ANALISIS KELAS KEMAMPUAN LAHAN DI SUB-DAS BAH BUANGAN KECAMATAN DOLOK SILAU KABUPATEN SIMALUNGUN.

(1)

ANALISIS

KELAS KEMAMPUAN LAHAN DI SUB DAS BAH

BUANGAN KECAMATAN DOLOK SILAU

KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjan Pendidikan

Oleh :

ENARDOS BANGUN SIMANJORANG

NIM. 3113131019

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Analisis Kelas Kemampuan Lahan di Sub-DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menemui beberapa kendala, berkat bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menuliskan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan beserta Jajarannnya.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi,

UNIMED dan dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan dan pengarahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberi masukan, arahan dan bimbingan dalam menulis proposal hingga menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak memberi

pengetahuan dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan terkhusus kepada Ibu Dra.Minah Sinuhaji, M.Si, Ibu Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Sc, Ibu Anik Juli Dwi Astuti S.Si, M.Sc, Ibu Meilinda Suryani H, S.Pd, M.Si, Bapak Mahara Sintong, S.T, M.Si dan Bapak M. Ridha Syafii Damanik, M.Sc atas bantuan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.


(5)

iii

7. Kedua orangtua yang saya sayangi Bapak Rolinson Simanjorang dan Ibu

Rawati Naibaho serta seluruh anggota keluarga (Boy Wandy Simanjorang/Emmy Munthe, Roma Jecky Simanjorang dan Sara Esteria Manjorang ) yang tak pernah lelah memeberikan dukungan moral, material dan Doa kepada saya sehingga bisa melanjutkan perkuliahan hingga penulisan skripsi ini dapat selesai dan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

8. Bapamatua K. Simanjorang dan inang Alm R. Br Munthe yang telah

memberikan dukungan dan motivasi yang sangat berguna.

9. Bapak Benny Oslan Simanjorang dan Ibu Ratna Juwita Manihuruk yang

telah memberikan dukungan moral dan doa sekaligus menjadi orang tua saya selama perkuliahan Serta Boy Manihuruk yang sudah menjadi saudara selama perkuliahan . Semoga Tuhan memberkati dan membalas kebaikannya.

10.Bapak Ir. Gantinius Bangun, M.Si selaku Camat Dolok Silau yang telah

memberikan kesempatan melakukan penelitiandan data terkait skripsi peneliti.

11.BAPPEDA Kabupaten Simaungun yang telah memberikan ijin dan data

yang terkait dengan penyusunan skripsi

12.BPS Kabupaten Simalungun yang telah memberikan data yang terkait

dengan penyusunan skripsi penulis

13.BPDAS Wampu Medan yang telah memberikan data yang terkait dengan

penyusunan skripsi penulis

14.BMKG Sampali Medan yang telah memberikan data terkait dengan skripsi

penulis.

15.Bapak Hayat Siagian yang telah membantu memberikan data-data yang

diperlukan penulis.

16.Sahabat-sahabat terbaik (Sastrawan Tarigan, Jenli Damanik, Fredy Sagala

Andreas Manurung dan Josua Ebenezer Simajuntak) yang telah memberikan dukungan.

17.Teman Seperjuangan Jurusan Pendidikan Geografi Unimed Kelas

A-Reguler 2011 secara khusus THE BATAK’S (Dorkas, Gregia, Ruth,

Lasriana, Jumaylin, Gita, Indah, Mery, Natalina, Tiodorlis, Theresia) dan seluruh teman yang memeberikan dukungan dan semangat .


(6)

iv

18.Teman teman naik gunung dan jalan-jalan (Budi Marpaung, Fadilah, Enda,

Parisa, Inda dan Batak Boy’s), seluruh teman-teman PES Geo terkhusus

Bg Andy Eko Samosir, teman-teman ngumpul dan berbagai kisah (Vera Sinaga, Nova, Mery S, Simon, Ricky, Nopi, ayu dll)

19.Teman-teman sepembimbing skripsi (Lesta, Betty,Sulinda, Gracia, Lenda,

Triharyanto).

20.Teman-teman PPL SMA N I Silaen (Jansihar Purba, Ramawati Purba,

Ruth Sianturi, Rutmana Hutagalung, Tiodorlis Girsang, Firmando Marbun, Maya Indah Damanik, Lewi Sidabutar, Trisna Winarti Simanullang, Devi Silaban, Junianto Silaban, Jhoni Nababan, Gerham Gultom, Ayu Agustina Sibuea, Twenty Tambunan dan Endang Sugiro) yang memberikan semangat dan dukungan.

