PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP.

(1)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN

KOMUNIKASI SISWA SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Matematika

disusun oleh: Mokhamad Irwan

1006800

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP


(3)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Oleh

MOKHAMAD IRWAN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Mokhamad Irwan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan suatu penelitian desain (design research) tentang pengembangan bahan ajar materi Kubus dan Balok. Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini salah satunya kesulitan belajar yang dialami siswa berkaitan dengan rendahnya kemampuan komunikasi siswa SMP. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan bahan ajar sebagai alternatif solusi untuk meminimalisir kesulitan belajar siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi ini serta mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk bahan ajar melalui Contextual Teaching and Learning untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. Penelitian desain terdiri dari tiga fase yaitu preliminary first design, experiment, dan retrospective analysis. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa bentuk bahan ajar melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa SMP adalah bahan ajar yang dimulai dengan situasi atau keadaan nyata yang kemudian siswa diinstruksikan untuk mengomunikasikan situasi atau keadaaan tersebut ke dalam ide atau model matematika

Kata Kunci : Design Research, Komunikasi Matematis

ABSTRACT

This research is a study design (design research) on the development of Beam Cube teaching material. The problem underlying this study is the difficulties experienced by students associated with lower communication ability in junior high school students. Therefore, teachers need to develop teaching materials as an alternative solution to minimize the learning difficulties of students and making it easier for students to understand the material and to develop students' mathematical communication skills. The purpose of this study was to determine the form of teaching materials through Contextual Teaching and Learning to develop mathematical communication ability junior high school students. The study design consisted of three phases, namely a first preliminary design, experiments, and retrospective analysis. The subject of research is the eighth grade students of SMP Negeri 16 Bandung. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that this form of teaching materials through Contextual Teaching and Learning (CTL) for junior high school students develop communication skills is teaching material that starts with the real situation or circumstances that subsequently instructed students to communicate the situation or circumstances to the ideas or models mathematics


(5)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Batasan Masalah ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Bahan Ajar ... 9

B. Contextual Teaching and Lerning (CTL) ... 12

C. Komunikasi Matematis ... 17

D. Teori-teori Belajar yang Digunakan ... 22

E. Penelitian yang Relevan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Metode Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31


(6)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Prosedur Penelitian ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Pembahasan dan Hasil Pengembangan Bahan Ajar Materi Unsur-Unsur Kubus dan Balok ... 35

B. Pembahasan dan Hasil Pengembangan Bahan Ajar Materi Jaring-Jaring serta Luas Permukaan Kubus dan Balok... 80

C. Pembahasan dan Hasil Pengembangan Bahan Ajar Materi Volume Kubus dan Balok ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 129

A. Kesimpulan ... 129

B. Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 131

LAMPIRAN ... 134


(7)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Ukuran-Ukuran Kotak Dot Bayi ... 86 Tabel 4.2. Ukuran-Ukuran Kotak Pasta Gigi ... 92 Tabel 4.1 Ukuran-Ukuran Rubik Masing-Masing Kelompok ... 114


(8)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Contoh jawaban benar siswa untuk soal nomor 3 ... 36

Gambar 4.2. Contoh jawaban kurang benar siswa untuk soal nomor 3 ... 37

Gambar 4.3. Contoh jawaban hampir benar siswa untuk soal nomor 3 ... 37

Gambar 4.4. Contoh jawaban kurang tepat siswa untuk soal nomor 4 ... 38

Gambar 4.5. Contoh jawaban Kurang Benar Siswa Untuk Soal Nomor 3 ... 38

Gambar 4.6. Contoh jawaban hampir benar siswa untuk soal nomor 3 ... 38

Gambar 4.7. Ilustrasi diagonal bidang kubus ... 47

Gambar 4.8. Ilustrasi bidang diagonal kubus ... 47

Gambar 4.9. Ilustrasi diagonal ruang kubus... 47

Gambar 4.10. Ilustrasi bidang diagonal dan diagonal ruang balok ... 50

Gambar 4.11. Ilustrasi bidang diagonal balok ... 50

Gambar 4.12. Aktivitas siswa saat mengerjakan LKS ... 57

Gambar 4.13. Jawaban benar Siswa untuk aktivitas 1 ... 60

Gambar 4.14. Jawaban siswa untuk aktivitas 2 dengan penamaan berbeda dengan apa yang diharapkan peneliti ………... 61

Gambar 4.15. Jawaban kurang benar siswa untuk aktivitas 2 karena kesalahan penamaan kubus ... 62

Gambar 4.16. Penamaan kubus yang diharapkan peneliti ... 63

Gambar 4.17. (a) dan (b) Jawaban benar siswa dengan penamaan balok sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti ... 64

Gambar 4.18. (a) dan (b) Jawaban benar siswa dengan penamaan balok berbeda dengan yang diharapkan oleh peneliti ... 66

