PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATERI TEORI KINETIK GAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA.

(1)

iv

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ………... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI……… DAFTAR TABEL……… DAFTAR GAMBAR………... DAFTAR PERSAMAAN ... DAFTAR LAMPIRAN………... BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah………...….. 1.2 Rumusan masalah………... 1.3 Tujuan Penelitian ……….…... 1.4 Manfaat penelitian ……….…….. 1.5 Hipotesa penelitian ………... 1.6 Definisi Operasional ……….…...

BAB II MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI), PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF, TEORI KINETIK GAS

2.1 Media Pembelajaran ……….

2.1.1 Fungsi dan manfaat media pembelajaran ………... 2.1.2 Pengelompokkan media pembelajaram ………. 2.2 Multimedia interaktif ………... 2.2.1 Kelebihan komputer sebagai multimedia interaktif ……….. 2.2.2 Model-model multimedia interaktif ……….. 2.3 Konsep dan pemahaman konsep ………. 2.4 Keterampilan berpikir kreatif ....………..……….... 2.5 Hubungan antara materi Teori Kinetik Gas, multimedia interaktif,

pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif, …………... 2.6 Deskripsi materi Teori Kinetik Gas dalam multimedia interaktif ...

i ii iv vii ix x xi 1 4 5 5 6 6 9 9 11 12 13 14 16 19 22 24


(2)

v 2.7 Uraian materi Teori Kinetik Gas ………...

2.7.1 Persamaan keadaan gas ideal ……... 2.7.2 Tekanan dan suhu menurut Teori Kinetik Gas …... 2.7.3 Derajat kebebasan dan energi dalam ………...

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan desain penelitian………... 3.2 Populasi dan sampel penelitian ………... 3.3 Prosedur penelitian ……….. 3.3.1. Studi pendahuluan ……….. 3.3.2. Tahap persiapan ………. 3.3.3. Tahap pelaksanaan ………. 3.3.4. Tahap analisis dan penyusun laporan ………. 3.4 Alur penelitian ………... 3.5 Instrumen penelitian ….………... 3.6 Analisis Instrumen ...

3.6.1 Validitas tes ………..……….. 3.6.2 Realibilitas tes ... 3.6.3 Tingkat kesukaran ……….. 3.6.4 Daya pembeda butir soal ... 3.7 Hasil uji coba instrumen .……….

3.7.1 Tes pemahaman konsep ……….. 3.7.2 Tes keterampilan berpikir kreatif …………...……… 3.8 Teknik analisis data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 4.1.1 Pemahaman konsep ... 4.1.2 Keterampilan berpikir kreatif ... 4.1.3 Keterlaksanaan pembelajaran ...

4.1.4 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran Teori Kinetik Gas

menggunakan multimedia interaktif ... 4.2 Pembahasan ...

30 30 36 39 40 41 41 41 41 42 43 43 45 46 46 47 48 49 50 50 53 56 62 62 67 70 75 76


(3)

vi 4.2.1 Pemahaman konsep Teori Kinetik Gas ... 4.2.2 Keterampilan berpikir kreatif ... 4.2.3 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunkan multimedia interaktif ... 4.3 Keunggulan dan kelemahan pembelajaran Teori Kinetik Gas mengggunkaan multimedia interaktif ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………..

5.2 Saran ………...

DAFTAR PUSTAKA……….. LAMPIRAN-LAMPIRAN...

76 83

85

86

87 88 89


(4)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Hasil-hasil penelitian penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran... Tabel 2.1. Pengelompokkan media pembelajaran... Tabel 2.2. Perbandingan aspek yang diamati dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dan pembelajaran konvensional ... Tabel 2.3. Indikator pemahaman konsep yang akan dikembangkan dalam setiap pokok bahasan ... Tabel 2.4. Indikator keterampilan berpikir kreatif yang akan

dikembangkan dalam setiap pokok bahasan ... Tabel 3.1. Alur penelitian ... Tabel 3.2. Kategori validitas butir soal ... Tabel 3.3. Kategori reliabilitas tes ... Tabel 3.4. Kategori kesukaran ...………….. Tabel 3.5. Kategori daya pembeda………...………... Tabel 3.6. Distribusi soal kemampuan pemahaman konsep ... Tabel 3.7. Distribusi hasil uji coba soal validitas butir soal ... Tabel 3.8. Rekapitulasi tingkat kesukaran ... Tabel 3.9. Rekapitulasi daya pembeda ... Tabel 3.10.Distribusi soal keterampilan berpikir kreatif ... Tabel 3.11.Distribusi hasil uji coba validitas butir soal ... Tabel 3.12. Rekapitulasi tingkat kesukaran ... Tabel 3.13. Rekapitulasi daya pembeda ... Tabel 3.14. Kategori tingkat Ngain ... Tabel 3.15. Kategori respon siswa ... Tabel 4.1. Hasil uji normalitas tes pemahaman konsep ... Tabel 4.2. Hasil uji normalitas tes keterampilan berpikir kreatif ... Tabel 4.3. Keterlaksanaan rencana pembelajaran penggunaan

multimedia interaktif Teori Kinetik Gas... 3 11 13 24 26 40 47 48 49 50 50 51 52 52 53 54 55 56 57 61 62 67 70


(5)

viii Tabel 4.4. Rekapitulasi tanggapan siswa terhadap pembelajaran Teori


(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerucut pengalaman E Dale ... Gambar 2.2 Perubahan volume akibat perubahan tekanan saat suhu konstan ... Gambar 2.3 Perubahan volume akibat perubahan suhu saat tekanan konstan ... Gambar 2.4 Perubahan tekanan dan suhu saat volume konstan ... Gambar 2.5 Partikel gas dalam kubus ... Gambar 3.1 Alur penelitian ... Gambar 4.1 Perbandingan persentase skor rata-rata tes awal, tes akhir dan Ngain kelas eksperiment dan kelas kontrol ...

Gambar 4.2 Perbandingan nilai Ngain untuk setiap tipe kemampuan

pemahaman konsep... Gambar 4.3. Perbandingan Ngain pemahaman konsep untuk setiap label

Konsep antara kelas eksperiment dan kelas kontrol ... Gambar 4.4 Perbandingan presentase skor rata-rata tes awal, tes akhir dan Ngain keterampilan berpikir kreatif kelas eksperimen

dan kelas kontrol ... Gambar 4.5 Perbandingan Ngain keterampilan berpikir kreatif untuk

setiap indikator antara kelas eksperimen dan kelas kontrol..

