PENDAHULUAN BITUMEN PADAT BENGKULU UTARA

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

SURVEY PENDAHULUAN BITUMEN PADAT DAERAH TABA PENANJUNG
KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU
Oleh :
FATIMAH
Kelompok Program Penelitian Energi Fosil

ABSTRAK

Daerah survey secara geografis terletak pada 3°32’00” - 3°47’00” Lintang Selatan dan
102°20’00” - 102°35’00” Bujur Timur. Secara administratif daerah ini termasuk dalam Kecamatan Taba
Penanjung, Kecamatan Pagar Jati dan Kecamatan Pematang Tiga, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi
Bengkulu. Daerah ini juga terdapat dalam Peta Geologi Lembar Bengkulu berdasarkan indeks peta
geologi regional yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.
Secara fisiografi daerah inventarisasi terdapat dalam Cekungan Bengkulu, yang litologinya
terdiri dari seri batuan sedimen dan volkanik berumur Oligosen sampai Holosen. Struktur geologi yang
sangat umum terdiri atas pelipatan dan pensesaran. Arah perlapisan batuan hampir Utara – Selatan
dengan kemiringan bervariasi antara 2º - 80º.
Informasi dari peta geologi regional mengindikasikan bahwa formasi pembawa bitumen padat di

daerah survey adalah Formasi Lemau. Formasi ini tersusun atas breksi dengan sisipan batupasir dan
lempung, pada beberapa tempat menyerpih dan mengandung lapisan batubara.
Endapan bitumen padat yang ditemukan di daerah survey terdapat di daerah Air Kotok, Desa
Surau, Desa Lubuk Unen, Desa Kancing serta pada lereng Bukit Puding dengan ketebalan bervariasi
mulai dari beberapa cm sampai mencapai 2 m. Endapan bitumen padat tersebut tersingkap sebagai
jendela-jendela dalam satuan batuan volkanik muda. Hasil analisa laboratorium untuk mengetahui nilaii
kandungan minyak pada conto bitumen padat sampai saat ini belum diperoleh. Sumber daya endapan
bitumen padat di daerah survey tidak dihitung mengingat keberadaannya yang hanya berupa jendela
dalam batuan volkanik dengan sebaran terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan
perhitungan sumber daya bitumen padat sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.
LATAR BELAKANG
Semenjak tiga Dasawarsa terakhir
pemerintah sedang meningkatkan pembangunan
di segala bidang, khususnya industri. Energi
sebagai penggerak pembangunan tersebut
terutama minyak dan gas bumi cadangannya
terbatas dan diprioritaskan untuk komoditi ekspor.
Hal ini mendorong untuk melakukan kebijakan
efisiensi dan diversifikasi energi dengan mencari
energi lain sebagai pengganti minyak dan gas

bumi.
Bitumen padat sebagai salah satu pilihan
untuk pengganti minyak bumi merupakan salah
satu sumber energi alternatif yang layak untuk
dikembangkan. Keberadaan endapan bitumen
padat diperkirakan tersebar hampir di seluruh
wilayah kepulauan Indonesia. Salah satu daerah
yang diperkirakan mengandung endapan bitumen

padat adalah daerah Taba Penanjung dan
sekitarnya, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi
Bengkulu.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada
tahun anggaran 2006 ini Pusat Sumber Daya
Geologi telah melakukan program survey
pendahuluan bitumen padat di daerah Taba
Penanjung dan sekitarnya, Kabupaten Bengkulu
Utara, Provinsi Bengkulu. Kegiatan ini didukung
oleh pembiayaan dari Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) tahun 2006.

MAKSUD DAN TUJUAN
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
dari Pusat Sumber Daya Geologi, pekerjaan
survey
pendahuluan
bitumen
padat
ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi geologi,

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

khususnya mengenai penyebaran bitumen padat di
daerah survey.
Tujuan dari kegiatan ini adalah dalam
rangka mendukung program pemerintah mengenai
pengadaan dan pemanfaatan sebagai energi
alternatif di masa mendatang.
LOKASI SURVEY

Daerah survey berada di daerah Taba
Penanjung dan sekitarnya, Kabupaten Bengkulu
Utara, Provinsi Bengkulu. Secara geografis daerah
survey dibatasi oleh koordinat 3°32’00” 3°47’00” Lintang Selatan dan 102°20’00” 102°35’00” Bujur Timur. Berdasarkan indeks peta
topografi berskala 1:50.000 yang diterbitkan oleh
BAKOSURTANAL, daerah ini termasuk dalam
lembar peta topografi lembar 0912-14 (Lembar
Pekiknyaring) dan lembar 0912-23 (Lembar
Kepahiyang). Secara administratif daerah ini
termasuk dalam Kecamatan Taba Penanjung,
Kecamatan Pagar Jati dan Kecamatan Pematang
Tiga, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi
Bengkulu.

