Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda
SKRIPSI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN
PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) TBK CABANG
MEDAN ISKANDAR MUDA
Oleh : MARTONIS
100521047
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : Martonis
NIM : 100521047
Program Studi : Strata – I Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
Judul Skripsi : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda
Medan, Februari 2012
Penulis
NIM: 100521047 Martonis
(3)
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Martonis
NIM : 100521047
Program Studi : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
Judu l Skripsi : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) tbk Cabang Medan Iskandar Muda
Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai
Dra. Lucy Anna, MS NIP. 19510421 197603 2 003
Dr. Yeni Absah, SE,MSi NIP. 19741123 200012 2 001
Ketua Program Studi S1 Manajemen
Dr. Endang Sulistya Rini, SE.M.Si NIP. 196205131992032001
(4)
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN
PERSETUJUAN PENCETAKAN
Nama : Martonis
NIM : 100521047
Program Studi : Strata – I Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
Judul Skripsi : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda
Tanggal, Ketua Program Studi
NIP: 196205131992032001
Dr. Endang Sulistya Rini, SE.M.Si
Tanggal, Ketua Departemen
NIP: 196710191993032002 Dr. Isfenti sadalia, SE,ME
(5)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA” Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Medan, Februari 2012
NIM: 100521047 Martonis
(6)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
Penelitian ini menggunakan kuisioner dengan skala pengukuran menggunakan skala Likert yang dianalisis menggunakan uji validitas, reabilitas dan analisis regresi linier berganda menggunakan SPSS 16. Populasi dalam penelitian ini adalah 121 orang dengan 69 orang karyawan PT. Bank Rakyat Indnesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda sebagai sampel, yang dihitung menggunakan rumus Sovin.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel gaya kepemimpinan situasional konsultasi secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. Nilai R Square menunjukkan sebesar 50,9% gaya kepemimpinan situasional berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan mengetahui hubungan antara vaiablel-variabel ini, gaya kepemimpinan situasional konsultasi dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
(7)
This reasearch is purposed to knows the influence of situational leadership style to employees performance in PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
This research use questionnaire with measurement scale such as Likert scale that analyzed by validity, reability and multiple regression analysis by using SPSS 16.00. The population of this research is 121 person with 69 employees on PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda as the sample, which calculated by Sovin formula.
The result of research shows that the variable of consultation situational leadership style has positive influence and significant against employees performance on PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. R Square shown 50,9% approved that the situational leadership style affect the employees performance. Then, after knowing the relationship between these variables, consultation situational leadership style can be used to increasing the employees performance on PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
(8)
Assalammu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat hidayah dan inayah-Nya akhirnya peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini yang peneliti beri judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Situasional Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda, tidak lupa pula salawat
beriring salam atas junjungan dan suritauladan sekalian alam Nabi Besar
Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safa’at-nya di yaumil akhir nanti.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua (Alm
Razali & Wardiah) yang telah memberikan banyak nasehat bimbingan baik moral
maupun materil serta doa-doanya kepada penulis. Terima kasih atas dukungannya
selama ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., M.E. selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Sekretaris Departemen Manajemen
(9)
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Lucy Anna, Msi. selaku Dosen Pembimbing yang selama ini telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Yeni. Absah, SE.Msi, selaku Dosen Pembaca Penilai yang selama
ini telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen dan seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
8. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh teman-teman jurusan
manajemen stambuk 2010.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih
terbatas., untuk itu penulis dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan
petunjuk yang bersifat membangun yang ditujukan untuk lebih
menyempurnakan skripsi ini. Harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat
bagi peneliti sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya
Terima Kasih
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Medan, Februari 2012 Penulis
(10)
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 7
2.1.1 Kepemimpinan ... 7
2.1.2 Pendekatan-Pendekatan Studi Kepemimpinan .. 8
2.1.3 Teori Situasional ... 9
2.1.4 Kinerja Karyawan ... 13
2.1.5 Indikator Kinerja ... 14
2.2 Penelitian Terdahulu ... 15
2.3 Kerangka Konseptual ... 15
2.4 Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
3.3 Batasan Operasional... 19
3.4 Defenisi Operasional ... 20
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 23
3.6 Populasi dan Sampel ... 23
3.7 Jenis Data ... 25
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ... 26
(11)
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 31
4.1.1 Sejarah Perusahaan... 31
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 35
4.1.3 Struktur Organisasi... 35
4.1.4 Produk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda ... 38
4.2 Hasil Penelitian ... 41
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 41
4.2.2 Uji Validitas dan Reabilitas ... 49
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 52
4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda... 57
4.3 Pembahasan ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
(12)
No Tabel Judul Halaman
1.1 Kinerja Karyawan ... 3
1.2 Data Non Performing Loan Bank Rakyat Indonesia ... 4
3.1 Defenisi Operasional ... 22
3.2 Skor Pendapat Responden ... 23
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 41
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 42
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 42
4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Instruksi ... 43
4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Konsultasi ... 44
4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Partisipasi ... 45
4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Delegasi ... 46
4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan ... 47
4.9 Uji Validitas 1 ... 50
4.10 Uji Validitas 2 ... 51
4.11 Uji Reabilitas ... 52
4.12 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 54
4.13 Uji Glejser ... 56
4.14 Uji Multikolineritas ... 57
4.15 Pengujian Koefisien Determinasi ... 58
4.16 Hubungan Antar Variabel ... 58
4.17 Uji Simultan/Serempak (Uji F) ... 59
(13)
No Gambar Judul Halaman
2.1 Empat Dasar Gaya Kepemimpinan ... 10 2.2 Empat Tingkat Kematangan... 11 2.3 Kerangka Konseptual ... 18 4.1 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda ... 37 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 53 4.3 Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot ... 55
(14)
Judul Halaman
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 68
Lampiran 2 Data Responden Validitas ... 71
Lampiran 3 Data Respoden Regresi ... 73
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reabilitas 1 ... 78
Lampiran 5 Uji Validitas dan Reabilitas 2 ... 80
Lampiran 6 Analisis Deskriptif ... 82
Lampiran 7 Uji Normalitas... 88
Lampiran 8 Uji Heteroskedatisitas ... 89
Lampiran 9 Uji Multikolinieritas ... 90
(15)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
Penelitian ini menggunakan kuisioner dengan skala pengukuran menggunakan skala Likert yang dianalisis menggunakan uji validitas, reabilitas dan analisis regresi linier berganda menggunakan SPSS 16. Populasi dalam penelitian ini adalah 121 orang dengan 69 orang karyawan PT. Bank Rakyat Indnesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda sebagai sampel, yang dihitung menggunakan rumus Sovin.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel gaya kepemimpinan situasional konsultasi secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. Nilai R Square menunjukkan sebesar 50,9% gaya kepemimpinan situasional berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan mengetahui hubungan antara vaiablel-variabel ini, gaya kepemimpinan situasional konsultasi dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
(16)
This reasearch is purposed to knows the influence of situational leadership style to employees performance in PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
This research use questionnaire with measurement scale such as Likert scale that analyzed by validity, reability and multiple regression analysis by using SPSS 16.00. The population of this research is 121 person with 69 employees on PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda as the sample, which calculated by Sovin formula.
