Peranan Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Motivasi Kerja Karyawan di PT. X.
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus berusaha meningkatkan pembangunan di berbagai bidang. Perkembangan pembangunan di Indonesia dipengaruhi oleh adanya krisis moneter yang menyebabkan timbulnya pengangguran yang semakin meningkat, perusahaan yang terpaksa gulung tikar dan perusahaan yang terkena likuidasi. Untuk mengatasi dampak dampak yang terjadi pada suatu perusahaan sangatlah diperlukan tenaga tenaga kepemimpinan yang terampil dan bertanggung jawab serta mau mengerti keinginan bawahannya.
Pemimpin perusahaan dituntut memiliki pengetahuan, pengertian, dan keterampilan untuk memimpin bidang kerja dimanapun ia berada dan bagaimanapun kondisinya. Jadi kedudukan pemimpin merupakan faktor penentu dalam mencapai sasaran dan faktor yang turut menentukan langkah suatu organisasi perusahaan.
Tujuan dilakukannya penelitian yang dituangkan dalam skripsi ini yaitu untuk mengetahui tipe/gaya kepemimpinan yang diterapkan dan sampai sejauh mana keberhasilan pelaksanaan kepemimpinan untuk meningkatkan motivasi kerja pada PT.X.
Peranan kepemimpinan yang dilaksanakan di PT.X mempunyai pengaruh yang positif dalam arti, tipe/gaya kepemimpinan campuran yaitu tipe/gaya kepemimpinan demokrasi dan otokratis dapat meningkatkan motivasi kerja.
Dengan demikian diharapkan PT.X dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi kepemimpinan yang telah diterapkannya.
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... і
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 7
1.6 Objek Penelitian, Metodologi, dan Operasional Variabel ... 12
1.6.1 Objek Penelitian ... 12
1.6.2 Metodologi Penelitian ... 12
1.6.2.1 Metode Pengumpulan Data ... 12
1.6.2.2 Teknik Penentuan Sampel ... 13
1.6.2.3 Metodologi Pengolahan Data ... 14
(3)
1.6.3 Operasional Variabel ... 17
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
1.8 Sistematika ... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia.. 2M 2.1.1 Unsur dan Fungsi Manajemen ... 21
2.2 Kepemimpinan ... 22
2.2.1 Pengertian Kepemimpinan ... 22
2.2.2 Teori Kepemimpinan ... 25
2.2.3 Gaya gaya Kepemimpinan ... 28
2.3 Motivasi ... 35
2.3.1 Pengertian Motivasi ... 35
2.3.2 Teori Motivasi ... 36
2.3.3 Faktor Motivator ... 37
2.3.4 Tujuan Pemberian Motivasi Kerja ... 39
2.3.5 Proses Memotivasi ... 4M 2.3.6 Penyelenggaraan Motivasi ... 4M 2.3.7 Berbagai Pendekatan Motivasi ... 44
2.3.8 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi ... BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47
(4)
3.2 Sejarah Perusahaan ... 47
3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 48
3.4 Aktivitas Perusahaan ... 53
3.5 Metode Penelitian dan Teknik Pengolahan Data ... 57
3.5.1 Metode Penelitian ... 57
3.5.2 Teknik Pengolahan Data ... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Kepemimpinan di PT.X Cirebon ... 64
4.2 Penerapan Motivasi Kerja di PT X Cirebon ... 85
4.3 Hubungan Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Karyawan ... 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 110
5.2 Saran Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.01 Struktur Organisasi di PT.X ... 49 Gambar 3.02 Proses Aktivitas Perusahaan ... 56 Gambar 4.01 Hubungan Kepemimpinan dengan Motivasi ... 109
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Upaya pemimpin menekankan adanya hubungan yang selaras antara para karyawan dengan atasan ... 69 Tabel 4.2 Pemimpin memberikan dorongan terhadap karyawan dalam menangani
pekerjaannya ... 70 Tabel 4.3 Pemimpin memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
menyampaikan sumbang saran yang berkaitan dengan pekerjaan ... 71 Tabel 4.4 Pemimpin mengajak anggota kelompok untuk bersama sama merumuskan
tujuan ... 72 Tabel 4.5 Pemimpin bersikap yang ramah terhadap karyawan ... 73 Tabel 4.6 Pemimpin dapat mengatasi situasi apapun yang dihadapi dengan baik 74 Tabel 4.7 Pemimpin mengajak anggota kelompok untuk memecahkan masalah . 75 Tabel 4.8 Pemimpin menjelaskan dengan baik mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan oleh karyawan... 76 Tabel 4.9 Pemimpin memberikan imbalan atas prestasi yang telah dicapai
oleh karyawan... 77 Tabel 4.10 Pemimpin menganjurkan agar beristirahat dan berobat,
bila karyawan sakit ... 78 Tabel 4.11 Karyawan bekerja lebih cepat, giat, dan baik berkat dorongan
(7)
