Tingkat kecenderungan perilaku seksual negatif pada siswa kelas XI IPS SMAK Mater Dei Probolinggo tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya pada penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

TINGKAT KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL YANG NEGATIF SISWA
KELAS XI IPS SMAK MATER DEI PROBOLINGGOTAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA PADA PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
PRIBADI-SOSIAL

Benediktus Tommy Wirawan
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kecenderungan perilaku seksual yang negatif pada siswa kelas XI SMAK Mater
Dei Probolinggo tahun ajaran 2014/2015, serta mengidentifikasi item-item
instrumen perilaku seksual negatif yang tinggi, sebagai dasar menyusun usulan

topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAK Mater Dei
Probolinggo yang berjumlah 60 orang. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah Kuesioner Perilaku Seksual yang Negatif. Nilai koefisien realibilitas
instrumen sebesar 0,97, dengan 48 pernyataan. Analisis data yang digunakan
adalah kategorisasi jenjang ordinal dengan 5 kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 57 siswa (95%) yang
memiliki kecenderungan perilaku seksual negatif pada kategori sangat rendah,
terdapat 1 siswa (1,66%) yang memiliki kecenderungan perilaku seksual negatif
kategori rendah, terdapat 1 siswa (1,67%) yang memiliki kecenderungan perilaku
seksual negatif pada kategori sedang terdapat 1 siswa (1,67%) yang memiliki
kecenderungan perilaku seksual yang negatif pada kategori tinggi, tidak terdapat
siswa (0%) yang memiliki kecenderungan perilaku seksual negatif dalam kategori
sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan topiktopik bimbingan pribadi-sosial pada siswa XI IPS SMAK Mater Dei Probolinggo
Tahun Ajaran 2014/2015.

viii

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

TRENDS OF NEGATIVE SEXUAL BEHAVIOR OF THE NEGATIVE CLASS
XI IPS SMAK MATER DEI PROBOLINGGO ACADEMIC YEAR 2014/2015
ACADEMIC AND IT’S AND IMPLICATIONS ON THE PROPOSED TOPIC
ON PERSONAL-SOCIAL CONSELING

Benediktus Tommy Wirawan
University Sanata Dharma
2015

This quantitative descriptive study aims to determine the level of the trend
of negative sexual behavior in class XI SMAK Mater Dei Probolinggo academic
year 2014/2015, as well as to identify the items of the to measure high negative

sexual behavior, as a basis for preparing the proposed topics of personal-social
counseling .
The subjects were go students of class XI IPS SMAK Mater Dei
Probolinggo. The research instrument used was the Negative Sexual Behavior
Questionnaire.The instrument reliability coefficient value was 0.97, with 48
statements. Analysis of the data used was the ordinal level categorization with five
categories: very high, high, medium, low and very low.
The results showed that 57 students (95%) have a tendency to negative
sexual behavior at a very low category, 1 student (1.66%) had a tendency for
lower the category of negative sexual behavior, 1 student (1.67%) had a tendency
to negative sexual behavior in the category, 1 student (1.67%), had a negative
tendency of sexual behavior in the high category, and none (0%) had a tendency
to negative sexual behavior in very high category. Based on these results, we
propose topics of personal-social counseling to students XI IPS SMAK Mater Dei
Probolinggo Academic Year 2014/2015.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

TINGKAT KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL NEGATIF
PADA SISWA KELAS XI IPS SMAK MATER DEI PROBOLINGGO
TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA PADA PENYUSUNAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :
Benediktus Tommy Wirawan
101114013

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

TINGKAT KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL NEGATIF
PADA SISWA KELAS XI IPS SMAK MATER DEI PROBOLINGGO
TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA PADA PENYUSUNAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Benediktus Tommy Wirawan
101114013

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan bagi:


 Seluruh keluarga besar SMAK Mater Dei Probolinggo dan Siswa-siswi Kelas
XI IPS SMAK Mater Dei Probolinggo yang telah membantu penelitian untuk
menjadi subjek penelitian ini

 Kedua orang tuaku, serta adik saya yang telah mendoakan dan medukung
penelitian ini dalam segala hal.

 Dosen Pembimbing Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd yang sangat berjasa
membantu peneliti dalam penelitian ini.

 Orang yang aku kasihi yaitu pacar saya Yosephine Kunny Kurhentanti yang
tak pernah berhenti menyemangati saya untuk terus maju sampai akhir.

 Sahabat saya Yasinta, Nova, Rocky, Ricky, Anang, Arip, Yudi, teman-teman
Prodi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2010, dan semuanya yang tak bisa
saya sebutkan satu persatu.

iv

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah
harapan”

“Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah
memecahkannya”

“ Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Febuari 2015
Penulis,

Benediktus Tommy Wirawan

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta:
Nama

:

Benediktus Tommy Wirawan

NIM

:

101114013

Demi perkembangan ilmu pengetahuanm saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang
berjudul :

TINGKAT KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL NEGATIF SISWA

KELAS XI IPS SMAK MATER DEI PROBOLINGGOTAHUN AJARAN
2014/2015 DAN IMPLIKASINYA PADA PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL,

beserta perangkat yang diperlukan (bila

ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan publikasi di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu
meminta ijin maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal : 6 febuari 2015
Yang menyatakan,

Benediktus Tommy Wirawan

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

TINGKAT KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL YANG NEGATIF SISWA
KELAS XI IPS SMAK MATER DEI PROBOLINGGOTAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA PADA PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
PRIBADI-SOSIAL