Medan 18 Januari 2016

Enardos Bangun Simanjorang Nim: 3113131019


(7)

(8)

vi

ABSTRAK

Enardos Bangun Simanjorang, Nim: 3113131019. Analisis Kelas

Kemampuan Lahan di Sub-DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Bah Buangan dan (2) arahan penggunaan lahan di sub-DAS Bah Buangan.

Penelitian ini dilaksanakan di Sub DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lahan yang ada di Sub DAS Bah Buangan. Pengambilan sampel diambil dengan

stratified purposive sampling berdasarkan satuan lahan. Kriteria lahan yang

diukur dalam penelitian ini yaitu lereng permukaan, kepekaan erosi, tingkat erosi, kedalaman tanah, tekstur tanah atas, tekstur tanah bawah, permeabilitas, drainase dan krikil/batuan tersingkap. Metode yang digunakan adalah metode matching untuk membandingkan karakteristik lahan dengan kriteria kelas kemampuan lahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik pengukuran, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kriteria kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Bah Buangan diperoleh 5 kelas kemampuan lahan yaitu: kelas kemampuan lahan I seluas 470,51 Ha (25,19%), kelas kemampuan lahan II seluas 431,48 Ha (23,10%,),kelas kemampuan lahan III yaitu seluas 168.35 Ha (9,01) kelas kemampuan lahan IV seluas 362,82 Ha (19,44%) dan kelas kemampuan lahan VI seluas 434,47 Ha (23,26%), serta (2) Arahan penggunaan lahan pada kelas kemampuan daerah Sub DAS Bah Buangan. a). Satuan AnIVP (andosol,

kelas lereng IV, pertanian) pada kelas kemampuan lahan VI. Arahan penggunaan

lahan untuk lahan ini adalah tanaman semusim, tanaman rumput, hutan produksi, padang penggembalaan dan cagar alam. b). Satuan lahan AnIIBu (andosol, kelas lereng II, semak belukar ) pada kelas kemampuan lahan III, diarahkan untuk tanaman semusim. c). Satuan lahan LaIIIH (latosol, kelas lereng III, hutan) pada kelas kemampuan lahan IV, arahan penggunaan lahan yang direkomendasikan adalah pertanian yang sangat terbatas seperti tanaman semusim.

Kata Kunci: Kelas Kemampuan Lahan, Arahan Penggunaan Lahan Sub-Bah Buangan.


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

KATA PENGANTAR ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kerangka Teori ... 7

B. Penelitian Yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 30

A. Lokasi Penelitian ... 30

B. Popuasi Dan Sampel ... 30

C. Variabel Penelitian Defenisi Operasional ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Pengolahan Data... 37

F. Prosedur Penelitian ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV DESKRIPSI WIAYAH PENELITIAN ... 43

A. Kondisi Fisik ... 43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan ... 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan Saran ... 89

B. Saran ... 91


(10)

DAFTAR TABEL

1. Kriteria Kelas Kemampuan Lahan ... 21

2. Perbandingan Penelitian Terdahulu ... 26

3. Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 32

4. Klasifikasi Kepekaan Erosi ... 32

5. Klasifikasi Tingkat Erosi ... 33

6. Klsifikasi Kedalaman Efektif Tanah ... 33

7. Klasifikasi Tekstur Tanah ... 33

8. Klasifikasi Permeabilitas ... 34

9. Klasifikasi Batuan Lepas Batuan Tersingkap ... 34

10.Klasifikasi Drainase Tanah ... 35

11. Kelas kemiringan Sub-Das Bah Buangan 2015 ... 44

12.Penggunaan Lahan Di Sub DAS Bah Buangan Tahun 2015 ... 48

13.Satuan Lahan Di Sub-DAS Bah Buangan ... 52

14.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan AnIP ... 54

15.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan AnIIP ... 55

16.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan AnIIIP ... 57

17.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan AnIVP ... 58

18.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan LaIIP ... 60

19.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan LaIVP ... 61

20.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan AnIIBu ... 63

21.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan LaVBu ... 65

22.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan LaIIIH ... 66

23.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan LaIVH ... 67

24.Klasifikasi Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan LaVH ... 69