Tabel 4.12 Pemimpin selalu mengoreksi dan memberikan pengarahan untuk memperbaiki dan memberi contoh pekerjaan yang benar
jika karyawan melakukan kesalahan ... 80 Tabel 4.13 Pemimpin meminta pendapat atau gagasan pada karyawan
untuk memecahkan masalah ... 81 Tabel 4.14 Pemimpin sering mengadakan rapat pertemuan dengan bawahan
untuk membicarakan masalah pekerjaan ... 82 Tabel 4.15 Pemimpin membina hubungan yang akrab, baik hubungan dalam
pekerjaan maupun di luar pekerjaan ... 83 Tabel 4.16 Data Hasil Angket (Pelaksanaan Kepemimpinan) ... 84 Tabel 4.17 Perlu hubungan yang selaras antara sesama pegawai dan
pimpinan ... 89 Tabel 4.18 Pimpinan selalu memperhatikan prestasi yang telah dicapai ... 90 Tabel 4.19 Semangat kerja karyawan dapat ditingkatkan melalui
pemberian pengakuan dan partisipasi dalam perusahaan ... 91 Tabel 4.20 Pemberian dorongan pada karyawan akan meningkatkan
produktivitas dan efisiensi ... 92 Tabel 4.21 Penekanan disiplin kerja yang tinggi dapat mendorong karyawan
agar lebih baik ... 93 Tabel 4.22 Pemberian tanggung jawab kepada karyawan akan membuat
(8)
Tabel 4.23 Tersedianya alat alat dalam perusahaan dapat memberikan dorongan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan lebih baik dan cepat ... 95 Tabel 4.24 Sistem bonus berupa uang atau barang dapat meningkatkan
prestasi kerja karyawan ... 96 Tabel 4.25 Tindakan: mendorong, mengarahkan, serta menghentikan suatu perilaku buruk dapat mendorong untuk berprestasi dengan
baik ... 97 Tabel 4.26 Pemberian motivasi yang dikaitkan dengan kebutuhan mampu
mendorong untuk berprestasi ... 98 Tabel 4.27 Pemberian target prestasi pada karyawan dapat mendorong
karyawan untuk mencapainya ... 99 Tabel 4.28 Dukungan pimpinan dapat mendorong untuk mencapai
hasil yang maksimum ... 100 Tabel 4.29 Pimpinan menekankan pada pencapaian prestasi karyawan
dan karyawan menghargai pimpinan. Hal tersebut dapat membuat hubungan atasan dengan bawahan tetap harmonis ... 101 Tabel 4.30 Pemimpin berusaha mampu membuat anda lebih termotivasi
untuk bekerja dengan baik sehingga tujuan perusahaan
dapat dicapai secara maksimal ... 102 Tabel 4.31 Pimpinan dalam memotivasi karyawan dapat membuat
(9)
Tabel 4.32 Data Hasil Angket (Keadaan Motivasi Kerja Karyawan) ... 104 Tabel 4.33 Output data SPSS: Hubungan Kepemimpinan Dengan
(10)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus berkembang, dan bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja disegala sektor usaha agar tercapai produktivitas kerja pegawai. Perkembangan ini membawa akibat kepada semakin kompleksnya permasalahan perusahaan serta mempengaruhi sasaran sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh suatu perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga akan menghadapi persaingan yang ketat, dan akan menghadapi masalah masalah yang rumit sehingga manajemen perusahaan akan menghadapi kesulitan dalam menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang terjadi di dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut, manajemen menggunakan beberapa sumber daya dan sistem kerja yang efektif dan efisien. Dari berbagai faktor penunjang tersebut, Sumber Daya Manusia harus mendapat pehatian utama. Peranan manusia amat penting artinya dalam usaha untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya kemampuan dalam menggerakkan sekelompok manusia.
Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan prestasi yang baik ditentukan oleh unsur unsur manusia itu sendiri, artinya apabila pemimpin di dalam
(11)
perusahaan tidak bisa melaksanakan perannya sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan membawa perusahaannya semakin mundur.
Dalam menggerakkan sekelompok manusia tersebut, kesulitan kesulitan akan timbul karena setiap manusia memiliki karakter, emosi, aspirasi, rasio, serta kepentingan dan keinginan yang berbeda beda. Untuk mencapai sasaran yang dikehendaki, diperlukan adanya suatu kepemimpinan
Suatu perusahaan akan mengalami kesulitan untuk merealisasi tujuan tanpa adanya seorang pemimpin, karena pemimpin adalah faktor yang sangat menentukan di dalam setiap proses pengambilan keputusan. Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam kegiatan untuk menggerakkan sekelompok manusia di dalam suatu perusahaan, karena pemimpinlah yang sangat menentukan sasaran dan tujuan suatu organisasi perusahaan, serta memberikan motivasi terhadap karyawan.