Benediktus Tommy Wirawan
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kecenderungan perilaku seksual yang negatif pada siswa kelas XI SMAK Mater
Dei Probolinggo tahun ajaran 2014/2015, serta mengidentifikasi item-item
instrumen perilaku seksual negatif yang tinggi, sebagai dasar menyusun usulan
topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAK Mater Dei
Probolinggo yang berjumlah 60 orang. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah Kuesioner Perilaku Seksual yang Negatif. Nilai koefisien realibilitas
instrumen sebesar 0,97, dengan 48 pernyataan. Analisis data yang digunakan
adalah kategorisasi jenjang ordinal dengan 5 kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 57 siswa (95%) yang
memiliki kecenderungan perilaku seksual negatif pada kategori sangat rendah,
terdapat 1 siswa (1,66%) yang memiliki kecenderungan perilaku seksual negatif
kategori rendah, terdapat 1 siswa (1,67%) yang memiliki kecenderungan perilaku
seksual negatif pada kategori sedang terdapat 1 siswa (1,67%) yang memiliki
kecenderungan perilaku seksual yang negatif pada kategori tinggi, tidak terdapat
siswa (0%) yang memiliki kecenderungan perilaku seksual negatif dalam kategori
sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan topiktopik bimbingan pribadi-sosial pada siswa XI IPS SMAK Mater Dei Probolinggo
Tahun Ajaran 2014/2015.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

TRENDS OF NEGATIVE SEXUAL BEHAVIOR OF THE NEGATIVE CLASS
XI IPS SMAK MATER DEI PROBOLINGGO ACADEMIC YEAR 2014/2015
ACADEMIC AND IT’S AND IMPLICATIONS ON THE PROPOSED TOPIC
ON PERSONAL-SOCIAL CONSELING

Benediktus Tommy Wirawan
University Sanata Dharma
2015

This quantitative descriptive study aims to determine the level of the trend
of negative sexual behavior in class XI SMAK Mater Dei Probolinggo academic
year 2014/2015, as well as to identify the items of the to measure high negative
sexual behavior, as a basis for preparing the proposed topics of personal-social
counseling .
The subjects were go students of class XI IPS SMAK Mater Dei
Probolinggo. The research instrument used was the Negative Sexual Behavior
Questionnaire.The instrument reliability coefficient value was 0.97, with 48
statements. Analysis of the data used was the ordinal level categorization with five
categories: very high, high, medium, low and very low.
The results showed that 57 students (95%) have a tendency to negative
sexual behavior at a very low category, 1 student (1.66%) had a tendency for
lower the category of negative sexual behavior, 1 student (1.67%) had a tendency
to negative sexual behavior in the category, 1 student (1.67%), had a negative
tendency of sexual behavior in the high category, and none (0%) had a tendency
to negative sexual behavior in very high category. Based on these results, we
propose topics of personal-social counseling to students XI IPS SMAK Mater Dei
Probolinggo Academic Year 2014/2015.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang
dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk belajar
dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama proses
penyelesaian skripsi berlangsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dan berjalan dengan
lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi
penulis. Oleh karena itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan ijin penelitian dan dukungan selama
penyelesaian skripsi.
2. Juster Donal Sinaga, M. Pd sebagai dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi.
3. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd selaku dosen Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang memberikan dukungan dalam bentuk pemberian expert
judgment dan bimbingan untuk penyelesaian skripsi ini.
4. Siswa kelas SMAK Mater Dei Probolinggo yang telah bersedia menjadi subyek
penelitian ini.
5. Kedua orang tuaku Thomas Siswanto dan Endang Srisupadmi telah memberi
dukungan baik, doa, semangat dan materi demi terselesainya skripsi ini.
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Pacar saya Yosephine Kunny Kurhentanti yang telah memberi dukungan,
waktu, tenaga, cinta dan doa demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Teman-teman BK seperjuangan yang membantu (Ria, Rindy, Elista, Ristin,
Elista, Gilang, dan Icha) yang telah membantu memberikan pengarahan agar
skripsi menjadi lebih baik.
8. Sahabat saya dari kecil (Yasinta, Eva, dan Nova), yang selalu memberikan
motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat satu kontrakan (Rocky, Ricky, Anang, Yudi, dan Arip) yang telah
memberikan dukungan berupa waktu dan tenaga untuk membantu penyelesaian
skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan,
khususnya bagi bidang bimbingan dan konseling.

Yogyakarta,

Benediktus Tommy Wirawan

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ....................................................

vii

ABSTRAK .................................................................................................

viii

ABSTRACT ...............................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ................................................................................

x

DAFTAR ISI ..............................................................................................

xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................

xv

DAFTAR GRAFIK......................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xvii

BAB I: PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................

1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................

7

C. Tujuan Penelitian ...............................................................................

7

D. Manfaat Penelitian .............................................................................

8

E. Definisi Operasional ..........................................................................

9

BAB II: KAJIAN PUSTAKA .....................................................................

11

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

A. Perilaku Seksual ................................................................................

11

1. Pengertian Perilaku Seksual ...........................................................

11

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Seksual ....................................................

12

3. Norma-Norma Sosial yang berlaku di masyarakat .............................

14

4. Perilaku Seksual yang Sehat ................................................................

15

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual…………….. .