10

31

32 34 37 44

63

65

66

68


(7)

x

DAFTAR PERSAMAAN

Halaman

Persamaan 2.1. Hukum Boyle ... Persamaan 2.2. Hukum Charles ... Persamaan 2.3. Hukum Gay-Lussac ... Persamaan 2.4.Hukum Boyle Gay-Lussac ... Persamaan 2.5.Keadaan gas ideal ... Persamaan 2.6.Tekanan gas ... ... Persamaan 2.7.Tekanan gas ... ... Persamaan 2.8.Suhu gas ... Persamaan 2.9.Kecepatan efektif ... Persamaan 2.10.Kecepatan efektif ... Persamaan 2.11.Energi mekanik …... Persamaan 2.12.Energi dalam ... ... Persamaan 3.1. Validitas soal ... Persamaan 3.2. Signifikasi korelasi ... Persamaan 3.3. Reliabilitas soal ... Persamaan 3.4 Tingkat kesukaran ... Persamaan 3.5 Daya pembeda ... Persamaan 3.6 Gain, gain ternormalisasi ... Persamaan 3.7 Prosentase sikap... Persamaan 3.8 Skor rata-rata jawaban siswa ...

31 33 34 35 35 37 38 38 38 38 39 39 47 47 48 48 49 57 60 60


(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Halaman

Lampiran A.1 Peta konsep ... Lampiran A.2 Analisis konsep ... Lampiran A.3a Rencana pembelajaran I ... Lampiran A.3b Rencana pembelajaran II... Lampiran A.3c Rencana pembelajaran III... Lampiran A.3d Rencana pembelajaran IV... Lampiran A.4a Lembar kerja siswa I ... Lampiran A.4b Lembar kerja siswa II ... Lampiran A.4c Lembar kerja siswa III... Lampiran A.4d Lembar kerja siswa IV...

LAMPIRAN B

Lampiran B.1a Butir soal pemahaman konsep ... Lampiran B.1b Butir soal keterampilan berpikir kreatif ... Lampiran B.2 Lembar observasi aktivitas guru dan siswa ... Lampiran B.3 Butir angket siswa ...

LAMPIRAN C

Lampiran C.1a Rekapitulasi hasil uji coba butir soal pemahaman konsep Lampiran C.1b Rekapitulasi hasil uji coba butir soal keterampilan berpikir kreatif ...

LAMPIRAN D

Lampiran D.1a Tes awal dan tes akhir pemahaman konsep kelas

eksperimen ... Lampiran D.1b Tes awal dan tes akhir pemahaman konsep kelas

kontrol ... 92 93 96 100 104 107 110 113 114 115 124 138 146 147 150 152 153 155


(9)

xii Lampiran D.2a Skor total pemahaman konsep kelas eksperimen ...

Lampiran D.2b Skor total pemahaman konsep kontrol ... Lampiran D.3a Tes awal dan tes akhir keterampilan berpikir kreatif kelas eksperimen ... Lampiran D.3b Tes awal dan tes akhir keterampilan berpikir kreatif kelas kontrol ... Lampiran D.4a Skor total keterampilan berpikir kreatif

kelas eksperimen ... Lampiran D.4b Skor total keterampilan berpikir kreatif kelas kontrol

LAMPIRAN E ANALISIS TES

Lampiran E.1 Analisis data angket siswa ... Lampiran E.2 Analisis lembar observasi aktivitas guru dan siswa ...

LAMPIRAN F

Lampiran F.1a Uji normalitas data pemahaman konsep ... Lampiran F.1b Uji normalitas data keterampilan berpikir kreatif... Lampiran F.2 Uji t pemahaman konsep... Lapmiran F.3 Uji mann whitney-u...

LAMPIRAN G

Lampiran G.2 Storyboard Multimedia Interaktif... Lampiran G.3 Dokumentasi ...

LAMPIRAN H

Hasil penelitian pendahuluan Surat-surat

Lembar judgement

157 159

161

163

165 167

169 171

175 177 179 180

181 191


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai dalam mata pelajaran fisika bagi siswa SMA adalah mengembangkan keterampilan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Depdiknas, 2006). Tujuan tersebut akan tercapai jika lebih melibatkan siswa di dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat menguasai konsep dan memiliki keleluasaan dalam mengembangkan keterampilan berpikirnya.

Keterampilan berpikir penting dilatihkan karena merupakan aspek utama dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Jika keterampilan berpikir tidak dilatih secara terus-menerus dalam kegiatan belajar, dapat dipastikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan akan sangat rendah. Salah satu keterampilan berpikir yang dapat digunakan menyelesaikan suatu permasalahan adalah keterampilan berpikir kreatif. Pengembangan keterampilan berpikir kreatif pada siswa yang dimulai sejak awal akan membentuk kebiasaan cara berpikir siswa yang sangat bermanfaat bagi siswa itu sendiri di kemudian hari. Sebagaimana diungkapkan Gorden (Carin & Sund, 1975) bahwa aspek emosi, afektif, dan irrationale, yang merupakan komponen-komponen kreativitas pada dasarnya lebih penting dari pada aspek intelektual dan rasional.


(11)

2 Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar di salah satu SMAN diperoleh informasi, bahwa pembelajaran masih bersifat teacher-oriented dan siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu guru fisika di sekolah tersebut bahwa dalam satu semester praktikum atau demonstrasi hanya dilakukan dua sampai tiga kali pertemuan, dengan alasan: 1) waktu yang dibutuhkan (praktikum) jauh lebih banyak, dan 2) terbatasnya jumlah media pembelajaran yang ada di sekolah. Guru tersebut juga mengungkapkan bahwa kegiatan belajar mengajar banyak dilakukan dengan membahas soal-soal hitungan dengan alasan sebagai bahan latihan untuk menghadapi ujian nasional kelak. Dari kenyataan di lapangan tersebut, kegiatan pembelajaran masih kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Jika proses pembelajaran seperti ini terus diterapkan hanya berfungsi “membunuh” kreativitas siswa karena lebih banyak mengedepankan aspek verbalisme.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatkan media komputer dalam bentuk multimedia interaktif. Penggunaan aplikasi multimedia interaktif dalam pembelajaran akan meningkatkan efisiensi, motivasi, serta memfasilitasi belajar aktif, belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa, dan memandu pebelajar untuk belajar lebih baik. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif ini sangat potensial untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Siswa yang belajar dengan menggunakan multimedia interaktif dirangsang secara aktif untuk mempelajari konsep yang ada


(12)

3 melalui tombol yang membutuhkan kreatifitas dan kemampuan berpikir siswa untuk menjalankannya. Penelitian yang dilakukan oleh Kartini (2004) menyatakan bahwa pembelajaran interaktif berbasis komputer dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa SMP.