Gambar 4.19. Jawaban hampir benar siswa untuk definisi unsur-unsur kubus dan balok ... 67

Gambar 4.20. Jawaban hampir benar siswa untuk definisi unsur-unsur kubus dan balok ... 68


(9)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.21. Jawaban benar siswa untuk pertanyaan mengenai identifikasi

sifat kubus ... 69

Gambar 4.22. Jawaban siswa mengenai identifikasi sifat balok ... 70

Gambar 4.23. Jawaban hampir benar siswa untuk identifikasi sifat kubus dan balok ... 71

Gambar 4.24. Jawaban hampir benar siswa untuk identifikasi sifat-sifat kubus dan balok ... 72

Gambar 4.25. (a) dan (b) Jawaban siswa untuk aktivitas 4 soal nomor 1 dan 2 ... 73

Gambar 4.26. Revisi pada aktivitas 2... 76

Gambar 4.27. Revisi pada aktivitas 2 tentang identifikasi unsur-unsur kubus 76 Gambar 4.28. Revisi pada aktivitas 2 tentang identifikasi unsur-unsur balok . 77 Gambar 4.29. Revisi pada aktivitas 3 tentang identifikasi sifat kubus ... 78

Gambar 4.30. Revisi pada aktivitas 3 tentang identifikasi sifat-sifat balok ... 79

Gambar 4.31. Contoh jawaban salah siswa untuk soal nomor 1 bagian b ... 82

Gambar 4.32. Contoh jawaban hampir benar siswa untuk soal nomor 1 bagian b ... 82

Gambar 4.33. Contoh jawaban siswa benar untuk soal nomor 1 bagian b ... 82

Gambar 4.34. Contoh jawaban hampir benar siswa untuk soal nomor 1 bagian b ... 83

Gambar 4.35. Contoh jawaban benar siswa untuk soal nomor 1 ... 83

Gambar 4.36. Contoh jawaban salah siswa untuk soal nomor 5 ... 84

Gambar 4.37. Media pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas 1 ... 91

Gambar 4.38. Aktivitas siswa saat mengerjakan LKS 2 ... 100

Gambar 4.39. (a) dan (b) Jawaban siswa untuk aktivitas 1 ... 101

Gambar 4.40. Tabel jawaban siswa untuk luas permukaan kubus masing-masing kelompok ... 102

Gambar 4.41. Jawaban benar siswa untuk merumuskan luas permukaan kubus ... 103

Gambar 4.42. Jawaban hampir benar siswa untuk merumuskan luas permukaan kubus ... 103


(10)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.43. Jaring-jaring kubus yang dibuat siswa ... 104

Gambar 4.44. Jawaban benar siswa untuk aktivitas 2 ... 105

Gambar 4.45. Tabel jawaban siswa untuk luas permukaan balok masing-masing kelompok ... 106

Gambar 4.46. Jawaban siswa untuk merumuskan luas permukaan balok menggunakan aljabar ... 107

Gambar 4.47. Jawaban siswa yang kurang tepat untuk merumuskan luas permukaan balok ... 107

Gambar 4.48. Jaring-jaring balok yang dibuat oleh siswa ... 108

Gambar 4.49. Jawaban siswa untuk soal nomor 1 ... 109

Gambar 4.50. Jawaban salah siswa untuk soal nomor 2 ... 109

Gambar 4.51. Contoh jawaban benar siswa untuk soal nomor 2 ... 111

Gambar 4.52. Contoh jawaban kurang benar siswa untuk soal nomor 2 ... 111

Gambar 4.53. Contoh jawaban hampir benar siswa untuk soal nomor 2 ... 111

Gambar 4.54. Aktivitas siswa saat mengerjakan LKS 3 ... 121

Gambar 4.55. Jawaban siswa untuk aktivitas 1 LKS 3 ... 122

Gambar 4.56. Jawaban siswa untuk rumusan volume kubus tanpa disertai alasan ... 123

Gambar 4.57. Jawaban hampir benar siswa untuk rumusan volume kubus ... 123

Gambar 4.58. Jawaban keliru untuk aktivitas 2 bagian a ... 124

Gambar 4.59. Jawaban benar siswa untuk aktivitas 2 bagian b ... 125

Gambar 4.60. Jawaban hampir benar siswa untuk merumuskan volume balok ... 125

Gambar 4.61. Jawaban benar siswa untuk Aktivitas 3 ... 126

Gambar 4.62. Jawaban kurang benar siswa untuk Aktivitas 3 ... 127

Gambar 4.63. Revisi aktivitas 1 pada LKS 3 ... 128


(11)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Komunikasi Awal ... 135

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 144

Lampiran A.3 Bahan Ajar Awal ... 173

Lampiran A.4 Revisi Bahan Ajar ... 206

Lampiran B.1 Jawaban Bahan Ajar yang Diharapkan ... 238

Lampiran B.2 Jawaban Tes Komunikasi Siswa ... 272

Lampiran B.3 Jawaban LKS Siswa ... 278

Lampiran B.4 Hasil Wawancara ... 315

Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ... 316


(12)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang matematika tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Matematika itu ada di setiap jenjang sekolah di Indonesia, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Sekolah Menengah. Namun, tidak sedikit siswa yang kurang menyukai matematika. Menurut Sudaman (2012) Jika siswa mempunyai kesan negatif terhadap matematika, bahkan membenci karena kesulitannya, itu sama saja mereka tidak menyukai tantangan kesulitan yang ditawarkannya. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh objeknya yang abstrak atau cara mengajar guru yang kurang menarik.