15

6. Perilaku Seksual yang Menyimpang ...................................................

16

B. Remaja ..............................................................................................

23

1. Pengertian dan Batasan Remaja ......................................................

23

2. Perkembangan pada Masa Remaja…………………………………

26

3. Masalah Perilaku Seksual Negatif pada Remaja ..............................

30

4. Pemahaman Perilaku Seksual Menurut Jenis Kelamin ....................

31

C. Bimbingan Pribadi-Sosial ..................................................................

33

1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial .............................................

33

2. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial .........................

33

3. Tujuan Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial ....................................

34

BAB III: METODE PENELITIAN .............................................................

36

A. Jenis Penelitian ..................................................................................

36

B. Tempat dan Waktu …………………………………………………….

36

C. Subyek Penelitian .............................................................................

36

D. Variabel Penelitian ............................................................................

37

E. Tekhnik Instrumen Pengumpulan Data ...............................................

37

F. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ...................................................

39

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Validitas ........................................................................................

39

2. Reliabilitas .....................................................................................

41

G. Teknik Analisis Data .........................................................................

43

1. Penentukan Skor pada Item Kuesioner ...........................................

43

2. Kategorisasi ...................................................................................

43

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................

47

A. Hasil Penelitian ..................................................................................

47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................

52

C. Usulan Topik-topik Bimbingan berdasarkan Item-item dalam kuesioner
yang teridentifikasi cukup tinggi ........................................................

54

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................

56

A. Kesimpulan .......................................................................................

56

B. Keterbatasan ..........................................................................................

56

C. Saran-saran ........................................................................................

57

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

60

LAMPIRAN

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Subjek Penelitian ...........................................................................

37

Tabel 2: Norma Skoring ............................................................................

38

Tabel 3: Kisi-kisi Perilaku Seksual yang Negatif..........................................

39

Tabel 4: Rincian Item Valid pada Kuesioner ................................................

41

Tabel 5: Kriteria Guilford ...........................................................................

42

Tabel 6: Norma Kategorisasi .......................................................................

44

Tabel 7: Hasil Analisis Data Skor Tingkat Kecenderungan Perilaku Seksual
Siswa yang Negatif ........................................................................

45

Tabel 8: Norma Kategorisasi .......................................................................

46

Tabel 9: Kategorisasi Tingkat Kecenderungan Perilaku Seksual yang Negatif
Siswa XI IPS SMAK Mater Dei ....................................................

47

Tabel 10: Jumlah Analisis Aspek Dari Perilaku Seksual yang
Negatif Tinggi ................................................................................

49

Tabel 11: Hasil Analisis Skor Item Pengukuran Tingkat Kecenderungan
Perilaku Seksual yang Negatif..........................................................

50

Tabel 12: Item-item Peryataan yang Tergolong Cukup tinggi ......................

52

Tabel 13: Usulan Topik-topik Bimbingan berdasarkan Item-item dalam
kuesioner yang teridentifikasi cukup tinggi yang dapat digunakan
sebagai Topik- topik bimbingan……………………………………

xv

55

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Tingkat Kecenderungan Perilaku Seksual yang Negatif
Pada Siswa XI IPS SMAK Mater Dei Probolinggo ......................

48

Grafik 2 : Analisis Bentuk Perilaku Seksual ................................................

50

Grafik 3 : Hasil Analisis Skor Item Pengukuran Tingkat Kecenderungan
Perilaku Seksual yang Negatif ....................................................

xvi

51

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1:

Kuesioner Penelitian ............................................................

63

Lampiran 2:

Data Uji Coba Terpakai .......................................................

69

Lampiran 3:

Data Perhitungan Taraf Reliabilitas ......................................

77

Lampiran 4:

Data Hasil Perhitungan Validitas .........................................

78

Lampiran 5:

Satuan Pelayanan Bimbingan ...............................................

83

Lampiran 6:

Hasil Kerja Kuesioner Siswa ..................................................

85

Lampiran 7:

Surat Ijin Penelitian .................................................................

91

Lampiran 8:

Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian di SMAK Mater
Dei Probolinggo........................................................................

xvii

92

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel.
A. Latar Belakang Masalah
Era modernisasi merupakan suatu era kemajuan teknologi yang dinantinantikan oleh sebagian besar masyarakat. Pada era inilah ilmu pengetahuan yang
berkembang dengan pesat dan tidak hanya mempengaruhi perkembangan
teknologi saja, namun juga berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. Sebagai
contoh, pengaruh terhadap pergaulan individu dengan lawan jenisnya mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa. Jika pada masa dahulu dikenal adanya batasan
dalam pergaulan antara pemuda dan pemudi yang belum menikah dengan lawan
jenisnya, namun hal itu terjadi sebaliknya pada masa kini. Saat ini pergaulan
antara pemuda dan pemudi berjalan semakin bebas.
Para siswa kelas XI SMA berusia antara 15 tahun sampai 16 tahun.
Mereka berada dalam keadaan mencari dan menemukan jati diri termasuk diri
sebagai laki-laki dan perempuan. Pemberian informasi mengenai seks dan
perilaku seksual menjadi penting mengingat remaja berada dalam potensi seksual
yang aktif sehingga perubahan pada dorongan seksual akan berpengaruh pada
perilaku mereka. Perubahan perilaku seksual yang terjadi pada masa remaja
dipengaruhi oleh berfungsinya hormon-hormon seksual (testosteron untuk laki1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