Kesalahan kepemimpinan dalam suatu perusahaan akan menimbulkan kurang efektivitasnya kerja karyawan. Dalam mencapai sasaran dan tujuan diperlukan suatu kerjasama yang baik dan tetap, seorang pemimpin harus dapat membuat sistim kerja dan tujuan organisasi perusahaan yang menarik bagi semua personil sehingga dapat tercipta kerjasama yang baik. Manajemen merupakan sebuah subjek yang sangat penting karena manajemen berhubungan erat dengan usaha penetapan dan pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
George R. Terry, didalam bukunya,” ” (thn 1977,
hal 45) dalam upaya mencapai tujuan, perlu dipersatukannya sumber sumber daya
(12)
manusia ) merupakan bagian yang terpenting karena tanpa adanya Sumber Daya Manusia, segala kegiatan peruasahaan tidak mungkin ada, sehingga Sumber Daya Manusia harus mendapatkan perhatian yang khusus.
Jabatan sebagai seorang pemimpin mengharuskan adanya rasa kesadaran untuk bertanggung jawab atas kesempatan yang diberikan kepadanya, karena kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi merupakan kunci penggerak di dalam seluruh kegiatan perusahaan.
Kepemimpinan harus mampu menciptakan suatu sistem yang lebih memberdayakan para karyawannya melalui proses pemberdayaan. Keberhasilan beberapa organisasi dalam mengkreasi pengetahuan dan kemampuan karyawan memberikan andil di dalam kesuksesan proses pemberdayaan itu sendiri. sehingga proses ini diharapkan akan menghasilkan perilaku pegawai yang kreatif, mandiri, serta memiliki motivasi kerja yang tinggi, sehingga peningkatan prestasi kerja dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
PT “X”adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri rotan. Dalam usahanya meningkatkan prestasi kerja karyawannya adalah dengan memberikan motivasi, dan faktor motivasi ini merupakan salah satu penggerak di dalam perusahaan untuk mencapai hasil yang terbaik. Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut, maka seorang pemimpin harus tahu apa yang dimaksud motivasi, kepemimpinan, dan bagaimana cara pemimpin dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan tugas tertentu dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
(13)
PT “X” yang mana bergerak di bidang industri rotan memiliki masalah masalah yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan, yaitu: kurangnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan, rendahnya kinerja
karyawan dan juga tingkat absensi yang tinggi.
Motivasi mempengaruhi jenis penyesuaian yang dilakukan oleh para karyawan terhadap suatu organisasi. Produktivitas dipengaruhi oleh motif motif khusus yang dimiliki oleh para karyawan dalam hal bekerja pada tempat tertentu, dan dalam hal melaksanakan pekerjaan tertentu. Dalam banyak hal, tugas pihak manajemen adalah menyalurkan motif motif para karyawan mereka secara efektif kearah tujuan tujuan organisasi.
Untuk memperoleh pengaruh yang kuat dan tahan lama, motivasi hendaknya harus bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Mereka yang terlibat didalam meningkatkan motivasi pasti ingin mendapatkan sesuatu dari motivasi tersebut, tetapi bukan hanya efisiensi atau hasil dengan mutu yang lebih baik, dan bukan juga merupakan suatu ketaatan kaku yang melaksanakan secara otomatis setiap kebijakan. Para pelaku motivasi menginginkan agar mereka yang sedang dimotivasi mendapatkan kepuasan nyata dari apa yang mereka perbuat. Motivasi yang benar benar efektif tidak hanya memberikan janji janji atas perasaan dan hasrat dari mereka yang sedang dimotivasi, tetapi haruslah juga memiliki kepedulian yang nyata pada penerima motivasi sebagai manusia.
(14)
Bertitik tolak dari pemikiran diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul tentang: “ Peranan Kepemimpinan terhadap Peningkatan Motivasi Kerja Karyawan di PT. “X”. “
1.2 Identifikasi Masalah
Seorang pemimpin, tidak saja diartikan sebagai orang yang mampu mengkoordinasikan kegiatan kegiatan di suatu perusahaan, tetapi pengertian lebih jauhnya adalah sampai dimana kemampuan yang dimilikinya untuk memberi keuntungan bagi perusahaan, karyawan dan masyarakat pada umumnya.