The result of research shows that the variable of consultation situational leadership style has positive influence and significant against employees performance on PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. R Square shown 50,9% approved that the situational leadership style affect the employees performance. Then, after knowing the relationship between these variables, consultation situational leadership style can be used to increasing the employees performance on PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
(17)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu peran manajemen sumber daya manusia adalah menjaga dan
meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan akan mempengaruhi
pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Kinerja karyawan yang
sangat rendah akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian yang
kemudian dapat berakhir dengan penutupan perusahaan. Melihat besarnya
pengaruh kinerja karyawan tersebut terhadap perusahaan maka penting bagi setiap
perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja para karyawannya sesuai
dengan sasaran yang diinginkan.
Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Dale (dalam Mangkunegara 2009:14) faktor-faktor yang mempegaruhi
kinerja terdiri dari faktor internal, yaitu faktor yang dihubungkan dengan
sifat-sifat seseorang seperti tipe pekerja keras dan faktor eksternal yang berasal dari
lingkungan seperti rekan kerja, pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.
Simamora (dalam Mangkunegara 2009:14) juga mendukung pendapat bahwa
aspek kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
(18)
Pada masa perubahan yang begitu cepat dan kompleks seperti sekarang ini,
perusahaan memerlukan pemimpin yang dapat mengarahkan dan mengembangkan
usaha-usaha bawahan sesuai dengan sasaran organisasi. Sasaran tersebut dapat
terwujud jika orang-orang yang berada di dalamnya mampu bekerjasama dengan
orang lain dengan koordinasi seorang pimpinan yang memiliki kemampuan untuk
mengarahkan anggotanya. Kepemimpinan yang efektif akan memberikan
kontribusi besar kepada kinerja karyawan, sebaliknya kepemimpinan yang tidak
efektif dapat menghambat kemajuan dan kinerja karyawan.
Robbins (2007:49) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian
tujuan yang ditetapkan. Di antara beberapa gaya kepemimpinan, menurut peneliti
terdapat satu gaya kepemimpinan yang sangat menarik untuk diteliti, yaitu gaya
kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard. Gaya
kepemimpinan ini akan selalu berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
organisasi, serta bersifat fleksibel dalam menyesuaikan/beradaptasi dengan
kematangan bawahan dan lingkungan kerjanya. Hal ini sesuai dengan kondisi
persaingan saat ini. Dalam era persaingan global saat ini kondisi lingkungan selalu
berubah sehingga agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan harus
dituntut untuk lebih adaptif terhadap lingkungan.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu
perbankan milik negara (BUMN) yang terdapat di Indonesia. Dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk harus bersaing
(19)
perekonomian dan perbankan yang terjadi di luar negeri juga akan mempengaruhi
keadaan perbankan dalam negeri termasuk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Untuk itu diperlukan pimpinan yang dapat mengatasi perubahan tersebut
agar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat bertahan dan semakin
berkembang. Selain tantangan eksternal tersebut, pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk juga memiliki kebijakan mutasi jabatan yang dilakukan setiap dua
tahun, baik untuk pimpinan maupun bawahan. Sehingga diperlukan pemimpin
yang dapat dengan cepat memahami kondisi organisasi yang dipimpinnya agar
pemimpin tersebut dapat langsung bekerja sama dengan bawahannya dan
karyawan menjadi tidak tertekan dengan lingkungan barunya yang dapat
berdampak kepada kinerja karyawan tersebut.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda
adalah salah satu cabang dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang
berlokasi di Medan. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Iskandar
Muda memiliki 29 unit kantor pelayanan yang bertugas menghimpun dana dan
menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Tabel 1.1 Kinerja Karyawan
No Keterangan Perbandingan
1 Perbandingan antara laba dengan jumlah pekerja
1:6
2 Perbandingan antara laba dengan remunerasi 1:6
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (diolah)
Tabel 1.1 menunjukkan perbandingan antara laba dengan jumlah pekerja
(20)
kepada karyawan tinggi sedangkan laba yang dihasilkan rendah, hal ini berarti
kinerja karyawan masih rendah.
Tabel 1.2 Data Non Performing Loan Bank Rakyat Indonesia
No Keterangan Tingkat NPL
(%)
1 BRI 5,97
2 Batas aman ketentuan Bank Indonesia
5
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (diolah)
Non Performing Loan (NPL) adalah data yang menunjukkan tingkat kredit
bermasalah yang terdapat pada suatu perbankan. Data di atas menunjukkan tingkat
Non Performing Loan (NPL) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang
masih cukup tinggi yaitu 5,97 % dimana masih berada diatas batas aman
ketentuan dari Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Semakin tinggi tingkat NPL
maka menunjukkan bahwa terdapat banyak nasabah yang tidak dapat melunasi
pinjamannya. Tingginya angka kredit bermasalah pada PT.Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda tersebut disebabkan oleh
ketidakakuratan karyawan dalam menilai kemampuan nasabah untuk dapat
membayar pinjaman yang telah diberikan. Hal ini juga menunjukkan kinerja
karyawan yang rendah.
Peran pemimipin menjadi sangat penting dalam pencapaian tujuan
perusahaan yaitu dengan mengelola bawahannya agar bekerja secara maksimal
sehingga tercapai kinerja yang tinggi. Untuk mengelola bawahan dan bekerja
(21)
kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi bawahan yang tercermin dari gaya
kepemimpinan situasional.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitan yang berkaitan dengan kinerja karyawan dan kepemimpinan
situasional dengan judul, “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah Gaya Kepemimpinan Situasional Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT.
(22)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain:
a. Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar
Muda.
Sebagai sarana informasi dan masukan bagi manajemen
perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan.
b. Bagi Peneliti/Penulis
Suatu kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan dan
memperluas cara berpikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya
manusia.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Referensi bagi penulis selanjutnya sehingga dapat dijadikan
perbandingan dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang
akan datang.
(23)
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri
seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik
faktor-faktor intern maupun faktor-faktor ekstern (Winardi, 2000:47). Robbins
(2007:49) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian
tujuan yang ditetapkan.
Menurut Stoner (dalam Handoko 2003:294) kepemimpinan manajerial
didefenisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang berhubungan tugasnya. Ada tiga
imlikasi penting dari defenisi tersebut:
Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut.
Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota
kelompok membantu menemukan status/kedudukan pemimpin dan membuat
proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kuliatas
kepemimpinan seseorang akan menjadi tidak relevan.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang
tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin
(24)
kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan
kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara
secara tidak langsung.
Ketiga, selain dapat memberiakn pengarahan kepada para bawahan atau
pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para
pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan
tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
2.1.2 Pendekatan-Pendekatan Studi Kepemimpinan
Penelitian-penelitian dan teori-teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan
sebagai pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku dan situasional (contingency)
dalam studi tentang kepemimpinan. Pendekatan pertama memandang
kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat yang tampak. Seorang
pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang menyebabkan mereka
dapat memimpin para pengikutnya. Sifat-sifat ini mencakup energi, pandangan,
pengetahuan dan kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri, integritas, kepandaian
berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, bentuk
fisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, antusiasme, berani dan
lain-lain.
