MENINGKATKAN KONSEP DIRI (SELF-CONCEPT) MELALUI PENERAPAN KONSELING EKLEKTIK DENGAN MEDIA KREATIF PADA REMAJA PANTI ASUHAN PEMBANGUN DIDIKAN ISLAM INDONESIA DI PADANG BULAN MEDAN TAHUN AJARAN 2014.

(1)

MENINGKATKATKAN KONSEP DIRI (SELF-CONCEPT) MELALUI PENERAPAN KONSELING EKLEKTIK DENGAN MEDIA KREATIF

PADA REMAJA PANTI ASUHAN PEMBANGUN DIDIKAN ISLAM INDONESIA DI PADANG BULAN MEDAN

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

OLEH:

RISKI ULINA NIM: 1103151058

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan kasih sayang, serta petunjuk dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Konsep Diri (Self-Concept) Melalui Penerapan Konseling Eklektik dengan Media Kreatif Pada Remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia di Padang Bulan Medan Tahun Ajaran 2014.” dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Selama penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hikmah atas kemudahan serta hambatan, kesulitan maupun rintangan yang dilalui. Namun berkat bimbingan Bapak Dosen Pembimbing dan juga berbagai pihak, maka akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S sebagai Dekan FIP, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S sebagai Pembantu Dekan 1.

3. Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang banyak memberi saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi dan kepada Ibu. Dra Nur Arjani, M.Pd sebagai Serketaris Jurusan.


(7)

4. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bantuan bimbingan, dukungan, motivasi, saran dan kritik, serta ketabahan dan kesabaran. Terimakasih Pak, telah membimbing penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Nurmaniah, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang banyak

membimbing penulis dari segi akademik sejak penulis belajar di semester satu hingga selesai.

6. Ibu Dra Nur Arjani, M.Pd., Ibu Dra. Zulhaini S., dan Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd. Kons., selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran untuk skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan banyak bimbingan semenjak mengikuti pendidikan. Dan seluruh staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan atas kerja sama dan bantuan yang diberikan kepada peneliti.

8. Pihak Panti Asuhan Yayasan Pembangun Didikan Islam Indonesia di Padangbulan Medan yang telah memberikan peneliti waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian. Nenek Panti, Bu Ika dan keempat adek-adek Saya. Semangat ya Dek. Raih mimpimu. Karena Allah SWT akan memeluk mimpimu, selamat berjumpa di masa depan.

9. Teristimewa buat Ibunda Siti Basana Ritonga, A.Md yang terkasih terima kasih atas ridho, doa, dukungan, kiriman, motivasi dan nasihat dan kasih sayang yang tak pernah putus-putusnya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan dengan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Ibu adalah hal yang terbaik dalam hidupku dan adik-adik. Dan buat kedua adikku tersayang Ridho


(8)

Akbar dan Putri Intan, terus belajar dek, raih cita-cita dan jadi anak yang soleh dan salehah ya… Semangat.

10.Buat keluarga besarku, Oppungku Iman Ritonga, BA., Nenekku Maryam Sari Hutasuhut, terimakasih Nenek, Oppung berkat kalian jualah cucu kalian dapat menjadi seperti ini. Sekali lagi terimakasih Nek, Oppung. Dan terimakasih kepada tulang Saya Salamat Ritonga dan keluarga, Ujing Juliana Ritonga dan keluarga, Tulang Ismail Kadir Ritonga dan keluarga, Tulang Hamzah Ritonga dan keluarga, ujing Rosima Ritonga dan keluarga, yang tiap minggu selalu saya ganggu, masalah kirim-mengirim, Tulang Ali Ahmad Ritonga dan keluarga, ujing Gahana Ritonga dan keluarga, dan Tulang Muh. Yunan Ritonga.