Beberapa penelitian lain terkait keberhasilan penggunaan multimedia interaktif dalam meningkatkan keterampilan berpikir siswa dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 hasil-hasil penelitian tentang penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran.

No Peneliti/Tahun/sumber Hasil Penelitian

1. Hana (2005), Tesis SPs UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Penggunaan media komputer dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa pada aspek fluency dan aspek flexibility 2. Gunawan (2008), Tesis

SPs UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) dapat meningkatkan keterampilan generik sains dan berpikir kritis calon guru pada materi Elastisitas. 3. Wiyono (2009), Tesis

SPs UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Penerapan model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) dapat meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan berpikir kritis siswa SMA pada topik Relativitas Khusus. 4. Suwondo (2008), Tesis

SPs UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir rasional pada materi Gelombang Elektromagnetik.

Teori Kinetik Gas merupakan salah satu konsep yang memenuhi syarat-syarat pembelajaran yang memungkinkan dikemas dalam suatu courseware multimedia interaktif. Konsep Teori Kinetik Gas merupakan konsep menyatakan proses dan berdasarkan prinsip. Oleh karena itu dalam memahami konsep tersebut, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan visualisasi yang baik. Untuk


(13)

4 membantu siswa mengembangkan kemampuan visualisasinya, penggunaan multimedia interaktif sangat dianjurkan. Menurut Wayan (2007) konsep yang menyatakan proses dan berdasarkan prinsip seperti termodinamika dapat lebih mudah dipahami oleh siswa dengan bantuan media komputer.

Berdasarkan paparan di atas dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, pembelajaran Teori Kinetik Gas berbasis Multimedia Interaktif (MMI) untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa menjadi sangat penting dan berarti dalam ilmu fisika dan perkembangannya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh penggunaan Multimedia Interaktif (MMI) pada materi Teori Kinetik Gas terhadap pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa?”.

Untuk memudahkan penelitian rumusan masalah di atas dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimanakah perbandingan peningkatan pemahaman konsep siswa antara yang mendapatkan pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif dengan yang mendapatkan pembelajaran konvensional?

2. Bagaimanakah perbandingan peningkatan keterampilan berfikir kreatif siswa antara yang mendapatkan pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif dengan yang mendapatkan pembelajaran konvensional?


(14)

5 3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran Teori Kinetik Gas

menggunakan multimedia interaktif?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif serta untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi peneliti, menghasilkan courseware multimedia interaktif yang memudahkan siswa memahami dan mempelajari materi Teori Kinetik Gas. 2. Bagi siswa, penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran materi

Teori Kinetik Gas diharapkan dapat membantu siswa memahami konsep-konsep fisika secara utuh dan benar sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa.

3. Bagi guru, dapat dijadikan salah satu alternatif dalam penyampaian materi Teori Kinetik Gas dan sebagai motivasi untuk lebih mempelajari dan memahami penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran.

4. Bagi Pihak yang berkepentingan, dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan materi pelajaran lain yang dianggap sulit untuk dipahami siswa.


(15)

6

1.5 Hipotesis Penelitian

Asumsi penelitian ini adalah pengunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat secara aktif menemukan sendiri konsep yang disajikan dalam teks dan simulasi yang tersedia.

Berdasarkan asumsi penelitian, Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut (pada taraf signifikansi α = 0,05):

1. Peningkatan pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (Ha1); Ha1:

µ

x1

>

µ

y1

2. Peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang mengikut pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (Ha2); Ha2:

µ

x2

>

µ

y2

3. Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif (H α 3); µx3≥ 70%

1.6 Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan salah tafsir, maka terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan, yaitu:

1. Pembelajaran berbantu Multimedia Interaktif (MMI) adalah pembelajaran dimana penyampaian tujuan, materi, eksperimen, evaluasi dan kegiatan


(16)

7 pembelajaran lainnya dilakukan dengan mengoptimalkan peran komputer sebagai media yang menampilkan teks, suara, grafik, video, animasi, simulasi dalam sebuah tampilan yang terintegrasi dan interaktif. Dalam penelitian ini multimedia interaktif yang digunakan adalah model tutorial.

2. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan guru setempat. Langkah-langkah pembelajaran meliputi (1) Guru memberikan penjelasan materi melalui power point, (2) siswa menyelesaikan masalah, dan (3) tanya jawab.

3. Pemahaman Konsep adalah kemampuan translasi, interpretasi dan ekstrapolasi menurut indikator proses kognitif Bloom dalam pemahaman. Pemahaman konsep ditunjukkan siswa dalam kemampuan memahami konsep-konsep Teori Kinetik Gas dan kemampuan siswa mengungkapkan pemahamannya pada konsep Teori Kinetik Gas melalui jawabannya dari soal-soal berbentuk tes obyektif.

4. Keterampilan berpikir kreatif adalah keupayaan berfikir dengan menggunakan berbagai operasi mental yaitu kelancaran, kelenturan, keaslian dan penguraian ide untuk menghasilkan sesuatu yang asli, baru dan bernilai. Indikator keterampilan berpikir kreatif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: bertanya, menerka sebab, menerka akibat, memperbaiki hasil keluaran serta meramalkan. Keterampilan berpikir kreatif akan diukur dengan menggunakan tes keterampilan berpikir kreatif dalam bentuk tes essay. 5. Teori Kinetik Gas adalah materi fisika yang secara khusus membahas


(17)

8 besaran-besaran makroskopis. Perilaku-perilaku partikel tersebut meliputi interaksi antar sesama partikel dan interaksi dengan dinding wadah. Bahasan materi ini dimulai dari karakteristik gas dan dampaknya berupa persamaan umum gas ideal, faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan gas, perumusan energi kinetik rata-rata tiap partikel, menentukan hubungan suhu dengan energi kinetik gas, dan ditutup dengan interpretasi prinsip ekuipartisi energi dan derajat kebebasan gas.


(18)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode quasi experiment. Metode deskriptif digunakan untuk menjaring tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Metode quasi experiment digunakan untuk mendapatkan gambaran tingkat pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Desain yang digunakan adalah “randomized control group pretest-posttest design” (Fraenkel, 1993) yang penentuannya dilakukan secara purposive sampling. Desain ini menggunakan dua kelompok yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dan kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran konvensional. Terhadap dua kelompok dilakukan pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir) untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum dan setelah pembelajaran. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1: Desain Penelitian

Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen O X O

Kontrol O Y O

Keterangan:

X = pembelajaran menggunakan multimedia interaktif Y = pembelajaran konvensional


(19)

41

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI pada salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Sampel penelitian diambil dua kelas dari lima kelas yang dipilih secara purposive sampling sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

3.3. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini meliputi: studi pendahuluan, persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan analisis hasil dan penyusunan laporan.