2. Mengukur kedudukan dan tebal lapisan
bitumen padat.
3. Mengamati batuan samping dan hubungannya
dengan bitumen padat.
4. Mengambil conto bitumen padat untuk
kepentingan analisa.

5. Menggambarkan hasil-hasil lapangan pada peta
kerja skala 1:50.000
6. Membuat laporan dan peta penyebaran bitumen
padat.
PENYELIDIK TERDAHULU
Mengingat survey endapan bitumen padat
masih belum banyak dilakukan tentunya belum
banyak informasi penyelidik terdahulu mengenai
endapan bitumen padat di daerah Bengkulu Utara.
Satu-satunya informasi terdahulu mengenai
bitumen padat di Bengkulu adalah di daerah Air
Napal. Subarnas (2001) menyatakan bahwa
endapan bitumen padat ditemukan di daerah Air
Napal dengan ketebalan lapisan antara 0,1 m dan
0,8 m yang termasuk dalam Formasi Lemau.
Analisa retort menunjukkan bahwa bitumen padat
yang terdapat di daerah Air Napal mempunyai
kandungan minyak sebesar 110 lt/ton.

WAKTU PENYELIDIKAN

TATANAN TEKTONIK
Pelaksanaan survey pendahuluan bitumen
padat di daerah Bengkulu Utara ini dilaksanakan
mulai akhir bulan September sampai dengan
pertengahan bulan Nopember 2006, dengan
pekerjaan meliputi pemetaan endapan bitumen
padat dan pengambilan conto batuan untuk
keperluan analisa kualitatif di laboratorium.
Pelaksanaan survey ini dilakukan oleh 1 (satu) tim
lapangan yang terdiri dari 2 (dua) orang ahli
geologi dan 2 (dua) orang tenaga surveyor, yang
keseluruhannya berasal dari Pusat Sumber Daya
Geologi, serta dibantu oleh staf Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Bengkulu
Utara.
METODE PENYELIDIKAN
Tahapan penyelidikan yang dilakukan
dalam penyelidikan ini sebagai berikut :
1. Mencari lokasi singkapan bitumen padat
dengan merujuk pada informasi penduduk

maupun
informasi
laporan
terdahulu
mengenai endapan batubara.

Berdasarkan indeks peta geologi regional
berskala 1:250.000 yang diterbitkan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung,
daerah survey termasuk dalam Lembar Bengkulu
(Gafoer, dkk., 1992). Fisiografi daerah survey
yang terdapat pada lembar Bengkulu ini termasuk
dalam Cekungan Bengkulu dan sebagian
merupakan Geantiklin Bukit Barisan. Sedangkan
berdasarkan pembagian Mandala Geologi Tersier
Pulau Sumatera daerah ini terletak pada tiga zona
atau Lajur Busur, yaitu Lajur Busur Depan, Busur
Magmatik dan Busur Belakang atau sering disebut
juga dengan Lajur Bengkulu, Lajur Barisan dan
Lajur Palembang. Secara umum formasi batuan

yang mengisi Cekungan Bengkulu ini terdiri atas
seri batuan sedimen dan volkanik yang berumur
antara Oligosen sampai Holosen.
STRATIGRAFI
Tabel 1 memperlihatkan urutan stratigrafi
regional pada Cekungan Bengkulu. Tatanan
stratigrafi yang terdapat di daerah survey terdiri