11.Buat tulang Surya Ritonga A.Md., dan Nantulang Manna Sari Hasibuan S.Pd yang telah banyak memberikan dukungan, terkhusus kesabaran, motivasi dan nasihat kepada penulis selama menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Dan kepada Adik Ahmad Zakiy Al-Fikri Ritonga, cepat besar Dek

12.Buat sahabat sekaligus saudara terbaik saya Putri Ulina S.Pd., Sulistya S.Pd., Yulia Hikmah S.Pd., Diah Intan Riani Ritonga A.Md., Murni Siregar SKM, Pipit Hafnidasari Lubis S.Pd., Utari Dewi Febrianti S.Pd., Sofyan Ritonga dan seluruh teman SD,SMP,SMA, PPLT Kotarih, terkhusus Aiga Elisa S.Pd., Anisa Vibrianda S.Pd., Ayu Lutfiah Taufik Lubis S.Pd., Nova Rotua Hutagalung S.Pd dan terimakasih kepada kedua Ibu Juli dan Bapak Koz H.Sucipto.


(9)

13.Tak lupa ucapan terima kasih kepada adik-adik MtsN Zending Islam Medan yang telah membantu penulis dalam penelitian dan Kepada SMA N 1 Kotarih, Terkhusus kepada Ibu Bimbingan Konseling Nenden sartika dewi, S.Psi serta terima kasih kepada seluruh siswa SMA N 1 Kotarih. 14.Seluruh teman-teman seperjuangan BK Reg-C jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan stambuk 2010, terimakasih Sob, 4 tahun lebih bersama untuk menuliskan cerita dan perjalanan hidup meraih asa. Ganbatte kudasai Sob. Dan semangat buat teman-teman stambuk 2010 di akhir mata kuliah.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan terbaik dari Allah yang Maha Esa. Penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini berkah dan bermanfaat bagi kit semua. Amin

Medan, Januari 2015

Riski Ulina NIM.113151058


(10)

ABSTRAK

Riski Ulina. 1103151058. Meningkatkan Konsep Diri (Self-Concept) Melalui Penerapan Konseling Eklektik dengan Media Kreatif Pada Remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia di Padang Bulan Medan Tahun Ajaran 2014. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah konseling eklektik dengan media kreatif dapat meningkatkan Konsep Diri (Self-Concept) Remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia di Padang bulan Medan Tahun Ajaran 2014. Subjek penelitian ini berjumlah 4 orang yang diambil dari 30 orang keseluruhan remaja panti asuhan dengan rentang usia 12 sampai usia 16 tahun melalui teknik purposive sampling. Peneliti mengumpulkan data melalui hasil evaluasi diri konseli dan penyebaran angket guna peningkatan konsep diri konseli. Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) ini terdiri dari 2 siklus, siklus I dan siklus II masing-masing siklus memiliki pertemuan 1 x 30 menit. Pada setiap pengakhiran masing-masing siklus peneliti melakukan penilaian yaitu penilaian segera (Laiseg), dan penilaian jangka pendek (Laijapen). Dan memberikan angket juga dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih banyak mengenai konsep diri konseli.

Hasil analisis data saat penyebaran angket yang telah divalidkan didapat 4 remaja panti asuhan yang memiliki konsep diri rendah tergolong kurang. Dan setelah siklus I dilaksanakan diperoleh keempat konseli mengalami peningkatan konsep diri ke dalam kategori cukup dan belum mencapai target 75% sehingga perlu dilkasanakan siklus II. Setelah melakukan refleksi dan dilaksanakan siklus II akhirnya diperoleh 3 orang konseli mengalami peningkatan konsep diri ke dalam kategori baik, sehingga mencapai target 75%.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian dan telah mencapai target 75% maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja panti asuhan dapat ditingkatkan dengan koseling eklektik dengan media kreatif. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa konsep diri dapat ditingkatkan melalui konseling eklektik dengan media kreatif pada remaja panti asuhan Yayasan Pembangun Didikan Islam Indonesia di Padang Bulan Medan Tahun 2014 dapat diterima.