Menurut Ekawati (2011) tujuan diberikannya matematika di sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, National Research Council dalam Nobonnizar (2013:1) menyatakan pentingnya matematika dengan pernyataan berikut : “Mathematics is the key to opportunity.”. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Ekawati (2011) yang menyebutkan bahwa matematika adalah kunci ke arah peluang-peluang. Siswa yang dapat menguasai matematika dapat membuka peluang masa depannya yang cerah. Karena dengan menguasai matematika, dapat pula menguasai teknologi yang berkembang begitu pesat dewasa ini.

Mengingat betapa pentingnya matematika, tidak heran dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah selalu ada mata pelajaran matematika. Namun, semakin lamanya siswa belajar matematika tidak serta merta membuat siswa menyukai matematika, hal tersebut senada dengan yang disampaikan Turmudi dalam Panjaitan (2012:2),

Bertahun-tahun telah diupayakan agar matematika dapat dikuasai siswa dengan baik oleh ahli pendidikan dan ahli pendidikan matematika. Namun, hasilnya masih menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang menyukai matematika dari setiap kelasnya.

Menurut Panjaitan (2012:1) pembelajaran matematika berfungsi


(13)

2

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika yang berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, dan tabel. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Cornellius dalam Panjaitan (2012:1) :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006) juga telah merumuskan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan-tujuan mata pelajaran matematika di sekolah yang telah dirumuskan oleh BSNP, Utari (2006:3) menyebutkan ada lima kemampuan dasar matematika yang harus dikuasai oleh siswa dalam Sekolah Menengah, yaitu kemampuan : (1) mengenal, memahami dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan ide matematika, (2) menyelesaikan masalah matematik (mathematical problem solving), (3) bernalar matematika (mathematical reasoning), (4) melakukan koneksi matematik (mathematical connection), dan (5) komunikasi matematik (matchematical communication). Pendapat tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi


(14)

3

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lulusan (Nobonnizar, 2013:2) yang menyebutkan melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan dapat mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Penjelasan di atas menjelaskan betapa pentingnya kemampuan komunikasi dalam pembelajaran matematika guna menyampaikan ide ataupun gagasan untuk menyelesaikan permasalahan matematika. Lebih lanjut, diharapkan kemampuan komunikasi matematis juga dapat membawa siswa untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan matematika.

Abdurrahman (Panjaitan, 2012:2) mengemukakan bahwa matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa. Padahal, sudah jelas bahwa matematika adalah mata pelajaran yang selalu ada dalam setiap jenjang pendidikan. Hal tersebut menggambarkan betapa pentingnya matematika. Namun, fakta di lapangan masih banyak siswa yang tidak menyukai matematika. Salah satu kemungkinan penyebab hal tersebut adalah bahan ajar matematika yang kurang menarik.

Kemampuan komunikasi dan matematika tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia pada umumnya dan Kota Bandung khususnya dalam aspek komunikasi matematis masih rendah. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh Hidayati (2013:2) di SMPN 26 Bandung, SMPN 14 Bandung, dan SMPN 1 Cimenyan Bandung menunjukkan bahwa siswa belum dapat mengomunikasikan gagasan matematika dengan baik. Hasil studi pendahuluan tersebut sesuai dengan kemampuan komunikasi matematis siswa Indonesia secara umum yang masih terbilang rendah. Laporan TIMSS (Fachrurazi, 2011:78) menyebutkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam komunikasi matematis sangat jauh di bawah negara-negara lain. Sebagai contoh, untuk permasalahan matematika yang menyangkut kemampuan komunikasi matematis, siswa Indonesia yang berhasil benar hanya 5% dan jauh di bawah Negara seperti Singapura, Korea, dan Taiwan yang mencapai lebih dari 50%.