Tanggung jawab seorang pemimpin harus dapat mencari sasaran dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dapat meyakinkan kepada seluruh personil perusahaan bahwa tujuan perusahaan tersebut baik dan dapat memberikan keuntungan bagi karyawan, sehingga motivasi kerja akan meningkat.
Rasa kepastian karyawan merupakan dasar yang kuat untuk menggerakkan dan memberikan motivasi kepada personalia agar dapat berprestasi dan mampu bekerja secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan di PT. “X” ? 2. Bagaimana tingkat motivasi kerja karyawan di PT. “X” ?
3. Bagaimana peranan kepemimpinan terhadap peningkatan motivasi kinerja karyawan ?
(15)
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi informasi yang akan digunakan dalam penyusunan tugas akhir pada jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha.
Sedangkan tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan yang diterapkan di PT. “X”.
2. Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja karyawan di PT. “X”.
3. Untuk mengetahui bagaimana peranan kepemimpinan dalam usaha meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT “X”.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis berharap melalui penelitian yang dilakukan dapat memberi manfaat, diantaranya:
1. Perusahaan; untuk memberikan masukan yang cukup berarti dalam menganalisa pelaksanaan kepemimpinan dikaitkan dengan motivasi kerja karyawan.
2. Penulis; untuk menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman dalam bidang kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan, sekaligus sebagai bahan pembanding antara teori yang dipelajari di bangku kuliah dan praktek yang terjadi di lapangan.
(16)
3. Pembaca; diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peranan kepemimpinan terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan dan juga dapat berguna untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, sebagai salah satu masukan dalam penelitian maupun sebagai bahan pembanding,
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Kepemimpinan merupakan unsur yang penting dalam melaksanakan rangkaian kerja perusahaan untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan diibaratkan merupakan suatu motor penggerak / sentral pengambilan kebijakan kebijakan untuk mengarah pada tujuan yang diinginkan.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian atau definisi kepemimpinan, salah satunya dari Prof. DR. MR. S. Prajudi Atmosudiro dalam bukunya ! ! ” (1981;45) sebagai berikut:
“ Pemimpin dalam arti luas adalah setiap orang yang karena kedudukannya menjadi pusat perhatian”. Pemimpin tersebut ada yang formal " # $
dan banyak yang informal % # $
Pemimpin formal : Setiap orang dipilih secara resmi, dan ditunjuk menurut formalitas tertentu atau oleh pejabat yang berwenang.
Pemimpin informal : Seseorang yang karena suatu sebab dianggap sebagai pelindung, pembimbing atau sebagainya.
Menurut Stephen P. Robin dalam buku Perilaku Organisasi (1996,85) seorang pemimpin memiliki kekuasaan yang memungkinkan seorang pemimpin
(17)
mendapatkan hak untuk mempengaruhi orang lain. Sumber sumber kekuasaan tersebut adalah:
1. (kekuasaan paksaan); merupakan kekuasaan yang timbul karena bawahan merasa takut.
2. (kekuasaan sah); merupakan kekuasaan yang berasal secara formal atau legal dalam perusahaan.
3. ! (kekuasaan pakar); merupakan kekuasaan yang didapat karena seorang pemimpin mempunyai keahlian.
4. " (kekuasaan imbalan); merupakan kekeuasaan untuk memberikan balas jasa atau penghargaan.
5. " (kekuasaan rujukan); merupakan kekuasaan yang bersumber dari pribadi sehingga pemimpin dapat mempengaruhi bawahan.
Dalam studi kepemimpinan Universitas Iowa yang dikemukakan oleh Ronald Lippitt dan Ralph K. White yang telah dialihbahasakan oleh Sutarto dalam buku yang berjudul Dasar Dasar Kepemimpinan Administratif (1995,72) ada 3 gaya kepemimpinan yaitu:
1. Gaya Otokratis.
Kepemimpinan gaya otokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan, diputuskan oleh pemimpin semata mata.
(18)
2. Gaya Demokratis.
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan, ditentukan bersama sama antara pimpinan dan bawahan.
3. Kepemimpinan Gaya Kebebasan.
Kepemimpinan gaya kebebasan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
Masalah yang dipersoalkan didalam kepemimpinan adalah sampai seberapa besar kemampuan seorang pemimpin didalam usahanya membawa perusahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Nilai seorang pemimpin bukanlah ditentukan oleh hasil yang dicapai, melainkan kemampuannya untuk memperoleh hasil dari pihak pihak orang yang berada dibawah dan sampai seberapa besar pengaruh yang dilakukan terhadap orang orang yang berhubungan dengannya.
Selain itu pemimpin juga harus dapat mengimprovisasi gaya kepemimpinan yang dipunyai agar tercapai kata sepakat dengan bebagai pihak yaitu diantaranya, karyawan yang dipimpinnya.