3.3.1.Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan pembelajaran fisika di SMA sehingga dapat diperoleh permasalahan-permasalahan yang aktual, secara bersamaan, pada tahap ini juga dilakukan studi penelitian sebelumnya, pemahaman konsep, keterampilan berpikir kreatif dan studi literatur mengenai multimedia interaktif.

3.3.2.Tahap Persiapan

Kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun pembelajaran dan mempersiapkan instrumen penelitian. Penyusunan kegiatan pembelajaran dimulai dengan analisis materi. Kegiatan berikutnya adalah mengidentifikasi indikator-indikator pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pada


(20)

42 tahap ini juga dilakukan studi kesesuaian antara hasil analisis materi dengan analisis indikator keterampilan berpikir kreatif, dilanjutkan dengan membuat instrumen, ujicoba dan analisis.

Setelah dilakukan studi kesesuaian antara hasil analisis materi dengan analisis indikator keterampilan berpikir kreatif dan pemahaman konsep disusun rancangan multimedia interaktif Teori Kinetik Gas. Dimulai dengan pembuatan flow chart dan penyusunan storyboard, lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran G. Multimedia interaktif yang telah jadi sebelum digunakan dalam proses mempelajaran terlebih dahulu dijudgement, diuji coba dan dianalisis untuk melihat kesesuaian antara multimedia interaktif yang dihasilkan dengan tujuan yang akan dicapai.

3.3.3.Tahap Pelaksanaan

Memperkenalkan pembelajaran teori kinetik gas menggunakan multimedia interaktif dan memberikan pelatihan pada guru yang bersangkutan, mengadakan pretest (tes awal) pada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif awal siswa. Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif, memberikan posttest (tes akhir) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa setelah mendapat perlakuan, dan menyebarkan angket untuk menjaring tangapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.


(21)

43

3.3.4.Tahap Analisis dan Penyusunan Laporan

Menghitung gain yang dinormalisasi (Ngain) pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, melakukan uji normalitas data gain yang dinormalisasi, melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji Hipotesis, serta melakukan analisis data angket dan observasi.

3.4. Alur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar. 3.1:


(22)

44

Gambar 3.1 Alur Penelitian Studi Pendahuluan

Studi

Keterampilan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Studi Bahan Kajian

materi TKG

Studi multimedia interaktif

Analisis Materi TKG

Analisis Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif dan Pemahaman

Konsep

Perumusan Pembelajaran

MMI materi TKG Perumusan Masalah

Instrumen

Tes Awal

Pembelajaran

Konvensional Tes Akhir

Observasi Keterlaksanaan

pembelajaran

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan Kelompok kontrol

Pembelajaran berbantu MMI

Angket Tanggapan Siswa Kelompok eksperimen Perancangan MMI, judgement, uji coba, analisis


(23)

45

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Tes Pemahaman Konsep

Bentuk tes yang digunakan adalah tes obyektif dengan 5(lima) pilihan. Untuk tes awal dan tes akhir digunakan soal yang sama dengan anggapan peningkatan pemahaman konsep dapat dilihat dan di ukur dengan soal yang sama. Butir-butir soal dalam tes pemahaman konsep mencakup kemampuan translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi.

2. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

Bentuk tes yang digunakan adalah essay, tes awal dan tes akhir digunakan soal yang sama. Butir-butir dalam tes keterampilan berpikir kreatif akan mencakup soal-soal yang memiliki indikator; bertanya, menerka sebab, menerka akibat, memperbaiki hasil keluaran serta meramalkan.

3. Angket Siswa

Angket digunakan untuk menjaring pendapat siswa tentang pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif yang diterapkan. Angket yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa skala likert, dengan menggunakan empat kategori respon yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

4. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati sejauh mana tahapan pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif yang telah


(24)

46 direncanakan terlaksana. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek.

3.6. Analisis Instrumen

Soal yang bermutu dapat membantu guru meningkatkan pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat tentang siswa mana yang belum atau sudah mencapai kompetensi. Salah satu ciri soal yang bermutu adalah bahwa soal itu dapat membedakan setiap kemampuan siswa. Semakin tinggi kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran, semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal atau mencapai kompetensi yang ditetapkan. Makin rendah kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran, makin kecil pula peluang menjawab benar soal untuk mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

Tes yang baik harus memenuhi empat karakteristik: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soalnya. Karena itu untuk mendapatkan tes yang baik tes yang akan digunakan dalam penelitian (tes pemaham konsep, keterampilan berpikir kreatif) diujicobakan terlebih dahulu, setelah itu dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soalnya.

3.6.1.Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2003). Validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi dengan cara di judgment (timbangan) kelompok ahli dan validitas item.


(25)

47 Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson (Arikunto, 2003).

= (3.1) Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X = Skor item Y: Skor total N = Jumlah siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,800 < ≤ 1,000 Sangat Tinggi

0,600 < ≤ 0,800 Tinggi

0,400 < ≤ 0,600 Cukup

0,200 < ≤ 0,400 Rendah

0,000 < ≤ 0,200 Sangat Rendah

Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan rumus berikut (Sudjana,2002):

= (3.2) Keterangan:

t = Daya pembeda dan uji t N = Jumlah subjek

= Koefisien korelasi

3.6.2.Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dan satu pengukuran ke


(26)

48 pengukuran lainnya (Surapranata, 2004). Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabililas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan dihitung dengan koefesien reliabilitas. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson) (Ratumanan & Laurens, 2003).

= !

! "1 − ∑ $%

& ' (3.3) Keterangan:

r = reliabilitas secara keseluruhan. k = jumlah pokok uji dalam instrumen.

p = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar. q = proporsi banyaknya subyek yang menjawab salah. s2= variansi total.

Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Tes

Batasan Kategori

0,800 < ≤ 1,000 Sangat Tinggi

0,600 < ≤ 0,800 Tinggi

0,400 < ≤ 0,600 Cukup

0,200 < ≤ 0,400 Rendah

0,000 < ≤ 0,200 Sangat Rendah

3.6.3.Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2003). Tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

F =

N n nT + R


(27)

49 Keterangan:

F = indeks kemudahan.

nT = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar.

nR = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar.

N = jumlah seluruh anggota kelompok rendah dan kelompok tinggi.