(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... .1

1.1.Latar Belakang Masalah... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Pembatasan Masalah ... 6

1.4.Rumusan Masalah ... 6

1.5.Tujuan Penelitian ... 6

1.6.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... ..8

2.1. Kerangka Teori ... ..8

2.1.1 Konsep Diri Menurut Pendapat Ahli ... ..8

2.1.2. Faktor dan Komponen Konsep Diri ... ..9

2.1.3. Ciri dan Aspek-aspek Konsep Diri Positif dan Negatif ... .12

2.1.4. Motivasi dan Pengembangan Konsep Diri ... .15

2.1.5. Kestabilan Konsep Diri ... .18

2.2. Panti Asuhan ... .19

2.3. Teknik Konseling ... .20

2.3.1. Konseling Eklektik ... .20

2.3.2. Layanan Konseling Individu ... .25

2.3.3.Pelaksanaan Layanan Koneling Individu ... .26

2.3.4. Media Kreatif dalam Konseling ... .27

2.3.5. Menggunakan Konseling Eklektik dengan Media Kreatif untuk Meningkatkan Konsep Diri Remaja Panti Asuhan Ya PDII ... 30


(12)

2.4. Kerangka Konseptual ... 44

2.5. Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1.Jenis Penelitian ... 45

3.2. Subjek Penelitian ... 45

3.3. Disain Penelitian ... 45

3.3.1. Disain Penelitian Siklus I ... 46

3.3.2. Disain Penelitian Siklus II ... 48

3.4. Operasional Variabel Penelitian ... 50

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.6. Teknik Analisis Data ... 54

3.6.1.Teknik Analisis Kualitatif Data ... 54

3.6.2. Teknik Analisis Persentase ... 55

3.7. Uji Coba Instrumen ... 55

3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55

BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 56

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56

4.2. Hasil Penelitian ... 56

4.2.1.Hasil Penelitian Sebelum Tindakan ... 56

4.2.2. Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ... 59

4.1.3. Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ... 73

4.3. Pembahasan Penelitian ... 85

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 89

5.1. Kesimpulan ... 89

5.2. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 92 RIWAYAT HIDUP PENULIS


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Proses Penelitian Tindakan ... 46 Gambar 4.1. Diagram Konsep Diri Konseli setelah Siklus I ... 70 Gambar 4.2. Diagram Konsep Diri Konseli setelah Pra Siklus dan Siklus I .. 72 Gambar 4.3. Diagram Konsep Diri Konseli setelah Siklus II ... `83 Gambar 4.4. Diagram Konsep Diri Konseli setelah Siklus I dan Siklus II ... 85


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Angket ... 92

Lampiran 2a Angket Uji Coba Konsep Diri Panti asuhan ... 93

Lampiran 2b Uji Validitas Angket Excel ... 95

Lampiran 2c Perhitungan Kategori Angket Konsep Diri... 96

Lampiran 2d Angket Konsep Diri Valid ... 98

Lampiran 3 Rencana pelaksanaan Konseling Individu Siklus I ... 99

Lampiran 3a Rencana pelaksanaan Konseling Individu Siklus II ... 102

Lampiran 4 Percakapan Konseling ... 105 Daftar Hadir

Surat Pengantar Penelitian Surat Keteranagan Penelitian Dokumentasi Penelitian


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Diciptakan dengan istimewa serta sempurna. Dengan memiliki akal pikiran dan hati yang dapat memproses untuk mengolah informasi dan berpikir sebagai pembeda. Berguna untuk mengatur, mengurus dan memakmurkan bumi.

Manusia yang berkenan dalam mengasah ketajaman akal, dapat meningkatkan cara berpikir yang luas dan kreatif. Berguna menjadikan manusia sebagai pribadi yang lebih dewasa dan lebih baik lagi.

Manusia memiliki rejeki dan masalah hidup yang berbeda. Yang pasti dalam tiap masalah/ujian yang diterima mendapatkan hikmah dan manfaat yang besar. Sesuai cara pandang manusia dalam menghadapi masalah hidup tersebut.