25. Klasifikasi Kriteria Lahan Terhadap Kriteria Kelas Kemampuan Lahan di Sub-DAS Bah Buangan 2015 ... 71


(11)

DAFTAR GAMBAR

1. Skema Hubungan Antara Kelas Kemampuan Lahan Dan Penggunaan

Lahan ... 11

2. Skema Kerangka Berpikir ... 30

3. Diagram Alir ... 43

4. Peta Kemiringan Lereng ... 46

5. Peta Jenis Tanah ... 48

6. Peta Penggunaan Lahan ... 50

7. Peta Kecamatan Dolok Silau Tahun 2015 ... 51

8. Kenampakan Penggunaan Lahan Dan Pengorekan Tanah Untuk Melihat Kedalaman Tanah di Satuan Lahan AnIP ... 55

9. Penggunaan Lahan Berupa Jagung dan Pengambilan Sampel Tanah di Satuan Lahan AnIIP ... 56

10.Pemanfaatan Lahan Pada Lereng Yang Curam Dengan Penggunaan Lahan Padi di Satuan Lahan AnIVP ... 59

11.Penggunaan Lahan Dengan Tanaman Kopi dan Kacang Tanah Pada Satuan Lahan LaIIP ... 61

12.Pengukuran Kedalaman Tanah Dan Penggunaan Lahan Berupa Kopi Timun Dan Cabai Pada Satuan Lahan LaIVBu ... 62

13.Kenampakan Penggunaan Lahan Berupa Semak Belukar Pada Kemiringan Landai di Satuan Lahan AnIIBu ... 64

14.Penggunaan Lahan Hutan Pada Satuan Lahan LaIIIH ... 67

15.Penggunaan Lahan Berupa Hutan di Satuan Lahan LaVH ... 68

16.Peta Satuan Lahan di Sub-DAS Bah Buangan ... 70

17.Peta Kelas Kemampuan Lahan ... 73

18.Pertanian Lahan Kering di Sub-DAS Bah Buangan Sub-DAS Bah Buangan Tahun 2015 ... 74

19.Semak Belukar di Sub-DAS Bah Buangan Tahun 2015 ... 75

20.Hutan di Sub-DAS Bah Buangan Tahun 2015 ... 76

21.Peta Kecocokan Penggunaan Lahan ... 85


(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Titik Sampel Sub-DAS Bah Buangan ... 93

2. Tabel Nomograf ... 94

3. Tabel Hasil Laboratorium ... 95

4. Segitiga Tekstur ... 96

5. Tabel Lembar Observasi ... 97

6. Data Curah Hujan ... 99


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun dari batuan induk dan menjadi tempat berlangsungnya kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Lahan dapat dimanfaatkan untuk persawahan, pertanian lahan kering, perkebunan, permukiman dan hutan. Menurut Sitorus dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruh terhadap penggunaan lahan oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada diatas lahan tersebut dengan lingkungannya.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pengelolaan sumberdaya lahan seringkali kurang bijaksana dan tidak mempertimbangkan aspek berkelanjutannya sehingga kelestarian akan semakin terancam. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan pangan semakin meningkat menyebabkan luas lahan yang dibutuhkan untuk produksi pangan bertambah sehingga pengolahan lahan sering pada lahan yang tidak produktif untuk pertanian. Hal ini menjadi kendala untuk meningkatkan produksi pangan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Produksi


(14)

2

pangan sangat terkait dengan kondisi ekosistem dan lingkungan pada wilayah tersebut.

Salah satu ekosistem tersebut adalah daerah aliran sungai. DAS merupakan wilayah daratan yang mempunyai kesatuan dengan anak-anak sungai yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air dari hulu, tengah, dan hilir yang dibatasi oleh punggung-punggung bukit dan batas-batas topografi. Peranan daerah aliran sungai sangat penting bagi kehidupan antara lain: sebagai tempat hidup dan sebagai sumber mata pencaharian. Mata pencaharian tersebut salah satunya ada pada sektor pertanian.