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

atas batuan yang mempunyai kisaran umur dari
Tersier – Kuarter. Berdasarkan Peta Geologi
Lembar Bengkulu (Gafoer, dkk., 1992), maka di
daerah survey terdapat 8 (delapan) formasi batuan
dimana urutannya dari tua ke muda adalah sebagai
berikut :
Formasi Hulusimpang
Formasi Hulusimpang terdiri dari lava,
breksi gunungapi dan tuf, terubah, bersusunan

andesit sampai basal. Secara stratigrafi satuan
batuan ini menjemari dengan Formasi Seblat dan
ditindih tak selaras oleh Formasi Bal.
Diperkirakan satuan ini diendapkan pada Oligosen
Akhir – Miosen Awal di lingkungan peralihan
darat – laut dangkal.
Formasi Seblat
Formasi Seblat berumur Oligosen AkhirMiosen Tengah. Bagian bawah satuan batuan ini
terdiri dari batupasir yang sebagian karbonan,
batupasir tufan kayu terkersikkan dan lensa-lensa
konglomerat. Bagian tengah terdiri atas
perselingan batugamping dan batulempung.
Bagian atas terdiri dari serpih dengan sisipan
batulempungtufan, napal dan konglomerat. Satuan
ini diendapkan di lingkungan laut dengan kondisi
turbidit.

moluska air tawar. Satuan ini menindih selaras
Formasi Lemau dan ditindih tak selaras oleh
Formasi Bintunan.

Formasi Bintunan
Formasi Bintunan terdiri dari konglomerat
aneka bahan, breksi, batulempung tufan
mengandung lapisan tipis lignit. Secara stratigrafi
satuan batuan ini menindih tak selaras Formasi
Simpangaur. Satuan ini diendapkan pada
lingkungan peralihan yang berair payau pada PlioPlistosen.
Satuan Batuan Gunungapi Andesit-Basal
Satuan ini terdiri dari lava bersusunan
andesit sampai basal, tuf dan breksi lahar dari
Bukit Daun. Satuan ini menempati sebagian besar
daerah survey dengan arah sebaran barat laut –
tenggara.
Satuan Breksi Gunungapi
Satuan ini terdiri dari breksi gunungapi
lava, tuf bersusunan andesit-basal. Satuan ini
terdapat pada timur laut daerah survey.
STRUKTUR GEOLOGI

Formasi Bal

Formasi Bal tersusun dari breksi
gunungapi epiklastika dengan sisipan batupasir
gunungapi epiklastika bersusunan dasit. Satuan
batuan ini diendapkan di lingkungan fluviatil dan
darat pada Miosen Tengah.

Struktur geologi yang sangat umum
terdiri atas pelipatan dan pensesaran. Arah
perlapisan batuan hampir Utara – Selatan dengan
kemiringan bervariasi antara 2º - 80º. Intensitas
dan deformasi pelipatan menunjukan terjadi lebih
dari satu perioda pelipatan dan deformasi utama
diperkirakan terjadi pada Kapur Awal.

Formasi Lemau
Bagian bawah Formasi Lemau terdiri dari
breksi dengan sisipan batupasir tufan yang
mengandung moluska. Bagian atas terdiri dari
batupasir dan batupasir tufan dengan sisipan
batugamping dan batulempung. Bagian bawah
satuan batuan ini menjemari dengan Formasi Bal
ditindih selaras oleh Formasi Simpangaur. Satuan
ini diendapkan di lingkungan laut dangkal pada
Miosen Tengah – Miosen Akhir.

Pada Tersier sampai Kuarter deformasi
batuan lebih kecil dibandingkan deformasi batuan
pada Pra Tersier, pelipatannya mempunyai sumbu
Baratlaut – Tenggara, sejajar dengan arah struktur
Pulau Sumatera dan menghasilkan lipatan tegak,
terbuka dan landai tanpa belahan. Pelipatan
batuan yang berumur Tersier Awal-Tersier
Tengah umumnya lebih kuat dibandingkan
daripada yang terjadi pada batuan Tersier AkhirKuarter.

Formasi Simpangaur
Formasi Simpangaur berumur Miosen
Akhir – Pliosen Awal. Bagian bawah satuan ini
terdiri atas breksi dan konglomerat dengan sisipan
batupasir dan batubara. Bagian atas terdiri dari
batulanau dan batulempung yang mengandung

MORFOLOGI
Morfologi daerah survey dapat dibagi
menjadi dua satuan morfologi yaitu : Satuan
Morfologi Perbukitan Terjal dan Satuan
Morfologi Perbukitan Landai. Satuan Morfologi