Pendekatan kedua bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku
(behaviors) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Pendekatan ini mencoba menentukan apa yang dilakukan oleh para pemimpin efektif yaitu
(25)
dengan dan memotivasi bawahan mereka, bagaimana mereka menjalankan
tugas-tugas, dan sebagainya.
Kedua pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang
memiliki sifat-sifat tertentu atau memperagakan perilaku-perilaku tertentu akan
muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun di mana dia berada.
Pendekatan ketiga yaitu pandangan situasional menganggap bahwa kondisi yang
menentukan efektifitas kepemimpinan bervariasi dangan situasi (tugas-tugas yang
dilakukan, keterampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi,
pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan dan sebagainya).
2.1.3 Teori Situasional
Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard (dalam Thoha,
2007:63) adalah didasarkan pada saling berhubungannya di antara hal-hal berikut
ini:
1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan.
Perilaku pengarahan dapat dirumuskan sebagai sejauh mana seorang
pemimpin melibatkan dalam komunikasi satu arah. Bentuk pengarahan dalam
komunikasi satu arah ini antara lain, menetapkan peranan yang seharusnya
dilakukan pengikut, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharusnya bisa
dikerjakan, di mana melakukan hal tersebut, bagaimana melakukannya, dan
melakukan pengawasan secara ketat kepada pengikutnya.
2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan.
Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan
(26)
dan dorongan, memudahkan interaksi, dan melibatkan para pengikut dalam
mengambil keputusan.
Kedua poros tersebut ditempatkan pada dua poros yang terpisah dan
berbeda seperti Gambar 2.1 sehingga dengan demikian dapat diketahui empat
gaya dasar kepemimpinan.
Tinggi Dukungan dan Rendah Pengarahan
G3
Tinggi Pengarahan dan Tinggi Dukungan
G2 Rendah Dukungan dan
Rendah Pengarahan G4
Tinggi Pengarahan dan Rendah Dukungan
G1
Gambar 2.1 Empat Dasar Gaya Kepemimpinan Sumber: Miftah Thoha ( 2007)
Dalam gaya 1 (G1), seorang pemimpin menunjukkan perilaku yang
banyak memberikan pengarahan namun sedikit dukungan. Pemimpin ini
memberikan instruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan bagi para
pengikutnya, dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka.
Dalam gaya 2 (G2), seorang pemimpin menunjukkan perilaku yang
banyak mengarahkan dan banyak memberikan dukungan. Pemimpin dalam gaya
seperti ini mau menjelaskan keputusan dan kebijaksaan yang ia ambil dan mau
menerima pendapat pengikutnya. Tetapi pemimpin dalam gaya ini masih tetap
harus memberikan pengawasan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas-tugas
pengikutnya.
Dalam gaya 3 (G3), perilaku pemimpin menekankan pada banyak
memberikan dukungan namun sedikit dalam pengarahan. Dalam gaya seperti ini
pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan para pengikutnya, dan
(27)
Adapun gaya 4 (G4), pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit
pengarahan. Pemimpin dengan gaya seperti ini mendelegasikan
keputusan-keputusan dan tanggung jawab pelaksanaan tugas keada pengikutnya.
3. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam
melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.
Kematangan dalam kepemimpinan situasional dapat dirumuskan sebagai
suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang untuk bertanggung jawab dalam
mengarahkan perilakunya sendiri. Kemampuan yang merupakan salah satu unsur
dalam kematangan, berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat
diperoleh dari pendidikan, latihan dan atau pengalaman. Adapun unsur yang lain
dari kematangan bertalian dengan keyakinan diri dan motivasi seseorang.
Ada empat tingkat kematangan menurut Hersey dan Blanchard (dalam
Thoha, 2007:71), yang dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:
Mampu dan Mau
Mampu tetapi Tidak Mau atau
kurang yakin
Tidak Mampu tetapai Mau
Tidak Mampu dan Tidak Mau atau
tidak yakin
M4 M3 M2 M1
Gambar 2.2 Empat Tingkat Kematangan Sumber: Thoha (2007)
Tabel 2.2 menggambarkan hubungan antara tingkat kematangan para
pengikut atau bawahan dengan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk diterapkan
ketika para pengikut bergerak dari kematangan yang sedang ke kematangan yang
telah berkembang (dari M1 sampai dengan M4).
Ada empat dasar perilaku pemimpin dalam pengambilan keputusan pada
berbagai situasi tersebut menurut Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2007:67),
(28)
1. Instruksi.
Gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan
batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa,
bagaimana, bilamana dan di mana melaksanakan berbagai tugas. Inisiatif
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan
oleh pemimpin. Pemecahan masalah dan keputusan diumumkan, dan
pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh pemimpin.
2. Konsultasi.
Pada gaya ini pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih
membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan
meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung,
dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang
dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka. Meskipun dukungan
ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada
pemimpin.
3. Partisipasi.
Dengan gaya ini, pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah
ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah aktif mendengar. Tanggung
jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar
berada ada pihak pengikut. Hal ini sudah sewajarnya karena pengikut
(29)
4. Delegasi.
Pada gaya ini bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan
tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan
kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukan
mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk
memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri.
2.1.4Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Mahsun (2006:25), kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah
prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai
SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja (performance) dapat dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor (Hennry Simamora dalam Mangkunegara 2009:14), yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari:
1. Kemampuan dan keahlian
2. Latar belakang
(30)
b. Faktor psikologis yang terdiri dari:
1. Persepsi
2. Attitude 3. Personality 4. Pembelajaran
5. Motivasi
c. Faktor organisasi yang terdiri dari:
1. Sumber daya
2. Kepemimpinan
3. Penghargaan
4. Struktur
5. Job design
2.1.5Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan (BPKP dalam Mahsun 2006:71). Mathis dan Jackson (2006:378)
menyatakan beberapa indikator kinerja yaitu:
1. Kuantitas dari hasil
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu
4. Kehadiran
(31)
2.2 Penelitian Terdahulu
Ulfa Maulida Nur (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT.
Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Jalan S. Parman No 77 Medan). Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan sebesar 0,830 atau
sangat kuat antara perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja. Dari hasil
uji determinan maka pengaruh perilaku kepemimpinan situasional terhadap
kinerja karyawan sebesar 68,89%, sehingga ada pengaruh antara perilaku
kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan dengan hipotesis (Ha)
positif dapat diterima.
Refani (2006), dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Gaya
Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. BANK
RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG BINJAI”. Menggunakan
alat analisis regresi berganda menunjukkan: ada hubungan yang positif dan
signifikan antara variabel gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja
karyawan. Dari hasil uji determinan maka pengaruh perilaku kepemimpinan
situasional terhadap kinerja karyawan sebesar 69,3%. Persamaan regresi linear
berganda yang didapat, yaitu y = 5,910 +0,143X1 + 15,434X2. Dari persamaan
ini maka tingkat keeratan hubungan keduanya sebesar 82%.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa dari tinjauan teori dan penelitian
(32)
tuntunan untuk memecahkan masalah dalam penelitian serta merumuskan
hipotesis yang berbentuk bagan alur yang dilengkapi data kualitatif. Menurut Dale
(dalam Mangkunegara 2009:14) faktor-faktor yang mempegaruhi kinerja terdiri
dari:
1. Faktor internal, yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang
seperti tipe pekerja keras.
