Perbandingan Efek Anti-Bakteri Infusum Daun Sirih (Piper betle L) 30% Dengan Povidoneiodine 1% Terhadap Flora Normal Mulut.
III
ABSTRAK
PERBANDINGAN EFEK ANTI-BAKTERI INFUSUM DAUN SIRIH ( Piper betle L ) 30%
DENGAN
POVIDONE
IODINE 1% TERHADAP FLORA NORMAL MULUT( M IKHSAN N, 2001 PEMBIMBING : dr. Widura M.S.; dr Fanny ) Dalam bidang medik sirih dikenal sebagai daun dengan aktifitas anti bakteri cukup baik, oleh sebab itu daun ini berpotensi untuk dapat kita pakai sebagai pengganti obat yang bersifat anti bakteri
.
Flora normal mulut yang jumlahnya tidak terkontrol menyebabkan beberapa penyakit mulut. Penyakit mulut ringan maupun berat contohnya bau mulut, stomatitis, atau caries gigi sebagian besar diakibatkan oleh bakteri normal tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian apakah sirih dapat membantu mengontrol pertumbuhan bakteri normal mulut atau tidak.Penelitian dilakukan terhadap mulut seseorang dengan cara mengambil apusan lendir mulut bagian dalam pipi sebelum dan setelah berkumur dengan dua cairan yang berbeda yaitu infusum daun sirih 30% dengan Povidone Iodine 1%, apusan lendir yang mengandung bakteri normal tersebut ditanam pada lempeng agar nutrient. Penelitian menunjukkan pertumbuhan kuman dihambat, baik oleh sirih maupun Povidone Iodine, namun bakteri lebih peka terhadap daun sirih dibandingkan dengan Povidone Iodine.
Kesimpulan akhir yang dapat yaitu perbandingan kekuatan anti bakteri alami dari daun sirih lebih baik dari pada Povidone Iodine sebagai anti bakteri kimia kemasan buatan pabrik.
(2)
ABSTRACT
THE ANTI-BACTERUL COMAPARATIVE BETWEEN 30% BETLE VINE (Piper betle L) INFUSUM
WITH 1 % POUDONE IODINE
TO THE NORMAL MOUTH MICROORGANISM ( M IKHSAN N, 2001 TUTORS : dr Widura
M.S.;
dr Fanny) Betle vein known by people in Indonesian as a medicine plant that use for traditional medicine cure for some cases. A lot of alternative medicine are based on the function from that leaves. The usefull of betle vein as a medicine plants, was just a litle bit that already prooved by a clinical test, because this experiment was got the less priority from the experts.In medical research betle vein known
as
an anti bakterial leaves, this reason explained us about, this leaves hasa
potensial to be an anti bacterial medicine. Normaly flora in mouth that contain with several different bacteries sometime can cause some mount infection. Such as caries, stomatitis or at least a smell bad on mouth. So I do some experiment to know about controling the normal organism in mouth with betle vein as traditional medicine.We do the experiment from step to step, first we take a sputum from mouth before and after gargle with two different liquid (betle vein 30% and povidone iodine I % ) and after that, replant in the nutrient broth. Incubate 24 Hour on 37 Celcius degrees. From the experiment, we can see that the growth from bacteries was pursued by the two liquid, but betle vein are more irritating to the bacteries then Povidone Iodine.
Finally, we can take a final result about comparative powerfull between natural anti bacterialfrom betle vein is better than chemical anti bacterial from Povidone Iodine.