Kriteria indeks kesukaran butir soal yang digunakan seperti yang dikemukakan Arikunto dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kategori Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < ( ≤ 0,30 Soal Sukar

0,30 < ( ≤ 0,70 Soal Sedang

0,70 < ( ≤ 1,00 Soal Mudah

3.6.4.Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda suatu butir menyatakan seberapa jauh kemampuan butir tersebut mampu membedakan antara kelompok siswa pandai dengan kelompok siswa lemah (Ratumanan & Laurens, 2003). Untuk menghitung daya pembeda (D) setiap butir soal obyektif, menggunakan rumus:

+ = ,

--−

,.

. ...(3.5)

Keterangan:

D = indeks daya pembeda.

nT = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar.

nR = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar.

NT = jumlah siswa kelompok tinggi.

NR = jumlah siswa kelompok rendah.

Kriteria indeks daya pembeda yang digunakan adalah kriteria yang dikemukakan Arikunto (2003) dapat dilihat pada Tabel 3.5.


(28)

50

Tabel 3.5. Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

+ ≤ 0,20 Jelek

0,20 < + ≤ 0,40 Cukup

0,40 < + ≤ 0,70 Baik

0,70 < + ≤ 1,00 Baik sekali

3.7. Hasil Uji Coba Instrumen 3.7.1.Tes Pemahaman Konsep

Instrumen tes pemahaman konsep yang digunakan terdiri dari soal-soal yang ditujukan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa yang terdiri dari kemampuan translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Distribusi soal pemahaman konsep berdasarkan kemampuan pemahaman konsep Teori Kinetik Gas ditunjukkan oleh Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Distribusi Soal Kemampuan Pemahaman Konsep

No Kemampuan

Pemahaman Konsep Nomor Soal Jumlah

1 Translasi 4,5,8,17,18 5

2 Insterpretasi 3,7,9,10,11,12,13,15,16 9

3 Ekstrapolasi 1,2,6,14 4

Jumlah 18

Uji coba instrumen tes pemahaman konsep dilakukan agar tes yang digunakan benar-benar dapat mengukur variabel penelitian. Sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen, pada siswa kelas XII di salah satu SMA Swasta di Cimahi Jawa Barat yang telah mempelajari topik Teori Kinetik Gas. Instrumen tes pemahaman konsep yang di uji cobakan sebanyak 28 soal, dalam bentuk objektif pilihan ganda. Hasil analisis uji coba instrumen tes


(29)

51 menggunakan software anates versi 4, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2.

1. Validitas Tes

Setelah dilakukan uji coba instrumen didapatkan hasil validitas tes, distribusi hasil uji coba instrumen tes ditunjukkan oleh Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Distribusi Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal

No Validitas Nomor Soal Jumlah

1 Sangat Signifikan 1,7,17,20,24,25,26 7

2 Signifikan 4,6,8,9,11,15,21,23,27 9

3 Tidak Signifikan 2,3,5,10,12,13,14,16,18,19,22,28 12

Jumlah 28

Dari Tabel 3.7. di atas soal yang memenuhi sebanyak 16 soal dari 28 soal yang diuji coba. Dari 16 soal yang memenuhi ditambah 2 soal dari yang tidak memenuhi, sehingga jumlah soal yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 18 soal. Pengambilan 2 soal dari yang tidak memenuhi berdasarkan pertimbangan keterwakilan indikator soal.

2. Reliabilitas Tes

Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen tes juga menggunakan software anates versi 4. Berdasarkan pengolahan data, nilai reliabilitas perangkat tes sebesar 0.59 yang berada pada kategori cukup. Sehingga dapat dikatakan bahwa perangkat instrumen tes yang diuji coba memiliki keajekkan yang cukup baik.

3. Tingkat Kesukaran

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran untuk tiap butir soal, diperoleh rekapitulasi tingkat kesukaran yang ditunjukkan oleh Tabel 3. 8.


(30)

52

Tabel 3.8. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Katagori Taraf

Kemudahan Nomor Soal

Jumlah Soal

Sangat Mudah 0 0

Mudah 1,2,3,5,8,18,26 7

Sedang 4,6,7,9,10,11,12,13,14,15,16,17,

19,20,21,22,23,24,25,27,28 21

Sukar 0 0

Sangat Sukar 0 0

Jumlah 28

Berdasarkan hasil uji coba di atas butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang 21 soal dan mudah 7 soal. Berdasarkan rekapitulasi tersebut dapat dikatakan pada umumnya taraf kesukaran soal cukup baik, karena sebagian besar soal terdapat pada kategori sedang.

4. Daya Pembeda Butir Soal

Analisis daya pembeda bertujuan untuk mengetahui kemampuan butir soal untuk membedakan antara kelas atas dan kelas bawah dalam suatu kelompok. Rakapitulasi analisis daya pembeda untuk tiap butir soal instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.9.

Tabel 3. 9 Rekapitulasi Daya Pembeda Katagori Daya

Pembeda Nomor Soal

Jumlah Soal

Jelek 2,3,5,9,10,12,14,16,28 9

Cukup 6,8,18,19,22 5

Baik 4,11,13,15,21,22,23,24,25,26,27 10

Baik Sekali 1,7,17,20 4

Jumlah 28

Dari hasil rekapitulasi tersebut, jumlah soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik sekali berjumlah 4 butir soal, baik 10 butir soal, cukup 5


(31)

53 butir soal dan jelek 9 butir soal. Dari 9 butir soal berkategori jelek diambil 2 soal yang akan direvisi, pengambilan soal berdasarkan pertimbangan keterwakilan indikator. Setelah ditambahkan 2 butir soal kategori jelek yang sudah direvisi, soal yang digunakan dalam penelitian sudah mewakili keseluruhan pokok bahasan dan indikator pemahaman konsep. Secara umum, soal-soal pemahaman konsep ini dikatakan dapat membedakan antara kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

3.7.2.Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

Instrumen tes keterampilan berpikir kreatif yang digunakan terdiri dari soal-soal yang ditujukan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa yang terdiri dari kemampuan bertanya, menerka sebab-sebab, menerka akibat-akibat, memperbaiki hasil keluaran dan meramalkan. Distribusi soal keterampilan berpikir kreatif berdasarkan kemampuan berpikir kreatif Teori Kinetik Gas ditunjukkan oleh Tabel 3.10

Tabel 3.10. Distribusi Soal Keterampilan Berpikir Kreatif No Keterampilan Berpikir

Kreatif Nomor Soal Jumlah

1 Bertanya 6 1

2 Menerka sebab-sebab 4,5 2

3 Menerka akibat-akibat 2 1

4 Memperbaiki hasil keluaran 1 1

5 Meramalkan 3,7 2

Jumlah 7

Uji coba instrumen tes keterampilan berpikir kreatif dilakukan agar tes yang digunakan benar-benar dapat mengukur variabel penelitian. Sebelum


(32)

54 digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen terhadap siswa kelas XII di salah satu SMA Swasta di Cimahi Jawa Barat yang telah mempelajari topik Teori Kinetik Gas. Instrumen tes keterampilan berpikir kreatif yang di uji cobakan sebanyak 11 soal, dalam bentuk essay, dari 11 soal yang diujicobakan diambil 7 soal yang mewakili seluruh pokok bahasan dan indikator keterampilan berpikir kreatif.