2. Faktor eksternal, berasal dari lingkungan seperti rekan kerja, pimpinan,
fasilitas kerja dan iklim organisasi.
Hennry Simamora (dalam Mangkunegara 2009:14) juga mendukung
pendapat bahwa aspek kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang. Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan
Blanchard (dalam Thoha, 2007:63) didasarkan pada saling berhubungannya
hal-hal berikut ini:
1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan,
2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan,
3. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam
melakasanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.
Konsepsi ini dikembangkan untuk membantu orang menjalankan
kepemimpinan dengan memperhatikan peranannya, yang lebih efektif di dalam
interaksinya dengan orang lain setiap harinya. Berdasarkan hal tersebut Hersey
dan Blanchard (dalam Miftah Thoha, 2007:66) mengidentifikasi empat gaya
(33)
1. Instruksi: Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan
memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan di mana
melaksanakan berbagai tugas.
2. Konsultasi: Pemimpin masih banyak memberikan pengarahan, tetapi hal
ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan
perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut
tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka.
3. Partisipasi: Pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
4. Delegasi: Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan
untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memiliki
kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam
pengarahan perilaku mereka sendiri.
Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Mathis dan Jacson (2004:378) menyatakan kinerja karyawan dalam perusahaan
dapat diukur melalui:
1. Kuantitas dari hasil
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu
4. Kehadiran
(34)
Dari penjelasan ini maka gaya kepemimpinan situasional (instruksi,
konsultasi, partisipasi, dan delegasi) berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Adapun kerangka pemikiran tersebut dapat diperlihatkan pada gambar berikut ini:
Sumber : Thoha (2007), Matis dan Jakson (2006) (Diolah)
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis
penelitian ini adalah: “Gaya Kepemimpinan Situasional Konsultasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda”.
Kinerja Karyawan Gaya Kepemimpinan Situasional
1. Instruksi 2. Konsultasi 3. Partisipasi 4. Delagasi
(35)
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksplanasi, dimana penelitian ini dapat dikaji
menurut tingkatnya yang didasarkan pada tujuan objeknya. Pada tingkat
eksplanasi, penelitian termasuk kedalam asosiatif , yakni penelitian yang
menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel
yang terumus pada hipotesis penelitian, yakni pengaruh variabel gaya
kepemimpinan situasional terhadap variabel kinerja karyawan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Medan Iskandar Muda jalan Iskandar Muda No. 173 Medan.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2011 sampai dengan
Januari 2012.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional bertujuan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
(36)
kepemimpinan situasional dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
3.4 Defenisi Operasional
Defenisi operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada
variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini
menurut Hersey dan Blanchard (dalam Miftah Thoha, 2007:66)
adalah:
1. Instruksi (X1): Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya
dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan di
mana melaksanakan berbagai tugas.
2. Konsultasi (X2): Pemimpin masih banyak memberikan pengarahan,
tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua
arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan
pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran
mereka.
3. Partisipasi (X3): Pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide
dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
4. Delegasi (X4) : Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi
bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena
mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung
(37)
b. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya
tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel terikat
adalah Kinerja Karyawan. Indikatornya yaitu:
1. Kuantitas dari hasil
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu
4. Kehadiran
(38)
Secara keseluruhan defenisi operasional variabel dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Sumber: Thoha (2007), Mathis dan Jackson (2006) (diolah)
No Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala
1 Instruksi (X1)
Kepala Cabang memberikan batasan peranan bawahan dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan di mana melaksanakan berbagai tugas.
1. Penegasan tugas
2. Selalu melakukan pengarahan secara spesifik
3. Selalu melakukan pengawasan secara ketat
Likert
2 Konsultasi (X2)
Kepala Cabang banyak memberikan pengarahan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan bawahan tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka.
1. Meminta saran atas keputusan yang akan ditetapkan
2. Meminta ide
mengenai pemecahan masalah
Likert
3 Partisipasi (X3)
Kepala Cabang dan bawahan saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
1. Pemecahan masalah dilakukan secara bersama-sama
2. Menekankan
pentingnya bekerja sama antara atasan dengan bawahan
Likert
4 Delegasi (X4)
Kepala Cabang memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri.
1. Menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada bawahan
2. Menyerahkan seluruh pemecahan masalah kepada bawahan
3. Kontrol cara pelaksanaan tugas pada bawahan
Likert
5 Kinerja Karyawan (Y)
Hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan standart kerja yang ditetapkan.
1. Kuantitas dari hasil 2. Kualitas dari hasil 3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran
5. Kemampuan bekerja sama
(39)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji,
setiap jawaban akan diberi skor (Sugiono, 2006:105).
Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka peneliti
memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan
skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini:
Tabel 3.2 Skor Pendapat Responden
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiono (2006)
3.6 Populasi dan Sampel
a.Populasi
Menurut Sugiyono (2006:72), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Objek dalam penelitian ini adalah karyawan yang
termasuk dalam kategori manajemen menengah. Hal ini disebabkan pada
level tersebut karyawan akan berinteraksi secara langsung dengan
(40)
kepada kinerja karyawan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
berjumlah 121 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiono 2006:73). Jumlah sampel dalam penelitian
ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin.
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi
E = Standar Error 0,08 (8%)
(41)
3.7 Jenis Data
Peneliti menggunakan dua jenis data dalam dalam melakukan penelitian
untuk membantu memecahkan masalah, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara
langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai
variabel yang diteliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori
yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data
sekunder dari literature, buku dan internet.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertayaan mengenai variabel yang
diteliti di dalam penelitian ini yang akan diisi oleh responden.
b. Wawancara
Penulis melakukan wawancara langsung dengan pimpinan dan
karyawan untuk mendapatkan masukan yang berhubungan dengan bidang
(42)
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang dkk.,
2010:69). Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai
berikut :
Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Situmorang dkk., 2010:72).
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada
30 orang karyawan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan
Iskandar Muda di luar sampel penelitian yaitu pada Unit Simalingkar, Unit Gatot
Subroto, Unit Kapten Muslim, Unit Setiabudi dan Unit Katamso dengan
menggunakan program SPSS 16.
3.10 Teknik Analisa
Analisis dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Analisis Deskriptif
Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
(43)
mengelompokkannya, selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga
diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.
b. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, agar dapat
perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik.
Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi,
yakni:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal
(Situmorang dkk., 2010:95).
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan histogram, grafik dan Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5%.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji homoskedastisitas bertujuan untuk menguji apakan
sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup
tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka
dikatakan ada homoskedastitas, sedangkan jika varians tidak sama
dikatakan terjadi heteroskedastitas (Situmorang dkk., 2010:95).
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui uji
(44)
3. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan linear yang sempurna di antara
variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya
gejala multikolineritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF (Varians Inflation Factor) melalui program SPSS.
Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai Tolerence>0,1
atau nilai VIF<5, maka tidak terjadi multikolineritas (Situmorang
et al., 2010:136).
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel
dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual.
Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan
hubungan linear antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1,
X2, X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y
(Situmorang et al., 2010:141).
Untuk memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan
bantuan program SPSS.
Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan
(45)
X1 = Instruksi
X2 = Konsultasi
X3 = Partisipasi
X4 = Delegasi
b = Koefisien Regresi
e = Standar Error
Dalam analisis regresi linear berganda terdapat tiga jenis ketepatan, yaitu:
1. Uji Determinan (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. 2. Uji F (Uji Secara Simultan)
Bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama
variabel independen (Perilaku Instruksi, Perilaku Konsultasi, Perilaku Partisipasi dan Perilaku Delegasi) terhadap variabel dependen (Kinerja Karyawan).
Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
Ho : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap kinerja karyawan.
Ho : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Xi terhadap kinerja karyawan. Dengan kriteria pangambilan keputusan:
Ho diterima jika t hitung < t table pada α = 5%
(46)
3. Uji t (Uji secara parsial)
Uji T ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
Ho : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap penilaian kinerja.
Ho : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Xi terhadap kinerja karyawan. Dengan kriteria pangambilan keputusan:
Ho diterima jika t hitung < t table pada α = 5%
(47)
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
"De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden" (Bank
Penolong dan Tabungan bagi Priayi Purwokerto) didirikan pada tanggal
16 Desember 1895 oleh Raden Wiriatmadja dan kawan-kawan dengan akta
otentik yang di buat oleh E. Sieburgh, Asisten Residen pada waktu itu. Tahun
1896 W. P. D. de Wolf Van Westenrode, yang menggantikan E.Sieburgh bersama
Al. Schiff, mendirikan "De Poerwokertosche Hulp Spaatr-en Spaarbank de
Inlandsche Hoofden".
Pada tahun 1898 dengan bantuan dari Pemerintah Hindia Belanda
didirikan Volksbanken (Bank Rakyat Daerah Kertajaya meliputi wilayah
administrasi kabupaten atau Afdelling), sehingga kemudian Volksbanken disebut
pula sebagai Afdelling Bank. Ternyata Voiksbanken saat itu mengalami kesulitan,
sehingga Pemerintah Hindia Belanda turut campur tangan dalam Perkreditan
Rakyat, dengan mendirikan Dienest de Volkskredietwesen (Dinas Perkreditan
Rakyat) pada tahun 1904 yang membantu Volksbanken secara materil dan
inmateril dengan tambahan modal, bimbingan, pengawasan dan pembinaan.
Dengan demikian Perkreditan Rakyat sejak tahun 1904 menjadi Regerngzrong
(48)
Pada tahun 1912 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Central Kas yang
bertimgsi sebagai Bank Sentral bagi Volksbanken termasuk juga Bank Desa.
Sebagai akibat resesi dunia tahun 1929-1932 banyak Volksbanken yang tidak
dapat bejalan dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka pada tahun
1934 didirikaniah Algemeene Volkscrediet Bank (AVB) yang berstatus badan
hukum Eropa. Modal pertama dari hasil likuidasi Central Kas ditambah dengan
kekayaan bersih dari Volksbanken. Pada zaman kedudukan Jepang, berdasarkan
Undang-Undang tanggal 3 Oktober 1942 AVB di Pulau Jawa diganti namanya
dengan Syoomin Ginko (Bank Rakyat).
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus
1945 dengan Peraturan Pemerintah No.l tahun 1946 maka ditetapkan berdirinya
Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank pemerintah. Sementara itu, di pihak NICA
di Jakarta didirikan Kantor Besar AVB. Pada tahun 1948 ibukota Republik
Indonesia Yogyakarta diduduki oteh Belanda maka Kantor Besar Bank Rakyat
Indonesia dihapuskan oleh NICA. Pada saat itu kegiatan Bank Rakyat Indonesia
terhenti untuk sementara waktu.
Dengan tercapainya Room-Royen, maka Kantor Besar Bank Rakyat
Indonesia aktif kembali, tetapi wilayah kerjanya hanya daerah yang dikembalikan
kepada Republik Indonesia tahun 1945 (Daerah Renville). Sedangkan daerah
lainnya nama AVB diganti menjadi BARRIS (Bank Rakyat Republik Indonesia
Serikat). Kemudian Direksi Bank Rakyat Indonesia dipindahkan dari Yogyakarta
ke Jakarta untuk dijadikan Direksi BARRIS, sesuai surat keputusan Mentri
(49)
mendapat protes dari federalis karena kantor BAKRIS belum ada sehinga diralat
dengan nama Direksi AVB/BRI.
Meskipun pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS dengan Undang
Undang Dasar Sementar 1950 negara Republik Indonesia dijadikan kesatuan,
tetapi AVB dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1951 berdasarkan Undang
Undang No. 12 tahun 1951. Selain itu, peraturan pemerintah No. 25 tanggal 20
April 1951 menjadikan Bank Rakyat Indonesia sebagai bank menengah.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali ke
UUD 1945, maka dengan PERPU No. 41 tahun 1960 tanggal 26 Oktober
lembaran negara No. 128-190 dibentuk BKTN (Bank Koperasi, Tani, dan
Nelayan). Pada integrasi ketiga bank pemerintah ini terlaksana, semua Bank
Umum Negara serta Bank Tabungan Pos disatukan dengan Bank Indonesia
berdasarkan PENPRES No. 8 tanggal 4 Januari 1965 sebagai kebijakan
pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal.
Pada PENPRES baru No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank
Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI). Dan BKTN diintegrasikan
dengan nama Bank Negara Indonesia Unit 11 Bidang Exim. Pada tahun 1968 UU
No. 14 tahun 1967 tentang UU Pokok Perbankan, dengan UU No. 13 Tahun 1968
tentang UU Bank Sentral fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
dikemhalikan, dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Exim/Rural dijadikan
(50)
a. Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban
serta kekayaan dan perlengkapan Bank Negara Indonesia bidang Rural
dengan UU No. 21 tahun 1968.
b. Bank Ekspor Impor Indonesia menampung segala hak dan kewajiban
serta kekayaan, dan perlengkapan Bank Negara Unit II bidang Exim
dengan UU No. 22 tahun 1968.
Pada akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Rakyat
Indonesia Kep:S.67-DR/12/1982 Direksi Bank Rakyat Indonesia menetapkan,
bahwa hari jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 desember 1995. Bank
Rakyat Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan dunia perbankan
yang semakin pesat, maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit
kerja yang berjumah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 kantor pusat, 12 kantor
wilayah,12 kantor inspeksi/SPI, 170 kantor cabang, 145 kantor cabang pembantu,
1 kantor cabang khusus, 1 New York Agency, 1 Cayman Island Agency, 1 kantor
perwakilan Hongkong, 40 kantor kas bayar, 6 kantor mobil bank, 193 P.Point,
3.705 BRI Unit dan 357 pos pelayanan desa.
Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30%
sahamnya di bank tersebut. Bank ini kemudian menjadi perusahaan publik dengan
nama yang dipakainya sekarang. Salah satu kantor cabang yang didirikan di
Indonesia adalah kantor cabang yang terletak di Jl. Iskandar Muda No. 173,
(51)
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia mempunyai visi untuk menjadi bank komersial
terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
2. Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia mempunyai misi yakni:
a) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah untuk
perkembangan ekonomi masyarakat.
b) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
c) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah meialui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dengan melaksanakan praktik good coorperate governance.