laki dan progesteron serta estrogen untuk perempuan). Hormon-hormon inilah
yang menumbuhkan dorongan seksual.
Menurut Sarwono (1989: 137) perilaku seksual merupakan perilaku yang
didasari oleh dorongan seksual dan mendapatkan kesenangan organ seksual
melalui berbagai perilaku, contohnya berfantasi, masturbasi, berpegangan tangan,
cium pipi, berpelukan, dan berseranjang. Menyalurkan dorongan seksual nampak
pula pada perilaku untuk menarik perhatian lawan jenis, misalnya berdandan,
melirik, merayu, menggoda, dan sebagainya. Perilaku seksual siswa mengalami
perkembangan dan merupakan hasil dari interaksi siswa dengan siswa lain dan
para guru.
Fenomena pergaulan bebas di kalangan remaja di Indonesia sendiri bukan
lagi menjadi hal yang tabu untuk di bicarakan. Gejala inilah yang kemudian
dikaitkan oleh banyak orang sebagai sebuah kemerosotan moral generasi muda
saat ini. Fenomena pergaulan bebas remaja tersebut tentunya tidak akan pernah
lepas dan selalu di indentikkan dengan perilaku seksual remaja. Namun dalam
perjalanannya, perilaku seksual yang memang merupakan bagian dalam tahap
perkembangan remaja tersebut mengalami banyak perubahan yang radikal
bahkan menyimpang dalam aktualisasinya (Hurlock, 1999).
Pergaulan bebas remaja seperti itulah yang kemudian hari memunculkan
adanya suatu perilaku yang menyimpang dari semestinya. Salah satu contohnya
adalah fenomena hubungan seks sebelum menikah di kalangan para remaja.
Banyak remaja pada masa kini yang sudah melakukan hubungan seks pra nikah,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

entah itu dengan pacarnya atau temannya bahkan ada juga yang melakukannya
dengan pekerja seks komersial (PSK). Secara ekonomi para remaja tersebut
masih menjadi tanggungan orang tua dan belum berpenghasilan sendiri karena
belum bekerja, terlepas apakah mereka masih bersekolah atau tidak.
Perilaku seksual yang terjadi pada remaja merupakan topik yang menarik
untuk diteliti karena di Indonesia sendiri telah diketahui bahwa resiko dari
perilaku seksual telah semakin mengkhawatirkan. Hal ini terbukti dari hasil
Penelitian Pratiwi (2001) yang berjudul “Hubungan antara sikap terhadap
perilaku seksual dengan konformitas terhadap teman sebaya pada remaja madya”
yang menyebutkan bahwa setiap harinya 100 remaja Indonesia telah melakukan
aborsi. Ini berarti setiap tahun ada 36 ribu janin dibunuh.
Penelitian Sarwono (2001) mengenai kasus siswa-siswi kelas II SLTA di
Jakarta dan Banjarmasin menyebutkan bahwa 93% remaja pernah berpegangan
tangan dengan pacarnya. Jumlah yang pernah berciuman adalah 61.8% untuk
remaja laki-laki dan 39.4% untuk remaja perempuan. Remaja yang pernah
meraba payudara pasangannya tercatat 2.32% untuk remaja laki-laki dan 6.7%
untuk remaja perempuan. Selain itu, terdapat 7.1% remaja laki-laki dan 1.0%
remaja perempuan yang pernah memegang alat kelamin pasangannya. Terahkir,
diketahui bahwa 2.0% dari remaja laki-laki tersebut sudah berhubungan seksual.
Menurut Boyke (Risnawati, 2002), sebanyak 16-20% remaja di Jakarta
telah melakukan hubungan seks pra nikah dan presentase tersebut cenderung
meningkat sekitar 5-10% pada awal tahun 1980-an. Akibat perilaku yang tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

semestinya

4

tersebut, akibatnya banyak terjadi kasus kehamilan sebelum

menikah kendati kedua insan tersebut masih duduk di bangku sekolah. Tidak
jarang di antara mereka yang karena secara jasmani dan rohani belum siap untuk
memiliki anak serta takut ketahuan orang tuanya, memilih jalan pintas dengan
cara melakukan aborsi. Tidak sedikit pula orang tua yang anak gadisnya hamil
sebelum menikah, karena merasa malu untuk menanggung aib justru memilih
untuk melakukan aborsi.
Hasil penelitian menunjukkan dalam satu tahun satu juta perempuan di
Indonesia melakukan aborsi dan 50% diantaranya berstatus belum menikah
serta 10-15% diantaranya masih berusia remaja (Kompas, 2002). Dari aspek
medis, Menurut Budi Martino Lumonan, (Iriany, 2005) menuturkan seks bebas
memiliki banyak konsekuensi misalkan penyakit menular seksual (PMS). Di
sisi lain, seks bebas juga dapat mengakibatkan infeksi, infertilitas dan kanker.
Banyak media-media informasi baik media cetak maupun media
elektronik yang juga menyajikan tayangan-tayangan yang dapat meningkatkan
dorongan seksual pada remaja. Mulai dari gambar-gambar porno, bacaan yang
bertemakan seksualitas, film-film, dan termasuk iklan bila dipersepsikan secara
negatif dapat menimbulkan adanya dorongan seksual. Dorongan seksual inilah
yang pada akhirnya akan memunculkan adanya perilaku seksual yang tidak
diharapkan.
Fenomena perilaku seksual yang tidak diharapkan ini sepatutnya
mendapat perhatian dan menjadi permasalahan sosial bersama. Perubahan yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