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Perbukitan Terjal terletak pada bagian tengah
lembar peta, membujur dari barat laut sampai
tenggara lembar peta, menempati hampir 40 %
daerah survey. Satuan morfologi ini ditandai
dengan banyaknya perbukitan yang cukup terjal
dengan ketinggian maksimum berlokasi di
Gunung Bungkuk (1033 m di atas permukaan
laut) yang berada pada bagian utara lembar peta.
Umumnya satuan ini ditempati oleh satuan batuan
berumur tua yang diterobos batuan-batuan muda.
Puncak-puncak bukit pada satuan ini merupakan
hasil dari intrusi batuan muda seperti Bukit Sunur,
Bukit Puding dan Gunung Bungkuk.
Satuan Morfologi Perbukitan Landai
terletak pada bagian barat daya dan timur laut
lembar peta menempati luas sekitar 60 % daerah
survey. Satuan morfologi ini ditandai dengan
daerah pedataran dan agak berbukit dengan
ketinggian mulai dari 30 m sampai dengan 309 m
di atas permukaan laut. Ketinggian maksimum
satuan ini terletak di Bukit Kandis yang memiliki
elevasi 309,4 m di atas permukaan laut.
Kemiringan lereng pada satuan ini berkisar antara
10% - 50%. Secara geologi satuan ini umumnya
ditempati oleh satuan batuan yang relatif lebih
muda diantaranya Formasi Lemau, Formasi
Simpangaur, Formasi Bintunan dan Satuan Batuan
Gunungapi Andesit Basalt.
Pola aliran sungai yang terdapat di daerah
survey secara umum dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu pola aliran dendritik
dan pola aliran trelis. Pola-pola aliran sungai ini
dikontrol oleh litologi pembentuk satuan
morfologi dan struktur yang terdapat pada satuan
itu. Pola aliran dendritik umumnya terdapat pada
Satuan Morfologi Perbukitan Terjal, misalnya Air
Ringkishulu,
Air
Ringkiskiri
dan
Air
Ringkiskanan yang mengalir pada lereng timur
Gunung Bungkuk. Sedangkan pola aliran trelis
banyak ditemui pada Satuan Morfologi Perbukitan
Landai yang dikontrol oleh keberadaan sesar,
seperti pada Air Bengkulu dan Air Bimapangaur.
Tahapan yang terjadi pada sungai-sungai itu
beragam, secara umum pada Satuan Morfologi
Perbukitan Terjal tahapan sungai-sungainya
muda. Proses pembentukan morfologi daerah
survey merupakan gabungan antara proses
pengangkatan dengan proses erosi oleh air.

ENDAPAN BITUMEN PADAT
Satuan
batuan
yang
diperkirakan
merupakan pembawa bitumen padat di daerah
survey adalah Formasi Lemau. Seperti telah
diutarakan sebelumnya dalam tinjauan geologi
regional, litologi utama penyusun Formasi Lemau
adalah breksi dengan sisipan batupasir,
batulempung yang pada beberapa tempat
menyerpih dan mengandung lapisan batubara
(Gafoer, dkk., 1992). Mengingat genesa bitumen
padat yang lingkungan pengendapannya sama
atau hampir sama dengan endapan batubara, maka
keberadaan batubara di daerah survey pun turut
diamati.
Endapan bitumen padat ditemukan di
beberapa lokasi yaitu di daerah Air Kotok, Desa
Surau, Desa Lubuk Unen, Desa Kancing, serta di
lereng Bukit Puding dengan pola dan arah sebaran
yang tidak seragam. Endapan bitumen padat yang
ditemui di daerah survey berupa serpih, serpih
karbonan, batulempung karbonan, maupun
batulempung batubaraan (coaly clay). Umumnya
endapan bitumen padat di daerah survey
ditemukan berselingan dengan lapisan batubara.
Sebagian besar lapisan-lapisan tersebut tersingkap
di permukaan akibat adanya pengupasan oleh
kegiatan penambangan seperti yang terlihat di
lereng-lereng Bukit Sunur, Bukit Puding, ataupun
di areal penambangan batubara di Desa Lubuk
Unen, Kecamatan Taba Penanjung. Adapula
lapisan yang tersingkap karena adanya kupasan
tebing jalan seperti yang terlihat di Dusun
Kancing.
Setiap
lokasi
pengamatan
diukur
koordinatnya serta posisi lapisannya kemudian
diplotkan ke dalam peta dasar. Apabila lokasilokasi tersebut diplotkan ke dalam peta geologi
regional Lembar Bengkulu (Gafoer, 1992) maka
terlihat bahwa singkapan-singkapan tersebut
berada pada Satuan Batuan Gunung Api. Hal ini
bukan berarti bahwa satuan batuan pembawa
bitumen padatnya adalah batuan gunungapi,
melainkan karena sifat dari Formasi Lemau itu
sendiri yang umumnya tertutup oleh batuan
volkanik muda dan apabila Formasi Lemau ini
tersingkap, maka batuan tersebut hanya berupa
jendela-jendela dalam batuan volkanik. Ini dapat
terlihat juga pada endapan batubara di daerah
Bengkulu, yang umumnya merupakan bagian dari
Formasi Lemau.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Keberadaan endapan bitumen padat yang
hanya berupa jendela dalam batuan volkanik ini
mengakibatkan sulitnya menginterpretasikan
endapan bitumen padat tersebut menjadi lapisanlapisan yang dapat ditelusuri sebarannya. Sebaran
lapisan bitumen padat yang sangat terbatas ini
tidak memungkinkan untuk dilakukannya
perhitungan sumber daya endapan bitumen padat
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.
Analisa retort dan analisa petrografi
organik dilakukan untuk mengetahui nilai
kandungan minyak dalam conto bitumen padat
serta keberadaan material organik penyusun
bitumennya. Sayangnya, sampai saat tulisan ini
dibuat, hasil analisa belum dapat diperoleh,
sehingga kualitas endapan bitumen padat di
daerah survey belum dapat diketahui secara pasti.