(3)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ABSTRACT PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BABI : PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Penelitian 1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4. Kegunaan Penelitian
1 .5. Kerangka Penelitian 1.6. Hipotesis
1.7. Metodologi Penelitian 1.8. Lokasi dan Waktu
iv V vi vii-viii X xi 1 2 2 2 2 3 3 4 BAB II : TINJAUANPUSTAKA
2.1. Daun Sirih (Piper betle L )
2.1.1. Sejarah 5-6
2.1.2. Morfologi 6-7
2.1.3. Uraian Tanaman 7
2.1.4. Kandungan dan Manfaat 8
2.2.1. Sejarah 9
2.2.2. Toksisitas 10
2.2.3. Kegunaan 11
(4)
2.3 .Flora Normal Mulut
2.3.1. Uraian Flora normal
2.3.2. Staphylococcus dan Streptococcus 2.3.3. Penyakit Infeksi Mulut
BAB II : METODE PENELITIAN 3.1. Bahan
3.2. Alat - alat
3.3. Cara Kerja
3 .3.1. Secara Garis besar 3.3.2. Secara Terperinci BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil percobaan dengan Sirih
4.2. Hasil percobaan dengan Povidone Iodine 1% 4.3. Pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
-
LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP12-13 14-15 16 17 17 18 18-19 20-2 1 2 1-22 23-24 25 25 26-27 28-41 42
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Koloni bakteri di permukaan tubuh
Tabel 4.1. Hasil penelitian sirih untuk Staphylococcus
Tabel 4.3. Hasil penelitian sirih untuk Streptococcus
12 20 Tabel 4.2. Hasil penelitian Povidone Iodine untuk Staphylococcus 20 22 22 Tabel 4.4. Hasil penelitian Povidone Iodine untuk Streptococcus Tabel 4.5. Perbandingan Sirih dengan Povidone Iodine untuk
Bakteri Staphylococcus 23
Tabel 4.5. Perbandingan Sirih dengan Povidone Iodine untuk
(6)
X
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Foto pohon sirih Gambar 2.2. Daun sirih Gambar 2.3. Staphylococcus Gambar 2.4. Streptococcus
Gambar 4.1. Foto penelitian dengan daun sirih Gambar 4.1.1. Sebelum berkumur Gambar 4.1.2. Setelah berkumur
Gambar 4.2. Foto Penelitian dengan Povidone Iodine Gambar 4.2.1. Sebelum berkumur
Gambar 4.2.2. Setelah berkumur
6 6 14 15
21 21
23 23
(7)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran hasil penelitian sirih (Piper betle L ) Lampiran hasil penelitian Povidone Iodine Lampiran
surat
pernyataan24-27 28-3 1 32-37
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman merupakan alternatif pengobatan yang sekarang menj adi pilihan penting di masyarakat luas, begitu pula di kalangan medis. Indonesia sebagai negara kepulauan tropis, mempunyai 3000 spesies tanaman kedua terbanyak setelah Cina. Hal ini merupakan mendasari dilakukannya berbagai penelitian mengenai manfaat tanaman sebagai obat alternatif. 2001)
Dalam jurnal, majalah, atau internet dapat
kita
jumpai hasil penelitian para ahli seperti Pemanfaatan limbah minyak atsiri (Andarwulan,2000) , Penggunaan obattradisional secara rasional (Santoso, 1989), Tanaman obat bersifat anti bakteri di Indonesia (Dzulkarnain,1996 ) dan masih banyak penelitian lainnya. Sirih dengan nama latin Piper betle L, merupakan tanaman asli Indonesia. Masyarakat telah mengenal luas tentang penggunaan daun sirih sebagai upaya pengobatan tradisional. Para ahli telah melakukan pengujian dan penelitian mengenai kegunaan daun sirih. Manfaat ddaun sirih yang terpenting yaitu sebagai bahan yang mengandung zat anti bakterial. Zat aktif utama yang diduga bertindak sebagai anti bakterial pada daun sirih adalah chavicol para allyphenol, yang secara invitro dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti Streptococcus dan Staphylococcus. (Sjoekoer, 1987)
Iodine adalah suatu bahan halogen yang dapat larut dalam alkohol atau zat organik. Salah satu contoh iodine yang larut dalam bahan organik yaitu Povidone Iodine, bahan tersebut dimanfaatkan sebagai antibacterial agent, anti jamur dan bahkan berguna sebagai bahan anti beberapa virus. (Tortora, 1997)
Bakteri dapat hta jumpai pada beberapa tempat bagian tubuh manusia, bakteri ini disebut flora normal. Pada mulut seseorang terdapat flora normal mulut, yang biasa didominasi oleh Streptococcus mutan dan Staphylococcus aureus. Bakteri ini bila “overgrowth” dapat menyebabkan infeksi seperti stomatitis, bau mulut dan caries. (Tortora, 1997)
(9)
1.2. Identifikasi Masalah
Bagaimana daya anti-bakterial dari infusum daun sirih 30 % dibandingkan dengan anti-bakterial Povidone Iodine ?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian yaitu untuk membandmgkan efek anti bakterial sirih terhadap bakteri normal secara invivo pada mulut seseorang, lalu membandingkan efeknya dengan salah satu anti bakteri kemasan buatan pabrik.