radikal dalam perilaku seksual remaja menujukkan adanya pergeseran moral
serta nilai-nilai normatif pada perkembangan dan kemajuan di masa kini. Inilah
sebagaian dampak dari era kemajuan teknologi sebagai perwujudan dari
dominasi globalisasi yang kemudian merubah paradigma berpikir manusia.
Masalah seks bebas terkait dengan nilai-nilai normatif. Pada dasarnya
remaja putri lebih sering menjadi korban yang harus menanggung akibat-akibat
negatif dari dampak perilaku seksualnya. Remaja putri yang cenderung
menganggap keperawanan itu tidak penting akan cenderung memiliki perilaku
seksual yang tinggi. Remaja putri yang menganggap keperawanan itu sebagai hal
mutlak akan berusaha mempertahankan keperawanannya sehingga perilaku
seksualnya cenderung rendah.
Menurut Santrock (2002), kematangan fisik yang lebih awal pada anak
perempuan meningkatkan kerentanan remaja putri atas sejumlah masalah.
Remaja putri yang lebih cepat matang mengalami perubahan pada masa akhir
masa remaja cenderung menguntungkan karena remaja tersebut memiliki tubuh
dan kecantikan yang lebih ideal. Perubahan tersebut mengundang respon dari
remaja laki-laki yang mengarah pada berkencan lebih dini dan pengalamanpengalaman seksual lebih awal.
Pada tanggal 3 Juli 2014, peneliti mendapatkan kesempatan untuk
mewawancarai salah satu guru BK di SMAK Mater Dei Probolinggo. Menurut
guru BK di SMAK Mater Dei Probolinggo ada berbagai kendala yang membuat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

siswa-siswi kurang memahami perilaku seksual yang sehat, beberapa kendala
tersebut meliputi:
(1). Para orang tua murid kebanyakan kurang mampu memberikan pemahaman
akan perilaku seksual yang baik dan benar kepada anak. Para orang tua
murid hanya memenuhi kebutuhan anak saja tanpa mendampingi dan
memantau perkembanagan anak;
(2). Pengaruh lingkungan sekitar, Murid-murid di sekolah SMAK Mater Dei
terpengaruh oleh lingkungan pergaulan yang negatif. Contohnya cara
berpakaian¸cara berpacaran, merokok, minum-minuman berakohol dan lainlain;
(3). Pengaruh gadget. Sebagian besar siswa-siswi menjadikan gadget untuk
mengakses situs internet yang negatif misalnya: mendownload video porno
dan melihat gambar-gambar orang telanjang.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa siswi di
SMAK Mater Dei Probolinggo, kurang memahami akan pentingnya pemahaman
perilaku seksual yang sehat. Kurangnya pemahaman perilaku seksual yang sehat
akan berdampak buruk pada setiap individu dalam proses perkembangan remaja.
Misalnya: perilaku seksual dalam berpacaran, cara

berpakaian, cara

bersosialisasi dengan orang lain kurang baik, dan sebagainya.
Peneliti akan melakukan penelitian diskripsi untuk melihat bagaimana
tingkat kecenderungan perilaku seksual yang negatif siswa kelas XI SMAK

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

Mater Dei Probolinggo tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya pada
penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat kecenderungan perilaku seksual negatif pada siswa
kelas XI SMAK Mater Dei Probolinggo Tahun Ajaran 2014/2015 pada setiap
bentuk perilaku seksual?
2. Item Instrumen Perilaku Seksual Negatif mana saja yang teridentifikasi skornya
tinggi untuk dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui tingkat kecenderungan perilaku seksual yang negatif pada siswa
kelas XI SMAK Mater Dei Probolinggo tahun ajaran 2014/2015 pada setiap
bentuk perilaku seksual.
2. Mengidentifikasi skor item kuesioner kecenderungan perilaku seksual negatif
yang tinggi sebagai dasar menyusun usulan topik-topik bimbingan pribadisosial.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini dapat diambil dua manfaat utama, yaitu
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk menambah wawasan

dan

kekayaan pengetahuan konseptual yang berkaitan dengan kecenderungan
perilaku seksual siswa dan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan dan
pengembangan program bimbingan dan konseling tentang tingkat
kecenderungan perilaku seksual yang negatif pada siswa dan implikasinya
pada penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
b. Bagi Konselor
Diharapkan masukan peneliti dapat menjadi acuan untuk melihat
bagaimana persoalan remaja khususnya yang berhubungan dengan tingkat
kecenderungan perilaku seksual yang negatif pada siswa dan implikasinya
pada penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial sehingga dapat
meningkatkan bahan-bahan atau materi pelayanan bimbingan dan
konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa,baik secara pribadi maupun
kelompok.
c. Bagi Siswa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Diharapkan dengan adanya program bimbingan dan konseling mengenai
perilaku seksual siswa di sekolah, siswa lebih terbuka membicarakan atau
berdiskusi hal-hal

yang berkaitan dengan

perilaku seksual dan

memperoleh perluasan wawasan sehingga dapat mengembangkan sikap
positif serta bertanggung jawab terhadap perilaku seksualnya.
d.

Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dijadikan sebagai media
belajar dalam proses penulisan karya ilmiah serta mengembangkan ilmu
yang telah diperoleh selama ini baik dari aspek akademik maupun non
akademik.

e.

Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lanjut untuk melaksanakan
penelitian dengan topik yang sama, agar memberikan kontribusi bagi
pelaksanaan program bimbingan seksualitas di sekolah khususnya
perilaku seksual siswa.

E. Definisi Operasional
1. Kecenderungan individu adalah keinginan individu untuk bereaksi terhadap
suatu objek dengan cara tertentu yang melibatkan aspek-aspek yang ada pada
dirinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

2. Perilaku seksual negatif dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu:
a. Perilaku seksual negatif secara etimologi adalah tanggapan atau reaksi
individu

terhadap

rangsangan

atau

lingkungan

yang

kurang

baik/menyimpang dari ukuran umum.
b. Perilaku seksual negatif secara terminologis adalah tingkah laku individu
yang tidak sesuai norma-norma yang dibuat dalam lingkungan atau
masyarakat tersebut.
3. Kecenderungan perilaku seksual negatif yaitu keinginan individu untuk
bereaksi terhadap tingkah laku individu yang tidak sesuai norma-norma yang
dibuat dalam lingkungan atau masyarakat tersebut.
4. Remaja merupakan suatu individu yang berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda seksual sekundernya sampai mencapai kematangan
seksual.
5. Bimbingan pribadi dan sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan
batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri;
dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani,
pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya; serta
bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di
berbagai lingkungan (pergaulan sosial).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan landasan
teori antara lain pengertian perilaku seksual, kerangka berpikir, dan hipotesis
tindakan.
A. Perilaku Seksual
Masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk
dibicarakan, hal ini karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal
yang melekat pada diri manusia (Mu”tadin, 2002). Perilaku seksual identik
dengan aktivitas seksual sebagai kegiatan yang dilakukan dalam upaya
memenuhi dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan secara
seksual melalui berbagai perilaku. Kesadaran terhadap seksualitas ini
merupakan aspek penting dalam mengidentifikasi pandangan terhadap diri
sendiri dan relasi dengan orang lain (Papalia, Olds dan Feldman, 2005).
1. Pengertian Perilaku Seksual
Perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan individu secara
langsung maupun tidak langsung dapat diobservasi, bersifat sederhana atau
kompleks dan timbul akibat adanya stimulus (Retiyayu, 2003). Menurut
Dariyo (2004) dalam realitas kehidupan ada banyak faktor-faktor lain yang
mempengaruhi perilaku seseorang seperti lingkungan sosial, situasi atau
kesempatan. Retiyayu (2003) menyatakan seksualitas adalah dorongan
untuk memenuhi kebutuhan individu akan keturunan, peryataan cinta dan
kesenangan yang terjadi akibat adanya perbedaan jenis kelamin atau

11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

sesama jenis. Seksualitas meliputi karakteristik fisik dan kapasitas untuk
berperilaku seks yang dipadukan dengan proses belajar psikososial (nilai,
sikap, dan norma) sehubungan dengan perilaku-perilaku tersebut
(Dwiardiani, 2004).
Sarwono (1994) mendefinisikan perilaku seksual sebagai tingkah
laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun
dengan sesama jenis. Menurut Kinsey (Dwiardiani, 2003) perilaku seksual
mencakup segala bentuk ekspresi seksual yang dilakukan untuk mencapai
kepuasan seksual baik secara biologis maupun psikologis. Perilaku
seksualitas merupakan manifestasi dari dorongan seksual, baik kepada
lawan jenis maupun sesama jenis yang dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa perilaku seksual adalah segala bentuk ekspresi tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual, baik kepada lawan jenis maupun sesama
jenis yang dapat diamati secara langsung maupun tidak untuk mencapai
kepuasan seksual.
2. Bentuk-bentuk perilaku seksual
Menurut Mu’tadin (Dessy Liana 2007: 18-19) bentuk-bentuk perilaku
seksual berdasarkan tahapannya dibedakan sebagai berikut.
a. Bersentuhan
Perilaku ini bertujuan memberikan rangsangan dalam mendapat
kesenangan seksual. Pada umumnya bila bersentuhan maka akan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

muncul getaran getaran yang romantic atau perasaan-perasaan yang
nyaman. Bersentuhan meliputi: 1) Memegang bagian tubuh, 2)
Merangkul, 3) Memeluk.
b. Mencium
Mencium merupakan salah satu bagian dari sentuhan. Mencium
adalah simbol afektif dan sifatnya sangat sensual (mencium pipi,
mencium bibir dan mencium leher/necking). Menciuman meliputi: 1)
Mencium bagian kepala, 2) Mencium bagian badan.
c. Bercumbu (Petting)
Bercumbu (Petting) merupakan kontak fisik antara laki-laki dan
perempuan dalam usaha mendapatkan kesenangan seksual tanpa
disertai coitus atau masuknya penis kedalam vagina. Bercumbu
(petting) ditandai dengan saling menyetuhkan alat kelamin laki-laki
dan perempuan (genital opposition). Bercumbu (petting) meliputi: 1)
Petting menggunakan tangan, 2) Petting dengan menggunakan alat
kelamin.
d. Hubungan seks (intercourse)
Hubungan seks merupakan aktivitas seksual dengan memasukkan alat
kelamin laki-laki ke kelamin perempuan. Hubungan seksual meliputi:
1)