Pertambahan jumlah penduduk pada suatu sumberdaya lahan tidak akan terlepas akan kebutuhan lahan yang layak permukiman membuat lahan mengalami perubahan penggunaan lahan. Hal ini menyebabkan lahan yang awalnya pertanian yang produktif mengalami alih fungsi menjadi permukiman penduduk, dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk bermukim membuat lahan pertanian yang layak dan produktif menjadi berkurang sehingga pertanian banyak dilakukan pada lahan-lahan yang tidak sesuai dengan kemampuanya. Sehingga menurunkan produktifitas pertanian dan bahkan mempercepat potensi kerusakan lahan.

Kerusakan lahan dapat diminimalisir dengan penggunaan lahan yang tepat sesuai dengan kemampuan lahannya. Kemampuan lahan dilakukan dengan mengelompokkan lahan kedalam kelas-kelas lahan berdasarkan karakteristik lahannya, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk perbandingan berbagai alternatif penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan di suatu satuan lahan.


(15)

3

Kemampuan lahan akan sangat membantu untuk meminimalisir penurunan kualitas lahan dan kerusakan lahan terutama pada lahan-lahan pertanian. Survei kemampuan lahan merupakan salah satu survei yang dapat menjadi acuan pengguan lahan yang sesuai dengan kemampuan lahannya, sehingga dapat berguna untuk meminimalisir kerusakan tanah dan lahan dapat digunakan secara lestari.

Kecamatan Dolok Silau merupakan salah satu dari 31 Kecamatan di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang terletak pada ketinggian 151-1.400 meter di atas permukaan laut dengan luas 83.203,40 Ha. Kecamatan Dolok Silau memiliki sepuluh desa (BPS Kabupaten Simalungun 2011). Kecamatan Dolok Silau memiliki topografi meliputi wilayah yang datar, landai, bergelombang hingga berbukit-bukit. Topografi Kecamatan Dolok Silau yang demikian tentunya mengakibatkan perbedaan bentuk lahan yang memerlukan tindakan pengelolaan yang berbeda. Salah satu sungai yang melintasi Kecamatan Dolok Silau adalah sungai Bah Buangan. Daerah Aliran Sungai Bah Buangan dikelilingi oleh punggung-punggung pegunungan dimana air hujan yang jatuh ditampung dan dialirkan ke sungai Bah Buangan. Sub-DAS Bah Buangan yang berada di Kecamatan Dolok Silau dengan penggunaan lahan dominan di wilayah ini berupa pertanian memiliki luas 1.138,45 Ha.

Sub-DAS Bah Buangan terletak di Kecamatan Dolok Silau dengan luas 1.867,63 Ha. Berdasarkan pengamatan di lapangan, Sub-DAS Bah Buangan memiliki topografi yang beragam meliputi wilayah datar, landai, bergelombang, hingga berbukit-bukit dengan penggunaan lahan meliputi pertanian lahan kering, hutan tanaman dan belukar. Sistem pertanian pada lahan kering mengandalkan


(16)

4

pertanian holtikultura yang lebih intensif mengalami kerusakan lahan dibandingkan dengan lahan yang menggunakan tanaman tahunan atau tanaman tua, hal ini didasari oleh lahan dengan pertanian holtikultura yang identik dengan tanaman muda selalu mengalami rotasi tanam sehingga menyebabkan lahan lebih sering terbuka sehingga mudah mengalami erosi, pengelolaan lahan pertanian pada Sub-DAS Bah Buangan banyak dilakukan di lahan-lahan yang relatif curam sehingga pada Sub-DAS Bah Buangan banyak ditemukan lahan-lahan yang longsor. Sesuai dengan keadaan saat longsor lahan banyak terlihat pada lahan pertanian yang dikelola pada lahan kering bahkan tanaman terkadang terikut oleh tanah yang longsor ketika musim hujan. Keadaan seperti ini jika tidak mendapatkan perhatian khusus tentunya dapat mempercepat proses kerusakan lahan. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai Analisis Kelas Kemampuan Lahan Di Sub-DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun.