Pemimpin yang baik harus memperhatikan kebutuhan pegawainya sehingga pegawai tersebut mempunyai semangat kerja yang tinggi karena, bila pegawai
(19)
mempunyai semangat dan motivasi yang rendah, akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan sehingga dapat merugikan perusahaan.
Dalam hal ini pemimpin dituntut memiliki kecakapan dan mempunyai gaya serta tipe kepemimpinan yang sesuai dengan lingkungan kerjanya sehingga kerjasama antara bawahan dan pimpinan dapat terjalin baik agar motivasi pada diri karyawan akan meningkat, sehingga hasil kerja baik.
Devinisi motivasi yang diungkapkan oleh Winardi, yang dikutip ulang oleh Pandji Anoraga, S.E.,M.M. dalam buku Perilaku Keorganisasian (1995,85):
“Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan1tindakan”.
Menurut E. Herawati S, yang dikutip ulang oleh Pandji Anoraga, S.E., M.M. dalam buku Perilaku Keorganisasian (1995,86):
“Motivasi kerja merupakan faktor inti dalam usaha melahirkan suatu kemajuan serta karya1karya kreatif dalam suatu kelompok kerja”.
Untuk berfungsi sebagai pemimpin, seseorang harus memiliki daya tarik emosional yang membangkitkan hasrat dalam diri orang lain untuk mengikuti mereka. Para pemimpin akan sanggup memimpin hanyalah bila mereka mampu mempengaruhi orang secara efektif.
Untuk memperoleh pengaruh yang kuat dan bertahan lama, motivasi harus bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Mereka yang terlibat dalam meningkatkan motivasi pasti ingin mendapatkan sesuatu dari motivasi tersebut. Tetapi bukan hanya efisiensi atau hasil dengan mutu yang lebih baik dan bukan juga
(20)
merupakan suatu ketaatan kaku yang melaksanakan secara otomatis setiap kebijaksanaan. Para pelaku motivasi menginginkan agar mereka yang sedang dimotivasi mendapatkan kepuasan nyata dari apa yang mereka perbuat. Suka atau tidak, motivasi yang benar benar efektif tidak hanya memberikan janji janji atas perasaan dan hasrat dari mereka yang sedang dimotivasi , tetapi haruslah juga memiliki kepedulian yang nyata pada penerima motivasi sebagai manusia. Gaya kepemimpinan dan manajemen harus ditetapkan pada kondisi yang berbeda untuk memberikan pengaruh yang positif pada motivasi yang diberikan kepada karyawannya.
Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan. Dengan kata lain berarti adanya keinginan orang orang untuk mengikut akan membuat seseorang menjadi pemimpin. Selain itu orang orang cenderung mengikuti mereka yang dipandang dapat menyediakan sarana untuk mencapai tujuan, keinginan, dan kebutuhan mereka sendiri. Konsekuensinya, adalah diketahui bahwa hubungan antara kepemimpinan dan motivasi sangat erat. Dengan memahami motivasi, pemimpin dapat lebih mengetahui hal hal yang diinginkan karyawannya dan menjelaskan perilaku karyawan dalam bekerja.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mengemukakan hipotesis: “Apabila gaya kepemimpinan yang dimiliki perusahaan dapat disesuaikan dan diterapkan dalam kondisi tertentu , maka diharapkan pemimpin mampu untuk meningkatkan motivasi kerja karyawannya agar aktivitas karyawan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.”
(21)
1.6 Objek Penelitian, Metodologi, & Operasional Variabel 1.6.1 Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT.X, sebuah perusahaan yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat.
Penelitian yang dilakukan adalah peranan kepemimpinan terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan.
1.6.2 Metodologi Penelitian
1.6.2.1 Metodologi Pengumpulan Data
Adapun metode yang dipakai/digunakan penulis di dalam pengumpulan data yang berguna bagi penulisan seminar ini, penulis menggunakan penelitian sebagai berikut:
1. Riset kepustakaan $ & '
Riset ini dilakukan dengan cara penyelidikan kepustakaan, yaitu dengan membaca buku buku, diktat, catatan perkuliahan, dan tulisan tulisan lainnya yang berhubungan dengan penulisan tugas seminar ini.
2. Riset lapangan " # '
Riset ini dilakukan dengan pada perusahaan tersebut, dengan memperoleh data yang diperlukan. Adapun cara yang digunakan adalah dengan melakukan:
(22)
a. Wawancara
Dengan mengadakan dialog untuk mendapatkan data data dan informasi, mengajukan pertanyaan kepada pimpinan tersebut sehingga objek penelitian didalam kepemimipinannya serta dengan para bawahan sebagai partisipasi meliputi bidang yang menjadi pokok permasalahan.
b. Observasi
Dengan melakukan peninjauan langsung ditempat mengadakan penelitian terhadap masalah yang diselidiki. Keadaan ini sangat membantu guna mengadakan penyesuaian dengan data data dari riset lain.
c. Kuesioner / Angket
Lembaran yang berupa suatu pertanyaan pertanyaan yang digunakan untuk mewawancarai serta memudahkan dalam menarik kesimpulan dari data yang ada di perusahaan.