Berhubungan

seks

dengan

menggunakan

a la t

bantu,

2)

Berhubungan seks sebelum menikah, 3) Berganti ganti teman dalam
hubungan seksual.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

Kebebasan dalam hidup adalah hak asasi setiap manusia, namun
kebebasan tersebut tentu saja merupakan kebebasan yang bertanggung
jawab. Untuk mencegah kebebasan tidak terbatas maka terciptalah normanorma yang membatasi kebebasan seseorang agar tidak melanggar nilainilai moral yang berlaku di masyarakat yang berkaitan dengan perilaku
seksual negatif.
3. Norma-Norma Sosial yang berlaku di masyarakat berkaitan dengan
Perilaku Seksual yang negatif antara lain:
a. Norma Agama
Peraturan sosial yang sifatnya muthlak sebagaimana penafsirannya dan
tidak dapat ditawar tawar atau diubah ukurannya karena berasal dari
Tuhan.
b. Norma Kesusilaan
Peratuan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak,
sehingga seseorang dapat membedakan antara mana yang baik dan
mana yang dianggap buruk.
c. Norma Kesopanan
Peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan
bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam
kehidupan bermasyarakat.
Norma-norma tersebut tentu saja dengan tegas melarang adanya seks
bebas yang merusak moral siapapun yang melakukannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

4. Perilaku Seksual yang Sehat
Menurut Yudhi (2008), perilaku seksual yang sehat merupakan tujuan dari
perkembangan seksualitas remaja. Seks yang sehat secara fisik artinya
tidak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan sebelum menikah,
tidak menyakiti dan tidak merusak kesehatan orang lain.
5. Faktor yang mempengaruhi Perilaku seksual
Menurut Eny Kusmiran (2013:34), faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual meliputi:
a. Perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan
hormonal dapat menimbulkan perilaku seksual. Siswa kelas XI IPS
SMAK Mater Dei Probolinggo tergolong baru memasukki masa remaja,
siswa masih beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya, sehingga siswa belum menyadari perilaku seksual yang ada
pada dirinya, termasuk perilaku seksual yang sehat atau negatif.
b. Kurangnya pengaruh orang tua melalui komunikasi antara orang tua
dan remaja seputar masalah seksual dapat memperkuat munculnya
penyimpangan perilaku seksual. Rata-rata orang tua siswa kelas XI IPS
SMAK Mater Dei Probolinggo masih belum mampu menjelaskan dan
memberikan pengawasan kepada anak-anaknya mengenai pemahaman
perilaku seksual yang negatif, sehingga siswa masih kurang paham
akan perilaku seksual yang negatif.
c. Pengaruh teman sebaya sangat kuat sehingga munculnya penyimpangan
perilaku seksual dikaitkan dengan norma kelompok sebaya. Adanya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

pengaruh negatif dari teman sebaya, yang mengakibatkan siswa
cenderung berperilaku negatif.
d. Perspektif akademi, remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi
yang rendah cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual
dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik di sekolah. Siswa yang
kurang pandai dalam bidang akademik, biasanya akan berperilaku
negatif termasuk perilaku seksual, dikarenakan kurangnya akan
wawasan akan pengetahuan mengenai perilaku seksual yang negatif.
6. Perilaku seksual yang Menyimpang pada Perilaku Seksual Negatif
Menurut buku pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
di Indonesia (Eny Kusmiran 2013, hal 39-40), perilaku seksual
menyimpang terdiri atas empat kelompok besar yang masing-masing
terdiri dari beberapa subkelompok, antara lain sebagai berikut :
a. Gangguan Identitas Jenis.
Gambaran utama dari gangguan identitas diri adalah ketidaksesuaian
antara alat kelamin dengan identitas jenis yang terdapat pada diri
seseorang. Jadi, seseorang yang berkelamin laki-laki merasa dirinya
wanita, atau sebaliknya.
b. Parafilia.
Ciri utama gangguan jiwa parafilia adalah diperlukannya suatu
khayalan atau perbuatan seksual yang tidak lazim untuk mendapatkan
gairah seksual. Parafilia meliputi:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

(1). Zoofilia (bestialitas): terdapat perbuatan atau fantasi untuk
melakukan aktivitas seksual dengan hewan.
(2). Pedofilia: perbuatan atau fantasi untuk melakukan aktivitas dengan
anak pubertas.
(3). Transvestisme: penggunaan pakaian perempuan oleh laki-laki
heteroseksual

untuk

mendapatkan

kegairahan

seksual.

Transvestisme berlaku bagi laki-laki yang bukan transeksual.
(4). Eksibisionisme: mempertunjukkan alat kelamin secara tak terduga
kepada orang yang tidak dikenalnya.
(5). Fetisisme: penggunaan benda (fetis) yang lebih disukai atau sebagai
satu-satunya cara untuk mendapatkan kepuasan dalam seksual.
Benda itu tidak terbatas pada perangkat pakaian perempuan atau
perangsang gairah seksual seperti vibrator.
(6). Voyeurism: mengintip orang lain telanjang, membuka pakaian atau
melakukan aktivitas seksual tanpa sepengetahuannya dan tidak ada
upaya lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang
diintip itu.
(7). Masokisme seksual: mendapatkan kegairahan seksual melalui cara
dihina, dipikul, atau penderitaan lainnya.
(8). Sadisme seksual: mencapai kepuasan seksual melalui cara-cara
menimbulkan penderitaan psikologik atau fisik (bisa berakibat
cedera ringan sampai kematian)pada pasangan seksnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