Pengertian konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya sendiri. Merupakan gabungan dari gambaran diri yang membentuk keyakinan individu tentang diri mereka sendiri meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.

Menangani masalah hidup erat kaitannya degan konsep diri yang dibentuk. Karena itu, sungguh akan sangat bagus dan bermanfaat, jika manusia mengembangkan konsep diri yang baik dalam menangani masalah yang ada.Maka hati akan tenang, fleksibel, serta tahan ujian. Hidup pun akan terasa ringan dan bahagia. Tetapi yang namanya ujian, tidak selamanya orang akan menghadapinya dengan konsep diri yang baik. Karena konsep diri yang baik itu memerlukan waktu untuk mempelajarinya. Dan tentu saja konsep diri yang baik dapat


(16)

2

dipelajari dan ditingkatkan, asalkan memiliki niat yang kuat untuk berubah, serta menyadari dan mengakui konsep diri yang selama ini dibentuk. Apakah konsep diri yang tidak baik atau baik.

Konsep diri yang tidak baik atau baik dapat dilihat dari kebiasaan seseorang. Konsep diri yang tidak baik memiliki ciri-ciri akan pemunculan sikap inferior (merasa rendah diri) yang tidak percaya akan diri, dan tidak berani mencoba hal-hal baru, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya. Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan memunculkan sikap dengan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positif, serta dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.

Oleh karena itu, Konsep diri sangat penting dipelajari dan dipahami remaja. Terkhusus remaja yang berada di panti asuhan yang memiliki konsep diri cenderung tidak baik. Dikarenakan dalam pendidikan dan proses perkembangannya, hingga remaja kini, tidak memiliki orangtua kandung yang merawat dan mengasuh. Karena, kasih sayang orangtua kandung dalam proses tumbuh kembang anak, sangat berperan besar dalam pembentukan konsep dirinya.

Seperti remaja panti asuhan yayasan pembangun didikan Islam Indonesia Medan/Ya PDII (yang merupakan tempat peneliti melakukan penilitian) diasuh oleh pengurus panti, mulai dari kecilnya hingga remaja. Diurus dan dibesarkan oleh pengurus panti. Anak-anak panti asuhan Ya PDII memiliki latar belakang


(17)

3

orangtua telah meninggal dunia, orangtua yang mulanya kesulitan membiayai anaknya,

Menurut hasil wawancara dengan pihak panti, jumlah remaja panti asuhan Ya PDII yang dididik saat ini berjumlah lebih kurang 30 orang. Dimana rata-rata remaja panti rentan dengan masalah gejala konsep diri tidak baik berupa memiliki sifat pendiam, pemurung, dan juga suka membantah dalam kesehariannya. Gejala konsep diri tidak baik dapat terjadi dikarenakan beberapa alasan pertama, dapat disebabkan masa remaja yang sedang mencari identitas diri, dimana dalam keadaan remaja sekarang yang sedang suka bertanya, berniat mencari hakikat diri. Kedua, dimana remaja cenderung mengolah pikiran negatif dalam perkembangannya yang disebabkan oleh keadaan lingkungan, hingga dapat mempengaruhi emosi mereka. Ketiga, dapat disebabkan juga karena “rasa sedih