Lebih jauh, Fauzan (Izzati dan Suryadi, 2010:722) mengemukakan rendahnya kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi matematis siswa disebabkan oleh praktik pembelajaran di sekolah yang menunjukkan adanya


(15)

4

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal yang dimungkinkan akan muncul dalam Ujian Nasional (UN) dan soal-soal UN bukan berisi soal-soal yang tentang kemampuan komunikasi siswa. Hal tersebut sejalan dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Izzati dan Suryadi (2010:723) terhadap 39 siswa kelas VII pada salah satu SMP berstandar nasional di Bandung, berkesimpulan belum ada siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik/efektif.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian di atas, peneliti berpikir dibutuhkan suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan bahan ajar. Menurut Salirawati (hal.2), bahan ajar dipandang sebagai sarana yang harus secara jelas dapat mengomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan sedemikian rupa, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh guru dan peserta didik. Dengan kata lain, bahan ajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar, yakni antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional (Depdiknas, 2008 :8-9). Oleh karenanya, bagi guru atau pendidik bahan ajar merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan. Bahan ajar dapat menjadi alat yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memecahkan masalah-masalah belajar siswa.

Berdasarkan pejelasan di atas, pengembangan bahan ajar merupakan sesuatu yang perlu dilakukan oleh pendidik. Dewasa ini, telah banyak dikembangkan metode pembelajaran beserta bahan ajar yang inovatif. Namun, fakta di lapangan menurut Mulyana (2008:4) pembelajaran di Indonesia pada umumnya selalu dimulai dengan guru menjelaskan konsep atau prinsip, selanjutnya siswa diberikan porsi waktu yang cukup banyak untuk berlatih menyelesaikan soal-soal


(16)

5

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berkaitan dengan konsep prinsip yang diambil dari Lembar Kerja Siswa (LKS) atau buku teks untuk dikerjakan secara individual atau kelompok. Pembelajaran seperti itu hanya menekankan siswa untuk mencatat dan menghapal sehingga membuat tingkat pemahaman siswa hanya terbatas pada soal-soal yang dicontohkan oleh guru dan berakibat tingkat kebermaknaan belajar siswa menjadi cenderung rendah dan kemampuan komunikasi matematis siswa juga tidak dapat berkembang dengan baik.

Madnesen dan Sheal (Suherman, 2008) mengemukakan bahwa kebermaknaan belajar bergantung bagaimana cara belajar. Jika belajar hanya dengan membaca, kebermaknaan bisa mencapai 10%, dari mendengar 20%, dari melihat 30%, dari mendengar dan melihat 50%, mengatakan komunikasi mencapai 70%, dan belajar dengan melakukan dan mengomunikasikan bisa mencapai 90%. Dari pemaparan tersebut, bahan ajar yang seharusnya digunakan adalah bahan ajar yang dapat menuntun siswa untuk berlatih mengomunikasikan gagasannya, sehingga kebermaknaan belajar dapat dicapai secara maksimal.

Menurut Hidayat (2013:7), pembelajaran matematika akan lebih bermakna apabila dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan menghubungkan dengan konteks kehidupan nyata siswa. Dengan demikian, belajar tidak hanya menghafal akan tetapi mengonstruksi pengetahuan dan keterampilan baru melalui fakta-fakta yang siswa alami. Pembelajaran yang menyokong hal tersebut adalah pembelajaran kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning (CTL), selanjutnya ditulis CTL. Salah satu prinsip dari CTL adalah masyarakat belajar, dalam prinsip ini terdapat kegiatan sharing yang melibatkan beberapa orang sehingga terjalin komunikasi dua atau multi arah. Dengan adanya komunikasi dua atau multi arah tersebut, kemampuan komunikasi matematis siswa diharapkan dapat berkembang dengan baik. Dalam konteks pembelajaran matematika, komunikasi yang digunakan adalah komunikasi tertulis karena siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika menggunakan tulisan atau uraian bukan dengan komunikasi secara lisan.

CTL dengan ketujuh prinsipnya diharapkan dapat membuat siswa berpikir logis dan juga mengomunikasikan gagasannya dengan baik. Menurut Kadir


(17)

6

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2010:305), kemampuan komunikasi siswa dapat meningkat signifikan menggunakan CTL dibanding dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji bahan ajar yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sehingga dapat membantu mengurangi kesulitan belajar siswa, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengembangan Bahan Ajar Melalui Contextual Teahing and Learning (CTL) untuk Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum adalah “Bagaimana bentuk bahan ajar pada materi kubus dan balok melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP.” Adapun rinciannya sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk bahan ajar melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, dan model matematika.

2. Bagaimana bentuk bahan melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan.

3. Bagaimana bentuk bahan ajar melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah matematika menggunakan gambar, bagan, tabel, atau secara aljabar.

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, maka penelitian tentang pengembangan bahan ajar ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bentuk bahan ajar pada materi kubus dan balok melalui Contextual Teaching and


(18)

7

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Learning (CTL) yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP, adapun rinciannya adalah:

1. Mengetahui bahan ajar melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, dan model matematika.

2. Mengetahui bahan ajar melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan.

3. Mengetahui bahan ajar melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah matematika menggunakan gambar, bagan, tabel, atau secara aljabar.