(17)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan lahan di Sub -DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau diantaranya sebagai berikut: 1) Pemanfaatan lahan pertanian di Sub-DAS yang kurang memperhatikan kelestariannya yang membuat lahan sering terbuka sehingga mudah mengalami erosi. 2) Banyaknya lahan pertanian yang dikelola pada lahan yang curam. 3) Adanya ditemukan lahan - lahan yang longsor. 4) adanya ketidaksesuaian lahan dengan penggunaan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah yang akan diteliti adalah adanya ketidaksesuaian lahan dengan penggunaan di Sub - DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun, maka dengan itu perlu

diteliti kelas kemampuan lahan dan arahan penggunaan lahan di Sub – DAS Bah

Buangan Kecamatan Dolok Silau.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Bah Buangan

Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana arahan penggunaan lahan di Sub-DAS Bah Buangan


(18)

6

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kelas kemampuan lahan di Sub - DAS Bah Buangan

Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui arahan penggunaan lahan di Sub-DAS Bah Buangan

Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simaungun

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi penduduk setempat dalam

upaya pemanfaatan lahan yang lestari di Sub-DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun.

2. Menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis

terkhusus dalam menulis karya ilmiah berbentuk skripsi.

3. Sebagai bahan pembanding atau referensi bagi penulis ataupun peneliti

lain dalam mengkaji masalah yang sama pada waktu dan daerah yang berbeda.


(19)

89

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Sub-DAS Bah Buangan memiliki 11 satuan lahan yaitu AnIP (tanah andosol,

lereng kelas I, pertanian),AnIIP (tanah andosol, lereng kelas II, pertanian), AnIIIP (tanah andosol, lereng kelas III, pertanian), AnIVP (tanah andosol, lereng kelas IV, pertanian) ,LaIIP (tanah latosol, lereng kelas II, pertanian), LaIVP (tanah latosol, lereng kelas IV, pertanian), AnIIBu (tanah andosol, lereng kelas II, semak belukar), LaVBu (tanah latosol, lereng kelas V, semak belukar), LaIIIH (tanah andosol, lereng kelas IV, hutan), LaIVH, (tanah latosol, lereng kelas IV, hutan) dan LaVH (tanah latosol, lereng kelas V, hutan). Hasil pengklasifikasian kriteria kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Bah Buangan diperoleh 5 kelas kemampuan lahan yaitu: Kelas kemampuan lahan I yaitu seluas 470,51 Ha (25,19%), kelas kemampuan lahan II yaitu seluas 431,48 Ha (23,10%,),kelas kemampuan lahan III yaitu seluas 168.35 Ha (9,01) kelas kemampuan lahan IV yaitu seluas 362,82 Ha (19,44%) dan kelas kemampuan lahan VI yaitu seluas 434,47 Ha (23,26%).

2. Penggunaan lahan dengan kelas kemampuan lahan di Sub DAS Bah Buangan

ini secara umum sudah berdasarkan kelas kemampuannya, namun terdapat 3 penggunaan lahan yang tidak berdasarkan kelas kemampuan lahan yaitu, satuan lahan AnIVP (tanah andosol, lereng kelas IV, pertanian) pada kelas kemampuan lahan VI, satuan lahan AnIIBu AnIVP (tanah andosol, lereng kelas II, semak belukar) pada kelas kemampuan lahan III dan satuan lahan LaIIIH


(20)

90

(tanah andosol, lereng kelas IV, hutan) pada kelas kemampuan lahan IV.Arahan penggunaan lahan pada kelas kemampuan daerah Sub DAS Bah Buangan. a). Satuan AnIVP (tanah andosol, lereng kelas II, pertanian) pada

kelas kemampuan lahan VI. Arahan penggunaan lahan untuk lahan ini adalah

tanaman semusim, tanaman rumput, hutan produksi, padang penggembalaan dan cagar alam. Bila dimanfaatkan tanpa tindakan konservasi maka lahan dapat rusak oleh karena itu membutuhkan koservasi seperti teras bangku dan perbaikan drainase. b). Satuan lahan AnIIBu (tanah andosol, lereng kelas II, semak belukar) pada kelas kemampuan lahan III, kelas kemampuan lahan ini sebenarnya masih cocok diusahakan pada lahan ini, hal ini disebabkan oleh kemiringan lereng yang landai masih bisa diusahakan untuk tanaman semusim. Tindakan konservasi untuk mencegah erosi dapat dilakukan dengan penanaman dalam strip, penggunaan mulsa, pergiliran tanaman dan pembuatan teras. c). Satuan lahan LaIIIH (tanah andosol, lereng kelas IV, hutan) pada kelas kemampuan lahan IV, arahan penggunaan lahan yang direkomendasikan adalah pertanian yang sangat terbatas seperti tanaman semusim dan tanaman pertanian pada umumnya seperti penggembalaan, tanaman rumput, hutan lindung. Pertanian sangat terbatas ini memerlukan tindakan konservasi khusus untuk mempertahankan kemampuan lahannya. Jika dipergunakan untuk tanaman semusim diperlukan tindakan konservasi seperti teras bangku dan perbaikan drainase.