ingin diperhatikan” karena sebagian anak panti belum mengenal orangtua

kandung, sehingga cenderung untuk berpikir apakah mereka tidak disayangi, sehingga orangtua tega menitipkan mereka di panti asuhan. Keempat, remaja yang cenderung memiliki konsep diri tidak baik memiliki peran yang sangat besar untuk mempengaruhi anak-anak panti lain yang masih kecil seperti yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Menurut Brown&Marshall,dkk (Taylor, 2009:120) menjelaskan orang yang memandang rendah dirinya sendiri kurang memiliki konsep diri yang jelas, merasa rendah diri, sering memilih tujuan yang kurang realistis atau bahkan tidak memiliki tujuan yang pasti, cenderung pesimis dalam menghadapi masa depan, mengingat masa lalu secara negatif, berkubang dalam perasaan negatif punya reaksi emosional dan behavioral yang lebih buruk dalam dalam merespon tanggapan dari orang lain, kurang mampu memunculkan feedback positif terhadap dirinya sendiri, lebih memperhatikan dampak sosial mereka terhadap orang lain, dan lebih mudah kena depresi atau berpikir terlalu mendalam saat mereka menghadapi stress atau kekalahan.


(18)

4

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri yang tidak baik jika dibangun secara terus menerus, akan sangat membahayakan bagi proses perkembangan remaja panti asuhan. karena dalam konsep diri yang telah dibentuk dan terinstall akan mempengaruhi pikiran dan perilaku kesadaran individu.

Seperti yang dikemukakan oleh Adi (Murmanto, 2007:2), yang menyebut dirinya seorang Re-Educator dan Mind Navigator mengatakan konsep diri diibaratkan sebagai sebuah sistem yang menjalankan komputer mental yang mempengaruhi kemampuan berpikir individu. Konsep diri yang telah ter-install akan masuk ke pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh sebesar 88% terhadap level kesadaran individu. Semakin baik konsep diri maka akan semakin mudah individu untuk berhasil. Begitu juga sebaliknya, jika manusia menginstall konsep diri yang tidak baik, akan memiliki pengaruh 88% yang menyebabkan ketidak berhasilan. Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pikiran yang terus menerus negatif tentang diri dapat mengakibatkan terbentuknya konsep diri yang rentan tidak baik. Dimana dalam lingkungan tinggal remaja sangat penting karena besar pengaruhnya dengan perkembangan remaja. Dimana proses perkembangan remaja yang tinggal bersama orangtua lengkap, tentu saja berbeda dengan remaja yang tinggal bukan dengan keluarga lengkap, seperti Ayah dan Ibu.

Dan remaja yang dididik langsung orangtua lebih banyak mendapat perhatian dan penjagaan langsung dari orangtua, sangat berperan besar dalam perkembangan remaja. Lain halnya dengan remaja panti asuhan dimana proses perkembangannya mendapat perhatian dan penjagaan langsung dari pihak pengurus panti asuhan.

Dari masalah konsep diri diatas, pengaruh Bimbingan Konseling untuk meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan sangat diperlukan, oleh karena itu,


(19)

5

Konseling memiliki peranan yang penting. Dimana pengertian dari konseling eklektik merupakan penggabungan dua pendekatan direktif dan non-direktif. Konseling eklektik yang mengambil berbagai kebaikan dari dua kebaikan, dari dua pendekatan atau dari berbagai teori konseling, mengembangkan dan menerapkan dalam praktek sesuai dengan permasalahan konseli.

Konseling eklektik yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui konseling individu. Konseling individu yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (konseli) bertujuan untuk proses pemberdayaan diri bukan proses ketergantungan pada konselor, dapat merubah perilaku konseli dan terbebas dari masalah yang dihadapinya.

Dari paparan permasalahan di atas, maka peneliti berkeinginan melakukan

penelitian yang berjudul : “Meningkatkan Konsep Diri (Self Concept) Melalui

Penerapan Konseling Eklektik dengan Media Kreatif Pada Remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014”.