D. Batasan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini memiliki batasan yaitu materi kubus dan balok . Pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu kubus dan balok yang terdapat di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

E. Manfaat

Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai alur penyusunan bahan

ajar melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP.

2. Mendapat pengalaman penyusunan bahan ajar melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP.


(19)

8

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Definisi Operasional

Agar pada kajian dalam penelitian ini tidak terjadi kesalahpahaman, kerancuan makna, atau perbedaan persepsi, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional. Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Bahan Ajar

Bahan yang dimaksud dalam penelitian ini berupa bahan ajar cetak berjenis Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan menyatakan ide-ide atau gagasan-gagasan matematika secara tertulis dengan indikator sebagai berikut:

a. Menggunakan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan gambar, tabel, atau secara aljabar.

b. Menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model matematika.


(20)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian desain (design research). Menurut Gravemeijer (Nobonnizar, 2013:17), design research also called developmental research, is a type of research methods which the core is formed by classroom teaching experiments that center on the development of instructional sequences and the local instructional theories that underpin them.

Penelitian desain adalah suatu jenis penelitian yang berpusat pada pengembangan tahap instruksional pembelajaran dan teori pembelajaran pada siswa. Dalam hal ini, penelitian desain bertujuan untuk merumuskan, mengetahui dan mengembangkan bahan ajar.

Design research terdiri dari tiga fase, yaitu preliminary design, experiment, dan retrospective analysis (Mulyana, 2012:127-128). Penjelasan dari ketiga fase tersebut yaitu :

1. Preliminary Design (Desain Permulaan)

Pada fase ini dibuat Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang berarti lintasan belajar (proses berpikir) hipotesis. HLT disusun berdasarkan Learning Obstacles atau hambatan belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Cornu (Setiawati, 2011:793) terdapat empat jenis hambatan (obstacles) dalam proses pembelajaran, yaitu : hambatan kognitif, hambatan genetis dan psikologis, hambatan didaktis, dan hambatan epistemologi.

HLT memuat antisipasi tentang hal-hal yang mungkin akan terjadi, baik proses berpikir siswa sebelum menerima pembelajaran maupun selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam membuat HLT ini dapat berupa telaah literatur yang relevan, diskusi dengan guru-guru yang sudah


(21)

30

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpengalaman dalam pembelajaran, dan dengan peneliti yang ahli dalam bidang yang terkait.

HLT terdiri dari tiga bagian yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan hipotesis proses pembelajaran yang akan terjadi. Dalam fase pertama ini, HLT berfungsi sebagai petunjuk dalam mendesain panduan pembelajaran. Maksud dari petunjuk dalam hal ini yaitu agar terfokus dalam hal bagaimana menyampaikan materi ajar, petunjuk bagaimana mengamati proses pembelajaran yang akan terjadi di kelas, dan petunjuk melakukan wawancara baik dengan guru, siswa, ataupun pihak-pihak yang terkait.

2. Experiment (Eksperimen)

Dalam fase ini, desain yang sudah dirancang, diuji cobakan kepada siswa. Uji coba ini bertujuan untuk melihat apakah hal-hal yang sudah diantisipasi dalam fase preliminary design sesuai dengan kenyataan yang terjadi atau tidak. Pengalaman-pengalaman baik berupa data hasil pengerjaan bahan ajar atau proses yang terjadi saat pengerjaan bahan ajar akan dikumpulkan sebagai dasaracuan dalam perbaikan atau modifikasi HLT untuk proses pembelajaran selanjutnya. Fungsi HLT dalam fase ini untuk memfokuskan pada aktivitas, proses pembelajaran, dan observasi.

3. Retrospective Analysis (Analisis Tinjauan)

Pada fase ini, semua data yang diperoleh pada fase eksperimen dianalisis. Proses analisanya berupa antar HLT yang diantisipasi sebelum pembelajaran dan aktivitas yang benar-benar terjadi, dilanjutkan dengan analisis kemungkinan-kemungkinan penyebabnya, dan sintesa kemungkinan-kemungkinan-kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki HLT, yang akan digunakan pada siklus selanjutnya.(preliminary design, experiment, dan retrospective analysis selanjutnya).


(22)

31

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas VIII.

C. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data dan fakta yang diperlukan maka disusunlah instrumen yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)

Bahan ajar yang disusun ini terdiri dari tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa sehingga dapat memahami dan menerapkan konsep dalam bab kubus dan balok. Bahan ajar ini disusun dengan mempertimbangkan aspek kemampuan komunikasi matematis, sehingga tugas-tugas pada bahan ajar ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa.


(23)

32

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah sekumpulan pertanyaan terurut yang akan diajukan kepada responden secara langsung melalui lisan. Wawancara akan dilakukan terhadap siswa setelah pengujian bahan ajar selesai. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesan siswa terhadap bahan ajar yang telah dibuat sehingga diketahui kesulitan-kesulitan siswa yang selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan untuk membuat revisi bahan ajar.