4.1.3 Struktur Organisasi
Setiap organisasi baik berbentuk organisasi perusahaan maupun organisasi
perkumpulan biasa, pasti akan mempunyai struktur organisasi. Salah satu
tujuannya adalah untuk menggambarkan batas-batas tugas, wewenang, dan
tanggung jawab, serta bagaimana hubungan satu bagian dengan bagian lainnya
dalam organisasi tersebut guna mencapai tujuan bersama. Untuk menggerakkan
organisasi dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi
(52)
dengan jabatannya. Hubungan dan kerjasama dalam organisasi dapat dilihat dalam
struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah susunan sub-sub sistem dengan wewenang dan
tanggung jawab yang menggambarkan pola hubungan 2 orang atau lebih. Struktur
organisasi tersebut menjelaskan tentang apa yang dilakukan, siapa yang
melaksanakan, siapa yang memimpin dan mengawasi agar tujuan organisasi dapat
dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Cabang Medan Iskandar Muda berbentuk organisasi garis
yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tugas dan tanggung
jawab serta hubungan pelaporan yang terdapat di dalam perusahaan.
Adapun struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang
Medan Iskandar Muda adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin Cabang (Pinca)
2. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh:
a. Account Officer Komersial
b. Account Officer Konsumer
c. Account Officer Program
d. Account Officer Reskuntrukrisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah
e. Funding Officer
3. Manajer Operasional
Manajer operasional dalam pelaksanaannya dibantu oleh:
(53)
b. Asisten Manajer Operasional (AMO)
4. Manajer Bisnis Mikro
Manajer Bisnis Mikro dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh:
a. Asisten Manajer Bisnis Mikro (AMBM),
b. Penilik
Manajer Manajer
Pimpinan Account Officer Komersial Account Officer Konsumer Funding Officer
AMPB AMO
Supervisor Administrasi Pet. ADK Komersial Pet. ADK Konsumer
Pet. ADK Kurir Kas Supervisor Pelayanan Intern Sekretariat dan SDM Petugas Logistik Petugas Laporan Arsip, ITM Supervisor Pelayanan Kas Teller Petugas TTK Payment Point Supervisor Pelayanan Dana Custumer Service Petugas Administrasi Petugas NIK Petugas Kliring Petugas Devisa
(54)
4.1.4 Produk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) saat ini memiliki 3 jenis produk,
yaitu:
1. Produk Dana, terdiri dari:
a. Deposito BRI (Depo BRI)
Deposito BRI adalah tabungan berjangka yang dikeluarkan oleh
Bank Rakyat Indonesia yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam
jangka waktu yang teah diperjanjikan antara nasabah penyimpan dengan
bank. Deposito BRI dapat dibagi atas: Deposito On Call, Deposito Automatic Roal-Over (ARO), Deposito berjangka dan sertefikat deposito. b. Tabungan Britama
Britama adalah salah satu jenis tabungan masyarakat di Bank
Rakyat Indonesia yang penyetorannya dapat diakukan setiap saat serta
frekuensi pengambilannya tidak dibatasi sepanjang saldonya mencukupi
dan memenuhi syarat yang ditentukan.
c. Tabungan Haji
Tabungan haji adalah salah satu simpanan di BRI yang
penyetorannya dapat dilakukan setiap saat yang bertujuan sebagai dana
untuk menunaikan ibadah haji. Tabungan haji dapat ditarik oleh nasabah
setelah dana yang dikumpulkan mencapai dana yang dibutuhkan dalam
(55)
d. Giro
Giro adalah simpanan yang ada pada BRI yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan sarana
lainnya.
2. Produk Kredit, terdiri dari:
a. Kredit Pegawai Tetap/Kredit kepada Golongan Berpenghasilan Tetap
(KRETAP), merupakan salah satu layanan kredit yang ditawarkan BRI
untuk para pegawai yang berpenghasilan tetap. Nasabah dapat
mempergunakan fasilitas KRETAP untuk memenuhi berbagai keperluan
baik produktif maupun konsumtif.
b. Kredit Pegawai Pensiunan (KRESUN) merupakan kredit yang diberikan
khusus kepada pegawai pensiunan.
c. KPR Griya Multi, digunakan untuk berbagai keperluan seperti renovasi
rumah, modal kerja, sekolah atau kebutuhan lainnya.
3. Produk Layanan dan Jasa, terdiri dari:
a. Western Union
Western Union adalah pengiriman uang secara cepat yang dilakukan
melalui lintas negara atau dalam satu negara.
b. Kiriman Uang
Kiriman uang (transfer) merupakan jasa pengiriman uang baik
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing melalui jaringan on-line di
BRI seluruh Indonesia dan media elektronik untuk pengiriman uang keluar
(56)
c. Kliring
Kliring adalah proses penyampaian surat berharga yang belum
merupakan suatu kewajiban bagi bank, dimana surat berharga tersebut
disampaikan oleh bank penarik, hingga adanya pengesahan oleh bank
tertarik, melalui lembaga kliring yang dinyatakan dalam mata uang rupiah.
d. Inkaso
Inkaso adalah penagihan yang dilakukan oleh pihak bank karena
bank mendapat kuasa dari suatu perusahaan atau perseorangan untuk
melakukan penagihan kepada pihak lain seperti cek dan bilyet giro.
e. Safe Deposit Box
Safe deposit box adalah pelayanan bank dalam bentuk
menyewakan box atau kotak dengan ukuran tertentu untuk menyimpan
barang-barang berharga dalam jangka waktu tertentu dan nasabah
memegang sendiri kunci kotak penyimapanan tersebut.
f. Money Changer
Money changer adalah layanan yang diberikan bank yaitu dengan
jual beli mata uang asing tertentu yang memiliki catatan kurs pada Bank
Indonesia.
g. Bank Garansi
Bank garansi merupakan jaminan pembayaran kepada pemilik
proyek dimana dengan jaminan tersebut bank akan menyatakan memenuhi
kewajiban debitur kepada pemilik proyek apabila debitur tidak daat
(57)
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
responden penelitian. Kuesioner berisikan 18 pernyataan yang terdiri dari 3 butir
untuk instruksi (X1), 3 butir untuk konsultasi (X2), 3 butir untuk partisipasi (X3), 4
butir untuk delegasi (X4) dan 5 butir untuk variabel kinerja karyawan (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. Analisis deskriptif dalam penelitian
ini adalah analisis deskriptif responden dan analisis deskriptif variabel.
1. Analisis Deskriptif Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 25 36,2
2 Perempuan 44 63,8
Jumlah 69 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas jenis kelamin
responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah karyawan yang berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 44 orang atau sebesar 63,8 %,
sedangkan karyawan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 25 orang
(58)
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
1 20-30 tahun 47 68,1
2 31-40 tahun 16 23,2
3 > 40 tahun 6 8,7
Jumlah 69 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas usia responden yang
diteliti dalam penelitian ini adalah karyawan dengan usia 20-30 tahun yaitu
sebanyak 47 orang atau sebesar 68,1%. Selain itu responden dalam
penelitian ini memiki usia 31-40 tahun sebanyak 16 orang atau sebesar
23,2% dan usia diatas 40 tahun sebanyak 6 orang atau sebesar 8,7%.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama
Bekerja Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
1 < 1 Tahun 3 4,3
2 1-10 Tahun 47 68,1
3 11-20 Tahun 15 21,7
4 20 > Tahun 4 5,8
Jumlah 69 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini memiliki masa kerja 1-10 tahun yaitu sebanyak 47 orang atau
sebesar 68,1%. Selain itu masa kerja responden dalam penelitian ini adalah
(59)
sebanyak 4 orang atau sebesar 5,8% dan dibawah 1 tahun sebanyak 3
orang atau sebesar 4,3%.