Tujuan penelitian ialah
untuk
memasyarakatkan penggunaan sirih khususnyauntuk kesehatan mulut seseorang, sehingga dapat dicari alternatif pengobatan secara tradisional yang tidak memakan biaya terlalu besar.
1.4. Kegunaan Penelitian
Secara Ilmiah penelitian diharapkan bermanfaat bagi peneliti, sehingga menjadi lebih mengerti mengenai efek infusum sirih terhadap kesehatan mulut.
Manfaat secara langsung, yaitu masyarakat menjadi tahu akan efektivitas dari daun sirih ini sehingga tidak perlu lagi
untuk
memaksakan diriuntuk
membeliproduk-produk kesehatan yang kian hari makin melambung harganya.
1.5. Kerangka Pemikiran
Daun sirih me’mpunyai kandungan chavicol para allyphenol sebagai anti bakteti, atsiri oil sebagai antioksidan, asam askorbat sebagai vitamin C, fenol yang menyebabkan rasa khas ruapan sirih, terpene menjadikan sirih berasa pedas, kalsium nitrat, tanin, sedikit gula dan masih banyak lagi zat-zat yang terkandung dalam sirih. Baik yang sudah diketahui manfaatnya maupun yang belum diketahui fungsinya. (Sjoekoer, 1987)
(10)
Mungkin masih banyak terdapat bahan-bahan lain yang terkandung dalam daun sirih yang fungsinya sebagai anti bakteri, namun disini peneliti tidak membahas zat apa yang terkandung melainkan meneliti keampuhan anti bakterinya terhadap flora normal mulut dan membandingkan keampuhan infusum dengan bahan kimia anti bakteri yaitu Povidone Iodine 1% yang terdapat dalam salah satu produk kesehatan gigi dan mulut. Sehingga dapat diketahui apakah kemampuan daun sirih sebagai anti bakterial mendekati zat kimia tersebut atau tidak, atau bahkan lebih baik.
1.6. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
: Daya Anti-bakteri Infusum daun sirih 30 % sama atau lebih kecil dari Povidone Iodine 1%.
: Daya Anti bakteri Infusum daun sirih 30
%
lebih besar dibandingkan Povidone Iodine 1%.1.7. Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental, dengan memeriksa mulut mahasiswa percobaan secara bakteriologis. Daun sirih yang masih segar diambil
dari
pohon yang sama untuk seluruh percobaan sehinggatidak ada perbedaan perlakuan untuk setiap Orang Percobaan. Sampel dibawa ke laboratorium lalu ditimbang, dipotong kecil-kecil, lalu dipanaskan hingga air dalam waterbath mendidih 15 menit. Setelah bahan siap, air rebusan tersebut disebut dengan infusum.