3. Soal Uji Learning Obstacles

Soal tes komunikasi ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan memperhatikan indikator kemampuan komunikasi matematis, selanjutnya diujikan kepada beberapa siswa yang telah mempelajari materi lingkaran untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun rincian mengenai ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian.

b. Melakukan seminar proposal penelitian.

c. Melakukan perbaikan proposal penelitian pada bagian yang harus diperbaiki. d. Melakukan telaah literatur.

e. Menyusun instrumen tes uji Learning Obstacles. f. Mengujikan instrumen tes uji Learning Obstacles. g. Menganalisis kesulitan belajar yang dialami siswa.

h. Melakukan diskusi dengan guru yang bersangkutan dan dosen. i. Menyusun bahan ajar.


(24)

33

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan desain awal (bahan ajar).

b. Melaksanakan observasi selama pembelajaran berlangsung. c. Mengumpulkan data hasil uji coba.

d. Menganalisis data hasil uji coba dan faktor penyebab suatu tindakan berhasil atau gagal.

e. Melakukan perbaikan desain.

f. Mengolah dan menarik kesimpulan hasil uji coba.

3. Tahap Akhir

a. Melakukan ujian siding skripsi. b. Melakukan perbaikan (revisi) skripsi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi adalah kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto, 2010:199). Pada penelitian ini, observasi dilakukan kepada siswa ketika pembelajaran sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui tugas-tugas dalam bahan ajar yang sulit diselesaikan siswa dan membutuhkan intervensi (bantuan) dari guru dalam penyelesaiannya.

Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010:198). Wawancara terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui lebih jelas mengenai tugas-tugas yang mana yang dirasa sulit oleh siswa selain dari jawaban tugas-tugas pada bahan ajar yang dikerjakan siswa.


(25)

34

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Bahan Ajar

Setelah bahan ajar diselesaikan oleh siswa, maka dilakukan analisis terhadap jawaban-jawaban dari siswa sebagai suatu data. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data tersebut berdasarkan Model Miles and Huberman (Hasanah, 2012), yang menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data yaitu, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi).

Data reduction berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan data display. Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Untuk menyajikan data pada penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Kemudian penarikan kesimpulan berdasarkan data yang telah diperoleh untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Penentuan teknik ini mempertimbangkan kesesuaiannya dengan desain penelitian yang telah dirancang sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara sistematis.

2. Analisis Hasil Wawancara

Hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap siswa setelah selesai mengerjakan bahan ajar dirangkum dan disusun dalam bentuk narasi.


(26)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bahan ajar materi kubus dan balok melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, dan model matematika adalah bahan ajar yang disajikan melalui suatu gambar atau situasi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi kubus dan balok lalu siswa diinstruksikan untuk menggambarkan ilustrasi dari gambar dan situasi yang telah disajikan tersebut ke dalam konsep kubus dan balok.

2. Bahan ajar pada materi kubus dan balok melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan yaitu bahan ajar yang dimulai dengan kegiatan menemukan / inquary konsep-konsep kubus dan balok kemudian siswa diinstruksikan untuk mengungkapkan ide mengenai definisi dan kesimpulan konsep kubus dan balok yang baru mereka temukan tersebut menggunakan bahasa mereka sendiri.

3. Bentuk bahan ajar pada materi kubus dan balok melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah matematika menggunakan gambar, bagan, tabel, atau secara aljabar yaitu bahan ajar yang dimulai dengan memberikan permasalahan yang disajikan dalam bentuk uraian cerita berkaitan dengan situasi nyata kemudian siswa diinstruksikan untuk menyatakan terlebih


(27)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dahulu permasalahan yang ditanyakan lalu siswa menyelesaikan


(28)

130

diberikan tersebut menggunakan gambar, bagan, tabel atau secara aljabar. Permasalahan yang diberikan dapat berupa latihan soal-soal

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Revisi bahan ajar belum diujikan sehingga belum terlihat keefektifannya, sehingga disarankan untuk mengimplementasikan bahan revisi di sekolah yang berbeda dengan tingkatan yang sama.

2. Pada saat penyusunan bahan ajar, sebaiknya mengetahui lebih detail mengenai kemampuan siswa terhadap materi prasyarat yang menunjang proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan bahan ajar matematika pada materi yang berbeda dengan menggunakan pendekatan yang bervariasi.


(29)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir. (2011). Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele. .[Online].Tersedia:Http://Abdussakir.Wordpress.Com/2011/02/09/Pembelajar

an -Geometri-Sesuai-Teori-Van-Hiele-Lengkap/. [5 Mei 2014].

Agustina, N. (2012). Desain Didaktis Pembelajaran Matematika SMP pada Pokok Bahasan Kubus. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung : Tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT.

Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: BSNP.