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, masalah penelitian ini diidentifikasikan sebagi berikut:

1. Bimbingan orang tua berpengaruh besar terhadapar proses perkembangan remaja

2. Lingkungan tempat tinggal berpengaruh besar dalam proses perkembangan konsep diri

3. Pembentukan konsep diri yang tidak baik dapat merugikan bagi proses perkembangan remaja terkhusus remaja panti asuhan Ya-PDII


(20)

6

4. Remaja panti asuhan Ya-PDII cenderung membentuk konsep diri yang tidak baik karena kurang perhatian langsung dari orangtua

5. Bimbingan dan Konseling diperlukan remaja panti asuhan Ya-PDII untuk membantu meningkatkan konsep diri mereka

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan berbagai keterbatasan yang dialami peneliti baik dari segi pengetahuan dan pengalaman maka peneliti mengadakan pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu meningkatkan konsep diri (self concept) melalui penerapan konseling eklektik dengan media kreatif pada remaja panti asuhan pembangun didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalan dalam penelitian ini dirumuskan permasalahannya dalam penelitian di atas sebagai adalah apakah ada pengaruh konseling eklektik dengan media kreatif terhadap konsep diri remaja panti asuhan pembangun didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan konsep diri melalui konseling eklektik dengan media kreatif terhadap remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014.


(21)

7

1.6. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu konseling, khususnya yang membahas konsep diri melalui konseling eklektik dengan media kreatif pada remaja panti asuhan.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Konselor

Dapat meningkatkan pelayanan konseling eklektik dengan media kreatif pada remaja panti asuhan yang mengalami konsep diri yang perlu ditingkatkan.

b) Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti dalam melakukan konseling eklektik pada remaja panti asuhan yang mengalami konsep diri yang tidak baik.

c) Bagi Praktisi Panti Asuhan

Sebagai rujukan bagi praktisi panti asuhan dalam usaha mencari solusi untuk meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan.

d) Bagi Jurusan Psikologi pendidikan dan Bimbingan

Sebagai bahan referensi dalam menambah pemahaman dan pengembangan keilmuan khususnya mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan di Universitas Negeri Medan.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Masalah dalam konsep diri dapat dientaskan dengan melihat terlebih

dahulu aspek-aspeknya yaitu dari sudut pandang akan keyakinan terhadap kemampuan diri, cara dalam menyikapi masalah dan pertahanan terhadap prinsip/ idealisme yang ada pada diri sendiri

2. Masalah konsep diri remaja panti asuhan dapat ditingkatkan dengan melaksanakan konseling eklektik dengan media kreatif

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti menyarankan:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu, khusunya bidang Bimbingan dan Konseling mengenai upaya meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan

2. Konselor atau praktisi penelitian dapat menggunakan konseling eklektik dengan media kreatif untuk menangani permasalahan dalam meningkatkan konsep diri remaja terkhusus remaja yang berada di panti asuhan.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Diaanne, Margaret. 2009. Rahasia Menciptakan Cara Berpikir Cerdas. penerjemah sasongko, Dwi. disertai tip-tip untuk mneggali potensi kecerdasan berpikir. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Dewi, Rosmala. 2010.Penelitian Pendidikan (Desain Empirikal Dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Fadhil, Muamar nasrullah. 2005. Sikap Negatif Yang Menghambat Kebahagiaan. Bandung:Amanah.

Fatimah,Siti Nur. 2012. Dinamika Konsep Diri Pada Orang Dewasa Korban Child Abuse. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Hutagalung,Inge. 2007.Pengembangan Kepribadian: Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif.Jakarta:Indeks.

Jumaini,Andriana. 2008. Pengaruh Konsep Diri dan Kemandirian Terhadap Prestasi Belajar Histologi Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKI Jakarta.Teknologi Pendidikan Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Latipun. 2001.Psikologi Konseling. Malang.: Universitas Muhammadiyah Malang

Lumongga, Namora Lubis. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling: Dalam Teori Dan Praktik.Jakarta: kencana

Michael,Norwood. 2002. Akulah Pemenang:Rahasia2 Sukses Dan Metode Pengembangan Diri. Jogjakarta: Saujana.

Murmanto., D. Melanie.2007. Pembentukan Konsep Diri Siswa Melalui Pembelajaran Partisipatif. Sebuah Alternatif Pendekatan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur

Nursalim, mochamad. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Indeks permata.