(11)
Apus lendir pipi bagian dalam OP dengan kapas steril dan tanam pada medium agar nutrient. Lakukan sekali lagi tetapi setelah terlebih dahulu Orang Percobaan berkumur dengan bahan infusum daun sirih yang telah kita siapkan diatas. Lalu agar diinkubasi jam dan pengamatan hasil dilakukan dengan cara membandmgkan jumlah dan jenis koloni yang tumbuh pada agar nutrient. Setelah satu minggu dari percobaan diatas, lakukan percobaan serupa tapi bahan untuk berkumur diganti dengan Povidone Iodine 1%. Lalu bandingkan hasilnya dengan percobaan minggu pertama. Untuk membedakan koloni yang tumbuh digunakan metode pewarnaan Gram. Setelah didapatkan hasilnya maka pengujian hipotesis dilakukan dengan penghitungan statistik dengan menggunakan metode Uji T .
1.8. Lokasi dan Waktu.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FK-UKM, mulai hari Kamis tanggal 15 Maret 2001 hingga Jum'at tanggal 11 April 2001.
(12)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil uji statistik cara T-test maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa efek anti-bakterial Infusum daun sirih 30% bennakna lebih baik dibandingkan dengan Povidone Iodine 1%.
5.2. SARAN 1.
2.
3.
Bagi masyarakat, dihimbau agar menggunakan metode pengobatan dengan daun sirih yang tidak membutuhkan biaya terlalu besar, pengobatan cara ini lebih baik ditinjau dari segi kwalitas maupun segi ekonomisnya. Hal ini akan sangat membantu masyarakat yang kurang mampu.
Bagi peneliti, karena sirih yang dipakai dalam penelitian merupakan sirih segar maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai sirih yang ada di pasar-pasar apakah akan memberikan efek sama dengan daun sirih yang segar.
Bagi peneliti, perlu dipelajari lebih lanjut apakah sirih dapat digunakan untuk pencegahan dan pengobatan infeksi oleh bakteri lain yang berasal dari tempat selain gigi dan mulut.
(13)
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan N.; 1997.; Hasil-hasil unggulan penelitian hibah bersaing, Jakarta : FTP IPB.
Atlas, RM.; 1997.; Principles of Microbiology, second ed.; Dubuque, Iowa : Wm. C. Brown Publishers.
Dzulkarnain. B; 1996.; Cermin dunia kedokteran, Tanaman Obat Yang Bersifat Anti Bakteri di Indonesia.; Jakarta : Kalbe Farna.
Farmakope Indonesia.; 1995.; Pharmacopoeias, Povidum Iodin.; Jakarta : DepKes RI.
Goodman & Gilman’s.; 1995.; The pharmacological basis of therapeutics, Antiseptic and Desinfektans.; New York : Macmillan Publishing Co., Inc.
piperbetle.htm.: Dewi Ernita Achyad, Ratu Rasyidah : Guna dan Manfaat Sirih, 2000.
Carol L. Wells & Tracy D. : Anaerobic Cocci, Clinical Manifestations, 2000.
http://wwv.ntu.ac.uk/life/sh/safety/info.htm.; Normal bacteries
on
mouth, 2000.Rooney Dawn.F, Oxford Univ. Betle chewing tradition in South-Asia, 2000.
Luciana.; 2000.; Ilmu penyakit gigi mulut, edisi : 4.; Bandung ‘: Universitas Kristen Marananatha.
(14)
RCTI.; 2001.; Buletin siang tanggal 10 Juli 2001, Kurikulum pendidikan kedokteran tentang obat tradisional.
Santoso. O.S.; 1989.; Cermin dunia kedokteran, Penggunaan Obat Tradisional Secara Rasional.; Jakarta : Kalbe Farma.
Sjoekoer M.D,dkk.; 1988.; ““Medika” jurnal kedokteran dan farmasi, Daya anti bakteri In Vitro Infusum Daun Sirih Terhadap Beberapa Jenis Kuman yang Diisolasikan dari Penderita.; Jakarta Selatan : PT Grafiti Medika Pers dan GBFI.
