan selfefficacy matematis siswa yang akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar
siswa dalam pembelajaran matematika, maka perlu bagi guru atau peneliti
memilih suatu pembelajaran yang dapat mengubah paradikma tersebut. Dimana
sutau proses pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan pada siswa
untuk melihat dan mengalami sendiri kegunaan matematika dalam kehidupan
nyata. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan self-efficacy matematis
siswa, sehingga akan berdampak positif pada hasil belajar siswa.
Salah satu pendekatan yang berpeluang dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis dan self-efficacy matematis siswa adalah pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL), karena pembelajaran CTL memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan melibatkan
siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Hal ini senada dengan Sanjaya
(2006: 255) mengatakan bahwa:
CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam
kehidupan mereka.
Dalam konsep CTL ada hal yang harus dipahami, yaitu (1) CTL
menekankan pada proses keterlibatan siswa, (2) CTL mendorong siswa
menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan
nyata, (3) CTL mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan. US.

11

Departemen of Education the National School to Work Office (dalam Trianto,
2009: 104) mengemukakan bahwa:
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching
and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru
mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
motivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,
warga negara ataupun tenaga kerja.
Selanjutnya Nurhadi (2003: 13) menyatakan bahwa:
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning,)
adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata
kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari; sementara siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit semi sedikit, dan dari
proses mengkontruksi sendiri , sebagai bekal untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran
kontekstual ini merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan
pada pembelajaran bermakna yaitu proses pembelajaran dibawa ke dalam situasi
nyata, dan lebih menekankan pada proses penemuan dari pengetahuan bukan pada
hasil akhir. Selanjutnya, melalui pembelajaran kontekstual ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan self-efficacy siswa,
sehingga diharapkan adanya peningkatan hasil belajar siswa ke arah yang lebih
baik, dan siswa akan terus merasakan manfaatnya. Dengan penggunaan konteks
dalam belajar matematika, tentunya akan memberikan motivasi pada siswa, bahwa
belajar matematika memiliki manfaat dan kegunaan yang sangat besar dalam
kehidupan keseharian mereka. Sehingga pembelajaran CTL diharapkan dapat
sebagai solusi untuk menciptakan paradigma siswa belajar bukan paradigma guru
mengajar seperti yang terjadi pada pembelajaran konvensional, yang pada

12

akhirnya dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan self-efficacy
siswa.
Tentunya akan lebih mudah jika siswa dalam proses menyelesaikan
masalah yang disajikan dibantu dengan media pembelajaran sehingga
mempermudah untuk merepresentasikan gagasannya dalam berbagai cara,
baik tulisan, gambar maupun verbal dan berbagai eksperimen. Seperti yang
diungkapkan Zarlis (dalam Rusdi 2008: 2):
”Para pakar teknologi bidang pendidikan mengatakan bahwa
komputer sesuai digunakan sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran. Dalam pendidikan, khususnya pembelajaran
matematika komputer berfungsi sebagai alat (tool), tutor dan tutee”.
Hal ini sejalan dengan salah satu dari enam prinsip sekolah matematika
(NCTM, 2000: 24) mengatakan ”teknologi menjadi sesuatu hal yang penting
dalam pembelajaran matematika, karena teknologi sangat berpengaruh dalam
meningkatkan proses pembelajaran matematika”. Dari pernyataan ini menegaskan
bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya menggunakan
teknologi. Karena dengan adanya teknologi diharapkan pembelajaran menjadi
interaktif, menarik dan tidak membosankan. Selain itu juga dengan menggunakan
teknologi akan membantu siswa lebih memahami konsep matematika dengan
cepat.
Salah satu media inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah
menggunakan software komputer. Ada banyak software komputer yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran, sebagi media pembelajaran yang interaktif dan
dinamis. Salah satun

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Peningkatan motivasi belajar PAI siswa melalui metode contextual teaching and learning di SMP Bhakti Mulia Jakarta Timur

0 6 116

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 1 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi Contextual Teaching And Learning (PTK Pada Siswa Kelas VIIA Semester Genap SMP Negeri 22 Surakart

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL).

0 5 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA

0 0 16

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP.

0 3 31

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTS DENGAN MENGGUNAKAN VIRTUAL MANIPULATIVE DALAM CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL).

0 1 51