1.6.2.2 Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti adalah dengan sampel atau sampel acak seperti tang dinyatakan oleh DR Suharsini Arikunto (1996) dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, dimana peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan yang dipilih sebagai sampel. Adapun penentuannya adalah:
1. Jika populasi berjumlah kurang dari 100 orang, maka semuanya diambil sebagai sampel penelitian.
(23)
2. Jika populasi berjumlah lebih dari 100 orang, maka jumlah sampel yang diambil berdasarkan persentase 10% sampai dengan 15% atau 20% sampai dengan 25%.
1.6.2.3 Metodologi Pengolahan Data
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, data tersebut diolah dan dianalisis. Dalam pengolahan dan analisis data, penulis membagi kedalam 2 tahap; 1. Pengolahan dan penganalisisan data kuesioner untuk menentukan tipe dan
gaya kepemimpinan dan motivasi.
2. Kemudian memberikan bobot pada kuesioner sebagai berikut: a = 5; b = 4; c = 3; d = 2; e = 1. Adapun dasar pembobotan ini adalah menurut Masri Singarimbun dan Soffian Effendi dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Survei” (edisi revisi: 219). Setelah memperoleh variabel X dan Y maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan alat analisis koefisien korelasi rank Spearman yang menurut Prof. DR. Sudjana. M.A., M.Sc. dalam bukunya “Statistik Untuk Ekonomi dan Niaga II (1993:253) dengan rumus:
r = 1
) 1 ( ) Σ ( 6 2 2 ( Dimana:
n = Jumlah populasi
(24)
Besarnya koefisiensi korelasi adalah 1 ≤ r ≤ 1 Interpretasi dari koefisien korelasi tersebut adalah:
• r = 1 atau mendekati 1, maka korelasi negatif sempurna. Artinya hubungan variabel X dan Y sangat kuat dan mempunyai hubungan yang berbalikan yaitu jika hasil variabel X besar, maka menyebabkan hasil variabel Y kecil.
• r = 0, maka tidak ada hubungan sama sekali antara kedua variabel tersebut.
• r = 1 atau mendekati 1, maka korelasinya positif. Artinya hubungan variabel X dan Y sangat kuat dan mempunyai hubungan searah, yaitu bila hasil variabel X besar, maka variabel Y juga besar.
Berdasarkan perhitungan analisis koefisien korelasi diatas, dapat diperoleh hasil perhitungan analisis determinasinya dengan rumus :
KD = r * 100 % Dimana:
KD = Koefisien Determinan r = Koefisien korelasi.
Pada tahap ini, penulis mengadakan uji hipotesa yaitu untuk menguji apakah benar antara variabel X dan Y mempunyai korelasi.Untuk itu dipergunakan distribusi t dengan rumus :
t =
2 1
(25)
Dimana: t = distribusi t
r = koefisien korelasi
n = jumlah data yang diteliti
Maka untuk mengetahui sifat hubungan tersebut dikembangkan hipotese statistik.
1.6.2.4 Analisis data yang sudah diperoleh
Hasil dari pengolahan data kemudian diuraikan bagian bagiannya oleh penulis sehingga dapat ditarik satu kesimpulan dari hasil pengolahan data tersebut.
(26)
1.6.3 Operasional Variabel
Tabel Operasional Variabel
Variabel
Kepemimpinan Variable bebas (X)
Konsep Variabel
Proses pengaruh dimana individu individu melaluitindakan mereka,
mempermudah gerak
suatu kelompok ke arah sasaran umum/ sasaran bersama.
Indikator
Dorongan; Kehendak; Kejujuran; Integritas; Percaya diri; Kecerdasan; Pengetahuan. Motivasi kerjaVariabel terikat (Y)
Faktor penggerak di
dalam diri seseorang
dalam berperilaku dan dalam berprestasi kerja,
sehingga menghasilkan
prestasi yang terbaik
yang akan menimbulkan
keefektifan bagi
perusahaan.
Loyalitas;
) ;
(27)
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data dalam membuat tugas seminar ini, penulis mengadakan penelitian di PT. “X”, yang bertempat di Jalan x no: x. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2005 sampai bulan Mei 2005.