Soemarno.O.S.; 1987.; Penuntun praktikum Bacteriologi, Agar Nutrient.; Yogyakarta : C.V. Karyono.
Sukasediati N.,dkk.; 1999.; Cermin dunia kedokteran, Produk Bahan Alami di Lima Apotik di Jakarta : Satu Tinjauan Eksploratif.; Jakarta : Kalbe Farma.
Tortora G. J.; 1997.; An Introduction Microbiology , sixth ed.; California : Addison Wesley Longman, Inc.
(1)
1.2. Identifikasi Masalah
Bagaimana daya anti-bakterial dari infusum daun sirih 30 % dibandingkan dengan anti-bakterial Povidone Iodine ?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian yaitu untuk membandmgkan efek anti bakterial sirih terhadap bakteri normal secara invivo pada mulut seseorang, lalu membandingkan efeknya dengan salah satu anti bakteri kemasan buatan pabrik.
Tujuan penelitian ialah
untuk
memasyarakatkan penggunaan sirih khususnya untuk kesehatan mulut seseorang, sehingga dapat dicari alternatif pengobatan secara tradisional yang tidak memakan biaya terlalu besar.1.4. Kegunaan Penelitian
Secara Ilmiah penelitian diharapkan bermanfaat bagi peneliti, sehingga menjadi lebih mengerti mengenai efek infusum sirih terhadap kesehatan mulut.
Manfaat secara langsung, yaitu masyarakat menjadi tahu akan efektivitas dari daun sirih ini sehingga tidak perlu lagi
untuk
memaksakan diriuntuk
membeli produk-produk kesehatan yang kian hari makin melambung harganya.1.5. Kerangka Pemikiran
Daun sirih me’mpunyai kandungan chavicol para allyphenol sebagai anti bakteti, atsiri oil sebagai antioksidan, asam askorbat sebagai vitamin C, fenol yang menyebabkan rasa khas ruapan sirih, terpene menjadikan sirih berasa pedas,
(2)
Mungkin masih banyak terdapat bahan-bahan lain yang terkandung dalam daun sirih yang fungsinya sebagai anti bakteri, namun disini peneliti tidak membahas zat apa yang terkandung melainkan meneliti keampuhan anti bakterinya terhadap flora normal mulut dan membandingkan keampuhan infusum dengan bahan kimia anti bakteri yaitu Povidone Iodine 1% yang terdapat dalam salah satu produk kesehatan gigi dan mulut. Sehingga dapat diketahui apakah kemampuan daun sirih sebagai anti bakterial mendekati zat kimia tersebut atau tidak, atau bahkan lebih baik.
1.6. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
: Daya Anti-bakteri Infusum daun sirih 30 % sama atau lebih kecil dari Povidone
Iodine 1%.
: Daya Anti bakteri Infusum daun sirih 30
%
lebih besar dibandingkan PovidoneIodine 1%.
1.7. Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental, dengan memeriksa mulut mahasiswa percobaan secara bakteriologis. Daun sirih yang masih segar diambil
dari
pohon yang sama untuk seluruh percobaan sehingga tidak ada perbedaan perlakuan untuk setiap Orang Percobaan. Sampel dibawa ke laboratorium lalu ditimbang, dipotong kecil-kecil, lalu dipanaskan hingga air dalam waterbath mendidih 15 menit. Setelah bahan siap, air rebusan tersebut disebut dengan infusum.(3)
Apus lendir pipi bagian dalam OP dengan kapas steril dan tanam pada medium agar nutrient. Lakukan sekali lagi tetapi setelah terlebih dahulu Orang Percobaan berkumur dengan bahan infusum daun sirih yang telah kita siapkan diatas. Lalu agar diinkubasi jam dan pengamatan hasil dilakukan dengan cara membandmgkan jumlah dan jenis koloni yang tumbuh pada agar nutrient. Setelah satu minggu dari percobaan diatas, lakukan percobaan serupa tapi bahan untuk berkumur diganti dengan Povidone Iodine 1%. Lalu bandingkan hasilnya dengan percobaan minggu pertama. Untuk membedakan koloni yang tumbuh digunakan metode pewarnaan Gram. Setelah didapatkan hasilnya maka pengujian hipotesis dilakukan dengan penghitungan statistik dengan menggunakan metode Uji T .