2. Analisis Deskriptif Variabel
Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan Skala Likert untuk menanyakan tanggapan responden terhadap
variabel Instruksi (X1), variabel Konsultasi (X2), variabel Partisipasi (X3),
variabel Delegasi (X4) dan variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan (Y).
a. Instruksi
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Instruksi
Butir Frekuensi
SS % S % KS % TS % STS %
1 9 13 50 72,5 7 10,1 3 4,3 - -
2 14 20,3 46 66,7 8 11,6 1 1,4 - -
3 4 5,8 43 62,3 18 26,1 4 5,8 - -
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa :
1) Pada pernyataan butir 1 (satu) terdapat 9 responden (13,0%)
menjawab sangat setuju, 50 responden (72,5%) menjawab setuju, 7
responden (10,1%) menjawab kurang setuju, 3 responden (4,3)
menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang
memilih jawaban sangat tidak setuju.
2) Pada pernyataan butir 2 (dua) terdapat 14 responden (20,3%)
menjawab sangat setuju, 46 responden (66,7%) menjawab setuju, 8
(60)
(1,4%) menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden
yang memilih jawaban sangat tidak setuju.
3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 4 responden (5,8%)
menjawab sangat setuju, 43 responden (62,3%) menjawab setuju,
18 responden (26,1%) menjawab kurang setuju dan 4 responden
(5,8%) menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden
yang memilih jawaban sangat tidak setuju.
b. Konsultasi
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Konsultasi
Butir Frekuensi
SS % S % KS % TS % STS %
1 12 17,4 52 75,4 5 7,2 - - - -
2 19 27,5 49 71 1 1,4 - - - -
3 23 33,3 41 59,4 5 7,2 - - - -
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :
1) Pada pernyataan butir 1 (satu) terdapat 12 responden (17,4%)
menjawab sangat setuju, 52 responden (75,4%) menjawab setuju, 5
responden (7,2%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak ada
responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
2) Pada pernyataan butir 2 (dua) terdapat 19 responden (27,5%)
menjawab sangat setuju, 49 responden (71,0%) menjawab setuju,
(61)
ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 23 responden (33,3%)
menjawab sangat setuju, 41 responden (59,4%) menjawab setuju, 5
responden (7,2%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak ada
responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
c. Partisipasi
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Partisipasi
Butir Frekuensi
SS % S % KS % TS % STS % 1 14 20,3 47 68,1 7 10,1 1 1,4 - - 2 12 17,4 49 71 7 10,1 1 1,4 - - 3 19 27,5 46 66,7 4 5,8 - - - - Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :
1) Pada pernyataan butir 1 (satu) terdapat 14 responden (20,3%)
menjawab sangat setuju, 47 responden (68,1%) menjawab setuju, 7
responden (10,1%) menjawab kurang setuju, 1 responden (1,4%)
menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang
memilih jawaban sangat tidak setuju.
2) Pada pernyataan butir 2 (dua) terdapat 12 responden (17,4% )
menjawab sangat setuju, 49 responden (71,0%) menjawab setuju, 7
(62)
menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang
memilih jawaban sangat tidak setuju.
3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 19 responden (27,5%)
menjawab sangat setuju, 46 responden (66,7%) menjawab setuju
dan 4 responden (5,8%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini
tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
d. Delegasi
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Delegasi
Butir Frekuensi
SS % S % KS % TS % STS % 1 4 5,8 17 28,6 33 47,8 13 18,8 2 2,9 2 3 4,3 13 18,8 34 49,3 12 17,4 7 10,1 3 4 5,8 6 8,7 37 53,6 18 26,1 4 5,8 4 5 7,2 17 24,6 34 49,3 12 17,4 1 1,4 Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa :
1) Pada pernyataan butir 1 (satu) terdapat 4 responden (5,8%)
menjawab sangat setuju, 17 responden (28,6%) menjawab setuju,
33 responden (47,8%) menjawab kurang setuju, 13 responden
(18,8%) menjawab tidak setuju dan 2 responden (2,9%) menjawab
sangat tidak setuju.
2) Pada pernyataan butir 2 (dua) terdapat 3 responden (4,3%)
menjawab sangat setuju, 13 responden (18,8%) menjawab setuju,
(63)
(17,4%) menjawab tidak setuju dan 7 responden (10,1%)
menjawab sangat tidak setuju.
3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 4 responden (5,8%)
menjawab sangat setuju, 6 responden (8,7%) menjawab setuju, 37
responden (53,6%) menjawab kurang setuju dan 18 responden
(26,1%) menjawab tidak setuju dan 4 responden (5,8%) menjawab
sangat tidak setuju.
4) Pada pernyataan butir 4 (empat) terdapat 5 responden (7,2%)
menjawab sangat setuju, 17 responden (24,6%) menjawab setuju,
34 responden (49,3%) menjawab kurang setuju, 12 responden
(17,4%) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1,4 %) menjawab
sangat tidak setuju.
e. Kinerja Karyawan
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan
Butir Frekuensi
SS % S % KS % TS % STS % 1 12 17,4 56 81,2 1 1,4 - - - - 2 21 30,4 46 66,7 2 2,9 - - - - 3 16 23,2 39 56,5 10 14,5 3 4,3 1 1,4 4 22 31,9 44 63,8 3 4,3 - - - - 5 16 23,2 41 59,4 12 17,4 - - - -
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa :
1) Pada pernyataan butir 1 (satu) terdapat 12 responden (17,4%)
menjawab sangat setuju, 56 responden (81,2%) menjawab setuju, 1
(64)
responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
2) Pada pernyataan butir 2 (dua) terdapat 21 responden (30,4%)
menjawab sangat setuju, 46 responden (66,7%) menjawab setuju,
2 responden (2,9%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak
ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 16 responden (23,2%)
menjawab sangat setuju, 39 responden (56,5%) menjawab setuju,
10 responden (14,5%) menjawab kurang setuju, 3 responden
(4,3%) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1,4%) menjawab
sangat tidak setuju.
4) Pada pernyataan butir 4 (empat) terdapat 22 responden (31,9%)
menjawab sangat setuju, 44 responden (63,8%) menjawab setuju
dan 3 responden (4,3%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini
tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
5) Pada pernyataan butir 5 (lima) terdapat 16 responden (23,2%)
menjawab sangat setuju, 41 responden (59,4%) menjawab setuju
dan 12 responden (17,4%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini
tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat
(65)
4.2.2 Uji Validitas dan Reabilitas
Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang
diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan
reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain.
Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0.
a. Uji Validitas
Adapun syarat instrumen dapat dinyatakan valid menurut Situmorang,
dkk (2010:68) yaitu :
a. Korelasi tiap faktor positif
b. Nilai rhitung≥ 0,361
Instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik jika
telah memenuhi syarat di atas. Butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan
gugur dan dikeluarkan, dan apabila semua butir pernyataan telah dinyatakan
valid maka instrumen tersebut layak untuk dijadikan kuesioner penelitian.