1.8 Sistematika
Adapun sistematika penulisan skripsi yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab I ini, penulis menggambarkan latar belakang dilakukannya penelitian ini. Alasan pemilihan judul, kendala yang dihadapi perusahaan dalam hal kepemimpinan dan motivasi, tujuan dilakukannya penelitian, serta kerangka pemikiran dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut.
Bab II Tinjauan Pustaka
Memberi gambaran mengenai landasan teori teori apa yang digunakan dalam membahas dan memecahkan masalah yang ada di dalam suatu perusahaan, khususnya yang menyangkut aspek aspek dalam gaya kepemimpinan dan produktivitas kerja karyawan.
Bab III Objek Penelitian
Menjelaskan uraian singkat mengenai sejarah perusahaan yang dijadikan objek penelitian, keadaan perusahaan, serta kegiatan kegiatan yang dilakukan perusahaan.
(28)
Bab IV Analisis Pembahasan
Memberi gambaran mengenai analisis yang digunakan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga kita dapat mengetahui probabilitas anatara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Merupakan kesimpulan dari hasil analisa pembahasan mengenai perusahaan tersebut, serta penelitian yang dilakukan dan saran yang dapat digunakan untuk mendukung kemajuan perusahaan.
(29)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan seluruh analisis data yang telah diuraikan oleh penulis pada bab bab sebelumnya, maka akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. X menerapkan kepemimpinan demokratik. Hal ini terbukti dari hasil jawaban
kuesioner yang umumnya menyatakan bahwa pimpinan perusahaan banyak mengikut sertakan karyawannya untuk memberikan pendapat, tetapi keputusan tetap berada pada pimpinan perusahaan. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian
(30)
yang telah dilakukan, penulis melihat bahwa komunikasi yang terjadi di perusahaan antara pimpinan dan bawahan bersifat dua arah. Pimpinan juga berusaha mencapai tujuan perusahaan dengan cara memberikan dorongan terhadap karyawan dalam menangani pekerjaanya. Dalam melaksanakan kepemimpinannya,pimpinan juga berusaha menekankan hubungan yang selaras antara pimpinan dengan karyawan serta memperhatikan kebutuhan dan kesehatan karyawannya.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan menyebarkan kuesioner kepada 54 responden, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan di PT.X dapat termotivasi dikarenakan adanya usaha dari pimpinan di dalam meningkatkan kinerja perusahaan dengan berusaha untuk memenuhi kebutuhan karyawan, adanya bonus berupa uang, adanya hubungan yang selaras antara sesama pegawai dan pimpinan, sikap pimpinan yang memperhatikan prestasi kerja, penyediaan alat alat yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja. Selain itu, dengan melihat hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan yang menyatakan bahwa hasil produksi PT.X cukup baik dilihat dari jarangnya konsumen yang mengajukan komplain dengan hasil produk yang dihasilkan perusahaan.
3 Berdasarkan hasil penelitian yang digunakan dengan menggunakan analisis Rank Spearman, didapati nilai rs sebesar 0,261. Nilai tersebut membuktikan hubungan yang lemah antara kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan
(31)
Selain kesimpulan, penulis juga mencoba memberikan beberapa saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan. Adapun saran saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
• Agar pelaksanaan kepemimpinan lebih optimal, maka perlu
ditingkatkan keikutsertaan karyawan dalam menyampaikan sumbang saran, dalam memcahkan masalah yang dihadapi perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar seluruh karyawan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi serta dapat mengembangkan kemampuannya dengan lebih baik.
• Pimpinan lebih banyak memberikan penjelasan, pengarahan,
dorongan, koreksi kepada seluruh karyawannya, dan tidak terbatas hanya kepada bagian tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar terjadi kesesuaian antara apa yang ditetapkan oleh perusahaan dan diterima oleh karyawan, sehigga komunikasi lebih lancar antara pimpinan dan karyawan.
• Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan sebaiknya
tidak terpaku pada satu gaya kepemimpinan saja, tetapi dapat disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan. Oleh
sebab itu pemimpin dapat melakukan modifikasi gaya
kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kebutuhan
perusahaan, khususnya dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan.
(32)
DAFTAR PUSTAKA
* Atmosudiro Prajudi, Prof. DR. MR.S “Dasar dasar Administrasi Niaga” (Business Adm), Ghalia Indonesia, cetakan ke 3, 1982.
* Champion, Dean J, Basic Statistic For Social Research,2nd edition, New York: Mac Millan Publishing Company 1981
* Fillipo B Edwin,”Principle of Personel Management”, (edisi ke 2) 1975. Gibson, Ivanevich, Donnelly,”Organitations”,5th edition, dialihbahasakan oleh Agus Dharma, “Organisasi”,Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 1992.