(9). Parafilia tidak khas: pencapaian kepuasan melalui cara-cara yang
tidak lazim yang belum disebut di atas, misalnya dengan tinju
(koprofilia), dengan menggosok (froteurisme), dengan kotoran
(misofilia), dengan mayat (nekrofillia), dengan air seni (urofilia),
atau dengan bicara kotor melalui telepon (skatologi telepon).
Beberapa literatur lain membagi lagi deviasi seksual ini dalam berbagai
jenis ditinjau dari penyaluran dorongan seksual, orientasi (sasaran),
dorongan seksual, serta tingkat penyimpangan dari keinginan dan
kekuatan dorongan seksual.
Jika ditinjau dari cara penyaluran dorongan seksualnya, maka
terdapat berbagai jenis kelaianan. Jenis kelainan tersebut antara lain:
(1). Masokisme
Masokisme merupakan kebalikan dari sadisme, dimana seseorang
mendapatkan kepuasan seks dengan siksaan fisik atau mental
(2). Eksibisionisme
Eksibisionisme merupakan suatu bentuk kelainan dimana seseorang
mendapatkan kepuasan seks dengan memperlihatkan genitalnya
pada orang lain yang tidak ingin melihatnya.
(3). Skoptofilia
Skoptofilia merupakan bentuk kelainan dimana seseorang yang
memiliki kelainan ini mendapat kepuasan seks dari melihat
aktivitas seksual dan genitalia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

(4). Voyeurisme
Voyeurisme adalah perilaku mendapatkan kepuasan seks dengan
melihat orang telanjang, maka disebut juga peeping tom karena
biasanya dikerjakan secara diam-diam (dengan mengintip).
(5). Troilisme atau Triolosme
Troilisme merupakan tindakan membagi pasangan seksual dengan
orang lain, dimana orang lain tersebut itu menontonnya.
(6). Transvestisme
Transvestisme adalah mendapatkan kepuasan seks dengan memakai
pakaian dari jenis kelamin yang berlawanan.
(7). Seksualoralisme
Seksualoralisme adalah keadaan dimana kepuasan didapatkan dari
aplikasi bibir.
(8). Sodomi atau seksual analisme
Sodomi adalah kelainan dimana seseorang memakai anus untuk
kopulasi seksual analisme jarang dilakukan dalam kontak
heteroseksual, biasanya hanya untuk pengalaman, tetapi 20% dari
homoseksual memakai cara ini.
Berikut ini adalah beberapa kelainan jika dilihat dari orientasi atau
sasaran seksual yang menyimpang.
(1). Pedofilia
Pedofilia adalah kelainan dimana seorang dewasa mendapatkan
kepuasan seks dari berhubungan dengan anak-anak.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

(2). Bestialiti
Bestialiti adalah bentuk kelainan dimana seseorang mendapatkan
kepuasan seks dari hubungan dengan binatang.
(3). Zoofilia
Ada bermacam-macam jenis zoofilia, misalnya mendapatkan
kepuasan seks dengan mengelus-elus binatang, melihat aktivitas
seksual dari binatang, atau fetisisme terhadap kulit binatang.
(4). Nekrofilia
Nekrofilia merupakan kelainan mendapatkan kepuasan seks dengan
melihat mayat, koitus dengan mayat, dan kadang-kadang disusul
dengan mutilasi dari mayat tersebut.
(5). Pornografi
Pornografi adalah tulisan atau gambar yang dibuat khusus untuk
merangsang seks.
(6). Obseniti (obscenity)
Obseniti adalah perkataan-perkataan, gerak-gerik, dan gambargambar yang dianggap tidak sopan atau menjijikkan.
(7). Fetisisme
Fetisisme merupakan dorongan seksual seseorang yang memiliki
kelainan ini terpaku pada suatu substitusi yang dianggap sebagai
lambang seks (simbol seks).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

(8). Frottage
Orang dengan kelainan ini mendapatkan kepuasan seks dengan
meraba orang yang disenangi, biasanya tanpa diketahui korbannya.
(9). Saliromania
Kelainan ini ditemukan pada laki-laki yang mendapatkan kepuasan
seks dengan mengganggu atau mengotori badan atau pakaian dari
perempuan atau presentasi dari wanita.
(10). Gerontoseksuality
Gerontoseksuality adalah kelainan pada seorang pemuda yang lebih
senang berhubungan seks dengan perempuan yang umurnya sudah
lanjut.
(11). Incest
Incest adalah hubungan seks antara dua orang didalam atau diluar
perkawinan, dimana sebetulnya hubungan keluarga sudah dekat
sehingga secara legal tidak diizinkan melakukan pernikahan.
(12). Mysophilia, coprophilia dan urophili
Mysophilia, coprophilia dan urophili merupakan kesenangan
pada kotoran, feses, dan urine.
(13). Masturbasi
Mendapatkan kepuasan seks dengan merangsang genitalianya
sendiri secara manual atau genital.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

Jika ditinjau dari tingkat penyimpangan keinginan dan kekuatan
dorongan seksual maka ada beberapa jenis kelainan. Bentuk kelainan
tersebut adalah sebagai berikut:
(1). Nymphomania
Nymphomania adalah perempuan den