yang ada. Kesimpulan sementara dengan melihat
kondisi sebaran endapan bitumen padat di
lapangan tanpa melihat hasil analisa laboratorium
adalah bahwa endapan bitumen padat di daerah
survey tidak prospek untuk dikembangkan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih dihaturkan kepada Ageung
H.M., ST yang telah memberikan kontribusi tak
ternilai bagi penelitian ini. Ucapan terima kasih
juga dihaturkan kepada Ir. Fadillah Marik,
Apriani, ST dan Fakhri, ST., dari Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Bengkulu
Utara yang telah memberikan berbagai informasi
berharga yang sangat membantu kelancaran
pekerjaan di lapangan; serta kepada berbagai
pihak yang telah membantu terselesaikannya
pekerjaan ini.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Daerah Taba Penanjung dan sekitarnya,
Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu,
memiliki sumber daya endapan bitumen padat
yang tersebar di beberapa lokasi. Keberadaan
lapisan bitumen padat ini umumnya berasosiasi
dengan batubara, baik itu sebagai lapisan atas atau
lapisan bawah dari lapisan batubara maupun
sebagai lapisan antara (interburden) dalam lapisan
batubara. Analisa retort untuk conto batuan
bitumen padat diharapkan dapat memberikan
gambaran nilai kandungan minyak dari conto

Gafoer, S., Amin, T.C., & Pardede., 1992.
Geologi Lembar Bengkulu, Sumatera, skala 1 :
250.000. Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
Subarnas, A., 2001. Survey Pendahuluan Bitumen
Padat di daerah Air Napal dan sekitarnya,
Provinsi Bengkulu. Direktorat Sumber Daya
Mineral, Bandung.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Tabel 1. Kolom stratigrafi Cekungan Bengkulu (Gafoer, dkk., 1992)
U M U R

B E N G K U L U

UNIT
STRATIGRAFI

LEPAS PANTAI

PLEISTOSEN

TENGAH
BAWAH

BINTUNAN

PLEOSEN

ATAS

LINGKUNGAN
PENGENDAPAN

AKTIVITAS
TEKTONIK

DARAT PERALIHAN

INVERSI CEKUNGAN

DARATAN

EBURNA
PERALIHAN

AMBLASAN CEKUNGAN

PERALIHAN
LAUT DANGKAL

TARIKAN
( Lokal )

SHALLOW
DEEP MARINE

AMBLASAN CEKUNGAN

SIMPANG AUR

ATAS

MUARA ENIM

PARIGI EQUIV

NEOGEN

TENGAH

M I O S E N

LEMAU / BAL

AIR BENAKAT

SEBLAT

GUMAI

BAWAH
BATURAJA

O L I G O S E N

ATAS

TALANG AKAR

DARAT - PERALIHAN

TARIKAN

SUNGAI
DANAU AIR TAWAR

TARIKAN

HULU SIMPANG

SETARA LAHAT

SETARA
LAHAT

BAWAH

TENGAH

TOSEN

ATAS

PALEOGEN

TENGAH

BATU DASAR ?

PALEOSEN

BAWAH

BATU DASAR ?