1.8. Lokasi dan Waktu.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FK-UKM, mulai hari Kamis tanggal 15 Maret 2001 hingga Jum'at tanggal 11 April 2001.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil uji statistik cara T-test maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa efek anti-bakterial Infusum daun sirih 30% bennakna lebih baik dibandingkan dengan Povidone Iodine 1%.
5.2. SARAN 1.
2.
3.
Bagi masyarakat, dihimbau agar menggunakan metode pengobatan dengan daun sirih yang tidak membutuhkan biaya terlalu besar, pengobatan cara ini lebih baik ditinjau dari segi kwalitas maupun segi ekonomisnya. Hal ini akan sangat membantu masyarakat yang kurang mampu.
Bagi peneliti, karena sirih yang dipakai dalam penelitian merupakan sirih segar maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai sirih yang ada di pasar-pasar apakah akan memberikan efek sama dengan daun sirih yang segar.
Bagi peneliti, perlu dipelajari lebih lanjut apakah sirih dapat digunakan untuk pencegahan dan pengobatan infeksi oleh bakteri lain yang berasal dari tempat selain gigi dan mulut.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan N.; 1997.; Hasil-hasil unggulan penelitian hibah bersaing, Jakarta :
FTP IPB.
Atlas, RM.; 1997.; Principles of Microbiology, second ed.; Dubuque, Iowa : Wm. C. Brown Publishers.
Dzulkarnain. B; 1996.; Cermin dunia kedokteran, Tanaman Obat Yang Bersifat Anti Bakteri di Indonesia.; Jakarta : Kalbe Farna.
Farmakope Indonesia.; 1995.; Pharmacopoeias, Povidum Iodin.; Jakarta : DepKes RI.
Goodman & Gilman’s.; 1995.; The pharmacological basis of therapeutics, Antiseptic and Desinfektans.; New York : Macmillan Publishing Co., Inc.
piperbetle.htm.: Dewi Ernita Achyad, Ratu Rasyidah : Guna dan Manfaat Sirih, 2000.
Carol L. Wells & Tracy D. : Anaerobic Cocci, Clinical Manifestations, 2000.
http://wwv.ntu.ac.uk/life/sh/safety/info.htm.; Normal bacteries
on
mouth, 2000.(6)
RCTI.; 2001.; Buletin siang tanggal 10 Juli 2001, Kurikulum pendidikan kedokteran tentang obat tradisional.
Santoso. O.S.; 1989.; Cermin dunia kedokteran, Penggunaan Obat Tradisional Secara Rasional.; Jakarta : Kalbe Farma.
Sjoekoer M.D,dkk.; 1988.; ““Medika” jurnal kedokteran dan farmasi, Daya anti bakteri In Vitro Infusum Daun Sirih Terhadap Beberapa Jenis Kuman yang Diisolasikan dari Penderita.; Jakarta Selatan : PT Grafiti Medika Pers dan GBFI.
Soemarno.O.S.; 1987.; Penuntun praktikum Bacteriologi, Agar Nutrient.; Yogyakarta : C.V. Karyono.
Sukasediati N.,dkk.; 1999.; Cermin dunia kedokteran, Produk Bahan Alami di Lima Apotik di Jakarta : Satu Tinjauan Eksploratif.; Jakarta : Kalbe Farma.
Tortora G. J.; 1997.; An Introduction Microbiology , sixth ed.; California : Addison Wesley Longman, Inc.