Prayitno dan Erman A. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Rahmadian, Ahmad Ali. 2011. Kreatifitas dalam Konseling. Paper Presented at the International seminar & workshop contemporary and Creative Caunseling.Dalam Http://konselingindonesia.com/ ( diakses pada tanggal 18 maret 2012).


(24)

Rosjidan. 1988.pengantar teori-teori konseling. Jakarta: :Direktorat jendral pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Santrock,W.John. 2007. Perkembangan Anak Edisi kesebelas jilid 2.

Jakarta :Erlangga.

Suryabrata,Sumadi. 2008.Psikologi kepribadian.Jakarta:PT Raja Grafindo persada.

Surya,Hendra. 2010. Jadilah pribadi yang unggul. sebuah solusi pengembangan diri dan keterampilan menolak (refusal skill) narkoba.jakarta:elex media komputindo.

Suparno,H.Suhaenah. 2000. Membangun konpetensi belajar. Jakarta:Direktorat jendral pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R& B. Bandung : Alfabeta

Taylor, E.Shelly, dkk. 2009.Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Berbasis Intergrasi). Jakarta : rajawali Pers

Ubaedy,AN.2005.Serial Seni Pembelajaran Diri,Self Training,Membentuk Pribadi Kompetitif & Kompeten.Jakarta Timur: Pustaka Qalami. Winkel, WS dan MM Sri Hastuti. 2005. Bimbingan dan Konseling di

Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Wulandari, Putri Diana. 2009. Pengaruh Model Pembelajarax Snowballing terhadap Hasil Belajar (Jurnal). FMIPA Universitas Negeri.


(1)

5

Konseling memiliki peranan yang penting. Dimana pengertian dari konseling eklektik merupakan penggabungan dua pendekatan direktif dan non-direktif. Konseling eklektik yang mengambil berbagai kebaikan dari dua kebaikan, dari dua pendekatan atau dari berbagai teori konseling, mengembangkan dan menerapkan dalam praktek sesuai dengan permasalahan konseli.

Konseling eklektik yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui konseling individu. Konseling individu yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (konseli) bertujuan untuk proses pemberdayaan diri bukan proses ketergantungan pada konselor, dapat merubah perilaku konseli dan terbebas dari masalah yang dihadapinya.

Dari paparan permasalahan di atas, maka peneliti berkeinginan melakukan penelitian yang berjudul : “Meningkatkan Konsep Diri (Self Concept) Melalui Penerapan Konseling Eklektik dengan Media Kreatif Pada Remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014”.

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, masalah penelitian ini diidentifikasikan sebagi berikut:

1. Bimbingan orang tua berpengaruh besar terhadapar proses perkembangan remaja


(2)

6

4. Remaja panti asuhan Ya-PDII cenderung membentuk konsep diri yang tidak baik karena kurang perhatian langsung dari orangtua

5. Bimbingan dan Konseling diperlukan remaja panti asuhan Ya-PDII untuk membantu meningkatkan konsep diri mereka

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan berbagai keterbatasan yang dialami peneliti baik dari segi pengetahuan dan pengalaman maka peneliti mengadakan pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu meningkatkan konsep diri (self concept) melalui penerapan konseling eklektik dengan media kreatif pada remaja panti asuhan pembangun didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalan dalam penelitian ini dirumuskan permasalahannya dalam penelitian di atas sebagai adalah apakah ada pengaruh konseling eklektik dengan media kreatif terhadap konsep diri remaja panti asuhan pembangun didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan konsep diri melalui konseling eklektik dengan media kreatif terhadap remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014.