(21)

91

B. Saran

1. Diharapkan kepada pemerintah agar memperhatikan, menghimbau dan

mengarahkan masyarakat untuk pengolahan lahan di Sub-DAS Bah Buangan lebih diarahkan pada tanaman tahunan, semak belukar dan hutan yang memiliki perakaran yang baik untuk mencegah terjadinya erosi yang lebih besar karena faktor penghambat dominan di Sub-DAS Bah Buangan yaitu lereng permukaan, tekstur tanah, drainase, permeabilitas, dan kedalaman tanah yang dominan dangkal.

2. Dihimbau kepada masyarakat yang berada di kawasan Sub-DAS Bah

Buangan agar penggunaan lahan yang sudah berdasarkan kelas kemampuan lahannya perlu dipertahankan dan dijaga kelestariannya dan perlu adanya arahan penggunaan lahan bagi lahan pertanian yang ada pada daerah penelitian untuk memaksimalkan produksi lahan, dan konservasi lahan untuk mempertahankan kemampuan lahannya.


(22)

92

DAFTAR PUSTAKA

Aqshan Shadikin. 2013. Evaluasi Kemampuan Lahan Di Wilayah Sub Das

Pronggo Dan Sub Das Termas Ponggok Kabupaten Pacitan (Online),

Dari(https://www.academia.edu/14731570/evaluasi_kemampuan_lahan_ di_wilayah_sub_das_pronggo_dan_sub_das_termas_ponggok_kabupaten _pacitan diakses 5 agustus 2015)

Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor : IPB Press

Asdak, C. 2007.Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Awaluddin. 2011. Pembuatan peta satuan lahan. http://Blogsot.com. Diakses

tanggal 14 juni 2015. Dari(http://awaluddinzaenuri.blogspot.

com/2011/09/pembuatan-peta-satuan-lahan_19.html).

Balittanah. 2014. Tanah Andosol Di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian : Bogor

Hardo, Kartika. 2015. Analisis Kelas Kemampuan Lahan Di Sub-DAS Lau

Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang. Skripsi.

Medan : Universitas Negeri Medan

Kartasapoetra, dkk, 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Penerbit Rineka

Luther Sefle dkk. 2010. Klasifikasi Kemampuan Lahan Dengan Menggunakan

Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. (Online), Dari http ://file. upi.edu /Direktori / FPIPS/

LAINNYA/HENDRO_MURTIANTO/03_Evaluasi_Kemampuan_Lahan .pdf diakses 19 juli 2015)

Muta’Ali, Lutfi. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencaan

Pengembangan Wilayah .Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Geografi

(BPFG) Universitas Gadjah Mada

Pasaribu, P.H.P. 2014. Evaluasi Kemampuan Lahan Untuk Arahan Konservasi

Tanah Di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Skripsi.

Medan : Universitas Negeri Medan.

Risky.2011. Kasifikasi Kemampuan tanah. Blogsopot.com. Diakses tanggal 21 Maret2015.Dari(http://riskyridhaagriculture.blogspot.com/2011/12/klasifi kasi kemampuan-tanah.html)


(23)

93

Setiawan. A.2014. Klasifikasi kelas kemampuan lahan http://Blogspot.com. Diakses tanggal 21 juni 2015. Dari(http://geograph88.blogspot.com /2014/12/klasifikasi-kelas-kemampuan lahan.html)

Siswanto, 2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Surabaya : UPN Press Sitorus. 1985. Evaluasi Sumber Daya LahanI. Larsito : Bandung

Soraya, Emma. DKK (2008) Berjudul Arahan Penggunaan Lahan Untuk

Pengendalian Erosi Tanah Di SUB DAS Opak Hulu (online),

(http://fkt.ugm.ac.id/research/2__Emma_ Jurnal Manajemen MH_ 2008 .pdf, Diakses 4 Februari 2015).