PRA - TERSIER

3° 32' LS

WP-06

Tanjungaram

KEPAHIANG

A. Layangkecil

Tebahging
755
Surobaru

BT. BATUKERBAU

G. KECIL

Surobali

Toms

Suromuncar

D

A.

A. Gag
as

Prin
g

Pun
gu
t

PEG. PIKAGAWO

A.

sun
A. Su
70
WP-09
WP-08
WP-07

A.

A

Laya
ngbe
sar

2' LS

Suroilir

BT. PERING

T.1932
817.1
Surolembak

A. Jambu

A. Tikola

645

A.

A. Sa
lak

ih
Put

Ujanmasbawah

A.

BT. BARISAN

79

gk

is

Punggukberingin

Ring

kis

ka

nan

m
bi

A.

Karangare

Tmdi

Talangcurup

Despetah

Ja

Renakandis
Tumbuk

Rin

S.147
1033
G. BUNGKUK

Tabatengah

A.

Tml

A.

Talangdonok
T.2069
88.1

ng
pahia
Ke

hul
u

A. Ringkiskidan

A.

A.

Lem
au

Tmba

Qhv(k)

usi
M

Tmdi

Tomh

Ujanmasatas

640

BT. KOMERING
Talangrenakandis
T.1931
758.2

Tomh
Babakanbogor
m
pa
ng
gur

Tmba

775

Pagargunung

A.

Se

Layanglekat

93

Kelobak
A.

BT. RESAM

Tmba

BT. PUDING

60

A.

Desabaru

BT. JARUM

Toms

Susup

7' LS

Rik
ih

3° 37' LS

Plangkian
562

Rajakbesi

Tabatebelet
WP-17

Tmps

Ketarum

S em
pian
g

BT. SEMBAYAN

Kutorejo

WP-14

Tml

Pagarjati

80
35 WP-15
45

WP-16
Komering

WP-13
Karanganyar

612

528

Tabagumantung

80
WP-18

Tabaduriansebakul

Bajak

TABAPENANJUNG

Tmba

Panembang
Lubukunen

Dusunkepahiang
T.1930
516.8

A.

Curup

ng

Kepahiang

77

G
am
bila

Keroya

BT. JUPI

Temiang
ur
ga
an
Bim
ap

Punggukberingin

912

Jambu

A.

Talangtehatmonokbaru

ngkulu

Karangpanggung

518

865

BT. KAMBING
970

T.1927
713.6

A. Duria
n

Talangtindak
Punjung
Lubukpendam

Qtb

520

Tebatmonok

Tml

Kertapati

Talangbajak

A. Be

Lubukpuar

BT. NIPIS
Ulaklebar

79

Sus
up

T.1929
970.9

A.

Padangkedepen

Pelajau

Qv(dn)

60

BT. BUMBUN

Datarlebar

Tatangtengah

A.

T.2058
k315.1
ga
Sen

Tomh

Renahlebar

C

42' LS

BT. DENDAN

BT. KETUYAK

Kalindang

Baturaja
19

Tmps

3° 42' LS

255

Tanjungheran
Tabapenanjung
Bajak

Tabahteret

Tanjungdalam
BT. KANDIS
T.2064
309.4

125
ulu

TALANGEMPAT

20

gk

Lubuksini

Ben

WP-12

A.

T.2051
99.5

Desaanyar

T.2064
37.2

Rinduhati

Surau

CG. PULAUGETO

pan
A. Sim

A.
R

gjernih

in
du
ha
ti

A.

ru
ida
angk
Simp

Pondokkubang
A.

A

ok
en

Sukarame

Tml

Sus
up
CG KEMULAU

ti
ha
indu
.R

A.

Duriandemang
WP-11

BT. SUNUR

577

S im
pa
ng
ka
na

Dusunbaru
758
Karangtinggi

Tml

BT. KALSIR
T.2054
190.72

BT. SUNUR

Penanding
Kancing

Tomh

158

WP-10
Ujungkarang

BT. ENDUBESAR

B
Tanjungraman

Babahmutung

T.2056
62

gd

Padangtambal

pan
Sim

A.

Napaljanmas

5

Kutaniur

183

Tml

Talangempat

Tml

185

Tmba
3° 47' LS

47' LS
102° 20' BT

102° 25' BT

102° 30' BT

Gambar 2. Peta Geologi daerah survey

102° 35' BT