Penulis mengajukan kuesioner yang berisi 19 pernyataan yang
menyangkut variabel independen yaitu Instruksi (X1), Konsultasi (X2),
Partisipasi (X3), Delegasi (X4) dan variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan
(Y) kepada 30 responden untuk keperluan uji validitas instrumen yang
(66)
Tabel 4.9 Uji Validitas 1 Pernyataan
Corrected Item-Total
Correlation (rhitung)
rtabel Keterangan
Butir 1 .456 0.361 Valid
Butir 2 .395 0.361 Valid
Butir 3 .446 0.361 Valid
Butir 4 .095 0.361 Tidak Valid
Butir 5 .642 0.361 Valid
Butir 6 .659 0.361 Valid
Butir 7 .655 0.361 Valid
Butir 8 .509 0.361 Valid
Butir 9 .409 0.361 Valid
Butir 10 .432 0.361 Valid
Butir 11 .385 0.361 Valid
Butir 12 .626 0.361 Valid
Butir 13 .502 0.361 Valid
Butir 14 .519 0.361 Valid
Butir 15 .415 0.361 Valid
Butir 16 .424 0.361 Valid
Butir 17 .466 0.361 Valid
Butir 18 .402 0.361 Valid
Butir 19 .467 0.361 Valid
Sumber : Data primer diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 (Febuari,2011)
Pada Tabel 4.9 dapat dilihat dari 19 butir pernyataan yang ada sebanyak
18 butir pernyataan valid dan ada 1 butir pernyataan yang tidak valid yaitu
butir 4 karena corrected item-total correlation lebih kecil dari nilai rtabel
untuk 30 sampel yaitu 0,361. Maka pernyataan tersebut harus dikeluarkan,
(67)
Tabel 4.10 Uji Validitas 2 Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation (rhitung)
rtabel Keterangan
Butir 1 .476 0.361 Valid
Butir 2 .418 0.361 Valid
Butir 3 .423 0.361 Valid
Butir 5 .655 0.361 Valid
Butir 6 .666 0.361 Valid
Butir 7 .656 0.361 Valid
Butir 8 .537 0.361 Valid
Butir 9 .428 0.361 Valid
Butir 10 .451 0.361 Valid
Butir 11 .389 0.361 Valid
Butir 12 .617 0.361 Valid
Butir 13 .498 0.361 Valid
Butir 14 .492 0.361 Valid
Butir 15 .432 0.361 Valid
Butir 16 .432 0.361 Valid
Butir 17 .449 0.361 Valid
Butir 18 .398 0.361 Valid
Sumber : Data primer diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 (Febuari, 2011)
Pada Tabel 4.10 seluruh pernyataan telah valid, yaitu nilai corrected item-total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar atau sama dengan 0,361. Dengan demikian, kuesioner penelitian dinyatakan valid, sehingga
dapat disebarkan kepada responden yang terpilih untuk dijadikan instrumen
dalam penelitian ini.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2008:58), suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,8. Hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.11.
(68)
Tabel 4.11 Uji Reabilitas
Cronbach's
Alpha N of Items
.872 18
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16. (Febuari, 2011)
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha 0,872 lebih besar dari 0,8. Dengan demikian, kuesioner penelitian dinyatakan reliabel, sehingga
dapat disebarkan kepada responden yang terpilih untuk dijadikan instrumen
dalam penelitian ini.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebuah data mengikuti atau
mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov Smirnov.
a. Pendekatan Grafik
Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila pola-pola terletak
di sepanjang garis diagonal, maka sebaran data dinyatakan normal.
(69)
Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 (Febuari, 2011)
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat titik-titik mengikuti data di
sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun
untuk lebih memastikan data berdistribusi normal maka dilakukan uji
Kolmogorov-Smirnov.
b. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila sig > 0,05 maka
distribusi data bersifat normal dan apabila sig < 0,05 maka distribusi data
tidak normal. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
0,249 yang lebih besar dari 0,05 (0,249 > 0,05) yang berarti bahwa
(70)
Tabel 4.12 Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardiz ed Residual
N 69
Normal Parametersa
Mean .0000000
Std. Deviation 1.70930295 Most Extreme
Differences
Absolute .087
Positive .087
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .725
Asymp. Sig. (2-tailed) .670
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 (Febuari, 2011)
Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
0,670 atau lebih besar dari 0,05 (0,670 > 0,05) yang berarti bahwa variabel
residua l berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas yang dapat diuji dengan menggunakan pendekatan grafik
dan pendekatan statistik.
a. Pendekatan Grafik
Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila titik-titik
menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol pada
sumbu Y, maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian
(71)
Gambar 4.3 PengujianHeteroskedastisitas Scatterplot Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 (Febuari, 2011)
Gambar 4.3 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
(1)
YQ2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Setuju 2 2.9 2.9 2.9
Setuju 46 66.7 66.7 69.6
Sangat Setuju 21 30.4 30.4 100.0
Total 69 100.0 100.0
YQ3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4
Tidak Setuju 3 4.3 4.3 5.8
Kurang Setuju 10 14.5 14.5 20.3
Setuju 39 56.5 56.5 76.8
Sangat Setuju 16 23.2 23.2 100.0
Total 69 100.0 100.0
YQ4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Setuju 3 4.3 4.3 4.3
Setuju 44 63.8 63.8 68.1
Sangat Setuju 22 31.9 31.9 100.0
(2)
YQ5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Setuju 12 17.4 17.4 17.4
Setuju 41 59.4 59.4 76.8
Sangat Setuju 16 23.2 23.2 100.0
(3)
Lampiran 7
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 69
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.70930295 Most Extreme
Differences
Absolute .087
Positive .087
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .725
Asymp. Sig. (2-tailed) .670
(4)
Lampiran 8
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.681 1.862 -.366 .716
Instruksi .054 .078 .085 .699 .487
Konsultasi .179 .101 .222 1.776 .080
Partisipasi -.067 .090 -.098 -.737 .464
Delegasi .002 .043 .006 .046 .964
(5)
Lampiran 9
Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 12.083 3.482 3.470 .001
Instruksi -.264 .145 -.197 -1.821 .073 .988 1.012
Konsultasi .694 .189 .407 3.682 .000 .947 1.056
Partisipasi .097 .169 .068 .575 .568 .830 1.205
Delegasi .146 .080 .211 1.836 .071 .875 1.143
(6)
Lampiran 10
Uji Regresi
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Delegasi,
Instruksi, Konsultasi, Partisipasia
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .509a .259 .213 1.76191
a. Predictors: (Constant), Delegasi, Instruksi, Konsultasi, Partisipasi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 69.526 4 17.382 5.599 .001a
Residual 198.677 64 3.104
Total 268.203 68
a. Predictors: (Constant), Delegasi, Instruksi, Konsultasi, Partisipasi b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.083 3.482 3.470 .001
Instruksi -.264 .145 -.197 -1.821 .073
Konsultasi .694 .189 .407 3.682 .000
Partisipasi .097 .169 .068 .575 .568