Bandono. (2009). PengembanganBahan Ajar. [Online]. Tersedia:http://bandono.web. Id /2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar.php. [10 Desember 2013].

Depdiknas (2009). Diklat/ Bimtek KTSP. Jakarta.

--- (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta.

Ekawati, E. (2011). Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika Sekolah. [Online]. Tersedia: http://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-matematika-sekolah/. [3 Desember 2013].

Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal UPI [online]. Vol 1, halaman 76-89. Tersedia :

http://jurnal.upi.edu/file/8-Fachrurazi.pdf [10 Januari 2014].

Gintings, A. 2010. Esensi praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung : Humaniora. Haniago, D. A .(2009). Teori Belajar Ausubel .[Online].Tersedia:

Http://Id.Shvoong.Com/Exact-Sciences/1959737-Teori-Belajar-Ausubel/.[5

Mei 2014].

Hasanah, R.S. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Aktivitas Kritis Siswa SMP pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hidayat, A.S. (2013). Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap Keaktifan Belajar dan Komunikasi


(30)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematis. Skripsi pada FST UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Tidak Diterbitkan.

Hidayati, P. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Knisley untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Izzati, N. dan Suryadi, D. (2011). Komunikasi Matematika dan Pendidikan Matematika Realistik. Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta.

Kadir. (2010). Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Potensi Pesisir Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik, Komunikasi Matematik, Dan Keterampilan Sosial Siswa SMP. Disertasi SPS UPI : Tidak Diterbitkan.

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya.

Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyana, T. (2008). Pembelajaran Analitik Sintetik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi Doktor pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

---. (2012). “Pengembangan Bahan Ajar Melalui Penelitian Desain”. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 1, 126-137. National Council of Teachers of Matematics. (2000). Principles and Standards for

School Mathematics. United State of America: NCTM.

Nobonnizar. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Komunikasi Matematika dalam Materi Dimensi Tiga di SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan. Nopiyani, D. (2013). Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan

Geogebra Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan.

Nurjanah, S. (2012). Perbandingan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Antara Siswa yang Memperoleh Model Pembelajaran Auditory, Intelectually And Repetition (Air) Dan Reciprocal Teaching. Tesis Universitas Pasundan Bandung : Tidak Diterbitkan.


(31)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Panjaitan, R.A. (2012). Studi Tentang Kendala Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Kesebangunan kela IX Semester I di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Medan Petisah Tahun Ajaran 2011/2012.Skripsi pada FMPIA UNIMED : Tidak Diterbitkan.

Salirawati, D. Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran. Tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengmbGN%20Modul%20dan%20Bhn %20Ajar_0.doc. [ 28 Januari 2013 ].

Setiawati. (2012). “Hambatan Epistemologi (Epistemological Obstacles) dalam Persamaan Kuadrat Pada Siswa Madrasah Aliyah”. Jurnal Ilmiah International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education, 787-800.

Sudaman. (2012). Adversity Quotient: Kajian Kemungkinan Pengintegrasiannya dalam Pembelajaran Matematika. Tondo: Universitas Tadulako.

Suhaedi, D.(2012) “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMPMelalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik”. Makalah pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Suherman, E. et al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

---. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hand Out Perkuliahan. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Sumarmo, U. (2006). Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa Sekolah Menengah. Artikel FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan.


(1)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bahan ajar materi kubus dan balok melalui Contextual Teaching and

Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk

menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, dan model matematika adalah bahan ajar yang disajikan melalui suatu gambar atau situasi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi kubus dan balok lalu siswa diinstruksikan untuk menggambarkan ilustrasi dari gambar dan situasi yang telah disajikan tersebut ke dalam konsep kubus dan balok.

2. Bahan ajar pada materi kubus dan balok melalui Contextual Teaching and

Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk

menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan yaitu bahan ajar yang dimulai dengan kegiatan menemukan / inquary konsep-konsep kubus dan balok kemudian siswa diinstruksikan untuk mengungkapkan ide mengenai definisi dan kesimpulan konsep kubus dan balok yang baru mereka temukan tersebut menggunakan bahasa mereka sendiri.

3. Bentuk bahan ajar pada materi kubus dan balok melalui Contextual Teaching

and Learning (CTL) yang dapat memfasilitasi kemampuan siswa untuk

menyelesaikan masalah matematika menggunakan gambar, bagan, tabel, atau secara aljabar yaitu bahan ajar yang dimulai dengan memberikan permasalahan yang disajikan dalam bentuk uraian cerita berkaitan dengan situasi nyata kemudian siswa diinstruksikan untuk menyatakan terlebih


(2)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dahulu permasalahan yang ditanyakan lalu siswa menyelesaikan


(3)

130

diberikan tersebut menggunakan gambar, bagan, tabel atau secara aljabar. Permasalahan yang diberikan dapat berupa latihan soal-soal

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Revisi bahan ajar belum diujikan sehingga belum terlihat keefektifannya,

sehingga disarankan untuk mengimplementasikan bahan revisi di sekolah yang berbeda dengan tingkatan yang sama.