Hasil analisis uji coba instrumen tes menggunakan software anates versi 4, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2.

1. Validitas Tes

Setelah dilakukan uji coba instrumen didapatkan hasil validitas tes, distribusi hasil uji coba instrumen tes ditunjukkan oleh Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Distribusi Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal

No Validitas Nomor Soal Jumlah

1 Sangat Signifikan 5,8,11 3

2 Signifikan 3,4,7,9,10 5

3 Tidak Signifikan 1,2,6 3

Jumlah 11

Dari Tabel 3.11. di atas soal yang memenuhi sebanyak 8 soal dari 11 soal yang diuji coba. Dari 8 soal yang memenuhi diambil 6 soal dan ditambah 1 soal dari yang tidak memenuhi, sehingga jumlah soal yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 7 soal. Pengambilan 1 soal dari yang tidak memenuhi berdasarkan pertimbangan keterwakilan indikator soal.

2. Reliabilitas Tes

Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen tes juga menggunakan software anates versi 4. Berdasarkan pengolahan data, nilai reliabilitas perangkat


(33)

55 tes sebesar 0.72 yang berada pada kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa perangkat instrumen tes yang diuji coba memiliki keajekkan yang baik.

3. Tingkat Kesukaran

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran untuk tiap butir soal, diperoleh rekapitulasi tingkat kesukaran yang ditunjukkan oleh Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Katagori Taraf

Kemudahan Nomor Soal Jumlah Soal

Sangat Mudah 0 0

Mudah 0 0

Sedang 1,2,3,4,5,7,9,10,11 9

Sukar 6,8 2

Sangat Sukar 0 0

Jumlah 11

Berdasarkan hasil uji coba di atas butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar 2 dan sedang 9. Berdasarkan rekapitulasi tersebut dapat dikatakan pada umumnya taraf kesukaran soal cukup baik, karena sebagian besar soal terdapat pada kategori sedang.

4. Daya Pembeda Butir Soal

Analisis daya pembeda bertujuan untuk mengetahui kemampuan butir soal untuk membedakan antara kelas atas dan kelas bawah dalam suatu kelompok. Rekapitulasi analisis daya pembeda untuk tiap butir soal instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.13.


(34)

56

Tabel 3. 13 Rekapitulasi Daya Pembeda

Katagori Daya Pembeda Nomor Soal Jumlah Soal

Jelek 1,6 2

Cukup 2,3,4,9,10 5

Baik 5,7,8,11 4

Baik Sekali 0 0

Jumlah 11

Dari hasil rekapitulasi tersebut, jumlah soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik berjumlah 4 butir soal, cukup 5 butir soal, dan jelek 2 butir soal. Dari 9 butir soal yang memenuhi diambil 7 butir soal yang akan digunakan dalam penelitian. Secara umum, soal-soal keterampilan berpikir kreatif ini dikatakan dapat membedakan antara kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

3.8. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data hasil angket, observasi, hasil pretest dan posttest pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif. Hasil angket dan observasi dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui tanggapan siswa, keterlaksanaan pembelajaran serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Skor pretest dan posttest peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif dianalisis dengan uji statistik menggunakan program SPSS 12 for Windows, untuk melihat normalitas, homogenitas varians, peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif


(35)

57 Untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1998):

/012, = 334567 3489

:;<6 3489 (3.6)

Keterangan:

Spos = skor posttest

Spre = skor pretest

Smaks = skor maksimum ideal

Gain yang dinormalisasi (Ngain) ini di interpretasikan untuk menyatakan

peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif Teori Kinetik Gas dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.14. Kategori Tingkat Ngain

Batasan Kategori

/012, > 0,7 00 Tinggi

0,3 < /012, ≤ 0,700 Sedang

/012, ≤ 0,300 Rendah

Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Uji normalitas

Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika inferential. Pada penelitian ini asumsi normalitas dieksplorasi menggunakan uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov Smirnov) melalui SPSS 12 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:


(36)

58 H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal

Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0

berdasarkan p-value adalah jika p-value < α maka H0 ditolak dan jika p-value ≥ α

maka H0 tidak dapat ditolak. Dalam program SPSS 12 digunakan istilah

significance yang disingkat Sig untuk p-value, dengan kata lain p-value = Sig. 2. Uji Hipotesis dengan Uji-t

Setelah diketahui kedua data berdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t satu sisi untuk sisi atas.

Pada uji-t ini ini kita juga menggunakan software SPSS 12 dengan uji-t dua sampel independen. Dengan SPSS ini juga melakukan uji hipotesis Levene’s Test untuk mengetahui apakah asumsi kedua variance sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi dengan hipotesis: H0:> = > terhadap H1 : > ≠ > dimana > =variance group 1 dan > =variance group 2. Dari hasil Levene’s Test kita dapatkan p-value, jika lebih besar dari @ = 0,05 maka H0:> = > diterima,

dengan kata lain asumsi kedua varians sama besar terpenuhi. Jika dari hasil Levene’s Test didapat p-value lebih kecil @ = 0,05 maka H1 : > ≠ > diterima

atau kedua varians tidak sama besar.

Uji-t dengan SPSS mempunyai dua keluaran yaitu pertama, untuk kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi; maka kita menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varians sama (equal variances assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2. Kedua,


(37)

59 maka kita menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varians tidak sama besar (equal variances not assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤

µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2.

Pada hasil uji tes ini terdapat keluran nilai t dan p-value, untuk mengetahui hasil hipotesis ada dua cara, pertama membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Jika

thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya. Kedua

membandingkan p-value dengan tingkat kepercayaan yang kita ambil yaitu

@ = 0,05. P-value yang dihasilkan untuk uji dua sisi, maka hasil p-value tersebut dibagi dua dan dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang kita gunakan

@ = 0,05. Jika p-value/2 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu juga

sebaliknya.