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta : ANDI Tarru, Satriani, dkk. 2013. Penggunaan Lahan Pada Berbagai Kelas Kemampuan

Lahan Di Sub Das Kelara Bagian Hulu Pada Desa Jenetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Janeponto, (Online), Dari (http://pasca.unhas.ac.id/ jurnal /files/9c0a90767c50c59445b1a53b71a5ee.pdf Diakses 1 Februari 2015)

Vera. 2015 .Evaluasi Kemampuan Lahan di Sub-DAS Petani.Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.


(1)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kelas kemampuan lahan di Sub - DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui arahan penggunaan lahan di Sub-DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simaungun

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi penduduk setempat dalam upaya pemanfaatan lahan yang lestari di Sub-DAS Bah Buangan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun.

2. Menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis terkhusus dalam menulis karya ilmiah berbentuk skripsi.

3. Sebagai bahan pembanding atau referensi bagi penulis ataupun peneliti lain dalam mengkaji masalah yang sama pada waktu dan daerah yang berbeda.


(2)

89 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Sub-DAS Bah Buangan memiliki 11 satuan lahan yaitu AnIP (tanah andosol, lereng kelas I, pertanian),AnIIP (tanah andosol, lereng kelas II, pertanian), AnIIIP (tanah andosol, lereng kelas III, pertanian), AnIVP (tanah andosol, lereng kelas IV, pertanian) ,LaIIP (tanah latosol, lereng kelas II, pertanian), LaIVP (tanah latosol, lereng kelas IV, pertanian), AnIIBu (tanah andosol, lereng kelas II, semak belukar), LaVBu (tanah latosol, lereng kelas V, semak belukar), LaIIIH (tanah andosol, lereng kelas IV, hutan), LaIVH, (tanah latosol, lereng kelas IV, hutan) dan LaVH (tanah latosol, lereng kelas V, hutan). Hasil pengklasifikasian kriteria kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Bah Buangan diperoleh 5 kelas kemampuan lahan yaitu: Kelas kemampuan lahan I yaitu seluas 470,51 Ha (25,19%), kelas kemampuan lahan II yaitu seluas 431,48 Ha (23,10%,),kelas kemampuan lahan III yaitu seluas 168.35 Ha (9,01) kelas kemampuan lahan IV yaitu seluas 362,82 Ha (19,44%) dan kelas kemampuan lahan VI yaitu seluas 434,47 Ha (23,26%).

2. Penggunaan lahan dengan kelas kemampuan lahan di Sub DAS Bah Buangan ini secara umum sudah berdasarkan kelas kemampuannya, namun terdapat 3 penggunaan lahan yang tidak berdasarkan kelas kemampuan lahan yaitu, satuan lahan AnIVP (tanah andosol, lereng kelas IV, pertanian) pada kelas kemampuan lahan VI, satuan lahan AnIIBu AnIVP (tanah andosol, lereng kelas II, semak belukar) pada kelas kemampuan lahan III dan satuan lahan LaIIIH


(3)

(tanah andosol, lereng kelas IV, hutan) pada kelas kemampuan lahan IV.Arahan penggunaan lahan pada kelas kemampuan daerah Sub DAS Bah Buangan. a). Satuan AnIVP (tanah andosol, lereng kelas II, pertanian) pada kelas kemampuan lahan VI. Arahan penggunaan lahan untuk lahan ini adalah

tanaman semusim, tanaman rumput, hutan produksi, padang penggembalaan dan cagar alam. Bila dimanfaatkan tanpa tindakan konservasi maka lahan dapat rusak oleh karena itu membutuhkan koservasi seperti teras bangku dan perbaikan drainase. b). Satuan lahan AnIIBu (tanah andosol, lereng kelas II, semak belukar) pada kelas kemampuan lahan III, kelas kemampuan lahan ini sebenarnya masih cocok diusahakan pada lahan ini, hal ini disebabkan oleh kemiringan lereng yang landai masih bisa diusahakan untuk tanaman semusim. Tindakan konservasi untuk mencegah erosi dapat dilakukan dengan penanaman dalam strip, penggunaan mulsa, pergiliran tanaman dan pembuatan teras. c). Satuan lahan LaIIIH (tanah andosol, lereng kelas IV, hutan) pada kelas kemampuan lahan IV, arahan penggunaan lahan yang direkomendasikan adalah pertanian yang sangat terbatas seperti tanaman semusim dan tanaman pertanian pada umumnya seperti penggembalaan, tanaman rumput, hutan lindung. Pertanian sangat terbatas ini memerlukan tindakan konservasi khusus untuk mempertahankan kemampuan lahannya. Jika dipergunakan untuk tanaman semusim diperlukan tindakan konservasi seperti teras bangku dan perbaikan drainase.