(33)
* Hasibuan, H. Malayu, Drs,S.P, “Manajemen Sumber Daya Manusia” edisi revisi, PT. Bumi Aksara ,2002
* Heidjrachman R, “Dasar Dasar Manajemen”, Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan AMP YKPN.
* Moekijat, Drs. “Pengembangan Manajemen dan Motivasi”, Bandung: CV Pionir Jaya, 2001.
* Moh Masud,SH.,MA,”Manajemen Personalia”, Edisi Keenam, Jilid Dua, Jakarta: Erlangga,1992.
* Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”,1996.
* Sudjana, Prof, Dr, M.A,M.Sc., “Statistik II”, Bandung 1998.
(1)
Bab IV Analisis Pembahasan
Memberi gambaran mengenai analisis yang digunakan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga kita dapat mengetahui
probabilitas anatara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Merupakan kesimpulan dari hasil analisa pembahasan mengenai perusahaan
tersebut, serta penelitian yang dilakukan dan saran yang dapat digunakan
untuk mendukung kemajuan perusahaan.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan seluruh analisis data yang telah diuraikan oleh penulis pada bab
bab sebelumnya, maka akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. X menerapkan kepemimpinan demokratik. Hal ini terbukti dari hasil jawaban
kuesioner yang umumnya menyatakan bahwa pimpinan perusahaan banyak
mengikut sertakan karyawannya untuk memberikan pendapat, tetapi keputusan
tetap berada pada pimpinan perusahaan. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian
(3)
yang telah dilakukan, penulis melihat bahwa komunikasi yang terjadi di
perusahaan antara pimpinan dan bawahan bersifat dua arah. Pimpinan juga
berusaha mencapai tujuan perusahaan dengan cara memberikan dorongan
terhadap karyawan dalam menangani pekerjaanya. Dalam melaksanakan
kepemimpinannya,pimpinan juga berusaha menekankan hubungan yang selaras
antara pimpinan dengan karyawan serta memperhatikan kebutuhan dan kesehatan
karyawannya.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan menyebarkan kuesioner
kepada 54 responden, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan di
PT.X dapat termotivasi dikarenakan adanya usaha dari pimpinan di dalam
meningkatkan kinerja perusahaan dengan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
karyawan, adanya bonus berupa uang, adanya hubungan yang selaras antara
sesama pegawai dan pimpinan, sikap pimpinan yang memperhatikan prestasi
kerja, penyediaan alat alat yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja. Selain itu,
dengan melihat hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan yang menyatakan
bahwa hasil produksi PT.X cukup baik dilihat dari jarangnya konsumen yang
mengajukan komplain dengan hasil produk yang dihasilkan perusahaan.
3 Berdasarkan hasil penelitian yang digunakan dengan menggunakan analisis Rank
Spearman, didapati nilai rs sebesar 0,261. Nilai tersebut membuktikan hubungan
yang lemah antara kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan
(4)
Selain kesimpulan, penulis juga mencoba memberikan beberapa saran dengan
harapan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan. Adapun saran saran yang diberikan
adalah sebagai berikut:
•
Agar pelaksanaan kepemimpinan lebih optimal, maka perlu
ditingkatkan keikutsertaan karyawan dalam menyampaikan
sumbang saran, dalam memcahkan masalah yang dihadapi
perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar seluruh karyawan dapat
mengikuti perkembangan yang terjadi serta dapat mengembangkan
kemampuannya dengan lebih baik.
•
Pimpinan lebih banyak memberikan penjelasan, pengarahan,
dorongan, koreksi kepada seluruh karyawannya, dan tidak terbatas
hanya kepada bagian tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar terjadi
kesesuaian antara apa yang ditetapkan oleh perusahaan dan
diterima oleh karyawan, sehigga komunikasi lebih lancar antara
pimpinan dan karyawan.
•
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan sebaiknya
tidak terpaku pada satu gaya kepemimpinan saja, tetapi dapat
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan. Oleh
sebab
itu
pemimpin
dapat
melakukan
modifikasi
gaya
kepemimpinannya
sesuai
dengan
situasi
dan
kebutuhan
perusahaan, khususnya dalam meningkatkan motivasi kerja
karyawan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
* Atmosudiro Prajudi, Prof. DR. MR.S “Dasar dasar Administrasi Niaga”
(Business Adm), Ghalia Indonesia, cetakan ke 3, 1982.
* Champion, Dean J, Basic Statistic For Social Research,2nd edition, New
York: Mac Millan Publishing Company 1981
* Fillipo B Edwin,”Principle of Personel Management”, (edisi ke 2) 1975.
Gibson, Ivanevich, Donnelly,”Organitations”,5th edition, dialihbahasakan
oleh Agus Dharma, “Organisasi”,Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 1992.
(6)