3. Uji Hipotesis dengan Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney (Mann-Whitney Test) merupakan uji Statistik Nonparamaetrik. Uji Mann-Whitney ekivalen dengan Uji Jumlah Peringkat Wilcoxon (Wilcon Rank Sum Test), merupakan alternative dari uji-t dua sampel independen. Uji Mann-Whitney digunakan untuk membandingkan dua sampel independen dengan skala ordinal atau skala interval tapi tidak terdistribusi normal.

Pada penelitian ini digunakan uji hipotesis satu sisi (one-tailed test) untuk sisi atas dengan hipotesis: H0: η1 ≤ η2 terhadap H1: η1 > η2. Pada uji ini untuk

melihat hasil analisis dengan cara mendapatkan nilai value, tampilan pada p-value SPSS adalah untuk uji dua sisi (two tail), sehingga untuk uji satu sisi membagi dua menjadi p-value /2. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai


(38)

60

kepercayaan @ = 0,05. Jika p-value /2 < 0,05 maka H0: η1 ≤ η2 ditolak atau

H1: η1> η2 diterima, begitu juga sebaliknya.

4. Angket Tanggapan Siswa

Data yang diperoleh dari angket dihitung persentasenya menggunakan rumus, sebagai berikut;

B = C × 100% (3.7) keterangan:

T = persentase sikap terhadap setiap pernyataan J = jumlah jawaban setiap kelompok sikap. N = jumlah siswa

Skala yang digunakan adalah skala Likert, setiap jawaban diberi nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1 untuk pernyataan sikap positif (favorable) dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan bersifat negatif (unfavorable). Kemudian untuk menentukan skor rata-rata jawaban siswa untuk setiap pernyataan digunakan rumus sebagai berikut;

N S x J

R=

(3.8)

keterangan:

R = skor rata-rata jawaban siswa untuk setiap pernyataan S = skor setiap kelompok


(39)

61 Interpretasi skor rata-rata jawaban angket dapat dilihat pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15. Kategori respon siswa

Batasan (%) Kategori

R ≤ 0 Sangat tidak baik 0 ≤ R ≤ 25 Kurang baik 25 ≤ R ≤ 75 Cukup baik 75 ≤ R ≤ 100 Sangat baik (sumber: Sugiyono, 2008)


(40)

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran Teori Kinetik Gas secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa dibandingkan pembelajaran konvensional.

2. Penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran Teori Kinetik Gas secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dibandingkan pembelajaran konvensional.

3. Siswa memberikan tanggapan positif (baik) terhadap pembelajaran teori kinetik gas menggunakan multimedia interaktif. Siswa menunjukkan perasaan senang terhadap fisika melalui pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, menunjukkan ketertarikan terhadap tampilan dan fasilitas yang terdapat dalam multimedia interaktif, serta menunjukkan kesungguhan dalam mempelajari materi teori kinetik gas menggunakan multimedia interaktif.


(41)

88

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan pembelajaran teori kinetik gas menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Karena masih banyak ditemukan peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa yang tergolong rendah. Perlu dikembangkan penelitian terkait dengan berbagai metode dan pendekatan yang dirancang untuk lebih meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif.

2. Simulasi yang digunakan lebih interaktif sehingga benar-benar dapat membantu siswa dalam mengkonstruk pemahamannya.

3. Pembagian materi yang diajarkan pada setiap pertemuannya perlu diperhatikan.

4. Jika ingin melakukan penelitian yang sama sebaiknya satu unit komputer digunakan maksimal oleh dua orang siswa.


(42)

89

DAFTAR PUSTAKA:

Arsyad, N. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi.Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara. Berg, E. Van den.(1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: UKSW. Baron, A & Orwig, G.W. (1995), Multimedia Technologies for Training an

Introduction, Englewood Colorado, Libraries Unlimited. Inc.

Clark, Donald. (2000). Discovery Learning [Online]. Tersedia: http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/history/history.html [9 agustus 2009] Costa, A.L . (1985). Goals for a Critical Thinking Curriculum. dalam Costa A.L.

(ed). Developing Mind : A Resource Book for Teaching Thinking. ASCD: Alexandria, Virginia.

Carin, Arthur A., & Robert B. Sund. (1975). Teaching science through discovery. Columbus: Charless E. Merrill Publishing Company, Abell & Howell Company.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas.

Dahar, R.W, (1989), Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga.

Faizin, M.N. (2009). Penggunaan model pembelajaran Multimedia Interaktif pada Konsep Listrik Dinamis untuk meningkatkan penguasaan konsep dan memperbaiki sikap belajar siswa. Laporan Penelitian. Kudus: SMP 2 Kudus.

Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education (second ed.). New York: McGraw-Hill Book Co.

Gunawan (2008), Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kritis Calon Guru pada Materi Elastisitas. Tesis SPs UPI Bandung, Tidak diterbitkan.

Hake, R.R. (1998). Interactive-Engagement Versus Traditional Methode: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory Physics Course, Am. J. Phys.


(43)

90 Hamalik, O. (1986). Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung: Mandar

maju.

Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Herron, J.D. (1977). Evaluation of the Longeot test of cognitive development. Journal of Research in Science Taeching

Hana, Muhammad (2005) Alternatif Pengajaran Sistim Periodik Unsur Menggunakan Media Komputer untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ikhsan, M. (2006). Prinsip Pengembangan Media Pendidikan. [online]. Tersedia: http://www.teknologi pendidikanUNJ.com [agustus 2009].

Juremi, S. dan Ayob, A. (2000). Menentukan Kesahan Alat Ukur-Alat Ukur Kemahiran Berfikir Kritis, Kemahiran Berfikir Kreatif, Kemahiran Proses Sains, dan Pencapaian Biologi [Online]. Tersedia: http://www.geocities.com/drwanrani/Sabaria_Juremi.html. [Juni, 2009] Kartini, (2004), Pengembangan model pembelajaran interaktif berbasis komputer

untuk bahan kajian partikel-partikel materi sebagai wahana pendidikan siswa SLTP. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Karim, S. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak diterbitkan.

Lawson, A.E. (1979). Science Education Information Report, 1980 AETS Yearbook The Psychology of Teaching for Thinking and Creativity. Ohio : Clearinghouse

Marthen Kanginan. (2006). Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Munir. (2008). KurikulumBerbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfa Beta.

Purwanto, N. (2001). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Ratumanan, T.G. & Laurens, T. (2003). Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: YP3IT & Unesa University Press.