(4)

91

B. Saran

1. Diharapkan kepada pemerintah agar memperhatikan, menghimbau dan mengarahkan masyarakat untuk pengolahan lahan di Sub-DAS Bah Buangan lebih diarahkan pada tanaman tahunan, semak belukar dan hutan yang memiliki perakaran yang baik untuk mencegah terjadinya erosi yang lebih besar karena faktor penghambat dominan di Sub-DAS Bah Buangan yaitu lereng permukaan, tekstur tanah, drainase, permeabilitas, dan kedalaman tanah yang dominan dangkal.

2. Dihimbau kepada masyarakat yang berada di kawasan Sub-DAS Bah Buangan agar penggunaan lahan yang sudah berdasarkan kelas kemampuan lahannya perlu dipertahankan dan dijaga kelestariannya dan perlu adanya arahan penggunaan lahan bagi lahan pertanian yang ada pada daerah penelitian untuk memaksimalkan produksi lahan, dan konservasi lahan untuk mempertahankan kemampuan lahannya.


(5)

92

Aqshan Shadikin. 2013. Evaluasi Kemampuan Lahan Di Wilayah Sub Das Pronggo Dan Sub Das Termas Ponggok Kabupaten Pacitan (Online), Dari(https://www.academia.edu/14731570/evaluasi_kemampuan_lahan_ di_wilayah_sub_das_pronggo_dan_sub_das_termas_ponggok_kabupaten _pacitan diakses 5 agustus 2015)

Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor : IPB Press

Asdak, C. 2007.Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Awaluddin. 2011. Pembuatan peta satuan lahan. http://Blogsot.com. Diakses tanggal 14 juni 2015. Dari(http://awaluddinzaenuri.blogspot. com/2011/09/pembuatan-peta-satuan-lahan_19.html).

Balittanah. 2014. Tanah Andosol Di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian : Bogor

Hardo, Kartika. 2015. Analisis Kelas Kemampuan Lahan Di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan

Kartasapoetra, dkk, 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Penerbit Rineka

Luther Sefle dkk. 2010. Klasifikasi Kemampuan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. (Online), Dari http ://file. upi.edu /Direktori / FPIPS/ LAINNYA/HENDRO_MURTIANTO/03_Evaluasi_Kemampuan_Lahan .pdf diakses 19 juli 2015)

Muta’Ali, Lutfi. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencaan

Pengembangan Wilayah .Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada

Pasaribu, P.H.P. 2014. Evaluasi Kemampuan Lahan Untuk Arahan Konservasi Tanah Di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan.

Risky.2011. Kasifikasi Kemampuan tanah. Blogsopot.com. Diakses tanggal 21 Maret2015.Dari(http://riskyridhaagriculture.blogspot.com/2011/12/klasifi kasi kemampuan-tanah.html)


(6)

93

Setiawan. A.2014. Klasifikasi kelas kemampuan lahan http://Blogspot.com. Diakses tanggal 21 juni 2015. Dari(http://geograph88.blogspot.com /2014/12/klasifikasi-kelas-kemampuan lahan.html)

Siswanto, 2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Surabaya : UPN Press Sitorus. 1985. Evaluasi Sumber Daya LahanI. Larsito : Bandung

Soraya, Emma. DKK (2008) Berjudul Arahan Penggunaan Lahan Untuk Pengendalian Erosi Tanah Di SUB DAS Opak Hulu (online), (http://fkt.ugm.ac.id/research/2__Emma_ Jurnal Manajemen MH_ 2008 .pdf, Diakses 4 Februari 2015).

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta : ANDI Tarru, Satriani, dkk. 2013. Penggunaan Lahan Pada Berbagai Kelas Kemampuan

Lahan Di Sub Das Kelara Bagian Hulu Pada Desa Jenetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Janeponto, (Online), Dari (http://pasca.unhas.ac.id/ jurnal /files/9c0a90767c50c59445b1a53b71a5ee.pdf Diakses 1 Februari 2015) Vera. 2015 .Evaluasi Kemampuan Lahan di Sub-DAS Petani.Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.