(3)

7

1.6. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu konseling, khususnya yang membahas konsep diri melalui konseling eklektik dengan media kreatif pada remaja panti asuhan.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Konselor

Dapat meningkatkan pelayanan konseling eklektik dengan media kreatif pada remaja panti asuhan yang mengalami konsep diri yang perlu ditingkatkan.

b) Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti dalam melakukan konseling eklektik pada remaja panti asuhan yang mengalami konsep diri yang tidak baik.

c) Bagi Praktisi Panti Asuhan

Sebagai rujukan bagi praktisi panti asuhan dalam usaha mencari solusi untuk meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan.

d) Bagi Jurusan Psikologi pendidikan dan Bimbingan

Sebagai bahan referensi dalam menambah pemahaman dan pengembangan keilmuan khususnya mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan


(4)

89 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Masalah dalam konsep diri dapat dientaskan dengan melihat terlebih

dahulu aspek-aspeknya yaitu dari sudut pandang akan keyakinan terhadap kemampuan diri, cara dalam menyikapi masalah dan pertahanan terhadap prinsip/ idealisme yang ada pada diri sendiri

2. Masalah konsep diri remaja panti asuhan dapat ditingkatkan dengan melaksanakan konseling eklektik dengan media kreatif

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti menyarankan:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu, khusunya bidang Bimbingan dan Konseling mengenai upaya meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan

2. Konselor atau praktisi penelitian dapat menggunakan konseling eklektik dengan media kreatif untuk menangani permasalahan dalam meningkatkan konsep diri remaja terkhusus remaja yang berada di panti asuhan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Diaanne, Margaret. 2009. Rahasia Menciptakan Cara Berpikir Cerdas. penerjemah sasongko, Dwi. disertai tip-tip untuk mneggali potensi kecerdasan berpikir. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Dewi, Rosmala. 2010.Penelitian Pendidikan (Desain Empirikal Dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Fadhil, Muamar nasrullah. 2005. Sikap Negatif Yang Menghambat Kebahagiaan. Bandung:Amanah.

Fatimah,Siti Nur. 2012. Dinamika Konsep Diri Pada Orang Dewasa Korban Child Abuse. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Hutagalung,Inge. 2007.Pengembangan Kepribadian: Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif.Jakarta:Indeks.

Jumaini,Andriana. 2008. Pengaruh Konsep Diri dan Kemandirian Terhadap Prestasi Belajar Histologi Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKI Jakarta.Teknologi Pendidikan Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Latipun. 2001.Psikologi Konseling. Malang.: Universitas Muhammadiyah Malang

Lumongga, Namora Lubis. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling: Dalam Teori Dan Praktik.Jakarta: kencana

Michael,Norwood. 2002. Akulah Pemenang:Rahasia2 Sukses Dan Metode Pengembangan Diri. Jogjakarta: Saujana.

Murmanto., D. Melanie.2007. Pembentukan Konsep Diri Siswa Melalui Pembelajaran Partisipatif. Sebuah Alternatif Pendekatan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur

Nursalim, mochamad. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Indeks permata.


(6)

Rosjidan. 1988.pengantar teori-teori konseling. Jakarta: :Direktorat jendral pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Santrock,W.John. 2007. Perkembangan Anak Edisi kesebelas jilid 2.

Jakarta :Erlangga.

Suryabrata,Sumadi. 2008.Psikologi kepribadian.Jakarta:PT Raja Grafindo persada.

Surya,Hendra. 2010. Jadilah pribadi yang unggul. sebuah solusi pengembangan diri dan keterampilan menolak (refusal skill) narkoba.jakarta:elex media komputindo.

Suparno,H.Suhaenah. 2000. Membangun konpetensi belajar. Jakarta:Direktorat jendral pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R& B. Bandung : Alfabeta

Taylor, E.Shelly, dkk. 2009.Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Berbasis Intergrasi). Jakarta : rajawali Pers

Ubaedy,AN.2005.Serial Seni Pembelajaran Diri,Self Training,Membentuk Pribadi Kompetitif & Kompeten.Jakarta Timur: Pustaka Qalami. Winkel, WS dan MM Sri Hastuti. 2005. Bimbingan dan Konseling di

Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Wulandari, Putri Diana. 2009. Pengaruh Model Pembelajarax Snowballing terhadap Hasil Belajar (Jurnal). FMIPA Universitas Negeri.