2. Pada saat penyusunan bahan ajar, sebaiknya mengetahui lebih detail mengenai

kemampuan siswa terhadap materi prasyarat yang menunjang proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan bahan ajar

matematika pada materi yang berbeda dengan menggunakan pendekatan yang bervariasi.


(4)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir. (2011). Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele.

.[Online].Tersedia:Http://Abdussakir.Wordpress.Com/2011/02/09/Pembelajar

an -Geometri-Sesuai-Teori-Van-Hiele-Lengkap/. [5 Mei 2014].

Agustina, N. (2012). Desain Didaktis Pembelajaran Matematika SMP pada Pokok

Bahasan Kubus. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung : Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: BSNP.

Bandono. (2009). PengembanganBahan Ajar. [Online]. Tersedia:http://bandono.web. Id /2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar.php. [10 Desember 2013].

Depdiknas (2009). Diklat/ Bimtek KTSP. Jakarta.

--- (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta.

Ekawati, E. (2011). Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika Sekolah. [Online]. Tersedia: http://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-matematika-sekolah/. [3 Desember 2013].

Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar.

Jurnal UPI [online]. Vol 1, halaman 76-89. Tersedia :

http://jurnal.upi.edu/file/8-Fachrurazi.pdf [10 Januari 2014].

Gintings, A. 2010. Esensi praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung : Humaniora.

Haniago, D. A .(2009). Teori Belajar Ausubel .[Online].Tersedia:

Http://Id.Shvoong.Com/Exact-Sciences/1959737-Teori-Belajar-Ausubel/.[5

Mei 2014].

Hasanah, R.S. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Aktivitas

Kritis Siswa SMP pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus. Skripsi pada

FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hidayat, A.S. (2013). Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode

Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap Keaktifan Belajar dan Komunikasi


(5)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematis. Skripsi pada FST UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Tidak

Diterbitkan.

Hidayati, P. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Knisley untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI,

Bandung : Tidak Diterbitkan.

Izzati, N. dan Suryadi, D. (2011). Komunikasi Matematika dan Pendidikan

Matematika Realistik. Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan

Matematika, Yogyakarta.

Kadir. (2010). Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Potensi Pesisir

Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik, Komunikasi Matematik, Dan Keterampilan Sosial Siswa SMP. Disertasi SPS

UPI : Tidak Diterbitkan.

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya.

Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyana, T. (2008). Pembelajaran Analitik Sintetik untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi

Doktor pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

---. (2012). “Pengembangan Bahan Ajar Melalui Penelitian Desain”. Jurnal

Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 1, 126-137.

National Council of Teachers of Matematics. (2000). Principles and Standards for

School Mathematics. United State of America: NCTM.

Nobonnizar. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Komunikasi Matematika dalam

Materi Dimensi Tiga di SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan.

Nopiyani, D. (2013). Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan

Geogebra Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan.

Nurjanah, S. (2012). Perbandingan Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Matematika Antara Siswa yang Memperoleh Model Pembelajaran Auditory, Intelectually And Repetition (Air) Dan Reciprocal Teaching. Tesis Universitas


(6)

Mokhamad Irwan, 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Panjaitan, R.A. (2012). Studi Tentang Kendala Belajar Matematika pada Pokok

Bahasan Kesebangunan kela IX Semester I di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Medan Petisah Tahun Ajaran 2011/2012.Skripsi pada FMPIA

UNIMED : Tidak Diterbitkan.

Salirawati, D. Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran. Tersedia :

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengmbGN%20Modul%20dan%20Bhn %20Ajar_0.doc. [ 28 Januari 2013 ].

Setiawati. (2012). “Hambatan Epistemologi (Epistemological Obstacles) dalam

Persamaan Kuadrat Pada Siswa Madrasah Aliyah”. Jurnal Ilmiah International

Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education,

787-800.

Sudaman. (2012). Adversity Quotient: Kajian Kemungkinan Pengintegrasiannya

dalam Pembelajaran Matematika. Tondo: Universitas Tadulako.

Suhaedi, D.(2012) “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

SMPMelalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik”. Makalah pada

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Suherman, E. et al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

---. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hand Out Perkuliahan. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Sumarmo, U. (2006). Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa Sekolah


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Peningkatan motivasi belajar PAI siswa melalui metode contextual teaching and learning di SMP Bhakti Mulia Jakarta Timur

0 6 116

Contextual Teaching and Learning(CTL)

0 6 14

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Ekonomi Berbasis Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Kelas VIII SMP Muh

0 1 15

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Ekonomi Berbasis Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Kelas VIII

0 1 13

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP - repository UPI S MTK 1006800 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GAMIFIKASI BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI PELUANG - Raden Intan Repository

0 1 112