(44)

91 Susanti, dwi (2009). Penggunaan Laboratorium Virtual Optik dalam Kegiatan Praktikum Inkuiri untuk Meningktakan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Calon Guru. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Suwarna, I. (2004). Model Pembelajaran Hipermedia Listrik Dinamis Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa SLTP. Tesis pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Setiawan, A. (2007). Dasar-dasar Multimedia Interaktif (MMI). Bandung: SPs UPI.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung:Tarsito

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dab R&D). Bandung: ALFABETA.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Surapranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: P.T. remaja Rosdakarya.

Suwondo (2008), Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) Gelombang Elektromagnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa.Tesis SPs UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Wihardjo, E. (2007). Pembelajaran berbantukan Komputer. FKIP Universitas Jember.

Wiyono, K (2009). Penerapan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Topik Relativitas Khusus. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Wayan, I (2007). Model pembelajaran berbasis web untuk meningktakan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains mahasiswa calon guru pada materi termodinamika. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


(1)

61 Interpretasi skor rata-rata jawaban angket dapat dilihat pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15. Kategori respon siswa

Batasan (%) Kategori

R ≤ 0 Sangat tidak baik 0 ≤ R ≤ 25 Kurang baik 25 ≤ R ≤ 75 Cukup baik 75 ≤ R ≤ 100 Sangat baik (sumber: Sugiyono, 2008)


(2)

87 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan pembelajaran Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran Teori Kinetik Gas secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa dibandingkan pembelajaran konvensional.

2. Penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran Teori Kinetik Gas secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dibandingkan pembelajaran konvensional.

3. Siswa memberikan tanggapan positif (baik) terhadap pembelajaran teori kinetik gas menggunakan multimedia interaktif. Siswa menunjukkan perasaan senang terhadap fisika melalui pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, menunjukkan ketertarikan terhadap tampilan dan fasilitas yang terdapat dalam multimedia interaktif, serta menunjukkan kesungguhan dalam mempelajari materi teori kinetik gas menggunakan multimedia interaktif.


(3)

88 5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan pembelajaran teori kinetik gas menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Karena masih banyak ditemukan peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa yang tergolong rendah. Perlu dikembangkan penelitian terkait dengan berbagai metode dan pendekatan yang dirancang untuk lebih meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif.

2. Simulasi yang digunakan lebih interaktif sehingga benar-benar dapat membantu siswa dalam mengkonstruk pemahamannya.

3. Pembagian materi yang diajarkan pada setiap pertemuannya perlu diperhatikan.

4. Jika ingin melakukan penelitian yang sama sebaiknya satu unit komputer digunakan maksimal oleh dua orang siswa.


(4)

89 DAFTAR PUSTAKA:

Arsyad, N. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi.Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara. Berg, E. Van den.(1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: UKSW. Baron, A & Orwig, G.W. (1995), Multimedia Technologies for Training an

Introduction, Englewood Colorado, Libraries Unlimited. Inc.

Clark, Donald. (2000). Discovery Learning [Online]. Tersedia: http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/history/history.html [9 agustus 2009] Costa, A.L . (1985). Goals for a Critical Thinking Curriculum. dalam Costa A.L.

(ed). Developing Mind : A Resource Book for Teaching Thinking. ASCD: Alexandria, Virginia.

Carin, Arthur A., & Robert B. Sund. (1975). Teaching science through discovery. Columbus: Charless E. Merrill Publishing Company, Abell & Howell Company.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah

Atas. Jakarta: Depdiknas.

Dahar, R.W, (1989), Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga.

Faizin, M.N. (2009). Penggunaan model pembelajaran Multimedia Interaktif

pada Konsep Listrik Dinamis untuk meningkatkan penguasaan konsep dan memperbaiki sikap belajar siswa. Laporan Penelitian. Kudus: SMP 2

Kudus.

Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (1993). How to Design and Evaluate Research

in Education (second ed.). New York: McGraw-Hill Book Co.

Gunawan (2008), Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) untuk

Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kritis Calon Guru pada Materi Elastisitas. Tesis SPs UPI Bandung, Tidak diterbitkan.

Hake, R.R. (1998). Interactive-Engagement Versus Traditional Methode: A

Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory Physics Course, Am. J. Phys.


(5)

90 Hamalik, O. (1986). Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung: Mandar

maju.

Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Herron, J.D. (1977). Evaluation of the Longeot test of cognitive development. Journal of Research in Science Taeching

Hana, Muhammad (2005) Alternatif Pengajaran Sistim Periodik Unsur

Menggunakan Media Komputer untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ikhsan, M. (2006). Prinsip Pengembangan Media Pendidikan. [online]. Tersedia: http://www.teknologi pendidikanUNJ.com [agustus 2009].

Juremi, S. dan Ayob, A. (2000). Menentukan Kesahan Alat Ukur-Alat Ukur

Kemahiran Berfikir Kritis, Kemahiran Berfikir Kreatif, Kemahiran Proses

Sains, dan Pencapaian Biologi [Online]. Tersedia:

http://www.geocities.com/drwanrani/Sabaria_Juremi.html. [Juni, 2009] Kartini, (2004), Pengembangan model pembelajaran interaktif berbasis komputer

untuk bahan kajian partikel-partikel materi sebagai wahana pendidikan siswa SLTP. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Karim, S. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal

Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak diterbitkan.

Lawson, A.E. (1979). Science Education Information Report, 1980 AETS Yearbook The Psychology of Teaching for Thinking and Creativity. Ohio : Clearinghouse

Marthen Kanginan. (2006). Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Munir. (2008). KurikulumBerbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfa Beta.

Purwanto, N. (2001). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Ratumanan, T.G. & Laurens, T. (2003). Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan

dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: YP3IT & Unesa


(6)

91 Susanti, dwi (2009). Penggunaan Laboratorium Virtual Optik dalam Kegiatan

Praktikum Inkuiri untuk Meningktakan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Calon Guru. Tesis SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Suwarna, I. (2004). Model Pembelajaran Hipermedia Listrik Dinamis Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa SLTP. Tesis pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Setiawan, A. (2007). Dasar-dasar Multimedia Interaktif (MMI). Bandung: SPs UPI.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung:Tarsito

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dab R&D). Bandung: ALFABETA.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Surapranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: P.T. remaja Rosdakarya.

Suwondo (2008), Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) Gelombang

Elektromagnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Rasional Siswa.Tesis SPs UPI Bandung, Tidak

diterbitkan

Wihardjo, E. (2007). Pembelajaran berbantukan Komputer. FKIP Universitas Jember.

Wiyono, K (2009). Penerapan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI)

untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Topik Relativitas Khusus. Tesis SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan

Wayan, I (2007). Model pembelajaran berbasis web untuk meningktakan

penguasaan konsep dan keterampilan generik sains mahasiswa calon guru pada materi termodinamika. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.